• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

BAB II - PROFIL KABUPATEN

ROKAN HULU

2.1. Wilayah Administrasi

Kabupaten Rokan Hulu, dengan Ibu kota Pasir Pengaraian, terletak

dalam wilayah Provinsi Riau dan terbentuk sebagai hasil pemekaran dari

Kabupaten Kampar. Secara juridis formal, Kabupaten Rokan Hulu terbentuk

sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang

pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten

Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Pada waktu berikutnya,

Undang-undang dimaksud disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor

11 Tahun 2003.

Secara geografis, Kabupaten Rokan Hulu terletak diantara 100o -101o 52’ Bujur Timur dan 00 - 10 30’ Lintang Utara. Dengan luas wilayah yaitu 7.462,18 Km2. Adapun batas wilayah Kabupaten Rokan Hulu adalah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Rokan Hilir

Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar

Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat

Sebelah Timur : Kabupaten Kampar

Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari 16 kecamatan. Kecamatan terluas

adalah Kecamatan Rokan IV Koto yaitu 152.223,01 Ha (17,86 persen) diikuti

oleh Kecamatan Tambusai Utara 129.470,70 Ha (15,19 persen), Kecamatan

Rokan IV Koto yaitu 99.867,87 Ha (11,72 persen), Kecamatan Tambusai

70.013,01 Ha (8,22 persen). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

(2)

II - 2 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 1 Luas Kabupaten Rokan Hulu Menurut Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2009

No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan jumlah Desa

jumlah

Kelurahan Luas (Ha) (%) 1 Rokan IV Koto Kel. Rokan 13 12,06 904,07 12,06

2 Pendalian IV Koto Desa Pendalian 5 2,8 210,28 2,8

3 Tandun Desa Tandun 9 5,16 386,99 5,16

4 Kabun Desa Kabun 6 7,19 539 7,19

5 Ujung Batu Kel. Ujung Batu 4 1,21 90,57 1,21

6 Rambah Samo Desa Danau Sati 14 3,94 259,14 3,94

7 Rambah Kel. Pasir Pangaraian 13 5,29 396,66 5,29

8 Rambah Hilir Desa Muara Rumai 13 4,11 307,99 4,11

9 Bangun Purba Desa Tangun 7 2,93 219,59 2,93

10 Tambusai Kel. Dalu-Dalu 11 15,04 1127,5 15,04

11 Tambusai Utara Desa Rantau Kasai 11 9,1 682,25 9,1

12 Kepenuhan Kel. Kota Tengah 12 9,11 683,26 9,11

13 Kepenuhan Hulu Desa Pekan Tebih 5 3,09 231,67 3,09

14 Kunto Darussalam Kel. Kota Lama 12 6,77 507,39 6,77

15 Pagaran Tapah Darussalam Desa Pagaran Tapah 5 1,54 115,59 1,54

16 Bonai Darussalam Desa Sontang 7 10,6 800,23 10,6

Jumlah 147 6 7.462,18 100

(3)

II - 3 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(4)

II - 4 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Rokan Hulu

Bagi Kabupaten Rokan Hulu, pertanian merupakan sektor yang

memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Pertanian di

Kabupaten Rokan Hulu dibagi ke dalam lima subsektor, diantaranya: tanaman

pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan, perikanan dan

peternakan. Dari setiap subsektor tersebut memiliki komoditas unggulan yang

mempunyai prospek perkembangan yang baik di masa yang akan datang.

Adapun perkembangan setiap sektor sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusi

yang tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hulu, karena kurun

waktu beberapa tahun terakhir sektor ini memberikan kontribusi yang sangat

dominan. Rata-rata kontribusi pertahun meningkat bila di bandingkan dengan

rata-rata tahun sebelumnya. Ini menggambarkan bahwa sektor pertanian

harus dioptimalkan pengembangannya karena selain kontribusinya yang

cukup tinggi, sektor pertanian juga banyak menampung penduduk usia kerja

di Kabupaten Rokan Hulu.

a) Subsektor Tanaman Pangan

Padi, ubi kayu dan jagung merupakan tanaman pangan yang dominan.

Tanaman padi yang diusahakan Kabupaten Rokan Hulu adalah tanaman padi

sawah dan padi ladang. Jumlah produksi padi sawah pada tahun 2010

sebesar 23.847,30 Kg. Produksi terbesar tanaman padi sawah ini terdapat di

Kecamatan Rambah Samo yaitu 9.461,48 Kg, sedangkan untuk jumlah

produksi paling sedikit adalah sebesar 82,05 Kg di Kecamatan Kepenuhan

Hulu. Sedangkan produksi padi ladang di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2010

sebesar 27.776,42 Ton. Produksi terbesarnya di Kecamatan Bangun Purba

yaitu 3.725,04 Ton dan produksi paling sedikit di Kecamatan Bonai

Darussalam yaitu 266,31 Ton.

Tanaman palawija yang diusahakan di Kabupaten Rokan Hulu pada

tahun 2009 terdiri dari 6 (enam) jenis tanaman, yaitu: jagung, ubi kayu, ubi

(5)

II - 5 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

palawija tersebut, ubi kayu merupakan tanaman yang memiliki produksi

terbesar dengan jumlah 5.072,8 ton yang diikuti oleh tanaman jagung

2.186,49 ton dan ubi jalar 1.641,6 ton.

Sedangkan tanaman palawija yang belum dioptimalkan dalam

pengusahaanya adalah tanaman kedelai yang hanya memproduksi 490,31

ton. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

b) Subsektor Holtikultura

Jenis tanaman holtikultura terdiri dari tanaman sayur-sayuran dan

buah-buahan. Adapun komoditas utama tanaman sayuran diantaranya adalah

kacang panjang, cabe, terung, ketimun, labu siam, kangkung, dan lain-lain.

Berdasarkan data BPS Tahun 2009 jumlah produksi terbesar sayuran ini

adalah: bayam sebesar 731,45 ton, kangkung sebesar 335,88 ton, dan cabe

sebesar 280,69 ton. Sedangkan untuk produksi paling sedikit adalah perio

dengan jumlah 8,5 ton. Daerah sentra produksi tanaman sayur-sayuran yaitu

di Kecamatan Rambah Hilir, Kecamatan Ujung Batu, Kecamatan Rambah

dan Kecamatan Bangun Purba.

Sedangkan komoditas tanaman buah-buahan adalah mangga,

rambutan, duku, jeruk siam dan lain-lain. Produksi buah jeruk siam

merupakan yang terbesar di Kabupaten Rokan Hulu yaitu sebesar 4.619,35

ton sedangkan buah alpukat yang terkecil yaitu 53,47 ton. Kecamatan yang

merupakan sentra buah-buahan adalah Kecamatan Tambusai Utara,

Kecamatan Rambah Hilir, Kecamatan Bangun Purba dan Kecamatan Bonai

Darussalam.

c) Subsektor Perkebunan

Tanaman perkebunan merupakan salah satu primadona komoditi

perdagangan di Kabupaten Rokan Hulu antara lain karet, kelapa, kelapa

sawit, kopi, dan lain-lain. Pada tahun 2009 luas areal tanaman perkebunan di

Kabupaten Rokan Hulu 263.530,29 Ha. Produk unggulan bidang perkebunan

yang mendukung ekonomi kerakyatan yaitu : (1) kelapa; (2) kelapa sawit; dan

(3) Karet. Ketiga komoditi unggulan tersebut sangat potensial dikembangkan

(6)

II - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

mendukung untuk tanaman tersebut ditambah sangat diminati oleh para

pertani. Berdasarkan data tahun 2009, terlihat bahwa komoditi perkebunan

yang potensial dalam produknya adalah kelapa dengan jumlah 10.040.175

ton, disusul oleh komoditi kelapa sawit dengan produksi sebesar 3.314.685,6

ton, dan karet 122.954,4 ton.

d) Subsektor Peternakan

Pada umumnya ternak yang diusahakan oleh penduduk bervariasi,

mulai dari ternak besar hingga unggas. Untuk Kabupaten Rokan Hulu,

perkembangan pengelolaan ternak terdiri dari ternak besar seperti sapi,

kerbau, ternak kecil seperti kambing dan domba serta unggas yang

dikembangkan adalah ayam, dan itik. Dari ketiga jenis peternakan yang

diusahakan tersebut, unggas merupakan ternak yang sangat berkembang

dan potensial untuk dikelola, dimana pada tahun 2009 tercatat bahwa unggas

yang paling banyak dikelola adalah ayam buras dengan jumlah 272.543 ekor,

disusul oleh itik sebanyak 19.772 ekor. Sedangkan untuk ternak besar dan

kecil, jumlah terbesar yang dikelola adalah ternak sapi sebanyak 25.248 ekor

dan kambing sejumlah 15.754 ekor. Ternak yang paling

kecil diusahakan di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2009 adalah domba

dan kerbau dengan jumlah masing-masing sebesar 1.274 ekor dan 2.452

ekor.

e) Sektor Perikanan

Budidaya perikanan yang berkembang di Kabupaten Rokan Hulu adalah

budidaya perikanan air tawar. Budidaya ikan air tawar terdiri dari budidaya

perikanan sungai, danau, telaga, kolam, dan sawah serta pembibitan ikan.

Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2009 sebesar

1.864,5 ton, ikan kolam sebesar 1.944,88 ton dan ikan keramba sebesar

66,46 ton. Jika dilihat dari daerah produksi, Kecamatan Bonai Darussalam

merupakan kecamatan yang tertinggi dalam produksi perikanan, terutama

(7)

II - 7 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

2. Sektor Pertambangan

Di Kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa jenis bahan galian baik

bahan galian non logam, logam, maupun batubara/gambut. Gejala

mineralisasi yang terdapat di daerah ini adalah berupa alterasi (ubahan)

batuan di sekitar jalur urat-urat kuarsa akibat proses hidrotermal yang

menghasilkan beberapa jenis mineral non logam. Selain itu terdapat pula

proses-proses kimia dan fisika yang membentuk jenis-jenis bahan galian non

logam yang lain.

Proses mineralisasi dan pembentukan bahan galian non logam yang

terjadi di daerah ini telah menghasilkan beberapa jenis bahan galian yang

termasuk ke dalam kelompok bahan galian non logam, yaitu antara lain

adalah pasir kuarsa, kaolin, lempung, kuarsit, kuarsit, granit, sirtu, felspar,

andesit, ballclay, bentonit, batugamping, dan marmer.

Berdasarkan data Dinas Pertambangan Kabupaten Rokan Hulu,

beberapa jenis bahan galian telah diidentifikasi yaitu antara lain granit,

felspar, kuarsit, kaolin, bentonit, sirtu, ballclay, lempung, dan pasirkuarsa.

a) Daerah Pasir Pangaraian dan Sekitarnya

Daerah ini menempati bagian utara wilayah Kabupaten Rokan Hulu

yang meliputi Kecamatan-Kecamatan Tambusai Utara, Tambusai, Bangun

Purba, Rambah, dan Kepenuhan. Daerah ini dilalui oleh jalan raya beraspal

cukup baik yang menghubungkan kota Pasir Pangaraian (ibukota Kabupaten

Rokan Hulu) dengan kota Kecamatan Tangun di Barat, kota Kecamatan Dalu

dalu dan Rantaukasai di Utara, serta kota Kecamatan Kota Tengah di Timur.

Secara litologi daerah ini ditutupi oleh satuan batuan alluvium sungai, satuan

batuan lempung lanauan, satuan batuan lempung pasiran, satuan batuan

pasir konglomeratan, batugamping malih, dan intrusi granit. Bahan galian non

logam yang ditemukan di daerah ini adalah sirtu, lempung, pasir kuarsa, dan

(8)

II - 8 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

• Sirtu (Pasir dan Batu)

Di wilayah Kecamatan Tambusai Utara sirtu ditemukan di tersebar di sisi kiri

dan kanan sepanjang sungai Batang Kumo. Di lokasi pengamatan desa

Rantau Kasai, yaitu di sisi utara sungai terdapat

Di wilayah Kecamatan Rambah sirtu terdapat di sepanjang sungai Batang

Lubuh (menerus dari wilayah Kecamatan Bangun Purba). Kegiatan

penggalian banyak dilakukan di sekitar desa Menaming. Sumber daya

hipotetik sirtu di lokasi ini ditaksir sebesar 15.000.000 ton.

• Lempung

Endapan lempung di daerah Kecamatan Tambusai Utara tersebar luas

mengikuti sebaran satuan batuan aluvium. Di lokasi kampung Peladangan,

desa Bangun Jaya endapan lempung berwarna kelabu kecoklatan, berbutir

halus hingga sedang, dan bersifat lanauan. Sebaran lempung di lokasi ini

sekitar 50 Ha dengan ketebalan rata-rata 2 meter. Sumber daya tereka

ditaksir sebesar 2.500.000 ton. Beberapa penduduk setempat telah

mengusahakan pengolahan lempung ini untuk bahan baku pembuatan bata

merah. Harga bata merah di lokasi pabrik ini adalah sebesar Rp. 200,- per

buah.

Di wilayah Kecamatan Tambusai endapan lempung terdapat berupa

batulempung lanauan, tersebar luas mengikuti sebaran satuan batuan

lempung lanauan dari Formasi Telisa. Di lokasi sekitar desa Tali Kumain

dijumpai lempung serpih berwarna abu-abu gelap berupa lapisan setebal 0,5

meter di antara lapisan lempung lanauan dan lempung pasiran. Luas

singkapan diperkirakan seluas 10 Ha dengan sumber daya hipotetik sekitar

125.000 ton. Di lokasi sekitar desa Daludalu dijumpai endapan lempung

berwarna abu-abu kekuningan, berbutir halus. Ketebalan sekitar 1 meter

dengan luas sebaran sekitar 5 Ha. Sumber daya hipotetik sekitar 125.000 ton.

• Pasir Kuarsa

Endapan pasir kuarsa di daerah Kecamatan Tambusai Utara ditemukan

(9)

II - 9 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

pasir konglomeratan. Endapan pasirkuarsa ini tersebar luas di sekitar lokasi

pemukiman transmigrasi DU SKP D di desa Sungai Harapan. Warga

pemukiman mengeluhkan kondisi tanah pekarangan yang tidak subur karena

banyak mengandung pasir dan sulit untuk ditanami. Endapan pasirkuarsa di

daerah ini berwarna putih kelabu, berbutir lepas dengan ukuran kasar hingga

sedang, tersebar seluas sekitar 20 Ha dengan ketebalan rata-rata 0,5 meter.

Sumber daya tereka sebesar 250.000 ton.

Di wilayah Kecamatan Rambah endapan pasir kuarsa ditemukan di sekitar

Gua Pawan, desa Pawan, berwarna kuning kecoklatan berbutir sedang

hingga halus. Endapan pasir kuarsa di daerah ini tersingkap setebal 10 meter

dengan luas sebaran sekitar 5 Ha. Sumber daya hipotetik ditaksir sebesar

1.250.000 ton.

3. Pariwisata

Sesuai dengan Pengembangan Wilayah Pariwisata yang telah

ditetapkan dalam RIPPDA Riau Perda No. 4 Tahun 2002 bahwa Kabupaten

Rokan Hulu termasuk dalam Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata A

(UPWP.A) yang meliputi Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten

Rokan Hulu dan Kabupaten Pelalawan dengan pengembangan dan

pemanfatan objek Kabupaten Rokan Hulu diarahkan dalam pengembangan

wisata budaya, sejarah dan alam.

Untuk mendukung Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata A tersebut

Kabupaten Rokan Hulu telah mengelompokkan Kawasan Wisata dalam satu

destinasi wisata Riau yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

kawasan tersebut adalah :

• Kawasan Wisata Alam Gunong Bonsu

Terdiri dari Objek dan dayatarik Wisata ; Cipogas, Huta Sikafir,

Airpanas Pawan, Airpanas Kaiti, Sungai Bungo, bumi perkemahan

• Kawasan Wisata Religi Rantau Binuang Sakti

Komplek Kelahiran Syekh Abdul Wahab Rokan sebagai pusat kegiatan

Thareqat Naqsabandi kemah Basilam dan Bekas Kerajaan Rantau

(10)

II - 10 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

serta tempat kelahiran Sultan Zainal Abidin, pahlawan Riau yang akan

diusulkan untuk diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

• Kawasan Wisata Religi Surau Gadiang

Sebagai pusat kegiatan Thareqat Naqsabandi kemah Kumpulan

• Kawasan Wisata Sejarah Benteng Tujuh Lapis

Situs Sejarah perjuangan Pahlawan Nasional Tuanku Tambusai

• Kawasan Wisata Cagar Budaya Komplek Kerajaan Rokan. Cagar Budaya Kerajaan Rokan IV Koto

Adapun Objek dan Dayatarik Wisata beserta informasi lainnya dijelaskan

sebagai berikut :

a. Sumber Air panas Suaman

Terletak di Kawasan Wisata Gunung Bonsu (Kec. Rambah) sekitar 9

km dari Pasir Pangaraian, terdapat dua sumber airpanas gejala pos

vulkanis dengan suhu 56 sampai 60 derjat celsius. Sumber airpanas ini

terletak dikaki Gunung Bonsu, dan mengeluarkan materi vulkanis

seperti belerang dan materi lainnya. Air panas ini sangat digemari

pengunjung, karena selain air panas, Sungai Suaman yang mengalir di

bawah pancuran air panas sangat dingin dan jernih sebagai air

pembanding.

b. Sumber Air panas Hapanasan

Terletak di Kawasan Wisata Gunung Bonsu (Kec. Rambah) sekitar 9

km dari Pasir Pangaraian, terdapat sumber airpanas gejala Pos

Vulkanis dengan suhu 56 sampai 60 derjat celsius dengan debit air

lebih besar. Objek dan daya tarik Wisata ini dijadikan Objek Unggulan

Riau yang berada di Rokan Hulu, saat ini telah terdapat fasilitas yang

memadai, juga terdapat tempat bermain anak-anak, banyak yang

dapat dilakukan di objek dengan luas 8 ha ini.

c. Pawan Resort

Taman rekreasi keluarga seluas 8 ha, juga bagian dari Kawasan

Wisata Gunung Bonsu, disini terdapat kolom pemandian, tempat

(11)

II - 11 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

stay.Gedung pusat informasi kupu-kupuTerletak di Objek Airpanas

Hapanasan, dibangun pada tahun 2009, di tempat ini kita akan dapat

melihat metamorfosis serangga kupu-kupu melalui visualisasi gambar

yang ada pada panel-panel di dalam gedung, lengkap dengan

penamaan kupu-kupu dalam bahasa daerah Rokan.

Selain informasi tersebut di alam sekitar bangunan terdapat tanaman

yang sengaja dipelihara untuk penangkaran alami, seperti jenis

kupu-kupu langka dan dilindungi, misalnya spesies Trogonoptera, Idea sp,

Papilionidae, Brokiana sp, dan spesies lainnyaPada Tahun 2010 juga

dibangun penangkaran kupu-kupu dengan ukuran 8 x 12 meter oleh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau.

d. Danau Sipogas

Sipogas adalah sebuah danau buatan untuk kebutuhan pengairan

persawahan. Tempat ini banyak pengunjung dari berbagai daerah

mengunjungi Danau Sipogas, dengan aksebilitas yang mudah hanya

sekitar 10 km dari kota Pasir Pangaraian. Sipogas merupakan Objek

dan Dayatarik Wisata yang termasuk dalam Kawasan Wisata Alam

Gunung Bonsu, terletak di Desa Sialang dan Kaiti. Ditempat ini telah

dilengkapi fasilitas untuk wisata keluarga yang memadai. Bagi

wisatawan yang ingin berpetualangan cukup menelusuri sungai ke

hulu, tersedia lokasi panjat tebing alami atau mengunjungi hutan tropis

yang terdapat di sepanjang Bukit Barisan.

e. Bendungan Menaming

Danau Menaming juga terbentuk dari genangan air DAM, Objek dan

Dayatarik ini terletak di Desa Menaming sekitar 15 km dari Kota Pasir

Pangaraian atau 11 km dari Desa Pawan (Kawasan Wisata Gunung

Bonsu). Ditempat ini musim-musim tertentu tepatnya dipintu air

bendungan masyarakat berbondong-bondong menangkap ikan kecil

yang disebut dengan ikan gamak yang masuk ke sungai Menaming

dari Sungai Batang Lubuh.

f. Danau Puar

Danau Puar adalah danau type oxbow, terletak di Kecamatan

(12)

II - 12 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

masyarakat sebagai tempat mencari ikan gamak, bahan pembuatan

ikan salai, disekitar daerah ini terdapat kebun sayuran. Tempat ini

merupakan perkampungan petani, dengan suasana alami kita dapat

melihat proses pembuatan ikan salai mulai dari cara menangkap ikan

tersebut sampai di bakar dengan panas bara api.

g. Bukit Suligi

Bukit Suligi adalah Hutan Lindung (Hutan Pendidikan) dibawah

naungan Departemen Kehutanan, tempat ini terletak di Kecamatan

Ujungbatu lebih kurang 12 km dari Kota Ujungbatu. Adapun dayatarik

tempat ini adalah hutan lindung yang memiliki beberapa tanaman dan

hewan hutan tropis Sumatera, juga terdapat sebuah danau yang

dibendung dijadikan taman rekreasi masyarakat. Dalam kawasan ini

juga terdapat beberapa sarana dan prasarana pelatihan kehutanan.

Pengunjung dapat memanfaatkan menara kontrol setinggi 15 meter

untuk melihat suasana disekitar Objek dan Dayatarik Bukit Suligi.

h. Danau Ombak

Danu Ombak juga merupakan tipe danau Oxbow yang terbentuk dari

pemutusan jalur sungai. tempat ini terletak di Kecamatan Kunto

Darussalam sekitar 1 km dari Kotalama ibu kecamatan. Tempat ini

terkesan indah sehingga memancing masyarakat sekitarnya untuk

berrekreasi di tempat ini.

i. Taman Rekreasi Simare

Taman Rekreasi Simare, adalah taman rekreasi milih sebuah

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Hutahean. taman ini terletak

dipinggir sungai Batang Kumu, tempat ini berada di Kecamatan

Tambusai Utara, sekitar 55 km dari Kota Pasir Pangaraian, selain

taman rekreasi tempat bercengrama keluarga, disekitar taman ini kita

dapat melihat perkebunan dan pabrik pengolahan sawit milik

Hutahean.

j. Air terjun Aekmartua/AM

Air terjun Aekmartua atau dikenal dikalangan anak muda dengan AM,

terletak di Kecamatan bangun Purba 12 km dari Kota Pasir

(13)

II - 13 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

selama 1,5 jam, objek dan dayatarik alam ini sudah dikenal sejak tahun

1970an.

k. Sungai Rokan

Rokan merupakan nama sungai besar yang membelah pulau

Sumatera bagian tengah. Sungai Rokan adalah simpul dari tiga sungai

menegah dan beratus-ratus sungai kecil. Zaman dahulu sungai adalah

sarana transportasi yang mudah, sekaligus sungai merupakan pusat

budaya di daerah Rokan Hulu.

l. Komplek Kerajaan Rokan IV Koto

Kecamatan Rokan IV Koto memiliki peninggalan sejarah yang sangat

berharga, pada abad ke18 telah berdiri sebuah perkampungan

Kerajaan Rokan IV Koto, dari beberapa bangunan yang ada berdiri

megah sebuah istana yang telah berumur 200 tahun dengan Arsitektur

Melayu Rokan yang khas, dengan ukiran naga-naga yang khas, serta

berbagai ukiran tumbuhan menghiasi sisi tertentu istana, tidak saja

istana juga beberapa rumah yang telah di renovasi juga terdapat

ukiran-ukiran Melayu Rokan yang indah. Didepan istana terdapat tiga

tangga yang melambangkan tangga kerapatan daerah Rokan IV Koto

yang terdiri dari, Penguasa, Adat dan Alim Ulama yang disebut dengan

tali berpilin tiga. Objek dan Daya tarik Cagar Budaya ini dapat

ditempuh dengan kendaraan apa saja dengan jarak tempuh 64 km dari

Pasir Pangaraian dan akan lebih dekat jika dari Kota Ujung Batu.

2.3. Demografi dan Urbanisasi

Bagian ini berisikan pembahasan mengenai karakteristik penduduk

kabupaten/kota berdasarkan:

i. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan

ii. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

iii. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

(14)

II - 14 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hulu menurut data statistik Tahun

2015 sebanyak 568.576 jiwa dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 294.729 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak

273.847 jiwa. Kabupaten Tambusai Utara memiliki jumlah penduduk

terbanyak, diikuti oleh Kecamatan Tambusai dan jumlah penduduk terkecil

terdapat di Kecamatan Pendalian IV Koto. Kepadatan penduduk Kabupaten

Rokan Hulu pada tahun 2014 sebesar 76 jiwa per km2 sedangkan pada tahun

2013 yaitu 73 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi di Kecamatan Ujung Batu

sebesar 557 jiwa per km2 karena kecamatan ini merupakan pusat

perdagangan di Kabupaten Rokan Hulu dan kepadatan terendah di

Kecamatan Rokan IV Koto sebesar 27 jiwa per km2. Jika dilihat dari

kepadatan penduduk maka Kecamatan Pendalian IV Koto walaupun memiliki

jumlah penduduk terkecil namun kepadatannya sampai 63 jiwa per km2.

Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Rokan Hulu

No Nama Kecamatan Jumlah

Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten yang

memiliki tantangan penduduk miskin cukup berat. Sebagaimana dapat dilihat

(15)

II - 15 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

perubahan dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah penduduk miskin dari

32.704 jiwa pada tahun 2004 meningkat menjadi 35.258 jiwa pada tahun

2005, kemudian mengalami penurunan menjadi 30.315 jiwa tahun 2006 dan

dan berfluktuasi 33.390 jiwa pada tahun 2007 dan 30.036 jiwa pada tahun

2008. Demikian juga jika dihitung berdasarkan keluarga miskin., terus

mengalami peningkatan dari tahun 2004 sebanyak 5.656 KK menjadi 8.391

KK pada tahun 2008. Jumlah KK miskin mengalami penurunan sejumlah

7.509 KK pada tahun 2008.Terjadinya dinamika jumlah penduduk miskin dan

KK miskin di Kabupaten Rokan Hulu, selain dipengaruhi oleh perubahan

penilaian kriteria penduduk miskin yang telah ada, juga dipengaruhi oleh

dinamika penduduk di Kabupaten Rokan Hulu melalui migrasi penduduk yang

terjadi ke wilayah Kabupaten Rokan Hulu sampai pada tahun 2013 jumlah KK

miskin menjadi 19.921 orang.

Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu

No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

1 Rokan IV Koto 1303

Sumber : Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka Tahun 2015

Data proyeksi penduduk merupakan data BPS yang dihitung

berdasarkan data sensus penduduk. Data Proyeksi penduduk ini dikeluarkan

(16)

II - 16 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

penduduk masing-masing kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi

menggunakan metode geometrik .

Tabel 2. 4 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019

Kab/Kota

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Rokan Hulu 592.278 616.466 641.208 666.410 692.120

Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015

Tabel 2. 5 Proyeksi Penduduk Perkotaan menurut Kabupaten Rokan Hulu 2015-2019

Kab/Kota Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Rokan Hulu 84.222 88.278 92.462 96.763 101.188

Sumber : BPS Povinsi Riau Tahun 2015

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Pendapatan Regional dapat digunakan antara lain untuk mengetahui

besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi suatu wilayah. Dari

hasil perhitungan PDRB Kabupaten Rokan Hulu dapat diketahui besarnya laju

pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Rokan Hulu. Pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2014 sebesar 6,78% mengalami

percepatan dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 5,93%.

Berdasarkan perhitungan PDRB Kabupaten Rokan Hulu atas harga

berlaku dengan migas, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memiliki

persentase distribusi terbesar yaitu 54,91 persen, selanjutnya perekonomian

Kabupaten Rokan Hulu ditopang oleh Sektor Industri Pengolahan sebesar

(17)

II - 17 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 6 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Rokan Hulu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

Sumber : Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka, 2015

Sektor industri merupakan sektor yang berhubungan erat dengan

sektor pertanian dan sektor perdagangan. Di Kabupaten Rokan Hulu sektor

indutri didominasi oleh indutri pengolahan biji kelapa sawit atau CPO.

(18)

II - 18 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Perusahaan ini hampir menyebar di setiap kecamatan di Kabupaten Rokan

Hulu. Untuk indutri rumah tangga, jenis indutri kayu paling mendominasi

sekitar 23,82% kemudian industri makanan dan minuman 18,45% serta

indutri gerabah/keramik/batu sekitar 16,99%. Industri yang paling sedikit

adalah industri anyaman dan industri kain/tenun. Pendapatan perkapita

masyarakat Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2014 sebesar 44 juta naik jika

dibandingkan pada tahun 2013 hanya sebesar 38 juta.

2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

Pendapatan per kapita tanpa migas baik berdasarkan harga berlaku

maupun harga konstan selalu mengalami kenaikan. Pendapatan perkapita

regional Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.

5.339.925,53 per tahun untuk atas dasar harga konstan dan Rp.

30.884.280,80 pertahun untuk atas dasar harga berlaku. Pendapatan

perkapita Kabupaten Rokan Hulu setiap tahun meningkat yang dapat

menggambarkan semakin tahun kehidupan penduduk Kabupaten Rokan Hulu

semakin baik.

Tabel 2.7 Pendapatan Perkapita Rokan Hulu Tanpa Migas Tahun 2010 – 2013 ( Rupiah )

Pendapatan Regional Perkapita

Harga Konstan Harga Berlkau

2010 4.894.707,33 21.702.951,21 2011 4.969.866,15 24.498.368,02 2012 5.178.808,19 27.622.449,78 2013 5.339.925,53 30.884.280,80

Sumber : Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka, 2014

Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten yang

memiliki tantangan penduduk miskin cukup berat. Sebagaimana dapat dilihat

dari tabel diatas bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin mengalami

perubahan dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah penduduk miskin dari

32.704 jiwa pada tahun 2004 meningkat menjadi 35.258 jiwa pada tahun

2005, kemudian mengalami penurunan menjadi 30.315 jiwa tahun 2006 dan

(19)

II - 19 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

2008. Demikian juga jika dihitung berdasarkan keluarga miskin., terus

mengalami peningkatan dari tahun 2004 sebanyak 5.656 KK menjadi 8.391

KK pada tahun 2008. Jumlah KK miskin mengalami penurunan sejumlah

7.509 KK pada tahun 2008.Terjadinya dinamika jumlah penduduk miskin dan

KK miskin di Kabupaten Rokan Hulu, selain dipengaruhi oleh perubahan

penilaian kriteria penduduk miskin yang telah ada, juga dipengaruhi oleh

dinamika penduduk di Kabupaten Rokan Hulu melalui migrasi penduduk yang

terjadi ke wilayah Kabupaten Rokan Hulu sampai pada tahun 2013 jumlah KK

miskin menjadi 19.921 orang.

Tabel 2. 7 Proporsi Keluarga Miskin per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu

No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

1 Rokan IV Koto 1303 15 Pagaran Tapah Darussalam 337 16 Bonai Darussalam 947

TOTAL 17.765

Sumber : Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka Tahun 2015

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1 Topografi

Kabupaten Rokan Hulu mempunyai keadaan topografi yang cukup

bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah di

bagian utara, dengan ketinggian berkisar antara 100 meter hingga di atas

(20)

II - 20 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 80%, kawasan yang

berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 17,5% dan kawasan

yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 meter meliputi sekitar 2,5% dari

luas keseluruhan Kabupaten Rokan Hulu.

Tabel 2. 8 Klasifikasi Topografi di Kabupaten Rokan Hulu

No Klasifikasi Ketinggian (dpl) Penyebaran Wilayah

1 100 – 500 m Kecamatan Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai, Kecamatan Kepenuhan, Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kecamatan Rambah Hilir, Kecamatan Bonai Darussalam, Kecamatan Pagaran Tambah, Kecamatan Tandun,

Kecamatan Kabun, Kecamatan Bangun Purba, sebagian Kecamatan Rokan IV Koto dan Kecamatan Pendalian Koto.

2 500 – 1000 m Sebagian kecil Kecamatan Pendalian Koto dan Rokan IV Koto.

3 >1000 m Sebagian kecil Kecamatan Pendalian Koto dan Rokan IV Koto.

Sumber : Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka, 2015

2.4.3.2 Geologi

Wilayah Kabupaten Rokan Hulu ini sebagian besar termasuk ke dalam

liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Dumai dan Bagansiapiapi.

Sebagian lagi terliput ke dalam empat lembar peta geologi, yaitu Lembar

Pekanbaru, Lembar Lubuksikaping, Lembar Padang Sidempuan dan Sibolga

dan Lembar Pematangsiantar. Daerah Kabupaten Rokan Hulu berada pada

cekungan Sumatera Tengah, yang mempunyai batuan dasar berumur pra

tersier. Struktur geologi yang ada berupa struktur antiklin, sinklin, dan sesar

yang umumnya memiliki arah barat laut-tenggara, yaitu searah dengan arah

umum pulau Sumatera.

2.4.3.3 Klimatologi

Kondisi iklim di Kabupaten Rokan Hulu termasuk pada wilayah dengan

iklim tropis dengan temperatur 22-31 derajad Celcius. Hari hujan terbanyak

dan curah hujan tertinggi pada tahun 2014 terjadi pada bulan November. Hari

(21)

II - 21 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

tertinggi yaitu 809 mm pada bulan November (Statistik Daerah Kabupaten Rokan Hulu, 2015).

Tabel 2. 9 Kondisi Iklim Kabupaten Rokan Hulu

Uraian Satuan Tahun 2015

Curah Hujan Maksimal Mm 809 Jumlah hari hujan maksimal Hari 25 Bulan dengan hujan maksimal Bulan November

Ketinggian dari permukaan laut maksimal

meter 164

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Rokan Hulu, 2015

2.4.3.4 Hidrologi

Di Kabupaten Rokan Hulu terdapat tiga buah sungai besar yaitu

Sungai Rokan Kiri, Sungai Rokan Kanan dan Sungai Sosah. Sungai Rokan

Kiri dan Sungai Rokan Kanan masih berfungsi sebagai sarana perhubungan,

sumber air bersih dan budidaya ikan. Selain sungai besar, terdapat beberapa

sungai kecil yaitu Sungai Rokan bagian hulu mempunyai panjang + 100 km

dengan kedalaman rata-rata 6 m dan lebar rata-rata sebesar 92 m.

Sedangkan di bagian hilir sungai ini termasuk daerah Kabupaten Rokan Hilir.

Aliran ini mengaliri Kecamatan Rokan IV Koto, Kecamatan Pendalian IV Koto,

Kecamatan Tandun, Kecamatan Kunto Darussalam, Kecamatan Rambah,

Kecamatan Tambusai, Kecamatan Kepenuhan dan Kecamatan Kepenuhan

Hulu

2.4.4. Data Risiko Bencana Alam

Data Risiko Bencana Alam di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan

karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang berisiko bencana alam,

seperti banjir dan longsor.

Tabel 2. 10 Risiko Rawan Bencana di Kabupaten Rokan Hulu

(22)

II - 22 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

No Kecamatan

Kawasan Rawan Bencana Luas Kawasan

Rawan Banjir

Luas Kawasan Rawan Longsong 5 Ujung Batu 233,52 -

6 Rambah Samo 52,07 631,63

7 Rambah 410,75 6.833,41

8 Rambah Hilir 623,20 -

9 Bangun Purba 4,27 30,52

10 Tambusai 1.942,32 -

11 Tambusai Utara 3.284,37 -

12 Kepenuhan 5.584,74 -

13 Kepenuhan Hulu 321,25 83,70

14 Kunto Darussalam 2.914,73 -

15 Pagaran Tapah Darussalam 1.764,85 -

16 Bonai Darussalam 3.919,62 -

Total 21.176,29 18.249,13

(23)

II - 23 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(24)

II - 24 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(25)

II - 25 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(26)

II - 26 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta

Karya (antara lain capaian pelayanan dan kualitas)

Terdapat bebrapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur

Bidang Cipta Karya, seperti berikut.

1. Kondisi Perumahan dan Permukiman

Kondisi eksisting perumahan dan permukiman di Kabupaten Rokan

Hulu pada umumnya memiliki pola linier growth model, hanya dikawasan

perkotaan/ibu kota kecamatan yang berpola grade growth model. Peruntukan

lahan untuk perumahan dan permukiman belum diatur secara tegas dalam

perencanaan kasiba/lisiba (kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun)

sehingga pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat

dilakukan secara sporadis, sehingga lingkungan tidak/kurang teratur dan

penyediaan sarana dan prasarana kurang memadai seperti jalan lingkungan,

persampahan, drainase dan air bersih.

Perumahan yang dibangun oleh pihak swasta masih sangat minim,

hal ini dikarenakan tidak didukung dengan tersedianya prasarana umum,

misalnya layanan listrik, air bersih dan sarana transportasi sehingga pihak

swasta enggan untuk membangun perumahan, sedangkan permintaan dan

kebutuhan perumahan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pada kawasan perdesaan perumahan permukiman penduduk yang

kurang mampu masih belum liveable/layak huni, ditandai dengan lantai tanah,

kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan, dinding rumah yang sudah

lapuk dan atap yang sudah bocor sehingga tidak menjamin keselamatan

penghuninya dan sangat perlu mandapat perhatian dari pemerintah.

Tabel 2. 11 Jumlah Pembangunan Rumah Layak Huni

NO KECAMATAN

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

(27)

II - 27 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Sumber : Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 2011-2016

Kawasan permukiman yang memiliki kecenderungan kumuh akibat

pembangunan rumah secara liar/tanpa IMB pada kawasan bantaran sungai

dan sekitar kawasan pasar perlu mendapatkan perhatian penanganannya

sehingga dibutuhkan pengendalian agar kawasan yang memiliki

kecenderungan kumuh tidak terjadi.

2. Kondisi Persampahan

Pada dasarnya, isu strategis dalam pengelolaan persampahan di

Kabupaten Rokan Hulu masih bersifat mendasar dimana seperti dituangkan

dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Persampahan, maka implementasi

dalam pengelolaan sampah khususnya di Kabupaten Rokan Hulu masih jauh

dari amanat yang disampaikan dalam UU tersebut. Dimana pengelolaan

sampah sudah sepatutnya dilakukan di sumber melalui aktiftitas pengurangan

sampah sehingga mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Namun saat ini

(28)

II - 28 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

semua sampah kota menuju ke TPA kota yang ada. Sehingga dalam hal ini

perlu adanya suatu transformasi menuju sistem pengelolaan sampah

sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-undang tersebut. Isu

permasalahan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Rokan Hulu dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. 12 Isu Permasalahan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Rokan Hulu

No Aspek Isu Strategis

TEKNIS OPERASIONAL

1. Aspek Operasional Teknis Pelayanan sampah baru melayani 4 kecamatan dari 16 kecamatan yang ada

a) Pewadahan/pemilahan Belum ada pemilahan sampah di sumber Kondisi pewadahan yang masih belum sama/seragam

b) Pengumpulan Operasi pengumpulan masih sangat sederhana Belum ada TPS yang tersebar di masyarakat dan perawatan TPS masih kurang

c) Pengangkutan Jumlah dan jenis prasarana dan sarana masih sangat terbatas

d) Pengolahan Belum ada unit pengolahan sampah 3R e) Pemrosesan akhir Operasional TPA masih open dumping

Kelengkapan prasarana dan sarana di TPA belum mencukupi untuk operasional TPA

Pemeliharaan prasarana dan sarana di TPA masih sangat kurang

Belum adanya pembiayaan operasional dan pemeliharaan TPA secara terpisah

MANAJEMEN

1. Aspek pengaturan Belum ada peraturan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah

Belum ada penerapan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang ada

2. Aspek kelembagaan Bentuk lembaga pengelola persampahan masih sederhana (Seksi Kebersihan)

Kemampuan dan kapasitas lembaga pengelola persampahan masih rendah

Kuantitas dan kualitas SDM sebagai pengelola persampahan masih rendah

Perlu adanya unit UPT khusus untuk menangani TPA

3. Aspek keuangan Anggaran untuk program pengelolaan sampah masih rendah (0,08% pembiayaan sektor

persampahan dari total APBD Tahun 2015) Mekanisme penarikan retribusi sampah tidak berjalan maksimal

(29)

II - 29 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Sumber : PTMP Kabupaten Rokan Hulu, 2016

3. Kondisi Penyediaan Air Bersih

Untuk kebutuhan air bersih perkotaan sampai dengan tahun 2011

baru dapat melayani kota Pasir Pengaraian, Dalu-Dalu, Ujungbatu dan Kota

Tandun, sedangkan untuk perdesaan baru dapat dilayani lebih kurang 50

desa melalui program PAMSIMAS. Kondisi umum perdesaan yang

pemukimannya masih terpencar sehingga layanan air bersih masih terbatas

pada sumur gali, pemanfaatan embung, anak-sungai dan perigi. Penyediaan

air bersih perdesaan masih terus dilanjutkan dengan sharing budget dengan

masyarakat melalui pola pemberdayaan masyarakat dengan mengikut

sertakan dalam program pusat melalui program Pamsimas, juga sharing

program dengan pemerintah propinsi Riau.

Penyediaan air bersih perkotaan dikelola oleh Badan Pengelola Air

Bersih (BPAB) yang masih dibawah naungan Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya, dan diharapkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan Badan

Pengelola Air Bersih (BPAB) dapat mandiri menjadi PDAM. Tarif air bersih

yang relatif masih rendah dibanding kabupaten lainnya yakni ± Rp.850,-

permeter kubiknya dan masih banyaknya masyarakat yang tidak membayar

retribusi membuat pendapatan BPAB masih belum mampu menutupi biaya

operasional dan pemeliharaan. Pengenaan tarif juga masih mengacu

kabupaten induk yakni Kabupaten Kampar, diharapkan pada tahun

mendatang dapat dilakukan peninjauan tarif dengan Peraturan Daerah.

pengelolaan sampah 4. Aspek peran serta

masyarakat

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan cara membakar dan membuang sampah sembarangan

Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah masih rendah

Kurangnya sosialisasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah, baik dari swasta maupun pemerintah

(30)

II - 30 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 13 Cakupan Pelayanan PDAM Rokan Hulu Tahun 2007-2011 (SR)

NO UNIT

PENGELOLA 2007 2008 2009 2010 2011

1 PASIR

PENGARAIAN

694 BH 711 BH 801 BH 803 BH 870 BH

2 UJUNGBATU 280 BH 297 BH 211 BH 260 BH 281 BH 3 DALU-DALU 179 BH 302 BH 318 BH 386 BH 460 BH 4 TANDUN - 155 BH 267 BH 281 BH 281 BH

JUMLAH 1153 BH 1465 BH 1596 BH 1730 BH 1891 BH

Sumber : Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 2011-2016

4. Kondisi Drainase dan Jalan Lingkungan

Drainase dan jalan lingkungan merupakan prasarana yang

dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang memadai. Fungsi drainase

selain untuk mengalirkan air hujan juga berfungsi sebagai pembuangan air

limbah rumah tangga. Layanan drainase perkotaan masih dirasakan kurang

memadai, sehingga pada saat hujan terjadi genangan-genangan pada

lingkungan permukiman, selain kurang memadai, masyarakat juga kurang

melakukan pemeliharaan ditambah lagi dengan membuang sampah pada

saluran drainase, sehingga saluran drainase tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Pada kawasan perdesaan drainase lingkungan

permukiman dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan

konstruksi tanah.

Jalan lingkungan yang berfungsi untuk menghubungkan antar

pemukiman penduduk masih berkonstruksi tanah, sehingga pada saat musim

hujan akan sulit dilalui, seringkali jalan lingkungan pada kawasan perdesaan

juga menjadi urat nadi perekonomian masyarakat desa untuk mengeluarkan

hasil produksi pertanian. Jalan lingkungan yang dibangun Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya masih terbatas pada semenisasi dengan lebar bervariasi

(31)

II - 31 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 14 Data Pembangunan Drainase Dan Jalan Lingkungan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011

1 PANJANG JALAN LINGKUNGAN

13949 M 3859 M 2293.5 M 6242 M 7268 M

2 DRAINASE - 400 M 700 M 2446 M 4818 M

JUMLAH 13949 M 4259 M 2993,5 M 8688 M 12086 M

Sumber : Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 2011-2016

5. Kondisi Kota Pasir Pengaraian

Kota Pasir Pengaraian sebagai ibukota Kabupaten Rokan Hulu,

masih memerlukan penataan-penataan sehingga kota Pasir Pengaraian

benar-benar menjadi ibukota kabupaten dalam arti tersedianya pelayanan

perkotaan bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut telah dibangun

pencitraan kota dengan membangun Islamic Centre, Gedung Daerah dan

Pasar Modern.

Sebagai kabupaten ‘negeri seribu suluk’ dan agama islam sebagai

agama mayoritas, pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah membangun

tempat ibadah suluk yang merupakan jati diri dan ke-khas-an Kabupaten

Rokan Hulu. Selain itu juga Islamic Centre sebagai pusat aktivitas

keagamaan.

Demikian juga halnya dengan pasar modern yang terletak di

Kampung Padang. Saat ini pasar yang ada masih sangat sederhana dan

tidak mencermikan pasar yang melayani skala kabupaten, sehingga

keberadaan pasar yang mampu melayani kebutuhan perdagangan dan jasa

sangat dibutuhkan dan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar dimasa yang

akan datang. Dengan adanya pasar modern ini, masyarakat yang selama ini

masih memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dengan berbelanja diluar

kota, diharapkan dapat dilayani dengan keberadaan pasar modern ini,

sehingga roda perekonomian menjadi lebih bergairah dan pada gilirannya

‘trickle down effect’ dan ‘multi player effect’ dapat meningkatkan pendapatan

(32)

II - 32 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kota Pasir Pengaraian sampai setakat ini juga belum memiliki gedung

yang refresentatif sebagai tempat kegiatan sosial dan budaya serta aktivitas

lainnya, baik bagi pemerintah daerah sendiri maupun masyarakat.

Pembangunan gedung daerah ini juga sangat diperlukan keberadaannya

untuk melayani aktivitas sosial dan budaya, sehingga dirasakan perlu untuk

dibangun. Pemanfaatan gedung daerah ini tidak terbatas oleh hanya aktivitas

pemerintah daerah, masyarakat juga dapat memanfaatkan keberadaan

gedung daerah.

Kota Pasir Pengaraian juga perlu menata diri sehingga layak menjadi

sebuah Ibu kota Kabupaten, untuk itu diperlukan penataan wajah kota

diantaranya penyediaan ruang terbuka hijau, pelestarian, pengaturan facade

bangunan sepanjang jalan protokol, penertiban izin mendirikan bangunan dan

sebagainya, sehingga kota Pasir Pengaraian dapat sejajar dengan kota-kota

lain dalam wilayah Propinsi Riau.

6. Kondisi Gedung Kantor Aparatur Pemerintah

Kabupaten Rokan Hulu memiliki Komplek Perkantoran Pemda yang

akan terintegrasi dengan seluruh kebutuhan kantor SKPD, sampai saat ini

belum semua kantor aparatur pemerintah dibangun, seperti Badan

Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; Badan Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Badan Lingkungan Hidup, dan

lain-lain. Diharapkan sampai dengan tahun 2016 semua fasilitas gedung

kantor SKPD di Kabupaten Rokan Hulu dapat terpenuhi.

Penyediaan kantor Kepala Desa masih belum semua terbangun hal

ini dikarenakan terjadinya pemekaran desa. Sebagian kantor desa juga masih

berkantor pada kantor KUPT/eks transmigrasi. Sedangkan kantor camat

(33)

II - 33 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 15 Data Pembangunan Gedung Perkantoran Dan Kantor Kepala Desa Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 2011-2016

7. Kondisi Gedung Sosial Kemasyarakatan

Sebagai ‘Negeri Seribu Suluk’ pemerintah Kabupaten Rokan Hulu

juga akan membangunan tempat ibadah suluk bagi tempat suluk yang telah

lama berdiri. Demikian juga dengan Lembaga Kerapatan Adat akan dilakukan

pembangunannya sebagai tempat aktivitas adat yang juga menjadi ciri khas

Kabupaten Rokan Hulu. Dalam khazanah melayu Rokan Hulu dikenal pameo

‘Tigo Tungku Sejorongan’ sebagai local wisdom yang tumbuh dan

berkembang ditengah-tengah masyarakat. ‘Tigo Tungku Sejorongan’ mengandung arti kesatu paduan lembaga adat, pemerintah dan alim ulama

dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian pembangunan fasilitas

‘Tigo Tungku Sejorongan’ juga diperlukan untuk keseimbangan hubungan yang harmoni dalam masyarakat. Selain hal tersebut diatas juga diperlukan

pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang digemari oleh

masyarakat seperti lapangan bola kaki.

Tabel 2. 15 Data Pembangunan Gedung Sosial Kemasyarakatan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

(34)

II - 34 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(35)

II - 35 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 2. 1 Luas Kabupaten Rokan Hulu Menurut Kecamatan dan Kelurahan

Tahun 2009 ... 2

(36)

II - 36 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Table of Contents

BAB II - PROFIL KABUPATEN ROKAN HULU ... 1

2.1. Wilayah Administrasi ... 1

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Rokan Hulu ... 4

2.3. Demografi dan Urbanisasi ... 13

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ... 16

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi ... 16

2.4.2. Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin 18 2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis ... 19

2.4.4. Data Risiko Bencana Alam ... 21

Gambar

Tabel 2. 1 Luas Kabupaten Rokan Hulu Menurut Kecamatan dan
Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 2. 2 Persebaran Penduduk Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan  di Kabupaten Rokan Hulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat

13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan sosial tenaga kerja telah diatur dalam UU

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Jasa ( service ), seperti: konstruksi, pendidikan, pelatihan, dll Hanya saja menurut gaspersz (2002), para manajemen dari perusahaan yang berkompetisi dalam pasar global

Abstrak : Berdasarkan hasil wawancara mengenai mata pelajaran pengetahuan kelainan kulit dengan beberapa guru di SMK Negeri 2 Ponorogo diperoleh informasi bahwa