• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

OLEH:

FUAD HASAN DAULAY 171301011

DEPARTEMEN PSIKOLOGI SOSIAL

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(2)
(3)
(4)

Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19 .

Fuad Hasan Daulay, Meutia Nauly dan Ridhoi Meiloni Purba Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan sense of community dengan resiliensi komunitas ojek online pada masa pandemi covid-19. Kuesioner yang digunakan adalah skala resiliensi komunitas yaitu Communities Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey atau CART AS dan skala sense of community yaitu Sense of Community Index 2 yang sudah diadaptasi, terdapat 389 driver ojek online di kota medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan analisis data menggunakan analisis regresi linier sedehana. Adapun hipotesis dalam penelitian ini bahwa sense of community akan berhubungan positif dengan resiliensi komunitas ojek online pada masa pandemi covid-19. Berdasarkan hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sense of community dengan resiliensi komunitas ojek online pada masa pandemi covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sense of community maka semakin tinggi pula resiliensi komunitas ojek online pada masa pandemi covid- 19.

Kata kunci : resiliensi komunitas,sense of community.

(5)

The relationship between sense of communityand the community resiliense of online ojek driver during the Covid-19 pandemic

Fuad Hasan Daulay, Meutia Nauly and Ridhoi Meiloni Purba Faculty of Psychology, Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

This study was conducted to see The relationship between sense of communityand the community resiliense of online ojek driver during the Covid-19 pandemic. The questionnaire used is the community resilience scale, namely the Communities Advancing Resilience Toolkit Assessment Survey or CART AS and the sense of community scale, namely the Sense of Community Index 2 which has been adapted, there are 389 online ojek driver in the city of Medan. The method used in this research is quantitative method and data analysis using simple linear regressi on analysis. The hypothesis in this study is that sense of communitywill be positively related to the community resiliense of online ojek driver during the Covid-19 pandemic. Based on the results of this study, it was found that there was a significant positive relationship between sense of communityand tthe community resiliense of online ojek driver during the Covid-19 pandemic. This shows that the higher the sense of community, the higher the community resiliense of online ojek driver during the Covid-19 pandemi.

Keyword : community resiliense, sense of community.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul: “Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19”. Penulisan skripsi ini tidak lain merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi dari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya persembahkan kepada Ayah Sahrizal Dahri Daulay dan Ibu Dewi Kariati Hasibuan, serta kepada Kakak Saya tercinta Eka Sazwina Hulwani Daulay dan Dini Azhani Daulay yang luar biasa memberikan kasih sayang, doa, dukungan baik moril maupun materil dan semangat yang tiada henti-hentinya dalam mendukung selama proses pembuatan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi Orang Tua dan Kakak yang luar biasa bagi hidup Saya. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan, motivasi, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Zulkarnain, Ph. D, Psikolog, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara beseta jajarannya yaitu, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III.

2. Ibu Rahmi Putri Rangkuti S.Psi., Ph.D., Psikolog selaku kepala program studi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Meutia Nauly, M. Si, Psikolog, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing jalannya penelitian skripsi ini. Terima kasih juga atas semua saran dan masukan yang diberikan sehingga pengerjaan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

4. Bapak Omar K. Burhan, M. Sc, Ph. D, selaku dosen penguji yang telah

(7)

5. Kak Ridhoi Meiloni Purba, M. Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan selama proses pengerjaan skripsi.

6. Mbak Rahma Fauzia, M.Psi, Psikolog, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan selama proses pengerjaan skripsi.

7. Bang Fahmi Ananda, M.Psi selaku pembimbing akademik saya yang telah memberikan saran akademik kepada saya selama perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Staf pengajar dan pengawai Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, inspirasi dan wawasan kepada Saya selama mengenyam Pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

9. Rizka Hadiyani Putri Lubis, Dynda Nabila, Gizka Astri Paramita yang telah menjadi sahabat sekaligus keluarga tempat berbagi susah dan senang, memberikan dukungan selama perkuliahan.

10. Teman satu bimbingan Saya yaitu Ryan Giovanni Purba, Ricky Gabriel Purba dan Elisabeth Vivianita Manik, atas bantuannya selama pengerjaan skripsi ini.

11. Anak-anak KONTRAKAN (Adit, Agi, Ariel, Aryo, Fathan, Fandy, Gerhad, Indra, Irsyad, Ombun, Rezky, Ricky, Rizky, Ridwan, Roni, Ryan, Sidiq, Thariq, dan Tami) dan juga Echa, Igreya, Fraginka, dan Sabeth yang telah menjadi sahabat sekaligus keluarga tempat berbagi susah dan senang, memberikan dukungan selama perkuliahan.

12. Squad Aether Rose yang telah menjadi teman baik di dalam maupun di luar game, telah menghibur ketika mengerjakan skripsi.

13. Seluruh teman-teman Angkatan 2017 yang telah banyak membantu selama perkuliahan.

14. Teman-teman yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu menyebarkan kuesioner dan memberikan dukungan selama mengerjakan skripsi ini.

(8)

15. Seluruh partisipan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk megisi data kuesioner, semoga tuhan membalas kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 06 Juli 2022

Fuad Hasan Daulay

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Teoritis ... 4

2. Manfaat Praktis ... 5

D. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Resiliensi Komunitas... 7

1. Definisi Resiliensi Komunitas ... 7

2. Aspek Resiliensi Komunitas ... 8

3. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi Komunitas ... 10

B. Sense of Community ... 11

1. Definisi Sense of Community ... 11

2. Aspek-Aspek Sense of Community ... 13

(10)

C. Ojek Online ... 15

D. Dinamika Teori Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online pada masa Pandemi Covid-19 ... 16

E. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A Jenis Penelitian ... 20

B Identifikasi variabel Penelitian... 20

C Defenisi Operasional ... 20

1. Resiliensi Komunitas ... 20

2. Sense of Community ... 21

D Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ... 22

1. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 22

2. Metode Pengambilan Sampel ... 24

E Metode Pengumpulan Data ... 24

1. Skala Resiliensi Komunitas ... 25

2. Skala Sense of community ... 26

F Uji Coba Instrumen Penelitian ... 27

(11)

2. Uji Coba Daya Beda Aitem ... 27

3. Reliabilitas Alat Ukur ... 28

G Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 28

1. Hasil Uji Coba Skala Resiliensi Komunitas ... 28

2. Hasil Uji Coba Skala Sense of Community ... 28

H Prodesur Pelaksanaan Penelitian ... 29

1. Tahap Persiapan ... 29

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 29

3. Tahap Pengolahan Data ... 30

I Metode Analisa Data ... 30

1. Uji Normalitas ... 30

2. Uji Linearitas ... 31

BAB IV ... 32

ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 32

A Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 32

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 32

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

(12)

B Hasil Penelitian ... 33

1. Data Hipotik dan Data Empirik ... 33

2. Kategorisasi Data Penelitian ... 33

C Uji Asusmsi ... 34

1. Uji Normalitas ... 34

2. Uji Linearitas ... 36

D. Hubungan Antara Resiliensi Komunitas Dengan Sense of Community ... 36

1. Model hubungan Resiliensi Komunitas Dengan Sense of Community... 36

2. Uji Model... 38

3. Uji Determinasi ... 39

E. Pembahasan ... 40

BAB V ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

1. Saran Metodologis ... 44

2. Saran Praktis ... 44

(13)

