• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB III

METODE PENELITIAN 3. 1 Model Desain

Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian pengembangan karena penelitian ini akan menghasilkan Handout berbasis saintifik dan setrategi inkuiri yang akan diuji validitasnya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:297) metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Langkah–langkah dalam membuat perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations (ADDIE). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran.

Menurut langkah–langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar (Mulyatiningsih, 2011:199).

(2)

Model ini di pilih karena dalam pengembangan ini, didasarkan pada alasan bahwa model ini berupa model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk.

Untuk lebih jelasnya rangkuman aktifitas ADDIE akan ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Rangkuman Aktifitas Model ADDIE

Tahap Pengembangan Aktifitas

Analysis Pra perencanaan: pemikiran tentang produk (model, metode, media, bahan ajar) baru yang akan dikembangkan Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar,

Mengidentifikasi materi pembelajaran,

Mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran

Design Merancang konsep produk baru diatas kertas Merancang perangkat pengembangan produk baru

Rancangan ditulis untuk masing–masing unit pembelajaran

Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis secara rinci

Develop Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan

Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat) yang sesuai dengan struktur model

Membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk Implementation Memulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran

atau lingkungan yang nyata

Melihat kembali tujuan–tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi

Evaluation Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis

Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran Mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik

Sumber : Mulyatiningsih (2011:201)

(3)

Merujuk dari tabel diatas untuk mendesain bahan ajar berupa handout berdasarkan model pengembangan ADDIE berikut dibuat alur yang sistematis seperti gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1 Tahap-Tahap model pengembangan.

3.2 Prosedur Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan yang diadopsi dari model ADDIE, adapun prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

3.2.1 Analysis (Analisis)

Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan melalui survei lapangan khususnya pada mata pelajaran matematika, guna untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya penelitian pengembangan ini, terutama hal-hal mendasar yang erat hubungannya dengan desain perangkat pembelajaran ini. Berikut hal-hal yang dilakukan pada saat analisis :

3.2.1.1 Analisis Kurikulum

Pada tahap analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan disekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta mengetahui materi–materi apa saja yang ada pada pelajaran matematika yang dapat

(4)

dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan perangkat pembelajaran matematika berupa handout berbasis saintifik dan setrategi inkuiri.

Sehingga pada tahap perancangan desain produk, struktur ataupun komponen pada perangkat sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Adapun hal yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan informasi tentang kurikulum yang dipakai, dan materi yang sesuai pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung kemudian seterusnya bisa sebagai penuntun untuk mendesain perangkat pembelajaran handout.

3.2.1.2 Analisis Karakteristik Siswa

Kegiatan pada tahap ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik siswa serta mengetahui pengetahuan awal siswa. Karena produk yang akan dibuat untuk siswa kelas VII jadi menganalisis karakteristik siswa di kelas VII. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya pada guru kelas yang berpengalaman mengajar siswa tersebut misalnya dengan bertanya karakter siswa dan bertanya tentang nilai matematika siswa.

3.2.2 Design (Perancangan)

Setelah dilakukan analisis selanjutnya adalah tahap desain. Menurut Asyhar (2012:94) untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu perancangan yang baik. Pada tahap ini, akan dilakukan rancangan pada bahan ajar berupa handout.

(5)

Rancangan handout matematika berbasis saintifik dan strategi inkuiri pada mata pelajaran matematika mencakup beberapa aspek, yaitu:

3.2.2.1 Rancangan Handout 1. Rancangan Sampul Handout

Rancangan handout diantaranya sampul handout berguna agar handout tersebut terlihat menarik sehingga siswa tertarik untuk menggunakan handout tersebut sebelum melihat isi dari handout tersebut.

2. Rancangan Isi Handout

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan isi handout disesuaikan dengan struktur handout yaitu merujuk pada pendapat Prastowo (2011:86) dalam menyusun struktur handout adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kurikulum

Pada tahap ini hal yang dilakukan berupa identifikasi Kurikulum Matematika SMP yang berkaitan dengan indikator pencapaian hasil belajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki siswa.

Materi ajar yang diambil peneliti untuk membuat handout matematika adalah pokok bahasan peluang . Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang diperlukan untuk pokok materi peluang .

b. Menentukan Judul Handout

(6)

Judul handout ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai.

c. Mengumpulkan referensi

Pada tahap ini yaitu mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.

Sebaiknya menggunakan referensi yang terkini dan relevan dengan materi pokok peluang.

d. Menulis Handout

Dalam menulis usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.

Untuk siswa SMP/MTs upayakan dengan kalimat sederhana, dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya 3-5 kalimat.

e. Mengevaluasi hasil tulisan

Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan pada handout yang dibuat.

f. Memperbaiki Handout

Melakukan perbaikan handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang ditemukan.

g. Mencetak handout

Setelah handout selesai direvisi/diperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahannya, maka tahap selanjutnya yaitu mencetak handout untuk dilakukan validasi oleh tim ahli.

(7)

3.2.2.2 Validasi oleh Tim Ahli

Setelah merancang handout dilakukan evaluasi formatif yaitu validasi oleh tim ahli. Pada tahapan ini, dilakukan validasi rancangan handout yang telah dibuat melalui pertimbangan ahli untuk mendapatkan data tentang hasil handout berbasis saintifik dan strategi Inkuiri. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan adalah menilai rancangan handout apakah efektif untuk digunakan.

Validasi desain dilakukan dengan cara meminta beberapa orang pakar atau tim ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain yang dirancang tersebut sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan memperlihatkan rancangan desain, para pakar diminta untuk menilainya. Sehingga saran dan masukan validator tersebut dapat dijadikan dasar perbaikan desain produk tersebut. Validator diberikan angket sebagai bentuk instrument validasi untuk menilai produk tersebut.

Pada tahap ini validasi diberikan kepada ahli handout dan ahli materi yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kelayakan produk dan materi. pada tahap ini tim ahli memberikan masukan-masukan ata usaran terhadap produk dan materi tersebut. Selanjutnya, saran dan masukan tersebut berupa data kualitatif yang digunakan untuk merevisi dan memperbaiki produk. Bentuk kisi-kisi instrumen validasi isi materi menurut Lestari (2012:109) yang terdapat pada tabel 3.2 berikut ini:

(8)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi

Indikator Deskriptor No

Kecermatan isi

Valid 1

Selaras Mutakhir 2

Ketepatan cakupan isi

Keluasan sesuai dengan tujuan instruksional 3 Kedalaman sesuai dengan tujuan instruksional 4

Keutuhan konsep 5

Ketercernaan

Logis 6

Runtut 7

Format konsisten 9

Ada penjelasan relevansi lembar kerja siswa 10 Ada penjelasan manfaat lembar kerja siswa 11

Penggunaan bahasa

Ragam bahasa komunikatif 12

Kata singkat dan lugas 13

Ada daftar senarai 14

Kalimat efektif 15

Paragraf memiliki gagasan utama 16

Kalimat-kalimat dalam paragraf terpadu 17 Kalimat-kalimat dalam paragraf konsisten 18

Ada bagian kosong 20

Perwajahan Grafik dan gambar bermakna 21

Penomoran benar 22

Perwajahan

Penomoran konsisten 22

Huruf menarik 23

Huruf tidak membingungkan 24

Ilustrasi

Ada ilustrasi

25 Ilustrasi menarik

Ilustrasi komunikatif

Kelengkapan komponen

Ada uraian Ada latihan 26 Ada umpan balik Ada penguatan 27

Sumber: Lestari (2013:105)

(9)

Berdasarkan pada fase-fase dari pendekatan saintifik dan strategi inkuiri dalam Ngalimun, (2013: 35), kisi-kisi validasi desain pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Validasi Desain Handout

Pendekatan Saintifik

Strategi Inkuri Deskriptor Item

Mengamati Penerimaan dan pendefinisian masalah

Handout mengarahkan siswa pada siswa pada suatu persoalan dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

1

Menanya Pengembangan hipotesis

Handout mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menanya dan menebak

(berhipotesis) jawaban

sementara dari persoalan pada fase sebelumnya.

2

Menalar Pengumpulan data Handout melatih ketekunan siswa dan kegigihan siswa dalam menggali informasi yang dibutuhkan menguji hipotesis yang diajaukan

3

Mencoba Pengujian hipotesis Handout membatu siswa mengembangkan kempuan berfikir rasional.

4

mengkomuni kasikan

Penarikan kesimpulan sementara

Handout mengarahkan siswa untuk mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis.

5

Sumber: Ngalimun, (2013: 35)

Tabel 3.2 adalah instrument yang dinilai oleh pakar materi dan memiliki 27 pertanyaan, sedangkan pada tabel 3.3 adalah instrument yang dinilai oleh pakar desain media pembelajaran dan memiliki 5 pertanyaan dinilai dari pakar model pembelajaran.

Pada angket yang digunakan ini responden diberikan alternatif jawaban yang menggunakan skala penilaian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Instrument tersebut memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan jawaban sebagai berikut:

5 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap bahan ajar 100% (sangat baik) 4 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap bahan ajar 75% (baik)

(10)

3 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap bahan ajar 50% (sedang) 2 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap bahan ajar 25% (tidak baik) 1 = jika tingkat pencapaian deskriptor tidak tampak (sangat tidak baik)

Maka analisis perhitungan masing-masing ahli adalah jumlah skor kriterium (N) = (jumlah skor validasi : jumlah pertanyaan). Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R) adalah 5 – 1 = 4. Dalam menentukan kategori kevalidasian (sangat baik, baik, sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik) , maka panjang kelas intervalnya (i) adalah 4 : 5 = 0,8 . Dimana 4 = rentang skor (R) dan 5

= skor tertinggi tiap butir. Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai berikut:

1,00 ≤ N ≤ 1,79 : Sangat tidak baik 1,80 ≤ N ≤ 2,59 : Tidak baik 2,60 ≤ N ≤ 3,39 : Sedang 3,40 ≤ N ≤ 4,19 : Baik

4,20 ≤ N ≤ 5,00 : Sangat Baik 3.2.2.3 Revisi Desain

Setelah dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media, langkah selanjutnya adalah melakukan revisi desain, ada yang harus diperbaiki atau ditambah guna lebih menyempurnakan produk. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan pendapat, komentar atau masukan dari para ahli mengenai produk yang telah dibuat.

Revisi dilakukan untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan produk setelah dilakukan validasi dari para ahli. Hasil revisi akan membawa hasil tentang kualitas dan kesempurnaan produk bahan ajar berupa handout pembelajaran.

(11)

3.2.3 Development (Pengembangan)

Menurut Branch (2009:83) development atau pengembangan dalam model ADDIE adalah tahap dimana media dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli media dan ahli materi. Setelah media direvisi sesuai saran, maka dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif merupakan proses mengumpulkan data yang digunakan untuk merevisi sebelum implementasi. Tujuan dari evaluasi formatif juga untuk melihat effektifitasan dari sebuah media (Branch, 2009:122). Langkah yang umum dilakukan pada tahap ini menurut Branch (2009:123) yaitu uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji kelompok besar. Evaluasi formatif ini juga ditujukan untuk melihat keefektifan media pembelajaran (Branch, 2009:128).

1. Uji Coba Perorangan (One-to-one trial)

Uji coba perorangan dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang media pembelajaran. Subjek uji coba perorangan ialah satu orang guru yang berpengalaman dan berkompeten dalam bidangnya. Pada uji coba perorangan digunakan angket untuk memperoleh masukan awal terhadap media, dimana data yang diperoleh merupakan data kualitatif.

Kisi-kisi angket untuk guru pada penilaian uji coba produk menurut Lestari (2012:15) dapat dilihat pada table dibawah ini.

(12)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Untuk Guru pada Penilaian Uji Coba Produk

Variabel Deskriptor Ítem

Handout berbasis saintifik dan strategi inkuiri

pada materi peluang

1. Kesesuaian materi dengan KI-KD-Indikator 1 2. Kebenaran substansi materi pada handout 2 3. Kesesuaian materi pad handout a dengan kurikulum

yang berlaku dan mengacu ke kurikulum 2013 3 4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4 5. Uraian materi pada handout disertai contoh dan latihan 5 6. Handout isinya mampu menarik perhatian dan minat

siswa untuk mempelajarinya 6

7. Handout ditulis dan disajikan dengan baik 7 8. Pemilihan kata, konteksnya mudah dipahami siswa 8 9. Sistematis, runtut dan alur materi jelas 9 10. Tata letak tulisan, gambar di setiap halaman seimbang 10 11. Perbedaan handout berbasis saintifik dan strategi

inkuiri dengan handout konvensional 11 12. Latihan dapat dipahami dan dikerjakan siswa 12 13. Handout berbasis saintifik dan strategi inkuiri

mempermudah siswa dalam memahami materi yang disajikan

13

14. Handout yang dikembangkan sesuai dengan

tingkat kemampuan siswa 14

15. Materi dan soal pada handout berbasis saintifik dan strategi inkuiri menekankan pada pemahaman konsep siswa

15

Sumber: Lestari (2012:105)

Deskriptor yang diberikan untuk angket untuk guru pada penilaian uji coba produk sebanyak 15 item pertanyaan. Validator yang diberikan angket yang menggunakan skala Guttman dengan 2 kategori pilihan yaitu sesuai dan tidak sesuai untuk menilai produk tersebut. Dengan demikian penilaian cukup dengan mempertimbangkan atau menghitung batas jawaban sesuai yang diberikan responden. Interprestasi untuk menentukan penilaian responden bisa dilakukan dengan cara menghitung persentase banyak jawaban sesuai dari seluruh deskriptor yang disajikan. Sejalan dengan pendapat Riduwan (2012:89) teknis analisis menggunakan rumus sebagai berikut :

(13)

Persentase Jawaban (PJ)= × 100% ...(1) Interprestasi rumus diatas merujuk pada tabeleberikut:

Tabel 3.5 Persentase Jawaban Score / % Kategori

0-50% Tidak sesuai 51-100% Sangat sesuai

2. Uji Coba Kelompok Kecil (small group trial)

Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, maka langkah selanjutnya penelitian dan pengembangan adalah melakukan uji coba kelompok kecil. Tujuan uji coba ini adalah untuk melihat keefektifan handout. Menurut Emzir (2011:273) untuk melihat keefektifan handout yang dikembangkan dapat dilakukan dengan meminta pendapat responden. Uji coba dapat dilakukan pada kelompok terbatas.

Dalam penelitian ini produk yang berupa handout matematika yang telah divalidasi diujikan kepada 5 orang siswa kelas VII SMP Negeri 11Kota Jambi dengan cara memberikan handout tersebut kemudian guru menjelaskan materi peluang, setelah selesai pembelajaran guru memberikan post tes kepada siswa.

mereka juga diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket tertutup namun siswa diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai handout yang diujicobakan. Ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam merevisi handout.

(14)

Kisi-kisi angket untuk siswa pada penilaian uji coba produk menurut lestari (2012:109) dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Untuk Siswa Pada Penilaian Ujicoba Produk Handout .

Variabel Indikator Deskriptor Item

Handout berbasis saintifik dan strategi inkuiri

pada materi peluang

Fungsi media handout

1. Media handout sebagai sumber

belajar 1

2. Bahasa penyampaian yang digunakan media handout dapat dipahami anak didik (tidak verbalistik)

2

3. Media handout mampu menarik dan

memfokuskan perhatian siswa 3 4. Media handout dapat mendorong

siswa aktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran

4

Manfaat media handout

5. Media handout membangun komunikasi yang efektif antara guru dan siswa

5 6. Media handout memberikan

kesempatan siswa untuk belajar mandiri

6 7. Handout berbasis sasaintifik dan

strategi inkuiri membuat siswa merasa tertarik untuk mempelajari materi

7 8. Latihan yang terdapat pada handout

sesuai dengan materi 8

9. Penggunaan gambar dan contoh soal pada handout merupakan pendukung dalam penguasaan materi

9 10. Keberadaan handout penting bagi

siswa untuk menguasai materi 10

Sumber: Lestari (2012: 109)

3. Uji coba kelompok besar

Saran dari subjek uji coba kelompok kecil digunakan untuk memperbaiki handout sebelum diuji coba pada kelompok besar. Uji coba ini melibatkan subjek satu kelas siswa. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dan juga dilakukan post-test. Angket yang diberikan berupa angket tertutup namun siswa diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai bahan ajar berupa handout ini. Ini

(15)

bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam merevisi handout tersebut. Kisi – kisi angkat yang digunakan dalam uji coba kelompok besar ini juga sama seperti pada uji coba kelompok kecil. Selanjutnya handout yang telah diuji coba di kelompok besar lalu digunakan pada tahap impelementasi.

Deskriptor yang diberikan untuk angket tanggapan siswa kelompok kecil dan besar pada handout sama. Validator diberikan angket yang menggunakan skala Guttman dengan 2 kategori pilihan yaitu sesuai dan tidak sesuai untuk menilai produk tersebut. Dengan demikian penilaian cukup dengan mempertimbangkan atau menghitung batas jawaban sesuai yang diberikan responden. Interprestasi untuk menentukan penilaian responden bisa dilakukan dengan cara menghitung persentase banyak jawaban sesuai dari seluruh deskriptor yang disajikan. Analisis perhitungan menggunakan rumus (1).

4. Revisi Produk

Revisi produk perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu: a) uji coba yang dilakukan masih bersifat terbatas, sehingga tidak mencerminkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya, b) dalam uji coba ditemukan kelemahan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan, dan c) data untuk merevisi prduk dapat dijaring melalui pengguna produk atau yang menjadi sasaran penggunaan produk (Emzir, 2011:273).

Jadi dalam hal ini, revisi produk dilakukan apabila pada saat uji coba produk ditemukan kelemahan dari handout dengan materi peluang. Selanjutnya kelemahan tersebut dikurangi dengan cara memperbaiki desain handout.

Dalam penelitian ini handout dikatakan valid jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (tidak

(16)

baik) atau 1 (sangat tidak baik) akan dipandang sebagai kelemahan handoutsehingga perlu direvisi. Selain itu, komentar atau saran dari guru dan siswa akan menjadi pertimbangan untuk merevisi handout tersebut.

3.2.4 Implementation (Implementasi)

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi nyata yaitu dikelas (Mulyatiningsih, 2011:201). Setelah produk direvisi, maka produk berupa handout matematika berbasis saintifik dan strategi inkuiri diimplementasikan dikelas sesungguhnya. Dalam pengujian ini, peneliti melakukan uji coba lapangan pada satu kelas di kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Uji coba lapangan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada uji coba lapangan ini peneliti menggunakan pendekatan saintifi dan strategi inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi peluang. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah:

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti mempersiapkan RPP terlebih dahulu. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari 4- 5 orang siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok.

1) Pada kegiatan pendahuluan untuk memusatkan perhatian siswa, peneliti mengucapkan salam kemudian membaca doa. Salanjutnya peneliti menyampaikan tema dan tujuan pembejaran, peneliti menjelaskan cara belajar yang akan ditempuh yaitu belajar kelompok, selajutnya peneliti memerintahkan untuk membentuk

(17)

kelompok, peneliti memberikan appersepsi: Apakah yang siswa ketahui tentang peluang, selanjutnya peneliti memberikan handout untuk menemukan kosep peluang.

2) Pada kegiatan inti

a) Mengamati, penerimaan dan pendefinisian masalah

Siswa diminta untuk mengamati objek yang disajikan oleh peneliti. Baik secara langsung maupun yang tertulis di dalah handout tersebut.

b) Menanya dan pengembangan hipotesis

Peneliti bertanya kepada siswa kalimat tanya apa saja yang dapat kalian susun berdasarkan objek yang disajikan secara langsung atau pun yang tertulis dalam handout dan membimbingin siswa memberikan pengarahan atas pengalaman umum yang mereka dapatkan dari kegiatan inti yang pertama.

c) Menalar dan pengumpulan data

Peneliti memberikan penjelasan materi yang sedang dibahas dengan menyajikan permasalahan dalam kehidupan sehari - hari

d) Mencoba dan pengujian hipotesis

Peneliti memeritahkan kepada siswa memperagakan permasalahan yang ada dan berdiskusi dalam kelompok manyelesaikan permasalahan yang disajikan dengan berbagai kemungkinan penyelesaiannya secara logis dan sistematis yang terdapat pada handout tersebut.

e) Mengkomunikasikan dan penarikan kesimpulan sementara

Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok, kemudian perwakilan masing- masing kelompok mendemonstrasikan hasilnya..

(18)

3) Pada kegiatan penutup, peneliti memandu merangkum isi pelajaran hari ini selanjutnya peneliti melakukan evaluasi secara lisan, peneliti memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran, peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk mengulang kembali pelajaran dirumah, peneliti menginformasikan garis besar isi kegiatan berikutnya, yaitu mengenai materi selanjutnya dan peneliti menutup kegitan pembelajaran dengan mengucapkan doa atau hamdalah dan mengahiri dengan salam.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini akan diterapkan sama pada tiap pertemuan disetiap submateri peluang. Pengujian ini bertujuan untuk melihat manfaat dan keefektifan penggunaan handout matematika berbasis saintifik dan strategi inkuiri

3.2.5 Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan setiap akhir tahap penelitian dan pengembangan mulai dari rancangan sampul, rancangan isi, pembuatan produk, validasi desain, revisi, sehingga pada tahap evaluasi akan dihasilkan produk akhir. Produk akhir dalam bentuk handout berbasis saintifik dan setrategi inkuiri ini merupakan produk hasil revisi yang telah divalidasi oleh tim ahli. Pada tahap evaluasi dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan handout berbasis saintifik dan setrategi inkuiri.

(19)

3.3.Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:305). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket dan soal post-test. Angket terbuka diberikan kepada ahli desain handout dan ahli materi di saat validasi oleh para ahli, pada uji coba perorangan untuk melihat tanggapan guru, uji coba kelompok kecil dan kelompok besar untuk melihat tanggapan siswa terhadap handout pembelajaran, sedangkan angket tertutup diberikan kepada siswa untuk melihat persepsi mereka terhadap handout secara keseluruhan serta tes pilihan ganda (objektif) dengan lima alternatif pilihan jawaban yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan handout pembelajaran.

Selanjutnya untuk melihat Efektifitas handout dilakukan dengan Tes hasil belajar dan angket persepsi siswa. Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui efektifitas handout. Tes ini dilakukan setelah tahap implementasi. Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar matematika siswa kelas VII, maka disusunlah seperangkat soal-soal tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang memenuhi kriteria validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas.

Pemilihan bentuk tes objektif karena tes objektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. Karena itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi untuk melihat efektifitas handout dibandingkan tes bentuk uraian. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas tes yang memenuhi kriteria tersebut, maka perlu dilakukan uji coba terhadap tes tersebut.

(20)

Menurut Sugiyono (2013:201) angket tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah memiliki alternatif jawaban yang dipilih oleh responden. Pada tahap ini, penulis menggunakan angket tertutup dimana responden yang dalam hal ini adalah siswa akan diberikan beberapa jawaban alternatif yang menggunakan skala penilaian.

3.3.1 Angket (Kuesioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden (Sugiyono, 2010:199). Pada tahap ini, penulis menggunakan angket tertutup dimana responden yang dalam hal ini adalah siswa akan diberikan beberapa jawaban alternative yang menggunakan skala penilaian.

Kisi – kisi angket persepsi siswa dapat dilihat dari table dibawah ini:

Table 3.7 Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Pada Handout

Variabel Indikator Deskriptor Item

Handout berbasis saintifik dan strategi inkuiri

pada materi peluang

Fungsi media handout

1. Media handout sebagai sumber belajar 1 2. Bahasa penyampaian yang digunakan

media handout dapat dipahami anak didik (tidak verbalistik)

2 3. Media handout mampu menarik dan

memfokuskan perhatian siswa 3

4. Media handout dapat mendorong siswa aktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran

4

Manfaat media handout

5. Media handout membangun komunikasi yang efektif antara guru dan siswa

5 6. Media handout memberikan

kesempatan siswa untuk belajar mandiri

6 7. Handout berbasis sasaintifik dan 7

(21)

strategi inkuiri membuat siswa merasa tertarik untuk mempelajari materi 8. Latihan yang terdapat pada handout

sesuai dengan materi 8

9. Penggunaan gambar dan contoh soal pada handout merupakan pendukung dalam penguasaan materi

9 10. Keberadaan handout penting bagi

siswa untuk menguasai materi 10

Responden diberikan angket yang menggunakan skala Guttman dengan 2 kategori pilihan yaitu sesuai dan tidak sesuai untuk menilai produk tersebut. Dengan demikian penilaian cukup dengan mempertimbangkan atau menghitung batas jawaban sesuai yang diberikan responden. Interprestasi untuk menentukan penilaian responden bisa dilakukan dengan cara menghitung persentase banyak jawaban sesuai dari seluruh deskriptor yang disajikan. Sejalan dengan pendapat Riduwan (2012:89) teknis analisis menggunakan rumus sebagai berikut :

Persentase Jawaban (PJ)= × 100% ...(1) Interprestasi rumus diatas merujuk pada table berikut:

Table 3.8 Persentase Jawaban Score / % Kategori

0-50% Tidak sesuai 51-100% Sangat sesuai

3.3.2 Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2010:114). Tes ini dilakukan setelah uji coba pemakaian produk. Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar matematika siswa kelas VII, maka disusunlah seperangkat soal-soal

(22)

post-tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang memenuhi kriteria validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas. Dari nilai tes dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa yang didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Post-test yang dilakukan berpatok pada KKM yang telah ditetapkan disekolah tersebut yaitu 75%.

1. Validitas

Menurut arikunto (2013:79) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tinkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrument. Suatu intrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Untuk analisis validasi digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikur:

= −( )( )

2−( 2)" ∑ 2−( 2)"

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variable x dan Y X = skor item

Y = skor total N = jumlah sampel

(23)

Jika instrument itu valid, maka dilihat criteria penafsiran mengenai indeks korelasi (rxy) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1, 00 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0.800 : tinggi

Antara 0,400 – 0.600 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0, 400 : rendah Antara 0,000 – 0,200 : sangat rendah

2. Daya Beda

Menurut Arikunto (2013:266), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).

Daya beda soal dihitung dengan rumus :

B A B B A

A P P

J B J

D = B − = −

Keterangan : D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda JA = Banyak peserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Dengan kriteria nilai D adalah : D = Negatif : Jelek sekali

(24)

0,00 ≤ D < 0,20 : jelek 0,20 ≤ D < 0,40 : cukup 0,40 ≤ D < 0,70 : baik

0,70 ≤ D ≤ 1,00 : sangat baik.

Nilai D negatif berarti semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang (Arikunto, 2013:218). Soal yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah soal dengan kriteria D sangat baik, baik dan cukup.

3. Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2013:222), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan

rumus

JS P= B

Keterangan : P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah:

0,00 ≤ P < 0,30 : sukar 0,30 ≤ P < 0,70 : sedang 0,70 ≤ P ≤ 1,00 : mudah

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar.

(25)

4. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013:100), sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil- hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Untuk menentukan reliabilitas tes, rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut:





=

= 2 1 2

11 1 S

q p S

n r n

n

i i

i dengan

Keterangan : r11 = Reabilitas tes secara keseluruhan

pi = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar qi = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

i n

i iq

p

=1

= Jumlah hasil kali pi dan qi

S2 = Variansi dari tes n = Banyak item Xi = Skor total butir soal N = Jumlah peserta tes

Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan di bawah ini :

0,00 ≤ r11< 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r11< 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 ≤ r11< 0,60 : reliabilitas cukup 0,60 ≤ r11< 0,80 : reliabilitas tinggi

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

N N

X X

S

m

i

n

i i

i

=

=



 

= 1

2

1 2 2

(26)

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki reabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup.

3.4 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari pihak sekolah mengenai jumlah siswa subjek penelitian dan nilai siswa.

2. Data primer dalam penelitian ini berupa data validasi isi dan desain handout dari para ahli, data observasi dan data hasil post test siswa.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengembangan menurut langkah-langkah pengembangan ADDIE dengan tahapan sebagai berikut:

1. Membuat handout matematika berbasis saintifik dan strategi inkuiri pada materi peluang kelas VII.

2. Setelah desain selesai, lalu desain tersebut divalidasi oleh tenaga ahli media dan ahli materi. Validasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dan dari produk yang akan dikembangkan. Jika ditemukan suatu kelemahan, maka produk tersebut harus direvisi.

3. Setelah divalidasi oleh ahli media dan materi tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba perorangan yang dilakukan terhadap 1 orang guru.

4. Setelah uji coba perorangan tahap selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil ini dilakukan terhadap 5 orang siswa.

(27)

5. Setelah uji coba kelompok kecil tahap selanjutnya yaitu uji coba kelompok besar ini dilakukan terhadap 34 orang siswa.

6. Tahap selanjutnya adalah uji coba lapangan di kelas VII SMP N 11Kota Jambi.

Uji coba ini dilakukan untuk melihat tanggapan dan penilaian hasil belajar siswa terhadap handout yang digunakan selama pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan angket tertutup.

7. Setelah itu menghitung respon positif siswa yang ditunjukkan dari angket persepsi siswa yang telah diberikan dan untuk melihat efektifitas dari hasil belajar siswa dilakukan dengan cara penghitungan persentase nilai tes yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dengan standar ketuntasan kelas yaitu 75%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai beriku.

# =$× 100%

Keterangan: P = persentase nilai siswa ≥ KKM m = banyak siswa yang nilainya ≥ KKM n = banyaknya siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian didukung oleh kesimpulan jawaban responden yang menyatakan bahwa anggota organisasi setuju terhadap atmosfer organisasi yang memiliki program dan

Pasal 61 - KKPR Penilai/Pemberi Rekomendasi KKPR adalah profesi perencana wilayah dan kota yang bersertifikat dan terdaftar di kementerian ATR dan memiliki surat penunjukan

yang dilakukan oleh pengembang dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis data yang diperoleh dari para ahli, yaitu : ahli isi, ahli media, ahli desain, uji coba perorangan,

| 41 Dalam penelitian ini definisi operasional variabel akan menjelaskan pada variabel- variabel berikut ini : (1)Variabel Independensi (X1), yang diukur melalui

One of the observed mea- surements was the missing space for the whole arch and they obtained differences between plaster and 3D scanned models of up to 0.58 mm for maxilla

Dari hasil penjelasan pekerjaan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta rapat telah memahami dokumen dan proses pengadaan jasa konstruksi

Sementara itu, penelitian yang akan saya lakukan yaitu membuat alat sistem kendali pintu dan peraltan listrik otomatis dengan sensor pir dan sms gateway sebagi