• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KAMPUNG WISATA BATIK PESINDON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN KAMPUNG WISATA BATIK PESINDON"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

TINJAUAN KAMPUNG WISATA BATIK PESINDON

Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini diperlukan tinjauan mengenai kampung wisata batik Pesindon. Dalam mengawali tinjauan kampung wisata batik Pesindon ini akan diuraikan sejarah dan perkembangan batik Pekalongan yang berkaitan erat dengan perkembangan kampung wisata batik Pesindon itu sendiri. Selanjutnya akan diuraikan gambaran umum kampung Pesindon dan gambaran khusus kampung wisata batik Pesindon meliputi sejarah dan perkembangan kampung, serta lokasi dan profil kampung wisata batik Pesindon sebagai objek penelitian. Informasi-informasi yang disusun di dalam bab ini diperoleh dari berbagai sumber melalui proses penelitian di lapangan.

Melalui bab ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan gambaran yang jelas mengenai lokasi dan profil objek penelitian.

4.1. Sejarah dan Perkembangan Batik Pekalongan

Kota Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir pantai utara Jawa Tengah yang secara geografis dan ekonomis menjadi pusat jaringan jalan darat yang menghubungkan bagian barat dan timur Pulau Jawa (BP2MT Kota Pekalongan). Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan kota batik sejak tahun 2012 lalu memiliki branding The World City of Batik.

(2)

Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah bahwa batik merupakan salah satu warisan budaya yang sudah berakar di kota Pekalongan.

Batik sebagaimana telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2009 sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (masterpieces of the oral and intangible heritage of humanity) yang

dihasilkan di Indonesia merupakan ekspresi yang berakar pada mitologi, filosofi dan lambang kehidupan. Batik berkembang secara signifikan diperkirakan setelah terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram. Akibat perang tersebut, keluarga kraton dan pengikutnya meninggalkan tersebar baik ke timur maupun ke barat. Di daerah-daerah baru itulah keluarga kraton dan pengikutnya mengembangkan batik. Salah satu daerah perkembangan batik yang ada di bagian barat adalah Pekalongan, fenomena migrasi keluarga kraton dan pengikutnya tersebut membuat batik yang telah ada di pekalongan semakin berkembang (www.pekalongankota.go.id, 2014).

Menurut Elliot (2004) batik telah diperdagangkan di wilayah Pekalongan mulai tahun 1850, karena pada saat itu perdagangan batik di wilayah Pekalongan telah berkembang dengan pesat, kalangan pedagang keturunan Cina dan Arab yang bermukim di wilayah pesisir pantai utara Jawa terdorong untuk menjadikan batik sebagai komoditas dagang. Hal tersebut dipicu mulai hilangnya kain asal India.

Dalam perkembangannya, batik pekalongan mendapat pengaruh dari budaya luar, antara lain dipengaruhi oleh budaya Cina, Belanda, Asia,

(3)

Arab, Melayu serta Jepang. Hal tersebut menunjukkan bahwa batik merupakan khasanah budaya bangsa yang berinteraksi dengan zaman dan lingkungan historis. Pengaruh budaya tersebut tampak pada ragam motif/corak batik pekalongan, misalnya pada motif encim dan klenengan yang dipengaruhi oleh peranakan Cina. Ada pula motif Jawa Hokokai yang dipengaruhi oleh Jepang, motif Jlamprang yang dipengaruhi bangsa Asia dan Arab, dan motif pagi-sore yang dipengaruhi oleh Belanda. Motif- motif/corak-corak tersebut kemudian menjadi ciri khas dan identitas batik pekalongan. Saat ini ragam corak dan warna batik pekalongan tidak terbatas pada motif-motif tersebut, ragam corak batik pekalongan terus mengalami perkembangan seiring dengan permintaan pasar.

Batik pekalongan berkembang ditengah-tengah masyarakat sebagai denyut nadi kehidupan masyarakat sehari-hari. Budaya yang telah lama berakar pada kehidupan masyarakat ini bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga sebagai penopang perekonomian masyarakat Pekalongan. Itulah yang menjadi ciri khas batik pekalongan, batik sebagai komoditas unggulan telah menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan, karena keberadaan dan perkembangannya bertopang pada ratusan pengusaha kecil bukan pada segellintir pengusaha bermodal besar.

Hal tersebut terlihat dari proses produksi batik yang dilakukan di rumah- rumah oleh ratusan pengusaha kecil yang berskala home industry. Industri- industri batik dengan skala home industry tersebut mulai muncul dan

(4)

berkembang di kota Pekalongan sekitar tahun 1950 (Hasil wawancara : H.Zakaria / Ketua paguyuban kampung wisata batik Pesindon).

Perkembangan batik dan industri batik di kota Pekalongan telah melewati periode panjang hingga menjadi komoditas unggulan saat ini di kota Pekalongan. Dalam periode perkembangannya, batik Pekalongan mengalami masa pasang surut. Ada masanya ketika batik menjadi komoditas utama yang sangat menguntungkan, dan ada masanya batik mengalami masa sulit bahkan sempat mati. Berikut ini uraian mengenai periode perkembangan batik di kota Pekalongan disajikan dalam tabel IV.1.

TABEL IV.1

Sejarah perkembangan batik pekalongan

NO. TAHUN KETERANGAN

1. 1800-an Batik mulai dikenal dan masuk ke kota Pekalongan.

2. 1950-an Industri batik mulai tumbuh dan berkembang di masyarakat kota Pekalongan.

3. 1960 – 1980 Batik berkembang pesat dan menjadi komoditas unggulan yang menguntungkan.

Produk utama : batik tulis dan batik cap (berupa sarung dan kain panjang)

4. 1980 – 1990 Batik mengalami keterpurukan karena munculnya batik printing/sablon. Batik tulis dan batik cap yang menjadi produk andalan home industry kalah bersaing dengan batik printing/sablon.

Akibatnya banyak pengusaha batik yang mengalami kebangkrutan dan beralih ke usaha/profesi lainnya. Dan masyarakat yang biasanya bekerja sebagai buruh batik kehilangan lapangan pekerjaan.

5. 1990-an Batik kembali bangkit dengan munculnya batik sutra dan batik prada.

6. 2006 Batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda yang dihasilkan di Indonesia.

Dampaknya batik mulai mendapat perhatian baik dari pemerintah dan masyarakat luas, sehingga permintaan batik melonjak tajam dan para pengusaha mulai bangkit kembali.

7. 2006 - 2014 Batik menjadi salah satu komoditas unggulan kota Pekalongan.

Sumber : hasil wawancara dan studi literatur, 2014

(5)

4.2. Gambaran Umum Kampung Pesindon, Kota Pekalongan

Kampung Pesindon merupakan sebuah kampung kota yang terletak di pusat kota Pekalongan dan di jalur utama pantura Kota Pekalongan. Kampung Pesindon secara administratif berada di wilayah Kelurahan Kergon, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan dan sebagian kecil yaitu pada gang 1A berada di wilayah Kelurahan Bendan, Kecamatan Pekalongan Barat.

(a) (b)

GAMBAR IV.1

Peta lokasi kampung Pesindon ditinjau dari peta kota Pekalongan (a) Peta Kota Pekalongan, (b) Citra Satelit Lokasi Kampung Pesindon

Sumber : (a) RTRW Kota Pekalongan 2009-2029, (b) earth.googlecom, 2013

Kampung Pesindon terletak area yang merupakan pengembangan pusat perdagangan dan jasa (RTRW Kota Pekalongan 2009-2029). Berikut ini batas-batas kampung Pesindon,

Utara : Sungai Loji

Selatan : Kompleks pertokoan dan Jalan Hayam Wuruk Timur : Sungai Loji

Barat : Kompleks Perkantoran dan Pertokoan Jalan Imam Bonjol

U

(6)

GAMBAR IV.2 Batas-batas kampung Pesindon

Sumber : dokumentasi, 2014

Pada gambar IV.2 menunjukkan bahwa lokasi kampung Pesindon memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi. Jalan lingkungan di dalam kawasan kampung Pesindon dapat langsung diakses dari Jalan Hayam Wuruk sebagai jalur utama pantura kota Pekalongan, dan dari Jalan Imam Bonjol. Berikut pada gambar IV.3 akan menunjukkan kondisi sekitar kampung Pesindon, termasuk titik-titik akses menuju kampung Pesindon itu sendiri.

Kampung Pesindon

U

Kompleks pertokoan di Jl. Imam Bonjol (batas sebelah barat)

Kompleks perkantoran Jl. Imam Bonjol (sebelah barat)

Kompleks pertokoan di Jl.Hayam Wuruk (batas sebelah selatan) Sungai Loji

(batas sebelah selatan)

Sungai Loji (batas sebelah timur)

(7)

GAMBAR IV.3

Situasi Menuju Lokasi Kampung Pesindon

Sumber : dokumentasi, 2014

Berdasarkan gambar IV.3 ditunjukkan bahwa terdapat lima gang sebagai akses menuju/dari kampung Pesindon. Satu gang sebagai akses utama menuju/dari kampung Pesindon berada di Jalan Hayam Wuruk, tepat berseberangan dengan Pasar Anyar Kota Pekalongan. Selain itu di sepanjang Jalan Hayam Wuruk masih terdapat empat gang sebagai akses

Kampung Pesindon Monumen

Perjuangan 3 Okt 45

Masjid As Syuhada

Pasar Anyar

KETERANGAN : Akses menuju / dari kampung Pesindon Komplek Ruko

Kantor Pembantu Gubernur

(8)

menuju/dari kampung Pesindon. Sedangkan akses menuju/dari kampung Pesindon yang berada di sepanjang Jalan Imam Bonjol hanya terdapat satu akses tepat berada di sebelah kantor Telkom Kota Pekalongan.

Lokasi kampung Pesindon dinilai strategis karena berada di pusat kota Pekalongan dan berada di jalur strategis pantura. Selain dinilai strategis, kampung Pesindon dinilai memiliki nilai historis yang cukup tinggi karena berada dekat dengan kawasan yang bernilai historis bagi kota Pekalongan yaitu kawasan Monumen Perjuangan 3 Oktober 1945. Selain monumen perjuangan 3 Oktober 1945, di jalan Pemuda terdapat bangunan bersejarah berupa monumen Pusaka 45 yang saat ini sudah berubah fungsinya sebagai tempat ibadah berupa masjid, yaitu masjid Asy Syuhada.

Serta bangunan peninggalan Belanda, yang saat ini difungsikan sebagai kantor pembantu gubernur wilayah Pekalongan.

Kampung Pesindon merupakan kampung kota yang dikenal sebagai salah satu sentra batik Pekalongan disamping kampung Kauman.

Julukan sentra batik tersebut dikerenakan kampung Pesindon didominasi oleh home industry batik sejak tahun 1950-an (Hasil wawancara : H.Zakaria/ketua paguyuban kampung wisata batik Pesindon). Namun, beberapa tahun terakhir kampung Pesindon juga dikenal oleh masyarakat Pekalongan sebagai sentra ayam potong di kota Pekalongan (hasil wawancara : H. Ediwan/pemilik batik Larissa). Kedua sentra tersebut baik sentra batik maupun sentra ayam potong berkembang secara alami, sentra batik berada di Kampung Pesindon Gang 1, Gang 2, dan Gang 3.

(9)

Sedangkan sentra ayam potong berada di Gang 4 sampai ke daerah tepian Sungai Loji. Lokasinya yang secara alami terbentuk terpisah, sehingga kepetingan masing-masing sentra tersebut tidak mengganggu/merugikan kegiatan sentra yang lainnya. Pada gambar IV.4 berikut ini digambarkan lokasi masing-masing sentra tersebut di dalam kawasan kampung Pesindon.

GAMBAR IV.4

Lokasi Sentra Ayam Potong dan Sentra Batik di Wilayah Kampung Pesindon

Sumber : digambar ulang berdasarkan earth.google.com, 2014

Pada penelitian ini, area yang diambil sebagai objek penelitian tidak mencakup seluruh kawasan kampung Pesindon Pekalongan, tetapi hanya mengambil kawasan yang menjadi sentra batik Pekalongan tepatnya pada Gang 1, Gang 2, dan Gang 3 Kampung Pesindon. Sentra batik yang berada di ketiga gang tersebut selanjutnya disebut dengan kampung wisata batik Pesindon. Berikut ini akan diuraikan secara khusus mengenai kampung wisata batik Pesindon.

Sentra Batik Kampung Pesindon

Sentra Ayam Potong Kampung Pesindon

(10)

4.3. Gambaran Khusus Kampung Wisata Batik Pesindon,Pekalongan 4.3.1. Sejarah dan Perkembangan Kampung Wisata Pesindon

Kampung Pesindon sudah dikenal masyarakat luas sebagai salah satu kampung pengrajin batik di Kota Pekalongan. Ketenarannya sebagai kampung pengrajin batik bahkan sudah dikenal hingga luar Pekalongan.

Kampung Pesindon yang didominasi oleh home industry batik terus bertahan di tengah perkembangan kota dan modernisasi. Keberadaan home industry batik di dalam kawasan kampung Pesindon yang tetap

bertahan dan dijalankan turun temurun hingga saat ini yang menjadi cikal bakal dibentuknya kampung wisata batik Pesindon itu sendiri.

Kampung Pesindon bukanlah sebuah kampung kota yang sengaja dibentuk menjadi sebuah destinasi wisata. Kampung ini terbentuk secara alami, meskipun belum ada catatan pasti yang menjelaskan kapan kampung Pesindon terbentuk. Terbentuknya kampung wisata batik Pesindon dengan batik sebagai komoditas utama dan produk unggulannya tidak serta merta karena melihat tren batik yang kembali muncul di Indonesia. Terbentuknya kampung wisata batik Pesindon ini sebagai salah satu upaya untuk terus mempertahankan budaya batik yang sudah melekat erat dengan kehidupan masyarakat kampung Pesindon.

Sebelum kampung wisata batik Pesindon terbentuk, pada tahun 2008 sudah terlebih dahulu diresmikan kampung batik Kauman.

Masyarakat kampung Pesindon yang merasa memiliki potensi yang tidak

(11)

kalah dari kampung Kauman mulai melakukan upaya untuk membentuk sebuah destinasi wisata baru.

Bermula pada tahun 2009 beberapa warga kampung Pesindon berinisiatif untuk menata kampung Pesindon menjadi lebih baik dan berpartisipasi pada lomba K3 tingkat kota Pekalongan. Melalui lomba tersebut menjadikan kampung Pesindon sebagai juara I pada tingkat kota Pekalongan. Dengan memanfaatkan dana yang didapatkan dari hasil lomba tersebut, masyarakat mulai menata dan memperbaiki lingkungan kampung Pesindon. Usaha masyarakat kampung Pesindon tidak berhenti disitu saja, melihat potensi kampung Pesindon, baik dari segi industri batik maupun dari segi lingkungan yang telah tertata, masyarakat kampung Pesindon berkeinginan untuk membentuk sebuah kawasan wisata batik.

Tujuan dari kawasan wisata batik yang akan dibentuk antara lain sebagai media untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa, dan meningkatkan perekomonian baik bagi para pelaku industri batik maupun masyarakat kampung Pesindon dan sekitarnya. Usulan warga kampung Pesindon yang kemudian disampaikan kepada pihak Pemerintah kota Pekalongan mendapat sambutan baik dan dukungan penuh. Sehingga pada tanggal 10 Mei 2010, kampung Pesindon diresmikan sebagai kampung wisata batik Pesindon. Terbentuknya kampung wisata batik Pesindon telah menunjukkan adanya upaya yang baik dalam merevitalisasi kawasan industri batik menjadi kawasan wisata belanja.

(12)

Perkembangan kampung wisata Pesindon bukan sebuah proses yang berlangsung secara singkat, faktor sejarah dan rangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya menjadi bagian dari proses terbentuknya kampung wisata batik Pesidon tersebut. Berikut ini akan diuraikan fenomena- fenomena yang terjadi di dalam proses terbentuknya kampung wisata batik Pesindon.

TABEL IV.2

Sejarah perkembangan kampung wisata batik Pesindon pekalongan

NO. TAHUN KETERANGAN

1. 1950-an Awal mulai tumbuh home industry batik di kampung Pesindon 2. 1960 – 1980 Industri batik berskala rumah tangga di kampung Pesindon semakin

berkembang kuantitasnya karena batik berkembang pesat dan menjadi komoditas unggulan yang menguntungkan.

3. 1980 – 1990 Akibatnya keterpurukan batik tulis dan cap akibat munculnya batik printing/sablon, banyak pengusaha batik di kampung Pesindon yang mengalami kebangkrutan dan beralih ke usaha/profesi lainnya. Dan masyarakat yang biasanya bekerja sebagai buruh batik kehilangan lapangan pekerjaan.

4. 1990-2010 Beberapa pengrajin batik mulai merintis industrinya kembali setelah mengalami keterpurukan sebelumnya karena batik kembali bangkit dengan munculnya batik sutra dan batik prada.

6. 2010-2014 Kampung wisata batik Pesindon terbentuk dan diresmikan oleh pemerintah kota sebagai salah satu tujuan wisata budaya dan belanja kota Pekalongan pada 10 Mei 2010.

Sumber : hasil wawancara penyusun, 2014

Dengan berbekal potensi batik dan home industry batik yang didukung oleh potensi lainnya serta pengakuan dari pemerintah kota Pekalongan bahwa kampung Pesindon menjadi salah satu destinasi wisata

(13)

alternatif di kota Pekalongan, paguyuban batik Pesindon terus melakukan pembenahan baik dari segi fisik lingkungan kampung maupun dari segi para pengrajin batik yang ada di kampung Pesindon.

4.3.2. Gambaran non fisik kampung wisata batik Pekalongan

Pada bagian ini akan dipaparkan gambaran kampung wisata batik Pesindon dari segi non fisik yang mencakup dua unsur dalam permukiman, yaitu man (manusia) dan society (kehidupan sosial). Keberadaan manusia di dalam permukiman baik individu maupun kelompok akan memunculkan karakteristik permukiman tersebut. Dalam bagian ini akan memaparkan kondisi masyarakat di kampung wisata batik Pesindon yang berkaitan erat dengan proses transformasi di kampung tersebut. Beberapa hal yang akan dijelaskan adalah meliputi kependudukan, keadaan sosial ekonomi, dan keadaan sosial budaya pada kampung wisata batik Pesindon.

4.3.2.1. Kependudukan

Penduduk atau masyarakat yang bertempat tinggal di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon ini hampir seluruhnya adalah masyarakat pribumi / Jawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota masyarakat (Ibu Ritnah) menungkapkan bahwa masyarakat yang ada di kampung Pesindon ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masyarakat asli yang sudah secara turun temurun menetap di kampung Pesindon dan masyarakat pendatang. Namun, jumlah pendatang yang ada di kampung Pesindon bukanlah jumlah yang sebanding jika dibandingkan

(14)

dengan penduduk aslinya, bahkan dapat dikatakan jumlah pendatang di kampung tersebut sangat kecil.

Menurut penjelasan Rikza Maulana (pengurus paguyuban batik Pesindon), saat ini penduduk kampung Pesindon rata-rata merupakan generasi ketiga atau keempat dari silsilah keluarganya yang sudah sejak awal menetap di kawasan tersebut. Ikatan persaudaraan yang masih kuat pada masa-masa awal kampung Pesindon berkembang, menjadikan perkembangan masyarakat masih berada di lingkup keluarga yang tidak jarang akhirnya terjadi perkawinan di antara anggota kerabat dan keluarga sendiri. Sehingga anggota masyarakat yang ada di dalam kampung tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah keluarga besar dengan ikatan kekerabatan yang sangat kuat. Hal tersebut yang kemudian meminimalisir jumlah pendatang yang menetap dan tinggal di kampung tersebut.

Masyarakat asli maupun sebagian kecil pendatang yang ada di kawasan kampung wisata Pesindon sebagian besar berkecimpung di industri batik yang saat ini menjadi karakteristik khas kawasan tersebut.

Hubungan kekerabatan yang masih cukup dekat dan erat antar anggota masyarakat juga berpengaruh pada kondisi industri batik yang ada di dalam kawasan tersebut.

Selain dikenal dengan industri batik yang berkembang dan tetap bertahan di kampung wisata batik Pesindon, kampung tersebut juga dikenal sebagai kawasan yang religius. Hampir seluruh masyarakat yang ada di kampung tersebut menganut agama Islam. Hal tersebut tampak pada

(15)

sebagian besar fasilitas umum maupun sosial yang ada di kawasan tersebut.

4.3.2.2. Kondisi sosial ekonomi

Aktivitas masyarakat kampung wisata batik Pesindon yang sebagian besar berkecimpung dengan dunia batik, baik dalam industri maupun pemasaran merupakan urat nadi ekonomi di kawasan tersebut.

Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai kondisi industri batik dan juga paguyuban pengusaha batik yang ada di kampung wisata batik Pesindon.

a. Industri batik

Industri batik yang ada di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon digolongkan sebagai home industry. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan, saat ini jumlah industri batik yang tercatat di paguyuban batik Pesindon berjumlah 30 industri batik. Berikut ini daftar industri batik yang ada di kawasan kampung wisata batik Pesindon.

TABEL IV.3

Daftar Pengrajin Batik Di Kampung Wisata Batik Pesindon Pekalongan

No. Nama Industri Nama Pemilik Alamat

1. Batik WB Collection Hj. Widya Bachir Gang Pesindon Raya

2. Batik Dannis Art Kamaludin Gang Pesindon Raya

3. Batik BL Putra Hj. Enny Apriadiningsih Gang Pesindon Raya

4. Batik Pesindon H.Zakariya Gang Batik Pesindon

5. Batik Rameza M. Rikza Maulana Gang 1 Pesindon

6. Batik Arisma Abdul Hadi Gang Pesindon Raya

7. Batik Makarimi Dudi Makarimi Gang 1 Pesindon

8. Batik Asli Hj. Tutit Yahya Gang Batik Asli

9. Ardis Batik H. Toha Ichsan Gang 1A Pesindon

10. Batik Larissa H. Drs. Ediwan Gang Pesindon Raya

(16)

