• Tidak ada hasil yang ditemukan

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

Marimin

[email protected]

(2)

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

(Computer Based Information Systems-CBIS)

• ES : Expert System (Sistem Pakar)

• ES : Expert System (Sistem Pakar)

• DSS : Decision Support Systems (Sistem Penunjang Keputusan)

( j g p )

• MIS : Management Information System (Sistem Informasi Manajemen)

• DBMS : Data Based Management Systems (Sistem Manajemen Basis Data)

• EDP : Electronic Data Processing EDP : Electronic Data Processing (Pengolahan Data Elektronik)

• IS : Information Systems

(Sistem Informasi)

(3)

Directive ES EIS DSS

Strategic IS

MIS DSS

Tactic

O i l

DBMS MIS

Operasional EDPEDP

Posisi ES/ES pada Sistem Informasi (IS)

(4)

D fi i i Si P j K (SPK/DSS) Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK/DSS)

Merupakan alat manajemen yang terdiri dari komponen basis data, basis model dan user interface yang berbasis komputer yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dan membantu tugas-tugas pengambilan

keputusan. DSS mendukung pengambilan keputusan

kompleks dengan penekanan pada efektifitas (Turban,

1998)

(5)

FOUR MAJOR DSS CHARACTERISTICS

1. Incorporate both data and model 2 Assist Manager in semi

2. Assist Manager in semi-

structured/unstructured design making process 3. Support rather than replace managerial

judgment

4. Improve effectiveness rather than efficiency

(6)

DSS STRUCTURE

Data;

Other Computer- b d S t

External and Internal

based Systems

Data Based Management

Model Based Management

Dialog Management

Manager (User) and Tasks and Tasks

(7)

SAMPLE OF DECISION AREA SAMPLE OF DECISION AREA

I d t i l l i

• Industrial planning

• Municipal waste control

• Water allocation and usage

• Budged allocation

• Budged allocation

• Seat allocation of a general election

• Strategy for ICT development

• .…

(8)

Data DBMS Function Data

- ICT Profile

- Population Profile - ICT policy

Data

Extraction DBMS

- Input - Edit - Sort

- Integrated

p y - Integrated

MBMS ICT Prediction Dialog

Management

Population Dynamic Model

Financial Analysis Management

System

Financial Analysis Model

MCDM User

Figure : DSS for ICT Development 8

(9)

Data DBMS Function Data

- Jenis bencana - Profile bencana - Topography & C wil

Data

Extraction DBMS

- Input - Edit - Sort

- Integrated p g p y

- Peta d cara evakuasi

- Integrated

MBMS Prediksi Dialog

Management

Model mitigasi d pencegahan Model penanganan Management

System

Model penanganan

Model pemulihan User

Figure : DSS untuk mitigasi dan 9

penanganan bencana

(10)

Model

Sistem Manajemen

Data

Sistem Manajemen

Sistem Manajemen Basis Pengetahuan

Pengetahuan

Sistem Manajemen Basis Data

Data Penduduk

Data Partai

Sistem Manajemen Basis Model

Sub Model Estimasi Pemilih

Sub Model Penetapan Anggota

g

Akuisi Pengetahuan

• Konseptualisasi Pengetahuan

• Representasi Pengetahuan Data KPU

Data Wilayah Administrasi Sub Model Penetapan Anggota

DPRD

p gg

DPR

Sub Model Alokasi

S b d

Mekanisme Inferensi

Data Pemilih

DataPEMILU Data Anggaran

Sumberdaya

Sub Model Pemilihan Presiden Sub Model Pemilihan Mobilisasi Sumberdaya

Sistem Pengolahan Terpusat Data PEMILU

Sistem Manajemen Dialog

Pengguna

Sistem Pendukung Keputusan bagi KPU

(11)

Model

Si t M j

Data

Si t M j

Sistem Manajemen Basis Pengetahuan

Pengetahuan

Sistem Manajemen Basis Data

Data Komoditas Hortikultura Data Produk

Sistem Manajemen Basis Model

Sub Model Pemilihan Komoditas Unggulan Sub Model Pemilihan

Basis Pengetahuan

Akuisi Pengetahuan

• Konseptualisasi Pengetahuan

• Representasi Pengetahuan Data Produksi dan Konsumsi

Data Produk Agroindustri Data Potensi Lokasi

Agroindustri Sub Model Sistem Pakar

Lokasi Agroindustri Unggulan Sub Model Pemilihan

Produk Unggulan

Sub Model Prakiraan

Mekanisme Inferensi Komoditas

Data Pertumbuhan Penduduk Data Biaya Agroindustri

Sub Model Prakiraan Ketersediaan Bahan Baku

Sub Model Strategi

P b A i d t i

Sub Model Kelayakan Finansial Agroindustri

Sistem Pengolahan Terpusat Data Strategi Pengembangan

Agroindustri

Pengembangan Agroindustri

Sistem Manajemen Dialog

Pengguna

Konfigurasi EMS Agroindustri

Pengguna

(12)

DSS/EMS SOURCES OF REFERENCES

1 D i i S t S t J l

1. Decision Support System Journal

2. Data and Knowledge Engineering Journal 3. Expert Systems with Application Journal

4 S t R h d B h i l S i J l

4. Systems Research and Behavioral Science Journal

5. Books in DSS and Expert System

(13)

METODOLOGI

METODA Pendekatan

Sistem

• Analasis Kebutuhan

• Formulasi Permasalahan

• Identifikasi Sistem Pemilihan Komoditas Unggulan AHP

MPE MULAI

Pemilihan Produk Unggulan MPE

Lokasi Agroindustrig Sistem Pakar Regresi Linier Ketersediaan Bahan Baku

Kelayakan Agroindustri B/C Ratio, ,NPV, IRR dan PBP Strategi Pengembangan

Agroindustri Hortikultura AHP

(14)

SISTEM PAKAR

9 Definisi

Sistem Pakar adalah Sistem Perangkat Lunak Komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berfikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang

hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan

9 Tujuan Pengembangan

1. Mempermudah kerja tenaga ahli 2. Mengganti tenaga ahli

3 Menggabungkan kemampuan tenaga ahli 3. Menggabungkan kemampuan tenaga ahli 4. Training tenaga ahli

5. Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya 6. Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan “kering”

(15)

Components of Expert Systems

The Expert System

Expert Ad i

Knowledge Base

Advice User

Interface Programs

Inference Engine Program User Workstation

Expert System Development

Knowledge Engineering Engineering

Knowledge Acquisition

Program

Workstation Expert and/or Knowledge Engineer

(16)

Tabel Perbedaan perangkat l nak sistem pakar dengan Tabel : Perbedaan perangkat lunak sistem pakar dengan

perangkat lunak konvensional

S

Perangkat Lunak Konvensional Perangkat Lunak Sistem Pakar - Menyajikan dan menggunakan

data

- Menyajikan dan menggunakan pengetahuan

data pengetahuan

- Bersifat algoritmitik - Bersifat Heuristik

P R titif P I f i

- Proses Repetitif - Proses Inferensi - Memanipulasi secara efektif basis

data

-Memanipulasi secara efektif basis pengetahuan

data pengetahuan

- Berorientasi pada pengolahan bilangan

-Berorientasi pada pengolahan simbolik

(17)

Expert Systems Example

Example

DENDRAL i

DENDRAL, mass spectrometer interpreter MYCIN, modeling medical expert

PROSPECTOR, mining exploration g p M1, computer designer

RECSEL, recruitment and selection

(18)

APLIKASI SISTEM PAKAR DI BIDANG MANAJERIAL

1 A li i 1. Analisis

a. Interprestasi

- Analisa pasar untuk komoditi tertentuAnalisa pasar untuk komoditi tertentu - Identifikasi media iklan yang sesuai - Identifikasi kebutuhan pelatihan b. Diagnostik

- Diagnosa kelesuan perusahaan dan usaha penyembuhan 2. Sintesa

- Penarikan tenaga kerja - Strategi Penentuan hargaStrategi Penentuan harga

- Strategi pengembangan produk 3. Integrasig

- Prediksi perkembangan nilai saham pada bursa efek

(19)

9 Metoda penelitian :

mengggunakan pendekatan sistem ggg p

9Tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

a. kajian pustaka b. observasi lapang

c wawancara dengan pakar c. wawancara dengan pakar 2. Perancangan sistem

a. Sistem Manajemen Basis Data b. Sistem Manajemen Basis Model

c. Sistem Manajemen Basis Pengetahuan 3 Implementasi

3. Implementasi

4. Verifikasi

(20)

Pengumpulan Data ngumpu an Data TATA

LAKSANA

Telaah Literatur

• Pustaka

• Jurnal

Observasi Lapang

Wawancara dengan Pakar Jurnal

• Laporan

p g

Pengembangan Sistem

Basis Mekanisme Integrasi

Basis Basis Basis

Pengetahuan Mekanisme

Inferensi Integrasi Sistem Basis

Data Basis Model

Implementasi

Verifikasi

Verifikasi

(21)

