• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S. AN-NISA AYAT 36 DAN PERBANDINGANNYA MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S. AN-NISA AYAT 36 DAN PERBANDINGANNYA MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

1

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S. AN-NISA’ AYAT 36 DAN PERBANDINGANNYA MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR

IBNU KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI Proposal Tesis

Diajukan Untuk Dimunaqsyahkan pada Prodi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Bukittinggi.

Oleh:

Almuhardi Safarman, S.Pd 20119032

PRODI S2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

1442 H/2021 M

(2)

2

KATA PENGANTAR

Segala Puji selalu kita ucapkan kepada Allah SWT yang selalu menuntun kita kejalan yang benar dan selalu memberikan kesehatan kepada kita sehingga dengan kesehatan itu penulis bisa menuyusun tesis ini dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi”

Shalawat dan salam kita do‟akan kepada Allah SWT agar senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan dan meninggalkan penunjuk arah jalan dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada program S2 Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi. Selama proses penulisan Tesis ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, arahan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Rhida Ahida, M.Hum. selaku Rektor IAIN Bukittingg. Beserta Bapak Dr. Asyari, M.Si, Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag dan Bapak Dr.

Miswardi, M.Hum selaku Wakil Rektor IAIN Bukittinggi.

2. Ibuk Dr Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku dekan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi beserta Bapak Dr. Iswantir M, M.Ag,

(3)

3

Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I, DAN Bapak Dr. Supratman, M.Pd, M.Kom, selaku wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

3. Mrs Dr. Melyan Melani, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pascasarjana PAI IAIN Bukittinggi beserta Bapak/Ibu Karyawankepustakaan yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Dr. Junaidi, M. Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini di IAIN Bukittinggi.

5. Bapak Dr. Wedra Aprison, M.Ag, selaku dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan Tesis ini di IAIN Bukittinggi.

6. Bapak/Ibu Dosen Karyawan/I IAIN Bukittinggi yang telah membekali dan melayani kebutuhan penulis dalam proses perkuliahan di IAIN Bukittinggi.

7. Keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini baik secara materil maupun moril.

8. Terima kasih kepada semua sahabat-sahabat, dan terkhusus kepada teman- teman PAI A angkatan 2019 yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam berjuang untuk menggapai cita-cita.

9. Kemudian rasa terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dalam menulis tesis ini.kemudian penulis

(4)

4

ucapakan terimaksih kepada seluru keluarga yang telah memberikan dukungan dalam kuliyah dan menyelesaikan tesis ini.

10. Kemudian rasa terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

Dengan penuh kejujuran penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari itu penulis membuka kritik dan saran dari siapapun demi kebaikan kita semua karena penulis hanya hamba Allah SWT yang dho‟if yang jauh dari kata kesempurnaan. Dan semoga pihak-pihak yang telah bersedia membantu menyelesaikan tesis ini diberikan pahala yang berlipat ganda, dan diberikan solusi disetiap masalah yang dihgadapi, aamiiin.

Bukittinggi, April 2021 Penulis

ALMUHARDI SAFARMAN, S.PD NIM. 20119032

(5)

5 ABSTRAK

Tesis ini disusun oleh Almuhardi Safarman, S.Pd, NIM 20119032 dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa’ ayat 36 dan Perbandingannya Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi pada Prodi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Latar belakang dari penelitian ini adalah saat sekarang ini banyak hubungan manusia dengan Allah sangat jauh seperti banyaknya para penista agama, bahkan ada yang mengatakan bahwa paham radikalisme berawal dari orang-orang yang hafiz Al- Quran. Dan juga hubungan manusia dengan sesama sekarang semakin rusak, seperti terjadinya pembunuhan terhadap ulama, muballigh dan para aktivis dakwah, terjadinya pencurian dan perampokan dimana-mana.

Penelitian ini merupakan penelitian Pustaka atau Library Research yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan perpustakaan, seperi: buku-buku, majalah, dokumen, catatan, kisah-kisah sejarah dan lainnya. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah Al- Qur‟an dan terjemahannya, Tafsir, buku dan Jurnal. Kemudian dalam teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa menganalisis tafsir kemudian mencari tambahan data dari buku, dan jurnal yang terkait dengan pembahasan.

kemudian dalam teknik analisis data yang penulis gunakan adalah pertama Induktif yaitu mengemukakan masalah yang bersifat khusus kemudian digeneralisasi yang bersifat umum, kedua Deduktif yaitu membahas persoalah yang bersifat umum ke khusus, ketiga Komperatif yaitu membandingkan pendapat para ahli terkait persoalan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai pendidikan agama islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi Maka dapat penulis simpulkan bahwa didalam ayat tersebut terdapat tiga macam nilai yaitu nilai aqidah seperti perintah untuk menyembah hanya kepada allah kemudian larangan untuk berbuat syirik. Kemudian nilai amaliyah seperti perintah untuk melakukan ibadah kepada Allah. Kemudian nilai akhlak seperti berbuat baik kepada kedua orang tua, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, berkata sopan santu, tolong menolong dan larangan bersifat sombong.

Kemudian perbandingan nilai tersebut menurut ketiga tafsir adalah tentang makna dari kata tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh perbandingan selanjutnya tentang makna dari teman sejawat selanjutnya tentang makna dari kata ibnu sabil.

Kata Kunci: Nilai-Nilai dan Pendidikan Agama Islam

(6)

6 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 7

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 12

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian... 13

D. Penjelasan Judul...14

E. Sistematika Penulisan... 15

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Nilai-Nilai 1. Pengertian Nilai-nilai ... 17

2. Macam-macam Nilai... 18

B. Pembelajaran Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 22

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 26

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 35

C. Tinjauan Q. S. An-nisa‟ Ayat 36 1. Ayat dan terjemah... 37

3. Asbabun Nuzul... 37

(7)

7

D. Tinjauan Tentang Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al- Maraghi

1. Tafsir Al-Mishbah... 38

2. Tafsir Ibnu Katsir... 41

3. Tafsir Al-Maraghi... 43

E. Penelitian Relevan... 45

BAB IIII METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian... 48

B. Sumber Data... 48

C. Teknik Pengumpulan Data... 50

D. Analisis Data... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi ... 53

B. Perbandingan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al- Maraghi ... 82 BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU RI NO 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk meiliki kekuata spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Dari UU diatas dapat kita pahami bahwa setiap manusia memang sangat membutuhkan pendidikan. Karena Allah SWT telah memberikan bekal-bekal yang kita perlukan untuk memperoleh pendidikan tersebut.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.An-Nahal ayat 78 yaitu:

































Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (Q.S.An-Nahal ayat 78)2

Dari ayat diatas dapat penulis pahami bahwa manusia dilahirkan oleh Allah SWT dianugrahi 2 unsur besar yaitu unsur Jasmani dan unsur rohani, unsur jasmani ini berupa penglihatan untuk melihat dan pendengaran untuk mendengar dan yang kedua unsr rohani yaitu hati yang digunakan untuk memahami, membedakan mana

1 Undang-undang RI NO 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta:2003), Hal. 6

2 Q.S.An-Nahal: 78

(9)

9

yang baik dan mana yang buruk. Semua yang Allah SWT ciptakan untuk manusia tersebut harus harus digunakan untuk melaksanakan seluruh perintah Allah dan seluruh larangan Allah SWT atau melakukan seluruh Nilai Agama Islam yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah.

Sedangkan Nilai itu adalah berasal dari bahasa latin yaitu vale‟re yang artinya yaitu berguna, berdaya berlaku, sehingga nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik dan yang paling benar menurut keyakinan individu atau sekelompok orang. Nilai juga diartikan sebagai kualitas yang dari sesuatu hal dan sesuatu hal itu disukai oleh individu atau sekelompok orang, di inginkan, dihargai, dikejar, berguna kemudian orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.

Arthur W. Comb berpandangan bahwa nilai merupakan kepercayaan yang digeneralisisir sebagai pembimbing dalam menyelesaikan tujuan perilaku yanfg akan dipilih oleh individu atau sekelompok orang. Sedangkan menurut pakar psikologi Allport nilai adalah keyakinan yang mengarah kepada suatu tindakan sesorang berdasarkan keyakinan tersebut. Nilai itu berkaitan dengan emosi, pengalaman yang dapat mengarahkan individu atau kelompok untuk memilih, mengambil, keputusan serta bertindak. Nilai merupakan prinsip yang memproposi kesejahteraan dan mencegah dari bahaya bagi manusia. Biasanya keyakinan, nilai-nilai dan identitas seseorang biasanya didapat tanpa disadari berdasarkan pengalaman pribadi atau suatu

(10)

10

pengamatan dari beberapa pengalaman orang lain yang diinginkan atau tidak.3 Dari penjelasan nilai diatas dapat penulis pahami bahwa nilai itu memang penting dalam kehidupan terlebih lagi dalam kenidupan bermasyarakat dan nilai itu dapat diraih melalui dunia pemdidikan.