11. Batik AA 10 H. Ali Alwi Gang 2 Pesindon 12. Batik Poetra Feno M. Feno Yuni K Gang 2 Pesindon

13. Batik OJ Suci Riza Muslim Gang 2 Pesindon

14. AD Batik Ardiansyah Gang 2 Pesindon

15. Seni Batik HAS 711 M. Yusuf Gang 2 Pesindon

16. Batik Sausan Oemar Said Hadi Gang 2 Pesindon 17. Seni Permata Rizal Gustontin Gang 2 Pesindon 18. Batik Feno H. M Freddy Wijaya Gang 2 Pesindon

19. Batik Khantil Nanang Pesindon Gang 2

20. Batik Pawana H. Suci Taufiq Yahya Pesindon Gang 3 21. Batik Semesta Bagus Riza Astian Pesindon Gang 3 22. Batik Suci Hj. Tuty Susilowati Pesindon Gang 3

23. Batik Aksa Hj. Herlinawati Pesindon Gang 3

24. Batik Ismania Hj. Maimunah Mastur Pesindon Gang 3

25. Batik Asti M. B. N Hidayat Pesindon Gang 3

Sumber : Data Peguyuban Kampung Wisata Batik Pesindon, 2014

Menurut H. Zakariya (ketua paguyuban batik Pesindon), dari 25 industri yang tergabung dalam Paguyuban Batik Pesindon tidak seluruhnya melakukan proses produksi sampai pemasaran batiknya di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon. Berdasarkan proses tersebut, industri- industri batik tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu industri yang melakukan proses produksi sampai pemasaran di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon. Ada pula industri yang hanya melakukan proses produksi batik di kawasan kampung wisata batik Pesindon tetapi tidak memasarkan hasil produksinya di kawasan kampung wisata batik Pesindon. Serta industri batik yang hanya memasarkan produknya di kawasan kampung wisata batik Pesindon tetapi melakukan proses produksi

(17)

di luar kawasan Pesindon. Berikut ini tabel IV.3 mengenai rincian aktivitas masing-masing industri tersebut.

TABEL IV.4

Rincian Aktivitas Pengrajin Batik Di Kampung Wisata Batik Pesindon Pekalongan

No. Industri batik Proses Produksi Batik Pemasaran Batik (showroom) Dalam

Pesindon Luar

Pesindon Ada Tidak

1. Batik WB

2. Batik Dannis Art

3. Batik BL Putra

4. Batik Pesindon

5. Batik Rameza

6. Batik Arisma

7. Batik Makarimi

8. Batik Asli

9. Ardis Batik

10. Batik Larissa

11. Batik AA 10

12. Batik Poetra Feno

13. Batik OJ

14. AD Batik

15. Seni Batik HAS 711

16. Batik Sausan

17. Batik Permata

18. Batik Feno

19. Batik Khantil

20. Batik Pawana

21. Batik Semesta

22. Batik Suci

23. Batik Aksa

24. Batik Ismania

25. Batik Asti

Sumber : Hasil pengamatan dan wawancara di lapangan , 2014

(18)

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan persentase jumlah pengusaha batik yang melakukan proses produksi di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon melalui diagram pada gambar IV.5 (a) dan persentase jumlah pengusaha batik yang memiliki showroom di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon pada gambar IV.5 (b) berikut ini

(a) (b)

GAMBAR IV.5

Diagram persentase jumlah pengusaha batik

(a) dilihat dari lokasi proses produksi batik (b) dilihat kepemilikan showroom

Sumber : hasil pengamatan dan wawancara di lapangan, 2014

Industri batik yang terdapat di kampung wisata batik Pesindon sebagai home industry pada umumnya menghasilkan produk berupa batik tulis dan batik cap yang dikerjakan secara manual. Kain-kain batik yang dihasilkan ada yang dipasarkan dalam bentuk kain ada pula yang dipasarkan dalam bentuk pakaian jadi.

Pada tabel IV.3 sebelumnya telah dipaparkan aktivitas pemasaran masing-masing pengusaha batik. Tampak dalam tabel tersebut bahwa beberapa pengusaha batik memiliki showroom sebagai sarana display dan memasarkan produknya, tetapi banyak pula pengusaha yang tidak membuka showroom di kawasan kampung wisata batik Pesindon. Pada umumnya para pengusaha batik yang tidak memiliki showroom di kawasan

Produksi di Kawasan Pesindon

64%

Produksi di Luar Kawasan Pesindon

36%

PROSES PRODUKSI BATIK

Memiliki Showroom

52%

Tidak Memiliki Showroom

48%

AKTIVITAS PEMASARAN BATIK

(19)

kampung wisata batik Pesindon memasarkan produknya ke luar kota bahkan di ekspor keluar negeri.

GAMBAR IV.6

Aktivitas produksi batik pada salah satu pengusaha batik

Sumber : dokumentasi, 2014

GAMBAR IV.7

Showroom salah satu pengusaha batik di kampung wisata batik Pesindon

Sumber : dokumentasi, 2014

GAMBAR IV.8

Hasil produksi yang akan dipasarkan pada pengusaha yang tidak memiliki showroom

Sumber : dokumentasi, 2014

b. Paguyuban batik

Keberadaan industri batik merupakan faktor utama di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon. Industri tersebut tumbuh dan telah berkembang masing-masing sebelum kampung wisata batik terbentuk. Seiring dengan terbentuknya kampung wisata batik Pesindon

(20)

pada tahun 2010, beberapa anggota masyarakat berinisiatif untuk membentuk sebuah paguyuban yang mewadahi para pelaku industri batik yang ada untuk bersama-sama mendukung visi kampung wisata batik yang telah terbentuk.

TABEL IV.5

Data Pengurus Paguyuban Batik Pesindon Nama Jabatan Nama Pengurus

Ketua I H. Zakaria, SE

Ketua II M. Rikza Maulan

Sekretaris I Hidayat

Sekretaris II Kamaludin

Bendahara I H. Suci Taufiq Yahya Divisi Telecenter H. Afzan Djunaid

Imadudin Makarimi Divisi Humas Zidni Ilman

Alwi Madenur Divisi Dana Riza Muslim Divisi Litbang Riza Astian

Divisi Umum Barozi

Slamet Ichsan

Sumber : data paguyuban batik Pesindon, 2014

Paguyuban yang telah terbentuk tersebut juga bertindak sebagai pengelola di kawasan kampung wisata batik Pesindon. Salah satu wujud kegiatan paguyuban tersebut tampak ketika ada kunjungan rombongan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Pada gambar IV.9 menunjukkan aktivitas paguyuban pada saat kunjungan dari delegasi pemerintah Srilanka ke kampung wisata batik Pesindon pada tanggal 25 Februari 2014.

(21)

GAMBAR IV.9

Kegiatan penyambutan kunjungan dari Srilanka

Sumber : dokumentasi, 2014

4.3.3. Gambaran lingkungan fisik

Selain uraian mengenai kondisi non fisik kampung wisata batik Pesindon, akan diuraikan juga mengenai gambaran lingkungan fisiknya.

Gambaran lingkungan fisik kampung wisata batik Pesindn ditekankan pada kondisi eksisting pada saat penelitian dilakukan. Secara fisik, kampung wisata batik Pesindon yang menjadi objek penelitian memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut,

Batas utara : permukiman

Batas selatan: kompleks ruko jalan Hayam Wuruk Batas timur : sungai Loji Pekalongan

Batas barat : kompleks perkantoran jalan Imam Bonjol

GAMBAR IV.10

Lokasi Kampung Wisata Batik Pesindon

Sumber : earth.google.com, 2014

(22)

Secara umum kondisi eksisting lingkungan fisik kampung wisata batik Pesindon memiliki kondisi yang tertata dengan baik. Kondisi tersebut tidak dibentuk secara sengaja setelah kampung Pesindon menjadi kampung wisata batik. Namun, sudah terbentuk secara alami sejak kampung Pesindon tersebut terbentuk. Kondisi lingkungan yang sudah baik tersebut terus dilakukan perbaikan dan pengembangan sehingga dapat mendukung aktivitas wisata yang terjadi di kampung wisata batik Pesindon Pekalongan. Berikut ini akan disajikan mapping kondisi fisik lingkungan kampung wisata batik Pesindon.

Gambar IV.11

Mapping kondisi eksisting kampung wisata batik Pesindon

Sumber : analisis, 2014

Lingkungan fisik kampung wisata batik Pesindon sebagai wadah aktivitas masyarakat terbentuk dari urban structure baik space maupun place yang membentuk karakteristik dari kawasan kampung wisata batik

KEYPLAN

(23)

tersebut. Space dan place di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon meliputi jaringan jalan, identitas fisik lingkungan, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta bangunan-bangunan yang ada. Masing-masing elemen yang telah disebutkan di atas akan diuraikan satu persatu sehingga dapat menjadi modal analisis pada bagian selanjutnya.

4.3.3.1. Jaringan jalan dan identitas fisik lingkungan

Dalam sebuah kawasan permukiman tentu saja tidak terlepas dari keberadaan sirkulasi. Sirkulasi yang menghubungkan antara jalan utama di luar kawasan kampung dengan jalan-jalan lingkungan di dalam kampung membentuk jaringan jalan / network.

Pada kampung wisata batik Pesindon, jalan utama di luar kawasan kampung wisata adalah jalan Imam Bonjol dan jalan Hayam Wuruk.

Sedangkan di dalam kawasan kampung wisata batik, jalan lingkungan terbagi menjadi empat, yaitu gang 1, gang 2, gang 3, dan jalan patriot.

Pada umumnya jalan lingkungan pada kampung wisata batik Pesindon memiliki dimensi jalan antara 2-3 meter. Dimensi jalan tersebut memungkinkan untuk kendaraan roda 2 maupun roda 4 melalui jalan tersebut. Pada gambar 4.12 ditunjukkan mapping jaringan jalan pada kawasan kampung wisata batik Pesindon.

(24)

GAMBAR IV.12

Mapping jaringan jalan di dalam kampung wisata batik Pesindon Pekalongan

Sumber : digambar ulang dari earth.google.com dan dokumentasi, 2014

Jaringan jalan di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon menjadi penghubung antara jalan utama di luar kawasan kampung dengan rumah-rumah di dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon. Dari jalan

K

E J

M H

I

G

F L

D B

A C

A B C D E

H G F

I J

M L K

Gang 1 Gang 1

Gg. batik ASLI Gg. Batik Pesindon

Gg.Pesindon Raya Lorong

Gang 2 Jl. Patriot

Gang 2 Gang 3

Gang 3

Gang 2

Gang 1A

(25)

utama menuju ke dalam kawasan kampung wisata batik Pesindon ditandai dengan adanya gate di beberapa titik sebagai identitas kampung wisata batik Pesindon. Pada gambar IV.13 ditunjukkan mapping akses masuk dan lokasi identitas kawasan kampung wisata batik Pesindon.

GAMBAR IV.13

Mapping akses masuk kampung wisata batik Pesindon Pekalongan

Sumber : digambar ulang dari earth.google.com dan dokumentasi, 2014

4.3.3.2. Fasilitas umum dan fasilitas sosial

Masyarakat yang hidup dan tinggal dalam sebuah kawasan permukiman akan membentuk sebuah kehidupan sosial yang membutuhkan sarana penunjang bagi kebutuhannya sehari-hari. Sarana

Akses dari arah jalan imam bonjol

Akses dari arah jalan Hayam Wuruk

(26)

penunjang tersebut dapat berupa fasilitas umum maupun fasilitas sosial.

Fasilitas umum maupun fasilitas sosial dapat diartikan sebagai sebuah bentuk kelangkapan dasar fisik lingkungan yang menyediakan pelayanan dan menunjang kebutuhan masyarakat pada suatu permukiman.

Seperti halnya pada kawasan kampung wisata batik Pesindon, di dalam kawasan tersebut terdapat beberapa fasilitas umum dan fasilitas sosial guna menunjang kebutuhan masyarakat sehari-hari maupun guna mendukung aktivitas wisata yang ada di dalam kawasan tersebut. Fasilitas- fasilitas tersebut antara lain, tempat ibadah (berupa musholla), PAUD, TK, Sekolah Dasar, Telecenter, balai pengobatan, dan sumur/MCK umum.

Berikut ini gambar-gambar dari fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada di kawasan kampung wisata batik Pesindon.

(27)

GAMBAR IV.14

Mapping fasilitas umum dan fasilitas sosial kampung wisata batik Pesindon Pekalongan

Sumber : digambar ulang dari earth.google.com dan dokumentasi, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2010), dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 81 petani hutan rakyat. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan

Bandura mengemukakan ada empat komponen dalam proses belajar dalam Singgih (1989) yaitu: 1) memperhatikan, sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu anak memperhatikan

Khusus untuk investasi pada Sub Bidang Penataan Bangunan Lingkungan, tidak ada program yang bersifat fisik yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

Bila sepotong kawat yang vertikal digerakkan ke arah Selatan memotong tegak lurus garis-garis gaya magnet homogen yang arahnya ke Timur, maka dalam kawat timbul

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, serta mendasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman

[r]

Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar 3.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.. Indikator 3.4.1 Menentukan

Hal ini menunjukkan masih perlu lembaga penelitian, khususnya bagian publikasi untuk menggalakan penyelenggaraan koferensi bahkan konferensi internasional untuk