• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Realibilitas 4.1.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan kemampuan angket dalam mengukur sesuatu kon- sep. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing item pernyataan yang mem- bentuk variabel penelitian. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi pearson.

Jika nilai signifikansi r pearson yang dihasilkan di bawah 0,05 (α=5%), maka indi- kator dalam kuisioner dapat dikatakan valid. Berikut disajikan tabel hasil uji vali- ditas pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pelanggan untuk melakukan brand switching transportasi online, yaitu dengan menggunakan data awal peneli- tian sebanyak 10 responden.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Indikator r Pearson Sig.

X1 Transportasi online sering melakukan

kenaikan tarif 0,928 0,000

X2 Tarif transportasi online tidak sesuai dengan kualitas pelayanan yang

didapatkan 0,879 0,001

X3 Petugas transportasi online memberikan

informasi yang salah 0,905 0,000

X4 Petugas transportasi online salah dalam

memberikan tagihan pembayaran 0,846 0,002

X5

Petugas transportasi online tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang pribadi dari

pelanggan/ pengguna jasa

0,987 0,000

X6 Petugas transportasi online bersikap

acuh kepada pelanggan 0,830 0,003

(2)

Hasil uji validitas kuisioner di Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai signi- fikansi pearson yang dihasilkan pada masing-masing indikator lebih kecil dari 0,05 (α=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa setiap indikator memenuhi syarat validitas kuisioner, artinya setiap indikator dapat mengukur dengan baik faktor-faktor yang dipertimbangkan pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat menghasilkan ja- waban yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan cronbach alpha dengan kriteria jika cronbach alpha lebih besar dari 0,60, maka angket dapat dika- takan reliabel. Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pelanggan untuk melakukan brand switching transportasi online.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada Tabel 4.2, diketahui bahwa nilai cronbach alpha yang dihasilkan masing-masing di atas 0,6. Hasil ini menunjukan bahwa kuisioner dapat dinyatakan reliabel.

Sambungan Tabel 4.1

Indikator r

Pears on

Sig.

X8

Petugas transportasi online lambat dalam menanggapi keinginan

pelanggan 0,896 0,000

X9

Petugas transportasi online tidak memahami tentang pelayanan kepada penumpang

0,893 0,001

X10

Petugas transportasi online menanggapi keluhan pelanggan dengan asal-asalan

0,855 0,002

X11

Petugas transportasi online bersikap masa bodoh terhadap keluhan pelanggan

0,932 0,000

X12

Petugas transportasi online tidak memberikan solusi keluhan dan kembali menyalahkan pelanggan

0,905 0,000

X13 Petugas transportasi online tidak

jujur dalam memberikan tarif 0,847 0,002 X14 Petugas transportasi online terlalu

mengintimidasi pelanggan 0,874 0,001 X15 Petugas transportasi online sembrono

dalam mengemudi 0,873 0,001

(3)

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Indikator Cronbach Alpha X1

Transportasi online sering melakukan kenaikan tariff

0,766

0,766 X2 Tarif transportasi online tidak sesuai dengan

kualitas pelayanan yang didapatkan

X3 Petugas transportasi online memberikan informasi yang salah

0,899 X4 Petugas transportasi online salah dalam

memberikan tagihan pembayaran X5

Petugas transportasi online tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang pribadi dari pelanggan/ pengguna jasa X6 Petugas transportasi online bersikap acuh

kepada pelanggan

0,882 X7 Petugas transportasi online berkata kasar

kepada pelanggan X8

Petugas transportasi online lambat dalam menanggapi keinginan pelanggan

X9 Petugas transportasi online tidak memahami tentang pelayanan kepada penumpang X10 Petugas transportasi online menanggapi

keluhan pelanggan dengan asal-asalan

0,877 X11 Petugas transportasi online bersikap masa

bodoh terhadap keluhan pelanggan X12

Petugas transportasi online tidak memberikan solusi keluhan dan kembali menyalahkan pelanggan

X13 Petugas transportasi online tidak jujur dalam memberikan tarif

0,814 X14 Petugas transportasi online terlalu

mengintimidasi pelanggan

X15 Petugas transportasi online sembrono dalam mengemudi

Sumber: Lampiran 2 4.2 Analisa Deskriptif

Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada 100 orang pengguna jasa transportasi online di Surabaya yang menjadi sampel peneliti-

(4)

an. Pada bagian berikut akan dideskripsikan profil responden penelitian serta jawa- ban responden penelitian pada item pernyataan mengenai factor yang dipertimbang- kan pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching:

4.2.1 Profil Responden

Pada bagian berikut akan dideskripsikan profil responden penelitian yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, serta transportasi online yang paling sering digunakan.

Tabel 4.3

Profil Responden

Profil Responden Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 42 42

Perempuan 58 58

Usia

17–25 Th 61 61

26–30 Th 18 18

31–35 Th 8 8

36–40 Th 9 9

> 40 Th 4 4

Pendidikan

SMA 73 73

Diploma 10 10

S1 9 9

S2 8 8

Pekerjaan

Guru 6 6

Ibu Rumah Tangga 8 8

Pegawai Swasta 20 20

Pelajar/ Mahasiswa 47 47

PNS 11 11

Profesional 1 1

WIraswasta 7 7

Pendapatan

<2.000.000 29 29

2.000.000–5.000.000 51 51

5.000.001–10.000.000 14 14

10.000.001–15.000.000 5 5

>15.000.000 1 1

Transportasi online yang paling sering digunakan

GOJEK 64 64

GRAB 36 36

Sumber: Lampiran 3

(5)

Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, yaitu pengguna jasa transportasi online di Surabaya yang menjadi sampel penelitian adalah perem- puan, yaitu dengan frekuensi sebanyak 58 orang (58%). Dilihat dari usia, dapat di- ketahui bahwa sebagian besar pengguna jasa transportasi online berusia antara 17–

25 tahun, yaitu sebanyak 61 orang (61%). Dilihat dari segi pendidikan, dapat dike- tahui bahwa sebagian besar memiliki pendidikan SMA, yaitu sebanyak 73% dari total keseluruhan responden. Dari segi pekerjaan diketahui bahwa sebagian besar pengguna jasa transportasi online di Surabaya yaitu sebanyak 47% merupakan pelajar/ mahasiswa. Selain itu dari segi pendapatan diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 51% memiliki pendapatan antara Rp 2–5 juta per bulan.

Transportasi online yang paling banyak digunakan yaitu transportasi GOJEK, de- ngan persentase sebanyak 64%.

4.2.2 Deskripsi Variabel Perpindahan Merek

Pada bagian ini akan dijelaskan jawaban responden pada indikator-indikator yang menjadi pertimbangan pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching. Deskripsi jawaban responden dilakukan dengan menghitung nilai rata- rata (mean) dan standar deviasi pada masing-masing indikator.

Tabel 4.4

Deskripsi Variabel Perpindahan Merek

Indikator Rata-Rata Std. Deviasi

X1 Transportasi online sering

melakukan kenaikan tariff 3,96 0,887

X2

Tarif transportasi online tidak sesuai dengan kualitas pelayanan yang didapatkan

3,98 0,853

X3

Petugas transportasi online

memberikan informasi yang salah 3,99 0,759

X4

Petugas transportasi online salah dalam memberikan tagihan

pembayaran 3,85 0,857

(6)

X5

Petugas transportasi online tidak bertanggung jawab atas

kerusakan atau kehilangan barang pribadi dari pelanggan/ pengguna jasa

3,91

0,866

X6 Petugas transportasi online bersikap acuh kepada pelanggan

3,92

0,759 X7

Petugas transportasi online

berkata kasar kepada pelanggan 3,81 0,787 X8

Petugas transportasi online lambat dalam menanggapi keinginan pelanggan

3,89 0,790

X9

Petugas transportasi online tidak memahami tentang pelayanan kepada penumpang

3,91 4,01

X10

Petugas transportasi online menanggapi keluhan pelanggan

dengan asal-asalan 4,01 0,857

X11

Petugas transportasi online bersikap masa bodoh terhadap keluhan pelanggan

3,96 0,898

X12

Petugas transportasi online tidak memberikan solusi keluhan dan kembali menyalahkan pelanggan

4,05 0.757

X13 Petugas transportasi online tidak jujur dalam memberikan tarif

4,11 0,764

X14 Petugas transportasi online terlalu

mengintimidasi pelanggan 4,08 0,800 X15 Petugas transportasi online

sembrono dalam mengemudi 3,98 0,853

Sumber: Lampiran 4

Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban tertinggi pada indikator- indikator yang menjadi pertimbangan pelanggan transportasi online untuk melaku- kan brand switching, yaitu sebesar 4.11 pada indikator X13. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi tertinggi dari responden atas adanya perpindahan merek (brand switching) transportasi online yaitu terletak pada petugas transportasi online yang tidak jujur dalam memberikan tarif. Standar deviasi menunjukkan ukuran keraga- man/variasi data jawaban responden. Diketahui bahwa standar deviasi terendah yaitu sebesar 0,757 pada indikator X12. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan

(7)

responden mengenai petugas transportasi online yang tidak memberikan solusi ke- luhan dan kembali menyalahkan pelanggan, dipersepsikan paling homogen jika dibandingkan dengan tanggapan pada indikator yang lain.

4.3 Analisis Faktor

Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-fak- tor yang dipertimbangkan oleh pelanggan/pengguna jasa transportasi online untuk melakukan brand switching/perpindahan merek. Analisis faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0.

4.3.1 Nilai KMO dan Bartlett’s Test

KMO dan Bartlett’s Test merupakan dua uji kesesuaian data yang harus di- lakukan sebelum menginterpretasikan hasil analisis faktor. Measure of Sampling Adequacy (MSA) adalah nilai statistik yang mengindikasikan proporsi keragaman pada variabel yang dijadikan landasan penggunaan analisis faktor. Jika nilai MSA

> 0,50, maka disimpulkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching dapat diprediksi dan bisa di- analisis lebih lanjut.

Bartlett’s Test digunakan untuk menguji apakah indikator yang digunakan berkorelasi atau tidak dan sesuai untuk digunakan analisis faktor. Jika Bartlett’s Test menghasilkan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%), maka disimpulkan bahwa indi- kator yang digunakan saling berkorelasi dan sesuai untuk digunakan analisis faktor.

Berikut adalah hasil KMO dan Bartlett’s Test yang dihasilkan dari analisis:

Tabel 4.5

KMO dan Bartlett’s Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,871 Bartlett’s test of approx. Chi-Square 620,560

Sphericity df sig 105,000

Sumber: Lampiran 5

Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0,871, nilai tersebut lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Tabel 4.5 juga

(8)

menunjukkan Bartlett’s Test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (α=5%), yang menunjukkan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini saling berkorelasi dan sesuai untuk digunakan analisis faktor.

4.3.2 Anti Image Correlation

Analisis faktor menghendaki bahwa matriks data harus memiliki korelasi agar dapat dilakukan analisis faktor. Nilai korelasi tersebut ditunjukkan pada anti- image correlation matrix. Nilai MSA pada diagonal anti-image correlation dengan tanda “a” diharapkan bernilai di atas 0,5.

Tabel 4.6

Nilai MSA anti-image correlation

Sumber: Lampiran 5

Hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai MSA pada setiap indika- tor nilainya di atas 0,5, sehingga dapat dikatakan bahwa masing-masing indikator memiliki korelasi yang diharapkan.

4.3.3 Communalities

Communalities (komunalitas) menunjukkan seberapa besar keragaman va- riabel asal, yaitu faktor yang dipertimbangkan oleh pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching, dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Indikator MSA

X1 0,837

X2 0,775

X3 0,850

X4 0,849

X5 0,876

X6 0,877

X7 0,844

X8 0,833

X9 0,861

X10 0,913

X11 0,889

X12 0,915

X13 0,885

X14 0,914

X15 0,889

(9)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai komunalitas dari 15 indikator lebih be- sar dari 0,5, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terbentuk dapat menje- laskan minimal 50% keragaman data variabel asal yaitu factor yang dipertimbang- kan oleh pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching. Berikut adalah nilai komunlitas yang dihasilkan dari analisis faktor dengan 15 indikator:

Tabel 4.7

Nilai Communalities Initial Extraction X1 1,000 0,783 X2 1,000 0,818 X3 1,000 0,670 X4 1,000 0,691 X5 1,000 0,640 X6 1,000 0,622 X7 1,000 0,651 X8 1,000 0,746 X9 1,000 0,548 X10 1,000 0,558 X11 1,000 0,633 X12 1,000 0,620 X13 1,000 0,702 X14 1,000 0,568 X15 1,000 0,553

Sumber: Lampiran 5

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai komunalitas dari 15 indikator lebih besar dari 0,5, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terbentuk dapat menjelaskan minimal 50% keragaman data variabel asal yaitu factor yang diper- timbangkan oleh pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching.

4.3.4 Total Variance Explained

Total Variance Explained menjelaskan tentang prosentase keragaman data dari variabel asal yaitu factor yang dipertimbangkan oleh pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Banyaknya faktor yang terbentuk dari analisis faktor dapat dilihat dari tabel Total Variance Explained pada tabel di bawah. Komponen atau faktor yang meng-

(10)

hasilkan nilai eigen yang lebih besar dari 1 adalah faktor-faktor baru yang di- hasilkan dari analisis ini. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat empat faktor dengan nilai eigen value di atas 1, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terbentuk empat faktor yang yang dipertimbangkan oleh pelanggan transportasi on- line untuk melakukan brand switching. Berikut disajikan table Total Variance Ex- plained:

Tabel 4.8

Tabel Total Variance Explained

Compone nt

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squad Loading

Rotation Sums of Squared Loading

Total % of Variance

Cumulat ive %

Total % of Varian

ce

Cumulati ve %

Total % of Varia nce

Cumulati ve %

1 6,123 40,823 40,823 6,123 40,823 40,823 3,172 21,145 21,145

2 1,447 9,645 50,467 1,447 9,645 50,567 2,410 16,068 37,213

3 1,188 7,922 58,390 1,188 7,922 58,390 2,221 14,805 52,018

4 1,043 6,954 64,344 1,043 6,954 63,344 1,999 13,326 65,344

5 ,806 5,373 70,717

6 ,745 4,969 75,686

7 ,621 4,141 79,827

8 ,567 3,779 83,606

9 ,499 3,325 86,931

10 ,405 2,703 89,635

11 ,399 2,661 92,296

12 ,328 2,187 94,483

13 ,300 2,001 96,338

14 ,278 1,854 98,338

15 ,249 1,662 100,000

Sumber : Lampiran 5

Berikut disajikan tabel ringkasan empat faktor di atas dengan nilai persen- tase keragaman yang dapat dijelaskan oleh masing-masing faktor:

Tabel 4.9

Faktor yang Terbentuk

Faktor Eigen Value % of Variance % Cumulative of Variance

1 6.123 40.823 40.823

2 1.447 9.645 50.467

3 1.188 7.922 58.390

4 1.043 6.954 65.344

Sumber: Lampiran 5

(11)

Tabel 4.9 menunjukan bahwa faktor yang mempunyai nilai eigen lebih be- sar dari 1 adalah sebanyak empat faktor. Total kumulatif keragaman variabel asal yang dapat dijelaskan oleh keempat faktor tersebut di atas adalah sebesar 65,344%.

4.3.4 Rotated Component Matrix

Untuk mengetahui isi dari masing-masing faktor, dapat diketahui dengan melihat nilai beban faktor (factor loadings) pada Tabel Component Matrix. Beban faktor (factor loadings) menunjukkan besar korelasi antara indikator dengan faktor- faktor yg terbentuk. Semakin besar nilai beban faktor, maka semakin erat hubungan indikator tersebut pada faktor yang terbentuk. Berikut ini adalah tabel Component Matrix yang dihasilkan:

Tabel 4.10

Tabel Component Matrix

Sumber: Lampiran 5

Beban faktor (factor loadings) diperlukan adanya rotasi varimax. Rotasi ini berguna untuk meminimalisasi redundansi antar indikator. Dari hasil rotasi vari- max, setiap indikator akan menjelaskan keragaman lebih besar pada salah satu fak- tor saja. Beban faktor hasil rotasi dapat dilihat pada tabel Rotated Component Ma- trix. Berikut adalah ringkasan hasil rotasi beban faktor (factor loadings):

Indikator Component

1 2 3 4

X1 0,584 -0,474 0,017 0,465

X2 0,532 -0,580 0,072 0,439

X3 0,524 0,202 0,595 0,105

X4 0,605 0,224 0,525 0,000

X5 0,713 0,188 0,303 -0,058

X6 0,698 0,290 -0,163 0,156

X7 0,550 0,494 0,016 0,323

X8 0,598 0,337 -0,483 0,204

X9 0,540 0,359 -0,342 0,104

X10 0,611 -0,105 -0,164 -0,383

X11 0,707 -0,339 -0,105 -0,087

X12 0,672 -0,124 -0,191 -0,341

X13 0,725 -0,094 0,054 -0,405

X14 0,730 -0,127 -0,079 -0,111

X15 0,726 -0,152 0,010 -0,050

(12)

Tabel 4.11

Tabel Rotated Component Matrix

Component

1 2 3 4

X1 0,189 0,162 0,127 0,839

X2 0,191 0,035 0,113 0,876

X3 0,137 0,074 0,796 0,105

X4 0,208 0,156 0,782 0,110

X5 0,377 0,280 0,634 0,130

X6 0,296 0,654 0,279 0,170

X7 -0,009 0,676 0,432 0,090

X8 0,258 0,816 -0,014 0,116

X9 0,251 0,691 0,082 0,022

X10 0,718 0,172 0,098 0,060

X11 0,631 0,158 0,116 0,443

X12 0,740 0,220 0,098 0,122

X13 0,754 0,114 0,334 0,093

X14 0,597 0,275 0,219 0,096

X15 0,541 0,235 0,284 0,354

Sumber: Lampiran 5

Pada faktor II, yaitu factor Service Encounter Failure, indikator dengan nilai loading factor tertinggi yaitu X8 sebesar 0,816. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tentang petugas transportasi online yang lambat dalam menanggapi ke- inginan pelanggan merupakan indikator yang paling penting yang merupakan in- tensi perpindahan merek dari segi Service Encounter Failure.

Pada faktor III, yaitu faktor Core Service Failure, indikator dengan nilai loading factor tertinggi yaitu X3 sebesar 0,796. Hal ini menunjukkan bahwa indika- tor tentang petugas transportasi online yang memberikan informasi yang salah merupakan indikator yang paling penting yang merupakan intensi perpindahan me- rek dari segi Core Service Failure.

Pada faktor IV, yaitu factor Pricing, indikator dengan nilai loading factor tertinggi yaitu X2 sebesar 0,876. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tentang ke- tidaksesuaiaan antara tarif transportasi online dengan kualitas pelayanan meru- pakan indikator yang paling penting yang merupakan intensi perpindahan merek dari segi Pricing

(13)

Tabel 4.12

Daftar Loading Factor

Pernyataan Loading

Factor X10

Petugas transportasi online menanggapi

keluhan pelanggan dengan asal-asalan 0,718 X11 Petugas transportasi online bersikap

masa bodoh terhadap keluhan pelanggan 0,631 X12

Petugas transportasi online tidak

memberikan solusi keluhan dan kembali menyalahkan pelanggan

0,740

X13

Petugas transportasi online tidak jujur

dalam memberikan tarif 0,754

X14 Petugas transportasi online terlalu

mengintimidasi pelanggan 0,597

X15 Petugas transportasi online sembrono

dalam mengemudi 0,541

X6 Petugas transportasi online bersikap

acuh kepada pelanggan 0,654

X7 Petugas transportasi online berkata

kasar kepada pelanggan 0,676

X8

Petugas transportasi online lambat

dalam menanggapi keinginan pelanggan 0,816 X9

Petugas transportasi online tidak memahami tentang pelayanan kepada penumpang

0,691

X3 Petugas transportasi online memberikan

informasi yang salah 0,796

X4 Petugas transportasi online salah dalam

memberikan tagihan pembayaran 0,782

X5

Petugas transportasi online tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang pribadi dari

pelanggan/ pengguna jasa

0,634

X1 Transportasi online sering melakukan

kenaikan tariff 0,839

X1

Tarif transportasi online tidak sesuai dengan kualitas pelayanan yang didapatkan

0,876 Sumber: Lampiran 5

Pada Tabel 4.12 di atas diketahui bahwa pada faktor I, yaitu faktor Emplo- yee responses to service failure dan Ethical Problems, indikator dengan nilai loading factor tertinggi yaitu X13 sebesar 0,754. Hal ini menunjukkan bahwa indi- kator tentang ketidakjujuran petugas transportasi online dalam memberikan tarif

(14)

merupakan indikator yang paling penting yang merupakan intensi perpindahan me- rek dari segi Employee responses to service failure dan Ethical Problems..

Setelah dihasilkan empat faktor baru dari analisis, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui kelayakan suatu indikator masuk ke dalam faktor baru yang ter- bentuk. Nilai factor loadings dari indikator dengan nilai terbesar mengindikasikan bahwa indikator tersebut membentuk atau menyusun faktor baru yang terbentuk.

Komponen matriks hasil proses rotasi (Rotated Component Matrix) memperlihat- kan distribusi variable yang lebih jelas dan nyata.

4.3.5 Component Transformation Matrix

Component transformation matrix mengindikasikan besarnya korelasi antar component atau faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai korelasi pada garis dia- gonal, maka semakin erat pula korelasi antara faktor yang dihasilkan dengan faktor yang merupakan intensi pelanggan transportasi online untuk melakukan brand switching.

Tabel 4.13

Tabel Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4

1 0,641 0,482 0,451 0,391

2 -0,282 0,602 0,335 -0,668

3 -0,222 -0,514 0,827 0,044

4 -0,678 0,374 0,017 0,632

Sumber: Lampiran 5

Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai korelasi tertinggi dihasilkan oleh faktor 3 (Core Service Failure) yaitu dengan nilai korelasi sebesar 0,827. Hal ini menunjuk- kan bahwa kegagalan inti jasa yang mencakup keseluruhan kejadian yang berkaitan dengan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat kesalahan-kesalahan teknis pada saat pelayanan diberikan, merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan pengguna jasa transportasi online untuk melakukan perpindahan merek (brand switching).

4.4 Pembahasan

(15)

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa faktor pertama yang merupakan intensi pelanggan untuk melakukan perpindahan merek transportasi online yaitu Employee responses to service failure dan Ethical Problems. Tanggapan terhadap kegagalan jasa atas kesalahan-kesalahan yang dibuat penyedia jasa transportasi akan memberikan kesan negatif bagi pelanggan. Petugas transportasi online GOJEK maupun Grab yang menanggapi keluhan pelanggan dengan asal-asalan, sampai bahkan pada sikap tidak memperhatikan dan tidak memberikan solusi atas permasalahan pelanggan, akan menyebabkan pelanggan berpikir beberapa kali un- tuk menggunakan jasa layanan di waktu yang lain. Bahkan dengan adanya fasilitas yang tidak jauh berbeda dengan merek transportasi kompetitor, pelanggan akan cenderung melakukan perpindahan merek transportasi online. Kesalahan-kesalahan dari penyedia jasa transportasi tersebut menggambarkan ketidakmampuan penyedia jasa dalam mengatasi permasalaan yang terjadi sehingga mendorong terjadinya perpindahan merek. (Jefri dan Gede, 2017). Ethical problems merupakan permasa- lahan yang berkaitan dengan etika penyedia jasa dalam memberikan pelayanan ke- pada konsumen. Dalam bidang pelayanan jasa transportasi, etika sering dihubung- kan dengan perilaku pelanggaran, perilaku yang membayakan, serta perilaku me- nyimpang dari norma-norma sosial misalnya ketidakjujuran dalam memberikan tariff, sampai bahkan perilaku sembrono dalam mengemudi. Permasalahan etika menupakan pendorong terjadinya perpindahan merek dari konsumen. (Jefri dan Gede, 2017)

Faktor berikutnya yaitu service encounters failure. Kegagalan dalam pe- nyampaian jasa berkaitan dengan kemampuan penyedia layanan jasa secara perso- nal dalam berinteraksi dengan konsumen. Ketidakpedulian penyedia jasa, ketidak- sopanan, sikap yang tidak responsif, serta kurangnya pengetahuan dari penyedia jasa merupakan penyebab terjadinya perpindahan merek. (Jefri dan Gede, 2017).

Kemampuan personal dari penyedia transportasi online dalam berinteraksi sangat dibutuhkan oleh pelanggan. Hal ini menjadi sangat penting terutama ketika pelang- gan memiliki keterbatasan informasi mengenai arah/ rute tujuan dalam perjalanan.

Di sisi yang lain penyedia jasa transportasi meskipun dilengkapi dengan alat penun- jang GPS, tidak jarang ditemui kondisi dimana mereka tidak menggunakan GPS

(16)

sebagai pedoman arah, justru sebaliknya hanya mengandalkan arahan dari pelang- gan.

Faktor berikutnya yaitu Core service failure. Kegagalan inti jasa yang ber- kaitan dengan terjadinya kesalahan-kesalahan teknis pada saat pelayanan diberikan akan mempengaruhi kualitas layanan jasa sehingga mendorong terjadinya perpin- dahan merek. Pada konteks layanan jasa transportasi online, kegagalan ini biasanya berkaitan dengan kesalahan pencatatan pesanan, kesalahan penagihan, serta kesala- han yang sifatnya mengakibatkan kerugian finansial dari konsumen. Kegagalan tersebut akan mendorong terjadinya perpindahan merek dari konsumen. (Keaveney, 1995)

Pricing (biaya) merupakan salah satu faktor terjadinya perpindahan merek.

Biaya layanan jasa yang tinggi mendorong perilaku konsumen untuk mencoba alternatif merek dengan tetap memperhatikan kualitas yang diterima. Menurut Jefri dan Gede (2017) biaya yang tinggi, kenaikan tarif serta biaya yang tidak semestinya berdasarkan patokan-patokan normal yang ada di masyarakat cenderung mengaki- batkan perpindahan merek. Pada jasa layanan transportasi online kasus biaya tidak resmi yang bersifat tambahan yang dikenakan oleh pengemudi kepada konsumen akan memberikan persepsi negatif pada brand transportasi yang digunakan yang pada akhirnya akan menimbulkan brand switching.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh data yang terkumpul akan dikupas pada pembahasan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian tentang penggunaan prinsip-prinsip Islam dalam mendidik lanjut usia

Dan yang terakhir narasumber ke tujuh Sella Amalia adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik wisatawan dengan efektivitas media komunikasi pemasaran pada tingkat kognisi dan tingkat

menunjukkan bahwa nilai sig = 0,934 (P&gt;0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara onset usia de- ngan kualitas hidup penderita skizofrenia

Namun, pada saat tertentu isnad family juga dapat berkembang hanya melalui satu generasi, hal tersebut jika periwayat yang lebih tua menemukan cucu (murid)nya,

Perusahaan Belanda, yang kini hampir selama satu abad memperluas perdagangan- nya di Kerajaan Siam di bawah nenek moyang Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja yang sangat luhur,

Kesimpulannya adalah perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kencenderungan