• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengunyahan Permen Karet Yang Mengandung Sukrosa dan Permen Karet Yang Mengandung Xylitol Terhadap Kapasitas Bufer dan PH Saliva.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengunyahan Permen Karet Yang Mengandung Sukrosa dan Permen Karet Yang Mengandung Xylitol Terhadap Kapasitas Bufer dan PH Saliva."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dominan di Indonesia. Mikroorganisme dalam flora oral normal manusia memetabolisme karbohidrat terfermentasi dan menghasilkan produk asam yang menurunkan pH plak dan menyebabkan terjadinya proses demineralisasi sehingga terbentuk karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa dan permen karet yang mengandung xylitol terhadap kapasitas bufer dan pH saliva.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental komparatif. Jumlah sampel sebanyak 15 orang remaja penghuni Panti Sosial Asuhan Yayasan Al%Muslimun yang berusia 13%17 tahun. Sampel diberikan dua perlakuan, yaitu mengunyah permen karet yang mengandung sukrosa dan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Pengunyahan permen karet dilakukan selama 5 menit. Kapasitas bufer saliva diukur menggunakan sebelum dan sesudah mengunyah permen karet. pH saliva diukur menggunakan sebelum dan sesudah mengunyah permen karet. Analisa data menggunakan uji T%tidak berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian ini didapatkan hasil rata%rata selisih nilai pengukuran kapasitas bufer saliva pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa adalah 3,40 sedangkan xylitol adalah 5,20. Rata%rata selisih nilai pengukuran pH saliva pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa adalah 0,76 sedangkan xylitol adalah 1,08.

Kesimpulan penelitian ini adalah pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol mengalami peningkatan kapasitas bufer dan pH saliva yang lebih tinggi dibandingkan pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa.

(2)

Dental caries is a dominant oral health problems in Indonesia. Microorganisms in normal oral flora metabolize fermentable carbohydrates and produce acids that decrease the plaque’s pH and causes demineralization forming a tooth caries. The purpose of this study was to measure the effect of chewing gum containing sucrose and chewing gum containing xylitol on buffer capacity and pH of saliva.

This research is a comparative experimental study. The number of samples was 15 residents of Panti Sosial Asuhan Yayasan Al'Muslimun age 13'17 years old. Samples were given two treatments, chewing gum containing sucrose and chewing gum containing xylitol. Chewing gum conducted for 5 minutes. Buffer capacity of saliva was measured using a buffer strip test before and after chewing gum. pH of saliva was measured using a pH test strip before and after chewing gum. Data analysis using unpaired T'test with α = 0.05.

The results of this study found that the average difference between the measurement of buffer capacity of saliva in chewing gum containing xylitol is 5.20 while sucrose is 3.40. The average difference between the measurement of pH of saliva in chewing gum containing xylitol is 1.08 while sucrose is 0.76.

Conclusions of this study is chewing gum containing xylitol have a higher increasing on buffer capacity and pH of saliva than chewing gum containing sucrose.

(3)

!"

# " $

(4)

'

( " ) *

) +" *

) " ,

- " " )

- )

) )

" !" ) ! )

! ) %

# " ! ) $

% + *

$

$ + ) "

$ + .+ "

) / %

( %

) / *

" ,

0 ,

(5)
(6)

'

# / + +

) " .+ " ! ! )

/ #

!" $

!" $

!" *

) !

(7)

! "

# $ %

& '(

# $ %

& '(

# ' )* + % $

% & #,

# # )* + - $

% & #

# . )* + %

-$ % & #

# " )* + - $

% & #'

# / )* + & $ %

- $ % &

& ##

# 0 )* + & $

-$ % & &

(8)

! "

# $ % &

& ' $ ( $ ) $ *

*

+ , &

# $

-# .

# # / ' * #&

# & $ ) #&

# + 0 * ' #+

(9)

! " #

$% & '

$% () " *

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

! "# $

! %

&

!

% '

&

!(

& !(

' &

(15)
(16)
(17)

7 &

,

&

,

' ! %

' !(

8

0 9 )

: ;

"# $

0 1 2!!

345 * 6

' :

: : : :

(18)

! " ##

$ % & ' () * +( ',

&

- ' !. + ( / ' 0 ' ,

!& + ( / ' 0 ' , 1

!&$ + ( / ' 0 ' ,

( ! + (' 2 3 4 , ,

(19)

1

Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

di masyarakat.1 Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

tahun 2004, dinyatakan bahwa karies gigi masih merupakan masalah serius gigi

dan mulut di Indonesia dengan angka prevalensi sangat tinggi yaitu mencapai

d0,05%.2

Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan bakteri, tetapi makanan

merupakan faktor etiologi yang utama.3 Dalam flora oral normal manusia terdapat

mikroorganisme yang mampu memetabolisme karbohidrat terfermentasi dan

menghasilkan produk berupa asam, yang kemudian akan menurunkan pH plak.4

Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses demineralisasi yang melarutkan

jaringan mineral gigi sehingga terbentuk karies.5

Salah satu upaya dalam mengontrol karies gigi adalah dengan mengganti

asupan gula terfermentasi (terutama sukrosa) dengan gula pengganti yang tidak

terfermentasi. Gula pengganti yang sering digunakan adalah , yang

merupakan substansi rendah kalori terkadang disebut juga “gula alkohol” karena

struktur kimianya mirip dengan gula dan alkohol. biasanya digunakan

sebagai pemanis pada berbagai produk bebas gula, salah satunya adalah pada

(20)

2

Permen karet disusun oleh beberapa komposisi seperti pemanis, ,

perasa, dan agen aromatik. Dahulu, rasa manis permen karet berasal dari sukrosa

yang dapat terfermentasi sehingga dapat menyebabkan karies gigi. Belakangan

ini, lebih dari 50% permen karet diberi pemanis dengan menggunakan gula

pengganti seperti pemanis , pemanis buatan, atau keduanya. yang

sering digunakan untuk permen karet adalah sorbitol, heksatol yang merupakan

turunan dari glukosa, dan xylitol yang merupakan pentatol dan banyak ditemukan

di alam.6

Kemampuan permen karet dalam mengurangi insidensi karies gigi berasal dari

mekanisme pengunyahan dan gula pengganti nonkariogenik yang digunakan

sebagai pemanis.6 Pengunyahan merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk

memecah partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret

kelenjar saliva.7 Sekresi saliva akan meningkat sebagai respon terhadap

pengunyahan, di mana sekresi akan lebih besar pada sisi mengunyah

dibandingkan sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah.8 Aksi mengunyah

permen karet dapat menstimulasi aliran saliva yang akan meningkatkan kapasitas

bufer, membersihkan debris dan mikroorganisme dari rongga mulut,

meningkatkan pH saliva dan plak, serta mengurangi resiko gingivitis dan

periodontitis.3,6

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bakteri oral tidak menggunakan

gula pengganti ini untuk menghasilkan asam yang mendemineralisasikan email

dan dentin, sehingga oleh (FDA) disetujui sebagai

(21)

3

memiliki efek pencegahan karies gigi dan penggunaannya didukung oleh

(AAPD).6

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa dan permen karet yang

mengandung xylitol terhadap kapasitas bufer dan pH saliva.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kapasitas bufer dan pH saliva sebelum dan

sesudah mengunyah permen karet yang mengandung sukrosa.

2. Apakah terdapat perbedaan kapasitas bufer dan pH saliva sebelum dan

sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

3. Apakah terdapat perbedaan rata8rata selisih peningkatan nilai kapasitas bufer

dan pH saliva pada pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa

dan permen karet yang mengandung xylitol.

Mengukur pengaruh pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa dan

permen karet yang mengandung xylitol terhadap kapasitas bufer dan pH saliva.

!

(22)

4

Manfaat praktis, sebagai:

1. Informasi mengenai pengaruh pengunyahan permen karet yang mengandung

sukrosa dan permen karet yang mengandung xylitol terhadap kapasitas bufer

dan pH saliva.

2. Informasi bagi masyarakat agar dapat memilih permen karet yang baik untuk

dikonsumsi sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya karies gigi.

Manfaat akademis, sebagai:

1. Informasi ilmiah untuk landasan bagi penelitian lain mengenai pengaruh

permen karet yang mengandung sukrosa dan permen karet yang mengandung

xylitol terhadap kapasitas bufer dan pH saliva dan dasar penelitian

selanjutnya.

" # $ %&

Xylitol merupakan turunan gula alkohol 5 karbon yang berasal dari hasil hutan

dan pertanian. Telah digunakan sejak tahun 1d60 dalam terapi infusi bagi pasien

post8operasi, luka bakar dan syok, diet bagi pasien diabetes, dan baru8baru ini

digunakan sebagai pemanis berbagai produk yang bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan oral.d Xylitol secara aktif memproteksi gigi dari karies dengan cara

menurunkan jumlah dan tingkat produksi asam laktat dari

bakteri.6

Mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dapat mencegah terjadinya

karies gigi. Efek pencegahan ini berasal dari berbagai mekanisme, termasuk efek

(23)

5

terfermentasi dari gigi, meningkatkan kemampuan remineralisasi, menggantikan

karbohidrat kariogenik dalam diet, secara langsung memiliki efek biokimiawi

melawan demineralisasi, dan stimulasi saliva yang meningkatkan kapasitas bufer

saliva.1`

Saliva merupakan cairan yang disekresikan dari tiga kelenjar saliva mayor,

yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis, dan

dari beberapa kelenjar saliva minor, yaitu kelenjar lingualis, kelenjar bukalis,

kelenjar labialis, kelenjar palatina, dan kelenjar glossopalatina.8 Setiap hari

disekresikan sebanyak satu liter saliva yang sebagian besar terdiri dari air dan

sisanya merupakan substansi inorganik dan organik.10 Saliva berfungsi

melubrikasi jaringan mulut, melindungi jaringan lunak mulut dari abrasi selama

mastikasi, memfasilitasi pencernaan karbohidrat, aktivitas antibakteri melawan

mikroorganisme asing, membersihkan rongga mulut dari debris, dan secara

kimiawi menjaga lingkungan mulut kaya akan kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat.

Fungsi lain yang penting dari saliva adalah memiliki kemampuan dalam

mengurangi insidensi karies gigi.4

Bakteri plak pada permukaan gigi akan memetabolisme karbohidrat

terfermentasi dan menghasilkan produk berupa asam yang kemudian akan

menurunkan pH plak sehingga menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi

dan pembentukan karies. Untuk melawan hal ini, saliva tidak hanya

membersihkan substrat karbohidrat pada gigi tetapi juga meregulasi keasaman

(24)

6

Nilai pH saliva tergantung pada laju sekresi saliva. Semakin cepat laju

sekresinya, saliva akan semakin basa. pH saliva yang diproduksi oleh kelenjar

parotis dalam keadaan istirahat tanpa stimulasi yaitu 5,81 (kisaran 5,4586,06) dan

saliva yang diproduksi oleh kelenjar submandibularis yaitu 6,3d (kisaran 6,028

7,14). Nilai rata8rata pH adalah 6,7 dengan kisaran 6,287,6. Pada

aliran saliva yang cepat, pH dapat meningkat hingga mencapai 8,0, hal ini dapat

terjadi karena adanya peningkatan kandungan ion bikarbonat.8

Nilai pH dan sifat bufer saliva bergantung pada kandungan ion bikarbonat, dan

fosfat inorganik yang juga berkontribusi pada kapasitas bufer saliva. Pada

keadaan laju aliran saliva tinggi, ion bikarbonat merupakan bufer efektif dalam

menetralkan asam. Ketika ion bikarbonat (HCO38) berkontak dengan ion asam

(H+), maka akan membentuk asam lemah (H2CO38) yang secara cepat akan

berdisosiasi membentuk air dan karbon dioksida.8

Kapasitas bufer saliva merupakan salah satu indikator terbaik untuk

mengetahui kemungkinan terjadinya karies gigi karena menunjukkan kemampuan

respon tuan rumah. Pasien dengan kapasitas bufer saliva yang tinggi seringkali

lebih resisten terhadap proses karies gigi karena respon tuan rumah yang tinggi

dapat mengompensasi aksi karies. Kapasitas bufer saliva yang rendah merupakan

indikasi berkurangnya aliran laju saliva, berkurangnya respon tuan rumah

terhadap agen kariogenik, atau kemungkinan malnutrisi.11

Konsentrasi ion hidrogen dalam plak (pH) bertanggungjawab dalam proses

demineralisasi yang berlanjut menjadi proses karies gigi. Pada pH normal cairan

(25)

7

terfermentasi, akan terjadi penurunan pH dan pelarutan ion mineral penyusun

email sehingga menyebabkan terjadinya proses demineralisasi. Bila pH semakin

rendah, proses demineralisasi akan semakin cepat terjadi. Bila pH dapat

dipertahankan netral maka proses demineralisasi dapat dicegah.10

Penelitian mengenai efektivitas xylitol dalam mengurangi insidensi karies gigi

pertama kali dilakukan pada penelitian gula Turku ( ) pada

awal tahun 1d70 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang menggantikan

fruktosa dan sukrosa dalam diet mereka dengan xylitol mengalami penurunan

karies gigi hingga 85 persen.6

Penelitian yang dilakukan oleh Imfeld pada tahun 1ddd menunjukkan bahwa

mengunyah permen karet setelah makan dapat menstimulasi aliran saliva yang

akan meningkatkan konsentrasi ion bikarbonat sehingga meningkatkan

kemampuan kapasitas bufer saliva dan menaikkan nilai pH plak.6

Berdasarkan hal – hal tersebut, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut :

1. Terdapat perbedaan rata8rata selisih peningkatan nilai kapasitas bufer saliva

pada pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa dan permen karet

yang mengandung xylitol.

2. Terdapat perbedaan rata8rata selisih peningkatan nilai pH saliva pada

pengunyahan permen karet yang mengandung sukrosa dan permen karet yang

(26)

8

' &

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental komparatif. Populasi adalah

remaja usia 13817 tahun dengan jumlah sampel 15 orang. Data yang diukur yaitu

nilai kapasitas bufer dan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen

karet. Hasil penelitian dianalisis dengan memakai uji T8tidak berpasangan dengan

α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan < 0,05. Analisis data

menggunakan program perangkat lunak komputer.

( & )

Penelitian dilakukan di Panti Asuhan Yayasan Al8Muslimun di Perumahan

Margahayu Raya. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 –

(27)
(28)
(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

Tyrimui  pasirinkta  Klaipėdos  akmens  masės  ke- ramika  vien  dėl  to,  kad  jos  čia  kol  kas  aptikta 

Kansaneläkkeessä Suomessa ja sosiaaliturvasopimusmaissa asuttu aika vaikuttaa eläketa- soon. Tässä tutkitaan maahanmuuttorakenteen muutoksen vaikutusta Kelan eläkemenoon ja

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu peristaltik usus pasca operasi sesar di RSUD Tugurejo Semarang..

Email:trio_aprian@yahoo.co.id. Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan teknik dasar smash bola voli melalui latihan media bola gantung. Metode yang

Teknik pengambilan data dilakukan dengan tes dan pengukuran yaitu dengan menggunakan teknik survey, menurut suharsimi arikunto (2006 : 127) tes adalah serentetan

tambah data perijinan cetak surat ubah perijinan T cari perijinan buka form permohonan Y cari permohonan buka form perijinan pilih jenis retribusi proses tanggal kontrak

Sedangkan pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan pada ventrikrl yang sedang berkontraksi dimana proses kontraksi dan relaksasi ( sistole

Dalam pencarian identitas inilah mereka harus memiliki kemampuan sosialisasi untuk membuka diri, karena pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi dan pada