• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Konseptual

Menurut Onong Uchyana Effendi (2003) mendefinisikan strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi (1981:84). Nation branding menurut Raymond Miller adalah sekumpulan teori dan penerapannya yang bertujuan untuk mengukur, membangun dan mengatur reputasi dari suatu negara (2006, p.74)

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif yang berarti mencatat secara teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar serta dibaca (via wawancara, atau bukan, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan, dan lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan (Bungin, 2001, p.56). Definisi penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, p.72).

3.3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus.

Studi kasus menurut Patton (2002, p.447) merupakan upaya mengumpulkan dan kemudian mengorganisasikan serta menganalisis data tentang kasus-kasus tertentu berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian peneliti untuk kemudian data tersebut dibanding-bandingkan atau dihubung-hubungkan satu dengan lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus) dengan tetap berpegang pada

(2)

prinsip holistik dan kontekstual. Dimana studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitan berkenaan dengan how atau why, bila peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki (Yin, 2009, p.1).

Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan dimana: multi sumber bukti dimanfaatkan (Yin, 1996).

Di dalam metode penelitian studi kasus, peneliti diberi akses yang luas dalam melakukan penelitiannya secara mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Menurut Black dan Champion (1992) studi kasus memiliki keunggulan sepesifik, yakni:

- Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan

- Keluwesan studi kausu menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki

- Dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial - Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori

- Studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

3.4. Sasaran Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi sasaran adalah orang-orang yang berasal dari KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam memilih informan yang sesuai dengan penelitian, kriteria yang dipakai adalah kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2002).

Menurut W. Lawrence Neuman dalam bukunya yang berjudul Basic of Social Research Qualitative and Quantitative Approaches, mencari informan yang tepat harus memenuhi empat karakteristik yang ideal. Empat karakteristik ideal untuk informan adalah (2011, p.50)

-­‐ The informant is totally familiar with the culture and is in position to witness significant events makes a good informant. He or she lives and

(3)

breathes the culture and engages in routines in the setting without thinking about them.

-­‐ The individual is currently involved in the field. Ex-members who have reflected on the field may provide useful insight, but the longer they have been away from direct involvement, the more likely it is that they have reconstructed their recollections.

-­‐ The person can spend time with the researcher. Interviewing may take many hours, and some members are simply not available for extensive interviewing.

-­‐ Nonanalytic individuals make better informants. Anomalytic informant is familiar with and uses native folk theory or pragmatic common sense. This is in contast to the analytic member, who preanalyzes the setting, using categories from the media or education.

Dalam melakukan penelitian ini, yang menjadi subyek dari penelitian adalah pihak KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam hal ini adalah panitia yang mengurus event ITB Berlin 2013.

1. Nama: Nia Niscaya

Jabatan: Direktur Promosi Luar Negeri

Sebagai penanggung jawab partispasi event tahunan ITB Berlin 2. Nama: Agustini Rahayu

Jabatan: Kepala Bagian Strategi Komunikasi Sebagai: Penanggung jawab PR

3. Nama: Molly Prabawaty

Jabatan: Kepala Sub-direktorat Wilayah Eropa Sebagai Anggota Satgas ITB Berlin 2013

Nama-nama di atas dipilih menjadi sasaran dalam penelitian ini karena mereka memenuhi kriteria-kriteria untuk menjadi informan. Nama-nama di atas juga mempunyai otoritas dalam masing-masing divisi atau kelompok yang mereka

(4)

pegang serta akan mengikuti event ITB Berlin 2013 sebagai panitia dari negara Indonesia.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah strategi komunikasi dalam menciptakan branding dari sebuah negara yang dapat diartikan manajemen suatu negara yang dimana terdapat sebagai kegiatan yang mengatur semua elemen-elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu brand (Schultz dan Barnes, 1999). Setting dari penelitian ini adalah event ITB Berlin yang diadakan di Berlin, Jerman. Event ITB Berlin ini telah berlangsung pada 6-10 Maret 2013.