LAMPIRAN A ... 50

LAMPIRAN B ... 53

LAMPIRAN C ... 55

LAMPIRAN D ... 63

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Blue Print Skala Resiliensi Komunitas ... 25

Tabel 3. 2 Blue Print Skala Sense of Community ... 26

Tabel 4. 1 Data Hipotik dan Data Empirik ... 33

Tabel 4. 2 Kategorisasi Data Penelitian ... 33

Tabel 4. 3 Uji Normalitas Residual Resiliensi Komunitas dan Sense of Community 35 Tabel 4. 4 Uji Linearitas Resiliensi Komunitas dan Sense of Community ... 36

Tabel 4. 5 Model Hubungan Resiliensi Komunitas dan Sense of Community ... 37

Tabel 4. 6 Uji Model ... 38

Tabel 4. 7 Uji Determinasi ... 39

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Daya Diskriminasi Item dan Reliabilitas Item ... 50

1. Uji Daya Beda Item dan Reliabilitas Resiliensi Komunitas ... 50

2. Uji Daya Beda Item dan Reliabilitas Sense of Community ... 51

Lampiran B Hasil Penelitian ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Linearitas ... 53

3. Hubungan Antara sense of communitydan resiliensi komunitas... 54

4. Uji Model ... 54

5. Uji Determinasi ... 54

Lampiran C Skala Penelitian ... 55

Lampiran D Data Mentah ... 63

1. Data Mentah Penelitian Resiliensi Komunitas ... 63

2. Data Mentah Sense of Community ... 78

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 atau Coronavirus Disease 19. Covid-19 ini disebabkan oleh virus Sars-Cov-2 dan dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa kasus Covid-19 mulai masuk ke Indonesia tercatat mulai per tanggal 2 Maret 2020 dan hingga 14 Oktober 2021 tercatat sudah 4.248.409 kasus positif dengan 143.557 kasus meninggal yang tersebar di 34 provinsi (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara khusus menyebut pandemi Covid-19 sebagai bencana non alam (non natural disaster) dengan cakupan nasional (Taufik &

Ayuningtyas, 2020). Oleh karena itu untuk memutus rantai penyebaran dari Covid - 19, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan salah satu kebijakan yaitu Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Daruriat) mulai 3Juli 2021. Kebijakan ini diterapkan guna membatasi aktivitas masyarakat dengan memberlakukan pengetatan mobilitas penduduk baik yang bergerak dibidang esensial maupun non esensial (Kementerian Ketenagakerjaan RI., 2021). Penerapan kebijakan PPKM Darurat memberikan dampak positif maupun negatif bagi beberapa pihak,

(17)

salah satu pihak yang ikut merasakan dampak negatif dari PPKM Darurat adalah komunitas driver ojek online.

Selama penerapan kebijakan PPKM Darurat, setiap orang diharuskan untuk melakukan pekerjaan di rumah (work from home) sehingga jumlah penumpang ojek online mengalami penurunan yang cukup signifikan. Selain turunnya jumlah penumpang, pembatasan jam operasional bagi beberapa usaha seperti restoran, minimarket dan lainnya juga berpengaruh terhadap turunnya orderan yang diterima oleh driver ojek online sehingga berdampak cukup besar terhadap pendapatan driver ojek online dan membuat driver ojek online tersebut mengalami tekanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan pemaparan Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono disebutkan bahwa saat PPKM darurat saja, pengemudi ojol kehilangan pendapatannya hingga 30 persen dan bahkan bisa sampai 50 persen. Kondisi ini membuat driver ojek online harus bisa bertahan untuk ketika menghadapi kesulitan tersebut.

Kemampuan bertahan dalam menghadapi suatu masalah bisa disebut juga yaitu resiliensi. Pfefferbaum, dkk (2005) mengemukakan bahwa resiliensi komunitas yaitu kemampuan anggota komunitas untuk mengambil tindakan yang bermakna dan musyawarah untuk memperbaiki efek dari suatu masalah yang terjadi. Kondisi pandemi dapat digunakan oleh orang yang sehat mental untuk mengatasi tantangan dengan bangkit dan bekerja keras untuk menjadi lebih kuat, tidak mudah menyerah, kuat, bertekad, dan kreatif mencari solusi untuk setiap masalah yang dihadapi.

(18)

Komunitas tersebut harus mengetahui bagaimana cara agar mampu untuk mengatasi, pulih, dan beradaptasi dari sebuah masalah yang mereka hadapi, hal ini bisa disebut dengan resiliensi komunitas (Bergstrand, Mayer, Brumback, & Zhang, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resiliensi komunitas menurut Norris dkk (2008) yaitu faktor pertumbuhan ekonomi, information and communication, kompetensi komunitas dan social capital yang di dalamnya terdapat sense of community. Sebagaimana yang didefinisikan oleh The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (2014) komunitas adalah sebagai sekelompok orang yang mungkin tinggal di daerah yang sama, desa atau lingkungan, berbagi budaya yang sama, kebiasaan dan sumber daya (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2014). Dengan adanya kesamaan tersebut maka hal tersebut dapat menimbulkan rasa keterikatan karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam suatu komunitas atau biasa disebut dengan sense of community.

Menurut McMillan & Chavis (1986) sense of community, yaitu adanya perasaan bahwa anggota komunitas memiliki keterikatan, perasaan bahwa anggota memiliki arti bagi anggota lain dan kelompoknya, serta adanya keyakinan bersama bahwa kebutuhan anggota bisa terpenuhi melalui komitmen para anggota untuk bersama (McMillan & Chavis, 1986). Menurut McMillan & Chavis, (1986) sense of community memiliki empat komponen atau aspek yang membentuk komunitas yaitu membership, influence, integration and fulfillment of need, shared emotional

(19)

dan memberikan kontribusi terhadap munculnya rasa memiliki individu pada komunitas.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat diasumsikan terdapat hubungan antara sense of community dengan resiliensi komunitas. Berdasarkan penelitian terdahulu belum ada yang meneliti tentang “Hubungan sense of community dengan resiliensi komunitas Ojek Online di Masa Pandemi Covid-19”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sense of community dengan resiliensi komunitas Ojek Online di masa pandemik Covid-19?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara sense of community dengan resiliensi komunitas Ojek Online di masa pandemik Covid-19.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan juga menambahkan literature terkait dengan sense of community dan juga terkait dengan resiliensi komunitas. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan juga referensi bagi peneliti lain yang tertarik

(20)

meneliti mengenai sense of community dan juga resiliensi komunitas pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran praktis serta membantu menjelaskan kepada masyarakat dan mahasiswa bahwa sense of community memberikan pengaruh pada resiliensi komunitas pada ojek online di masa pandemic Covid-19. Oleh karena itu, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan para komunitas ojek online untuk meningkatkan rasa kebersamaan (Sense of Community) dengan cara menciptakan keanggotaan komunitas yang kuat dan bersinergi, dimana mereka merasa terhubung, bertanggung jawab satu dengan yang lainnya, dan dapat saling mendukung antar anggota satu dengan anggota yang lain sehingga bisa menyelesaikan suatu masalah yang muncul dengan bersama- sama.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah gambaran tentang isi dari proposal ini, maka pembahasan dilakukan secara komperhensif dan sistematik yang meliputi:

BAB 1: LATAR BELAKANG MASALAH

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

(21)

BAB II: KAJIAN TEORITIS

Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi variabel dalam penelitian ini, antara lain teori Resiliensi Komunitas, sense of community, dan dinamika antara variabel yang ingin diteliti serta hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data, uji kualitas data, prosedur pengambilan data dan metode analisa data.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum subjek penelitian, uji asumsi, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian serta saran metodologis dan saran praktis.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Resiliensi Komunitas

1. Definisi Resiliensi Komunitas

Resiliensi Komunitas diartikan sebagai kemampuan komunitas untuk mengatasi gangguan, termasuk kemampuan menyerap dan memulihkan fungsi komunitas akibat dampak gangguan yang terjadi. Resiliensi Komunitas menurut Van Breda (2001) adalah kemampuan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu komunitas untuk kembali bangkit dari situasi menekan, trauma, atau kejadian yang membuat guncangan sehingga komunitas tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan (Novianty A., 2011). Menurut Kirmayer dkk.

(2012) resiliensi komunitas merupakan gagasan tentang bagaimana masyarakat bertahan menghadapi tekanan dan tantangan hidup melalui fungsi relasi sosial (Sunarno & Sulistyowati, 2021).

Menurut Maguire & Cartwright (2005) mengartikan resiliensi komunitas sebagai kemampuan komunitas untuk mengatasi gangguan atau perubahan dan mempertahankan perilaku adaptasi dibandingkan kembali ke keadaan semula (Maguire & Cartwright, 2005). Sedangkan menurut Pfefferbaum dkk (2005) resiliensi komunitas didefinisikan sebagai kemampuan komunitas untuk mengambil tindakan yang berarti dan disengaja, tindakan kolektif untuk memperbaiki dampak dari

(23)

Reissman, Pfefferbaum, Klomp, & Gurwitch, 2005). Menurut Pfefferbaum dkk (2005) resiliensi komunitas akan tercapai jika terdapat 1) Partisipasi, mengacu pada keterlibatan anggota dan peluang untuk sensitive terhadap keragaman, kemampuan, dan kepentingan anggota, 2) Struktur, peran, dan tanggung jawab, mengacu pada kepemimpinan, kerja sama tim, struktur organisasi yang jelas, peran didefinisikan dengan baik, dan manajemen hubungan dengan masyarakat lainnya (Pfefferbaum, Reissman, Pfefferbaum, Klomp, & Gurwitch, 2005). Berdasarkan beberapa definisi resiliensi komunitas di atas, dapat disimpulkan bahwa resiliensi komunitas adalah tindakan kolektif untuk mengatasi dampak dari suatu masalah, termasuk kemampuan masyarakat untuk mengambil tindakan yang bermakna dan terinformasi serta kemampuan untuk menginterpretasikan lingkungannya.

2. Aspek Resiliensi Komunitas

Pfefferbaum dkk , (2015) mengungkapkan sejumlah aspek dari resiliensi komunitas yaitu sebagai berikut (Pfefferbaum, Pfefferbaum, Nitiéma, Houston, &

Horn, 2015) :

a. Caring and Connection

Aspek caring and connection meliputi keterhubungan, nilai-nilai yang dimiliki bersama, partisipasi, dukungan sosial, dan kesetaraan. Anggota masyarakat yang merasa saling terhubung memiliki kepedulian terhadap anggota masyarakat lain yang membutuhkan bantuan dan pendampingan dalam menghadapi tantangan hidup.

(24)

b. Resources

Aspek resources meliputi sumber daya natural, fisik, sosial, dan keuangan, yang termasuk resources antara lain berbagai layanan di komunitas yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat seperti layanan kesehatan, layanan konseling, layanan pendidikan, layanan keagamaan, layanan pendampingan, pengalaman komunitas atasi situasi sulit di masa lampau, dan keteladanan.

c. Transformative Potential

Aspek transformative potential meliputi kemampuan komunitas dalam mengidentifikasikan dan memaknai pengalaman bersama, mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan, serta evaluasi tindakan atau pengalaman negatif dengan analisis kritis.

Dengan adanya evaluasi tersebut, komunitas dapat menetapkan tujuan, membuat keputusan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi, yang dapat meningkatkan kualitas pribadi anggota-anggotanya.

d. Disaster Management

Aspek disaster management meliputi kompetensi komunitas dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan, maupun pemulihan terhadap situasi krisis yang terjadi. Dimensi ini juga meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas untuk menghindari atau mengendalikan krisis dan mencegah terjadinya resiko yang lebih parah dari. Melalui pembelajaran yang diperoleh dari interaksinya dengan komunitas, individu yang tinggal dalam komunitas tersebut berpotensi memiliki kompetensi yang serupa dalam menghadapi krisis. Kompetensi tersebut dapat menjadikan individu

(25)

e. Information

Aspek information berisi bagaimana informasi yang akurat dihasilkan dan dikomunikasikan dalam komunitas. Informasi dan komunikasi merupakan hal yang penting saat krisis terjadi. Adanya komunikasi memungkinkan anggota komunitas mengekspresikan kebutuhan, pandangan, dan sikapnya. Dengan demikian, ketika ada anggota komunitas yang sedang mengalami situasi menekan, dengan budaya komunikasi yang sudah terbangun, ia dapat mengekspresikan (memberikan informasi) mengenai situasi atau kebutuhannya kepada anggota komunitas lainnya seperti tetangga, tokoh masyarakat, guru, dan sebagainya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi Komunitas

Ada 4 faktor pendukung yang mempengaruhi resiliensi komunitas (Norris dkk, 2008):

1. Economic Development

Faktor ini mencakup pada seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas kehidupan, dan pemerataan distribusi sumber daya dan asset dalam sebuah suatu populasi.

2. Information and Communication

Informasi dapat menjadi sumber daya utama dari sistem teknis dan organisasi yang memungkinkan kinerja adaptif. Komunikasi ini melibatkan penciptaan makna dan pemahaman bersama dan kemampuan bagi anggota untuk

(26)

mengekspresikan kebutuhan, pandangan, dan sikap mereka. Komunikasi yang baik merupakan faktor penting dalam resiliensi komunitas.

3. Social Capital

Social capital ini mencakup pada sebuah social support yang didapat maupun di persepsikan oleh individu dalam sebuah komunitas, sense of community, attachment to place, social embeddedness, hubungan dan kooperasi organisasi, serta kepemimpinan & peran partisipasi warga.

4. Community Competence

Kompetensi komunitas tentang tindakan kolektif dan pengambilan keputusan, kemampuan yang dapat diturunkan dari efisiensi dan pemberdayaan kolektif.

Ini termasuk tindakan komunitas, pemikiran kritis dan keterampilan memecahkan masalah, fleksibilitas dan kreativitas, pemberdayaan efektivitas kolektif, dan hubungan politik kolaboratif.

B. Sense of Community

1. Definisi Sense of Community

Sense of community adalah sebuah perasaan emosional yang dimiliki seorang anggota dalam sebuah organisasi. Perasaan emosional ini memberikan kekuatan atau dorongan anggota untuk mengembangkan dirinya dengan komitmen yang dimiliki setiap anggota. Menurut McMillan & Chavis (1986) sense of community, yaitu adanya perasaan bahwa anggota komunitas memiliki keterikatan, perasaan bahwa anggota memiliki arti bagi anggota lain dan kelompoknya, serta adanya keyakinan

(27)

bersama bahwa kebutuhan anggota bisa terpenuhi melalui komitmen para anggota untuk bersama (Maryam, 2017). Menurut Dalton, Elias, & Wandersman (2007) sense of community adalah Perasaan aman dan nyaman, saling peduli, saling percaya, dan terdapat ikatan emosional antar anggota komunitas (Dalton, Elias, & Wandersman, 2007).

Sarason (1976) mengemukakan sense of community adalah perasaan psikologis masyarakat sebagai rasa saling berbagi tanggung jawab dan tujuan menjadi bagian dari suatu kelompok, seseorang dapat bergantung dan berkontribusi (Sarason, 1976). Anggota komunitas memiliki rasa saling memiliki satu sama lain dan merasa mempunyai satu kesukaan yang sama.

Berdasarkan beberapa definisi sense of community diatas dapat disimpulkan bahwa sense of community adalah perasaan emosional yang dimiliki oleh anggota suatu organisasi. Perasaan emosional ini memberdayakan anggota atau mendorong mereka untuk berkembang menjadi komitmen yang mereka miliki masing-masing.

Rasa kebersamaan memberi arti bagi para anggotanya dan percaya bahwa keberadaan mereka diperlukan untuk organisasi tempat mereka berada. Memiliki perasaan ini bahkan dapat membantu menggerakkan organisasi Anda menjadi lebih baik. Hal ini difasilitasi oleh keinginan pengembangan yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut. Definisi di atas menunjukkan bahwa rasa komunitas dapat mempengaruhi perubahan perilaku, yang dapat mengarahkan individu untuk bergerak ke arah yang lebih positif untuk diri mereka sendiri dan organisasi mereka.

(28)

2. Aspek-Aspek Sense of Community

Menurut McMillan & Chavis (1986) sense of community memiliki empat komponen atau aspek yang membentuk komunitas yaitu (McMillan & Chavis, 1986):

1. Membership (keanggotaan)

Yang dimaksud oleh aspek membership ini adalah salah satu dimensi sense of community yang memiliki arti perasaan individu dimana dirinya menjadi bagian dari sebuah komunitas dan memiliki ketertarikan dengan komunitas tersebut.

2. Influence (pengaruh)

Yang dimaksud oleh aspek influence ini adalah kekuatan yang dimiliki individu untuk mempengaruhi anggota lain dan kekuatan komunitas untuk mempengaruhi individu.

3. Integration and Fulfillment of Needs (integrasi dan pemenuhan kebutuhan).

Yang dimaksud oleh aspek integration and fulfillment of needs Ini adalah perasaan bahwa kebutuhan anggota akan dipenuhi oleh sumber daya yang diterima melalui keanggotaan mereka dalam kelompok.

4. Shared Emotional Connection

Yang dimaksud oleh aspek shared emotional connection ini adalah hubungan emosional bersama dalam suatu komunitas yang terbentuk dari interaksi positif, berbagi cerita dan pengalaman yang dilakukan bersama Semakin banyak orang berinteraksi, semakin besar kemungkinan mereka membentuk hubungan yang erat, yang kemudian mengarah keikatan yang lebih kuat.

(29)

3. Faktor-Faktor Sense of Community

McMillan & Chavis (1986) menyatakan terdapat lima hal meningkatnya sense of community yaitu (McMillan & Chavis, 1986):

1. Keterikatan

Keterikatan dilambangkan oleh anggota dengan memiliki kesamaan seperti pakaian, bahasa dan kegiatan yang menunjukkan terikat dengan komunitas dan siapa yang tidak.

2. Keamanan emosi

Keamanan emosional membuat individu merasa aman dan terbuka terhadap perasaan di antara anggota. Keamanan ini tidak hanya keamanan emosional, melainkan mencakup keamanan pribadi dan ekonomi.

3. Rasa saling memiliki dan identifikasi

Individu memiliki rasa percaya dan diterima di dalam sebuah komunitas.

4. Investasi Pribadi

Investasi pribadi adalah kesediaan untuk memberika waktu, uang, dan/atau tenaga dengan tujuan dapat membuat komunitasnya menjadi lebih baik.

5. Simbol umum

Komunitas menggunakan konvensi sosial ini (misalnya kebiasaan, gaya bahasa, pakaian dsb) sebagai batasan yang bertujuan untuk menciptakan jarak sosial antara anggota dan bukan anggota

(30)

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sense of community terdiri dari keterikatan, keamanan emosi, rasa saling memiliki dan identifikasi, investasi pribadi dan simbol umum.

C. Ojek Online

Definisi ojek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2021) adalah sepeda motor ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang yang menyewa. Ojek merupakan sarana transportasi darat yang menggunakan kendaraan roda dua dengan berpelat hitam, untuk mengangkut penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya kemudian menarik bayaran (KBBI,2021).

Transportasi ojek online merupakan angkutan umum yang sedang banyak diminati masyarakat, sama dengan ojek pada umumnya ojek online menggunakan sepeda motor sebagai sarana pengangkutan. Ojek online kini banyak diminati karena berkembang dengan kemajuan teknologi. Ojek online merupakan ojek sepeda motor yang dapat dipesan menggunakan teknologi internet dengan memanfaatkan aplikasi pada telepon genggam. Hal ini dapat memudahkan pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek online. Tidak hanya mengantar orang, ojek online dapat mengantar jemput barang sesuai pesanan ataupun membeli makan kemudian diantar pada pelangggan ojek online. Hal ini yang membuat masyarakat yang berada di setiap kota di indonesia dengan banyaknya aktivitas yang sangat padat dan tingkat kemacetan yang sangat tinggi, ojek online kini hadir dan membatu masyarakat dalam melakukan

(31)

padatnya aktivitas sehari-hari dengan menggunakan teknologi yang semakin berkembang.

D. Dinamika Teori Hubungan Sense of Community dengan Resiliensi Komunitas Ojek Online pada masa Pandemi Covid-19

Resiliensi komunitas menurut Pfefferbaum dkk (2005) resiliensi komunitas didefinisikan sebagai kemampuan komunitas untuk mengambil tindakan yang berarti dan disengaja, tindakan kolektif untuk memperbaiki dampak dari masalah, termasuk kemampuan untuk menafsirkan lingkungan (Pfefferbaum, Reissman, Pfefferbaum, Klomp, & Gurwitch, 2005). Menurut Pfefferbaum dkk (2005) resiliensi komunitas akan tercapai jika terdapat 1) Partisipasi, mengacu pada keterlibatan anggota dan peluang untuk sensitive terhadap keragaman, kemampuan, dan kepentingan anggota, 2) Struktur, peran, dan tanggung jawab, mengacu pada kepemimpinan, kerja sama tim, struktur organisasi yang jelas, peran didefinisikan dengan baik, dan manajemen hubungan dengan masyarakat lainnya (Pfefferbaum, Reissman, Pfefferbaum, Klomp, & Gurwitch, 2005).

Sebagaimana yang didefinisikan oleh The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (2014) komunitas adalah sebagai sekelompok orang yang mungkin tinggal di daerah yang sama, desa atau lingkungan, berbagi budaya yang sama, kebiasaan dan sumber daya (Sunarno & Sulistyowati, 2021).

Dengan adanya kesamaan tersebut maka hal tersebut dapat menimbulkan rasa

(32)

kepedulian bersama dan nilai-nilai bersama dalam suatu komunitas atau biasa disebut dengan sense of community.

Menurut McMillan & Chavis (1986) sense of community, yaitu adanya perasaan bahwa anggota komunitas memiliki keterikatan, perasaan bahwa anggota memiliki arti bagi anggota lain dan kelompoknya, serta adanya keyakinan bersama bahwa kebutuhan anggota bisa terpenuhi melalui komitmen para anggota untuk bersama (Maryam, 2017).

Dari beberapa aspek dari resiliensi komunitas dan sense of community yang sudah peneliti jelaskan di atas terdapat beberapa keterkaitan yaitu aspek sense of community shared emotional connection artinya hubungan emosional bersama dalam suatu komunitas yang terbentuk dari interaksi positif, berbagi cerita dan pengalaman yang dilakukan bersama, semakin banyak orang berinteraksi, semakin besar kemungkinan mereka membentuk hubungan yang erat, yang kemudian mengarah ke ikatan yang lebih kuat, berhubungan dengan aspek resiliensi komunitas caring connection artinya anggota masyarakat yang merasa saling terhubung memiliki kepedulian terhadap anggota masyarakat lain yang membutuhkan bantuan dan pendampingan dalam menghadapi tantangan hidup. Yang artinya jika seseorang memiliki hubungan emosional antar anggota komunitas yang baik maka orang tersebut akan memiliki rasa kepedulian terhadap anggota komunitas akan baik juga dan dapat diasumsikan seseorang tersebut memiliki sense of community yang tinggi dan resiliensi komunitasnya tinggi juga.

(33)

Lalu pada aspek sense of community integration and fulfillment of need sartinya perasaan bahwa kebutuhan anggota akan dipenuhi oleh sumber daya yang diterima melalui keanggotaan mereka dalam kelompok, dengan aspek resiliensi komunitas resource yang dimana aspek resources meliputi sumber daya natural, fisik, sosial, dan keuangan, yang bertujuan untuk mensejahterakan komunitas tersebut yang artinya jika kebutuhan seseorang terpenuhi dari sumber daya komunitas maka dapat diasumsikan kesejahteraan seorang komunitas tersebut terpenuhi yang dapat dikatakan seseorang tersebut memiliki sense of community yang tinggi dan resiliensi komunitas akan tinggi juga.

Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian terkait dengan hubungan antara sense of community terhadap resiliensi komunitas, namun penelitian yang dilakukan oleh (Afifah, 2018) tentang pengaruh sense of community erhadap resiliensi pada remaja difabel akibat kecelakaan menunjukkan bahwa sense of community dapat meningkatkan resiliensi. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa sense of community memiliki hubungan positif dengan resiliensi komunitas.

Yang artinya sense of community memberikan kontribusi pada resiliensi dikarenakan ketertarikan dan pengaruh dari seseorang terhadap kelompok atau seseorang memiliki pengaruh pada apa yang sedang dilakukan oleh kelompoknya dan perasaan dimana kebutuhan para anggota akan terpenuhi dari sumber-sumber yang diterima melalui keanggotaan grup menjadi faktor yang dapat meningkatkan resiliensi Apabila individu memiliki rasa kebersamaan (sense of community) yang

(34)

apabila individu tersebut memiliki rasa kebersamaan (Sense of community) yang rendah, maka tingkat resiliensi yang dimiliki pun akan rendah.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian kali ini adalah terdapat hubungan positif antara sense of community dengan resiliensi komunitas ojek online pada masa pandemi covid-19. Ketika sense of community tinggi maka resiliensi komunitas juga akan tinggi.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian kuantitatif menekankan analisanya pada data numerik yang diolah dengan metode statistika (Azwar S., 2010). Penelitian ini berfokus pada jenis penelitian kuantitatif non-eksperimen yaitu dengan menggunakan pendekatan kausalitas, penelitian kausalitas bertujuan untuk melihat hubungan yang sifatnya sebab-akibat, variabel independen mempengaruhi variabel lain yaitu variabel dependen (Azwar S., 2007) Sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara kedua varibel yang diteliti (Gravetter & Forzano, 2009).

B Identifikasi variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (Dependent Variabel): Resiliensi Komunitas b. Variabel Bebas (Independent Variabel): Sense of Community

C Defenisi Operasional 1. Resiliensi Komunitas

Resiliensi komunitas merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu masyarakat atau komunitas untuk mampu pulih dan beradaptasi dengan situasi krisis yang

(36)

mengancam kesejahteraan setiap anggota dan komunitasnya. Skala resiliensi komunitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Communities Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey atau Cart AS bagian B yang dibuat oleh (Pfefferbaum dkk, 2015) yang sebelumnya telah digunakan dalam penelitian Kinanthi, Grasiaswaty, & Tresnawaty, (2020). Instrumen ini berbentuk skala lapor diri yang berisi 28 butir dengan lima skala likert 1 -5 (rentang jawaban mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju). CART AS bagian B terdiri dari lima dimensi yakni caring and connection, resources, transformative potential, disaster management, dan information.

Tingkat resiliensi komunitas ojek online dapat dilihat berdasarkan skor yang diperoleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat resiliensi komunitas ojek online. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat resiliensi komunitas ojek online.

2. Sense of Community

Sense of community adalah perasaan emosional yang dimiliki oleh anggota suatu organisasi, perasaan emosional ini memberdayakan anggota atau mendorong mereka untuk berkembang menjadi komitmen yang mereka miliki masing-masing.

Rasa kebersamaan memberi arti bagi para anggotanya dan percaya bahwa keberadaan mereka diperlukan untuk organisasi tempat mereka berada. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Sense of Community Index 2 (SCI-2) yang memiliki total aitem sebanyak 24 buah dengan masing-masing dimensinya berjumlah

(37)

6 aitem. Dimensi yang digunakan yaitu dimensi yang dikemukakan oleh McMillan dan Chavis yaitu membership, influence, integration and fullfillment of need (reinforcement of needs), shared emotional connection. Semakin tinggi skor sense of community , maka skor sense of community individu juga akan semakin tinggi.. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Sense of Community Index Version Two (SCI-2) yang disusun berdasarkan teori sense of community yang dikemukakan oleh McMillan dan Chavis (1986) yang sebelumnya digunakan didalam penelitian Supriyanto (2020)..

Tingkat sense of community ojek online dapat dilihat berdasarkan skor yang diperoleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi sense of community ojek online. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat sense of community ojek online

D Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Karena luasnya cakupan populasi, maka peneliti menentukan kelompok yang lebih kecil dari populasi atau sampel. Sampel pada penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagi berikut:

1) Driver ojek online

2) Sudah menjadi driver sebelum pandemi Covid-19

(38)

Banyaknya jumlah populasi, peneliti kemudian menentukan jumlah sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Lameshow. Hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui atau tak terhingga (Lameshow, Hosmer, KLar, & Lwanga, 1997). Menurut formula Lameshow untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian yang jumlah populasinya tidak diketahui adalah 384 orang dengan menggunakan rumus:

n = Z

2

P(1-P) d

2

Keterangan : n = Jumlah sampel

z = z skor pada kepercayaan 96% = 1,96 p = maksimal estimasi = 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error = 5%

Melalui rumus di atas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah

n = Z2 P(1-P) d2

n = 1,962 .0,5 (1-0,5)

(39)

n = 0,9604 25 n = 0,384 = 384

Dimana n adalah jumlah sampel, Z memiliki nilai 1.96, P sebagai maksimal estimasi memiliki nilai 0.5 dan d adalah alpha memiliki nilai 0.05 (Sugiyono, 2012).

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti memperoleh 389 sampel Driver Ojol yang sudah menjadi Driver sebelum masa pandemic Covid-19.

2.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Dalam penelitian ini, jenis non probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu subjek yang secara kebetulan atau insidental bertemu dan dapat digunakan sebagai sampel (Azwar, 2017)

E Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang mengenai suatu objek (Azwar, 2017). Skala terdiri dari sejumlah item favorabledengan lima kategori jawaban, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skor dalam

(40)

setuju, 3 untuk netral, 2 untuk tidak setuju, dan 1 untuk sangat tidak setuju. Untuk respon item unfavorable berlaku sebaliknya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Sense of Community Index 2 dan skala Resiliensi Komunitas.

1. Skala Resiliensi Komunitas

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Communities Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey atau CART AS yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi resiliensi komunitas yang dikemukakan oleh Pfefferbaum (2015). Peneliti akan melakukan modifikasi pada skala ini dengan membuat terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Aitem-aitem dalam skala kecerdasan emosional merupakan pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

Tabel 3. 1

Blue Print Skala Resiliensi Komunitas

Aitem Jumlah Aitem

Dimensi

Favorable Unfavorable Caring and

Connection

1,2,3,4,5 - 5

Resources 6,7,8,9,10 - 5

Transformative Potential

11, 12, 13,14, 15, 16

- 6

Disaster 17,18,19,20 - 4

(41)

Information and Communication

21,22,23,24 - 4

Total 24

2. Skala Sense of community

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Sense of Community Index 2 yang memiliki total aitem sebanyak 24 buah dengan masing- masing dimensinya berjumlah 6 aitem. Semakin tinggi skor sense of community, maka skor sense of community individu juga akan semakin tinggi.. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Sense of Community Index Version 2 (SCI-2) yang disusun berdasarkan teori sense of community yang dikemukakan oleh McMillan dan Chavis (1986). Aitem-aitem dalam skala Sense of Community Index Version 2 merupakan pernyataan yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak Sesuai), AS (Agak Sesuai), SKS (Seringkali Sesuai), SS (Sepenuhnya Sesuai)..

Tabel 3. 2

Blue Print Skala Sense of Community

Aitem Jumlah

Aitem Dimensi

Favorable Unfavorable

Membership 7,6,8,9,10,11,12 - 6

(42)

18 Integration and

Fulfilment of Needs

1,2,3,4,5,6 - 6

Shared Emotional Connection

19,20,21,22,23, 24,

- 6

Total 24

F Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Validitas Alat Ukur

Validitas menurut Azwar (2012) digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan dari suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya supaya memperoleh data yang relevan. Alat ukur dapat dikatakan valid apabila sesuai dan menjawab variabel yang diukur secara cermat (Azwar, 2012). Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) untuk mengetahui kesesuaian tes dengan konstrak yang akan diukur. Uji validitas dilakukan dengan professional judgement dengan dosen pembimbing mengenai aitem yang digunakan.

2. Uji Coba Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut alat ukur. Koefisien korelasi aitem yang tinggi berarti aitem dalam skala mengukur apa yang seharusnya dengan minimal nilai koefisien korelasi sebesar 0,30 (Azwar, 2012).

(43)

3. Reliabilitas Alat Ukur

Azwar (2012) menyatakan sebuah hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2012). Pengukuran dikalatan reliabel apabila suatu pengukuran mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabitas tinggi. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal yaitu Cronbach’s Alpha Coefficient. Bila reliabilitasnya ≥ 0,70 maka sudah dianggap memuaskan dan semakin mendekati angka 1 maka menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya (Azwar S. , 2007)

G Hasil Uji Coba Alat Ukur

1. Hasil Uji Coba Skala Resiliensi Komunitas

Berdasarkan hasil uji diperoleh 24 item memenuhi syarat dengan daya diskriminasi item diatas 0.3. Selain itu, didapatkan alpha cronbach sebesar 0.937. Ini menunjukan bahwa item reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian sebagai alat ukur.

2. Hasil Uji Coba Skala Sense of Community

Berdasarkan uji coba diperoleh 24 skala sense of community memiliki daya diskriminasi lebih dari 0.3. Selain itu alpha cronbach sebesar 0.905 dimana hal tersebut menunjukkan bahwa sangat reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur.

(44)

H Prodesur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur pelaksanaan yang akan dilakukan oleh peneliti meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data. Ketiga tahap tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti akan merancang variabel-variabel yang ada ke dalam alat ukur yaitu skala resiliensi komunitas dan skala sense of community.

Langkah- langkah awal penyusunan skala adalah membuat rancangan blueprint dari skala yang akan digunakan. Skala resiliensi komunitas yang terdiri dari 24 aitem sedangkan skala sense of community yang terdiri dari 24 aitem. Skala akan dibuat dalam model likert dalam google form dan menggunakan lima alternatif pilihan jawaban. Kemudian skala akan dinilai berdasarkan professional judgement untuk memastikan bahwa aitem-aitem yang dibuat telah sesuai dengan indikator dan layak untuk disebarkan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba pada skala, melakukan revisi terhadap aitem-aitem yang yang digunakan jika perlu, dan menyelesaikan keseluruhan aitem pada skala. Setelah itu, peneliti akan mulai melakukan proses pengambilan data dengan menyebarkan skala secara online melalui google form.

(45)

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah mendapat seluruh data yang diperlukan, maka peneliti akan melakukan proses pengolahan data. Proses pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan JASP version 0.14.1 for windows setelah data yang dibutuhkan sudah terkumpul. Untuk melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan dari program JASP version 0.14.1 for windows.

I Metode Analisa Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanankan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis statistik. Menurut Hadi (2000) analisis statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar atau mengambil keputusan yang baik (Hadi, 2000). Metode analisis statistic yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dari hubungan antara varibel bebas dengan variabel terikat, apakah memiliki hubungan positif atau negatif serta untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan ataupun penurunan.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu sampel yang didapat berasal dari populasi itu apakah terdisitribusi secara normal atau tidak sehingga hasilnya

(46)

dapat digeneralisasikan pada populasi. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis residual dengan bantuan JASP Version 0.14.1 For Windows.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua varibel memiliki hubungan yang lenear secara signifikan atau tidak. Uji linearitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik residual dengan menggunakan JASP Version 0.14.1 For Windows.

(47)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Subjek Penelitian

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Dalam penelitian ini subjek terbanyak berada pada usia 18 dan usia 33 yaitu sebanyak 247 orang atau sebesar 64%, dan sisanya sebanyak 142 orang atau sebesar 36% berusia antara 34 sampai 49 tahun.

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini subjek penelitian terbanyak yaitu perempuan berjumlah 341 orang atau sebesar 87,77%, dan laki-laki berjumlah 48 orang atau sebesar 12,34%.

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Instansi

Dalam penelitian ini subjek yang berasal dari instansi gojek berjumlah 191 orang atau 49,1%. Yang berasal dari instansi grab berjumlah berjumlah 90 orang atau 23,1%, yang berasal dai instansi maxim bejumlah 82 orang atau 21,1%, yang berasal dari instansi InDriver berjumlah 22 orang atau 5,7%, yang berasal dari instansi Shopeefood berjumlah 4 orang atau 1,0%,

(48)

B Hasil Penelitian

1. Data Hipotik dan Data Empirik

Tabel 4. 1

Data Hipotik dan Data Empirik

Variabel Data Hipotik Data Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD Resiliensi

Komunitas 24 120 72 16 60 120 90.25 9.80

Sense of

Community 24 96 60 12 29 96 64 11.57

2. Kategorisasi Data Penelitian

Kategorisasi variabel resiliensi komunitas dan sense of community dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi,sedang dan rendah. Berikut kategorisasi variabel resiliensi komunitas dan sense of community.

Tabel 4. 2 Kategorisasi Data Penelitian

Hasil Kategorisa si Variabel Rentang

Nilai Kategori Jumlah Persentase Resiliensi

Komunitas

X<56 Rendah 0 0%

56 ≤ X < 88 Sedang 153 39,3%

X≥88 Tinggi 236 60.7%

Total 389 100%

Variabel Rentang

Nilai Kategori Jumlah Persentase Sense of

Community

X<48 Rendah 25 6,4%

48 ≤ X < 72 Sedang 263 67,6%

X≥72 Tinggi 101 26,0%

(49)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa subjek yang memiliki resiliensi komunitas tinggi sebanyak 236 orang atau sebesar 60.6%, dan yang memiliki resiliensi komunitas sedang sebanyak 153 orang atau sebesar 39,4%. Sedangkan subjek yang memiliki sense of community tinggi adalah sebanyak 101 orang atau sebesar 26,0%, yang memiliki sense of community sedang sebanyak 263 orang atau sebesar 67.6%, dan subjek yang memiliki sense of community rendah sebanyak 25 orang atau sebesar 6,4%.

C Uji Asusmsi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan analisa grafik residual histogram dan residual plots pada JASP dengan ketentuan kurva histogram membentuk lonceng terbalik dengan nilai median lebih besar serta titik-titik terlihat mendekati garis diagonal maka distribusi data dianggap normal.

(50)

Tabel 4. 3

Uji Normalitas Residual Resiliensi Komunitas dan Sense of Community

Pada gambar dapat dilihat bahwa histogram membentuk kurva lonceng terbalik dengan nilai median lebih besar serta titik-titik menyebar disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

(51)

2. Uji Linearitas

Tabel 4. 4

Uji Linearitas Resiliensi Komunitas dan Sense of Community

Pada gambar dapar dilihat bahwa residual plots memiliki titik-titik yang tersebar disekitar garis linearitas dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat dikatakan linearitas terpenuhi.

D. Hubungan Antara Resiliensi Komunitas Dengan Sense of Community 1. Model hubungan Resiliensi Komunitas Dengan Sense of Community

Dari analisis regresi linear sederhana dengan JASP diperoleh hasil sebagai berikut.

(52)

Tabel 4. 5

Model Hubungan Resiliensi Komunitas dan Sense of Community

Coefficients

Model Unstandardized

Standard Error

Standardized t p

H₀ (Intercept) 90.247 0.497 181.654 < .001

H₁ (Intercept) 79.634 2.768 28.769 < .001

TotalSOC 0.165 0.042 0.194 3.895 < .001

Dari tabel di atas, persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan adalah constant 79.634, sedangkan nilai untuk sense of communitynya adalah 0.165.

Sehingga persamaan regresi linear yang dihasilkan adalah sebagai berikut

Y = a + bX Y = 79.634 + 0.165X Keterangan :

X = Sense of Community Y = Resiliensi Komunitas

(53)

Berdasarkan koefisien sense of community sebesar 0.165, menyatakan bahawa jika sense of community mengalami kenaikan, maka nilai partisipasi akan bertambah sebesar 0.165. Sehingga dapat dikatakan bahwa arah hubungan sense of community adalah positif, yang artinya terdapat hubungan positif antara sense of community dengan resiliensi komunitas, semakin tinggi sense of community pada seseorang maka semakin tinggi Resiliensi Komunitas.

2. Uji Model

Tabel 4. 6

Uji Model

Model Sum of Squares df Mean Square F p

H₁ Regression 1405.173 1 1405.173 15.170 < .001

Residual 35847.136 387 92.628

Total 37252.308 388

Berdasarkan tabel ANOVA di atas dapat dilihat bahwa F hitung 15.170 dengan tingkat signifikansi Probabilitas <0.001, maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara sense of community dengan Resiliensi Komunitas. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat hubungan antara sense of community dengan resiliensi komunitas ojek Online di masa pandemi Covid-19.

(54)

3. Uji Determinasi

R square bertujuan untuk mengetahui seberapa sense of community dapat menjelaskan Resiliensi Komunitas. Berikut hasil uji determinasi.

Tabel 4. 7

Uji Determinasi

Durbin-Watson

Model R Adjusted R² RMSE Autocorrelation Statistic p H₀ 0.000 0.000 0.000 9.799 0.574 0.818 < .001 H₁ 0.194 0.038 0.035 9.624 0.543 0.887 < .001

Berdasarkan hasil uji determinasi di atas diketahui nilai R square sebesar 0.038 (3.8%). Hal ini menunjukkan bahwa sense of community memiliki kontribusi efektif terhadap Resiliensi Komunitas sebesar 3.8%. Sedangkan sisanya sebesar 96.2% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara sense of community terhadap resiliensi komunitas ditunjukan oleh nilai R. berdasarkan uji determinasi didapatkan nilai R adalah sebesar 0.194. Ini menunjukan bahwa terdapat hubungan rendah antara sense of community dengan resiliensi komunitas.

(55)

E. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada 389 sampel yang merupakan Driver Ojek Online di Kota Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan Sense of community dengan resiliensi komunitas Ojek Online pada masa pandemic Covid-19 Jika dilihat dari hasil uji determinasi di atas diketahui nilai R square sebesar 0.038 (3.8%). Hal ini menunjukkan bahwa sense of community memiliki kontribusi efektif terhadap resiliensi komunitas sebesar 3.8%. Kemudian diperoleh persamaan regresi Y

= 79.634 + 0.165X sehingga berdasarkan garis persamaan regresi disimpulkan jika sense of community bertambah satu satuan, maka nilai pada resiliensi komunitas mengalami kenaikan sebesar 0.165, yang artinya adanya hubungan positif sense of community dengan resiliensi komunitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2018) tentang pengaruh sense of community terhadap resiliensi pada remaja difabel akibat kecelakaan menunjukkan bahwa sense of community dapat meningkatkan resiliensi.

Seperti yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya bahwa terdapat beberapa aspek dari resiliensi komunitas dan sense of community yang memiliki keterkaitan yaitu aspek sense of community shared emotional connection yang berhubungan dengan aspek resiliensi komunitas yaitu aspek caring connection yang artinya jika seseorang memiliki hubungan emosional antar anggota komunitas yang baik maka orang tersebut akan memiliki rasa kepedulian terhadap anggota komunitas akan baik

(56)

juga dan dapat diasumsikan seseorang tersebut memiliki sense of community yang tinggi dan resiliensi komunitasnya tinggi juga.

Lalu pada aspek lainnya dari sense of community yaitu aspek Integration and fulfillment of needs berhubungan dengan aspek resiliensi komunitas yaitu resource yang dimana yang artinya seorang anggota komunitas membutuhkan kebutuhan, dan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dari sumber daya komunitasnya maka dapat diasumsikan kesejahteraan seorang komunitas tersebut terpenuhi yang dapat dikatakan seseorang tersebut memiliki sense of community yang tinggi dan resiliensi komunitas akan tinggi juga.

Walaupun terdapat hubungan positif yang signifikan antara sense of community dengan resiliensi komunitas, hubungan kedua variabel tersebut termasuk kedalam kategori rendah. Hal ini terjadi karena resiliensi komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh sense of community, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki nilai yang tinggi pada variabel resiliensi komunitas. Hal ini dapat diartikan bahwa komunitas ojek online memiliki resiliensi komunitas yang baik yang artinya komunitas ojek online mampu mengatasi permasalahan yang sedang terjadi atau yang akan terjadi terhadap komunitasnya.

(57)

Sedangkan pada variable sense of community dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki kategorisasi sedang yang berarti individu belum sepenuhnya merasakan rasa memiliki dan ikatan emosional yang kuat terhadap komunitasnya dan juga terdapat kategorisasi rendah pada subjek yang artinya subjek tersebut kurang memiliki dan ikatan emosional yang tidak kuat terhadap komunitasnya. Sense of community dapat dikembangkan dengan adanya kegiatan-kegiatan bersama komunitas (Ishida, Asai, Senoo, & Yamanoi, 2014), dan memperbaiki hubungan dengan lingkungan sekitar tempat tinggal (Prezza, Amici, Roberti, & Tedeschi, 2001). Jika dikaitkan dengan komunitas ojek online dapat melakukan kopi darat guna meningkatkan hubungan antar anggota komunitas dan tiap anggota komunitas bisa saling berinteraksi dengan baik. Penelitian dari Francis, Giles-Corti, Wood, &

Knuiman (2012) menunjukkan bahwa ruang publik yang berkualitas tinggi merupakan setting yang penting dalam meningkatkan sense of community khususnya pada ruang terbuka publik dan tempat perbelanjaan.

Selanjutnya, dengan dapat meningkatkan partisipasi dalam group.

Meningkatkan partisipasi dalam komunitas dapat dilakukan dengan membuat kegiatan rutin dan semua anggota diharapkan dapat ikut dalam proses pengambilan keputusan sehingga setiap anggota tahu hal-hal apa saja yang diputuskan dalam grup dan mengambil bagian dalam pengambilan keputusan tersebut.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa hasil penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel resiliensi komunitas diketahui bahwa sebanyak sebanyak 236 orang atau sebesar 60.6%, berada pada rentang kategori tinggi. Sedangkan sebanyak 153 orang atau sebesar 39.4% berada pada rentang kategori sedang.

2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel sense of community diketahui bahwa sebanyak 101 orang atau sebesar 26,0% berada pada rentang kategori tinggi, sebanyak 263 orang atau sebesar 67.6% berada pada rentang kategori sedang. Dan sebanya 25 orang atau sebesar 6,4% berada pada rentang kategorisasi rendah

3. Berdasarkan analisa statistik, terdapat hubungan positif yang signifikan antara sense of community dengan resiliensi komunitas ojek Online pada masa pandemi Covid-19 dengan kontribusi efektif sebesar 3.8%. sedangkan sisanya 96.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

(59)

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, peneliti menemukan beberapa saran yang bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun saran-saran yang peneliti berikan setelah meneliti masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Saran Metodologis

a. Kontribusi sense of community terhadap resiliensi komunitas hanya sebesar 3.8%, sedangkan sisanya sebesar 96.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi pada Resiliensi Komunitas, seperti: dukungan sosial, social embeddedness.

b. Bagi peneliti selanjutnya, akan lebih baik apabila mengambil sampel yang lebih luas dan lebih banyak, dikarenakan peneliti hanya mengambil sampel dari kota medan saja dan juga untuk langkah baiknya peneliti selanjutnya mendapatkan hasil wawancara disamping sudah dapat data dari hasil kuesioner agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih detail.

2. Saran Praktis

a. Bagi Komunitas Ojek Online, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan mengenai sense of community berhubungan positif dengan Resiliensi Komunitas. Semakin tinggi sense of community pada driver ojek online

(60)

b. Kemudian diharapkan bagi Driver OJOL untuk tetap menjaga sense of community nya tetap baik pada setiap situasi yang ada. Karena dengan tetap menjaga Sense of communitydengan baik maka ketika komunitas sedang mengalami masalah, mereka akan bisa menghadapinya dan menanggulanginya dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Alat ukur adalah skala sense of humor yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek sense of humor dari teori Thorson &amp; Powell (1997) dan skala

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara sense of community dengan

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara sense of community dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada narapidana laki-laki kasus narkotika pada masa pandemi Covid-19 di Rumah

Komponen family sense of coherence yang memberikan sumbangan paling besar terhadap resiliensi keluarga adalah komponen comprehensibility yang didefinisikan sebagai

Tingginya Sense of community yang dimiliki Hijabers Community dalam proses kognitif (self system) menjadikan evaluasi diri individu lebih ke arah positif mengenai

Keputusan Pengguna 0,875 Reliabel Sumber : Data diolah, 2020 Tabel di atas menunjukkan hasil dari pengujian reliabilitas yang menunjukkan bahwa semua variabel, yaitu variabel bebas

Bentuk kesulitan tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini: Bagan 1 Bentuk Kesulitan Belajar Siswa Kelas XII Dari bagan di atas, dapat peneliti jelaskan bahwa bentuk kesulitan