• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PELAKSANAAN A. Subyek Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PELAKSANAAN A. Subyek Pembelajaran"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Subyek Pembelajaran

Subjek pembelajaran adalah anak TK kelompok B sebanyak 7 anak dengan asumsi bahwa anak mampu mengembangkan cerita yang disampaikan oleh guru walaupun cerita yang disampaikan atau didengar belum sempurna namun daya imajinasi anak mulai nampak/ muncul sehingga mendorong penulis untuk dapat mengembangkannya. Sedangkan fokus pengembangan pembelajaran adalah guru sebanyak 1 orang.

B. Waktu dan Tempat Pembelajaran

Pembelajaraan dilaksanakan pada kelompok B Taman Kanak- kanak Areta Amata School yang berlokasi di Jl. Paccinang 3 No. 73 Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar selama 5 kali pertemuan pada bulan Desember 2015.

C. Desain/ Prosedur Pengembangan

Adapun prosedur pengembangan model bercerita melalui simulasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan

15

(2)

Sebelum memulai pembelajaran model bercerita melalui simulasi, guru menyiapkan naskah cerita, Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan skenarionya.giatanmulasi

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap dilakukannya kegiatan pembelajaran melalui model simulasi bercerita. Adapun tahapan model simulasi bercerita dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:ada gambar 1.

di bawah ini

Tahapan Model Bercerita

 Guru memilih tema/ sub tema cerita lalu menyusun bagian awal cerita

 Guru menuturkan awal ceritanya

 Guru membiarkan dan meminta anak menyelesaikan cerita tersebut dengan ide dan kalimatnya sendiri.

 Anak bergiliran berpartisipasi mengungkapkan kalimat cerita dengan menyambung ataupun mengembangkan kalimat teman sebelumnya.

Guru mengarahkan atau meneruskan kembali cerita/

tuturan berdasarkan ide anak jika cerita terhenti

 Guru memenggal cerita kembali sebagaimana di awal jika cerita tidak dapat berlanjut

Guru menyampaikan hasil cerita anak secara utuh

Sumber: Rachmawati (2012)

Imajinasi Verbal Anak

Menyebutkan dan menceritakan tentang apa yang terjadi

Mengungkapkan asal mula terjadinya sesuatu

Mengekspresikan gerakan sesuai cerita

Melengkapi kalimat yang telah di-sebutkan sebelum-nya oleh

Perkembanga n

Imajinasi

(3)

GGambar 1. Skema Kerangka Konsep Pengembangan

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan imajinasi anak sebelum menggunakan model bercerita melalui simulasi untuk mengamati peningkatan kemampuan imajinasi anak. Tahapan ini menggunakan instrumen berupa Lembar Observasi Guru dan Lembar Penilaian Kemampuan Anak

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahapan untuk memahami masalah dan kendala yang mungkin timbul pada pembelajaran

menggunakan model bercerita.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam pengembangan pembelajaran ini dilakukan dengan cara “pendekatan deskriptif kulitatif dan kuantitatif. Pendekatan deskripif dianggap tepat digunakan untuk menganalisis data secara kualitatif. Deskriptif mengenai model bercerita melalui simulasi bertujuan untuk mengukur kualitas model yang dikembangkan dalam meningkatkan imajinasi anak usia dini. Kriteria kualitas model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoretik yang kuat dan memiliki konsistensi internal, yakni terjadi saling keterkaitan antar komponen dalam model pembelajaran tersebut. Komponen dalam model pembelajaran meliputi Rencana

(4)

Kegiatan Harian (RKH), Lembar Observasi Guru (LOG) dan Lembar Penilaian Kemampuan Anak (LPKA) yang dianalisis dengan mempertimbangkan masukan, komentar, dan saran-saran dari pembimbing.

Analisis dilakukan terhadap kemampuan berimajinasi anak setelah materi belajar model bercerita diberikan. Kemampuan anak didik dapat dikelompokkan dalam skala penilaian hasil perkembangan/ peningkatan kemampuan imajinasi anak melalui model bercerita anak didik, sebagai berikut :

1 = Belum Berkembang (BB)

Anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal kemampuan yang dinyatakan dalam aspek perkembangan imajinasi anak melalui model stimulasi bercerita.

2 = Mulai Berkembang (MB)

Anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal kemampuan yang dinyatakan dalam aspek perkembangan imajinasi anak melalui model stimulasi bercerita.

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Anak didik sudah mulai memperlihatkan berbagai kemampuan yang dinyatakan dalam aspek perkembangan imajinasi anak melalui model stimulasi bercerita.

4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)

Anak didik terus memperlihatkan semua kemampuan yang dinyatakan dalam aspek perkembangan imajinasi anak melalui model stimulasi bercerita.

Perkembangan belajar anak didik berdasarkan peningkatan kemampuan imajinasinya dihitung melalui indikator yang dicapai pada kelima hasil cerita yang dibangun dari 5 jenis tema cerita yang berbeda. Selanjutnya, dihitung persentase perolehan

(5)

perkembangan belajar yang berkembang sesuai harapan (BSH).

Peningkatan kemampuan imajinasi anak dikatakan memenuhi kriteria apabila ketercapaian tingkat perkembangan hasil belajar anak minimal 70% anak berkembang sesuai harapan.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri II Tekaran yang berjumlah 27 siswa dan subjek

Keunggulan komparatif dapat dilihat dari nilai Rasio Biaya Private (Private Cost Ratio atau PCR) yakni rasio anatara biaya input domestik privat dengan nilai tambah

Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 tahun ajaran 2011/2012. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar yang. dimiliki oleh mahasiswa progdi Pendidikan

Memahami peranan komputer, database dan komunikasi data sebagai alat bantu pada sistem informasi berbasis komputer. Agar mahasiswa mampu

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) tingkat pengetahuan sebelum pemberian pendidikan pada kedua kelompok sebagian besar kurang,

Sutarni, A 310 080 309, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,. 2012,

program pelatihan kecakapan hidup berbasis wirausaha sebagai tindak lanjut dari program yang dilaksanakan. Maka dari itu proses pelatihan hanya tuntutan penyelesaian

Selain itu, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang sangat berarti bagi masyarakat, karena pada hakikatnya penggarapan teks suatu naskah secara