• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sementara itu, pada tahun 2020 pelaku usaha meningkat hingga 13.541 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinas Koperasi dan UMKM, 2021)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sementara itu, pada tahun 2020 pelaku usaha meningkat hingga 13.541 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinas Koperasi dan UMKM, 2021)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kalimantan Utara merupakan Provinsi yang memiliki potensi yang sangat baik dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, khususnya pada wisata Kuliner Pesisir di Kecamatan Nunukan. Kelurahan Nunukan Barat. Kabupaten Nunukan. Karena letaknya yang berada diperbatasan antara Malaysia dengan Indonesia maka hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan inovasi dan kreatifitas mereka. Selain itu juga dapat membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat umum yang berada di daerah tersebut. Pada tahun 2019 jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Nunukan tercatat sebanyak 2.756 Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Sementara itu, pada tahun 2020 pelaku usaha meningkat hingga 13.541 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinas Koperasi dan UMKM, 2021).

Pemerintah mencatat lonjakan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Nunukan selama masa pandemi COVID-19, meskipun adanya pemberlakuan pembatasan pengunjung dan jam pelayanan oleh Pemkab Nunukan yang melalui Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2020. Hal ini juga sangat mempengaruhi jumlah wisatawan dan jumlah pendapatan bagi para pelaku usaha. Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Nunukan. Namun dalam rangka mempertahankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pemerintah Kabupaten Nunukan memberi bantuan berupa uang sebesar 2 juta kepada 250 UMKM, TribunKaltara, 2021. Sehingga UMKM di Kabupaten mampu bertahan ditengah masa pandemi COVID-19 bahkan mengalami peningkatan jumlah UMKM dan memberi dampak positif bagi perekonomian

(2)

2

Kabupaten Nunukan, para pelaku usaha juga memiliki peluang untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas yang mereka miliki. Sehingga tanpa disadari Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini menjaga perekonomian daerah.

UMKM jugs berada di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Di negara berkembang keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Hal ini dapat dibuktikan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah mampu menggerakkan roda perekonomian bangsa dan mengurangi jumlah pengangguran. UMKM merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum, khususnya di Indonesia. Kepanjangan dari UMKM itu sendiri ialah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pemerintah Indonesia menuangkan pengertian UMKM dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia sudah mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Persaingan bisnis di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini yang mendorong para pelaku usaha untuk selalu membuat konsumen mereka merasa puas terhadap produk yang di tawarkan dan memberikan pelayanan yang optimal. Selain itu, dalam mencapai tujuan perusahaan dan pengelolaannya pelaku usaha juga harus memiliki sumber daya manusia yang optimal.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan sebuah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau Perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan dan bertahan lama atau tidaknya sebuah UMKM. Menyadari betapa pentingnya peranan sumber daya manusia, maka para pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah harus banyak melakukan kegiatan untuk mengoptimalkan kinerja para karyawan produksi sehingga mampu memberi pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Salah satu upaya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kualitas kinerja karyawan, para pelaku usaha mikro, kecil dan

(3)

3

menengah harus menerapkan sistem budaya kerja yang baik, memberikan pelatihan kerja, memberi motivasi dan menyeleksi karyawan sesuai dengan tingkat pendidikan.

Menurut Dessler (2015), kinerja karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Kemudian menurut Robbins (2015), kinerja dapat menjadi hasil dari seorang individu atau dapat berupa hasil dari kerja kelompok dalam satu organisasi.

Pada kenyataannya masih banyak masalah sumber daya manusia yang terjadi di UMKM Kuliner pesisir di Desa Nunukan. Seperti rendahnya motivasi dan pelatihan kerja yang diberikan oleh para pelaku usaha terhadap karyawan produksinya sehingga membuat kinerja karyawan kurang optimal. Berdasarkan hasil pra survey dan pra wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaku usaha mengenai bagaimana kualitas kinerja karyawan produksinya dan peneliti mendefinisikan ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kualitas kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan yaitu kurangnya pelatihan kerja yang di berikan oleh pelaku usaha terhadap karyawan produksinya, penerapan budaya kerja yang belum optimal sehingga masih terdapat kelalaian dalam menyelesaikan tugas, tingkat pendidikan, dan kurangnya motivasi yang diberikan oleh para pelaku usaha. Faktor lainnya juga dapat dilihat dari tidak adanya peraturan yang tegas dari pelaku usaha terhadap karyawan produksi sehingga kualitas kinerja mereka kurang optimal, kelalaian mereka juga disebabkan oleh jam kerja yang tidak jelas, dan pelayanan yang diberikan terhadap konsumen kurang optimal.

Pelatihan kerja yang belum optimal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas kinerja karyawan menurun. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pelatihan kerja memberikan dampak positif bagi karyawan produksi, pelaksanaan pelatihan yang sesuai dengan prosedur apa yang akan

(4)

4

mereka kerjakan kedepannya membantu karyawan dalam memberikan kemampuan terbaik mereka. (Darwis Akbari, Netti Nurlenawati, Flora Fatricia Anggela, 2020).

Faktor lainnya ada tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, bahwa tingkat Pendidikan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM (Ismartaya, 2021). Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas kinerja karyawan produksi, berdasarkan hasil penelitian dari Helmawati, Ethika, Rahmat Hidayat (2017), bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan produksi UMKM.Dan faktor yang terakhir ialah budaya kerja. Pengertian budaya kerja menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa budaya kerja adalah: praktik yang dilakukan berulang kali oleh karyawan dalam suatu organisasi, dan tidak ada sanksi tegas atas pelanggaran praktik ini, tetapi dari pelaku organisasi, praktik ini adalah praktik yang harus dipatuhi konteksnya. Menurut Robbins (2015), menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan satu sistem berbagi arti yang dilakukan oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna yang dianut bersama ini, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah peneliti ingin menganalisis bagaimana pengaruh variabel-variabel diatas terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat suatu kesenjangan (gap), yaitu research gap. Perbedaan hasil dari penelitian–penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Hasil penelitian yang berbeda–beda juga menunjukkan adanya research gap mengenai pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan produksi. Hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain:

(5)

5

Tabel 1. 1

Gap Positif Negatif

Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan

Seia Piantara (2021) Dewi Lina (2014) Nina Pastian (2014) Ethika (2017) Pengaruh pelatihan kerja

terhadap kinerja karyawan

Anton Tulim (2015) Bode Lumanauw (2017)

Erni Sukmawati (2020)

Pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan

Flavia Henriques (2014) Defi Lia Safitri (2018)

Evert Fandi Mandang (2017)

Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

Rahadian Fernanda (2016) Helmawati (2017)

Seia Piantara (2021)

Utama (2012)

Sumber: Dikembangkan untuk penelitian, 2022

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat penting nya pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir

Selain research gap, juga terjadi fenomena gap dari latar belakang masalah yang telah diuraikan. Fenomena gap adalah kesenjangan yang terjadi di antara teori dan fakta yang ada. Permasalahan di UMKM Kuliner Pesisir ini terkait dengan Sumber Daya Manusia, hampir setiap bulan ada karyawan produksi yang resign dari salah satu UMKM Kuliner Pesisir, adanya penurunan jumlah wisatawan domestik dan setempat hal ini juga berdampak pada jumlah pendapatan untuk para pelaku usaha.

Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Kuliner Pesisir, salah satunya

(6)

6

adalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang menurun, akan membuat hasil pekerjaannya pun semakin buruk. Selain itu, ada juga konsumen yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh karyawan produksi, misalkan karyawan yang kurang ramah terhadap konsumen, ada juga kesalahan dalam pembuatan produk yang di pesan oleh konsumen dan adanya keluhan dari konsumen mengenai karyawan produksi yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak sebab, diantaranya adalah kurangnya pelatihan kerja yang diberikan oleh pelaku usaha terhadap karyawan produksi, penerapan budaya kerja yang belum optimal, pelaku usaha yang tidak memberikan motivasi dan pendekatan yang baik sehingga mempengaruhi semangat kerja pada karyawannya berkurang, dan tingkat pendidikan juga merupakan salah satu hal yang penting dalam seleksi penerimaan karyawan produksi bagi para pelaku usaha. Dengan adanya permasalahan tersebut diduga adanya pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan produksi.

Dari uraian diatas dan berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kinerja karyawan produksi melalui penelitian yang berjudul: “PENGARUH BUDAYA KERJA, PELATIHAN KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KULINER PESISIR DI DESA NUNUKAN KABUPATEN NUNUKAN”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(7)

7

1. Bagaimana pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM kuliner pesisir di Desa Nunukan?

2. Bagaimana pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM kuliner pesisir di Desa Nunukan?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM kuliner pesisir di Desa Nunukan?

4. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM kuliner pesisir di Desa Nunukan?

5. Bagaimana pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan dan motivasi terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk menganalisis pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan

2. Untuk menganalisis pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan

3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan 4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan produksi pada

UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan

5. Untuk menganalisis pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan, dan motivasi terhadap kinerja karyawan produksi pada UMKM Kuliner Pesisir di Desa Nunukan Kabupaten Nunukan

(8)

8

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pelengkap studi empiris tentang kinerja karyawan produktif, yang disebut sebagai pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan dan motivasi, serta membuka peluang untuk penelitian selanjutnya dalam konteks serupa.

1.4.2 Manfaat Secara Praktis

a) Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu pengaruh budaya kerja, pelatihan kerja, tingkat pendidikan dan motivasi terhadap kinerja karyawan produksi yang nantinya akan menjadi bekal untuk menempuh dunia kerja sebagai seorang pengusaha.

b) Bagi pelaku usaha

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan produktif yang dianggap penting dalam pengambilan kebijakan input yang efisien bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Desa Nunukan.

c) Bagi Masyarakat Umum dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pelengkap bagi peneliti lain dan memberikan informasi yang berharga bagi masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa pada hari yang cerah solar panel 20 WP menghasilkan daya yang stabil dengan daya puncak sebesar 13,17 Watt dengan

Pesawat angkat merupakan alat bantu untuk menyelesaikan proyek konstruksi yang berhubungan dengan pengangkatan dan pemindahan serta penempatan material atau

Berdasarkan hasil penelitian Gumiarti (2011) mengenai hubungan antara status sosial orang tua dengan kekerasan fisik pada anak umur 3-6 tahun di kabupaten jember dengan sampel

Kemampuan apa yang kamu kuasai sekarang? Apakah kamu sudah dapat memahami isi iklan dengan baik? Apakah kamu sudah dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan dengan baik? Tentu

Sintesis pertama kali dilakukan pada tahun 1960, memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya yaitu menghasilkan analgesia pasca operasi yang baik,

Citra telur ayam yang digunakan dilakukan pengujian dengan menggunakan data citra telur tunggal, dan data citra telur kelompok, dan dari pengujian yang telah

Berdasarkan masalah yang ada di atas terkait dengan tiga aspek paradigma museum, maka dibutuhkan suatu perancangan yang terintegerasi, berkaitan dengan solusi