• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALIDITAS PEMBUKTIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "VALIDITAS PEMBUKTIAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

VALIDITAS PEMBUKTIAN

(2)

 Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal. Suatu diskusi atau

pembuktian yang bersifat matematik atau tidak, terdiri atas pernyataan-pernyataan yang saling berelasi.

Biasanya kita memulai dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang diterima kebenarannya dan kemudian berargumentasi untuk sampai pada konklusi

(kesimpulan) yang ingin dibuktikan.

(3)

 Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu

premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.

 Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya

(supposed to) diturunkan dari premis-premis.

23/12/22

Logika Informatika | Page 3

(4)

 Konklusi selayaknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis selayaknya mengimplikasikan konklusi, dalam argumentasi yang valid, konklusi akan bernilai benar jika setiap premis yang digunakan di dalam

argumen juga bernilai benar. Jadi validitas argumen tergantung pada bentuk argumen itu dan dengan bantuan tabel kebenaran.

(5)

 Bentuk kebenaran yang digeluti oleh para

matematikawan adalah kebenaran relatif. Benar atau

salahnya suatu konklusi hanya dalam hubungan dengan sistem aksiomatik tertentu. Konklusi itu benar jika

mengikuti hukum-hukum logika yang valid dari aksioma- aksioma sistem itu, dan negasinya adalah salah.

 Untuk menentukan validitas suatu argumen dengan

selalu mengerjakan tabel kebenarannya tidaklah praktis.

Cara yang lebih praktis banyak bertumpu pada tabel kebenaran dasar dan bentuk kondisional. Bentuk

argumen yang paling sederhana dan klasik adalah Modus Ponens dan Modus Tolens.

23/12/22

Logika Informatika | Page 5

(6)

Metode Inferensi

(7)

Kaidah metode-metode inferensi pada

dasarnya adalah sebuah tautologi. Kaidah inferensi bermacam-macam, seperti

 Modus ponen

 Modus tollen

 Silogisme

 Simplifikasi

 Penambahan

 Konjungsi

(8)

Premis 1 : p  q

Premis 2 : p Konklusi : q

Cara membacanya : Apabila diketahui jika p maka

q benar, dan p benar, disimpulkan q benar. (Notasi

: Ada yang menggunakan tanda  untuk

menyatakan konklusi, seperti p  q, p  q)

(9)

Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar) Premis 2 : Saya belajar (benar)

Konklusi : Saya lulus ujian (benar)

Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk argumen modus ponen.

23/12/22

Logika Informatika | Page 9

(10)

Premis 1 : p  q

Premis 2 : ~ q Konklusi : ~ p

Contoh :

Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar) Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)

Konklusi : Hari tidak hujan (benar)

 Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak terjadi.

(11)

Premis 1 : p  q

Premis 2 : q  r Konklusi : p  r

Contoh :

Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (T) Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf (T) Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (T)

23/12/22

Logika Informatika | Page 11

(12)

Premis 1 : p  q

Premis 2 : ~ q Konklusi : p

Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka argumen di bawah ini tidak valid : Premis 1 : p  q

Premis 2 : ~ q

Konklusi : ~ p

(13)

Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.

23/12/22

Logika Informatika | Page 13

(14)

 Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (T)

Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (T) Konklusi : Pengalaman ini membosankan (T)

 Premis 1 : Air ini panas atau dingin (T) Premis 2 : Air ini panas (T)

Konklusi : Air ini tidak dingin (T)

 Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu Premis 2 : Obyek ini berwarna merah

(15)

Inferensi penambahan disjungtif didasarkan atas fakta bahwa suatu kalimat dapat

digeneralisasikan dengan penghubung ” ”

Alasannya adalah karena penghubung ” ”

bernilai benar jika salah satu komponennya bernilai benar.

23/12/22

Logika Informatika | Page 15

(16)

Contoh :

 Misalnya saya mengatakan ”Langit berwarna biru”

(bernilai benar).

 Kalimat tersebut tetap akan bernilai benar jika

ditambahkan kalimat lain dengan penghubung ” ”.

Misalnya ”Langit berwarna biru atau bebek adalah binatang menyusui”.

 Kalimat tersebut tetap bernilai benar meskipun kalimat

”Bebek adalah binatang menyusui”, merupakan kalimat yang bernilai salah.

(17)

Addition : p p  q atau q p  q

 Premis 1 : p

Konklusi : p  q

ATAU

 Premis 1 : q

Konklusi : p  q

Artinya : p benar, maka p  q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).

Contoh :

 Simon adalah siswa SMU

Simon adalah siswa SMU atau SMP

23/12/22

Logika Informatika | Page 17

(18)

Premis 1 : p

Premis 2 : q

Konklusi : p  q

Artinya : p benar, q benar. Maka p  q benar

(19)

Inferensi ini merupakan kebalikan dari inferensi penambahan disjungtif. Jika beberapa kalimat dihubungkan dengan

operator ” ”, maka kalimat tersebut dapat diambil salah satunya secara khusus

(penyempitan kalimat).

