Universitas Kristen Maranatha
語用論
指示代名詞
あ
分析
―自伝エッセ
窓
わ
ッ
通
一考察―
概要
ョセフ ン
0742008
マ タキ 教大学
文学部
日本文学科
Universitas Kristen Maranatha 序論
さ 2004 115 文 意味 扱う意味論 対 発
話 意味 扱う分野 語用論(pragmatics) 呼 述べ い
語用論 直示 文脈 関係 説 いう意味 あ
直示 指示詞 使う あ 伊織 2000 2 次 う 述べ い
指示詞 二 使い方 あ 一 指 話 現場 あ 場合 現場指示 今一 指 話 中 出
場合 文脈指示
文脈指示 前方照応 後方照応 いう二 用法 あ
前方照応 指 指示詞 先 現 用法 あ 一方 後方照 応 指 指示詞 後 現 用法 あ
日常生活 描い 窓 わ ッ 文脈指示
指示代名詞 あ 使い方 分析 具体的
エッセ 中 指示代名詞 あ 指 示 い
本論
Universitas Kristen Maranatha
1. 今 違 昔 電車 外 開 う 取手 い
い 両手 取手 持 右 引 開い
ッ キ キ ー 首
中 見 い わあーい!!
勉強 い 旅行 い い
網棚 あ 窓 全部 違う 運転手さ
席 黒板 あ 電車 長い腰
生徒用 机 腰 進行方向 い 並 い 革 い
P.50
ータ 後方照応 当 指 網棚
あ 窓 全部 違う 運転手さ
黒板 あ 電車 長い腰 生徒用 机
腰 進行方向 い 並 い 革 い
あ
話 手 知 い 聞 手 う い場合 使う
2.新 い学校 門 前 ッ ママ 不安
説 ッ 小学校一年
わ 学校 退学 一年生 !!
Universitas Kristen Maranatha
ータ 前方照応 当 指 ッ
ママ 不安 説 あ
\話 手 知 い エッセ 通 ママ 感情 指
場合 使う
3. 前 病院 い 兵隊さ 見舞い 行 看護婦さ
注射 あ い?あ
う …
P. 170
ータ 前方照応 あ 当 指 看護
婦さ 注射 あ い あ
話 手 聞 手 知 い 指 場合 あ 使う
結論
. 自伝エッサ 窓 わ ッ 指示代名詞
あ 使い方 以下 通 あ
:前方照応 指 先 現 用法
あ 後方照応 指 後 現 用法
あ 話 手 知 い 聞 手 う い
Universitas Kristen Maranatha
:前方照応 指 先 現 用法
あ 話 手 知 い 聞 手 う い場
合 使う 話 手 聞 手 知 い
指 場合 使う
あ :前方照応 指 あ 先 現 用法
あ 話 手 聞 手 知 い 指 場合 あ 使う
. 自伝エッサ 窓 わ ッ 指示代名詞 あ 具体的 指 以下 通 あ
場面 歌 名 競技 名 経験 理由 指
人物 人 性格 感情 指
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….i
DAFTAR ISI………v
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah……….1
1.2 Rumusan Masalah……….11
1.3 Tujuan Masalah……….11
1.4 Metode dan Teknik Penelitian………...12
1.4.1 Metode Penelitian………...12
1.4.2 Teknik Penelitian………...12
1.5 Organisasi Penulisan………..14
Bab II Kajian Teori 2.1 Pragmatik………...15
2.1.1 Deiksis………..17
2.1.1.1 Anafora………..19
Universitas Kristen Maranatha
2.2 Pronomina Demonstratif…………..………..22
2.2.1 Kore………...26
2.2.2 Sore………29
2.2.3 Are………..32
Bab III Analisis Pronomina Demonstratif Kore, Sore, Are dalam Novel Madogiwa no Totto-chan 3.1 Kore………..36 3.2 Sore………..59
3.3 Are………81
Bab IV Kesimpulan………... 83
SINOPSIS………..vii
DAFTAR PUSTAKA……….xi
LAMPIRAN DATA……….xiii
Lampiran
Kore
1. 昨日 例 窓 立 い
チン ン屋 思 授業 大
い ? 誰 聞い い
(ペー 22)
2. ッ 口 考え い 先生 い
う い い?
ッ い う 残念 思
ペー 38
3. 校長先生 い 安心 暖 気持
人 ー 一緒 い いい
校長先生 小林宗作氏 初 逢 日 ッ
感 感想
ペー 42
4. 大変 大 忙
い
海 弁当 作 ッ 朝
御飯 べ 毛糸 編 通 イ 定期入
(ペー 46)
5. 今 違 昔 電車 外 開 う ア 取手 い い
両手 取手 持 右 引 ア 開い
ッ ー 首 中
見 い
わあーい!!
勉強 い 旅行 い い
網棚 あ 窓 全部 違う 転手
黒板 あ 電車 長い腰
生 用 机 腰 進行方向 い 並 い 革
い
ペー 50
6. 生 好 学科 いい いう う
い 嫌い 学科 学校 終わ 時間
いい 出来 自習
形式 多 い い わ 先生 聞
行 自 席 先生 来 い い 納得
い 教え う 例題 自習 入
本当 勉強
(ペー 56)
1. 校長先生 音楽家 あ 弁当 べ 前 歌う歌
校長先生 いう 本当 あ 曲
先生 替え歌 いう い
ペー 68
2. ー 噛
べ
噛 噛 噛 噛
べ
歌い終わ 初 い ー
ペー 72
3. う う 鳴い い
人 満足 い
泰 最初 最後 木
ペー 94
4. いう風 う いい 考え 思い い
嘘 家 帰 ッ い
道歩い 子 私 背中 イ
フ投 破
いい い い わ 聞い 困 思
あ 梯子 四角い穴 猫 い う
い 尻
ペー 114
8. 昔 人間 あ
いう話 楽 い話
元気 入
ペー 128
9. い 可愛い 見え い
高橋君 あ い? いう う 不用意
言 校長先生 考え い 偶然 朝 授
業 校長先生 後 参観 わ
ペー 130
10. 馬 親子 元気 あ !四!
指揮 始
ッ 知 い歌
ペー 152
11. 英語 狐 フ ッ 靴 ュー 知
い ?
充 う
泰 い 利口 人
い い
ッ 思
12. ワカイ 良 残
い贈 考え い
実 あ 別 別
う前 最後 心 通いあう 楽 い
ペー 200
Sore
13. 新 い学校 門 前 ッ 不安
ッ 小学校一年
わ 学校 退学 一年生 !!
ペー 14
14. 講堂 ッ 来 石 階段 あ
あ 行 生 大 わ 机
椅子 講堂 ー 論 う 並べ い
隅 見 い ッ 校長先生 着
聞い
ペー 42
15. う 九人 生 ッ 電車 乗 込 来
学園 一年生 全員
16. ッ 待 待 海 山 弁
当 時間 来 海 山 い
え 校長先生 考え 弁当
ペー 62
17. いい 講堂 集 小 テー ワ
ワ 待 ーン色 テン
ペー 80
18. 講堂 野宿
ゅ
次 次 日 う う ッ 大冒険 日 来
泰 約束
ペー 84
19. 約束 泰 家 人
秘密 約束 ういう いう
ッ 木 泰 招待 いう
ペー 84
20. 人 ー 木 い 話 泰
熱 話
ア カ い 姉 聞い ア カ
テ ン いう 出来 日本 来 家
ペー 94
21. 動会 十一月 日 い 校長先
生 い 所 問い合わ 結果 秋 雨 降 最
少 い 十一月 日 わ う 以来
年 日 い
ペー 112
22. 動会 始 驚 起 競技
い い全校生 一緒 学校 一番
手足 短 背 小 い 高橋君 一等 う
ペー 120
23. 頃, 学校 い い ノー 鉛筆 消
学校 知 野菜 い
う 少 抵抗 あ いう ッ
ボウ い い 持 電車 乗
恥 い気
ペー 122
24. ふ う 小学校 生 教え 人
先生 資格 い い 規則 あ う 小林先生
わ 子供 本物 見 必要
大 先生 考え い
32. 泰 席 い い 空い
い 違い い
ペー 170
Are
33. 前 病院 い 兵隊 見舞い 行 看護婦
注射 あ い?あ
う …
RIWAYAT HIDUP
Nama : Josephine Natalie
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : 26 December 1987
Alamat : Jl. Pasir Kencana no. 28
Perumahan Bumi Kopo Kencana
Bandung-40233
Nama Ayah : (Alm) Setyadi A. Pranadjadja
Nama Ibu : Theresia Juniati
Pendidikan
TK Permata Bunda, Jakarta
SDK Permata Bunda, Jakarta
SMPK Permata Bunda, Jakarta
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mempelajari suatu bahasa asing sangat menarik, karena suatu bahasa
memiliki keistimewaannya sendiri. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kental
akan unsur budaya. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembelajar
asing yang ingin mempelajari bahasa Jepang.
Setiap bahasa memiliki karakteristik tersendiri yang dapat diteliti,
sehingga dapat dipahami dan digunakan dengan tepat. Salah satu hal yang
memiliki karakteristik tersendiri adalah penggunaan pronomina dalam setiap
bahasa. Pronomina digunakan untuk mengacu pada suatu nomina, seperti yang
dikemukakan oleh Alwi dkk (1998: 249), “Jika ditinjau dari segi artinya,
pronomina adalah kelas kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain.”
Dalam bahasa Indonesia, ada 3 macam pronomina, yaitu,
(1) Pronomina persona, yaitu pronomina yang digunakan untuk mengacu pada
orang. Contoh: saya, engkau, dia.
(2) Pronomina penanya, yaitu pronomina yang digunakan sebagai pemarkah
pertanyaan. Contoh: siapa, apa, mana.
(3) Pronomina penunjuk, yaitu pronomina yang digunakan untuk mengacu pada
2 Universitas Kristen Maranatha
Pronomina penunjuk disebut juga sebagai pronomina demonstratif
(Djajasudarma, 1999: 54). Pronomina demonstratif dalam bahasa Indonesia
menurut Kridalaksana (1993:179) adalah sebagai berikut, “Pronomina
demonstratif adalah demonstrativa yang dipergunakan untuk menggantikan
nomina. Misalnya itu dan ini.” Contoh; pohon ini/itu ditanam oleh Reindwardt
(Alwi dkk, 1998: 261). Pada contoh kalimat tersebut, terdapat perbedaan yang
jelas antara penggunaan kata ini dan itu. Kata ini digunakan oleh penutur saat
menunjuk pohon yang berada di dekatnya. Sedangkan kata itu digunakan oleh
penutur saat menunjuk pohon yang berada jauh darinya.
Sedangkan menurut Tanaka (1990:81) dalam bahasa Jepang, pronomina
disebut dengan代名詞 (daimeishi)dan terdapat 2 macam, yaitu,
(1) 人称代名詞 (ninshoudaimeishi), yaitu pronomina persona. Contoh:
私 あ . Untuk pronomina penanya seperti yang
berfungsi untuk menanyakan persona dimasukkan pada pronomina persona.
(2) 指示代名詞 (shijidaimeishi), yaitu pronomina demonstratif. Contoh:
.
Untuk pronomina penanya seperti yang berfungsi untuk menanyakan
benda dimasukkan pada pronomina demonstratif.
Menurut Tanaka (1990: 82), dalam代名詞, dikenal istilah コソア .
事物 場所 方向 指示 ま 人 指 近く 指
語頭 付 中間 距離 遠く 指
3 Universitas Kristen Maranatha
いま 形容動詞・連体詞・副詞 見 指示語
語頭 部分 共通 ・ ・あ・ 形 示 特
う 組織 コソア 呼 いま
Jibutsu ya basho, houkou wo sasu toki, mata hito wo sasu toki, chikaku wo sasu toki wa gotou ni (ko) ga tsuki, chuukan no kyori no toki wa (so) ga, tooku wo sasu toki wa (a) ga, hakkirishinai toki wa (do) ga tsuku to iu, hitotsu no taikei wo nashite imasu. Kore wa keiyoudoushi/ rentaishi/ fukushi ni mo mirareru shijigo de, gotou no bubun ga kyoutsuushite (ko/ so/ a/ do) no katachi wo shimesu no de, toku ni kono you na soshiki wo (kosoado) to yondeimasu.
Saat menunjuk benda, tempat, arah, dan juga saat menunjuk persona, menggunakan satu sistem, saat menunjuk sesuatu yang dekat dihubungkan dengan (ko) pada bagian awal, saat berada pada jarak pertengahan menggunakan (so), saat menunjuk sesuatu yang jauh menggunakan (a), saat tidak jelas akan suatu hal dihubungkan dengan (do). Hal ini juga dapat dilihat pada kata sifat II/ kata sambung/ adverbia yang menggunakan kata penunjuk, karena pada umumnya ditunjukkan pada bagian awal dengan bentuk (ko/ so/ a/
do), struktur ini disebut dengan (kosoado).
Dengan demikian, コソア adalah istilah umum yang digunakan pada bagian
awal kata sebagai kata ganti penunjuk benda, tempat, arah, atau persona dalam
bahasa Jepang.
指示代名詞 atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang digunakan
untuk menunjuk suatu benda/ tempat/ arah. Salah satu contoh指示代名詞 yaitu
kore, sore, are yang digunakan sebagai kata penunjuk benda. Perhatikan contoh
kalimat berikut ini.
1. マ あ ま
Kore wa tomato dewa arimasen.
Ini bukan tomat.
4 Universitas Kristen Maranatha
Pronomina demonstratif pada kalimat 1 adalah kore, yang digunakan untuk
menunjuk suatu benda yang dekat dengan penutur. Pada kalimat 1, pronomina
demonstratif berfungsi sebagai kata ganti penunjuk benda yang menunjuk pada
tomat.
Pronomina demonstratif jika digunakan dalam suatu wacana yang saling
berhubungan, dapat berfungsi sebagai kata rujuk anafora1. Hal ini menarik, karena
pemahaman kata rujuk tersebut tidak hanya dapat dilihat dari 1 kalimat saja,
melainkan dari keseluruhan wacana. Menurut Kuno (1990: 282).
However, these demonstratives are used not only for actually pointing to
objects but also for referring something that the speaker or the hearer has just mentioned but that is not visible to either the speaker or the hearer at the time of the speech. Let us call this an anaphoric of use demonstratives.
Namun, (pronomina) demonstratif tidak hanya digunakan untuk menunjuk objek tapi juga merujuk pada sesuatu yang penutur dan petutur baru saja sebutkan, tetapi hal itu tidak kelihatan bagi keduanya saat pembicaraan berlangsung. Mari kita sebut ini sebagai penggunaan (pronomina) demonstratif dalam anafora.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pronomina demonstratif memiliki 2
fungsi, yaitu sebagai kata penunjuk dan kata rujuk. Pronomina demonstratif
sebagai kata penunjuk mewakili benda yang terlihat bagi penutur dan petutur.
Sedangkan fungsi kedua, yaitu kata rujuk, pronomina demonstratif digunakan
untuk merujuk suatu hal yang sedang diperbincangkan namun hal yang
1
5 Universitas Kristen Maranatha
dimaksudkan adalah sesuatu yang kasat mata namun tersirat dan diketahui oleh
penutur dan petutur.
Perhatikan contoh percakapan berikut ini.
2. A:
menjawab dengan menggunakan kata kore, karena benda yang dimaksud berada
di dekatnya. Pada kalimat di atas, kore dan sore berfungsi sebagai kata penunjuk,
dan benda yang dimaksud terlihat oleh penutur dan petutur. Penggunaan kore dan
sore pada percakapan 2, berbeda dengan contoh wacana berikut ini.
3. 僕 彼女 魅 う 美 い ?可愛い ?
け い
Naze bokutachi wa kanojo ni bakareru no darou. Utsukushii kara? Kawaii kara? Demo, sore dake ja nai.
Mengapa kita terpikat pada seorang wanita? Karena cantik? Karena manis? Tapi, bukan hanya itu saja.
6 Universitas Kristen Maranatha
Pada kalimat 3, け い, penggunaan kata sore merujuk pada
sesuatu yang berada pada kalimat sebelumnya, yaitu kata 美 い (utsukushii) dan
可愛い (kawaii). Kata美 い (utsukushii) dan 可愛い (kawaii) adalah kata sifat I
yang keduanya merupakan sesuatu yang relatif bagi setiap orang. Setiap orang
memiliki tolok ukur tersendiri dalam menilai sebuah nilai kecantikan. Salah
satunya adalah dengan menilai penampilan seseorang. Hal ini yang menyebabkan
penutur tidak dapat menunjuk secara langsung apa yang ia maksud.
Pada kalimat 3, kata sore berperan sebagai kata rujuk yang merujuk pada
sesuatu yang dikatakan pada kalimat sebelumnya dan bukan sesuatu yang dapat
terlihat dengan jelas dan bersifat relatif bagi setiap orang. Hal ini sesuai dengan
teori Kuno (1990:282) yang menyatakan bahwa pronomina demonstratif dapat
berperan sebagai kata rujuk saat sesuatu yang dimaksudkan seolah-olah terlihat
bagi penutur dan petutur. Pronomina demonstratif yang menjelaskan kalimat
sebelumnya disebut sebagai kata rujuk anafora. Penggunaan kata rujuk sore pada
contoh no. 3 pun, dapat menggantikan 2 hal sekaligus, yaitu美 い (utsukushii)
dan 可愛い (kawaii).
Selain sebagai kata rujuk anafora, pronomina demonstratif pun dapat
digunakan sebagai kata rujuk katafora2, seperti yang dikemukakan oleh Nomura
dan Seiji Koike (1992: 95).
後方指示 用法 べ コソア 備わ い い 近称
く限 い用法 あ
2
7 Universitas Kristen Maranatha Kouhoushiji no youhou wa, subete no kosoado ni sonawatte iru dewa nai. Kinshou no goku kagirareta mono ni shikanai youhou de aru.
Penggunaan kata rujuk katafora tidak meliputi semua kosoado. Ada juga hal yang dibatasi berdasarkan jarak dekatnya.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penggunaan コソア tidak hanya
terbatas pada kata penunjuk jarak suatu benda. コソア pun dapat digunakan
sebagai kata rujuk katafora. Jadi, penggunaan pronomina demonstratif tidak hanya
sebagai kata penunjuk dan kata rujuk anafora, melainkan dapat digunakan sebagai
kata rujuk katafora. Perhatikan contoh berikut ini.
4. 文句 く 意見 べ !
Kore wa monku janakute, iken wo nobeteru no!
Ini bukan omelan, tapi menyatakan pendapat!
(Tokimeki Memorial, 1997: 14)
Pada kalimat 4, kata kore berfungsi sebagai kata rujuk katafora yang digunakan
oleh penutur untuk menjelaskan, bahwa apa yang dibicarakannya bukan suatu
omelan melainkan menyatakan pendapat. Pada kalimat 4, kata kore merujuk
pada文句 く 意見 べ . Penggunaan kata kore pada awal
kalimat yang menjelaskan maksud penutur pada kata-kata berikutnya disebut
sebagai kata rujuk katafora, yaitu menjelaskan makna yang berada di belakang
kalimat.
Penggunaan anafora dan katafora berfungsi untuk menunjukkan hal yang
8 Universitas Kristen Maranatha
Deiksis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu hal dalam
praktek bahasa seperti yang dikemukakan oleh Verschueren (1999:18) yang
berpendapat bahwa deiksis adalah fenomena dalam penggunaan bahasa yang tidak
dapat mengesampingkan penunjukkan akan suatu hal dalam beberapa variabel.
Deiksis merupakan bagian dari bidang pragmatik selain speech acts,
implicit meaning, dan conversation (Verschueren, 1999:18-42). Pragmatik adalah
ilmu yang mempelajari suatu aspek dalam praktek bahasa dan makna yang
sebenarnya tidak dapat diartikan sesuai dengan apa yang diutarakan, seperti yang
dikemukakan oleh Gazdar (1974:2) dalam Levinson (1983: 12).
Pragmatics has as its topic those aspects of the meaning of utterances which
cannot be acconted for by straight forward reference to the truth of the sentences uttered, put crudely= PRAGMATICS= MEANING- TRUTH
CONDITIONS.
Pragmatik memiliki topik dimana aspek dari makna pengucapan tidak dapat dilaporkan dengan jelas dari kalimat-kalimat yang diucapkan, secara kasar= PRAGMATIK= MAKNA- KONDISI YANG SEBENARNYA.
Dengan demikian, pragmatik dapat dipahami jika ada kesepakatan mengenai
makna di luar kalimat-kalimat yang diutarakan. Pragmatik adalah situasi saat
makna yang sebenarnya tidak dapat diartikan secara langsung dari kondisi yang
sebenarnya.
Penggunaan pronomina demonstratif dalam suatu wacana atau percakapan,
jika dianalisis secara pragmatik akan terlihat perubahan fungsinya sebagai kata
penunjuk menjadi kata rujuk (anafora dan katafora). Perhatikan contoh
9 Universitas Kristen Maranatha
5. A : 言 う 文句 !
Itteru darou, monku bakka!
Sudah kukatakan bukan, ngomel melulu!
B
: 文句 く 意見 べ ! く いわ
Kore wa monku janakute, iken wo nobeteru no! sore kurai wakatte yone.
Ini bukan omelan, tapi menyatakan pendapat! Hal seperti itu mengerti kan.
Tokimeki Memorial (1997:14)
Pronomina demonstratif kore dan sore digunakan pada contoh percakapan 5 untuk
menunjukkan suatu makna yang sebenarnya dalam percakapan, yaitu pengertian
omelan dan pendapat. Kata kore digunakan oleh penutur karena yang
dikatakannya adalah hal dirasakannya secara pribadi atau merupakan suatu hal
yang dekat dengan dirinya. Kata kore digunakan oleh penutur untuk menanggapi
kalimat sebelumnya, yaitu文句 . Kata kore digunakan oleh penutur untuk
menjelaskan bahwa ia sedang menyatakan pendapat, bukan omelan. Kata kore
pada contoh percakapan 5 berfungsi sebagai kata rujuk katafora, yaitu
menjelaskan kalimat yang berada di belakang,
yaitu文句 く 意見 べ .
Kata sore digunakan oleh penutur untuk bertanya kepada petutur mengenai
hal yang dikatakan sebelumnya, yaitu
文句 く 意見 べ . Penutur menggunakan sore
10 Universitas Kristen Maranatha
dekat dengan pengertian petutur akan kalimat sebelumnya. Penutur tidak
menggunakan kata kore karena ia (penutur) menuntut akan pengertian dari petutur
mengenai hal yang telah dikatakannya dan bukan merupakan suatu hal yang hanya
dimengerti secara individual. Kata sore pada contoh percakapan 5 berfungsi
sebagai kata rujuk anafora, yaitu menjelaskan kalimat yang berada di depan
sebelumnya.
Pada contoh percakapan 5, dapat dilihat bahwa pronomina demonstratif
digunakan sebagai kata rujuk dengan mempertimbangkan hubungan batin antara
penutur dan petutur. Seri- so digunakan saat penutur tidak mengetahui atau tidak
yakin petutur mengetahui hal yang dibicarakan secara personal atau belum pernah
berbagi pengalaman dalam hal tersebut, sedangkan seri- ko digunakan saat hal
yang dibicarakan ada di dekat penutur atau bersifat pribadi. Namun dalam seri-
ko, petutur tidak dapat menggunakan seri-ko untuk merujuk hal sama yang telah
dibicarakan oleh penutur, karena jika terdapat pengertian yang sama, seri- a yang
akan digunakan dan seri- ko tidak dapat diterima. Dengan demikian, penggunaan
pronomina demonstratif sebagai kata rujuk harus mempertimbangkan terlebih
dahulu pengalaman, pengetahuan dan perasaan dari penutur dan petutur dalam
konteks suatu kalimat.
Fungsi pronomina demonstratif sebagai kata penunjuk, jika dikaji secara
pragmatik akan terlihat pergeseran fungsinya menjadi kata rujuk. Penelitian kore,
11 Universitas Kristen Maranatha
dalam anime, novel, ataupun berita. Penggunaan kore, sore, are sebagai kata rujuk
dapat menimbulkan kerancuan karena tidak jelas merujuk kepada apa.
Hal-hal di atas menjadi daya tarik tersendiri sehingga penulis memilih
topik dengan judul Analisis Pronomina Demonstratif Kore, Sore, Are dalam cerita
Madogiwa no Totto-chan dengan Kajian Pragmatik.
Penelitian pronomina demonstratif sebelumnya hanya berpusat pada
penggunaan kono, sono, ano, yaitu pada penelitian Muhammad Hamim dengan
judul Analisis Pronomina Demonstratif Kono, Sono, Ano dalam Drama
Hanafubuki Koifubuki dengan Kajian Pragmatik pada tahun 2009. Penggunaan
kore, sore, are belum diteliti sebelumnya, khususnya secara pragmatik.
1.2Rumusan Masalah
Dengan latar belakang, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are pada
cerita Madogiwa no Totto-chan ?
2. Merujuk kepada apa pronomina demonstratif kore, sore, are dalam cerita
Madogiwa no Totto-chan ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, berikut adalah tujuan dari penelitian ini dilakukan:
1. Mendeskripsikan penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are
12 Universitas Kristen Maranatha
2. Mendeskripsikan hal yang dirujuk oleh pronomina demonstratif kore, sore,
are dalam cerita Madogiwa no Totto-chan.
1.4Metode dan Teknik Penelitian
1.4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan sesuai dengan penelitian adalah
deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk memaparkan teori-teori pronomina
demonstratif dan deiksis sehingga dapat digunakan untuk menganalisa data yang
berupa wacana dalam bahasa Jepang.
Seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 63), metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran/ lukisan secara sistemastis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
1.4.2 Teknik Penelitian
Teknik Penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu dengan
menelusuri bahan bacaan lalu membacanya dan mencatat informasi (Nazir,
1988:111-112).
Teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis ditelusuri dengan urutan
13 Universitas Kristen Maranatha
1. Penulis mencari teori-teori yang berhubungan dengan pronomina
demonstratif dan deiksis, kemudian membacanya, lalu merangkumnya.
2. Teori-teori pronomina demonstratif dan deiksis yang telah dirangkum
kemudian dihubungkan. Setelah itu, akan ditarik kesimpulan mengenai
hubungan dari teori-teori tersebut.
3. Setelah itu, penulis akan menganalisa pronomina demonstratif dan deiksis
dalam data berupa wacana bahasa Jepang.
4. Penulis akan menarik kesimpulan untuk mendeskripsikan pronomina
demonstratif dan deiksis sehingga dapat diperoleh kejelasan mengenai
penggunaan keduanya.
Teknik kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik parafrase,
yaitu pengulangan akan suatu pernyataan dengan kata-kata yang lebih mudah
dipahami, seperti yang dikemukakan oleh Longman (1992:958).
Paraphrase is a re-statement in different words of (something or said), esp. in words that are easier to understand.
Parafrase adalah pengulangan pernyataan dalam kata-kata yang berbeda (sesuatu atau yang dikatakan), khususnya dalam kata-kata yang lebih mudah untuk dipahami.
Teknik parafrase digunakan untuk dapat menjelaskan hubungan-hubungan
antarkalimat dalam suatu wacana dengan cara membaca, memahami kemudian
diuraikan kembali dengan kata-kata yang berbeda namun tidak mengubah
maknanya.
Teknik parafrase juga digunakan untuk mencari makna yang tersembunyi
14 Universitas Kristen Maranatha “penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang
lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi”.
Penggunaan teknik parafrase digunakan untuk menguraikan kalimat-kalimat
dalam suatu wacana sehingga makna antar kalimat dapat ditemukan.
1.5 Organisasi Penelitian
Penelitian akan disusun dari bab I, pendahuluan, yang berisikan latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan metode & penelitian.
Dilanjutkan dengan bab II, kajian teori, berisikan teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian. Teori-teori yang digunakan adalah teori pragmatik, teori
deiksis yang mencakup anafora dan katafora dan teori pronomina demonstratif
yang akan difokuskan pada kore, sore, are. Kemudian pada bab III akan
menganalisa pronomina demonstratif kore, sore, are dalam cerita Madogiwa no
Totto-chan berdasarkan teori-teori pada bab II. Selanjutnya bab IV berisikan
kesimpulan dari analisis pada bab III. Kemudian akan disertakan pula sinopsis,
daftar pustaka, lampiran data dan riwayat hidup penulis.
Penulisan organisasi penelitian ditulis sedemikian rupa bertujuan
83 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan pronomina demonstratif kore, sore, are pada
novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) adalah:
Kore digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk
telah disebutkan. Kore sebagai kata rujuk katafora saat objek yang
dirujuk baru akan disebutkan. Kore digunakan saat penutur merujuk
objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalaman.
Sore hanya digunakan sebagai kata rujuk anafora ketika objek yang
dirujuk telah disebutkan. Sore digunakan oleh penutur untuk merujuk
objek yang diketahui dengan baik dan berdasarkan pengalamannya dan
objek tersebut belum diketahui oleh petutur. Sore juga digunakan ketika
penutur dan petutur tidak mengetahui objek yang dirujuk dengan baik.
Are digunakan sebagai kata rujuk anafora saat objek yang dirujuk telah
disebutkan. Are digunakan saat objek yang dimaksud diketahui dengan
84 Universitas Kristen Maranatha
2. Pronomina demonstratif kore, sore, are pada data yang berupa
novel窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) merujuk pada:
Kore merujuk pada perihal, situasi, nama lagu, nama perlombaan,
dialog, suasana, pengalaman, alasan dan cerita.
Sore merujuk pada perihal, persona, benda, karakter seseorang, situasi
dan perasaan.
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.
2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Djajasudarma, Dr. T. Fatimah. 1999. Semantik 2-Pemahaman Ilmu Makna.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Hanada, Jukki dan Yamada Yasunori. 1997. Tokimeki Memorial: First Autumn &
Winter. Tokyo: Shufu no Yuusha.
Iori, Isao. 2000. Shokyuu wo Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou
Handobukku. Tokyo: Suri-e-.
Ishiwata, dan Takada Makoto. 1998. Taishou Gengogaku. Oufuu, Tokyo.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Umum.
Kuno, Susumu. 1990. The Structure of The Japanese Language. USA: The
Massachusetts Institute of Technology.
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. 語用学. England: Cambridge University
Press.
Longman Group UK Limited. 1992. Dictionary of English Language and Culture.
England: Longman Group UK Limited.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nomura, Masaaki dan Seiji Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo: Tokyodo
xii Universitas Kristen Maranatha
Oxford University Press. 2005. Oxford Advanced Learner Dictionary. Oxford
University Press, New York.
Tanaka, Yoshiko. 1990. Guidance on Japanese Grammar. Tokyo: Kindaibun sha.
Tetsuko Kuroyanagi. 2001. Madogiwa no Totto-chan: The Little Girl at the
Window. Tokyo: Kodansha International Ltd.
Verschueren, Jef. 1999. Understanding Pragmatics. China: Edward Arnold
Publishers.
Yule, George. 1996. The Study of Language. USA: The Press Syndicate of The