STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN LIMBAH TERAK DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN SEGMEN KOLOM DAN BEBAN AKSIAL
KOMPONEN KOLOM SEBAGAI SUPLEMEN MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON
JURNAL
Oleh :
BAGUS ASHARI P K1512011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2017
STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN LIMBAH TERAK DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN SEGMEN KOLOM DAN BEBAN AKSIAL
KOMPONEN KOLOM SEBAGAI SUPLEMEN MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON
Bagus Ashari1, Chundakus Habsya2, Aryanti Nurhidayati3 Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret
e-mail: bagusashari.pujakesuma1994@gmail.com
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh penggunaan terak dan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom beton, (2) mengetahui pengaruh penggunaan terak dan fly ash terhadap kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton, (3) mengetahui persentase optimal penggunaan terak dan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom beton, (4) mengetahui persentase optimal penggunaan terak dan fly ash terhadap kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium bahan PTB FKIP UNS. Sampel yang digunakan berupa segmen kolom beton berdimensi 150 mm x 150 mm, tinggi 150 mm sebanyak 36 buah dan komponen kolom beton berdimensi 150 mm x 150 mm, tinggi 600 mm sebanyak 36 buah. Persentase penggunaan terak tehadap kebutuhan agregat halus yaitu 0%, 15%, 30%, dan 45%. Sedangkan Persentase penambahan fly ash terhadap kebutuhan agregat halus yaitu 0%, 15%, dan 30%.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh penggunaan terak dan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom beton dan kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton. Dalam penelitian ini menghasilkan kuat tekan segmen kolom beton tertinggi yaitu 14,73 MPa dan kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton tertinggi yaitu 66,62 kN dengan persentase penggunaan terak 30% dan fly ash 30%.
Kata Kunci : Segmen Kolom, Komponen Kolom, Terak, Fly Ash, Kuat Tekan, Beban Aksial
EXPERIMENTAL STUDY OF UTILIZATION WASTE SLAG AND FLY ASH TO COMPRESSIVE STRENGTH OF COLUMN SEGMENT AND
AXIAL LOAD OF COLUMN COMPONENTS AS SUPPLEMENT OF CONCRETE TECHNOLOGY COURSE
Bagus Ashari, Chundakus Habsya, Aryanti Nurhidayati Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret
e-mail: bagusashari.pujakesuma1994@gmail.com
Abstract: The purpose of this research were (1) determine the effect of utilization waste slag and fly ash to compressive strength of segment concrete column, (2) determine the effect of utilization waste slag and fly ash to force bear axial of components concrete column. (3) determine an optimum percentage of utilization waste slag and fly ash to compressive strength of segment concrete column. (4) determine an optimum percentage of utilization waste slag and fly ash to force bear axial of components concrete column The method used in this research was quantitative method with experimental research design in the laboratory. The sample that was used were 36 units of segment concrete column with dimension of 150 mm x 150 mm and height 300 mm and that was used were 36 units components concrete column with dimension of 150 mm x 150 mm and height 600 mm. The percentage of utilization waste slag are 0%, 15%, 30%, and 45% by demand of fine aggregate and the percentage of addition fly ash are 0%, 15%, and 30% by demand of fine aggregate. The result of the study indicate the effect of utilization waste slag and fly ash to compressive strength of segment concrete column and to force bear axial of components concrete column. The examination of this research were of compressive strength in segment concrete column and force axial in components concrete column was done at the age of 28 days. The results of the highest compressive strength segment concrete column was 14,73 MPa and the highest force bear axial components concrete column was 66,62 kN with utilization percentage 30% of waste slag and 30% of fly ash.
Keywords: Column Segment, Column Components, Slag, Fly Ash, Compressive Strength, Axial Load
PENDAHULUAN
Pembangunan rumah tentu tidak lepas dari fungsi setiap bagian penyusunnya. Salah satu bagian penyusun bangunan adalah kolom.
Dalam suatu struktur bangunan, kolom berfungsi sebagai pendukung beban-beban dari struktur bangunan bagian atas, yang meliputi: struktur atap, kuda-kuda, dan balok.
Pada suatu konstruksi bangunan, kolom merupakan komponen struktur yang paling penting karena apabila kolom mengalami kegagalan maka dapat berakibat keruntuhan seluruh struktur bangunan. Pengecoran kolom bangunan rumah sederhana pada umunya masih menggunakan cara konvensional.
Beberapa aspek yang menjadi masalah dalam pelaksanaan pengecoran kolom bangunan cara konvensional, antara lain: waktu pelaksanaan yang lama, sisa material yang menjadi limbah, kontrol kualitas sulit ditingkatkan, serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan tripleks yang semakin mahal harganya.
Habsya (2011) menyatakan bahwa pembangunan dengan cara konvensional merupakan dampak dari belum adanya produk kolom prapabrikasi yang dijual di toko-toko bahan bangunan. Oleh karena itu, salah satu inovasi mengatasi masalah pelaksanaan pengecoran yaitu dengan prapabrikasi segmen kolom beton modular. Bahan pembuatan segmen kolom tersusun dari beton pada umumnya.
Beton memiliki bahan penyusun dari campuran air, semen, agregat, dan terkadang ditambahkan campuran lain (admixture) untuk mencapai kualitas/sifat tertentu.
Tingginya kebutuhan pasir dalam hal pembangunan, membuat terjadinya eksploitasi yang berlebihan.
Disamping itu, permasalahan akan limbah menjadi sangat serius karena presentase kebutuhan pembangunan infrastruktur meningkat tiap tahun.
Kebutuhan baja domestik meningkat dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 juta ton pada 2014.
Sebagai contoh PT. Baja Kurnia, salah satu industri terbesar di kawasan Klaten. PT tersebut rata-rata memproduksi benda coran sebanyak 48 ton/minggu untuk 2 hari waktu pengecoran. Presentase kadar limbah adalah 15% dari berat bahan baku.
Jumlah limbah terak yang dihasilkan oleh PT. Baja Kurnia mencapai 7,2 ton/minggu atau 172,8 ton/bulan (Kuncoro, 2007). Terak merupakan hasil endapan pembakaran baja/logam yang dipanaskan pada suhu tertentu. Berdasarkan hasil penelitian Yahya, M (2013), menyatakan bahwa, logam dan senyawa kimia berbahaya yang terkandung dalam limbah terak merupakan senyawa oksida yang berbentuk kristalin, yaitu senyawa yang tidak larut dalam air. Sehingga setelah terak menjadi beton, kandungan B3 dalam terak tidak mencemari lingkungan.
Terak hasil endapan pembakaran baja/logam jika dihaluskan akan memiliki tesktur padat, menyudut, dan tajam seperti pasir dan batu pecah. Dengan
demikian, penggunaan terak dapat digunakan sebagai pengganti pasir.
Selain limbah terak, penelitian ini juga menggunakan limbah fly ash (abu terbang) sebagai bahan tambah. Bentuk fly ash yang halus dan bulat dimungkinkan dapat menyempurnakan bentuk dari pembuatan produk segmen kolom beton modular. Selain itu penggunaan limbah fly ash juga dapat meningkatkan kekuatan beton (Gunaedi, 2013).
Penambahan fly ash dalam campuran beton digunakan sebanyak 15% - 35%. Fly ash (abu terbang) adalah material yang berasal dari sisa pembakaran batubara yang tidak terpakai. Pembakaran batubara kebanyakan digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap. Selain itu, mutu fly ash juga tergantung pada kesempurnaan proses pembakarannya.
Fokus penelitian ini adalah memanfaatkan bahan limbah terak sebagai pengganti agregat halus dan penambahan fly ash untuk meningkatkan nilai kuat tekan segmen kolom dan nilai beban aksial komponen kolom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah terak dan penambahan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom dan beban aksial komponen kolom.
Kajian Pustaka
Beton pada dasarnya adalah campuran yang terdiri dari agregat kasar dan agregat halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan agregat halus serta
kadang-kadang ditambahkan additive. (Tjokrodimulyo, 2004).
Agregat yang digunakan dalam campuran beton umumnya terdiri dari agregat kasar (> 4,75mm) dan agregat halus (< 4,75mm).
“Terak baja (slag) adalah hasil sampingan dari pembakaran bijih besi pada tanur tinggi yang didinginkan pelan-pelan diudara terbuka” (Tjokrodimulyo, 2004: III).
Gambar 1 Terak
Terak memiliki karakteristik yang hampir sama dengan pasir yaitu keras, tajam dan berwarna gelap.
Untuk mendapatkan butiran terak sesuai kriteria, maka terak perlu digiling dengan mesin agar dapat menyerupai bentuk pasir dengan ukuran 2,5 – 4,75 cm. Sehingga ukuran terak dapat memenuhi syarat ukuran butiran agregat maksimum (SNI 03-2847-2002) yaitu: 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan.
Sebagai sebuah campuran, abu terbang (fly ash) berfungsi baik sebagai pengganti atau bahan tambah untuk semen Portland dan bisa ditambahkan langsung ke dalam campuran beton di Batching Plant (E. Aydin, 2009). Menurut Tjokrodimuljo, K (1996) bahan tambah adalah bahan selain unsur pokok beton (air, semen, agregat) yang ditambahkan pada adukan
beton, sebelum, segera atau selama pengasukan beton. Tujuannya ialah mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras.
Material bahan tambah yang digunakan umumnya mempunyai komponen aktif yang bersifat pozzolanik (disebut juga material pozzolan). Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun yang didapat dari hasil sisa industri.
Sebagian besar komposisi kimia dari abu terbang tergantung tipe batu bara, menurut ASTM C618- 86, terdapat dua jenis abu terbang, yaitu kelas F dan C. Kelas. Fly ash dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Kelas C
Fly ash yang mengandung CaO di atas 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara (batu bara muda). Dalam campuran beton digunakan sebanyak 15%
- 35% dari total berat binder.
b. Kelas F
Fly ash yang mengandung CaO lebih kecil dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau bitumen batu bara. Dalam campuran beton digunakan sebanyak 15% - 25% dari total berat binder.
c. Kelas N
Pozzolan alam atau hasil pembakaran yang dapat digolongkan antara lain tanah diatomite, opaline chertz dan shales, tuff dan abu vulkanik.
Segmen kolom beton moduler merupakan bagian beton prapabrikasi kolom rumah yang tidak membutuhkan bekisting serta dapat digunakan untuk berbagai ukuran tinggi kolom sesuai kelipatan modul (15cm). Segmen kolom beton berbentuk segi empat berdimensi modular, masing-masing dinding luar segmen kolom modular terdapat takikan berbentuk trapesium untuk perkuatan sambungan dengan dinding atau kusen, memiliki lubang di tengah untuk rangkaian tulangan dan adukan beton (gambar 2).
Pembuatan segmen kolom beton moduler ini ditujukan sebagai salah satu inovasi untuk mengatasi masalah pelaksanaan pengecoran kolom secara konvensional.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium dengan kondisi dan perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah terak dan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom dan beban aksial komponen kolom.
Dalam penelitian ini benda uji dibuat dengan mengganti sebagian agregat halus dengan terak dan penambahan fly ash (abu terbang). Persentase penggunaan terak yaitu 0%, 15%, 30%, dan 45%.
Sedangkan Persentase penambahan fly ash yaitu 0%, 15%, dan 30%.
Setelah itu benda uji bisa dilakukan pengujian setelah umur 28 hari. Dalam penelitian ini, teknik
sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Dimana semua anggota populasi yang berjumlah 72 buah benda uji dijadikan sampel.
Populasi dalam penelitian ini berupa segmen kolom beton untuk pengujian kuat tekan berdimensi 150 mm x 150 mm dan tinggi 150 mm sebanyak 36 buah (gambar 2).
Gambar 2 Segmen Kolom Beton Komponen kolom beton untuk pengujian kekuatan memikul beban aksial berdimensi 150 mm x 150 mm dan tinggi 600 mm sebanyak 36 buah (gambar 3).
Gambar 3 Komponen Kolom Beton
Tabel 1 Sampel benda uji
No Terak fly ash
Benda Uji Segmen
Kolom
Komponen Kolom 1 0%
0% 3 3
15% 3 3
30% 3 3
2 15%
0% 3 3
15% 3 3
30% 3 3
3 30%
0% 3 3
15% 3 3
30% 3 3
4 45%
0% 3 3
15% 3 3
30% 3 3
Total Sampel 36 36
Data primer diperoleh dengan pengujian yang dicatat dan digunakan sebagai bahan masukan untuk pembahasan, analisa data dan laporan penelitian. Analisa data adalah cara untuk mengolah data, menguji hipotesis, dan untuk memperoleh kesimpulan. Data sekunder didapat dari literatur/referensi berupa buku-buku relevan yang dapat menunjang berlangsungnya penelitian ini.
Alat dan bahan Alat
1. Mixer campuran beton kering Mixer digunakan sebagai wadah untuk mencampur semua bahan yang dibutuhkan.
Gambar 4 Mixer
2. Mesin Pencetak
Mesin ini digunakan sebagai pencetak segmen kolom beton (150x150x150mm) dengan sistem getar dan tekan dan digerakkan oleh sebuah dinamo yang dinyalakan.
Gambar 5 Mesin Pencetak 3. CTM (Compression testing
machine)
CTM adalah mesin yang digunakan untuk mengetahui kuat tekan segmen kolom beton (SNI 1974:1990).
Gambar 6 Mesin CTM 4. Alat Uji Aksial
adalah seperangkat alat/mesin untuk menguji kekuatan beban aksial komponen kolom beton.
Gambar 7 Alat Uji Aksial
Bahan 1. Pasir
Butiran-butiran mineral keras dan tajam berukuran < 2,5 mm.
2. Terak
Terak digunakan sebagai pengganti sebagian agregat halus (pasir). Ukuran terak yang digunakan 2,50 mm – 4,75 mm.
3. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, batako, maupun bahan lainnya.
4. Fly Ash
Fly ash yang digunakan adalah Tipe-C. Fly ash tersebut didapat dari PT. SCG Jayamix, Sukoharjo.
Gambar 8 Fly Ash Uji Kuat Tekan
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas (Mulyono, 2005). Walaupun di dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut.
Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan pengujian kuat tekan menurut SNI-03-1974:21990.
Rumus Perhitungan:
Kuat tekan = (kg/cm2)... (1) Keterangan:
P = beban maksimum (kg) A = luas penampang (cm2)
Uji Beban Aksial
Kolom bangunan sebagai bagian dari sutau kerangka bangunan memiliki fungsi dan posisi penting dalam sistem struktur bangunan.
Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan.
Dengan demikian pentingnya mengetahui besarnya nilai kekuatan menahan beban aksial (satuan: kN) suatu kolom sebelum kolom tersebut digunakan sebagai struktur bangunan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 9 Hasil Pengujian Kuat Tekan
Gambar 10 Hasil Pengujian Beban Aksial
Dari grafik hasil pengujian kuat tekan segmen kolom dan grafik hasil pengujian beban aksial komponen kolom, dapat dilihat bahwa:
a. Pengaruh penggantian terak Penggantian terak dapat meningkatkan nilai kuat tekan segmen kolom beton dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton pada variasi yang sama yaitu variasi 0% - 30%. Namun nilai kuat tekan segmen kolom beton dan nilai kekuatan memikul beban aksial beton komponen mengalami penurunan kekuatan pada variasi penggantian terak 45% (gambar 9 dan 10).
Dapat disimpulkan bahwa penggantian terak yang berlebihan akan menurunkan kuat tekan beton dan juga persebaran gradasi yang tidak merata akan menurunkan kekuatan beton.
Hasil ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2016) yaitu mengalami kenaikan pada persentase 20%
kemudian penurunan pada 40%.
Pada penelitian ini didapat nilai kuat tekan optimal penggantian terak berada pada persentase penggantian terak 30%, kemudian pada penggantian terak lebih dari 30% mengalami penurunan kuat tekan. Sedangkan nilai kekuatan memikul beban aksial optimal penggantian terak berada pada persentase penggantian terak 30%, kemudian pada penggantian terak lebih dari 30% mengalami penurunan beban aksial.
12,66
13,57 13,95
13,31 13,18
13,82
14,34
14,08 13,70
14,34
14,73
14,34
12,00 12,50 13,00 13,50 14,00 14,50 15,00
0% 15% 30% 45%
Kuat Tekan Rata-rata (MPa)
Variasi TERAK
Kuat Tekan Segmen Kolom
F. Ash 0% F. Ash 15% F. Ash 30%
53,36
60,88
63,34
55,03 56,91
63,08
64,74
61,55 60,13
63,94 66,62
63,15
50,00 55,00 60,00 65,00 70,00
0% 15% 30% 45%
Variasi Terak
Beban Aksial Komponen Kolom
F. Ash 0% F. Ash 15% F. Ash 30%
Beban Aksial Maksimal (kN)
Peningkatan nilai kuat tekan dan nilai kekuatan memikul beban aksial oleh penggantian terak 0% hingga 30% terjadi akibat ikatan agregat saling mengisi yaitu butiran terak yang lebih besar dan kasar dapat terisi dengan pasir sehingga beton memiliki ikatan lebih kuat dari pada beton tanpa adanya penggantian terak.
Penggantian agregat halus dengan terak dapat meningkatkan kuat tekan beton dan kekuatan memikul beban aksial beton dikarenakan terak memiliki bentuk yang lebih tajam dibanding pasir. Sehingga ikatan agregat semakin kuat dan kandungan silika pada terak yang cukup besar dimungkinkan bereaksi dengan semen semakin baik. Karena Silika (SiO2) merupakan bahan perekat yang mengikat kapur bebas didalam beton, jika bahan tersebut dicampurkan didalam beton.
Sedangkan penurunan nilai kuat tekan dan nilai kekuatan memikul beban aksial oleh penggantian terak 45%
dikarenakan banyaknya rongga/celah dari butiran terak yang lebih besar namun tidak terisi oleh pasir yang digunakan.
Sehingga beton dengan komposisi penggantian terak 45% kurang baik digunakan.
b. Pengaruhpenambahan fly ash Penambahan fly ash dapat meningkatkan nilai kuat tekan segmen kolom beton dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton pada
variasi yang sama yaitu variasi 0% - 30% (gambar 9 dan 10).
Penambahan fly ash dengan variasi 0%, 15, dan 30%
memberikan pengaruh baik yaitu dapat meningkatkan nilai kuat tekan segmen kolom beton dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom beton.
Keunggulan penggunaan fly ash pada beton dapat memberikan kontribusi peningkatan kuat tekan beton (Nugraha. P dan Antoni, 2007).
Abu terbang (fly ash) tidak memiliki kemampuan mengikat seperti semen tetapi dengan adanya air dan partikel ukuran halus, oksida silika yang terkandung didalamnya akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki
kemampuan mengikat
(Krisbiyanto, 2005).
Sehingga penambahan fly ash dalam campuran memberikan dampak yang baik karena meningkatkan nilai kuat tekan segmen kolom dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom. Hal ini sejalan dengan (E.
Aydin, 2009) yang menyatakan, sebagai sebuah campuran, abu terbang (fly ash) berfungsi baik sebagai pengganti atau tambahan untuk semen portland dan bisa ditambahkan langsung ke dalam campuran beton di batching plant.
Menurut ASTM C616-86, terdapat dua jenis abu terbang (fly Ash), kelas C dan F. Dalam campuran beton, untuk fly ash tipe C digunakan sebanyak 15% - 35%
dari total berat semen, sedangkan untuk fly ash tipe F digunakan sebanyak 15% - 25% dari total berat semen (Antoni, Paul Nugraha, 2007).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu penambahan fly ash pada persentase 0% - 30% memberikan peningkatan nilai kuat tekan segmen kolom dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh penggunaan limbah terak dan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom dan kekuatan memikul beban aksial komponen kolom, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggantian terak dan penambahan fly ash berpengaruh terhadap kuat tekan segmen kolom beton.
2. Penggantian terak dan penambahan fly ash berpengaruh kuat terhadap kekuatan memikul beban aksial komponen kolom.
3. Nilai optimal penggunaan terak dan penambahan fly ash yang menghasilkan kuat tekan segmen kolom maksimal sebesar 14,73 MPa pada persentase penggunaan terak 30% dan penambahan fly ash 30%.
4. Nilai optimal penggantian terak dan penambahan fly ash yang menghasilkan kekuatan memikul beban aksial komponen kolom maksimal sebesar 66,62 kN pada
persentase penggantian terak 30%
dan penambahan fly ash 30%.
Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian pembahasan tentang penggantian terak dan penambahan fly ash terhadap kuat tekan segmen kolom dan kekuatan memikul beban aksial komponen kolom, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk pemanfaatan limbah terak dan fly ash sebagai bahan pengganti agregat halus pada penelitian ini untuk mendapatkan nilai kuat tekan segmen kolom dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom yang lebih baik dari penelitian ini.
2. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai segmen kolom dan komponen kolom dengan dengan bahan tambah yang lain.
3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai metode penggunaan terak dan fly ash untuk mendapatkan nilai kuat tekan segmen kolom dan nilai kekuatan memikul beban aksial komponen kolom yang lebih baik dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
______.(1990). SNI 03-1970-1990:
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional
______.(1991). SK SNI T-15-1991- 03: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional
Asroni, A. (2010). Balok dan Pelat Beton. Yogyakarta: Andi Gunaedi. (2013). Pengaruh Fly Ash
Pada Kuat Tekan
Campuran Beton
Menggunakan Expanded Polystyrene Sebagai Substitusi Parsial Pasir.
Jurnal Penelitian.
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Habsya. (2011). Laporan Penelitian Kerjasama Antar Lembaga.
LPPM Universitas Sebelas Hidayat. (2016). Pemanfaatan
Limbah Terak Sebagai Pengganti Sebagian Bahan Bangunan Alternatif Pengganti Pasir Terhadap Kuat Tekan Beton dengan Metode Pencampuran Perbandingan 1:2:3.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Kuncoro. (2007). Rekayasa Mesin Penghancur Limbah Terak Padat. Media Teknika Vol.
7 No. 1, Juni 2007: 53-60.
Mulyono. (2005). Teknologi Beton.
Edisi 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Nugraha, P & Antoni. (2007).
Teknologi Beton.
Yogyakarta: Andi
Tjokrodimulyo. (2004). Buku Ajar
Teknologi Beton.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Yahya, M. (2013). Proceeding Pemanfaatan Limbah Industri Baja (Blast Furnace Iron Slag) Sebagai Bahan Bangunan. Makasar:
Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia.