• Tidak ada hasil yang ditemukan

120240190 penyakit pada ternak

N/A
N/A
Achmad Mawardi

Academic year: 2022

Membagikan "120240190 penyakit pada ternak"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN PENYAKIT PADA TERNAK *)

Sapto Waluyo **)

Prospek pengembangan peternakan di Kabupaten Malang sangatlah bagus untuk dikembangkan mengingat kabupaten Malang adalah salah satu penyangga kebutuhan daging, telur dan susu secara nasional, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan peternakan ini antara lain mengenai manajemen, produksi, serta tata cara penanganan penyakit, karena hal inilah yang paling berperan dalam pengembangan usaha peternakan

Dalam hal penanganan penyakit pada ternak diperlakukan pengetahuan khusus karena untuk mengetahuinya diperlukan pengidentifikasian hingga kita tidak salah dalam melakukan penanganannya serta dalam melakukan pengobatannya. Mengingat potensi penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan potensi penurunan produksi peternakan, maka diharapkan dari penulisan makalah ini kiranya dapat sedikit lebih membantu dalam melakukan pengidentifikasian, pencegahan dan pengobatan penyakit pada ternak.

Dari berbagai penyakit yang dapat diidentifikasi ternyata masih banyak penyakit yang yang mungkin baru diketahui oleh para peterrnak hingga kebiasaan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit tidak sesuai dengan prossedur yang ada hingga maksud hati ingin mengobati ternak tapi malah mengakibatkan penyakit tambah parah atau bahkan menyebabkan ternak malah mati hingga dapat merugikan peternak itu sendiri.

Dari makalah ini akan disajikan berbagai penyakit serta metode pencegahan dan pengobatan dari penyakit ternak, diharapkan hal ini dapat berguna bagi para penyuluh dan para peternak yang ada di Kabupaten Malang.

JENIS-JENIS PENYAKIT SERTA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PADA TERNAK SAPI PERAH / SAPI POTONG / KAMBING / DOMBA

A. Penyakit Menular 1. Mastitis 2. Brucellosis 3. Tuberculosisi

4. Penyakit mulut dan Kuku (PMK) 5. Anthrak

6. Septicemi Epizootica (SE) 7. Rabies (anjing gila)

8. ORF (Bengoren/Dakangan)

9. BEF (Bovine Emperal Fever / Penyakit Demam Tiga Hari) 10. Retensio Secundinarium

11. Belatungan (Miasis)

(2)

B. Penyakit Kelamin 1. Vibrosis 2. Vaginitis C. Penyakit Parasit

1. Ektoparaist :Lice, Kuis, Kurap

2. Endoparasit : Tape Worm, Ring Worm, Fasciola Hepatica, Stomach Worm dan Pulmo Warm.

1. Mastitis (Radang Ambing)

Penyebab, Penularan/Transmisi, Faktor Kepekaan, Gejala-gejala , Pencegahan, Pengobatan, Penyebab

Streptococcus agalactie

Streptococcus dysgalactiae

Streptococcus cocci

Streptococcus uberi

Staphilococcus cocci

Staphilococcus aureus Penularan/Transmisi

Kontak puting

Vector (perantaraan serangga.,lalat)

Pemerahan yang tidak hygienis

Bakteri masuk melalui puting kemudian berkembang biak dalam kelenjar susu.

Sehabis pemerhan puting terbuka dan kontak dengan kotoran.

Gejala

 Nafsu makan berkurang

 Suhu badan tinggi dan ambing terasa panas

 Terjadi pembekuan fibrin dan leukosit dalam susu

 Sewaktu pemerahan, ternak merasa tidak senang

 Ambing membengkak

 Air susu encer dan bergumpal kadang bercampur dengan darah atau nanah Pencegahan

 Hapus hamakan puting sebelum dan sesudah pemerahan.

 Hapus hamakan tangan sebelum pemerahan

 Lantai kandang bersih

 Menghindarkan luka pada putting

 Tidak ada susu yang tersisa dalam puting pasca pemerahan.

 Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit

 Pedet betina jangan diberi air susu yang terserang mastitis

Pengobatan (panggil dokter hewan atau petugas peternakan terdekat)

2. Brucellosis ( Penyakit Keguguran ) Penyebab : Brucella abortus

Brucella melitensis

(3)

Faktor Kepekaan

Sapi yang baru melahirkan dan sapi yang sudah tua lebih peka Gejalah-gejala,

 Kondisi badan berkurang dan laktasi menurun

 Kelenjar supra mammair membesar

 Abortus, biasanya terjadi pada triwulan ke tiga masa kebuntingan dan diikuti infertilitas, anak yang lahir biasanya mati atau sangat lemah