23/12/22

Logika Informatika | Page 19

(20)

Addition : (p  q) p atau (p  q) q

 Premis 1 : p  q Konklusi : p

ATAU

 Premis 1 : p  q Konklusi : q

Contoh :

 Langit berwarna biru dan bulan berbentuk bulat Langit berwarna biru ATAU Bulan berbentuk bulat

(21)

Dua bentuk argumen valid yang lain adalah Dilema Konstruktif dan Dilema Destruktif.

23/12/22

Logika Informatika | Page 21

(22)

Premis 1 : (p  q)  (r  s) Premis 2 : p  r

Konklusi : q  s

Dilema konstruktif ini merupakan kombinasi dua argumen modus ponen (periksa argumen modus ponen).

Contoh :

Premis 1 : Jika hari hujan, aku akan tinggal di rumah; tetapi jika pacar datang, aku pergi berbelanja.

Premis 2 : Hari ini hujan atau pacar datang.

Konklusi : Aku akan tinggal di rumah atau pergi berbelanja.

(23)

Premis 1 : (p  q)  (r  s) Premis 2 : ~ q  ~ s

Konklusi : ~ p  ~ r

Dilema destruktif ini merupakan kombinasi dari dua argumen modus tolens (perhatikan argumen modus tolen).

Contoh :

Premis 1 : Jika aku memberikan pengakuan, aku akan digantung;

dan jika aku tutup mulut, aku akan ditembak mati.

Premis 2 : Aku tidak akan ditembak mati atau digantung.

Konklusi : Aku tidak akan memberikan pengakuan, atau tidak akan tutup mulut.

23/12/22

Logika Informatika | Page 23

(24)

Pada suatu hari, Anda hendak pergi kuliah dan baru sadar bahwa anda tidak memakai

kacamata. Setelah diingat-ingat, ada beberapa

fakta yang Anda yakini benar :

(25)

1.

Jika kacamataku ada di meja dapur, aku pasti sudah melihatnya ketika mengambil makanan kecil.

2.

Aku membaca buku pemrograman di ruang tamu atau aku membacanya di dapur.

3.

Jika aku membaca buku pemrograman di ruang tamu, maka pastilah kacamata kuletakkan dimeja tamu.

4.

Aku tidak melihat kacamataku ketika aku mengambil makanan kecil.

5.

Jika aku membaca majalah di ranjang, maka

kacamataku kuletakkan dimeja samping ranjang.

6.

Jika aku membaca buku pemrograman di dapur, maka kacamata ada di meja dapur.

23/12/22

Logika Informatika | Page 25

(26)

Tentukan dimana letak kacamata..?

(27)

p : Kacamata ada di meja dapur.

q : Aku melihat kacamataku ketika mengambil makanan kecil.

r : Aku membaca buku pemrograman di ruang tamu.

s : Aku membaca buku pemrograman di dapur.

t : Kacamata kuletakkan di meja tamu.

u : Aku membaca buku pemrograman di ranjang.

w : Kacamata kuletakkan di meja samping ranjang.

23/12/22

Logika Informatika | Page 27

(28)

1. p q 2. r v s 3. r t

4. ~q

5. u w

6. s p

(29)

23/12/22

Logika Informatika | Page 29

1.

p q

~q

~p

2. s p

~p

~s

3.

r v s

~s r

4. r t r

t

(30)

Kacamata ada di meja tamu

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Beasiswa Swisscontact WISATA Program Diploma 4 Manajemen Destinasi Pariwisata Jurusan Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.. Periode Juli 2015 –

Tunjukkan dengan pembuktian argumen (atau cara lain) apakah masing-masing konklusi berikut sah (valid) atau tidak berdasarkan dua premis di atas: a) Bahwa matematika tidak mudah

Meskipun jumlah ketukan sudah sesuai, tetapi komponen kedua dalam kalimat di atas tidak memenuhi prinsip kewajaran dalam bahasa Jepang, sehingga perlu disesuaikan dengan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN

• Argumen invalid (yang tidak valid) mempunyai paling sedikit satu substitution instance dengan premis-premis yang benar dan sebuah konklusi yang salah. • Sedangkan argumen yang

Dalam rangka pencairan dana yang berasal dari setoran terpusat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Iingkungan Kementerian

Pada pengujian tentang faktor akuntansi yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi, hasil penelitian menyatakan bahwa faktor akuntasi dapat mempengaruhi prediksi

Bahwa untuk kelanjutan Program Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh STIBA Makassar, perlu ditetapkan para Calon Mahasiswa Baru yang dinyatakan lulus