• Tidak ada hasil yang ditemukan

LogoType FREE PPT TEMPLATES INSERT THE TITLE OF YOUR PRESENTATION HERE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LogoType FREE PPT TEMPLATES INSERT THE TITLE OF YOUR PRESENTATION HERE."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

FREE PPT TEMPLATES

INSERT THE TITLE

OF YOUR PRESENTATION HERE

(2)

Dalam rangka meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kota Salatiga melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Salatiga telah menyusun Buku Profil Kemiskinan Kota Salatiga Tahun 2020.

Buku ini menggambarkan tentang kondisi kemiskinan makro dan mikro di Kota Salatiga. Data kondisi kemiskinan makro bersumber dari Survey Sosial Ekonomi (Sunsenas) dan kondisi kemiskinan mikro bersumber dari Basis Data Terpadu 2019 di update melalui verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh Kementrian Sosial menggunakan aplikasi SIKS-NG. Basis Data Terpadu dapat digunakan untuk melakukan analisis atau perencanaan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan serta untuk menetapkan sasaran penerima manfaat program-program perlindungan sosial.

Dengan tersusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan dan program-program yang dapat menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga.

Terimakasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi pada penyusunan Buku Profil Kemiskinan Kota Salatiga, dengan harapan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Salatiga, -- -- 2020

KEPALA BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA SALATIGA

---

(3)

Tabel 1.1

Presentase penduduk berumur 7-24 tahun menurut karakteristik dan status pendidikan, 2019 ...

22

Tabel 1.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Formal dan Non Formal Penduduk menurut Karakteristik dan Jenjang Pendidikan, 2019 ...

25

Tabel 1.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Formal dan Non Formal Penduduk menurut Karakteristik dan Jenja ng Pendidikan, 2019 ...

28

Tabel 1.4 Capaian Indikator Dimensi Kesehatan ... 32

Tabel 1.5 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang ditempati, 2019 ... 33 Tabel 1.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2019 ... 34

Tabel 1.7 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2019 ... 34

Tabel 1.8 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk Memasak/ Mandi/ Cuci/ dll, 2019 .. 35

Tabel 1.9 Rumah Tidak Layak Huni BDT 2019 ... 45

Tabel1.10 Sumber Penerangan Utama BDT 2019 ... 47

Tabel 2.1 Fasilitas Buang Air Besar BDT 2019 ... 48

Tabel 2.2 Tempat Pembuangan Akhir Tinja BDT 2019 ... 49

Tabel 2.3 Sumber Air Minum BDT 2019 ... 50

Tabel 2.4 Jumlah Penyandang Disabilitas BDT 2019 ... 51

Tabel 2.5 Jumlah Penderita Penyakit Kronis BDT 2019 ... 52

Tabel 2.6 Partisipasi Sekolah BDT 2019 ... 53

Tabel 2.7 Ijazah Tertinggi yang dimiliki BDT 2019 ... 54

Tabel 2.8 Status Bekerja (KRT) Usia diatas 15 tahun per Kecamatan BDT 2019 ... 55 Tabel 2.9 Lapangan Usaha dari Pekerjaan Utama BDT 2019 . 56

(4)

0 1

0 4

Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota

Salatiga ... 3

Gambar 1.2 Perkembangan Tingkat Ketimpangan di Kota Salatiga ... 11

Gambar 1.3 Perkembangan Garis Kemiskinan di Kota Salatiga ... 13

Gambar 1.4 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan.. 16

Gambar 1.5 Perkembangan Upah Minimum Regional Kota Salatiga ... 21

Gambar 1.6 Angka Partisipasi Murni Kota Salatiga ... 23

Gambar 1.7 Angka Partisipasi Kasar Kota Salatiga ... 26

Gambar 1.8 Angka Partisipasi Sekolah Kota Salatiga ... 29

Gambar 1.9 Usia Harapan Hidup Kota Salatiga ... 31

Gambar1.10 Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Salatiga .... 36

Gambar 2.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Salatiga 37 Gambar 2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Salatiga ... 37

Gambar 2.2 Tingkat Kesejahteraan Kepala Rumah Tangga B DT 2019 ... 26

Gambar 2.3 Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Ke Atas) yang Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 39

Gambar 2.4 Tingkat Kesejahteraan Anggota Rumah Tangga BDT 2019 ... 42

Gambar 2.5 Jumlah Rumah Tangga Sasaran Per Kecamatan BDT 2019 ... 42

Gambar 2.6 Tingkat Kesejahteraan Anggota Rumah Tangga BDT 2019 ... 43

Gambar 2.7 Jumlah Individu Sasaran Per Kecamatan BDT 2019 ... 43

Gambar 2.8 Rumah Tidak Layak Huni BDT 2019 ... 44

(5)

AKABA Angka Kematian Balita

AKI Angka Kematian Ibu

AKB Angka Kematian Bayi

APS Angka Partisipasi Sekolah APM Angka Partisipasi Murni APK Angka Partisipasi Kasar ASKES Asuransi Kesehatan

BPNT Bantuan Pangan Non Tunai

BDT Basis Data Terpadu

GK Garis Kemiskinan

GKM Garis Kemiskinan Makanan GKNM Garis Kemiskinan Non Makanan IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah JAMKESMAS Jaminan Kesehatan Masyarakat KIP Kartu Indonesia Pintar

KIS Kartu Indonesia Sejahtera

KK Kartu Keluarga

KKS Kartu Keluarga Sejahtera KPS Kartu Perlindungan Sosial

KRT Kepala Rumah Tangga

PBI Penerima Bantuan Iuran PLN Perusahaan Listrik Negara PKH Program Keluarga Harapan RASKIN Beras Miskin

RASTRA Beras Sejahtera

SD Sekolah Dasar

SLS Satuan Lingkungan Setempat SMP Sekolah Menengah Pertama SMA Sekolah Menengah Atas SUSENAS Survey Sosial Ekonomi

SPAL Saluran Pembuangan Air Limbah

TKPK Tim Koordinasi penanggulangan Kemiskinan TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPT Tingkat Pengangguran Terbuka UMK Upah Minimum Kabupaten/Kota

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR SINGKATAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DATA MAKRO I KONSEP A Konsep Umum Kemiskinan ... 1

B Metodologi Kemiskinan ... 2

II KEMISKINAN A Dimensi Konsumsi ... 3

B Posisi Relatif Kab/Kota ... 4

C Perubahan Persentase Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi ... 5

D Indikator Kemiskinan ... 9

E Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) ………. 10

F Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan ... 11

G Garis Kemiskinan ... 13

H Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar Terhadap Garis Kemiskinan ... 16

I Persentase Penduduk Miskin Menurut Perkotaan- Perdesaan ... 17

J Gini Ratio Jawa Tengah ... 18

K Upah Minimum Regional ... 21

(7)

A Dimensi Non Konsumsi (Pendidikan) ... 22

B Angka Partisipasi Murni (APM) ... 23

C Angka Partisipasi Kasar (APK) ... 26

D Angka Partisipasi Sekolah (APS) ... 29

IV KESEHATAN A Kesehatan ... 31

B Derajat Kesehatan ... 32

V INFRASTRUKTUR DASAR A Status Kepemilikan Rumah ... 33

B Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar ... 33

C Tempat Pembuangan Akhir Tinja ... 34

D Sumber Air Minum Utama ... 35

VI KETENAGAKERJAAN A Pengangguran Terbuka ... 36

B Partisipasi Angkatan Kerja ... 37

C Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) yang Bekerja ... 39

DATA MIKRO SOSIAL ... 42

INFRASTRUKTUR DASAR ... 44

KESEHATAN ... 51

PENDIDIKAN ... 53

KETENAGAKERJAAN ... 55

PENUTUP PENUTUP ... 58

(8)

MAKRO

(9)

KONSEP KEMISKINAN MAKRO

GK Makanan

Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi- umbian, ikan, daging, telur, susu, sayuran,

kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

GK Non Makanan

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

.

DEFINISI UMUM KEMISKINAN

GARIS KEMISKINAN(GK)

KONSEP KEMISKINAN

A. KONSEP UMUM KEMISKINAN

Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya (pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik) untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

INDEKSKEDALAMAN KEMISKINAN (P1)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)

Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.

Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

KOMPONENGK

(10)

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).

Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran

kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kkalori per kapita per hari).

Garis kemiskinan bukan makanan

adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki

rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Metode ini dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil

penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu

ke waktu (apple to apple).

(11)

II. KEMISKINAN

A. DIMENSI KONSUMSI

Di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019, tingkat kemiskinan di Kota Salatiga berada di urutan 2 terendah setelah Kota Semarang. Pada tahun 2019, tingkat kemiskinan di Kota Salatiga sebesar 4,76%, penurunan tersebut merupakan yang paling rendah dari tahun- tahun sebelumnya. Dilihat dari sisi perkembangan antar waktu dari tahun 2015 hingga 2019, Kota Salatiga terus mengalami penurunan persentase penduduk miskin. Rata-rata penurunan kemiskinan di Kota Salatiga dari tahun 2015 hingga 2019 adalah sebesar 0,23%

poin.

Arah penurunan kemiskinan di Kota Salatiga relevan dengan penurunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Penurunan kemiskinan di Kota Salatiga termasuk membaik mampu melampaui kemiskinan Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota Salatiga

- 2.00 4.00 6.00

2015 2016 2017 2018 2019

5.80 5.24 5.07 4.84 4.76

Persentase Penduduk Miskin

Persentase kemiskinan Kota Salatiga tahun 2019 sebesar 4,76%

atau turun sebanyak 0,08% poin.

8.00 9.00 10.00 11.00

2015 2016 2017 2018 2019

10.60 9.70 9.60 9,24 9,21

Jumlah Penduduk Miskin

Tahun 2019 Penduduk Miskin Kota Salatiga tetap sebanyak 9,20

(12)

Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019

B. POSISI RELATIF KAB/KOTA 2019

3.98 4.76 6.60 6.66 6.68 7.04 7.14 7.46 7.47 7.64 8.35 8.70 9.41 9.42 9.46 9.53 9.55 9.71 10.25 10.67 10.73 11.32 11.45 11.77 11.86 12.28 12.53 12.79 14.76 14.95 15.03 15.41 16.22 16.63 16.82

02 46 108 1214 1618

Kota Semarang Kota Salatiga Kota Pekalongan Kab. Jepara Kab. Kudus Kab. Semarang Kab. Sukoharjo Kota Magelang Kota Tegal Kab. Tegal Kab. Batang Kota Surakarta Kab. Kendal Kab.… Kab. Pati Kab. Boyolali Kab.… Kab. Pekalongan Kab. Wonogiri Kab. Magelang Kab. Cilacap Kab. Blora Kab. Purworejo Kab. Grobogan Kab. Demak Kab. Klaten Kab. Banyumas Kab. Sragen Kab.… Kab. Rembang Kab. Purbalingga Kab. Pemalang Kab. Brebes Kab. Wonosobo Kab. Kebumen

Di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional

14 Kabupaten

(Kab. Blora 11,32%, Kab. Purworejo 11,45%, Kab. Grobogan 11,77%, Kab. Demak 11,86%, Kab. Klaten 12,28%, Kab.

Banyumas 12,53%, Kab. Sragen 12,79%, Kab. Banjarnegara 14,76%, Kab. Rembang 14,95%, Kab. Purbalingga 15,03%, Kab.

Pemalang 15,41%, Kab. Brebes 16,22%, Kab. Wonosobo 16,63%, Kab. Kebumen 16,82%)

Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan diatas Nasional

9 Kabupaten

(Kab. Kendal 9,41%, Kab. Temanggung 9,42%, Kab. Pati 9,46%, Kab. Boyolali 9,53%, Kab. Karanganyar 9,55%, Kab. Pekalongan 9,71%, Kab. Wononogiri 10,25%, Kab. Magelang 10,67%, Kab.

Cilacap 10,73%) Di bawah

Provinsi Jawa Tengah dan

12 Kabupaten/Kota

(Kota Semarang 3,98%, Kota Salatiga 4,76%, Kota Pekalongan 6,60%, Kab. Jepara 6,66%, Kab. Kudus 6,68%, Kab. Semarang

(13)

Perubahan Persentase Kemiskinan

(persen poin) Perubahan Jumlah Penduduk Miskin

(Ribu Jiwa)

Jawa Barat

Jawa Timur

Jawa Tengah

Kalimantan Timur

Kepulauan Riau

Sulawesi Utara Sumatera Selatan

Nusa Tenggara Barat

Lampung Bangka Belitung

Sumatera Barat

Sulawesi Tenggara

Gorontalo Kalimantan Barat

Papua Barat

Sulawesi Tengah -5.30 -1.33 0.99 -0.81 -3.70 0.31 -0.53

0.15 1.85 1.14 1.02 4.43

14.42

301.50 34.83

363.10 134.57

544.3 118.56

-0.26 -0.21 -0.14 -0.11

-0.09 -0.09 -0.08 -0.08 -0.04 -0.02 -0.01

0.01 0.04 0.07 0.09 0.12 0.12 0.16 0.17 0.19 0.31

0.83 0.84 0.89 0.98

1.11 DKI Jakarta

Banten

Kalimantan Utara

Sulawesi Selatan

Bengkulu Sumatera Utara

Papua

Jambi

Kalimantan Tengah

Aceh

Riau Kalimantan Selatan

Maluku Utara Maluku

-2.42 5.15 1.70 7.84 10.42

3.77 4.58 8.28 3.18

-0.13

0.03 0.09 0.10 0.11 0.12

0.28

1.06

DI Yogyakarta

Nusa Tenggara Timur

Bali

Sulawesi Barat

8.21 22.79 4.21 17.25 9.35 24.30

C. PERUBAHAN PERSENTASE KEMISKINAN DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI, SEPTEMBER 2019 – MARET 2020

(14)

13.58 13.32 13.27 13.19 13.01

12.23

11.32

11.19

10.80 10.58

11.41

Sep’

19 Mar’

19 Mar’

15 Mar’

17 Mar’

16 Sep’

15 Sep’

16

Sep’

17

Sep’

18 Mar’

18

Mar’

20 PERKEMBANGAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

DI JAWA TENGAH, MARET 2015 – MARET 2020

• Persentase Penduduk Miskin pada Maret 2020 sebesar 11,41 persen, naik 0,83

persen poin

dibanding September 2019, sementara kenaikan kemiskinan

Indonesia sebesar 0,56 persen poin

• Pada periode Maret 2019 – Maret 2020, persentase penduduk miskin

naik 0,61 persen poin, sementara

kenaikan kemiskinan Indonesia

0,37 persen poin

Persentase Penduduk Miskin Sept’19 - Maret’20

0,83

(15)

4,577.04

4,505.784,506.89

4,493.75 4,450.72

4,197.49

3,897.20

3,867.42

3,743.233,679.40 3,980.90 Sep’17

Mar’15

Mar’17 Mar’16

Sep’15 Sep’16

Mar‘18 Sep’18

Mar‘19 Sep’19

Mar‘20 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH (RIBUAN ORANG), MARET 2015 – MARET 2020

• Jumlah Penduduk Miskin pada Maret 2020 sebesar 3,98 juta orang,

naik 301,50 ribu orang

dibanding September 2019 yang sebesar 3,68 juta orang

• Pada periode Maret 2019 – Maret 2020

naik sebesar 237,67 ribu orang

yaitu dari 3,74 juta orang menjadi 3,98 juta orang

Jumlah Penduduk Miskin Sept’19 – Maret’20

301,50ribu

(16)

Rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 dan 2 mengalami

peningkatan

Menurut desil pengeluaran per kapita per bulan ,rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 dan Desil 2 periode September 2019 – Maret 2020 hanya mengalami sedikit peningkatan masing-masing sebesar 0,50 persen dan1,21

persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuh an GK pada periode tersebut yang meningkat sebesar 3,51 persen.

Inflasi umum cukup rendah

Selama periode September 2019 – Maret 2020 tingkat inflasi umum cukup rendah yaitu sebesar 1,28 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Januari 2020, Februari 2020 dan Maret 2020 selalu berada di atas 100 namun terus menurun, dengan nilai berturut-turut sebesar 104,03;

103,29; dan 102,12.

FAKTOR-FAKTOR TERKAIT TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH PERIODE

SEPTEMBER 2019 – MARET 2020

(17)

Headcount Index (P0): Persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

Poverty Gap Index (P1)/Indeks Kedalaman Kemiskinan: Ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.

Poverty Severity (P2)/Indeks Keparahan semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Formula: Foster-Greer-Thorbecke (FGT)formula

P0 P1 P2

D. INDIKATOR KEMISKINAN

Provinsi A

tahun 2018 Provinsi A tahun 2019 Contoh:

• Jumlah Penduduk

= 11

• Tingkat Kemiski nan = 36,35%

Contoh:

• Jumlah

• Kemiskinan

= 27,27%

Penduduk

= 11

• Tingkat

● ●

● ● ●

● ●

● ●

● ● ●

● ●

● ● ●

GK

GK

Ilustrasi: Provinsi A tahun 2019 kemiskinan menurun dibanding tahun 2018.

Pada tahun 2018 terdapat 4 individu di bawah GK. Pada tahun 2019, di Provinsi A satu individu berhasil keluar dari GK dan sisanya mengalami kenaikan pengeluaran namun tidak secepat kenaikan GK. Dengan demikian, Provinsi A memiliki Po yang turun tetapi tingkat kedalaman kemiskinan membesar (P1 naik). Lihat ilustrasi perubahan P1 dengan membandingkan tanda panah.

PENURUNAN P0 TIDAK SELALU DIIRINGI DENGAN PENURUNAN P1 DAN P2 Kemiskinan adalah dinamis. Setiap periode terjadi fenomena:

“Penduduk yang jatuh dari tidak miskin menjadi miskin atau sebaliknya”

(18)

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 1,434 pada September 2019 menjadi 1,720 pada Maret 2020. Indeks Keparahan Kemiskinan juga naik dari 0,279 menjadi 0,342 pada periode yang sama.

E. INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN

INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)

(19)

F. POSISI RELATIF INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN DAN KEPARAHAN KEMISKINAN

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) di Kota Salatiga pada tahun 2019 semakin membaik. Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukan seberapa sulit mengangkat atau mengeluarkan orang miskin dari Garis Kemiskinan (GK), sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan akan menilai sejauh mana GAP atau perbedaan konsumsi antar penduduk miskin. Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Salatiga tahun 2019 adalah 0,83 sedangkan angka Provinsi sebesar 1,53 dan Nasional 1,55. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Salatiga yaitu 0,20 lebih rendah dibanding Provinsi sebesar 0,30 dan Nasional sebesar 0,37. (Gambar 1.2)

Angka P1 dan P2 di Kota Salatiga tersebut berada dibawah capaian Provinsi dan Nasional pada tahun 2019 merupakan angka yang sudah menurun dari tahun sebelumnya. Selama kurun waktu terakhir, perkembangan penurunan P1 dan P2 cenderung fluktuaktif. Pada tahun 2016 mengalami penurunan tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, P1 Kota Salatiga turun dari angka 1,07 pada tahun 2015 menjadi 0,60 pada tahun 2016, kemudian mengalami kenaikan lagi menjadi 0,83 pada tahun 2019.

Gambar 1.2 Perkembangan Tingkat Ketimpangan di Kota Salatiga

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalogan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal

1.28 2.52 2.24 2.38 2.58 0.84 2.44 0.98 1.02 1.46 0.87 0.82 1.45 2.31 0.90 1.59 2.32 1.47 0.83 0.64 1.61 0.63 0.51 1.47 0.69 1.17 2.55 0.64 2.31 0.99 1.6 0.83 0.57 0.92 1.15

Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019

Kab/Kota Jawa Tengah (1,53) Nasional (1,55)

(20)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalogan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal

0.21 0.67 0.47 0.55 0.65 0.10 0.46 0.17 0.14 0.27 0.14 0.11 0.35 0.59 0.13 0.34 0.48 0.31 0.17 0.10 0.34 0.08 0.05 0.32 0.08 0.20 0.57 0.09 0.47 0.19 0.48 0.20 0.12 0.18 0.24

Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah 2019

Kab/Kota Jawa Tengah (0,30)) Nasional (0,37)

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20

2015 2016 2017 2018 2019 1.07

0.60 0.85

0.69 0.83

Indeks Keparahan Kemiskinan (P1) Kota Salatiga 2019

0.26

0.11 0.21

0.13 0.20

- 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30

2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P2) Kota

Salatiga 2019

(21)

G. GARIS KEMISKINAN

Garis Kemiskinan (GK) Kota Salatiga pada tahun 2019 adalah sebesar Rp.

418.955 berada dibawah GK Provinsi sebesar Rp. 369.385 dan Nasional sebesar Rp. 404.398. Pada umumnya Garis Kemiskinan akan cenderung naik seiring dengan perkembangan inflasi dari tahun ke tahun. Seperti halnya yang terjadi pada Kota Salatiga di mana GK pada tahun 2015 sebesar Rp. 337.511 dan menjadi sebesar Rp. 418.955 pada tahun 2019.

GK terendah di Jawa Tengah ditempati Kabupaten Batang dan GK tertinggi ditempati oleh Kota Magelang yaitu RP. 481.282. (Gambar 1.3)

Gambar 1.3 Posisi Relatif Garis Kemiskinan Kab/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 (Kapita Per Bulan)

0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000

Kab. Batang Kab. Banjarnegara Kab. Temanggung Kab. Magelang Kab. Wonogiri Kab. Boyolali Kab. Sragen Kab. Blora Kab. Sukoharjo Kab. Cilacap Kab. Wonosobo Kab. Purworejo Kab. Purbalingga Kab. Kebumen Kab. Karanganyar Kab. Tegal Kab. Kendal Kab. Pemalang Kab. Grobogan Kab. Semarang Kab. Pekalogan Kab. Rembang Kab. Banyumas Kab. Jepara Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Demak Kab. Brebes Kota Salatiga Kab. Pati Kota Pekalongan Kota Tegal Kota Surakarta Kota Semarang Kota Magelang

286.116 301.792 310.176 325.921 327.364 332.996 335.334 335.837 337.319 337.572 340.827 345.458 355.702 362.847 365.151 365.334 369.769 372.115 375.521 377.674 382.832 384.561 385.140 386.693 405.537 406.470 411.202 414.642 418.955 423.922 425.026 465.047 473.516 474.930 481.282

337.511 345.146 359.944 380.856

418.955

- 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000

2015 2016 2017 2018 2019

Garis Kemiskinan

Kota Salatiga Tahun 2015-2019 (Kapita Per Bulan)

Grafis Kemiskinan dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan dan harga kebutuhan pokok masyarakat (perlu peran strategis TPID).

(22)

GARIS KEMISKINAN PERIODE

SEBELUMNYA

INFLASI UMUM (IHK)

P – 1 . P - 20 P - 30

. . P - 100

POPULASI

REFERENSI: 20%

di atas GKS PENGELUARAN NOMINAL

MENURUT PERCENTILE

GK = GKM + GKNM GARIS

KEMISKINAN SEMENTARA (GKS)

GK dihitung per provinsi per daerah

(Kota, Desa)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN [1]

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN [2]

Komponen Garis Kemiskinan:

GK = GKM + GKNM

dimana:

GK GKM

= Garis Kemiskinan

= Garis Kemiskinan Makanan

GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-

rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis

kemiskinan.

(23)

Kebutuhan Dasar Makanan => setara dengan pemenuhan kebutuhan kalori 2.100 kkal per kapita perhari

 Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi

Kebutuhan Dasar Non Makanan => kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan

 Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN [3]

KOMPOSISI GARIS KEMISKINAN MARET 2020

74,38%

25,62%

Non makanan

 Garis kemiskinan Kota Salatiga pada tahun 2019 naik sebesar 10,00 persen, yaitu

Rp.380.856,- per kapita per bulan pada tahun 2018 menjadi Rp.418.955,- perkapita per bulan pada tahun 2019. Persentase kenaikan garis kemiskinan pada tahun 2019 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kestabilan perubahan harga

kebutuhan pokok yang banyak dikonsumsi rumah tangga menjadi salah satu kunci untuk mengurangi persentase jumlah penduduk miskin lebih rendah..

Tahun

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) Sumbangan Garis Kemiskinan (%)

Makanan Bukan

Makanan Total Makanan Bukan

Makanan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Maret 2019 272.080 97.305 369.385 73,66 26,34 100,00 September 2019 283.217 98.776 381.992 74,14 25,86 100,00 Maret 2020 294.095 101.313 395.407 74,38 25,62 100,00 Perubahan Maret 2019

– Maret 2020 (%) 8,09 4,12 7,04 - - -

Perubahan Sept 2019 –

Maret 2020 (%) 3,84 2,57 3,51 - - -

Catatan: inflasi umum pada periode September 2019 – Maret 2020 sebesar 1,28 persen

(24)

Komoditi Perkotaan (%) Komoditi Perdesaan (%)

(1) (2) (3) (4)

Makanan 73,54 Makanan 75,30

Beras 20,52 Beras 22,99

Rkok kretek filter 11,51 Rokok kretek filter 10,09

Telur ayam ras 4,54 Telur ayam ras 4,27

Daging ayam ras 4,11 Daging ayam ras 3,09

Gula pasir 3,11 Gula pasir 2,94

Mie instan 2,42 Tempe 2,61

Tempe 2,29 Mie instan 2,28

Kue basah 1,96 Tahu 2,19

Tahu 1,93 Bawang merah 2,12

Kue

kering/biscuit 1,75 Kue basah 2,08

Komoditi makanan lainnya

19,41 Komoditi makanan lainnya

20,65

Bukan Makanan 26,46 Bukan Makanan

Perumahan 6,37 Perumahan 6,91

Bensin 4,63 Bensin 3,97

Listrik 3,04 Listrik 2,03

Pendidikan 2,31 Pendidikan 1,38

Perlengkapan mandi 1,26 Kesehatan 1,19

Komoditi bukan makanan lainnya

8,87 Komoditi bukan makanan lainnya

9,22

Total 100,00 Total 100,00

H. KOMODITI YANG MEMBERI PENGARUH BESAR TERHADAP

GARIS KEMISKINAN, MARET 2020 (PERSEN)

Gambar 1.4 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan

(25)

10.80% 10.58% 11.41%

• Secara umum tingkat kemiskinan di perdesaan masih lebih tinggi dari pada kemiskinan di

perkotaan

• Pada September 2019 – Maret 2020 kenaikan persentase kemiskinan di perkotaan lebih cepat yaitu 1,10 persen poin dan di perdesaan naik 0,54 persen poin

• Namun pada periode Maret 2019 – Maret 2020, kenaikan persentase kemiskinan di perkotaan lebih cepat yaitu 0,89 persen poin dan di perdesaan juga naik sebesar 0,32 persen poin

8,99% 12,26%

Kota Desa

SEPTEMBER 2019 9,20% 12,48 %

Kota Desa

MARET 2019

10,99% 12,80%

Kota Desa

MARET 2020 I. PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PERKOTAAN – PERDESAAN, MARET 2019 – MARET

2020

(26)

Gini Ratio Maret 2020

0,362

Naik 0,004 poin dibanding Gini Ratio September 2019 (0,358) dan naik 0,001 poin dibanding Gini Ratio Maret 2019 (0,361)

 Artinya: ketimpangan mengalami kenaikan pada periode September 2019 - Maret 2020

J. GINI RATIO JAWA TENGAH, MARET 2020

Gini rasio merupakan salah satu alat untuk mengukur pemerataan pendapatan yang di hitung berdasarkan kelas pendapatan dengan skala 0-1. Gini rasio mendekati angka 0 menunjukkan semakin terjadinya pemerataan pendapatan, sebaliknya jika gini ratio mendekati angka1 menunjukkan terjadinya ketimpangan pendapatan.

Pengertian Gini Ratio

(27)

Daerah/Tahun

Kelompok Penduduk

Gini Ratio Penduduk

40 persen Terbawah

Penduduk 40 persen Menengah

Penduduk 20 persen Atas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Perkotaan

Maret 2019 17,56 37,11 45,34 0,383

September 2019 17,49 37,68 44,83 0,379

Maret 2020 17,40 37,06 45,54 0,385

Perdesaan

Maret 2019 20,53 39,75 39,73 0,318

September 2019 20,36 40,28 39,36 0,315

Maret 2020 20,33 39,87 39,80 0,319

Perkotaan dan Perdesaan

Maret 2019 18,71 37,63 43,66 0,361

September 2019 18,61 38,28 43,11 0,358

Maret 2020 18,53 37,75 43,72 0,362

DISTRIBUSI PENGELUARAN PENDUDUK PER KAPITA DAN GINI RATIO DI JAWA TENGAH,

MARET 2019 – MARET 2020

(28)

Maret 2015

Gini ratio di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan

Keterangan: Nilai Gini Ratio berada diantara 0 dan 1.

Semakin tinggi nilai Gini Ratio berarti semakin tinggi ketimpangan

0.420

0.402

0.381 0.382 0.386 0.383

0.400

0.377 0.383 0.379 0.385

0.326 0.344

0.323

0.313

0.327 0.323 0.336

0.315 0.318 0.315 0.319 0.382 0.382

0.366

0.357 0.365 0.365

0.378

0.357 0.361 0.358 0.362

TREN GINI RATIO MARET 2015 – MARET 2020

Sept 2015

Maret 2016

Sept 2016

Maret 2017

Maret 2018

Maret 2019

Maret 2020 Sept

2017

Sept 2018

Sept 2019

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Gambar

Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota Salatiga
Gambar 1.2 Perkembangan Tingkat Ketimpangan di Kota Salatiga
Gambar 1.3 Posisi Relatif Garis Kemiskinan Kab/Kota Provinsi  Jawa Tengah Tahun 2019 (Kapita Per Bulan)
Gambar 1.4 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) penelitian mengenai perkembangan organisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat pada

Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa tingkat penurunan kinerja karyawan semakin meningkat dari tahun ke tahun, di tahun 2012 jumlah karyawan yang kinerjanya menurun ada

- Melakukan sosialisasi keberadaan Komisi Informasi Provinsi dan Undang- Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik kepada publik dan masyarakat

Tujuan pembelajaran bahasa arab komunikatif ini adalah melatih peserta anak didik ataupun santri untuk lebih aktif dalam berkomunikasi langsung berbahasa arab

Publikasi Kecamatan Juntinyuat Dalam Angka 2019 merupakan publikasi lanjutan dari publikasi tahun-tahun sebelumnya yang memberikan gambaran perkembangan kemajuan di

[r]

Survei ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsumsi kerang masyarakat Semarang.. Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang diperlukan untuk kepentingan