Penularan/Transmisi

Melalui makanan dan air minum yang tercemar dengan getah radang vagina

Melalui luka pada kulit dan selaput lendir pernapasan

Melalui kelenjar mamae dan coitus

Dari hewan ke hewan dengan perantaraan serangga, caplak dan kutu Pencegahan

Vaksinasi Strain 19

Penghapus hamaan pada kandang

Penyediaan kandang untuk beranak

Sebaiknya lebih banyak kawin IB

Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit Pengobatan

Belum ada yang berhasil

3. Tuberculosis(TBC) Penyebab

Mycobacterium tuberculosis Penularan/Transmisi

 Melalui alat pernapasan dan pencernaan

 Melalui makanan dan air minum yang tercecmar tuberculose

 Pada pedet melalui susu induk yang menderita tuberculose Faktor Kepekaan

Sapi yang masih muda lebih peka,

Gejalah-gejala : Alat pernapasan dan pencernaan tersangkut, Suhu badan tetap normal, Frekuensi pernapasan bertambah, Batuk, Bulu kusam dan kering

Pencegahan :

 Vaksinasi BCG

 Menghindari pemberian susu dari induk yang terinfeksi TBC

 Petugas harus bebas penyakit TBC, penyakit ini dapat menular dari manusia ke sapi dan sebaliknya (Zoonosis)

 Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit

Pengobatan (panggil dokter hewan atau petugas peternakan terdekat)

(4)

4. Anthrax (Radang Limpa)

Penyebab : Bacillus anthracis

hidup di dalam tanah (spora) dan bertahan sampai puluhan tahun. Apabila spora masuk ke dalam tubuh à dapat berkembang biak. Jadi untuk memusnahkan bakteri tersebut, sapi yang mati terserang anthrax harus dibakar

Penularan/Transmisi

Melalui makanan dan air minum

Dengan perantaraan debu yang mengandung spora masuk melalui pernapasan Gejalah-gejala

Suhu badan meningkat, lemah dan gemetar

Selaput lendir merah

Pernapasan terganggu

Terjadi bisul-bisul

Mulut, telinga, anus dan vagina mengeluarkan darah

Pertama beraknya tertahan, kemudian encer dan kadang-kadang bercampur darah

Limpah membengkak/membesar

Pencegahan :Sanitasi kandangdan lingkungan,

Vaksinasi : Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit Pengobatan : (panggil dokter hewan atau petugas peternakan terdekat)

5. Cacing

Cacing ini bersarang dan bertelur di dalam dan telurnya per hari mencapai ribuan.

Penularan : yaitu melalui makanan dan air minum yang tercemar larva.

Gejalah-gejala

 Bagian yang terserang membengkak karena kerusakan jaringan.

 Ternak batuk.Frekuensi pernapasan cepat dan sulit bernapas

 Kondisi menurun dan kurus Pencegahan/Pengobatan

 Sapi digembalakan pada padang rumput yang drainasenya baik, tidak berair.

 Hindari pemupukan pada padang rumput dengan pupuk kandang yang berasal dari sapi yang terserang cacing.

 Pemberian makanan yang baik

 Pengobatan dengan pemberianAnthelmintic.

Siklus Hidup

 Telur cacing masuk ke saluran pencernaan pada saat sapi batuk,

 telur-telurr tersebut terlempar keluar dan masuk ke dalam mulut, bersama makanan masuk ke alat pencernaan.

 Telur menetas menjadi larva lalu keluar bersama kotoran sapi jatuh ke tanah

 Larva tersebut dapat bertahan pada tanah selama 1 bulan.

 Larva masuk ke tubuh bersama makanan dan tinggal dalam usus halus lalu menembus dinding usus kemudian masuk ke paru-paru melalui aliran darah.

Setelah 28 hari larva menjadi cacing dewasa dan bertelur di dalam paru-paru.

(5)

6. Scabies (Kudis) Penyebab:

Parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan ternak tidak pernah dimandikan.

Tanda- tanda:

- Kerak - kerak pada permukaan kulit

- Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis - Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku

Pengobatan :

Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan menggunakan:

 Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit.

 Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada bagian kulit yang sakit.

 Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Pencegahan:

- Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang sehat.

- Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis - Mandikan ternak dua minggu sekali.

- Bersihkan kandang seminggu sekali.

7. Belatungan ( Myasis )

Penyebab : Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat Berkembang biak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.

Tanda-tanda:

- Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka - Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.

Pengobatan:

 Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusankamper/kapur barus atau tembakau.

 Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka baru atau kotoran.

 Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus kembali.

Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.

 Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai untuk mempercepat pertumbuhan.

Referensi

Dokumen terkait

Berarti tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pengetahuan responden dengan peran serta masyarakat Desa Semuntai dalam pelaksanaan kegiatan community

Berdasarkan sumbernya • Modal sendiri yaitu Modal yang bersumber dari. perusahaan itu sendiri misalnya dari cadangan, laba dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh empat aspek penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC, yaitu risk profile, good corporate

Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai kontribusi MP-ASI biskuit substitusi pati garut, tepung kedelai, dan tepung ubi jalar kuning terhadap kecukupan protein, vitamin

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Connecting-Organizing-Reflecting-Extending (CORE) sebagai (X1) terhadap motivasi

The study entitled "Application of Peer Assessment on the Test Formative Redox Reactions to feedback High School Students of Class X" is intended to determine the

Praktik Pengalaman Lapangan meliputi semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sabagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh