VI - 1 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
6.1. Kerangka Kelembagaan
6.1.1. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta
Karya.
6.1.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang
menangani bidang Cipta Karya.
Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya,
informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:
Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.
Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.
VI - 2 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota
A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Siak dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Siak.
TUGAS POKOK
Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan di bidang yang meliputi bina marga dan pengairan.
FUNGSI
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang bina marga dan pengairan.
2. Penyelenggaraan pelayanaan umum di bidang bina marga dan
pengairan.
3. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang bina marga dan
pengairan.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
VI - 3 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
B. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
TUGAS POKOK
Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan di bidang yang meliputi bina marga dan pengairan.
FUNGSI
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang bina marga dan pengairan.
2. Penyelenggaraan pelayanaan umum di bidang bina marga dan
pengairan.
3. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang bina marga dan
pengairan.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
ARAH KEBIJAKAN
1. Mengoptimalkan Perencanaan, Perizinan, Pengawasan dan
Pengendalian Tata Ruang Kota dan Wilayah Kabupaten Siak;
2. Meningkatkan Kualitas Prasarana dan Sarana Ke – Cipta Karyaan Dalam Rangka Mewujudkan Permukiman yang Bersih,
Sehat dan Berjati Diri;
3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Melalui Penataan Pertamanan
dan Kebersihan;
4. Meningkatkan Pelayanan Pemadam Kebakaran, Khususnya di
VI - 5 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
C. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Siak
TUGAS POKOK
Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan di pasar, kebersihan, pertamanann dan pemakaman.
FUNGSI
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang yang meliputi pasar,
kebersihan, pertamanan dan pemakaman.
2. Penyelenggaraan pelayanaan umum di bidang yang meliputi pasar,
kebersihan, pertamanan dan pemakaman.
3. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang yang meliputi pasar,
kebersihan, pertamanan dan pemakaman.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
6.1.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di
VI - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program
dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah
bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada
setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan
kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai
dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No Instansi Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
Unit/Bagian yang menangani Pembangunan Bidang CK
(1) (2) (3) (4)
1 Bappeda Perencanaan, Koordinator dan
fungsi Pengawasan bidang CK Bidang Fisik dan Prasarana
2
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Perencanaan, Pelaksana Bidang
CK Bidang Cipta Karya
3
Dinas Pasar, Kebersihan dan
Pertamanan
Fungsi Pelaksana, Pengawasan dampak lingkungan dan
penyusunan dokumen lingkungan
Bidang Bina Lingkungan dan Penyuluhan
Secara garis besar fungsi oleh intansi terkait keciptakaryaan di Kabupaten
Siak dibagi atas 3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan
kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar
satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam
VI - 7 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No Nama SOP Instansi yang terlibat Tugas dan fungsi Instansi
dalam SOP
(1) (2) (3) (4)
1 Bangkim Bappeda
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
2 PBL Bapedda
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
3 PLP Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
4 AM Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
5 SOP
Non - Teknis
Bapedda
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
6.1.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system
manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program
Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas
tetapi juga kualitas.Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian
instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan
mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
VI - 8 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Tabel 6. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
N
o UNIT KERJA
Golongan (Orang)
Jenis Kela
min (Oran
g)
Latar Belakang Pendidikan (Orang)
Jabatan Fungsiona
l
I II III IV L P ≤
SMA D3 S1 S2 S3 TBP TPL
1 Bappeda
2
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
3
Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan
6.1.2. Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah,
bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah
kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
6.1.2.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan
keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani kegaiatn
bidang cipta karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.Tugas serta fungsi organisasi bidang cipta karya sudah sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi.Permasalahan yang ditemui
dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan
bidang cipta karya adalah kurangnya koordinasi antar instansi yang
VI - 9 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
6.1.2.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta
karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Perda penetapan organisasi pemerintah daerah telah menguraikan
tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang menangani kegiatan bidang
cipta karya di Kabupaten Siak.Mekanisme hubungan kerja didalam dan antar
instansi terkait bidang cipta karya sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya Satgas RPIJM Kabupaten Siak yang terbentuk dari beberapa instansi
yang ada di Kabupaten Siak serta pembagian SOP untuk setiap sektor yang
ada di bidang cipta karya dibuktikan dengan Surat Keputusan Bupati Siak
Nomor : 208 Tahun 2015.
.
6.1.2.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui
permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya
pengetahuan dan keterampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM)
yang menangani/mengelola bidang keciptakaryaan di Kabupaten Siak.
Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan
lainya masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas (capacity building) sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Bidang Cipta Karya semakin meningkat. Selain masih terbatasnya Sumber
Daya Manusia (SDM) Bidang keciptakaryaan, prasarana dan sarana kerja
juga masih terbatas seperti : ruang kerja, labor, perangkat survey, kendaraan
VI - 10 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
6.1.2.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di
bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan
penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan
analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi,
tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi
W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi
S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis
tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada
sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT
Kelembagaan.Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis
SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan
VI - 11 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Tabel 6. 4 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Internal
Eksternal
Kekuatan (S)
1. Visi dan misi daerah 2. Ketersediaan
dokumen
1. Jumlah dan kualitas SDM
2. Keterbatasan dana dari pemerintah 3. Koordinasi antar
lembaga
4. Keterbatasan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
Peluang (O)
1. Pelaksanaan otonomi daerah
2. Ketersediaan DAK 3. Pertumbuhan
ekonomi 4. Daerah
Perkembangan aktivitas bisnis 5. Pertumbuhan
penduduk
2. Perencanaan dan penilaian
(valuation)pembiayaa n investasi dari sumber-sumber pemerintah, swasta dan masyarakat
Strategi W-O:
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan
2. Penguatan lembaga untuk peningkatan partisipasi
masyarakat
Ancaman (T)
1. Peningkatan pertumbuhan
masalah yang harus ditangani
2. Kenaikan harga barang kebutuhan sarana ciptakarya 3. Pertumbuhan
kebutuhan pembiayaan 4. Tuntutan publik
terhadap ketersediaan infrastruktur cipta karya
Strategi S-T:
1. Optimalisasi dan peningkatan efektivitas
pelaksanaan fungsi organisasi
2. Peningkatan kapasitas
kelembagaan dalam menentukan social cost and benefit sharing untuk pembangunan infrastruktur bidang CK
Strategi W-T:
VI - 12 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
6.1.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah
kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi
yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan
tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi
pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya
manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan
rencana pengembangan kelembagaan di daerah.
6.1.3.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan
mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi
yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu
pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk
perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di
lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam
rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan
organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah,
khususnya bidang Cipta Karya.
6.1.3.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan
mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi
tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian
kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi
di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
6.1.3.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia,
VI - 13 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan
organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan
pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat
dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung
pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup
kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM
terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel
10.4
Tabel 6. 5 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Instansi
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan 5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung
dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
VI - 14 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
6.2. Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme
bertahap untuk mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan
kedalam bentuk regulasi melalui upaya pengelolaan yang terarah
(perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi) terutama dalam rangka
meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja penyelenggara Negara demi
tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang
merupakan kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung
pencapaian agenda 100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan
dengan sektor air minum, sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor
penataan bangunan dan lingkungan serta sektor pengembangan
permukiman.
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu
pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang
terkait dengan keciptakaryaan antara lain:
Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
‒ Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1)
peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan
kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi
masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan
sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan
sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum
dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
‒ Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha;
VI - 15 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
‒ Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan
infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan
kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang;
Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.
‒ Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat
yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga
terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
‒ Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan
terbuka (open dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung
sejak diberlakukannya UU ini.
‒ Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah,
dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah
dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran
ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan
akhir.
Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
‒ UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran
masyarakat.
‒ Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan
VI - 16 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman
kembali.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
‒ Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan,
pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan,
tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan
sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
‒ Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang,
serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem
penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan
dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green
building).
‒ Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
harus dilindungi dan dilestarikan.
‒ Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan
gedung.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
‒ Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang
mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang
kota.
‒ Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
wilayah kota.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
VI - 17 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan
untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga
mendapat perlakuan khusus dalam penyusunan kelembagaan,
perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.
‒ Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman
pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus
mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya
akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.
‒ Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan
sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk
kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara
Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan
pada tabel berikut:
Tabel 6. 6 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Permukiman a. Penetapan sistem pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional. b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional
Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah Provinsi.
Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di Daerah
kabupaten/kota
Bangunan Gedung
a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional
b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus
a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi
b.
Penyelenggaeaan bangunan gedung
VI - 18 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
untuk kepentigan strategis Daerah provinsi
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
a. Penetapan pengembangan sistem
penataan bangunan dan lingkungan secara nasional b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis nasional
Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi dan penataan bangunan dan lingkungan lintas daerah
Penyelenggaraan penataan
banguanan dan lingkungan di daerah
kabupaten/kota
Air Minum a. Penetapan pengembangan SPAM
secara nasional b. Pengelolaan dan
pengembangan SPAM lintas Daerah
provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah kabupaten/kota
Pengelolaan dan pengembangan SPAM di daerah kabupaten/kota
Air Limbah a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional
b. Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah domestik lintas daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan sistem airl limbah domestik regional
Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam daerah
kabupaten/kota
Persampahan a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional
b. Pengembangan sistem pengelolaan
persampahan lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional
Pengembangan daerah kabupaten/ kota
Drainase a. Penetapan pengembangan sistem drainase secara nasional
b. Pengelolaan dan
pengembangan sistem drainase lintas daerah provinsi dan sistem drainase untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota
Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana
VI - 19 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara
lain:
• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);
• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
• PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
• Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;
• Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
• Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
• Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian
agenda 100-0-100 di Kabupaten Siak:
Tabel 6. 7 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian
Agenda 100-0-100 Bidang CIpta Karya
NO
ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN
REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI
REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN PENELITIAN
UNIT TERKAIT/
SKPD
TARGET PENYELESAIAN
1 Penerbitan Perda ttg
Obligasi Daerah sbg Mekanisme
Pembiayaan Infrastruktur
VI - 20 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak KAJIAN, DAN PENELITIAN
UNIT tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Sebagai landasan dalam
pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum di Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
3 Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang Pencegahan
Dan Peningkatan
Kualitas Perumahan
Kumuh dan
Permukiman Kumuh
Sebagai landasan dalam
Pencegahan Dan
Peningkatan Kualitas
Perumahan Kumuh dan
tentang Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan Sejenis Rumah Tangga
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga di Kabupaten/Kota
Dinas Pasar,
tentang Pengelolaan
Air Limbah Rumah
Tangga
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan Air Limbah
Rumah Tangga di tentang Rencana Induk
Sistem Drainase
Kabupaten/Kota
Sebagai landasan dalam
Pembangunan Sistem
Drainase di Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
7 Peraturan
Bupati/Walikota tentang Tenaga Ahli Bangunan Gedung, Izin Mendirikan Bangunan, Sertifikat Laik Fungsi
dan Pendataan
Bangunan Gedung
Sebagai petunuk teknis dalam pelaksanaan Perda Bangunan Gedung
Dinas CKTR
VI - 21 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Contents
6.1. Kerangka Kelembagaan ... 1
6.1.1. Kondisi Kelembagaan Saat Ini ... 1
6.1.2. Analisis Kelembagaan ... 8
6.1.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan ... 12
6.2. Kerangka Regulasi ... 14
Tabel 6. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ... 6
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ... 7
Tabel 6. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya ... 8
Tabel 6. 4 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... 11
Tabel 6. 5 Pelatihan Bidang Cipta Karya ... 13
Tabel 6. 6 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ... 17