• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Proses Pekerjaan Lapangan

Penelitian ini menggunakan Metode pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 7 PMO dari mantan penderita TBC di Puskesmas Kaliwungu. Sedangkan sebagai Informan crosscheek dilakukan penelitian kepada 7 mantan penderita Tuberkulosis Paru dan 1 petugas pemegang program Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu.

Awal mula yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu mendatangi petugas pemegang kasus Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu untuk mencari data pasien Tuberkulosis Paru yang sudah sembuh dan mempunyai PMO. Setelah itu yang dilakukan peneliti adalah melihat alamat dan memilih berdasarkan jangkauan wilayah sehingga peneliti hanya mendapatkan 7 responden yang menggunakan PMO. Kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menanyakan kesediaannya untuk dilakukan wawancara. Jika informan bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dengan menggunakan alat perekam suara, catatan panduan wawancara dan dokumentasi.

(2)

Selanjutnya adalah wawancara terhadap mantan penderita Tuberkulosis Paru untuk Informan crosscheck. Pada penelitian ini dapat diketahui informasi yang dilakukan oleh PMO dan untuk membandingkan crosscheck jawaban dari PMO. Kemudian dilakukan informan koordinator petugas Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu.

Peneliti yang melakukan wawancara dengan responden tentang gambaran proses penguatan penderita Tuberkulosis Paru dalam kepatuhan minum obat oleh keluarga sebagai PMO di wilayah kerja Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal, peneliti melakukan penelitian wawancara dengan subyek peneliti dan informan crosscheck. Tidak ada penolakan dari subyek peneliti maupun informan crosscheck semuanya diterima sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang proses penguatan yang dilakukan PMO kepada penderita Tuberkulosis Paru akan tetapi karena subyek peneliti dan informan crosscheck memiliki keterbatasan waktu maka penelitian hanya dilakukan 1 kali pertemuan dan 1 kali wawancara, waktu wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebesar 1 jam dan itu waktu yang paling lama sedangkan yang paling terkecil yaitu 35 menit. Peneliti juga di bantu oleh pendamping untuk membantu dokumentasi.

Dalam proses pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti sedikit mengalami kesulitan mencari alamat informan karena ketidaktahuan alamat dan ketidakjelasan identitas informan karena banyak masyarakat tidak mengetahui nama lengkap tetapi hanya mengetahui nama panggilan, nama

(3)

samaran, atau nama asing karena informan pendatang. Peneliti juga menemui informan yang tidak bersedia di rekam suaranya.

Pada penelitian ini informan utama yaitu PMO disebut Subyek Penelitian, sedangkan mantan penderita Tuberkulosis Paru dan petugas koordinator penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu disebut sebagai Informan Crosscheck.

B. Gambaran Umum Puskesmas Kaliwungu 1. Deskripsi Lingkungan

Puskesmas Kaliwungu terletak di Wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Puskesmas Kaliwungu adalah salah satu Puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap di Kabupaten Kendal.

2. Keadaan Geografis

Puskesmas Kaliwungu terletak di dataran rendah dan memiliki luas wilayah 4812 M2 ,

Wilayah kerja meliputi 9 DESA antara lain :

Desa Kutoharjo, Desa Krajankulon, Desa Sarirejo, Desa Kumpulrejo, Desa Krangtengah, Desa Wonorejo, Desa sumberejo, Desa Mororejo, Desa Nolokerto. Hubungan lalu lintas darat dapat dijangkau ke seluruh desa menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Jarak tempuh dari Puskesmas ke desa terjauh adalah Wonorejo dan terdekat yaitu Kutoharjo

(4)

3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk menurut Tahun 2014 berjumlah 58 817 jiwa yaitu laki- laki berjumlah 29.858 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 28.959 jiwa.

sebagian besar penduduk bermata pencaharian buruh pabrik, petani, pegawai dan pedagang.

4. Program TB di Puskesmas Kaliwungu

a. Penemuan pasien Tuberkulosis Paru dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang yang memiliki gejala Tuberkulosis Paru

b. Memberikan penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis Paru oleh kader Puskesmas Kaliwungu kepada ibu-ibu PKK

c. Menggerakan kader di setiap Desa untuk mendatangi rumah- rumah penderita dan memotivasi penderita agar rutin berobat.

d. Puskesmas Kaliwungu mempunyai waktu tersendiri untuk pengambilan obat yaitu pada hari selasa dan kamis.7

C. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek peneliti diperoleh dengan cara purposive sampling. Jumlah subyek peneliti yang dapat diwawancarai berjumlah 7 subyek penelitian yang merupakan PMO dari penderita Tuberkulosis Paru. Sedangkan informan crosscheck berjumlah 8 orang yang terdiri dari dari 7 informan crosscheck dari mantan penderita Tuberkulosis Paru dan 1 informan crosscheck dari petugas koordinator Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu.

(5)

Pengambilan subyek penelitian ini berdasarkan kriteria yaitu PMO dari mantan penderita Tuberkulosis Paru yang berobat di Puskesmas Kaliwungu dan bersedia untuk menjadi subyek penelitian. Berikut ini adalah karakteristik subyek penelitian nama, umur. Jenis kelamin, pendidikan, hubungan PMO dengan mantan penderita.

Tabel 4.1

Identitas Karakteristik subyek penelitian (PMO)

NO Nama Pendidikan Umur Jenis Kelamin

Hubungan PMO dengan mantan

penderita

1 SP 1 SMK 24 P Menantu

2 SP 2 SMK 29 L Suami

3 SP 3 SMP 41 P Ibu

4 5 6 7

SP 4 SP 5 SP 6 SP 7

SD SMP SMP SD

36 36 37 30

P P P L

Ibu Istri Istri Suami

Adapun untuk melihat batasan-batasan yang diberikan dalam penelitian yang dilakukan guna menganalisis data, antara lain yaitu :

a. Sebagian besar = apabila > 3 subyek penelitian menjawab sama b. Setengahnya = apabila 3 subyek penelitian menjawab sama c. Sebagian kecil = apabila < 3 responden menjawab sama

(6)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa subyek penelitian berjumlah 7 orang, subyek penelitian berusia antara 24-41 tahun, umur termuda yaitu 24 tahun sedangkan umur paling tua yaitu 41 tahun. Sebagian besar subyek peneliti berjenis kelamin perempuan sedangkan hubungan dengan penderita antara lain sebagai ibu, istri, suami, menantu.

Tabel 4.2

Karakteristik informan Crosscheck (mantan penderita Tuberkulosis Paru)

No Nama Umur Jenis

Kelamin

Pendidikan Pekerjaan

1 IC 1 51 L SD Pedagang

2 IC 2 29 P SMK Karyawan swasta

3 IC 3 13 P SMP Pelajar

4 5 6

7 IC 4 IC 5 IC 6 IC 7

11 39 40 26

L L L P

SD SMK SMA SMA

Pelajar Karyawan swasta Karyawan swasta Ibu rumah tangga

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa informan crosscheck dari penderita Tuberkulosis berjumlah 7 orang, berumur antara 11-51 tahun.

Paling tua berumur 51 tahun sedangkan yang termuda berumur 11 tahun.

Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, sebagian besar berpendidikan tamat SMK/SMA, sebagian kecil masih menempuh pendidikan di tingkat SMP. Rata-rata informan crosscheck bekerja sebagai karyawan swasta.

(7)

Dapat diketahui bahwa informan crosscheck kedua adalah koordinator penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu berumur 45 tahun, jenis kelamin perempuan jabatan sebagai Bidan di Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal.

D. Hasil Wawancara dengan Subyek Penelitian

Wawancara mendalam dilakukan peneliti terhadap informan subyek penelitian yaitu pada PMO dari mantan penderita Tuberkulosis Paru yang berobat di Puskesmas Kaliwungu yang berjumlah 7 Orang. Sedangkan informan crosscheck yaitu mantan penderita Tuberkulosis Paru berjumlah 7 Orang dan petugas koordinator Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kaliwungu yang berjumlah 1 Orang.

(8)

1. Wawancara kepada subyek peneliti a. Perilaku PMO terhadap penderita

Sebagian besar subyek peneliti menjalankan tugas PMO berupa mengantar penderita berobat ke Puskesmas Kaliwungu dan selalu mengingatkan penderita setiap waktunya minum obat sedangkan sebagian kecil dari subyek peneliti menjawab memisahkan peralatan makan dan minum.

Kotak 1 Ngilingke minum obat, nganterin berobat ke Puskesmas. (SP 6, Perempuan, 37 tahun) (Ngingetin minum obat, nganterin berobat ke Puskesmas)

akuuu biasane nyuruh bpke kyak kalo makan (SP 1, Perempuan, 24 tahun) jangan sembarangan terus misahin tempat makan

nganterin berobat juga mba tapi kadang suamiku yang nganterin.

(9)

b. Rasanya menjadi PMO

Sebagian besar Subyek peneliti mengatakan senang menjadi PMO karena dengan menjadi PMO subyek penelitian bisa setiap saat mengingatkan minum obat supaya penderita cepat sembuh sedangkan sebagian kecil dari suyek peneliti mengatan bahwa senang menjadi PMO tetapi kalau informan crosscheck tidak minum obat merasa menyebalkan.

Kotak 2 ya seneng bnget mba, apa lagi kan bpknya (SP 1, Perempuan, 24 tahun) sudah sembuh jadi sudah tidak takut lagi

kalo deket-deket sama anakku

Njeh kadang seneng kadang sedih (SP 3, Perempuan, 41 tahun) nek mboten gelem mimik obat niku lho ngonduuk rasane.

(yaa kadang seneng kadang sedih kalau gk mau minum obat itu lho sebel rasanya)

(10)

c. Sudah berapa lama menjadi PMO

Sebagian besar subyek penelitian mengatakan bahwa sejak awal penderita didiagnosa sakit Tuberkulosis Paru dan sejak itu pula subyek penelitian sudah bertekat untuk menjadi PMO hal ini di buktikan dengan pernyatan dari seluruh responden dan di perkuat oleh kutipan informan crosscheck sebagian berikut .

d. PMO mendapatkan training dari Puskesmas

Kotak 3

Sejak bapak saya sakit (SP 1, Perempuan, 24 tahun)

Kotak 4 Endak mba. Paling mung dikandani tok (SP 2, Laki-laki, 29 tahun) tentang penyakit TBC.

(Tidak mba, paling cuman dikasih tau tentang penyakit TBC)

Kalau dari Puskesmas tidak pernah tapi istri (SP 7, Laki-laki, 30 tahun) saya ikut PKK Aysiyah kadang di selingin

penyuluhan tentang penyakit-penyakit.

Kotak 19 Sejak kapan menderita Tuberkulosis Paru

Oktober (IC 4, Lakilaki, 11 tahun)

(11)

Sebagian besar dari subyek peneliti mengatakan bahwa tidak ada training dari Puskesmas tetapi hanya diberi tahu tentang penyakit Tuberkulosis Paru dan kadang-kadang kader yang mendatangi ke rumah-rumah penderita untuk mengecek perkembangan penderita tentang kerutinan berobat di Puskesmas, sedangkan sebagian kecil dari suyek peneliti yang informan crosscheck mengikuti PKK Aisyiyah mengatakan kadang-kadang ada penyuluhan dari kader. Pernyataan ini diperkuat dengan kutipan di bawah ini.

e.

Kapan penderita sembuh

Setengah dari subyek penelitian mengatakan bahwa informan crosscheck sembuh di bulan maret karena informan crosscheck sakit di bulan

Kotak 5

Maret 2016 mba (SP 1, Perempuan, 24 tahun)

Kotak 31 Adakah Training dari Puskesmas

Ada yang di training ada yang endak, ( IC 8, Perempuan, 45 tahun) tapi kadang-kadang

tak kasih tau tentang penyakit Tuberkulosis

(12)

Oktober. Jadi masa pengobatan yang dilakukan oleh informan crosscheck yaitu sembuh tepat waktu atau masa pengobatan selama 6 bulan. Hal ini

Dapat dikuatkan dengan kutipan dari informan crosscheck penderita sebagai berikut

f.

Masa pegobatan berapa lama

Sebagian besar dari subyek peneliti mengatakan bahwa masa pengobatan yang dilakukan oleh penderita yaitu selama 6 bulan dan sembuh tepat waktu karena sebagian dari subyek peneliti selalu rutin untuk mengingatkan penderita minum obat dan mengontrol keadaan penderita ke

Kotak 6 Tepat waktu mba.. 6 Bulan (SP 7, Laki-laki, 37 tahun)

Pinten yo mba pkoke nek mboten 5 yo 6 bulan. (SP 3, Perempuan, 41 tahun) Berapa ya mba pkoknya kalau tidak 5 ya 6 Bulan.

Kotak 19 Kapan anda menderita Tuberkulosis

Oktober 2015 (IC 4, Laki-laki, 11 tahun)

(13)

Puskesmas sedangkan sebagian kecil subyek peneliti mengatakan ragu-ragu tentang masa pengobatan yang dilakukan oleh informan crosscheck.

g.

PMO mengantar penderita berobat ke Puskesmas

Rata-rata dari subyek peneliti mengantarkan penderita berobat ke Puskesmas tetapi karena sebagian subyek peneliti memiliki keterbatasan waktu dan urusan lain-lain yang mengantarkan penderita berobat ke Puskesmas kadang-kadang anggota keluarga yang lain yang mengantarkan berobat.

h.

Membujuk penderita supaya rutin minum obat

Kotak 7 Iyaaaa setiap berobat tak anterin (SP 2, Laki-laki, 29 tahun) mba…nek gk dianter aku to gk mau istriku hehehe.

(Iyaaa setiap berobat saya anterin mba…kalau tidak saya antar tidak mau istri saya hehehehe)

Kotak 8 Wayahe ngombe obat paling tak ilingke. (SP 6, Perempuan, 37 tahun) (Waktunya minum obat paling saya ingetin)

Paling cuman ngasih semangat mba, (SP 7, Laki-laki, 30 tahun) soalnya kan bapak saya itu pengen ndang sembuh terus main-main sama cucunya.

(14)

Sebagian besar dari subyek penelitian mempunyai cara untuk membujuk penderita dengan mengasih bentuk perhatian kepada penderita seperti mengingatkan waktu minum obat, karena menurut subyek penelitian dengan adanya perhatian terhadap penderita bahwa penderita akan merasa di perhatikan dengan adanya perhatian dari subyek penelitian.

i. Yang dirasakan ketika penderita sembuh

Sebagian besar subyek penelitian merasa senang ketika penderita dinyatakan sembuh dari penyakit Tuberkulosis Paru karena selama subyek penelitian menjadi PMO berhasil dan subyek penelitian mensyukuri bahwa penderita sudah tidak perlu minum obat setiap hari

j. Pemberian hadiah kepada penderita

Kotak 9 Seneng ra mba anake mari hahaha langsung tak bancai. (SP 4, Perempuan, 36 tahun)

(Seneng mba anak saya sembuh hahaha langsung syukuran)

Kotak 10 Cuman tak ingetin tok sih mba kalau wayahe minum obat. (SP 7, Laki-laki, 30 tahun) Cuman saya igetin mba setiap waktunya minum obat.

Waaah anakku jaluk PS kok mba, tak janjike nek (SP 4, Perempuan, 31 tahun) wes mari tapi .

Waaah anak saya minta PS mba, saya janjiin kalau sudah sembuh tapi.

Endak mba, soalnya bapak saya itu punya keinginan (SP 1, Perempuan, 24 tahun) yang kuat buat sembuh biar isa main-main sama cucunya.

(15)

Sebagian besar dari subyek peneliti memberikan hadiah berupa perhatian kepada informan crosscheck seperti selalu mengingatkan kalau waktunya minum obat sedangkan sebagian kecil dari subyek peneliti mengiming-imingi dengan bentuk barang ataupun liburan. Jawaban dari subyek penelitian mempunyai kesamaan terhadap pernyataan dari informan crosscheck sebagai berikut.

Tetapi pernyataan dari pihak informan crosscheck petugas koordinator Tubekulosis paru mengatakan bahwa tidak tahu tentang adanya pemberian hadiah yang dilakukan oleh subyek peneliti kepada informan crosscheck dari penderita Tuberkuolosis Paru, hali ini dibuktikan dengan adanya kutipan sebagai berikut

k. Hadiah yang di berikan kepada penderita

Kotak 11 Ya itu tadi mba tak anterin setiap berobat terus (SP 2, Laki-laki, 29 tahun)

ngingetin minum obat.

Gk ada mba (SP 5, Perempuan, 36 tahun)

PS kui mba jaluke anaku. (SP 4, Perempuan, 36 tahun) (Anak saya minta PS mba)

Kotak 23 Perhatian mba bojoku diilingke minum obat (IC 6, Laki-laki, 40 tahun) (Perhatian mb istri saya)

Kotak 32 Kalau tentang itu saya endak tau mba (IC 8, Perempuan,45 tahun)

(16)

Terdapat bermacam-macam bentuk hadiah yang di berikan subyek peneliti terhadap penderita yaitu sebagian besar dari subyek penelitian memberikan hadiah dalam bentuk perhatian terhadap penderita seperti mengingatkan waktu minum obat. Sedangkan sebagian kecil dari subyek penelitian memberikan iming- iming hadiah seperti liburan dan bentuk hadiah yang diilingkan oleh penderita.

l. Mengapa memberikan tawaran menarik kepada penderita

Sebagian besar subyek peneliti mengatakan bahwa adanya pemberian

Penderita untuk minum obat dan pengin cepat sembuh sedangkan

sebagian kecil dari subyek peneliti mengatakan tidak perlu adanya hadiah sebab informan crosscheck sudah mempunyai semangat untuk sembuh.

m. Alasan berfikir memberikan hadiah

Kotak 12 Ben cepet manton dek anakku. ( SP 3, Perempuan, 41 tahun) (Biar cepat sembuh dek anak saya)

Soalnya kan bapak pngen sembuh jadi keinginan ( SP 1, Perempuan, 24 tahun) (sembuhnya ki besar jadi menurutku ndak perlu hadiah-hadiah)

Yo ben gawe motivasi ngombe obat terus ndang (SP 4, Perempuan, 36 tahun) mari ben ora kakehan obat.

Kotak 13 Biar cepat sembuh istriku mba, gk tega lihat istri sakit. (SP 2, Laki-laki, 29 tahun)

Semangat pengen mari ki ben ono mba. (SP 5, Perempuan, 36 tahun) Semangat pengen sembuh biar ada mba.

(17)

Alasan subyek peneliti tentang pemberian hadiah untuk penderita yaitu sebagian besar dari subyek penelitian mengatakan tentang adanya pemberian hadiah, penderita supaya lebih bersemangat untuk sembuh sedangkan sebagian

Dari subyek peneliti mengatakan bahwa dengan adanya pemberian hadiah dapat meningkatkan semangat untuk minum obat.

n. Pemberian hukuman

Setengah dari subyek peneliti memberikan hukuman seperti ancaman kepada penderita ketika penderita tidak rutin minum obat hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan dari informan crosscheck sebagai berikut

Hal ini juga diperkuat dengan adanya tanggapan dari informan crosscheck pihak petugas koordinator Tuberkuolsis Paru dengan kutipan sebagai berikut

Kotak 14 Hahahaha tak ancam ora tak (SP 4, Perempuan, 36 tahun) tukoke PS langsung wedi anaku mba.

(Hahahaha saya ancam tidak dibeliin PS langsung takut anak saya mba)

Kotak 14

Iya mba (IC 7, Perempuan, 26 tahun)

Kotak 33 Yaaa kalau mungkin ada kan, (IC 7, Perempuan, 26 tahun) bagus ya lebih memotivasi

penderitanya sendiri, motivasi positif

(18)

o. Ancaman yang diberikan

Sebagian kecil subyek peneliti memberikan ancaman kepada penderita seperti mendiamkan penderita ketika penderita tidak rutin minum obat karena menurut subyek penelitian dengan cara mendiamkan penderita akan berhasil.

Sedangkan sebagian kecil dari subyek peneliti mengatakan tidak memerlukan adanya ancaman sebab informan sudah mempunyai semangat yang besar untuk sembuh. Hal ini di dapat dibuktikan dengan kutipan informan crosscheck sebagai berikut.

Kotak 15 Males ngeterke berobat mba, terus suamiku manot. (SP 5, Perempuan, 36 tahun) (Males nganterin berobat mba, terus saumiku mau minum obat)

Kotak 27 suamiku diemin aku mba, tak ajak ngobrol diem aja (IC 2, Perempuan, 29 tahun)

Endak ada (IC 5, Lakilaki, 39 tahun)

( Tidak ada)

(19)

p. Kenapa mempunyai fikiran untuk memberikan hukuman

Sebagian besar subyek peneliti mempunyai inisiatif untuk memberikan hukuman atau ancaman sebab menurut subyek penelitian tentang adanya ancaman ataupun hukuman adalah cara supaya penderita rutin minum obat dan cepat sembuh. Sedangkan sebagian kecil alasan subyek peneliti memberikan hukuman karena keinginan dari informan yang diinginkan oleh informan crosscheck.

q. Kenapa memberikan hukuman

Kotak 16 Kan aku ngancem dia ki ben dia cepat mari to mba. (SP 5, Perempuan, 36 tahun) (Kan saya mengancam dia itu biar dia cepat sembuh to mba)

Kan anakku ra mba, pengen PS laaah (SP 4, Perempuan, 36 tahun) kui carane ben gelem ngombe obat

(Anak saya pengen PS itu cara saya biar mau minum obat)

Kotak 17 Yo ben ndang mari mba, kan misake nek ( SP 6, Perempuan, 37 tahun) gombe obat terus

(Ya biar cepat sembuh mba, kan kasian kalau minum obat terus)

(20)

Sebagian besar PMO mengatakan bahwa dengan adanya hukuman, penderita akan jera terhadap adanya hukuman dari PMO.

r.

Cara menyampaikan ancaman

/hukuman

Sebagian besar PMO menyampaikan ancaman kepada penderita dengan cara menakut-nakuti penderita, bahkan ada PMO yang mendiamkan penderita ketika tidak rutin minum obat

2. Wawancara Kepada mantan penderita Tuberkulosis Paru a. Yang dilakukan agar keluarga tidak tertular

Sebagian besar dari informan crosscheck mengatakan bahwa supaya anggota keluarga yang lain tidak tertular adalah dengan cara menutup mulut ketika

Kotak 18

Meneng wae sih mba aku, istriku takon ora tak jawabi (SP 7, Laki-laki, 30 tahun) (Diem aja aku mba, istri saya bicara tidak tak jawab)

Kotak 20 nek watok ra mba lambeku tak tutupin nganggo tangan (IC 4, Lakilaki, 11 tahun)

(kalau batuk mulut saya tak tutupin pakai tangan mba)

Jaga jarak mbe keluarga (IC 6, Laki-laki, 40 tahun) (Jaga jarak sama keluarga)

(21)

batuk, sedangkan sebagian kecil dari informan crosscheck mengatakan bahwa jaga jarak dengan keluarga adalah cara supaya anggota keluarga yang lain tidak tertular.

b. Yang menjadi PMO

Informan mengatakan yang menjadi PMO bermacam macam anggota keluarga karena yang informan katakan bahwa anggota yang dianggap paling nyaman yang dipilih sebagai PMO.

c. Merasa nyaman adanya PMO

Kotak 21

Mamah…… (IC 3, Perempuan, 13 tahun)

Ibuku ra mba

(ibu saya mba)

(IC 4, Laki-laki, 11 tahun)

Istri Suami Menantu

(IC 5, Laki-laki, 39 tahun) (IC 7, Perempuan, 26 tahun) (IC 1, Laki-laki, 51 tahun)

Kotak 22

Ya nyaman mba ( IC 5, Laki-laki, 39 tahun)

Kadang endak mba, soale ibuku crewet bnget o mb hahaha (IC 4, Laki-laki, 11 tahun)

(22)

Sebagian besar informan mengatakan merasa nyaman terhadap adanya PMO sebab dengan adanya PMO informan selalu diperhatikan seperti selalu diingatkan oleh PMO waktu minum obat. Sebagian kecil mengatakan bahwa adanya subyek peneliti terkadang menyebalkan karena sering dimarahin.

d. Memotivasi adanya pemberian hadiah

Sebagian besar informan mengatakan bahwa dengan adanya perhatian dari subyek peneliti, informan leih termotivasi untuk minum obat. Tetapi sebagian kecil dari PMO tidak memerlukan hadiah atau iming-iming yang lain sebab menurut informan bahwa keinginan sembuh timbul dari diri sendiri.

e. Tanggapan terhadap pemberian hadiah

Kotak 25 iya mba. Perhatian suamiku kok hehe ( IC 2, Perempuan, 29 tahun)

saya dwe motivasi dewe mba (IC 1, Laki-laki, 51 tahun) (saya mempunyai motivasi sendiri mba)

Kotak 25

Seneng ra diperhatike kok (IC 6, Laki-laki, 40 tahun) (Seneng di perhatikan)

biasa saja mba (IC 1, Laki-laki, 51 tahun)

(23)

Sebagian besar dari informan crosscheck memberikan tanggapan yang positif terhadap adanya pemberian hadiah atau bentuk perhatian yang diberikan subyek peneliti hal ini juga di perkuat dengan adanya kutipan dari pihak informan crosscheck sebagai berikut.

f. Apa yang membuat anda jera

Setengah dari Informan crosscheck mengatakan bahwa informan

g. tanggapan anda terhadap pemberian hukuman dari PMO

Kotak 29 Bojoku nesu kok mba nek ora dituruti yowes (IC 7, Perempuan, 26 tahun) to aku ngalah, lagian ya bojoku niate apik

(Istri saya marah kok mba kalau saya tidak nurut, lagian niatnya juga bagus)

Kotak 30 Ndang mari aku ra mba (IC 5, Laki-laki, 40 tahun)

(Biar cepat sembuh saya mba)

Bagus mba memotivasi (IC 7, Perempuan, 26 tahun)

hmmmmmmmmm ya bagus sih tapi jahat (IC 3, Perempuan, 13 tahun) mosok anake meh di tinggal neng omah dewean

(hmmmm ya bagus tapi jahat anaknya di tinggal di rumah sendirian)

Kotak 35 Kalau saya setuju mba,

sekiranya itu positif saya dukung

(24)

Sebagian besar informan mengatakan bahwa dengan adanya pemberian hukuman dari PMO informan lebih termotifasi supaya cepat sembuh. Tetapi ada juga informan yang menanggapi dengan negatif hal ini juga di tanggapi oleh informan crosscheck pihak petugas koordinator paru sebagai berikut

Kotak 39

Bagus ituuu ben penderitane takut, jera ( IC 8, Perempuan, 45 tahun) (bagus ituuu biar penderitanya takut, jera)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Peningkatan Jalan Gelora RT.05 Kampung Enrekang Desa Binalawan, dimana perusahaan

• However, the size of a truth table grows exponentially with the number of variables involved, hence unwieldy.. Canonical and Standard Forms Canonical and

Melihat bahwa sebuah kota/kabupaten hanya dapat berkembang jika memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup, dimana keseluruhannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan

Faktor lain yang mempengaruhi anak rajin dan taat menjalankan ibadah selain guru yang mengarahkan dan membimbingnya adalah adanya fasilitas di sekolah yang

Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota. Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya

Pengujian hipotesis selanjutnya adalah mengenai pengaruh NPM terhadap harga saham. Hal ini memiliki arti bahwa NPM berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. NPM

Kinerja pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah sebagai pengawas internal merupakan hal yang penting, karena mengawasi pelaksanaan tugas SKPD dan Kabupaten/Kota,