3.5. Unit Analisis

Unit analisis dilakukan untuk mempunyai suatu gambaran menyeluruh mengenai penelitian ini. Unit analisis menururt Spradly (dalam Sugiyono, 2007, p. 68) yaitu: place, tempat dimana interaksi dalam penelitian berlangsung; actor, pelaku yang sesuai dengan objek penelitian tersebut dan activity, kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah event ITB Berlin di Berlin, Jerman. Tempat event ini berlangsung di ICC Messe Berlin, Jerman. Yang menjadi aktor dari penelitian ini adalah panitia-panitia yang berasal dari KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang ikut serta di ITB Berlin 2013. Kegiatan yang akan dilakukan di dalam event ITB Berlin ini antara lain opening ceremony, exhibition, side event dan closing ceremony.

3.6. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Jenis Sumber Data

Menurut Sugiyono (2007, p.137) mengemukakan bahwa sumber data dapat menggunakan dua sumber, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa wawancara (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.

(5)

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dokumenter berupa foto serta video koleksi peneliti dan hasil wawancara sebagai sumber data primer.

Sedangkan untuk sumber data sekunder akan didapatkan melalui hasil evaluasi yang dari KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, hasil rapat perencanaan ITB Berlin, data-data yang berasal dari pihak ITB Berlin seperti brosur, majalah harian ITB Berlin dan artikel-artikel yang terkait dengan Indonesia dalam event ITB Berlin 2013.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Robert K.Yin dalam bukunya ‘Studi Kasus Desain & Metode’

terdapat enam sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data studi kasus yaitu dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi pemeran serta dan perangkat fisik (Yin, 2011, p.103).

1. Dokumentasi

Informasi dokumentasi relevan untuk setiap topik dari penelitian studi kasus kecuali penelitian studi kasus mengenai masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (Yin, 2011, p.103).

Menurut Moleong, kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam video/audio tape, pengambilan foto (Moleong, 1989:122).

Di dalam studi kasus, yang termasuk di dalam kelompok dokumentasi adalah surat, memorandum, agenda, kesimpulan pertemuan, dokumen administratif, proposal, hasil evaluasi dan hasil kliping. (Yin, 2011, p.104)

(6)

2. Rekaman arsip 3. Wawancara

Wawancara adalah salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting. Selain penting, wawancara juga merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi kasus. (Yin, 2011: 108)

Menurut Berger, wawancara adalah sebuah metode yang digunakan di dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang yang berharap mendapatkan informasi-dan informan- sesorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obyek (2000, p.111).

Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian studi kasus membagi wawancara menjadi 3, yaitu wawancara open-ended, wawancara terfokus dan wawancara terstruktur (Yin, 2011: 110).

4. Observasi langsung

Observasi langsung adalah salah satu cara yang dilakukan dalam metode studi kasus. Dengan membuat kunjungan lapangan terhadap situs studi kasus, peneliti menciptakan kesempatan untuk observasi langsung dan observasi semacam itu berperan sebagai sumber bukti lain bagi suatu studi kasus.

Observasi langsung bisa begitu berharga sehingga peneliti bahkan bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus. Paling kurang, foto-foto ini akan membantu membuat karakteristik-karakteristik kasus penting bagi para pengamat luar (Yin, 2011, p.113).

5. Observasi pemeran serta atau observasi partisipan

Observasi partisipan adalah suatu bentuk observasi khusus di mana peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil berbagai peran. Peran-peran yang dmaksud untuk penelitian ilustratif pada lingkungan sosial dan organisasi tersebut telah mencangkup

- Menjadi penduduk di lingkungan sosial yang bersangkutan sebagai pelaku studi kasus

(7)

- Mengambil peran fungsional lainnya dalam suatu lingkungan sosial, seperti berperan sebagai pembantu pelayan.

- Berperan sebagai anggota staf dalam suatu latar organisasi - Menjadi pembuat keputusan kunci dalam suatu latar organisasi 6. Perangkat fisik

Sebagai sumber bukti yang terakhir yaitu perangkat fisik atau kultural – yaitu peralatan teknologi, alat atau instrument, pekerjaan seni, atau beberapa bukti fisik lainnya. Perangkat semacam itu bisa dikumpulkan atau diobservasi sebagai bagian dari kunjungan lapangan dan telah digunakan secara luas dalam penelitian. (Yin, 2011:117)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara, observasi, metode dokumenter serta data tambahan yang berupa data statistik untuk menunjang data.

Wawancara akan dilakukan peneliti dalam bentuk face to face dan melalui email (dikarenakan informan sedang berada di luar negeri), pada tahap observasi peneliti akan terjun langsung pada saat event ITB Berlin berlangsung di Berlin.

Metode dokumenter didapatkan dari dokumentasi pribadi peneliti selama event berlangsung serta dokumentasi dari internet. Untuk data tambahan yang berbentuk data statistik, peneliti akan mengambil hasil data statistik yang merupakan hasil kuesioner dari Kemenparekraf.

3.7. Analisis Data

Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berbentuk cerita pendek (Bungin, 2011, p.103). Analisa data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumenter.

Menurut Daymon dan Hollow dalam menganalisis data terdapat beberapa cara yaitu:

− Pengaturan Data

Pengaturan data diperlukan dalam membantu data untuk tetap utuh, lengkap, teratur, dan bisa dilacak/dipanggil.

− Melakukan Koding (coding) dan Kategorisasi (categorizing)

Merupakan langkah pertama untuk mengembangkan kategori, pola dan konsep. Koding membantu peneliti dalam mengolah data tetapi juga

(8)

membantu dalam menafsirkan fenomena-fenomena. Melakukan koding juga membantu dalam menandai bagian penting dalam data.

− Mencari pola dan proposi penelitian (atau hipotesis yang muncul)

Menurut Patton (1990) dapat dikualifikasikan ke dalam dua cara: pertama sesuai definisi yang digunakan para partisipan; atau kedua, sesuai istilah yang dibuat untuk kategori-kategori yang label atau istilahnya tidak dipunyai atau tidak disebutkan oleh partisipan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan koding, dimana peneliti melakukan kategorisasi sesuai dengan karakteristik dari strategi komunikasi.

Dengan melakukan kategorisasi, peneliti dapat mengkategorikan hasil temuan sesuai dengan kategori yang ada.

3.8. Uji Keabsahan Data

Penilaian terhadap kesahihan riset kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis – interpretasi data. Analisis triangulasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia.

Menurut Dwidjowinoto (2002:9) terdapat beberapa macam triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Adalah analisis dengan cara membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Di dalam penelitian ini, penelitian akan menggunakan informan-informan yang nantinya akan diwawancarai untuk mencari data bagi penelitian ini serta terlibat dalam ITB Berlin 2013.

b. Triangulasi Waktu

Adalah analisis yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu.

Karena itu peneliti perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali.

Dalam penelitian ini nantinya penelitian akan mengadakan observasi tidak

(9)

hanya pada saat event berlangsung tetapi juga pada saat masa persiapan juga.

c. Triangulasi Metode

Adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.

Penelitian ini nantinya menggunakan lebih dari satu metode dalam pengumpulan data seperti wawancara dengan informan yang telah ditentukan, observasi dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai metode keabsahan data, peneliti menggunakan informan-informan yang terpilih untuk diwawancarai dan informan-informan ini juga ikut berpartisipasi dalam ITB Berlin sebagai tim satuan tugas (satgas).

                                             

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Dalam penelitian ini penulis akan membuat perangkat lunak simulasi perhitungan kebutuhan penerangan ruangan dalam menentukan jumlah titik lampu dan luas penampang kabel untuk

Komposisi vegetasi gulma yang ditemukan pada 3 lokasi penelitian yaitu 39 jenis termasuk dalam 15 famili. Keragaman gulma didominasi oleh famili Poaceae dan

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan formula es krim nabati terbaik berdasarkan uji sensoris (warna, flavor, tekstur, dan overall), mengetahui karakteristik

(2) ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelas RSBI dan Reguler pada kelompok mata kuliah tertentu, yaitu pada kelompok mata kuliah MPB,

Oleh karena itu, dengan selesainya laporan tugas akhir ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu