• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Tuban merupakan salah satu propinsi di Jawa Timur yang terletak di Pesisir Utara Jawa Timur. Kabupaten Tuban secara strategis terletak di perbatasan Propinsi Jawa timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pesisir utara. Kabupaten tuban berbatasan langsung dengan Rembang di sebelah barat. Pusat Lamongan di sebelah timur, dan Bojonegoro di sebelah selatan. Pusat pemerintahan tuban terletak pada 100 km sebelah barat laut Surabaya, ibu kota provinsi jawa timur dan 210 km sebelah timur semarang , ibukota provinsi jawa tengah.

Kabupaten Tuban berada pada jalur pantura dan pada deretan pegunungan Kapur Utara. Pegunungan kapur utara Tuban terbentang dari Kecamatan Jatirago sampai Kecamatan Widang dan dari kecamatan Merakurak sampai Kecamatan Soko sedangkan wilayah lautnya, terbentang antara 5 kecamatan, yakni Kecamatan Bancar, Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Jenu, Kecamatan Tuban, dan kecamatan Palang. Kabupaten Tuban terletak di ujung paling utara dan Bagian Barat Jawa Timur yang berada tepat di Perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah atau antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Rembang Tuban memiliki titik terendah yakni 0 m dpl yang berada di Jalur Pantura dan titik tertinggi 500m yang berada di Kecamatan Grabagan, Tuban juga dari Bengawan Solo sungai yang mengalir di dalamnya, yang mengalir dari solo ke gresik.

Luas wilayah kabupaten tuban 183.994.561Ha dan wilayah laut seluas 22.068 . Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 110 -112 35’ BT dan 6 40’- 7 -18’LS . Panjang wilayah 65 km. ketinggian tanah di Kabupaten Tuban berkisar antara 0-500 mdpl. Penduduk kabupaten tuban sekitar 1,2 Juta jiwa serta terdiri dari 20 kecamatan. Kabupaten Tuban memiliki luas 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 . Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim gersang dengan kondisi mulai agak kering sampai kering yang berada di

(2)

19 kecamatan, sedangkan kondisi yang agak lembab berada di 1 kecamatan. Tuban merupakan kabupaten yang strategis yang menghubungkan dengan kota kota utama di daerah tersebut. Kondisi yang membuat Kota Tuban terjadi peningkatan volume kendaraan.

Infrastruktur jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang memegang peranan vital dan penting dalam proses distribusi barang dan jasa serta mobilitas bagi masyarakat dan berbagai sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu pembangunan inrastruktur jalan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi darat untuk menjangkau daerah-daerah terpencil dalam waktu yang singkat sehingga pengguna jalan merasa aman, maka konstruksi perkerasan jalan harus tersedianya jalan yang selalu rata dan konstruksi yang kuat.

Pada saat ini, transportasi memegang peranan yang sangat vital dalam pembangunan daerah di berbagai bidang. Dalam menunjang perkembangan suatu daerah, banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam mengurangi tingkat pelayanan. Hal ini terjadi karena volume lalu lintas yang besar dan seringnya terjadi kemacetan, serta lebar jalan yang tidak mendukung karena jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut meningkat setiap tahun.oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah harus mempertimbangkan dalam perbaikan jalan maupun pembangunan jalan. Pembangunan jalan tersebut diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar para pengguna jalan merasa aman saat menggunakan jalan tersebut. Jalan raya ini adalah jalan kelas I yang sering dilewati oleh kendaraan berat. Seperti diketahui jalan raya lingkar tuban ini merupakan jalan raya dari berbagai tujuan, misalkan kendaraan berat, kendaraan pribadi, truk/truk gandengan atau semi/trailer yang mengangkut barang komiditi atau barang lainnya.

Untuk konstruksi jalan raya, Indonesia memiliki peraturan dan pedoman dalam perencanaan struktur perkerasan jalan yang merupakan hasil modifikasi dan adaptasi dari negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia. Dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum, Direktoral Jenderal Bina Marga secara bertahap memperbarui standar peraturan tentang desain manual perkerasan jalan yang terus dikembangkan dan disempurnakan, sehingga ada perbedaaan dalam setiap metode.

(3)

Untuk mengetahui perbedaan parameter yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil tebal lapisan perkerasan, maka dilakukan analisis perencanaan tebal lapisan perkerasan lentur dengan 5 metode Bina Marga yaitu, Metode Analisis Komponen SKBI 2.3.26.1987, Pedoman perencanaan tebal perkerasan Lentur Pt-01-2002-B, pedoman Desain Perkerasan Jalan Lentur No. 002/BM/2011, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013, dan Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017 Nomor 04/SE/Db/2017. (Maryam 2020)

Pemerintah Kabupaten Tuban mengajukan untuk dibuatkanya jalur lingkar tuban. Pembangunan konstruksi jalan ini menghubungkan daerah daerah sekitar yang melewati Kota Tuban. Yang saat ini penangannya masih sekitar kurang lebih 6.87 km. jalan ini merupakan jalan baru yang dimulai dari ruas jalan yaitu Desa Tunah Kecamatan Semanding sampai Desa Prunggahan Kulon Kecamatan Semanding. Pembangunan ruas jalan lingkar tuban menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement), dengan memperhatikkan kondisi daerah proyek dan kondisi lalu lintas (LHR) di sekitar pembangunan proyek pembangunan jalan lingkar tuban tersebut.

Dalam proyek pembangunan jalan lingkar tuban pihak kontraktor dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV dalam metode pekerjaan menggunakan metode Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017. Sedangkan penulis dalam menentukkan tebal perkerasan jalan menggunakan dua metode sebagai perbandingan dalam menentukkan tebal perkerasan yaitu metode Bina Marga 2013 dan metode analisis komponen SKBI 2.3.26.1987 , dimana dengan metode yang digunakan tersebut dapat mempermudah dalam perencanaan perkerasan lentur pada jalan baru yaitu ruas Jalan Lingkar Tuban. Dengan kondisi geografi disekitar pembangunan ruas lingkar tuban tersebut, metode yang digunakan sudah memenuhi standar dalam perencanaan proyek perkerasan lentur tersebut.

Perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan lapisan perkerasannya bersifat memikul dan mendistribusikan beban lalu-lintas. Struktur perkerasan jalan terdiri dari beberapa lapis material yang di aplikasikan ke tanah dasar. Komponen material ini akan memberikan dukungan penting untuk kapasitas beban struktur perkerasan.

(4)

Untuk mendaptakan kekuatan struktur perkerasan yang optimal dan ekonmis, maka struktur perkerasan dibuat berlapis lapis berdasarkan besar beban yang diterima dari roda kendaraan sampai ke tanah dasar. Setiap lapisan juga harus dapat mendistribusikan beban sampai ke bawah, jika salah satu lapisan tidak dapat mendistribusikan beban dengan baik, maka lapisan lainnya akan rusak.

(Bumbungan, 2021)

Lapisan paling atas terdiri dari 2 lapisan, yaitu: wearing course, kemudian binder course, lalu pondasi atas (base courses), lapisan pondasi bawah (sub-base), kemudian tanah dasar (sub-grade). Pada ruas lingkar Tuban yang akan dibangun dalam analisa perencanaan tersebut, penulis akan menggunakan metode Bina Marga 2013, dan metode analisis komponen SKBI 2.3.26.1987 lingkup metode Bina Marga 2013 meliputi desain perkerasan lentur dan perkerasan kaku untuk jalan baru, pelebaran jalan, dan rekonstruksi. Komparasi metode Bina Marga 2013 dengan metode Bina Marga sebelumnya yaitu metode Bina Marga sebelumnya memiliki umur rencana maksimal 10 tahun, dan metode Bina Marga 2013 memiliki umur rencana lebih lama yaitu 20 tahun. Pada rumusan masalah,, penulis membahas umur rencana 20 tahun dengan 2 metode, maka penulis bisa mengetahui umur rencana dengan 2 metode perumusan yang berbeda, sehingga dari umur rencana dapat menjadi pembanding antar metode dengan hasil akhir yang tidak sama.

Metode analisis komponen SKBI 2.3.26.1987 yang dikenal dengan metode analisis komponen, mengacu pada AASHTO 1972 dan dimodifikasi sesuai dengan berbagai faktor seperti kondis alam, lingkungan, sifat tanah dasar dan jenis lapisan perkerasan yang umumnya dipergunakan di Indonesia. Metode Analisis Komponen SKBI 1987 dalam perkembangan tersebut mengatur metode tebal perkerasan dengan dua tipe jalan baru yaitu tipe perkerasan jalan baru dan tipe perkerasan jalan lama. Dan dalam prinsip dasar perhitungan dua perkerasan tersebut adalah sama.

Metode Bina Marga 2013 ini menjelaskan faktor-faktor terkait pemilihan struktur perkerasan jalan seperti pendetailan desain, drainase dan persyaratan konstruksi. Metode desain perkerasan jalan ini digunakan untuk menghasilkan desain awal yang hasilnya kemudian diperiksa terhadap pedoman desain perkerasan Pd T-01—2002-B, dan software Desain Perencanaan Jalan Perkerasan Lentur

(5)

(SDPJL) untuk desain perkerasan lentur, dan dengan Pd T-14-2003 untuk desain perkerasan kaku. Metode ini dapat membantu dalam meyakinkan kecukupan structural dan kepastian konstruksi untuk kondisi beban dan iklim di Indonesia.

Sebagai konsekuensinya saat memvalidasi kecupukan struktural, sangat penting untuk menguasai elemen kunci tertentu dari metode desain ini. Prosedur validasi menggunakan ketentuan umur rencana, beban, iklim, tanah dasar lunak, serta batasan konstruksi, dan dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati hatian.

Gambaran umum lokasi yang akan dilaksanakan pembanguna jalan adalah sebagai berikut :

 Kondisi geografi, secara umum sifat lahan berupa , perkebunan, sawah, dan pemukiman penduduk.

 Kondisi topografi berupa daratan.

 Pada perencanaan jalan terdapat banyak persimpangan yang melewati pemukiman penduduk, dan terdapat sungai berukuran sedang.

 Lahan pada rencana trase sudah terdapat penanganan sepanjang 6,87 km dan 700 m sudah menyelesaikan hingga agregat A.

 Lebar jalan 7 m.

 Penghubung antara Desa Tunah Kec. Semanding- Desa Prunggahan Kulon Kec. Semanding.

 Distribusi Kendaraan 1 Jalur 2 lajur 1 Arah

Dalam perihal ini penulis mengambil topik “Perencanaan Ulang Tebal Perkerasan Lentur Dengan Mennggunakan Analisis Komponen dan Bina Marga 2013”. Tujuan topik perencanaan ulang tersebut penulis ingin membandingkan hasil perhitungan tebal perkerasan pada pekerjaan proyek dengan analisis penulis dalam metode yang berbeda, proyek tersebut menggunakan Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017, agar hasil perencanan dari penulis tidak sama dengan hasil yang berada di lapangan, maka penulis dapat menggunakan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 dan Manual Desain Perkerasan (MDP) 2013, sehingga penulis dapat mengetahui tebal perkerasan dan membandingkan dengan metode metode tersebut.

(6)

Penulis menggunakan metode Bina Marga 2013 dibandingkan dengan Bina Marga 2017 adalah untuk mengetahui kualitas perencanaan perkerasan jalan antara kedua metode tersebut, sehingga dapat mengetahui perbedaan dari kedua metode tersebut yang layak digunakan dalam perencanaan perkerasan jalan.

Dengan pemilihan metode tersebut dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pada perencanaan perkerasan jalan.

Pada penyusunan laporan tugas akhir ini akan dilakukan beberapa tahapan tahapan dalam penyelesaian laporan tersebut tahapan pertama yaitu survey pendahuluan, pengukuran langsung dimensi jalan dan visualisasi di lokasi penelitian. Langkah berikutnya penelitian ini juga melakukan pengamatan volume kendaraan (LHR) pada kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Dengan data pengamatan volume kendaraan (LHR) dan California Bearing Ratio (CBR) nantinya akan dihitung lapisan perkerasan lenturnya.

Dalam tahapan pertama yaitu survey pendahuluan, pengukuran langsung dan visualisasi lokasi penelitian, dalam tahapan tersebut peniliti melakukan survey lapangan ke tempat lokasi proyek pembangunan ruas lingkar tuban dimana untuk mengetahui gambaran gambaran proyek yang sedang berlangsung dan peniliti akan mengetahui latar belakang yang akan digunakan dalam mengerjakan Tugas Akhir tersebut. Serta peneliti dapat mengetahui pelaksanaan proyek yamg sedang dikerjakan. dalam tahapan tersebut peneliti juga berkunjung ke kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV yang dimana proyek tersebut berlangsung dibawah instansi tersebut. Dalam kunjungan tersebut peneliti memerlukan data data pendukung yang akan dipakai dalam membuat laporan Tugas Akhir, dan untuk data data tersebut berupa data gambar proyek jalan lingkar tuban, data LHR (Lalu lintas Harian Rata Rata) untuk mengetahui kepadatan arus lalu lintas disekitar proyek pembangunan tersebut, data CBR untuk mengetahui daya dukung tanah dalam proyek pembangunan jalan tersebut, serta data Analisa Harga Satuan (AHSP) kabupaten Tuban, untuk mengetahui anggaran biaya setiap pekerjaan yang akan menentukan anggaran biaya dalam pembangunan proyek jalan lingkar tuban.

Tahapan kedua peneliti melakukan pengamatan volume kendaraan (LHR), volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan

(7)

selama satu satuan waktu (Sukirman,1999). Data volume lalu lintas tersebut di ambil dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV sebagai data pendukung agar dapat mengetahui kapasitas jalan dan penentuan dalam mendesain tebal perkerasan lentur tersebut. Tahapan selanjutnya yaitu data CBR (California Bearing Ratio), yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR 100% dalam memikul beban lalu lintas (Sukirman,1999). Dalam CBR tersebut dapat diketahui kualitas tanah sekitar proyek ruas jalan limgkar tuban, serta dengan menggunakan data CBR peneliti dapat merencanakan dan mendesain perkerasan lentur (flexible pavement) dengan menggunakan metode yang disarankan dengan prosedur prosedur dalam mendesain, dari sekian metode dalam mendesain perkerasan jalan, salah satau yang bisa digunakan dalam mendesain yaitu Metode Bina Marga 2013 (02/M/BM/2013) dan analisis komponen SKBI 2.3.26.1987 , sebagai rujukan dalam menggunakan metode tersebut, karena dalam menghasilkan produk perkerasan jalan yang baik dibutuhkan metode yang tepat, Bina Marga 2013 dan SKBI 2.3.26.1987 salah satu metode yang tepat dalam mendesain perkerasan lentur yang banyak dipakai di Indonesia.

Lokasi proyek pembangunan Jalan Lingkar Tuban Jawa Timur adalah jalan baru dengan menggunakan perkerasan lentur (Flexible Pavement) dengan metode Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017, data LHR terakhir dari sekitar jalan lokasi tersebut yaitu dengan nilai 6382 pada tahun 2019 dan 6673 pada tahun 2020. Data CBR oleh intansi terkait yaitu 3,96 %, diambil dari STA 5+100 sampai dengan STA 7+200.

Dalam perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode analisis komponen SKBI 1987. Langkah langkah dalam menentukkan perencanaan tebal perkerasan adalah: (Sukirman 1999)

1. Menentukkan nilai daya dukung tanah dasar, dengan pemeriksaan CBR 2. Dengan hasil CBR yang diperoleh, keadaan lingkungan, jenis dan kondisi

tanah dasar maka menentukkan CBR segmen

3. Menentukkan nilai Daya Dukung Tanah (DDT) dari setiap nilai CBR segmen yang diperoleh.

(8)

4. Menentukkan umur rencana dari jalan hendak direncanakan, umumnya umur rencana 20 tahun, dengan konstruksi bertahap atau tidak

5. Menentukkan faktor pertumbuhan lalu lintas selama masa pelaksanaan dan umur rencana (i%)

6. Menentukkan Faktor Regional (FR)

7. Menentukkan lintas ekivalen rencana (LER) 8. Menentukkan indeks permukaan awal (IPo) 9. Menentukkan indeks permukaan akhir (IPt) 10. Menentukkan indeks tebal perkerasan (ITP)

11. Menentukkan jenis lapisan perkerasan yang akan dipergunakan 12. Menentukkan koefisen kekuatan relative (a)

13. Kontrol tebal dari masing masing perkerasan telah menentukkan ITP yang telah ditentukkan

Langkah langkah perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode Bina Marga 2013 adalah sebagai berikut:

1. Menentukan umur rencana 20 tahun dengan jenis perkerasan lentur, elemen perkerasan lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB dengan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M.BM/2013.

2. Menentukan nilai VDF standar yang merupakan akumulasi angka ekivalen dari sumbu depan dan sumbu belakang berdasarkan table dalam manual desain perkerasan jalan No. 02/M/BM/2013.

3. enentukan faktor distrubusi lajur (DL) dengan melihat jumlah lajur setiap arah sesuai dengan tabel Manual Desain Perkerasan Jalan NO 02/M/BM/2013.

4. Menentukan faktor pengali pertumbuhan lalu lintas (R) yang diyatakan dalam persen dengan rumus dalam Manual Desain Perkerasan Jalan No.

02/M/BM/2013.

5. Menentukan nilai CESA yang ditentukan dengan persamaan 6. Pemilihan jenis pondasi perkerasan sesuai umur rencana, estimasi lalu lintas

dankondisi tanah dasar yang disajikan pada tabel manual desain perkerasan No. 02/M/BM/2013.

(9)

7. Menentukan desain pondasi jalan sesuai nilai dengan jenis tanah lanau kelempungan berdasarkan Bina Marga

8. Menentukan desain tebal perkerasan yang dihasilkan dari perhitungan CESA

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut:

1. Berapa tebal perkerasan lentur pada ruas Jalan Lingkar tuban dengan menggunakan metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987?

2. Berapa tebal perkerasan lentur pada ruas Jalan Lingkar tuban dengan menggunakan analisa metode Bina Marga 2013?

3. Berapa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan konstrusi aman dan tebal pada Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) berdasarkan metode analisa komponen SKBI 2.3.26.1987 dan Bina Marga 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan tugas akhir adalah:

1. Mengetahui tebal perkerasan lentur (Flexible Pavement) menggunakan metode Analisis Komponen SKBI 2.3.26.1987 pada ruas Jalan Lingkar Tuban.

2. Mengetahui tebal perkerasan lentur (Flexible Pavement) menggunakan metode Bina Marga 2013 pada ruas Jalan Lingkar Tuban.

3. Mengetahui Rencana Anggaran Biaya yang dibutuhkan pada perkerasan lentur pada ruas Jalan Lingkar Tuban dengan perencanaan tebal dan aman.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari perencaan perkerasan jalan ini adalah:

1. Dapat menjadi bahan referensi bagi analisis perhitungan proyek jalan raya.

2. Untuk mengetahui metode yang akan dipilih dalam melaksanakan pekerjaan perkerasan jalan.

(10)

3. Dapat digunakan sebagai alternatif pihak pihak terkait dalam perencanaan perkerasan lentur jalan lingkar tuban yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.

1.5. Batasan Masalah

Mengingat permasalahan perencanaan desain yang luas maka dalam penelitian memberikan batasan masalah dalam perencanaan yaitu:

1. Tidak merencanakan geometrik jalan pada ruas lingkar tuban.

2. Perencanaan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2013 dan analisa komponen SKBI 1987.

3. Tidak merencanakan saluran drainase.

4. Tidak membahas perencanaan jembatan dan dinding penahan tanah.

5. Tidak membahas gorong gorong.

6. Tidak membahas pengolahan data tanah laboratorium dan data di lapangan.

7. Pekerjaan pada STA 4+907 - 7+407 (2,5 km).

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi di susun sesuai ketentuan dalam penyusunan skripsi dalam bab- bab dan sub bab sehingga pembaca lebih memahami isi dalam laporan tugas akhir. Spesifikasi lapora tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, dalam bab ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, batasan masalajh, sistematika penulisan laporan.

BAB II Tunjauan Pustaka, dalam berisi tentang dasar dasar teori, pedoman dan serta peraturan peraturan dalam pengerjaan laporan tugas akhir .

BAB III Metodologi Penelitian, dalam bab ini terdiri dari metode dalam analisa, metode pengumpulan data, diagram alir, dan perumusan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan tebal perkerasan.

BAB IV Analisa dan pembahasan, dalam bab ini komposisi terdiri dari analisa dan perencanaan tebal perkerasan dan rencana anggaran biaya pada pembangunan jalan lingkar tuban jawa timur.

BAB V Kesimpulan dan saran, bab ini kesimpulan terdapat dari hasil perhitungan tebal perkerasan, dan saran berdasarkan penulis yang berkaitan dalam tugas akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa tingkat kepuasan pengguna lulusan akan 3 atribut tersebut meningkat tinggi dengan adanya peningkatan kinerja akan 3 atribut tersebut Atribut

Namun secara keseluruhan bahan ajar Hidrologi model dinilai layak digunakan dengan kategori sangat baik (skor 4,62), secara khusus lembar kerja juga pada

Pada siklus I siswa belum mengaitkan materi dengan pengalaman nyata sehari-hari, siswa masih malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa belum

Sastra suluk tulis (teks) memuat ajaran sufisme atau mistik berupa perenungan menemukan kebenaran mutlak dengan berserah diri mencari persatuan ke dalam alam

3 Saya merasa tidak senang Jika Dosen berkomunikasi bahasa Jawa lebih dari pada Bahasa Indonesia saat dalam perkuliahan 4 Ketika saya berbicara saya merasa temanya

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan dengan ketentuan sebagai

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan batas atas dan bawah untuk setiap variabel yang dikaji, adapun variabel yang dikaji yaitu konsentrasi jeruk

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang