RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Oleh: Yunfia Vergiani, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Pekalongan Kelas/Semester : X / 1 (Gasal)
Tema : Teks Anekdot
Sub Tema : Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran : 2021/2022 Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : 10 menit A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran dan mengamati kelucuan anekdot, peserta didik dapat menganalisis struktur teks anekdot dengan tepat.
2. Setelah mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran dan mengamati kelucuan anekdot, peserta didik dapat menganalisis kebahasaan tentang kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, penggunaan kata kerja aksi dan penggunaan kalimat seru pada teks anekdot dengan tepat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAP KEGIATAN
PENDAHULUAN 1. Peserta didik, menjawab sapaan guru, dan mengondisikan diri untuk siap belajar di kelas.
2. Ketua kelas melaporkan kondisi kelas dan memimpin berdoa.
3. Peserta didik dan guru bertanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan materi berikut.
4. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari struktur dan kebahasaan teks anekdot
5. Peserta didik menyimak pokok-pokok materi pembelajaran.
6. Peserta didik menyimak acuan pembelajaran dan penilian yang akan dilakukan.
INTI Tahap 1
Mengorientasikan Masalah
Mengorientasikan masalah
1. Peserta didik mencermati dengan seksama teks anekdot yang disajikan oleh guru (Literasi)
2. Peserta didik disajikan permasalahan mengenai struktur dan kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot
Tahap 2
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Menanya
3. Peserta didik berdiskusi (bersama teman dan guru) untuk memunculkan pertanyaan tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot. (bertanggung jawab) 4. Peserta didik berdiskusi merumuskan pertanyaan tentang struktur (abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, koda) dan kebahasaan
5. Peserta didik menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan teks anekdot (4C:Komunikatif)
Tahap 3 Membimbing penyelidikan
Mengumpulkan data
6. Peserta didik mengumpulkan berbagai referensi tentang teks anekdot.
7. Peserta didik mengumpulkan informasi tentang stuktur teks anekdot.
8. Peserta didik mengumpulkan berbagai refrensi tentang kaidah kebahasaan teks anekdot (4C:Kolaboratif)
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengasosiasi/ mengolah data
9. Peserta didik berkelompok menganalisis struktur teks anekdot (4C: Berpikir Kritis)
10. Peserta didik berkelompok menganalisis kaidah kebahasaan teks anekdot
11. Peserta didik bersama kelompok menyimpulkan hasil kerja kelompok mengenai analisis struktur dan kebahasaan teks anekdot
(4C:Kreatif dan Inovatif)
12. peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil analisis dengan penuh percaya diri
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi masalah
Mengomunikasikan
13. peserta didik yang lain menyimak dengan seksama presentasi kelompok temannya
14. Peserta didik membandingkan hasil analisisnya dengan hasil analisis teman untuk menemukan hasil analisis terbaik
15. Peserta didik menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara santun.
(4C:Komunikatif)
PENUTUP 1. Peserta didik diminta menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai menganalisis teks anekdot
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran mengenai pemahaman menganalisis teks anekdot
3. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan agar peserta didik selalu belajar.
D. Penilaian
No Aspek Teknik Penilaian Instrumen
1. Sikap Observasi Lembar Observasi
2. Pengetahuan Penugasan Soal Uraian
3. Keterampilan Menganalisis teks anekdot LKPD
1. Pembelajaran Remedial
Peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran remedial, dengan mempelajari materi-materi yang belum dikuasai, selanjutnya dievaluasi lagi melalui tes.
2. Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan kesempatan untuk mempelajari materi-materi pengayaan yang tingkatannya lebih tinggi dengan merujuk buku-buku yang relevan, atau dilibatkan pembelajaran tutor sebaya untuk membimbing teman peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
(beberapa instrumen terampiran)
Pekalongan, 6 Juli 2022
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Pekalongan Guru Mata Pelajaran
Yeni Pujiastuti, S.Pd. Yunfia Vergiani, S.Pd.
NIP 19690629 199802 2 001
LAMPIRAN 1 BAHAN AJAR
MATERI Teks Anekdot Pengertian Teks Anekdot
1. Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur humor (lucu) dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan berupa sindiran lucu.
2. Teks Anekdot adalah cerita yang dapat membuat orang tertawa, tetapi memiliki makna.
Kedua pengertian teks anekdot diatas benar, kamu bisa mengambil salah satu pengertian diatas, atau bisa menyimpulkannya sendiri.
Ciri-ciri Teks Anekdot
1. Memiliki sifat humor/lucu, dan menyindir.
2. Bisa menceritakan manusia ataupun hewan.
3. Bisa juga cerita fakta, atau cerita fiksi imajinasi.
4. Menceritakan tokoh, atau kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar.
5. Terdapat tujuan pesan berupa kritikan.
Struktur Teks Anekdot
Ada 5 struktur yang membangun sebuah teks anekdot, berikut ini strukturnya : 1. Abstraksi
bagian ini terletak pada bagian awal paragraf, pada bagian ini berisikan gamabaran awal tentang isi dari teks anekdot.
2. Orientasi
pada bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam teks.
3. Krisis
bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi dalam teks anekdot.
4. Reaksi
bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul dalam bagian krisis.
5. Koda
pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam teks.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot 1. Kalimat yang menyatakan masa lalu 2. Kalimat retoris
3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu 4. Kata kerja aksi
5. Penggunaan kalimat perintah 6. Penggunaan kalimat seru
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Pekalongan Kompetensi Keahlian : Kria Kreatif Batik dan Tekstil Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Ajaran : 2021/2022 Kelas/ Semester : X / Gasal No. Nama Siswa
Sikap/ Nilai I
Sikap/ Nilai II
Sikap/ Nilai III
Sikap/ Nilai IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. AHMAD IMAM NUDIN
2. AINI HANUM
3. ALHAMDULILLAH AYSHAH IKHLAS
4. ANI PURBOWATI
5. CHELOWITA MAULIDYA CITRA A.
6. DANAR WIJAYA 7. DIAZ ERLANGGA 8. DIVA RAMADHANI 9. FEBI PUSPITASARI 10. KARINA AULIA
11. KHODIJATUL MAULIDYA 12. LAILA ALFI KHASANAH 13. LINTANG AULIA ASTARI 14. M. BAHRUL ULUM 15. M.IQBALUL SALAM 16. M.ZIDNI ILMAN NAFI`
17. MINHAZUL AFKAR 18. MUFIS BACHRUL ALAM 19. MUHAMMAD ADITIYA 20. MUHAMMAD ALFA FAHMI 21. MUHAMMAD HAKIM 22. MUHAMMAD YUSUF
HIDAYAT
23. NAJWA IZZATI FIRDAUSI 24. NAJWA KHARISHATUZAHRA 25 NAZILLA AYU BULANDARI 26. NUR LAELATUL HIDAYAH 27. SLAMET
28. SYAHRUL ARIEL SAPUTRA 29. VARA ADYASTI
30. VERA AGUSTINA Keterangan:
Aspek Penilaian Sikap
I : Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
II : Terbiasa berinisiatif dan memberi pendapat dalam bahasa memecahkan masalah III : Terbiasa membantu teman dalam memecahkan masalah
IV : Terbiasa menggunakan ekspresi dan gesture dengan santun Pedoman Penskoran
1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 : Kadang - kadang, apabila kadang-kadang melakukan atau sering tidak melakukan 3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
Nilai: Skor yang diperoleh x 4 Skor Maksimal Predikat Capaian Nilai Sikap
Predikat Rentang Nilai Keterangan
A 3,50 – 4,00 Sangat baik
B 3,00 – 3,25 Baik
C 2,25 – 2,75 Cukup
D 1,00 – 2,00 Kurang
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Nama Sekolah : SMK N 3 Pekalongan
Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran : 2021/2022 Kelas / Semester : X / Gasal
Penyusun : Yunfia Vergiani, S.Pd.
Kisi-Kisi Tugas Individu
Kompetensi Dasar Kelas/
Semester
Materi Indikator
Soal
Level Kognitif
Bentuk Soal 3.6 Menganalisis
struktur dan kebahasaan teks anekdot
X/ Gasal Teks anekdot
1. Disajikan sebuah teks anekdot berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”, siswa dapat menganalisis struktur teks dari anekdot tersebut.
2. Disajikan sebuah teks anekdot berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”, siswa dapat menganalisis kebahasaan teks anekdot tersebut.
4
4
Uraian Objektif
Uraian Objektif
Kisi-Kisi Tugas Kelompok
Kompetensi Dasar Kelas/
Semester
Materi Indikator
Soal
Level Kognitif
Bentuk Soal 3.6 Menganalisis
struktur dan kebahasaan teks anekdot
X/ Gasal Teks anekdot
1. Disajikan sebuah teks anekdot berjudul “KUHP”, siswa dapat menganalisis struktur teks dari anekdot tersebut.
2. Disajikan sebuah teks anekdot berjudul “Aksi Maling Tertangkap CCTV!”, siswa dapat menganalisis kebahasaan teks anekdot tersebut.
4
4
Uraian Objektif
Uraian Objektif
Petunjuk:
Bacalah teks anekdot berikut yang berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan” dan jawablah beberapa pertanyaaan yang menyertainya!
Nasrudin dan Pencuri Ikan
Sejak dini hari, Nasrudin telah bangun dan membersihkan diri.Ia pergi ke pasar dan membeli ikan yang cukup banyak. Ia memberikan ikan yang telah dibelinya di pasar kepada istrinya. Nasrudin berkata, “Tolong kau bersihkan ikan itu, lalu kau masak!”
Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia berpikir, untuk mengundang teman-temanku makan amalam di rumah. Istri Nasrudin pun menyuruh seseorang untuk memberitahu teman-temannya tersebut.
Malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja. Nasrudin bertanya kepada istrinya, “Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini?” istrinya menjawab, “Kucingmu itu, tentu saja.Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu?”
Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja.Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya.
Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras, “Ikanku tadi dua kilo beratnya dan barusan aku timbang kucingku ini juga dua kilo. Kalau kucingku ini dua kilo, mana ikannya?”
Sumber: https://360nasruddinhoja.wordpress.com/tag/humor-sufi Soal:
1. Analisislah struktur dari teks Anekdot yang berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”!
2. Analisislah 5 kaidah kebahasaan (kata keterangan waktu lampau, pertanyaan retoris, konjungsi menyatakan waktu, kata kerja aksi, kalimat perintah) teks anekdot yang berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”!
Kunci Jawaban:
1. Struktur teks anekdot berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”.
ISI STRUKTUR
Sejak dini hari, Nasrudin telah bangun dan membersihkan diri.Ia pergi ke pasar dan membeli ikan yang cukup banyak. Ia memberikan ikan yang telah dibelinya di pasar kepada istrinya. Nasrudin berkata, “Tolong kau bersihkan ikan itu, lalu kau masak!”
Abstraksi
Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia berpikir, untuk mengundang teman-temanku makan amalam di rumah. Istri Nasrudin pun menyuruh seseorang untuk memberitahu teman- temannya tersebut.
Orientasi
Malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja. Nasrudin bertanya kepada istrinya, “Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini?” istrinya menjawab, “Kucingmu itu, tentu saja.Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu?”
Krisis
Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja.Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya
Reaksi Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras, “Ikanku tadi dua kilo beratnya dan barusan aku
timbang kucingku ini juga dua kilo. Kalau kucingku ini dua kilo, mana ikannya?”
Koda
2. Kaidah kebahasaan teks anekdot berjudul “Nasrudin dan Pencuri Ikan”.
TUGAS INDIVIDU
Pedoman Penskoran soal no 1 dan 2
Aspek Skor
Siswa menjawab benar 50
Siswa menjawab tidak lengkap 30
Siswa menjawab salah 10
Keterangan:
- Aspek A = Menganalisis struktur isi teks anekdot (soal nomor 1) - Aspek B = Menganalisis kebahasaan teks anekdot (soal nomor 2) Lembar Penilaian
No Nama Siswa Aspek A Aspek B Jumlah Skor Nilai
1 AHMAD IMAM NUDIN 2 AINI HANUM
3 ALHAMDULILLAH AYSHAH IKHLAS
4 ANI PURBOWATI
5 CHELOWITA MAULIDYA CITRA AULIA
6 DANAR WIJAYA 7 DIAZ ERLANGGA 8 DIVA RAMADHANI 9 FEBI PUSPITASARI 10 KARINA AULIA
11 KHODIJATUL MAULIDYA 12 LAILA ALFI KHASANAH 13 LINTANG AULIA ASTARI 14 M. BAHRUL ULUM 15 M.IQBALUL SALAM 16 M.ZIDNI ILMAN NAFI`
17 MINHAZUL AFKAR 18 MUFIS BACHRUL ALAM 19 MUHAMMAD ADITIYA 20 MUHAMMAD ALFA FAHMI 21 MUHAMMAD HAKIM
22 MUHAMMAD YUSUF HIDAYAT 23 NAJWA IZZATI FIRDAUSI 24 NAJWA KHARISHATUZAHRA 25 NAZILLA AYU BULANDARI 26 NUR LAELATUL HIDAYAH 27 SLAMET
28 SYAHRUL ARIEL SAPUTRA
Nilai = Skor Aspek A + Skor Aspek B
29 VARA ADYASTI 30 VERA AGUSTINA
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Teks Anekdot
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
: SMK N 3 Pekalongan : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : X / Gasal
Petunjuk
1. Baca teks anekdot yang berjudul “KUHP” dan “Aksi Maling Tertangkap CCTV” berikut!
2. Jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya!
KUHP
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas pada saat itu biasa-biasa saja.
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada Pak Dosen, “apa kepanjangan KUHP, Pak?”
Pak Dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,”pinta Pak Dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab,”Kasih Uang Habis Perkara, Pak.”
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan Pak Dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad,”Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?”
Dasar Ahmad. Pertanyaan Pak Dosen dijawabnya dengan tegas,”Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak.” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang- pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
Aksi Maling Tertangkap CCTV Seorang warga melapor kemalingan.
Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).
Soal
1. Analisislah struktur dari teks anekdot yang berjudul “KUHP”!
2. Analisislah kebahasaan (kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, penggunaan kata kerja aksi dan penggunaan kalimat seru) teks anekdot yang berjudul “Aksi Maling Tertangkap CCTV”!
Nama Anggota Kelompok:
1. ...
2. ...
3. ...
4. ...
Soal
1. Analisislah struktur dari teks anekdot yang berjudul “KUHP”. Tulislah pada tabel berikut.
STRUKTUR ISI
Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda
2. Analisislah kebahasaan (kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, penggunaan kata kerja aksi dan penggunaan kalimat seru) teks anekdot yang berjudul “Aksi Maling Tertangkap CCTV”. Tulislah pada tabel berikut.
No. Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat 1. Kalimat yang
Menyatakan Masa Lalu 2. Penggunaan Kata Kerja
Aksi
3. Penggunaan Kalimat Seru
Kunci Jawaban
1. Struktur teks anekdot berjudul “Aksi Maling Tertangkap CCTV”
STRUKTUR ISI
Abstraksi Seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana (paragraf 1).
Orientasi Suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1).
Krisis KUHP dipelesetkan menjadi “Kasih Uang Habis Perkara” (paragraf 2).
Reaksi Mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelengkan kepala (paragraf 3).
Koda Kelas kembali berlangsung normal (paragraf 4).
2. Kebahasaan teks anekdot berjudul “Aksi Maling Tertangkap CCTV”
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Petunjuk:
1. Baca teks eksposisi yang berjudul Pencemaran Laut di Indonesia
berikut!
2. Jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya
Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor Skor
Maksimal
1.
Menemukan 5 struktur teks dengan tepat dan lengkap 75 75 Menemukan 4 struktur teks dengan tepat dan lengkap 60
Menemukan 3 struktur teks dengan tepat dan lengkap 45 Menemukan 2 struktur teks dengan tepat dan lengkap 30 Menemukan 1 struktur teks dengan tepat dan lengkap 15
2.
Menemukan 3 kaidah kebahasaan teks dengan tepat dan lengkap
25 25
Menemukan 2 kaidah kebahasaan teks dengan tepat dan lengkap
20 Menemukan 1 kaidah kebahasaan teks dengan tepat dan
lengkap
15
Jumlah 100
LAMPIRAN 4
REMIDIAL Petunjuk:
Bacalah teks anekdot berikut yang berjudul “Politisi Blusukan Banjir” dan jawablah beberapa pertanyaaan yang menyertainya!
POLITISI BLUSUKAN BANJIR
Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parang.
Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan.
Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: "Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas". Darman pingsan!
(Sumber: https://brainly.co.id/tugas/15604186) Soal:
1. Analisislah struktur dari teks Anekdot yang berjudul “Politisi Blusukan Banjir”!
2. Analisislah kebahasaan teks anekdot yang berjudul “Politisi Blusukan Banjir”!
LAMPIRAN 5
PENGAYAAN Petunjuk:
Bacalah teks anekdot berikut yang berjudul “Hukum Peradilan” dan jawablah beberapa pertanyaaan yang menyertainya!
Hukum Peradilan
Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut.
Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yang rapuh.
Setelah itu, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.
Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat Jembatan untuk diadili.
Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu. Setelah itu, hakim memanggil si Tukang Kayu.
Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim, “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” Yang Mulia Hakim menjawab, “Kesalahan kamu sangat besar.
Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.” Si Tukang Kayu membela diri, “Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek.” Yang Mulia Hakim berpikir, “Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.” Lalu, Hakim berkata kepada pengawalnya, “Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!” Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?” kata si Penjual Kayu. Sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.” Si Penjual Kayu menjawab, “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya.
Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.” Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!” Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu.
Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi. Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal, “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”
Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, ”Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab, ”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.” Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?” Si Pengawal menjawab, “Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.” Sang Hakim marah besar,
“Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!” Setelah itu, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang.
Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim, “Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?” Dengan entengnya sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”
Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut, ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?” Masyarakat yang ada serempak menjawab, “Adiiill!
Soal:
1. Analisislah struktur dari teks Anekdot yang berjudul “Hukum Peradilan”!
2. Analisislah kebahasaan teks anekdot yang berjudul “Hukum Peradilan”!