1. Sub Model Pemilihan Komoditas Unggulan

Edit/Tambah/

Hapus Data

• Kriteria Pemilihan

• Pembobotan Kriteria

• Alternatif Komoditas

• Penilaian Komoditas

Input Data

• Kriteria Pemilihan

terhadap kriteria

Penentuan Proritas Komoditas Unggulan Dengan Metode MPE

• Pembobotan Kriteria

• Alternatif Komoditas

• Penilaian Komoditas terhadap kriteria

OUTPUT

Urutan Prioritas Komoditas Unggulan p

(22)

VERIFIKASI dan PEMBAHASAN

A. Sub Model Pemilihan Komoditas Unggulan

• Penentuan Kriteria dan Pembobotan

N KRITERIA BOBOT BOBOT

No. KRITERIA BOBOT

AHP BOBOT (faktor konversi = 20)

1. Potensi Komoditas 0,2755 6

2. Nilai Ekonomis 0,1417, 3

3. Keterkaitan Dengan Pendapatan Rakyat 0,0742 1

4. Penyebaran Lokasi 0,1509 3

5 Kesempatan Untuk Diversifakasi Produk 0 0841 2

5. Kesempatan Untuk Diversifakasi Produk 0,0841 2

6. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi 0,2180 4

7. Kebijakan Pemerintah 0,0556 1

(23)

• Penentuan Alternatif Komoditas Hortikultura Unggulan Jambu Biji, Pisang, Mangga dan Tomat

• Penilaian Komoditas terhadap Kriteria

• Hasil Analisis dengan Metode MPE :

PRIORTAS KOMODITAS NILAI MPE

1 Pisang 536.858

2 Mangga 120 983

2 Mangga 120.983

3 Jambu Biji 120.786

4 Tomat 49.847

(24)

B. Sub Model Pemilihan Produk Unggulan gg

• Penentuan Kriteria dan Pembobotan

BOBOT BOBOT

No. KRITERIA BOBOT

(pairwise) BOBOT (faktor konversi = 20)

1. Kontinuitas Bahan Baku 0,2038 4

2 Peluang Pasar 0 2850 6

2. Peluang Pasar 0,2850 6

3. Nilai Tambah Produk 0,1047 2

4. Teknologi Yang Sudah Dipakai 0,1503 3

5 P T K j 0 0427 1

5. Penyerapan Tenaga Kerja 0,0427 1

6. Dampak Ganda Terhadap Produk Lain 0,0668 1

7. Dampak Lingkungan 0,0663 1

8. Kondisi Agroindustri Saat Ini 0,0537 1

9. Kebijakan Pemerintah 0,0267 1

(25)

• Penentuan Alternatif Produk Unggulan dari Komoditas unggulan terpilih

Kripik Pisang, Sale pisang, Sari Buah Pisang dan Tepung Pisang

• Penilaian Produk terhadap Kriteria

• Hasil Analisis dengan Metode MPE :

PRIORTAS PRODUK NILAI MPE

1 Sale Pisang 538.431

2 Kripik Pisang 269.134

3 Sari Buah Pisang 124.805

4 Tepung Pisang 53.489

(26)

C. Sub Model Sistem Pakar Lokasi Agroindustri Unggulan

Mempunyai 2 cara Penggunaan

• Konsultasi pengguna dapat berdialog dengan sistem mengenai lokasi agroindustri unggulan

• Analisis Menganalisis Data Lokasi yang terdapat dalam Basis Data

Hasil Analisis Data dari 24 Kecamatan di Kab. Cianjur menunjukkan prioritas Lokasi yang menjadi unggulan untuk Agroindustri sale pisang yaitu :

Prioritas 1. Kecamatan Cikalongkulon

Prioritas 2. Kecamatan Karang Tengah

Prioritas 3. Kecamatan Sindang Barang g g

Prioritas 4. Kecamatan Mande.

(27)

D. Sub Model Prakiraan Ketersediaan Bahan Baku

• Data Yang Tersedia : ata a g e sed a

Data Produksi Pisang (1998-2001)

Tahun Produksi (ton)

1998 343 520

1998 343.520

1999 310.590

2000 399.381

2001 631 687

Prakiraan Produksi tahun 2002 dengan analisis regresi adalah 659.618 ton (Y = 95329,3 X + 182971,3 dan R2 = 0,7207)

2001 631.687

Data jumlah Penduduk (1998-2001)

Tahun Penduduk

1998 1.812.936

1999 1.830.786

2000 1.832.468

2001 1.946.405

Prakiraan Jumlah Penduduk tahun 2002 dengan analisis regresi adalah 27 2

(28)

Konsumsi Rata-rata = 18 kg per kapita per tahun Konsumsi Rata rata 18 kg per kapita per tahun Konsumsi untuk Agroindustri yang ada = 125.000 ton Penjualan ke Luar daerah = 60 % dari produksi

Hasi Analisis :

Prakiraan Prakiraan Kebutuhan Status Produksi Konsumsi Bahan Baku Ketersediaan

659.618 555.982 365 Tersedia

Hasil Analisis sistem menunjukkan untuk suatu agroindustri dengan kapasitas produksi 365 ton/tahun ketersediaan bahan

baku diperkirakan masih mencukupi p p

(29)

E. Sub Model Kelayakan Finansial Agroindustri Asumsi yang digunakan :

Verifikasi Æ kelayakan agroindustri Sale Pisang

Umur Proyek 10 Tahun

Jumlah Produksi (Produk/Tahun) 657000

Persentase Terjual 90 %

Harga Jual Produk Rp 2.500,-

B B k t i i 18 %

Bunga Bank saat ini 18 %

Persentase Produksi

Tahun I 70 %

Tahun II 85 %

Tahun III s/d Tahun X 100 %

Perawatan 2% Penyusutan 10 % Perawatan 2%, Penyusutan 10 %, Asuransi 0,5 %, Pajak Bangunan 2 %

(30)

H il A li i Hasil Analisis :

Kriteria

Kelayakan Keadaan Normal

Terjadi Penurunan Harga Jual Produk

(10%)

Terjadi Kenaikan Harga Bahan Baku

(10%)

Terjadi Penurunan Harga Jual Produk dan Kenaikan Harga Kelayakan

(10%) (10%) g

Bahan Baku (10%) Keuntungan

Bersih Rp 2.399.141.750 ,- Rp 987.413.000 ,- Rp 1.876.279.250 ,- Rp 464.550.500 ,-

BEP Rp 8 700 975 105 9 670 497 911 Rp 9 360 472 966 10 592 082 846

BEP Rp 8.700.975.105,- 9.670.497.911,- Rp 9.360.472.966,- 10.592.082.846,-

ROI 20,47 % 8,43 % 15,33 % 3,8 %

B/C Ratio 1,2 1,08 1,15 1,04

NPV Rp 707.351.542,- Rp 96.520.164,- Rp 481.117.698,- (Rp 129.713.679,-)

IRR 47,47 % 22,44 % 38,56 % 11,66 %

PBP 2 5 Tahun 4 25 Tahun 2 92 Tahun 6 03 Tahun

PBP 2,5 Tahun 4,25 Tahun 2,92 Tahun 6,03 Tahun

TIDAK

30

LAYAK TIDAK

LAYAK

(31)
(32)

Prioritas Aktor

No AKTOR Bobot AHP Prioritas

1 Pemerintah 0,1762 2

2 Petani 0,2021 1

3 Pengusaha 0,1694 4

4 Pemerintah 0,1823 3

k

5 Perbankan 0,1300 6

6 Pedagang 0,1399 5

Prioritas Tujuan

No Tujuan Bobot AHP Prioritas

1 Perluasan Lapangan Pekerjaan 0,2048 3

2 Perluasan Pasar 0,2809 1

3 Peningkatan Daya Saingg y g 0,1414, 4

4 Peningkatan Pendapatan 0,2544 2

5 Pembangunan Daerah 0,1185 5

Prioritas Alternatif Tindakan

No Alternatif Tindakan Bobot AHP Prioritas

1 Mempertahankan dan Memperkuat

Agroindustri yang telah ada 0,4590 2

32

g y g

2 Menciptakan suasana yang medukung

tumbuhnya Agroindustri Baru 0,5410 1

(33)

FOKUS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HORTIKULTURA

FAKTOR

Sumberdaya Manusia (28 79 %)

Sumberdaya Alam (16 52 %)

Modal (16,13 %)

Pemasaran (12,13 %)

Sarana dan Prasarana

(6 28 %)

Kebijakan Pemerintah (20 15 %) (28,79 %) (16,52 %) (16,13 %) (12,13 %)

(6,28 %) (20,15 %)

Pemerintah Petani Pengusaha Koperasi Perbankan Pedagang AKTOR

Pemerintah (17,62 %)

Petani (20,21 %)

Pengusaha (16,94 %)

Koperasi (18,23 %)

Perbankan (13,00 %)

Pedagang (13,99 %)

TUJUAN

Perluasan Lapangan Pekerjaan

(20,48 %)

Perluasan Pasar (28,09 %)

Peningkatan Daya Saing

(14,14 %)

Peningkatan Pendapatan

(25,44 %)

Pembangunan Daerah (11,85 %)

Mempertahankan dan Memperkuat Menciptakan suasana yang medukung ALTERNATIF Agroindustri yang telah ada

(45,90 %)

tumbuhnya Agroindustri Baru (54,10 %)

(34)

Performance Rating Operational

Q lit ti D t F

Qualitative Data

Fuzzy Non-Fuzzy

Fuzzy Fuzzy Non-Fuzzy

Op. Health

Financial Ratios p

Level Quantitative

Data

F i n a n c i a l

(35)

THE COMPANY PERFORMANCE

Coding

RATING EVALUATION FRAMEWORK

List of Operation al Aspect

Non-Fuzzy Fuzzy

Pre-process Aggregation

Output data for ANFIS Network Pre-process

Output 1. Normali ANFIS

1. Six layer

2 N l

1. Single indicato r score Aggregation

Score on Compan

Suggesti on &

Recome Network

zation 2. Aggre

gation 2. Neural

input 3. Neural

output

r score 2. Inter

indicato r score Pre process

y

Performa

ndation

List of Financial

1. Ratio

computation 2. ANFIS

p 4. Learnin

g

backpro

r score Pre-process

nce

35 network

input

pagatio n &

(36)

SAMPLE OF THE ISCPE FUZZY

1 Fuzzy Input 2. Fuzzy 3. Im plication

INFERENCE MODEL

1. Fuzzy Input

O peration M ethod

If P S is good or E C is good then C ash Flow is very good

If P S is good Then C ash Flow is good If P S is good Then C ash Flow is good

4. A ggregation M ethod If P S is bad or E C is bad then M ethod

5 D efuzzyfication C ash Flow is bad

Legend :

P S : P aym ent S ystem 5. D efuzzyfication

E C : E conom ic C ondition

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

White Board

Wall-Mounted

Project Screen White Board

Breakout

Control Room Facilitator Console and

Network File Server

Workstation s

Room

s

Barco Projecto Breakout

Room

Projecto r

Breakout

Storage Break

Area Room

Figure : Universal of Arizona Small GDSS Facility

(42)

Data

GDSS Applications

Software Model

Data base

Software Model

Base Processor

User Interface

G F ilit t Group Facilitator

I/O Device Public Screen

Group Members Group Members

Gambar: Model GDSS

(43)

1 Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi 1. Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi

Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk Grassindo Jakarta

Majemuk, Grassindo, Jakarta.

2. Marimin, 2005, Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial IPB Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB Press, Bogor

3 T b E 2001 D i i S t

3. Turban, E., 2001, Decision Support

System and Intelligent System, Prentice Hall New Jersey

Hall, New Jersey.

(44)

• Susun paper dengan topik: Penerapan teknik p p g p p

keputusan dalam perumusan strategi pengelolaan usaha

• Teknik yang dipakai merupakan kombinasi dari 2 teknik yang dibahas dikelas dan dapat ditambahkan dengan teknik lain terkait Indeks kinerja dan AHP + lain

teknik lain terkait. Indeks kinerja dan AHP + lain.

• Format paper mengikuti Lampiran 1 atau 3 buku Teknik keputusan atau Bab VI a, b, c atau d buku Sistem p , ,

pakar.

• Paper disusun oleh setiap mahasiswa

Gambar

Figure : DSS for ICT Development 8
Figure : DSS untuk mitigasi dan  9
Tabel Perbedaan perangkat l nak sistem pakar dengan Tabel : Perbedaan perangkat lunak sistem pakar dengan
Figure : Universal of Arizona Small GDSS Facility

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan serangga Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera (EPT) di suatu perairan dapat dijadikan indikator kualitas perairan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Sindrom thalassemia alfa disebabkan oleh delesi pada gen Sindrom thalassemia alfa disebabkan oleh delesi pada gen alfa globin pada kromosom 16 (terdapat 2 gen

a) Definisi Konseptual : Minat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Metro berinvestasi adalah mendorong atau keinginan mahasiswa untuk

Bahan – bahan yang digunakan Bahan yang akan digunakan untuk pembuatan kartu adalah dari bahan kertas, untuk bahan papan permainan juga akan menggunakan kertas

photovoltaic yang dipantau meliputi arus, tegangan, dan daya listrik modul PV, sedangkan data parameter lingkungan yang dipantau adalah radiasi matahari dan temperatur. Nilai arus

(3) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini, penanggungjawab jenazah atau kerangka jenazah di Tempat Pemakaman Umum dan pengelola Tempat

Nilai koefisien jalurnya adalah sebesar 0,322537 yang artinya terdapat korelasi positif antara kegunaan persepsian (p erceived usefulness ) terhadap sikap menggunakan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan