• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

V - 1

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

5.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).

Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), sdan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan pembangunan yang bersifat tidak pulih biaya (non cost recovery).

Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh swasta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan

(2)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

peran pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.

Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non cost recovery Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.

Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.

Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN), sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana swasta dan sumber dana masyarakat.

5.2 PROFIL APBD KOTA MAKASSAR

Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah di Kota Makassar pada tahun 2013

sebesar Rp. 2.166.929.800.000,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp.

2.049.444.637.093,00 terdapat kenaikan sekitar 14,96%. Sementara Realisasi Belanja Daerah di kota Makassar pada tahun 2013 sebesar Rp 2.381.719.454.000,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.962.970.441.159,00 terdapat peningkatan sekitar 10,87%.

(3)

V - 3

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kota Makassar

PENDAPATAN DAERAH

Tahun - Tahun – Tahun - Tahun - Tahun -

2009 2010 2011 2012 2013

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11

PENDAPATAN ASLI DAERAH 170.040.961.589,79 210.072.517.698,64 349.387.140.205,00 487.390.342.748,00 608.955.576.000,00

Pajak Daerah 115.223.338.976,00 67,76 133.508.755.341,00 63,55 266.065.576.931,00 76,15 388.445.926.266,00 79,70 501.718.650.000 82,39 Retribusi Daerah 39.325.670.020,00 23,13 59.727.754.725,43 28,43 62.053.640.363,00 17,76 71.803.445.559,00 14,73 84.844.404.000 13,93 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 5.665.752.809,23 3,33 6.017.813.865,99 2,86 6.355.200.147,00 1,82 6.448.544.026,00 1,32 11.380.027.000 1,87 Lain-Lain PAD 9.826.199.784,56 5,78 10.818.193.766,22 5,15 14.912.722.764,00 4,27 20.692.426.897,00 4,25 11.012.495.000 1,81 Dana Perimbangan 833.834.215.606,00 861.280.547.227,00 905.316.278.541,00 1.105.463.603.654,00 1.249.540.839.000,00

Dana Bagi Hasil 143.383.511.606,00 17,20 171.260.420.227,00 19,88 125.936.958.541,00 13,91 161.696.486.654,00 14,63 69.894.707.000 5,59 Dana Alokasi Umum 647.299.704.000,00 77,63 644.266.427.000,00 74,80 718.481.320.000,00 79,36 911.122.797.000,00 82,42 1.114.853.212.000 89,22 Dana Alokasi Khusus 43.151.000.000,00 5,18 45.753.700.000,00 5,31 60.898.000.000,00 6,73 32.644.320.000,00 2,95 64.792.920.000 5,19 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 210.927.667.075,00 377.595.325.673,21 470.533.063.525,00 456.590.690.689,00 308.433.385.000,00

Pendapatan Hibah 1.301.906.400,00 0,62 - 0,00 500.000.000,00 0,11 901.680.000,00 0,20 - 0,00 Dana Darurat - 0,00 100.000.000,00 0,03 - 0,00 - 0,00 - 0,00

DBH Pajak dari Pemda Lainnya - 0,00 - 0,00 166.494.273.845,00 35,38 194.255.865.129,00 42,54 248.374.597.000 80,53

Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 68.965.037.000,00 32,70 155.704.122.541,21 41,24 262.927.499.880,00 55,88 211.436.166.000,00 46,31 - 0,00 Bantuan Keuangan Provinsi/ Pemda Lain 115.012.318.875,00 54,53 190.426.514.332,00 50,43 40.611.289.800,00 8,63 49.996.979.560,00 10,95 60.058.788.000 19,47

Pendapatan Lainnya 25.648.404.800,00 12,16 31.364.688.800,00 8,31 - 0,00 - 0,00 - 0,00

(4)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 5.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kota Makassar

BELANJA DAERAH

Tahun - Tahun – Tahun - Tahun - Tahun -

2009 2010 2011 2012 2013

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11

Belanja Tidak Langsung 616.039.846.808,00 732.613.162.933,67 936.919.956.148,00 962.974.982.687,00 912.428.208.000,00

Belanja Pegawai 574.136.173.031,00 93,20 678.333.932.314,00 92,59 872.147.856.703,00 93,09 929.980.039.863,00 96,57 885.934.100.000,00 97,10 Belanja Bunga - 0 2.119.727.019,67 0,29 - 0 10.280.439.824,00 1,07 2.032.649.000,00 0,22

Belanja Subsidi 1.125.000.000,00 0,18 - 0 - 0 - 0 - 0

Belanja Hibah 23.304.715.000,00 3,78 25.175.607.000,00 3,44 35.568.585.849,00 3,80 12.546.250.000,00 1,30 17.554.000.000,00 1,92 Belanja Bansos 17.473.958.777,00 2,84 26.232.596.600,00 3,58 27.177.912.236,00 2,90 8.315.550.000,00 0,86 1.150.005.000,00 0,13 Belanja bagi hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

- 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Bantuan Pemda lain - 0 - 0 - 0 757.454.000,00 0,08 757.454.000,00 0,08 Belanja Tidak Terduga - 0 751.300.000,00 0,10 2.025.601.360,00 0,22 1.095.249.000,00 0,11 5.000.000.000,00 0,55 Belanja Langsung 621.583.559.109 644.759.229.962,50 767.090.774.502,00 999.995.458.472,00 1.469.291.246.000,00

Belanja Pegawai 126.021.828.125 20,27 139.261.485.930,00 21,60 196.908.665.433,00 25,67 146.418.127.446,00 14,64 191.584.535.081,00 13,04 Belanja Barang & Jasa 299.305.218.246 48,15 329.418.325.928,50 51,09 405.390.814.496,00 52,85 535.515.018.617,00 53,55 756.378.681.739,00 51,48 Belanja Modal 196.256.512.738 31,57 176.079.418.104,00 27,31 164.791.294.573 21,48 318.062.312.409,00 31,81 521.328.029.180,00 35,48

(5)

V - 5

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 5.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAAN DAERAH

Tahun - Tahun – Tahun - Tahun - Tahun -

2010 2011 2012 2013 2014

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11

Penerimaan Pembiayaan 115.090.227.734,58 85.104.289.234,36 147.119.413.490,00 161.886.381.114,00 229.950.000.000,00 Penggunaan SiLPA

Pencairan Dana Cadangan 114.397.944.634,58 99,40 84.963.939.896,36 99,84 146.906.346.990,00 99,86 161.828.456.114,00 99,96 229.950.000.000,00 100,00 Hasil Penjualan - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Kekayaan Daerah - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Penerimaan Pinjaman dan

Obligasi Daerah - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Penerimaan Kembali Pinjaman - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Piutang Daerah 692.283.100,00 0,60 140.349.338,00 0,16 213.066.500,00 0,14 57.925.000,00 0,04 - 0 Pengeluaran Pembiayaan 6.182.462.816,00 9.749.719.456,03 1.933.746.243,00 42.648.149.596,00 15.160.346.000,00 Pembentukan Dana Cadangan - 0 - 0 - 0 23.000.000.000,00 53,93 - 0 Penyertaan Modal 1.000.000.000,00 16,17 1.860.000.000,00 19,08 0 2.500.000.000,00 5,86 - 0 Pembayaran Pokok Pinjaman 5.182.462.816,00 83,83 7.889.719.456,03 80,92 1.933.746.243,00 100,00 17.148.149.596,00 40,21 15.160.346.000,00 100,00 Pemberian Pinjaman Daerah - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Total Pembiayaan Netto 121.272.690.550,58 94.854.008.690,39 149.053.159.733,00 204.534.530.710,00 245.110.346.000,00

(6)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

5.3 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

5.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN Dalam 5 Tahun

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk Kota Makassar perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kota Makassar.

Tabel 5.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor Alokasi Tahun 2010 Alokasi Tahun 2011 Alokasi Tahun 2012 Alokasi Tahun 2013 Alokasi Tahun 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengembangan Air Minum 128,979,461.12 164,757,251.47 200,737,652.83 Pengembangan PLP 45,123,895.34 47,345,899.00 50,746,926.20 Pengembangan Permukiman 90,453,120.68 92,545,120.30 96,635,078.93 Penataan Bangunan & Lingkungan 545,565,234.88 547,345,688.30 561,343,947.01 Total 810,121,712.02 851,993,959.07 909,463,604.97

Tabel 5.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis DAK Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

DAK Air Minum 837.900.000 1.058.900.000 1.668.330.000 1.218.740.000 1.493.160.000

DAK Sanitasi 1.814.000.000 1.814.000.000 1.329.330.000 1.471.600.000 1.120.000.000

(7)

V - 7

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

5.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun

Pemerintah Kota Makassar memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah Kota Makassar dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

Tabel 5.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi %

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 Pengemb angan Air Minum 4.584.450.000 26,95 8.325.728.500 33,06 20.220.480.500 55,30 7.082.605.400 11,26 15.806.238.600 Pengemb angan PLP 9.117.810.000 53,59 12.083.235.000 47,98 12.063.057.000 32,99 44.842.528.379 71,30 73.012.836.700 Pengemb angan Permukim an 270.057.000 1,59 152.774.000 0,61 728.398.800 1,99 1.708.563.200 2,72 1.768.760.500 Penataan Banguna n dan Lingkung an 3.040.112.000 17,87 4.622.720.000 18,36 3.549.933.500 9,71 9.261.578.000 14,73 1.768.760.500 Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya 17.012.429.000 11,74 25.184.457.500 1,46 36.561.869.800 1,78 62.895.274.979 2,90 92.356.596.300 Total Belanja APBD 144.948.390.598 1.725.236.482. 271 2.049.444.637. 091 2.166.929.800. 000

Sumber : Bappeda Kota Makassar, 2016

5.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah

(8)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

5.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

5.4 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Untuk melihat kemampuan keuangan Kota Makassar dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

5.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD Kota Makassar dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta

(9)

V - 9

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

(10)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 5.7. Proyeksi Pendapatan APBD Kab. Makassar dalam 5 Tahun ke Depan

No Uraian Proyeksi 2015 (Rp) Proyeksi 2016 (Rp) Proyeksi 2017 (Rp) Proyeksi 2018 (Rp) Proyeksi 2019 (Rp)

A Pendapatan Asli Daerah 885,469,401,023 997,490,480,861 1,109,511,560,700 1,221,532,640,539 1,333,553,720,378

1 Pendapatan Pajak Daerah 758,232,302,106 859,463,184,446 960,694,066,786 1,061,924,949,127 1,163,155,831,467

2 Pendapatan Retribusi Daerah 97,013,660,604 105,467,670,316 113,921,680,028 122,375,689,741 130,829,699,453

3

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

8,184,725,316 8,671,877,717 9,159,030,119 9,646,182,520 10,133,334,922

4 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah 22,038,712,997 23,887,748,382 25,736,783,767 27,585,819,152 29,434,854,536

B Dana Perimbangan 3,920,691,965,325 1,434,619,688,945 4,951,310,545,419 5,466,619,835,467 5,981,929,125,514

1 Dana Bagi Hasil Pajak/bukan

pajak 1,306,151,980,413 (1,500,690,783,213) 1,695,229,586,014 1,889,768,388,814 2,084,307,191,615

2 Dana Bagi hasil Sumber Daya

Alam 191,902,591,112 223,634,466,959 255,366,342,806 287,098,218,652 318,830,094,499

3 Dana Alokasi Umum 1,306,450,397,400 1,415,488,349,400 1,524,526,301,400 1,633,564,253,400 1,742,602,205,400

4 Dana Alokasi Khusus 1,116,186,996,400 1,296,187,655,800 1,476,188,315,200 1,656,188,974,600 1,836,189,634,000

C Transfer Pemerintah Pusat -

Lainnya 450,950,209,202.40 511,579,130,770.40 572,208,052,338.40 632,836,973,906.40 693,465,895,474.40

1 Dana Otonomi Khusus 0 0 0 0

2 Dana Penyesuaian 450,950,209,202 511,579,130,770 572,208,052,338 632,836,973,906 693,465,895,474

D Transfer Pemerintah Propinsi 243,742,193,145 262,107,570,280.74 280,472,947,416.66 298,838,324,552.59 317,203,701,688.51

1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 243,742,193,145 262,107,570,281 280,472,947,417 298,838,324,553 317,203,701,689

E Lain-lain pendapatan yang sah 40,224,795,324 39,685,347,807.53 39,145,900,291.14 38,606,452,774.74 38,067,005,258.35

1 Pendapatan Hibah 867,936,141 1,425,577,272 1,983,218,404 2,540,859,535 3,098,500,667

2 Pendapatan Dana Darurat 0 0 0 0 0

3 Bantuan Keuangan dari provinsi

dan pemerintah daerah lainnya 41,092,731,464 41,110,925,080 41,129,118,695 41,147,312,310 41,165,505,925

Total Pendapatan Daerah 5,541,078,564,018 3,245,482,218,665.34 6,952,649,006,165.90 7,658,434,227,239.66 8,364,219,448,313.42

(11)

V - 11

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

5.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun ke depan

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPI2JM.

5.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kota Makassar perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut.

5.5 ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

5.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kota Makassar dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam program Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan terhadap proyeksi pendapatan yang ada dalam 5 tahun terakhir, maka dana yang dapat disisihkan sebagai pendamping didalam program investasi ini, antara 1,3 s/d 2,1 milyar.

(12)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat . Untuk sektor air minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah kabupaten/kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah kabupaten/kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.

Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat (community based development).

Setelah melalui proses penilaian RPI2JM oleh pemerintah kabupaten/kota, maka selanjutnya adalah program sekaligus proses pembiayaannya. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah pusat (termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program). 5.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2JM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain :

1. Strategi peningkatan DDUB Kota Makassar dan provinsi

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kota Makassar

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan

(13)

V - 13

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

6. permukiman yang sudah ada;

7. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Gambar

Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kota Makassar
Tabel 5.2  Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kota Makassar
Tabel 5.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel 5.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir
+3

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Muttaqin desa Bedanten Kee. Argumentasi atau alasan panitia Masjid Baitul Muttaqin desa Bedanten Kee. Gresik melakukan jual beli kulit hewan Qurban. digilib.uinsby.ac.id

Guru bersama peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi belajar dengan mengunggahnya pada google classroom di tautan yang sudah disediakan. Guru melakukan refleksi

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat