• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Masalah yanq Dihadapi oleh Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. 1. Masalah yanq Dihadapi oleh Perusahaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai masalah- masalah yang dihadapi perusahaan serta hal-ha1 lain yang berhubungan dengan masalah-masalah tersebut, sebab dengan adanya masalah tersebut akan menyebabkan terjadinya hambatan yang merugikan perusahaan. Dengan demikian diperlukan adanya penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.

1. Masalah yanq Dihadapi oleh Perusahaan

Pengertian masalah ialah suatu persoalan atau hambatan yang timbul, baik yang berasal dari pengaruh lingkungan intern maupun lingkungan ekstern yang dapat mengganggu jalannya suatu kegiatan. Permasalahan atau hambatan dalam aktivitas perusahaan adalah ha1 yang wajar tetapi hambatan-hambatan tersebut haruslah diatasi dan bukannya dibiarkan berlarut-larut. Dengan adanya masalah yang dihadapi dalam melaksanakan aktivitas perusahaan, maka perusahaan mengalami suatu hambatan dalam mencapai tujuannya, oleh karena perusahaan ini harus berjalan terus, maka hambatan yang dihadapi harus dilalui dan dicarikan jalan penyelesaiannnya atau jalan keluarnya.

(2)

Demikian pula halnya dengan PT I1Xw Surabaya yang mengalami hambatan yang berasal dari pengaruh lingkungan intern yaitu adanya keterlambatan pengumpulan piutang angsuran yang telah jatuh tempo, ha1 ini penulis ketahui setelah mengadakan peninjauan langsung dan mengadakan penelitian terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Adapun penyebab timbulnya masalah di atas adalah sebagai berikut :

-

Kurangnya pengawasan pelaksanaan penagihan piutang terutama pada keuletan dan ketrampilan petugas kurang begitu diperhatikan, sehingga tingkat ketrampilan petugas di dalam melaksanakan penagihan tidak dapat diandalkan.

-

Kurangnya pengawasan piutang terutama pada pencatatan atau pembukuan piutang, sehingga ada piutang yang sudah jatuh tempo, namun karena pengendalian dan prosedur yang kurang baik menyebabkan tidak dilakukannya penagihan pada saat itu dengan kata lain penagihan tidak dapat dilakukan dengan secara rutin dan efektif, ini disebabkan juga karena koordinasi yang kurang antara petugas penagihan, pembukuan dan pengawas piutang.

Sehingga dalam realisasi akan mengakibatkan menumpuknya piutang dagang

.

(3)

Untuk membuktikan bahwa perusahaan P T M X w

mengalami suatu masalah, maka dalam.ha1 ini penulis akan menyajikan analisa data keuangan untuk periode 1988, 1989,

1990. Di bawah ini penulis menyajikan analisa data keuangan sebagai berikut :

~inakat Likwiditas Perusahaan

Dengan menggunakan ratio likwiditas, maka akan dapat diketahui sampai seberapa jauh suatu perusahaan itu sebenarnya dapat membayar segala kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. Dari tabel 1,2, dan 3, maka dapat dihitung Current Ratio sebagai berikut :

-

Current Ratio

Adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar dikalikan seratus persen.

Rp. 549.843.720,-

Tahun 1988 X 100% = 281,4%

Rp. 195.403.030,-

Rp. 1.102.772.270,-

Tahun 1989 X 100% = 184,7%

Rp. 597.131.730,- RP. 1.927.158.790,-

Tahun 1990 X 100% = 156,5%

R p . 1.231.559.503,-

(4)

71

Tabel 1

Sumber : Intern Perusahaan.

PT "X" SURABAYA N E R A C A PER : 31 DESEMBER 1988 A K T I V A

Kas Piutang

Piutang lain-lain Persediaan

Biaya Dibayar dimuka

TOTAL AKTIVA LANCAR AKTIVA TETAP (N.B.)

13,199,775 522,765,615 299,000 2,204,330 11,375,000

---

549,843,720 45,493,750

---

595,337,470 P A S I V A

195,403,030 300,000,000

99,934,440

---

595,337,470 Hutang dagang

Hutang pajak Hutang lain-lain

TOTAL HUTANG LANCAR MODAL SAHAM

LABA YANG DITAHAN Laba Periode Berjalan TOTAL HUTANG DAN MODAL

172,664,215 21,161,000 1,577,815

---

(5)

Sumber : Intern Perusahaan.

PT l 8 X " SURABAYA

N E R A C A PER : 31 DESEMBER 1989 A K T I V A

Kas Piutang

Piutang lain-lain Persediaan

Biaya Dibayar dimuka

TOTAL AKTIVA LANCAR AKTIVA TETAP (N.B. )

15,272,500 1,076,795,120 1,792,500 2,412,150 6,500,000

---

1,102,772,270 35,800,900

---

1,138,573,170 P A S I V A

Hutang dagang

Hutang Bank jangka pendek

Hutang pajak Hutang lain-lain

TOTAL HUTANG LANCAR MODAL SAHAM

U B A YANG DITAHAN Laba Tahun Lalu Laba Tahun Berjalan TOTAL HUTANG DAN MODAL

i

307,580,125 263,233,340 24,346,000 1,972,265

---

597,131,730 300,000,000

99,934,440 141,507,000

---

1,138,573,170

*

(6)

73

' Tabel 3

Sumber : Intern Perusahaan

Melihat ha1 tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Likwiditas perusahaan dari Tahun 1988 sampai dengan Tahun 1990 menunjukkan adanya penurunan, ha1 ini terlihat dari

d

PT "Xgg SURABAYA N E R A C A PER : 31 DESEMBER 1990 A K T I V A

Kas Piutang

Piutang lain-lain Persediaan

Biaya Dibayar dimuka

TOTAL AKTIVA LANCAR AKTIVA TETAP (N.B.) TOTAL AKTIVA

14,393,915 1,888,020,030

2,017,500 1,602,345 21,125,000

---

1,927,158,790 47,006,250

---

1,974,165,040 P A S I V A

-

Hutang dagang

Hutang Bank jangka pendek

Hutang pajak Hutang lain-lain

TOTAL HUTANG LANCAR MODAL SAHAM

LABA YANG DITAHAN ' Laba Tahun Lalu Laba Tahun Berjalan TOTAL HUTANG DAN MODAL

691,468,704 516,156,819 21,218,000 2,715,980

---

1,231,559,503 300,000,000

241,441,440 201,164,097

---

1,974,165,040

(7)

adanya suatu penurunan Current Ratio dari Tahun 1988 sampai dengan tahun 1990. Dimana ha1 ini disebabkan bertumpuknya dana pada piutang dagang yang mengakibatkan tertundanya pelunasan hutang dagang dan bertambahnya Hutang Bank Jangka Pendek.

Waktu rata-rata ~encrum~ulan ~iutanq

Rata-rata terikatnya waktu pada piutang adalah menunjukkan sampai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan kas dari pembayaran piutang atas penjualan kredit. Semakin lama piutang itu tertumpuk, maka ha1 ini berarti penerimaan dana dalam bentuk kas juga makin lama, padahal kas dibutuhkan untuk membelanjai kegiatan perusahaan. Jadi dengan semakin pendeknya waktu rata-rata pengumpulan piutang maka semakin baik posisi keuangan perusahaan, sebab dana yang terkumpul tersebut dapat segera digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan, dan juga resiko tidak tertagihnya piutang dapat dihindari.

Untuk menghitung waktu rata-rata pengumpulan piutang yaitu dengan membandingkan antara jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran piutang yang terjadi atau bila perhitungan waktu rata-rata pengumpulan piutang didasarkan pada periode usaha selama 1 Bulan ( 3 0 hari) maka perhitungan tersebut adalah dengan membagi nilai dari saldo piutang pada akhir suatu periode usaha dengan nilai

(8)

dari penjualan kredit untuk periode yang sedang berjalan kemudian mengalikan dengan banyaknya hari dalam suatu periode usaha (1 Bulan = 30 hari). Adapun umur rata-rata piutang dari perusahaan Tahun 1986 dapat dilihat di dalam tabel 4.

Tabel 4

DAFTAR UMUR RATA-RATA PIUTANG 1990

Bulan

Januari Februari Maret Apri 1 Me i Juni Jut i Agustus September Oktober N o ~ d r Desember

Saldo debet aual (&lam ribuan rupiah)

1,076,795.120 1,134,265.550 1,193,834.800 1,261,700.470 1,331,473.290 1,400,525.240 1,464,910.200 1,532,159.780 1,601,346.560 1,672,851.430 1,742,474.490 1,818,725.360

SaLdo Debet akhir (dalam r i b w n rrpiah)

1,134,265.55 1,193,834.80 1,261,700.47 1,331,473.29 1,400,525.24 1,464,910,20 1,532,159.78 1,601,346.56 1,672,851.43 1,742,474.49 1,818,725.36 1,888,020.03

Jcnlah Penjualan (&tam rihuan rrpiah)

107,597.000 108,807.000 115,077.000 122,112.000 118,358.000 117,133.000 119,229.000 123,981 -000 131,584.000 141,312.000 144,531 -000 142,181 -000

J u n l a h

Rata

-

rata

Unur Rata-rata (dalam hari)

317 330 329 328 355 376 386 388 382 370 378 399

4,338

362

(9)

Rincian perhitungan umur rata-rata piutang sebagai berikut :

Rumus Umur rata-rata Piutang :

Keterangan :

Y = Umur rata-rata piutang

D = Banyaknya hari dalam periode usaha (1 Bulan = 30 Hari)

R = Nilai dari saldo piutang pada akhir suatu periode usaha

S = Nilai dari penjualan kredit untuk periode yang sedang ber j alan

Penjelasan perhitungan sebagai berikut :

Pada Bulan Januari :

D = 30 Hari

R = Rp. 1.134.265.550,- S = Rp. 107.597.000,-

(10)

Pada Bulan Februari : D = 30 Hari

R = Rp. 1.193.834.800,- S = Rp. 108.807.000,-

Pada Bulan Maret : D = 30 Hari

R = Rp. 1.261.700.470,- S = Rp. 115.077.000,-

Pada Bulan April : D = 30 Hari

R = Rp. 1.331.473.288,- S = Rp. 122.112.000,-

(11)

Pada Bulan Mei :

D = 3 0 Hari

R = R p . 1 . 4 0 0 . 5 2 5 . 2 3 5 , -

S = Rp. 1 1 8 . 3 5 8 . 0 0 0 , -

Pada Bulan Juni :

D = 3 0 Hari

R = Rp. 1 . 4 6 4 . 9 1 0 . 1 9 9 , - S = Rp. 1 1 7 . 1 3 3 . 0 0 0 , -

Pada Bulan J u l i :

D = 3 0 Hari

R = R p . 1 . 5 2 7 . 1 5 9 . 7 7 9 , - S = Rp. 1 1 9 . 2 2 9 . 0 0 0 , -

(12)

Pada Bulan Agustus : D = 30 Hari

R = Rp. 1.601.346.560,- S = Rp. 123.981.000,-

Pada Bulan September : D = 30 Hari

R = Rp. 1.672.851.430,- S = Rp. 131.384.000,-

Pada Bulan Oktober :

D = 30 Hari

R = Rp. 1.742.474.490,- S = Rp. 141.312.000,-

(13)

Pada Bulan Nopember : D = 30 Hari

R = Rp. 1.818.725.360,-

S = Rp. 144.531.000,-

Pada Bulan Desember :

D = 30 Hari

R = Rp. 1.888.020.030,- S = R p . 142.181.000,.-

Dari data pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa selama periode

1 Januari 1990 sampai dengan 31 Desember 1990 menunjukkan umur piutang semakin panjang, dan bila keadaan demikian dibiarkan terus menerus maka akan mengganggu tingkat likwiditas perusahaan.

Perbandinaan cash inflows vans seharusnva diterima denaan Realisasi ~enerimaan ~iutanq

Untuk mengetahui berapa besar perbedaan antara cash inflows yang seharusnya diterima oleh perusahaan dari

(14)

pelunasan piutang angsuran dengan realisasi penerimaan piutang, terlebih dahulu penulis sajikan cash inflows yang seharusnya diterima perusahaan dari pelunasan piutang angsuran pada Tahun 1990 pada Tabel 5.

(15)

Tabel 5

CASH IN FLOWS YANG SEHARUSNYA DITERIMA DARI PELUNASAN ANGSURAN PIUTANG TAHUN 1990 (DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sunber : Data terolah.

BULAN/TAHUN PENJUALAN Tahun 1988 N o p m k r Desember Tahun 1989 Jsnuar i Februari Maret Apr i 1 Mei Juni Jut i Agus tus September Oktober Nopember Desember Tshun 1990 Janusri Februar i Maret Apri 1 nei Juni Jul i Agustus September O k t o k r Noprmber Desember JUNLAH

Penjualan Angsuran

79,804.00 74,462.00

75,320.00 76,938.00 81,702.00 84,965.00 80,661.00 80,283.00 83,447.00 89,401 .OO 98,638.00 108,566.00 116,278.00 106,700.00

107,597.00 108,807.00 155,077.00 122,112.00 118,358.00 117,133.00 119,229.00 123,981 .OO 131,584.00 141,312.00 144,531.00 142,181 .OO

Januari

5,320.27 4,964.13

5,021.33 5,129.20 5,446.80 5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,?51.87 7,113.33

7,173.13

89,650.80

Februari

4,964.13

5,021.33 5,129.20 5,446.80 5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80

91,586.33

Me i

5,446.80 5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53

100,172.80 Maret

5,021.33 5,129.20 5,446.80 5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80

94,292.00

A p r i l

5,129.20 5,446.80 5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80

97,411.47

Juni

5,664.34 5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87

102,534.87

J u l i

5,377.40 5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60

104,819.13

gustu us

5,352.20 5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60 8,265.40

107,707.13

September

5,563.13 5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60 8,265 -40 8.772.27

111,127.20

Oktober

5,960.07 6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60 8,265.40 8.772.27 9,420.80

114,984.87

Nopomber

6,575.87 7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60 8,265.40 8.m.27 9,420.80 9,635.40

118,660.20

Desember

7,237.73 7,751.87 7,113.33

7,173.13 7,253.80 7,671.80 8,140.80 7,890.53 7,808.87 7,948.60 8,265.40 8.772.27 9,420.80 9,635.40 9,478.73 121,563.06

JUMLAH

5320.27 9928.26

15063.99 20516.80 27234.00 33986.04 37641 -80 42817.60 50068.17 59600.70 72334.57 86852.76 93022.44 85359.96

86077.56 79791.80 76718.00 73267.20 63124.24 54662.09 47691 .60 41327.00 35089.08 28262.40 19270.80 9478.73 1254507.86

(16)

Mengingat kebijaksanaan periode kredit yang dijalankan perusahaan selama ini adalah 15 Bulan, maka cash inflows yang seharusnya diterima oleh perusahaan dari pelunasan angsurannya selama tahun 1990 disusun atas dasar penjualan Tahun 1988, 1989, dan 1990.

Penielasan ~erhitunaan dari tabel :

Kebijaksanaan periode kredit yang dijalankan perusahaan adalah 15 Bulan, jadi piutang angsuran yang diterima tiap bulan adalah :

Penjualan kredit untuk suatu periode 15 bulan

selanjutnya pada Tabel 6 disajikan realisasi penerimaan piutang perusahaan selama Tahun 1990.

Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa cash inflows yang seharusnya diterima oleh perusahaan dari pelunasan p i u t a n g a n g s u r a n a d a l a h s e b e s a r R p 1.254.507.860,- sedangkan realisasi penerimaan piutang perusahaan adalah sebesar Rp 680.677.090 hingga terlihat adanya perbedaan sebesar Rp 573.830.770, dimana perbedaan tersebut adalah besarnya piutang angsuran yang terlambat pelunasannya.

K e a d a a n i n i a k a n m e n g a k i b a t k a n t e r g a n g g u n y a t i n g k a t likwiditas perusahaan, karena dana yang diperkirakan telah dapat diterima (dari pelunasan piutang angsuran), ternyata masih terikat di dalam piutang.

(17)

DAFTAR MUTASI PIUTANG PADA PT "xu SURABAYA TAHUN 1990

Realisasi penerimaan piutang Tahun 1990 sebesar Rp 680.677.090,-

Sumber : Intern Perusahaan, Data Terolah Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Catatan : Debet = penjualan

Kredit = penerimaan tagihan piutang Saldo Awal

1,076,795.12 1,134,265.55 1,193,834.80 1,261,700.47 1,331,473.29 1,400,525.24 1,464,910.20 1,532,159.78 1,601,346.56 1,672,851.43 1,742,474.49 1,818,725.36

Saldo Akhir

1,134,265.55 1,193,834.80 1,261,700.47 1,331,473.29 1,400,525.24 1,464,910.20 1,532,159.78 1,601,346.56 1,672,851.43 1,742,474.49 1,818,725.36 1,888,020.03 M U T A S I

Debet

107,597.00 108,807.00 115,077.00 122,112.00 118,358.00 117,133.00 119,229.00 123,981.00 131,584.00 141,312.00 144,531.00 142,181.00

Kredit

50,126.57 49,237.75 47,211.33 52,339.18 49,306.05 52,748.04 51,979.42 54,794.22 60,079.13 71,688.94 68,280.13 72,886.33

(18)

2. Penvelesaian Masalah

Dengan adanya masalah yang telah penulis uraikan seperti tersebut di atas, maka penulis mencoba memberikan jalan keluarnya, agar di dalam melaksanakan kebijaksanaan penjualan kredit dan penagihan piutangnya perusahaan tidak mengalami masalah-masalah yang dapat mengganggu j a l a n n y a o p e r a s i perusahaan, sehingga k e b i j a k s a n a a n penjualan kredit dan penagihan piutang yang dilakukan perusahaan justru dapat memperlancar jalannya operasi p e r u s a h a a n , m a k a u s a h a - u s a h a y a n g d i p e r l u k a n u n t u k m e n g a t a s i m a s a l a h - m a s a l a h t e r s e b u t a d a l a h s e b a g a i berikut :

a. Meningkatkan Koordinasi antara bagian penagihan dan p e m b u k u a n serta bagian lain yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan penagihan.

b. Mengadakan penertiban tugas dan prosedur penagihan, a g a r kedisiplinan d a n tanggung jawab k e r j a dapat dipatuhi oleh semua'karyawan yang berkompeten dalam p e n a g i h a n . P e l a k s a n a a n t u g a s p e n a g i h a n p i u t a n g perusahaan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pimpinan maupun dari kepala bagian masing-masing yang ada dalam perusahaan, ha1 tersebut mengingat piutang m e r u p a k a n sumber d a n a atau modal perusahaan yang d i i n v e s t a s i k a n d a l a m b e n t u k p i u t a n g s e h i n g g a

(19)

penanganannya perlu dilakukan seefektif mungkin.

Untuk mengefektifkan pelaksanaan tersebut pihak eksekutif perusahaan harus menertibkan dan mengevaluasi tugas maupun prosedur penagihan piutang yang meliputi :

-

Pembagian wilayah penagihan atau daerah tugasnya agar mereka benar-benar menguasai dan trampil dibidangnya, terutama waktu, jumlah debitur yang harus ditagih setiap harinya, urutan atau rute yang dilalui agar mempermudah pelaksanaan atau jalannya penagihan.

-

Pemberian target penagihan yang harus ditempuh atau dicapai oleh masing-masing petugas penagihan. Hal tersebut harus disesuikan dengan jumlah debitur yang ditagih maupun jumlah nilai tagihan keseluruhan dengan nilai atau point target minimal 90%.

-

Pemberian insentif yang sesuai terhadap karyawan penagihan agar mereka merasa puas dengan hasil kerja yang dicapai maupun beban tugas yang diembannya.

Perusahaan selama ini menerapkan sistem gaji tetap kepada karyawan bagian penagihan. Hal ini untuk menjaga agar petugas tidak berbuat yang merugikan perusahaan, terutama dalam menyelamatkan kekayaan perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.

-

Setiap bulan sekali mengingatkan masing-masing debitur bahwa hutangnya sudah jatuh tempo.

(20)

c. Mempercepat proses penagihan.

K e l a m b a t a n p r o s e s p e n a g i h a n p i u t a n g k e p a d a p a r a langganan atau debitur mengakibatkan kelambatan pula p e l a k s a n a a n p e n g u m p u l a n p i u t a n g d a r i d e b i t u r . Kelambatan ini bukan hanya sebagai kelalaian debitur y a n g b e r s a n g k u t a n d a l a m m e m e n u h i k e w a j i b a n - kewajibannya. Akan tetapi disini dapat juga diakibatkan kurang terampilnya para karyawan yang menagih piutang tersebut, juga adanya kurang koordinasi dan pengawasan d a r i b a g i a n a t a u p e j a b a t y a n g b e r k o m p e t e n d a l a m penagihan piutang. Oleh karena itu perlu segera dicari j a l a n k e l u a r n y a y a i t u d e n g a n m e m p e r h a t i k a n kebijaksanaan penagihan yang diterapkan, permasalahan yang timbul pada debitur, maupun sistem dan proses penagihan yang sudah dijalankan.

d. ~ e n i n g k a t k a n pengawasan dan lebih mengefektifkan pelaksanaan penagihan piutang.

Seperti apa yang penulis kemukakan diatas bahwa untuk mempercepat dan memperlancar jalannya penagihan piutang p e r u s a h a a n , p e r l u a d a n y a s u a t u p e n g a w a s a n d a n koordinasi yang lebih terpadu antara bagian-bagian yang b e r k o m p e t e n dalam pelaksanaan p e n a g i h a n piutang.

~ e n i n ~ k a t k a n pengawasan dan mengefektifkan penagihan

(21)

piutang dimaksudkan disini adalah, perusahaan lebih

.

disiplin dan tegas dalam pelaksanaan penagihan piutang berdasarkan data piutang yang ada dari administrasi piutang, didukung dengan pelaksanaan penagihan piutang oleh petugas penagihan secara kontinue kepada masing- masing debitur. Bila mana perlu melaksanakan tindakan- tindakan pencegahan yang bersifat prefentif atas permasalahan yang timbul dari debitur. Misalnya berupa sanksi administrasi dan bila ha1 tersebut tidak diperhatikan oleh debitur maka sanksi selanjutnya adalah penyitaan atau penarikan barang kembali atau kekayaan yang sesuai dengan nilai hutang yang belum terbayar

.

Dengan diterapkannya kebijaksanaan-kebijaksanaan diatas diharapkan dapat memperkecil hambatan-hambatan yang timbul dari pelaksanaan pemberian kredit dan hasil penagihan piutang yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya.

Sehingga dengan demikian tingkat perputaran piutang dapat dipertinggi dan umur rata-rata piutang dapat menjadi makin pendek. Dibawah ini penulis berikan perhitungan dari penghematan biaya modal yang bisa diperoleh bila diterapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan seperti tersebut diatas. Agar dalam perhitungan tersebut dapat relevan di

(22)

dalam pelaksanaannya maka akan penulis sampaikan beberapa asumsi sebagai berikut :

-

~ e b i j a k s a n a a n - k e b i j a k s a n a a n y a n g b a r u t e r s e b u t dilaksanakan dengan baik, sehingga target penerimaan piutang yang ditetapkan perusahaan (90% dari penerimaan p i u t a n g y a n g seharusnya diterima perusahaan) dapat terpenuhi.

-

Tingkat bunga pinjaman di Bank = 21,75% per Tahun.

Tabel 7

PERBANDINGAN ANTARA CASH INFLOWS YANG SEHARUSNYA DITERIMA DENGAN MUTASI PIUTANG ANGSURAN

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Perhitungan tersebut sebagai berikut :

Dari tabel 7 dapat diketahui besarnya piutang angsuran yang terlambat pelunasannya dan atas dasar tingkat biaya

Cash Inflous yang Seharusnya Diterirna

89,650.80 91,584.33 94,292.00 97,411.47 100,172.80 102,534.87 104,819.13 107,707.13 111,127.20 114,984.87 118,660.20 121,563.06 1,254,507.86

-

Cash Inflows yang Seharusnya Diterima Sesuai Target Persh (90%)

80,685.72 82,425.90 84,862.80 87,670.32 90,155.52 92,281.38 94,337.22 96,936.42 100,014.48 103,486.38 106,794.18 109,406.75 1,129,057.07

Realisasi Penerimaan Piutang

50,126.57 49,237.75 47.21 1.33 52,339.18 49,306.05 52,748.04 51,979.42 54,794.22 60,079.13 71,688.94 68,280.13 72,886.33 680.6T1.09

Pelumsan Piutang Angsuran yang

Terlanbat

30,559.15 33,188.15 37,651.47 35,331.14 40,849.47 39,533.34 42,357.80 42,142.20 39,935 -35 31,797.44 38,514.05 36,520.42 448,379.98

(23)

modal (bunga pinjaman di Bank) sebesar 21,75% per tahun maka biaya modal yang dapat dihemat adalah sebesar Rp.

52.463.996,14, seperti tampak pada perhitungan berikut ini.

Perhitungan pembayaran Biaya Modal (Bunga Bank) dengan bunga 21,75/Tahun yaitu :

Rp. 30.559.150,-

x

31 Hari x 0,2175

Januari :

x

12

360

= Rp. 6.868.168,96

Rp. 33.188.150,- x 28 Hari

x

0,2175

Februari :

x

11

360

= Rp. 6.175.761,57

Rp. 37.651.470,-

x

31 Hari

x

0,2175

Maret x 10

360

= Rp. 7.051.806,56

Rp. 35.331.140,-

x

30 Hari x 0,2175

April x 09

360

= Rp. 5.763.392,21

Rp. 40.849.470,-

x

31 Hari

x

0,2175

Mei

x

08

360

= Rp. 6.120.612,25

(24)

Juni

Juli

Rp. 39.533.340,-

x

30 Hari x 0,2175

x 07 360

= Rp. 5.015.792,51

Rp. 42.357.800,- x 31 Hari x 0,2175

x 06 360

= Rp. 4.759.957,77

Rp. 42.142.200,- x 31 Hari x 0,2175

Agustus : x 05

360

= Rp. 3.946.441,44

Rp. 39.935.350,- x 30 Hari x 0,2175

September : , x 04

360

= Rp. 2.895.312,87

Rp. 31.797.440,- x 31 Hari x 0,2175

Oktober : x 03

360

= Rp. 1.786.618,66

Rp. 38.514.050,- x 30 Hari

x

0,2175

Nopember :

x

02

360

= Rp. 1.396.134,31

Rp. 36.520.420,- x 31 Hari x 0,2175

Desember :

x

01

360

= Rp. 683.997,03

(25)

T o t a l biaya modal yang bisa dihemat adalah sebesar Rp.

52.463.996,14.

Berdasarkan ramalan penjualan untuk tahun 1990 (tampak p a d a t a b e l l l ) , o m z e t p e n j u a l a n n y a s e b e s a r Rp.

1.470.703.000,- dan realisasi penjualan perusahaan pada tahun 1990 adalah sebesar Rp. 1.491.902.000,- (tampak pada t a b e l lo), berarti ramalan penjualan untuk tahun 1990 dapat terpenuhi. Akan tetapi bila perusahaan menggunakan kebijaksanaan penjualan kredit dan penagihan yang baru maka ada kemungkinan terjadi penurunan omzet penjualan.

Untuk itu target penjualan untuk tahun 1990 ditetapkan sebesar Rp. 1.287.669.000,-, angka tersebut berdasarkan ramalan penjualan terendah untuk tahun 1990 (tampak pada tabel 11)

.

Bila ramalan/target pen jualan untuk tahun 1990 ditetapkan sebesar Rp. 1.287.669.000,- maka laba bersih perusahaan adalah sebesar Rp. 153.963.123,- seperti yang tampak pada tabel 12, sedangkan realisasi laba bersih p e r u s a h a a n u n t u k t a h u n 1 9 9 0 a d a l a h s e b e s a r Rp.

201.139.406,-, seperti tampak pada tabel 13, jadi laba bersih perusahaan untuk tahun 1990 akan turun sebesar Rp.

47.176.283,-, sedangkan biaya modal yang dapat dihemat d e n g a n m e l a k u k a n k e b i j a k s a n a a n p e n j u a l a n k r e d i t d a n p e n a g i h a n p i u t a n g y a n g b a r u a d a l a h s e b e s a r Rp.

52.463.996,14. Selisih antara biaya modal yang dapat dihemat dengan penurunan laba bersih perusahaan adalah s e b e s a r : Rp. 52.463.996,14

-

Rp. 47.176.283 = Rp.

5.287.713,14/untung.

,"

(26)

Tabel 8

DAFTAR PENJUALAN TAHUN 1988 PADA PT. "X" SURABAYA

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sumber : Intern Perusahaan, data terolah.

BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL ME1 JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

PENJUALAN KREDIT

42,438 43,210 48,372 58,754 54,297 54,213 56,403 65,775 72,534 78,133 79,804 74,462

(27)

T a b e l 9

DAFTAR PENJUALAN TAHUN 1989 PADA PT. "X" SURABAYA

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

S u m b e r : Intern P e r u s a h a a n , data t e r o l a h . BULlW

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL ME1 J U N I J U L I AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

PENJUALAN KREDIT

75,320 76,938 81,702 84,965 80,661 80,283 83,447 89,401 98,638 108,566 116,278 106,700

TOTAL

(28)

Tabel 10

DAFTAR PENJUALAN TAHUN 1990 PADA PT. "X" SURABAYA

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

I

FEBRUARI

I

108,807

I

BULAN

MARET APRIL ME1 JUNI ' JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

TOTAL

PENJUALAN KREDIT

Sumber : Intern Perusahaan, data terolah.

(29)

Tabel 11

PT. "X" SURABAYA RAMALAN PENJUALAN

UNTUK TAHUN 1990 (DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sumber : Lampiran I, data terolah.

I

PERIODE

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL ME1 JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

TOTAL

FORE CAST

103,010 110,109 113,177 115,898 118,757 123,196 128,499 127,654 127,335 131,404 134,471 137,193

1,470,703

L 0 W E R

91,097 94,915 97,983 100,704 103,563 108,002 113,305 112,460 111,456 115,109 118,177 120,898

1,287,669

U P P E R

114,923 125,303 128,371 131,092 133,950 138,389 143,692 142,848 143,214 147,698 150,766 153,487

1,653,733

(30)

PT. "X" SURABAYA LAPORAN RUG1 LABA

PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1990

Penjualan Bersih

Harga Pokok Penjualan (54,123%) Laba Kotor

BIAYA OPERASI

Biaya Tetap 159,086,735

Biaya Variable (10,34%) 133,144,975

Laba Bersih Operasi BIAYA LUAR OPERASI Biaya Bunga

Laba Bersih Sebelum Pajak P a j a k

Laba Bersih Sesudah Pajak

Sumber : Data Terolah.

(31)

Tabel 13

PT. "X" SURABAYA LAPORAN LABA RUG1 '

PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1990

Penjualan Bersih

Harga Pokok Penjualan (54,123%) Laba Kotor

BIAYA OPERASI

Biaya Tetap 159,086,735

Biaya Variable (10,34%) 154,262,665

Laba Bersih Operasi BIAYA LUAR OPERASI Biaya Bunga

Laba Bersih Sebelum Pajak P a j a k

Laba Bersih Sesudah Pajak

Sumber : Intern Perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, struktur pembentukan identitas etnik dalam arena ekonomi politik merupakan relasi dialektikal antara aktor dengan kelompok etnik sehingga membentuk

Dengan berlakunya Hukum Kebijakan Otonomi Daerah dalam pasal 18 Undang- UndangDasar1945,terdapathal-halbaruyangpadaperaturan sebelumnya belum diatur antara lain adanya

Seperti halnya pada DIAC, maka TRIAC pun dapat mengaliri arus bolak-balik, tidak seperti SCR yang hanya mengalirkan arus searah (dari terminal anoda ke terminal katoda)..

Aset keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang

dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus pembimbing terimaksaih atas bimbingan, pengarahan dan kesabarannya sehingga penulisan skripsi

Dari hasil uji statistik yang dilakukan antara variabel bakeri patogen dengan kejadian pneumonia pada balita menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan

Distribution facilities (service area).. The figure below shows the diagrammatic interrelationship of the elements of water supply system. Figure 2: Interrelationship of the

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pengambilan keputusan oleh konsumen, posisi dari tingkat kepuasan konsumen gerai kopi di Kota Medan, kontribusi bauran