• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Mercu Buana

Akademik Wiraswasta Dewantara (AWD) yang telah berganti nama menjadi Universitas Mercu Buana didirikan pada tanggal 10 November 1981, oleh pengusaha H. Probosutedjo yang memiliki pengalaman sebagai guru di Perguruan Taman Siswa, Pengantar Siantar, Sumatera Utara. Pada awal berdirinya AWD belum memiliki kampus sendiri, penyelenggaraan perkuliahan dilaksanakan di Gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI). Hingga pada tahun 1984 Yayasan Menara Bhakti berhasil membangun sebuah kampus yang diberi nama Kampus Menara Bhakti.62

Berbekal kemampuan dan pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan Akademi Wiraswasta Dewantara, timbul gagasan mendirikan lembaga pendidikan tingkat Universitas. Dengan Surat Keputusan Ketua Yayasan Menara Bhakti Nomor : 04/SKEP/KET/VV1985 tanggal 12 Juni 2985 dibentuk sebuah Panitia Pendirian Universitas. Dan setelah melalui persiapan pendirian dan studi kelayakan, yayasan mengajukan permohonan izin mendirikan Universitas Mercu Buana (UMB) kepada Kopertis Wilayah II.

62

(2)

Berdasarkan surat Nomor : 15/KOP.III/S.VVB5 tanggal 18 Juni 1985, Kopertis Wilayah III menyetujui dan memberikan izin “Operasional” kepada Universitas Mercu Buana. Dan pada awal diresmikannya, Universitas Mercu Buana mempunyai 3 Fakultas, yaitu Fakultas Tehnik, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi. Jumlah mahasiswa pada tahun pertama pun berjumlah 118 orang. Dan Universitas Mercu Buana terus meningkatkan kualitasnya. Bermula pada tahun 1991, tiga fakultas yang ada di Mercu Buana yaitu Fakultas Teknik, Pertanian dan Ekonomi memperoleh status diakui. Lalu pada tahun 1992 status diperoleh menjadi disamakan. Dan pada tahun 1998, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan mendapatkan Universitas Mercu Buana memperoleh hasil akreditasi dengan peringkat A untuk Jurusan Teknik Elektro, dan B untuk 7 (tujuh) program studi lainnya.

Pada tahun akademik 1994/1995 Universitas Mercu Buana mengembangkan Fakultas dan jurusan baru, sehingga berjumlah 5 (lima) fakultas dengan 13 (tiga belas) jurusan. Dan sampai pada saat ini Universitas Mercu Buana menyediakan pendidikan Strata 1 yang mempunyai 6 Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Design dan Seni Kretif. Sedangkan untuk pendidikan Pascasarjana, yaitu Magister Teknik, Magister Teknik Elektro, Magister Ilmu Komunikasi, Magister Manajemen dan Magister Akuntansi. Khusus untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis disediakan juga untuk program Diploma 3 dan Profesi.

(3)

Semakin menunjukan keeksisannya, Universitas Mercu Buana masuk kedalam peringkat 28 perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan peringkat 99 sebagai Universitas Terkemuka Indonesia di Asia Tenggara dan 3010 untuk level Universitas di dunia versi Webomerick.63

Berbagai hubungan kerjasama yang dijalin oleh Universitas Mercu Buana dengan berbagai pihak baik nasional maupun internasional yang memberikan nilai tambah bagi Uninversitas Mercu Buana. Seperti dengan menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai Universitas Luar Negeri dan mengadakan pertukaran pelajar membuat Universitas Mercu Buana tidak hanya eksis di Indonesia namun juga dibeberapa Negara tetangga yang mempunyai perjanjian dan hubungan kerjasama dengan Universitas Mercu Buana. Selain itu untuk mempromosikan para lulusannya agar bisa segera terserap oleh dunia kerja, Universitas Mercu Buana selalu mengadakan Job Expo yang dapat membantu para perusahaan untuk mendapatkan karyawan lulusan Universitas Mercu Buana.

Dengan semakin berkembangnya Universitas Mercu Buana, yang pada awalnya hanya terdiri dari dua gedung perkuliahan dan sebuah gedung yang dilengkapi dengan sebuah aula. Saat ini sudah terdapat penambahan 3 gedung perkuliahan berlantai lima dan gedung perkuliahan berlantai delapan yang diberi nama UMB Tower dengan desain gedung yang modern sehingga membuat mahasiswa lebih nyaman. Selain itu saat ini perkuliahan Universitas Mercu Buana tidak hanya dilakukan di Kampus Meruya, tetapi ada beberapa Kampus yang baru diresmikan sebagai cabang perkuliahan Universitas Mercu Buana, diantaranya

(4)

adalah Kampus Menteng yang terletak di Jl. Menteng Raya No. 29 Jakarta Pusat dan Kampus Cibubur yang terletak di Jl. Keranggan No. 6 Jatisampurna, Bekasi.64

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Kerja Universitas Mercu Buana

Dalam menyelenggarakan pendidikan di Universitas Mercu Buana memiliki visi, misi dan budaya kerja sebagai berikut :

1. Visi Universitas Mercu Buana65

Menjadi Universitas Unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga professional yang memenuhi kebutuhan industry dan masyarakat dalam persaingan global.

2. Misi Universitas Mercu Buana

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan menciptakan serta menerapkan keunggulan akademik untuk menghasilkan tenaga professional dan lulusan yang memenuhi standar kualitas kerja yang diisyaratkan.

b. Menerapkan manajemen pendidikan tinggi yang efektif dan efisien serta mengembangkan jaringan kerjasama dengan industry dan kemitraan yang berkelanjutan sebagai respon atas perubahan arus dan daya saing global.

c. Mengembangkan kompetensi dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan etika professional kepada para mahasiswa dan staf

64

Company Profile Universitas Mercu Buana

(5)

yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup.

3. Budaya Kerja Universitas Mercu Buana

a. Budaya kerja disiplin, jujur dan tanggung jawab b. Mengembangkan budaya kerja yang kreatif

c. Mengembangkan budaya kerja yang ramah lingkungan d. Mengembangkan budaya kerja yang sadar nilai lokal

4.1.3 Lambang Universitas Mercu Buana

Dasar Pemikiran

Filosofi logo mengacu pada tekad dan komitmen para pendiri dan penerus Mercu Buana untuk memberikan dan menjadi yang terbaik.

Filosofi Nama

Penamaan Mercu Buana didasari oleh tekad dan komitmen para pendiri Universitas Mercu Buana untuk memberikan yang terbaik demi meningkatkan mutu pendidikan dan kecerdasan Bangsa Indonesia.

(6)

Penamaan Mercu Buana yang berasal dari kata Mercu yang berarti ‘menara’ dan Buana yang berarti ‘bumi’. Menara melambangkan kekokohan dan pedoman, sedangkan buana melambangkan masyarakat. Secara simbolis, penamaan Mercu Buana melambangkan tekad untuk menjadi perguruan tinggi panutan yang membawa manfaat bagi bangsa Indonesia di dalam mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Filosofi Visual

Visual logo Mercu Buana didasari dari nyala api yang terbagi menjadi tiga bagian. Ketiga bagian ini melambangkan Tridarma perguruan tinggi. Darma pendidikan dilambangkan dengan nyala api di tengah yang paling tinggi. Penunjangnya adalah dua nyala api yang mengapitnya yang melambangkan darma penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

a. Ketinggian api yang berbeda melambangkan visi yang dinamis, disamping arah tujuan yang jelas. Bentuk dasar logo UMB yang oval melambangkan ketajaman pemikiran UMB.

b. Nyala api, menyiratkan tekad dan komitmen para pendiri dan penerus untuk memberikan dan menjadikan civitas akademika Mercu Buana sebagai pemberi manfaat bagi lingkungan.

c. Api biru yang tenang, menyiratkan tekad untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan beretika

(7)

Filosofi Warna

Warna yang digunakan adalah biru tua, biru muda dan hijau, dengan makna :

a. Warna biru tua, melambangkan kematangan dan pelayanan

b. Warna biru muda, mencerminkan kecemerlangan, kualitas dan masa depan c. Warna hijau, melambangkan kebijaksanaan dan kemakmuran

4.1.3 Profil Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Seiring dengan semakin berkembangnya Universitas Mercu Buana, maka para mahasiswanya pun berasal dari berbagai kalangan dan daerah. Dan hal inilah yang membuat mahasiswa Universitas Mercu Buana mempunyai latar belakang berbeda-beda. Begitu juga dengan para narasumber yang berasal dari berbagai latar belakang dan tujuan. Berikut ini untuk detail para mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menjadi narasumber pada penelitian ini :

1. Nama Lengkap : Mey Fany

Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1992

Alamat Lengkap : Perum Puri Pamulang D4/19 Kel. Pamulang Kec. Tangerang Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Resepsionis PT MNC Group Jumlah Saudara : Anak ke-1 dari 2 bersaudara

Riwayat Pendidikan : -SDN Grogol Utara 07 Pagi (1998 – 2004) -SMPN 17 Tangerang Selatan (2004 – 2007)

(8)

-SMK Puspita Bangsa (2007 – 2010)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Public Relation (2012 – Selesai)

Alasan Mey Fany memilih Universitas Mercu Buana karena lokasinya yang dekat dari kantor dan biaya kuliah yang bisa dicicil dan merupakan salah satu Universitas unggulan yang dikenal oleh beberapa perusahaan. Dan pada awalnya Mey tidak berniat untuk mengambil jurusan Public Relations karena sebelumnya ia sudah mendaftar di jurusan Broadcasting. Alasan tertarik dengan Broadcasting karena tempat kerjanya yang berhubungan dengan media, namun pada saat dijelaskan oleh petugas pendaftaran mengenai apa saja yang dipelajari di PR dan akhirnya Mey lebih tertarik mengambil jurusan PR, hal ini disebabkan pada saat SMA aktif kegiatan organisasi dan senang berinteraksi dengan masyarakat atau orang banyak. Dan di PR itu mendidik kita menjadi orang yang lebih professional dengan menampilkan pencitraan yang baik dan tutur kata yang sopan. Selain itu PR mempelajari hampir semua yang dibutuhkan perusahaan kecuali Teknik dan IT.

2. Nama Lengkap : Meiryosha Dwi Putri Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juni 1984

Alamat Lengkap : Jl. Tanah Baru 1 No.44 Kel. Grogol Utara Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12210

Agama : Islam

Pekerjaan : Corporate Communication Staff PT. Merck, Tbk Jumlah Saudara : Anak ke-2 dari 3 bersaudara

(9)

Riwayat Pendidikan : -SDN 01 Pagi Kebayoran Lama (1990 – 1996) -SMPN 185 Jakarta ( 1996 – 1999)

-SMAN 32 Jakarta (1999 – 2002)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Public Relation (2012 – Selesai)

Alasan Meiryosha mengambil jurusan Public Relations di Universitas Mercu Buana karena di kantor tempatnya bekerja posisinya adalah corporate communication staff sehingga untuk menunjang kariernya ia mengambil jurusan yang sejalan dengan posisinya. Selain itu Universitas Mercu Buana dinilai salah satu Universitas yang menyediakan program kelas karyawan dengan sistem yang cukup baik dan fleksible serta cukup terjangkau dari rumahnya. Meiryosha merupakan keturunan Chinese dan Padang yang mempunyai kegigihan dalam bekerja, memulai kariernya dari bawah yaitu sebagai Resepsionis di PT. Merck, Tbk kemudian ia dipromosikan menjadi bagian HR, keuletannya membuat ia dipromosikan kembali menjadi posisinya saat ini. Selain itu saat ini Meiryosha sudah mempunyai satu anak perempuan sehingga statusnya saat ini adalah sebagai wanita karier, mahasiswa dan ibu dengan satu orang anak.

3. Nama Lengkap : Aulia Yusrina Asmarani S.Ikom Tempat tanggal Lahir : Tangerang, 24 April 1994

Alamat Lengkap : Jl.H. Merin No.6 Kel.Meruya Selatan Kec.Kembangan Jakarta Barat

(10)

Pekerjaan : Admin Sales PT. Total Prime Engineering Jumlah Saudara : Anak ke-2 dari 3 bersaudara

Riwayat Pendidikan : -SDN 08 Pagi Meruya Utara (1999 – 2005) -SMPN 215 Jakarta Barat (2005 – 2008) -SMKN 30 Jakarta (2008 – 2011)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Marketing Communication & Adv (2012 – 2016)

Alasan Aulia mengambil jurusan Marketing Communication & Advertising adalah karena Aulia mencintai dunia Marketing, ia senang bisa bertemu dengan orang baru serta bisa menangani karakter orang tersebut. Sehingga ia merasa jurusan Marketing Communication ini sesuai dengan pekerjaan yang ingin ia tekuni. Dan memilih Universitas Mercu Buana karena sangat dengan dari rumah, karena biasanya Aulia pergi kekampus jalan kaki kurang lebih 10 menit.

4. Nama Lengkap : Naomi Priscilla Siringoringo S.Ikom Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 06 Maret 1993

Alamat Lengkap : Jl.Kejaksaan III No.19 Kel. Kreo Kec. Tangerang

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Business Consultant PT. Largo Prospero Jumlah Saudara : Anak ke-2 dari 3 bersaudara

Riwayat Pendidikan : -SDN 05 Joglo (1999 – 2005) -SMPN 219 Jakarta (2005 – 2008)

(11)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Marketing Communication & Adv (2012 – 2016)

Alasan Naomi memilih jurusan Marketing Communication & Adv karena Kakak Naomi melihat bakat marketing yang ada didirinya yaitu dari cara Naomi mempersuasi orang-orang untuk membeli sesuatu dan menurut Kakaknya ia merupakan orang yang cukup cerewet sehingga dirasa cocok dengan kepribadian Naomi untuk mengambil jurusan Marketing Communication. Dan memilih Universitas Mercu Buana karena jarak dari rumah kekampus yang cukup dekat selain itu karena Kakaknya yang juga kuliah di Mercu Buana sehingga direkomendasikan untuk kuliah ditempat yang sama .

5. Nama Lengkap : Rahmat Hidayat Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 16 Maret 1993

Alamat Lengkap : Jl.Melati Raya No.59 Karang Jaya RT.001 RW.029 Kel Karang Satria Bekasi Timur 17568

Agama : Islam

Pekerjaan : Editor PT. MNC Group Jumlah Saudara : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Riwayat Pendidikan : -SDN Duren Jaya XII Bekasi (1998 – 2004) -SMP Tunas Harapan (2004 – 2007)

-SMA Karya Guna Bhakti (2007 – 2010)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Broadcasting (2012 – Selesai)

(12)

Alasan Rahmat memilih kuliah di Universitas Mercu Buana adalah karena jarak kantor tempat ia bekerja dengan Universitas Mercu Buana cukup dekat dan Mercu Buana merupakan kampus yang menyediakan kelas karyawan yang ia ketahui. Karena sebelumnya Rahmat pernah kuliah disebuah Universitas di daerah Bekasi namun tidak dilanjutkan karena jadwalnya yang tidak bisa disesuaikan dengan jadwal pekerjaannya sehingga ia memutuskan untuk berhenti dari kampus tersebut dan pindah ke Universitas Mercu Buana. Jurusan Broadcasting yang dipilih oleh Rahmat karena memang minat dan jiwanya terhadap dunia media yang begitu besar, sebelum ia bekerja di MNC ia sempat bekerja disalah satu konsultan periklanan sebagai copy writer dan sempat menjadi wartawan. Hasil dari pengalamannya bekerja di media membawanya ketempat ia bekerja saat ini.

6. Nama Lengkap : Kevin Siswanto S.Ikom Tempat tanggal Lahir : Surabaya, 05 Oktober 1990 Alamat Lengkap : Jl. H Juri No. 67 Jakarta

Agama : Katolik

Pekerjaan : Trader Jumlah Saudara : Anak tunggal

Riwayat Pendidikan : -SDN Kertajaya Surabaya (1996 – 2003) -SMPN 5 Surabaya (2003 – 2006) -SMA 8 Surabaya (2006 – 2009)

-Universitas Mercu Buana Jurusan Broadcasting (2012 – 2016)

(13)

Alasan memilih jurusan Broadcasting karena Kevin gemar menulis cerita seperti cerita novel atau cerita pendek, sehingga melalui jurusan Broadcasting ia bisa belajar mengenai cara menulis yang menarik. Dan memilih Universitas Mercu Buana karena merupakan salah satu Universitas yang menyediakan kelas karyawan dengan kualitas cukup baik dan cukup fleksibel dengan jadwal tempatnya bekerja.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk melihat ekspresi diri mahasiswa Universitas Mercu Buana melalui akun Media Sosial Path yang mereka miliki. Ketika ingin meneliti ekspresi diri para mahasiswa Universitas Mercu Buana peneliti berhubungan juga dengan media sosial para narasumber.

Setelah melakukan wawancara dengan para narasumber, yaitu enam orang pengguna media sosial Path dari mahasiswa Universitas Mercu Buana. Peneliti mencoba menganalisa berdasarkan data-data yang sudah didapatkan melalui wawancara mendalam dan observasi dengan beberapa narasumber. Penelitian berdasarkan observasi terhadap pengguna media sosial Path dalam kehidupan sosial adalah untuk mengetahui fenomena apa saja yang terjadi dan apa saja yang dimanfaatkan oleh para mahasiswa Universitas Mercu Buana melalui media sosial Path.

Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa, baik ketika mereka menjadi karyawan di kantor ataupun menjadi mahasiswa di kampus. Para mahasiswa selalu berusaha untuk berinteraksi dengan teman-teman

(14)

mereka dan membagikan kegiatan-kegiatan yang dianggap menarik dan layak untuk dibagikan. Namun memang tidak semua kegiatan yang mereka lakukan dibagikan pada akun media sosial Path, hanya moment tertentu saja yang dianggap berkesan.

Hal tersebut sama seperti yang dikatakan oleh para narasumber yang berasal dari Mahasiswa Universitas Mercu Buana yang mengekspresikan dirinya melalui media sosial Path. Seperti Mey Fany yang sering membagikan kegiatan yang lucu dan seru. Hal yang lucu menurut Mey adalah berupa gambar-gambar meme. Gambar meme saat ini memang sedang banyak diminati oleh para pengguna media sosial karena ada saja hal yang unik dan lucu yang bisa ditertawakan. Dan pada saat peneliti melakukan wawancara dengan Mey, ia merupakan pribadi yang cukup humoris dan tidak terlalu serius. Sehingga pada akun media sosial Path-nya ia pun juga lebih sering membagikan gambar yang lucu-lucu selain gambar lucu yang ia bagikan juga ditambahkan dengan caption pada foto tersebut, pada caption tersebut ia buat selucu dan semenarik mungkin. Selain gambar meme, Mey juga sering membagikan kegiatan berkumpul dengan teman-temannya.

Menurut Mey tidak semua kegiatan harus dibagikan di media sosial Path, karena kalau setiap kegiatan dibagikan akan membuat teman-temannya risih. Seperti yang dikatakan oleh Mey Fany pada saat wawancara :

“Kegiatan yang aku share di Path lebih sering kegiatan waktu kumpul sama temen-temen atau lagi dapet gambar meme lucu. Dan enggak semua kegiatan dibagiin di Path soalnya takutnya temen-temen risih liatnya”

(15)

Kegiatan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Naomi, meskipun setiap hari ia pasti membuka Path namun bukan berarti semua kegiatannya dibagikan di Path karena jika semua kegiatan sehari-hari dibagikan di Path maka namanya bukan moment lagi, karena Naomi memaknai kegiatan yang dibagikan di Path merupakan moment langka dan unik yang memang tidak didapatkan setiap hari, contohnya adalah ketika Naomi melewati istana presiden, dikarenakan ia belum pernah lewat dan melihat langsung istana presiden maka ia menganggap moment tersebut adalah langka sehingga ia memfotonya dan membagikannya di Path. Selain membagikan kegiatan yang unik dan langka, Naomi juga sering membagikan gambar yang berisi tulisan motivasi untuk menyemangati dirinya sendiri dan dengan harapan bisa menyemangati teman-teman di Path yang melihatnya. Namun Naomi juga menyebutkan ada kegiatan yang tidak terlalu penting untuk bagikan di Path.

“Kegiatan sleep/awake yang ada di Path tidak terlalu penting untuk dibagikan, karena menurutku tidak ada makna dari kegiatan tersebut”

Kegiatan tersebut tidak terlalu penting karena memang tidak bisa ditambahkan dengan caption lagi dan hanya berisi jam berapa seseorang tertidur serta jam berapa seseorang terbangun. Sehingga kegiatan yang sering dibagikan oleh para pengguna Path dari Mahasiswa Universitas Mercu Buana adalah membagikan gambar/foto yang ditambahkan dengan caption agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan moment yang dibagikan oleh para narasumber.

(16)

pada awal kemunculannya media sosial Path membatasi jumlah pertemanannya, sehingga setiap akun Path hanya bisa bertemen dengan 100 orang. Hal ini dilakukan Path karena Path ingin membuat media sosial yang mengedepankan kerahasiaan para penggunanya. Namun seiring dengan banyaknya pengguna media sosial Path, maka kebijakan yang muncul adalah Path menambahkan jumlah pertemenannya menjadi 500 orang untuk satu akun Path. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Rahmat mengenai keunggulan Path, ia mengungkapkan bahwa :

“Path itu awalnya cuma bisa temenan sama 100 orang aja sehingga mindset orang-orang udah kebentuk kalo Path itu media sosial tertutup yang lingkar pertemannya hanya diperuntukan untuk orang-orang terdekat kita.”

Path tidak hanya sebagai media sosial yang mempunyai tingkat kerahasiaan yang cukup baik dibanding media sosial lain, tetapi Path juga mempunyai fitur-fitur yang menarik untuk membantu para penggunanya untuk terus eksis dan aktif menggunakan media sosial Path. Karena Path memberikan pilihan untuk membagikan moment, ada pilihan untuk membagikan lagu yang sedang didengarkan, film yang sedang ditonton, foto/gambar yang ingin dibagikan, berbagi lokasi, berbagi fikiran atau untuk membagikan jam berapa tidur dan jam berapa bangun tidur. Dan Kevin merupakan salah satu narasumber yang menjadikan fitur-fitur yang disediakan Path sebagai salah satu keunggulan dari Path. Kevin mengungkapkan bahwa :

“Kalo mau update di Path itu udah terkonsep, karena dari Path sudah menyediakan buat update location, update foto, update lagu, update film sampe Path juga menyediakan awake/sleep.Jadi, gak bingung kalo mau update di Path udah ada tempatnya sendiri-sendiri”

(17)

Hal tersebut yang menjadikan Path bisa dijadikan wadah untuk para penggunanya dalam mengekspresikan diri sesuai dengan apa yang sedang dirasakan. Tetapi para pengguna media sosial Path pada penelitian ini yang berasal dari Universitas Mercu Buana, mempunyai tujuan tersendiri dalam menggunakan media sosial Path. Seperti yang diungkapkan mengenai keunggulan Path yang membatasi pertemanannya, maka tujuan menggunakan Path ini adalah untuk mengetahui kabar dari teman-temannya. Karena para narasumber hanya menyetujui permintaan pertemanan dari orang-orang yang mereka kenal, sehingga yang muncul di beranda para narasumber berasal dari orang-orang terdekat mereka. Selain itu dengan disediakannya fitur untuk berbagi lokasi dan berbagi gambar maka para pengguna Path sering membagikan moment pada saat ia sedang berada disuatu tempat yang bagus. Jadi, teman-teman di Path bisa saling bertukar informasi tempat apa yang sering didatangi saat ini, tempat makan mana yang enak dan tempat-tempat dengan spot foto yang bagus. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Meiryosha, mengenai tujuannya menggunakan Path :

“Tujuan menggunakan Path awalnya karena teman-teman sudah menggunakan Path dan supaya bisa tau dan gak ketinggalan info tempat-tempat baru buat nongkrong yang ngehits. Terus juga biar bisa berinteraksi dan bisa tau temen-temen kemana aja dan ngapain aja.”

Dilain sisi, peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada Aulia dan jawabannya tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Meiryosha. Pada saat diwawancarai Aulia sambil tertawa mengatakan tujuan menggunakan media sosial Path adalah :

“Tujuan menggunakan Path biar kekinian aja. Soalnya kan di Jakarta kita

(18)

bisa dijadikan salah satu tempat untuk membentuk identitas kita. Terus kalo misalnya ada berita-berita baru, tempat-tempat bagus yang baru atau meme baru, kita bisa tau. Jadi, kalo diajak ngobrol sama temen-temen ngerti dan nyambung.”

Maka dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa mengetahui bahwa media sosial Path merupakan salah satu media sosial yang diakses setiap hari oleh para narasumber dan Path merupakan media sosial yang memberikan informasi paling banyak mengenai kegiatan dan perkembangan dari teman-temannya, hal ini dikarenakan akses berita di Path tidak seluas di media sosial lain dan pada media sosial Path ini para narasumber benar-benar menyaring lingkar pertemanannya, sehingga informasi yang bisa didapat hanya seputar teman-teman terdekat yang sebelumnya sudah dikenal pada dunia nyata sehingga interaksi yang terjalin pun tidak canggung lagi.

4.2.1 Aktivitas di Media Sosial Path

Media sosial Path yang memberikan fitur untuk berbagi kegiatan sehari-hari menjadi daya tarik untuk peneliti mengenai seperti apa aktivitas para narasumber di media sosial Path miliknya serta bagaimana interaksi para narasumber di Path. Pada media sosial ini setiap penggunanya bisa membagikan foto, musik, film, kapan tertidur dan kapan bangun tidur. Sehingga banyak aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari untuk dibagikan pada media sosial Path, Seperti yang dilakukan oleh salah satu informan yaitu Rahmat yang sering membagikan gambar meme di akun media sosial Path miliknya :

(19)

Berdasarkan gambar tersebut, penulis mengamati konten yang disampaikan pada gambar tersebut mengenai topik yang sedang banyak dibahas saat ini yaitu mengenai LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender). Rahmat mendapatkan foto tersebut dari sebuah situs berita online dan kemudian karena ia merasa ada kejanggalan pada foto tersebut maka ia membagikannya pada media sosial Path dan ditambahkan dengan caption yang cukup lucu. Tujuan dari pemberian caption ini adalah untuk menuliskan pesan yang ingin disampaikan dari gambar yang sudah ada. Sehingga teman-teman di media sosial Path bisa mengetahui maksud dan tujuan dari Rahmat membagikan gambar meme tersebut. Dan dari beberapa informan yang diwawancarai oleh peneliti, mengungkapkan bahwa mereka sangat memperhatikan caption yang akan dibagikan pada media sosial Path karena jika gambar yang dibagikan lucu dan menarik namun caption yang diberikan tidak sesuai bisa menyebabkan kesalahpahaman. Hal ini seperti

(20)

yang dikatakan oleh Aulia bahwa sebelum membagikan moment di Path ia merangkai kata-kata untuk mendeskripsikan moment yang akan dibagikan

“Menurut gue caption penting banget, karena dengan adanya caption yang menarik bisa meminimalisir misscommunication dan teman-teman juga bisa ngerti apa yang mau disampaikan”

Dikarenakan komunikasi pada ruang maya yang tidak bertatap muka secara langsung maka dikhawatirkan setiap orang tidak mengerti maksud yang akan disampaikan. Selain itu dengan adanya caption yang menarik diumpakan sebagai bumbu dari setiap moment yang terkadang teman-teman di Path lebih tertarik untuk merespon caption yang dituliskan dibandingkan gambar yang di upload.

Selain itu gambar dan foto yang dibagikan bukan hanya foto makanan saja, karena pada narasumber cenderung lebih tertarik membagikan foto saat sedang berbahagia dibandingkan saat sedang bersedih. Seperti yang dibagikan oleh Naomi pada akun media sosial Pathnya yang membagikan moment bersama dengan teman-temannya ketika mereka dinyatakan lulus pada saat sidang akhir skripsi :

(21)

Berdasarkan postingan tersebut, dapat terlihat bahwa para mahasiswa Universitas Mercu Buana senang berbagi moment saat sedang bahagia, karena dengan membagikan moment bahagia dapat memberikan tanggapan dan respon yang positif dari teman-teman di media sosial Path, seperti banyak yang mengucapkan selamat diikuti dengan simbol-simbol yang lucu. Karena pada media sosial Path, penggunaan simbol sangat diminati dan bisa digunakan untuk penulisan caption, pemberian emoticon atau pada saat komentar. Peneliti pun memberikan tanggapan atas moment yang dibagikan oleh Naomi, karena peneliti menganggap moment yang dibagikan Naomi langka dan ia sedang berbahagia maka peneliti memberikan emoticon gambar hati dan memberikan ucapan selamat pada kolom komentar.

Pada saat para narasumber sedang berbahagia, mereka berusaha untuk mengekspresikannya pada media sosial Path. Tetapi ketika sedang bersedih mereka berusaha untuk tidak terlalu sering membagikan moment kesedihannya karena berdampak pada kehidupan nyata, yang nantinya akan terbentuk diri yang sering galau, hidup yang penuh dengan penderitaan. Hal ini pun juga diungkapkan oleh Meiryosha bahwa ia lebih memilih membagikan moment yang bahagia dibandingkan yang sedih :

“Sebisa mungkin membagikan kegiatan yang menarik dan bisa menimbulkan citra yang baik untuk diri gue, karena gue gak mau orang lain menilai hidup gue susah dan nelongso gitu dan lebih suka kalau orang lain melihat bahwa kehidupan gue bahagia dan menyenangkan.”

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia pasti dihiasi dengan bahagia dan kesedihan. Ada waktunya di mana narasumber

(22)

merasa sedang melow maka mereka menunjukannya secara implisit yaitu melalui lagu, karena dengan membagikan moment berupa lagu dan sedikit mengutip lirik lagu yang sedang didengarkan sudah cukup mewakili perasaannya dan merupakan pesan tersembunyi dari apa yang diingin disampaikan. Tidak perlu melalui foto/gambar dan tidak perlu juga melalui tulisan panjang-panjang. Seperti yang dilakukan oleh MeyFany yang pada saat ia sedang galau ia membagikan lagu dan film yang sedang ditonton di akun media sosial Path yang dimilikinya :

Pada moment yang dibagikan oleh Mey Fany, pada saat ia sedang mendengarkan lagu dengan judul lagu sedih ditambahkan dengan caption dan simbol yang terlihat seperti orang yang sedang galau. Biasanya merupakan salah satu cara yang sering digunakan oleh beberapa pengguna media sosial Path untuk mengungkapkan perasaan sedihnya. Dan walaupun pada saat Mey sedang

(23)

Ada yang memberikan emoticon senyum, sedih dan terkejut. Hal ini dikarenakan Mey Fany lebih sering membagikan moment bahagia dibandingkan moment bersedih dan pada dunia nyata Mey merupakan pribadi yang cukup periang dan suka bercanda maka teman-teman yang memberikan emoticon pun ada yang kaget melihat Mey seda galau, ada yang memberikan moment tersenyum, ada juga yang memang memberikan emoticon sedih sesuai dengan lagu dan caption yang dibagikan oleh Mey.

Dan pada saat Mey menonton film hanya satu orang saja yang memberikan emoticon sedih namun teman yang lainnya lebih tertarik untuk berkomentar pada moment Mey, karena tertarik pada caption yang dituliskan oleh Mey. Hal ini menunjukan bahwa caption dan moment yang dibagikan pada Path mempunyai hubungan. Karena jika aktivitas yang dibagikan diiringi dengan caption yang lucu atau menarik maka teman-teman Path pun ingin memberikan komentar atau memberikan emoticon. Sehingga caption dapat dikatakan sebagai sikap isyarat pada media sosial Path. Dan seperti yang pernah dikatakan Mey pada saat wawancara bahwa ia lebih menyukai berbagi gambar meme atau foto bersama teman-temannya, karena kedua hal tersebut yang paling banyak mendapatkan respon berupa emoticon sedangkan saat membagikan lagu atau film respon yang didapatkan tidak terlalu banyak. Ketika peneliti mengkonfirmasi mengenai moment tersebut kepada Mey, ia mengatakan bahwa pada saat ia membagikan moment tersebut saat sedang iseng dan sedang tidak ada pekerjaan serta agak sedikit galau sehingga ia membagikan moment tersebut.

(24)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, maka dapat diketahui bahwa para pengguna Path dari Mahasiswa Universitas Mercu Buana tertarik menggunakan Path karena pada media sosial Path ini lebih bersifat pribadi dan lebih tertutup. Namun, meskipun Path merupakan salah satu media sosial yang tertutup dan cukup pribadi tetapi para penggunanya tetap tidak menjadikan Path sebagai tempat melampiaskan keluh kesah dan kesedihan. Para mahasiswa Universitas Mercu Buana lebih senang mengekspresikan dirinya sebagai orang yang bahagia dibandingkan orang yang sedih dan banyak masalah. Karena para mahasiswa Universitas Mercu Buana tidak ingin teman-temannya melihat atau mengetahui kesulitan dalam hidupnya. Melainkan ingin membagikan kebahagiaannya agar teman-teman di Path dapat menilai bahwa kehidupannya menyenangkan. Hal ini menyebabkan tidak semua kegiatan pada dunia nyata dibagikan pada dunia maya dalam hal ini media sosial Path. Karena yang dibagikan pada media sosial Path, narasumber hanya membagikan moment yang berisi kegiatan-kegiatan yang menarik dan menyenangkan bukan kegiatan yang sedang menangis atau galau. Selain itu Path menawarkan berbagai macam emoticon untuk memberikan tanggapan dari moment yang dibagikan oleh teman-teman di Path.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Budaya Maya (Cyber Culture) di Media Sosial Path

Budaya maya merupakan budaya yang terbentuk atau muncul berdasarkan penggunaan jaringan komputer untuk berkomunikasi. Bersamaan dengan

(25)

penggunaan media sosial Path yang secara tidak langsung membentuk suatu kebudayaan pada ruang maya disamping sisi ruang nyata.

Peneliti mengamati para narasumber dalam penelitian ini dalam kehidupan nyata mereka. Salah satunya adalah Mey Fany ketika wawancara ia mengatakan :

“Eh nge-Path dong kita tadi abis wawancara”

Berdasarkan pembicaraan tersebut, maka kami sesama pengguna Path pun sudah paham yang dimaksud dengan “nge-path” adalah berbagi moment di Path, baik itu membagikan lokasi atau berbagi foto. Kemudian ada lagi pembicaraan “love

moment aku dong”, hal tersebut berarti teman kita meminta agar memberikan

emoticon pada moment Path yang baru dibagikan. Karena emoticon love merupakan emoticon standard pada Path. Sedangkan emoticon yang lainnya disesuaikan pada isi dari moment tersebut dan tergantung juga pada intensitas pertemanan seseorang.

Selain itu pada media sosial Path yang menawarkan banyak emoticon untuk memberikan respon kepada moment teman, dapat dijadikan salah satu tolak ukur menarik atau tidaknya suatu moment. Jika moment yang dibagikan menarik maka banyak yang memberikan emoticon dan jika kurang menarik maka tidak ada yang memberikan emoticon atau yang memberikan emoticon hanya orang-orang yang memang sudah biasa memberikan emoticon.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber, yang dimaksud dengan orang-orang yang sudah biasa memberikan emoticon adalah teman-teman yang selalu narasumber berikan emoticon pada momentnya dia. Jadi, biasanya adalah hasil dari timbal balik, jika para narasumber rajin memberikan emoticon

(26)

pada moment teman-teman Path mereka, maka meskipun moment yang narasumber bagikan tidak terlalu menarik tetap mendapatkan emoticon dari orang-orang tersebut. Namun, jika narasumber tidak rajin memberikan emoticon pada teman-temannya maka ketika narasumber membagikan moment di Path emoticon yang didapatkan juga tidak terlalu banyak. Selain itu Path yang mudah diakses sehingga dapat menembus ruang dan waktu di mana pun penggunanya berada, maka sangat memungkinkan untuk terus berinteraksi dengan saling memberikan emoticon pada setiap moment teman-temannya di Path.

Dapat dikatakan hal seperti itu tidak terlalu penting, tapi kenyataannya budaya maya yang berlaku pada media sosial Path seperti itu adanya. Karena budaya maya merujuk pada seperangkat realitas yang hidup didalamnya dan dibangun melalui proses pemaknaan bersama antar penggunanya. Sehingga para pengguna Path sudah memaknai bersama bahwa dengan sering memberikan emoticon pada moment teman nantinya teman tersebut akan memberikan emoticon juga pada updatean narasumber. Karena semakin banyak yang memberikan emoticon pada moment kita maka merasa bahwa kita mempunyai interaksi yang baik dengan teman-teman di media sosial.

4.3.2 Interaksionisme Simbolik di Media Sosial Path

Teori interaksionisme simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi. Selain itu interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind), mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial dan tujuan akhir untuk memediasi serta

(27)

menginterpretasi makna ditengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.

Jika pada dunia nyata interaksi simbolik dapat dilakukan dengan menggunakan gesture tubuh sedangkan pada dunia maya khususnya media sosial Path, pemaknaan interaksi simbolik pada media sosial Path dapat dilakukan pada pemilihan kata-kata yang digunakan, gambar-gambar maupun emoticon yang disediakan oleh Path. Penggunaan pikiran dan diri yang dilakukan oleh narasumber di Path berbaur menjadi satu kesatuan untuk menciptakan makna di masyarakat maya.

Seperti budaya memberikan emoticon pada media sosial Path, awalnya ketika narasumber melihat moment yang dibagikan oleh teman Path-nya mendapatkan banyak respon berupa emoticon dan komentar sebagi tanda bahwa interaksi dengan teman Path-nya bagus dan supaya momentnya tidak sepi. Maka pemberian emoticon di moment Path merupakan hasil bentukan dari masyarakat maya, sedangkan narasumber sebagai pengguna media sosial Path yang merupakan bagian dari masyarakat maya memposisikan dirinya sebagai individu sekaligus sebagai bagian dari pengguna Path yang aktif.

Hal yang dilakukan oleh para narasumber yaitu membentuk dirinya sesuai dengan budaya yang sudah tercipta pada media sosial Path, agar dapat masuk kedalam komunitas pengguna Path, maka narasumber pun rajin memberikan emoticon kepada teman-temannya di Path. Namun, sebelum narasumber memberikan emoticon, ia berfikir terlebih dahulu emoticon seperti apa yang

(28)

cocok diberikan pada moment temannya. Karena tidak mungkin ketika temannya sedang bersedih, diberikan emoticon senyum pada moment temannya tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Meiryosha, Aulia, Naomi dan Kevin ketika mereka memberikan emoticon pada moment temannya, dilihat terlebih dahulu konteksnya seperi apa. Jika sedang pergi berlibur kemudian membagikan foto pemandangan alam yang bagus, membagikan foto kebersamaan dengan teman-teman maka emoticon yang paling sering diberikan oleh mereka adalah emoticon love.

Sedangkan Mey Fany berbeda dari mereka, ia lebih sering memberikan emoticon yang bertolak belakang dengan konteks moment temannya. Seperti ketika temannya sedang berlibur ketika hari kerja, Mey tidak memberikan emoticon love atau senyum namun ia memberikan emoticon sedih, begitu juga ketika ada temannya yang membagikan moment sedih misalnya lagi mengerjakan tugas kuliah sampai larut pagi maka Mey memberikan emoticon tertawa atau terkejut. Tujuan dari pemberian emoticon tersebut adalah agar berbeda dengan teman lainnya, selain itu Mey juga mengungkap ketika ia memberika emoticon sedih saat melihat temannya berlibur hal itu dikarenakan Mey berbicara kepada dirinya sendiri enaknya hari kerja bisa cuti liburan sedangkan Aku lagi stress dikantor. Selain itu memberikan emotion tertawa atau terkejut ketika teman sedang bersedih hal ini bertujuan untuk meledek temannya, jika dapat diungkapkan pada komunikasi secara langsung Mey ingin mengungkapkan

“Ciyee galau”. Namun karena tidak memungkinkan untuk bertemu secara

(29)

Berbeda lagi dengan Rahmat, yang memang tidak pernah memberikan emoticon pada moment teman-temannya kecuali moment tersebut memang sangat menarik dan bagus atau lucu. Hal ini berpengaruh kepada moment yang Rahmat bagikan di Path, yang memberikan emoticon pun sedikit hanya satu atau dua orang bahkan sering ia membagikan moment tetapi tidak ada yang memberikan emoticon atau komentar. Sesuai penuturan dari Rahmat karena tujuan Rahmat berbagi moment di Path bukan semata-mata mendapatkan banyak emoticon tetapi ingin memberikan informasi dan hanya sekedar lucu-lucuan saja.

Secara garis besar mayoritas narasumber memberikan emoticon tersebut hasil dari proses sosial dilingkungan maya, kemudian direfleksikan kepada dirinya sendiri dan masuk kedalam pikirannya mengenai tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Berdasarkan hasil interaksi melalui berbagai simbol yang disediakan di Path maka para narasumber yang berasal dari Mahasiswa Universitas Mercu Buana dapat mengungkapkan respon secara efektif kepada temannya.

4.3.3 Konsep Diri pengguna Path

Konsep diri merupakan meninjau seseorang sabagai organisme yang secara biologis berkembang dengan pikiran yang rasional. Dengan menggunakan pengambilan peranan dan menjadi objek bagi dirinya sendiri. Dalam pengertian ini, ia melihat dirinya sebagaimana orang lain melihatnya. Orang membatinkan pandangan dirinya secara umum dan dengan demikian berperilaku secara terus menerus.

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa para narasumber yang berasal dari Mahasiswa Universitas Mercu Buana merupakan diri hasil dari

(30)

generalized other. Pada media sosial Path, narasumber berusaha mempersepsikan

seseorang mengenai cara orang lain melihat dirinya. Seperti pada saat narasumber sedang sedih namun mereka tidak menunjukan kesedihannya secara langsung melalui media sosial Path, karena ia memposisikan jika ada teman di Path yang sedih ia akan berfikir bahwa orang ini sering galau di Path dan para narasumber tidak mau disebut seperti itu. Maka mereka mengekspresikan dirinya saat sedang sedih dengan cara yang tidak terlalu menonjolkan kesedihannya, seperti dengan mendengarkan lagu.

Jika dilihat pada moment yang dibagikan oleh narasumber, beberapa kali yang pernah membagikan moment sedih atau galau adalah berasal dari narasumber wanita yaitu Mey Fany, Meiryosha, Aulia dan Naomi, karena kodratnya sebagai wanita lebih sering menggunakan perasaannya dibandingkan logikanya, namun kegalauan yang mereka bagikan pada media sosial Path hanya beberapa kali saja, tidak sering dan tidak terlalu ditonjolkan. Sedangkan narasumber Rahmat dan Kevin sebagai laki-laki jika dilihat dari moment mereka tidak ada yang menyinggung mengenai perasaan sedihnya. Karena Rahmat dan Kevin pun mempersepsikan dirinya pada posisi orang lain, jika laki-laki terlihat galau atau sedih di Path akan terlihat agak sedikit aneh dan tidak terlihat gentle, maka dari itu Rahmat dan Kevin tidak membagikan kegalauan mereka pada media sosial Path.

Selain itu konsep diri dibagi menjadi dua segi, yang masing-masing melakukan fungsi penting dalam kehidupannya. ”I” (Aku) bagian yang unik, kreatif, dinamis, impulsif, spontan dan tidak terorganisasikan. Sedangkan “Me”

(31)

(Saya) merupakan diri yang bertanggung jawab dan hasil dari proses sosial serta terorganisasikan. Hal ini terjadi kepada narasumber salah satunya dengan Meiryosha yang menceritakan ada suatu waktu ia sedang kesal pada pekerjaannya dikantor dan ia sudah sempat menuliskan caption yang cukup panjang dan ia membuatnya sekitar ± 30 menit untuk mengeluarkan semua unek-uneknya agar ia merasa lega, namun kemudian setelah ia membaca kembali secara baik-baik isi dari caption tersebut, maka pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak jadi membagikan hal tersebut di media sosial Path miliknya. Dan ia lebih memilih untuk menceritakan secara langsung kepada temannya yang memang tahu betul kondisi pekerjaannya dibandingkan dengan mengeluh di media sosial Path.

Karena Meiryosha memikirkan dampak negatif dimasa yang akan datang jika ia tetap memposting keluhannya tersebut kemedia sosial Path. Saat ini dengan semakin maraknya penggunaan media sosial maka tidak menutup kemungkinkan suatu perusahaan untuk mencari kepribadian karyawannya dari akun media sosial. Serta banyak juga fenomena yang terjadi berasal dari media sosial Path sampai harus berurusan dengan pengadilan, mendapatkan hukuman sosial dari pengguna lainnya.

Sehingga para narasumber menggunakan media sosial Path mengkonsepkan dirinya sebagai “I” dan “Me”. Karena memang “I” dan “Me” merupakan keseluruhan proses sosial dan memungkinkan individu maupun masyarakat berfungsi secara lebih efektif. Namun, porsi “I” yang digunakan oleh para narasumber tidak terlalu banyak. “I” digunakan oleh narasumber untuk membuat caption, karena dari “I” inilah muncul diri yang kreatif dan

(32)

menyebabkan perubahan dalam situasi sosial seperti penggunaan hashtag (#) pada caption yang digunakan. Sedangkan penggunaan “Me” pada media sosial Path lebih banyak karena pada saat sebelum membagikan moment pada media sosial Path, para narasumber memikirkan kembali mengenai kegiatan yang akan dibagikan.

Konsep diri sebagai “Me” ini merupakan kontrol sosial yang dilakukan oleh para narasumber. Dengan adanya kontrol sosial bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan media sosial Path. Karena “Me” merupakan diri yang bertanggung jawab atas diri dan melalui “Me” masyarakat mengusai individu, sehingga harus dipertimbangkan mengenai dampak yang akan terjadi jika membagikan moment pada media sosial Path. Dan sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi harus mempunyai tanggung jawab dan kesadaran yang cukup tinggi terhadap apa yang dibagikan pada media sosial miliknya.

4.3.4 Ekspresi Diri Mahasiswa di Media sosial Path

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada para mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi sebanyak enam orang yaitu, Mey Fany, Meiryosha, Aulia, Naomi, Rahmat dan Kevin. Didapatkan hasil yang sama mengenai ekspresi diri mereka pada media sosial Path, meskipun para narasumber mempunyai latar belakang pekerjaan dan lingkungan sosial yang berbeda. Para narasumber lebih senang mengekspresikan dirinya ketika sedang berbahagia dibandingkan bersedih.

Cara mengekspresikan kebahagiannya, para narasumber membagikan moment tersebut dengan berbagai cara. Seperti Meiryosha yang sudah memiliki

(33)

satu anak, ia gemar membagikan moment perkembangan anaknya serta foto-foto anaknya yang lucu karena dengan membagikan moment tentang anaknya banyak teman-teman di Path yang tertarik sehingga memberikan emoticon dan mengomentari foto anaknya. Selain itu Mey Fany, Aulia, Naomi, Rahmat dan Kevin yang belum mempunyai anak, mereka membagikan moment bahagianya menggunakan foto-foto kebersamaan bersama teman-temannya, membagikan gambar meme yang lucu.

Selain itu ekspresi dibagi menjadi dua hal yaitu :

1. Ekspresi yang diberikan (expression given), komunikasi ekspresif yang prosesnya disengaja, dalam proses komunikasi ini sudah ditentukan alurnya sehingga menghasilkan manajemen kesan dan aktivitas yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi orang lain

2. Ekspresi yang dilepaskan (expression given off), yaitu informasi atau pesan yang disampaikan tanpa disengaja. Seperti pada komunikasi verbal dan non verbal dalam kehidupan sehari-hari.

Ekspresi yang digunakan oleh seluruh narasumber pada media sosial Path merupakan ekspresi yang sengaja diberikan (expression given). Karena seluruh moment yang dibagikan pada media sosial Path sudah melewati proses manajemen kesan sehingga para narasumber sudah mengetahui apa yang ingin ia bagikan dan dengan tujuan dapat menciptakan citra diri yang positif, mendapatkan banyak emoticon dan komentar dari teman-teman.

Hal ini dapat terlihat pada penyusunan kata-kata disetiap caption yang dibagikan pada Path narasumber. Selain itu proses editing pada foto yang

(34)

dibagikan sehingga menghasilkan foto disertai dengan caption yang menarik serta informatif. Selain itu media sosial Path yang terkenal sebagai salah satu media sosial untuk ajang pamer dengan gaya hidup yang hedonis serta salah satu media sosial untuk pembentukan citra diri, juga membuat para narasumber masuk kedalamnya. Ditambahkan juga narasumber lebih suka membagikan moment yang mereka anggap menarik dan hal menarik tersebut adalah ketika mereka sedang berada pada tempat-tempat bagus, misalnya restoran mahal, tempat nongkrong yang sedang naik daun, tempat-tempat yang memang butuh perjuangan dan biaya yang tidak murah. Selain itu lagu atau film yang dibagikan pada media sosial Path juga mayoritas adalah lagu berbahasa inggris serta film produksi luar negeri. Salah satu narasumber yang bercerita mengenai kegiatannya menggunakan media sosial Path adalah Aulia yang pernah membagikan moment pada suatu tempat padahal sebenarnya ia tidak berada ditempat tersebut, ia menurutkan bahwa :

”Waktu itu lagi nyari barang di Gandaria City eh ternyata gak ada dan

abis itu gue ke Blok-M dan ternyata barangnya adanya di Blok-M, tapi gue update di Path dapet barangnya di Gandaria City”

Hal tersebut ia lakukan karena semua teman-temannya di Path dapat menilai kualitas barang di Blok-M dan di Gandaria City dan jika dilihat dari target pasar kedua tempat tersebut sangat berbeda, sehingga Aulia lebih memilih membagikan moment pada saat ia berada di Gandaria City. Namun fenomena lainnya juga terjadi pada pemanfaatan fitur inner circle pada media sosial Path, pada beberapa narasumber seperti Mey Fany, Meiryosha, Aulia dan Naomi pernah dan sering memanfaatkan fitur inner circle yang terdapat di Path, hal ini

(35)

dikarenakan mereka menyembunyikan moment tersebut kepada seseorang sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihat moment tersebut. Sedangkan untuk para pria, yaitu Rahmat dan Kevin tidak memanfaatkan fitur inner circle tersebut karena mereka menggunakan Path untuk hal umum dan tidak ada yang perlu dirahasiakan.

Jadi, memang para narasumber mengekspresikan dirinya melalui media sosial Path sudah melewati tahap pengelolaan kesan agar terlihat selalu bahagia, mendapatkan citra diri yang positif dan mempunyai status sosial yang cukup baik. Begitu menariknya para narasumber mengekspresikan dirinya melalui media sosial Path, sehingga fungsi komunikasi yang terjadi pada media sosial Path yaitu fungsi sosial, fungsi ekspresif dan fungsi instrumental. Sedangkan untuk fungsi ritual lebih dapat berfungsi jika diimplementasikan pada dunia nyata.

4.3.5 Studi Fenomenologi

Fenomenologi dimaksudkan sebagai studi tentang esensi-esensi dan fenomenologi merupakan suatu filsafat yang menempatkan kembali esensi-esensi dalam eksistensi dan yang berpendapat bahwa manusia serta dunia tidak dapat dimengerti kecuali bertitik tolak pada faktisitas mereka. Sehingga melalui fenomenologi ini peneliti melihat fenomena mengenai penggunaan media sosial Path yang saat ini dijadikan salah satu media sosial untuk berbagi kegiatan dan informasi dengan teman-temannya.

(36)

Selain itu pada topik kedua dalam fenomenologi persepsi menurut Merleau-Ponty66 membicarakan hubungan antara fenomenologi dengan ilmu pengetahuan, yang menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan didasarkan atas

lebenswelt atau dunia yang kita alami sebelum setiap macam teori. Dunia yang

dialami itu merupakan juga dasar dari persepti. Dalam hal ini setiap orang mempunyai masa lalu, kehadiran subyek dalam dunia sebagai syarat pengalaman. Pada bagian selanjutnya, Ponty berbicara mengenai reduksi fenomenologis. Sejatinya reduksi fenomenologis membuka atau membongkar dasar eksistensi kita yang asal, yaitu dunia.

Tema esensi dan reduksi eidetis merupakan tema pokok lain dalam fenomenologi persepsi. Reduksi eidetis ialah metode yang harus menghasilkan intuisi tentang hakikat. Metode ini dijalankan dengan menggunaka pengertian-pengertian yang mengungkapkan hakikat atau esensi supaya diperoleh suatu pandangan filosofis tentang eksistensi. Reduksi eidetis tidak membatasi dunia menjadi keseluruhan esensi-esensi, metode ini membuat dunia tampak sebagai yang mendahului setiap refleksi.

Dalam tema berikutnya, Ponty67 berbicara ihwal intensionalitas. Menurut fenomenologi, kesadaran selalu merupakan kesadaran akan sesuatu. Kesadaran tidak berfungsi diatas dunia melainkan didalam dunia yang dimengerti dalam arti prareflektif atau praobjektif. Dalam intensionalitas ini terdapat kemungkinan untuk mengerti hubungan dengan macam-macam objek, seperti benda yang dipersepsi, peristiwa historis atau ajaran filosofis.

66

(37)

Pada bagian terakhir, Ponty menguraikan pandangannya tentang rasionalitas. Menurutnya, rasionalitas tidak mendahului dunia, tidak pula melayang-layang diatas dunia, tetapi termasuk dunia itu sendiri. Rasio terus menerus mengambil bagian dalam dunia, satu-satunya tempat dimana makna bisa mekar.

Tugas berikutnya adalah mengeksplorasi lapangan fenomenal manusia. Komponen pertama dari eksplorasi itu adalah pemusatan pada tubuh, komponen yang kedua adalah pemusatan pada dunia sebagaimana yang dipersepsi oleh manusia. Pada bagian pertama memperlihatkan berbagai aspek ketubuhan, yakni tubuh dalam lingkup ruang, bayangan tubuh, tubuh sebagai gerak, tubuh sebagai wujud seksual dan akhirnya tubuh sebagai hal yang mengungkapkan dirinya dalam gesture dan pembicaraan.

Selanjutnya, pada bagian kedua membahas persepsi, menganalisis berbagai faset proses perseptual. Bagian ketiga membahas konsep-konsep “ada bagi dirinya sendiri” (etre-pour-soi) dan ada dalam dunia (etre au monde). Dan persepsi dalam pandangan Ponty merupakan suatu intensi dari seluruh eksistensi, yakni cara mengada dalam dunia pra-reflektif, dalam konteks ini pengertian persepsi bukanlah sebagai batas kesadaran dalam kontaknya dengan dunia luar, melainkan justru menunjukan bahwa kesadaran selalu bersifat mendunia pada eksistensi yang konkret, sebuah kesadaran yang menubuh.

Sehingga pengertian persepsi ini mengeluarkan semua dogmatisme dan cukup untuk menunjukan kondisi sebenarnya dari pra-reflektif itu sendiri. Dengan

(38)

begitu, hal ini menunjukan dimensi penghayatan dari pengetahuan dan tindakan yang sudah diobjektifkan.

Sedangkan dalam fenomenologi sosial Alfred Schutz68 memusatkan perhatiannya pada cara orang memahami kesadaran orang lain, sementara mereka hidup dalam aliran kesadaran mereka sendiri. Schutz juga menggunakan perpektif intersubjektivitas dalam pengertian lebih luas untuk memahami kehidupan sosial. Bagi Schutz intersubjektivitas adalah ketentuan dunia nyata dan tidak memerlukan eksplikasi fundamental. Tugas utama sosiologi fenomenologis adalah memperoleh wawasan mengenai karakter pengalaman sosial nyata yang diinterpretasikan secara konvensional. Dalam kaitan ini baik baik konsep ilmiah maupun pengalaman sehari-hari terbentuk lewat kategori-kategori yang terpisah dari segala sesuatu yang serta merta ditentukan oleh kesadaran.

Schutz69 membagi tiga tema utama dalam fenomenologi sosial, yaitu dunia sehari-hari, sosialitas serta makna dan pembentukan makna.

a. Dunia sehari-hari merupakan dunia yang paling fundamental dan dunia terpenting bagi manusia. Dalam dunia sehari-hari terbentuklah bahasa dan makna dan terjadi juga interaksi sosial antara anggota-anggota masyarakat yang membentuk berbagai tipe harapan dan tingkah laku yang kemudian diterima bersama

b. Sosialitas. Tindakan sosial yang terjadi setiap hari adalah proses dimana terbentuk berbagai makna.

68

(39)

c. Makna dan pembentukan makna. Jika dasar manusia adalah dunia sehari-hari, makna dasar dalam pengertian manusia adalah akal sehat (common

sense) yang terbentuk dalam bahasa percakapan sehari-hari.

Sehingga pada penelitian ini menggunakan fenomenologi persepsi dalam rangka untuk mengetahui ekspresi diri mahasiswa Universitas Mercu Buana melalui media sosial Path karena melalui media sosial Path kita dapat melihat proses pemaknaan sebagai hasil dari interpretasi atau penafsiran terhadap objek. Dan kekuatan utama pada fenomenologi persepsi disini adalah bahwa dunia fenomenal bisa diakses sedemikian rupa sehingga dasar ilmiah bisa disandarkan pada dunia fenomenal dan dunia subjektif mempunyai struktur yang tersebar di seluruh ruang dan waktu sehingga bisa dikomunikasikan kepada orang lain melalui ekspresi yang tepat.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari

Kemudian untuk peneliti selanjutnya serta dapat dijadikan pembanding bagi penelitian selanjutnya Khususnya mengenai pengaruh pengungkapan akuntansi lingkungan

Era globalisasi merupakan sebuah era yang bergantung pada kemajuan teknologi akibat dari adanya perkembangan zaman (Pebriana et al., 2018). Perkembangan teknologi

Bagian proses dari gambar 1 adalah hubungan utama dengan kebutuhan material pada jadwal produksi utama menjdi perencanaan yang rinci untuk jumlah tiap bagian manufaktur dan

Hibrida IPB CH3 memiliki bobot buah layak pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Hot Beauty dan Gada, IPB CH1 memiliki bobot buah layak pasar yang lebih tinggi

(2) Profesi yang menyampaikan laporan secara elektronik melalui unggahan (upload) laporan ke Aplikasi goAML dalam format XML sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26

a) Kontrak kuliah dilakukan di awal kuliah, dengan cara kesediaan mengikuti aturan perkuliahan di FIB, sekaligus dosen yang bersangkutan mendapatkan jadwal kuliah yang