Didalam Al-Quran banyak terdapat penjelasan tentang nilai-nilai pendidikan agama islaam seperti dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 yang akan menjadi objek kajian kita yaitu:



































































Artinya: Sembahlah Allah SWT janganlah kamu menyekutukannya dengan sesuatupun, danberbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.sesungguhnya Allah SWTtidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga- banggakan diri (Q.S.An-Nisa‟:36)4

Sedangkan pendidikan itu terjemahan dari kata education, yang asal katanya educate yaitu bahasa latin educo yang berarti mengembangkan dalam diri: seperti mendidik, melaksanakan hokum kegunaan. Pendidikan merupakan mengembangkan potensi diri baik alat indra dan pikiran bukan hanya sekedar menhumpulkan atau mengklasifikasikan ilmu pengetahuan. Bahkan pendidikan itu berisi power yang

3 Sulastri, Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia, (banda aceh, Syiah kuala university press, 2018), Hal. 11-12

4Q.S An-Nisa‟: 36

(11)

11

digunakan untuk mendapatkan apa saja yang digunakan dan apa saja yang dibutuhkan. Seseorang yang dengan cerdik menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain maka dia akan lebih cerdik dari pada orang yang mempunyai pengetahuan itu jika dia tidak tau kegunaan pengetahuan itu.5

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas tetapi bias juga berlangsung diluar kelas dan pendidikan itu bukan hanya berlangsung secara formal tapi juga berlangsung secara non formal dan pendidikan itu tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi juga mengembangkan seluruh aspek-aspek kepribadian manusia. Sedangkan menurut marimba pendidikan adalah pimpinan atau bimbingan secara sadar oleh seorang pendidik terhadap perkembangan dari jasmani dan rohani seorang anak.6

Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk meyiapkan peserta didik untuk mngenal, memahami, mengahayati, mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan seluruh ajaran islam dari sumber utamanya Al-Quran dan hadis melalui bimbingan, latihan, pengajaran serta pengalaman. Menurut tayar yusuf pendidikan agama islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kecakapan pada generasi muda untuk menjadi generasi muslim yang bertakwa kepada Allah,

5 Sutrisno, M. Ag, Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: CV. Diandra Primamitra Media, 2011), Hal. 3

6 Dahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jawa Tengah: CV Mangku Bumi Media, 2019). Hal. 1-2

(12)

12

kemudian berbudi pekerti yang luhur serta mengamalkan dan memahami seluruh ajaran islam dalam kehidupan.7

Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari banyak kita lihat kesenjangan nilai- nilai yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dengan nilai-nilai yang Allah SWT cantumkan dalam Q.S. An-Nisa‟ ayat 36 diantaranya adalah masyarakat lebih percaya bantuan manusia dari pada bantuan Allah SWT terkhusus pada masalah Covid-19 yang terjadi pada saat ini. Masih banyak diantara mereka yang semakin jauh dari allah dan lebih mendengarkan kata-kata manusia. dan masalah selanjutnya yang kita temukan adalah banyaknya berita di televisi maupun disurat kabar anak-anak yang durhaka kepada orang tua, seperti mereka berani membunuh orang tua mereka sendiri. Alasan pebunuhan itu kita lihat bermacam-macam diantaranya karena tidak dibelikan motor, tidak dibelikan hp dll. Masalah selanjutnya yan kita lihat dimasyarakat adalah kurang akurnya mereka dalam bertetangga, bahkan terhadap kerbat mereka sendiri. Dan penyebab tidak akur itu juga bermacam-macam diantaranya masalah tanah yang kadang sampai terjadi pembunuhan, masalah harta, bahkan terkadang karena iri hati terhadap tetangga yang berhasil.

Oleh karena itu penulis akan mengkaji tentang Hablum Mianllah dan Hablum Minannas secara mendalam dan mengkaji secara mendalam tentang Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam terkhusus dalam surat An-Nisa‟ ayat 36 melalui kajian tafsir Karena saat sekarang ini banyak hubungan manusia dengan Allah sangat jauh

7 Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…., Hal. 7

(13)

13

seperti banyaknya para penista agama, bahkan ada yang mengatakan bahwa paham radikalisme berawal dari orang-orang yang hafiz Al-Quran. Dan juga hubungan manusia dengan sesama sekarang semakin rusak, seperti terjadinya pembunuhan terhadap ulama, muballigh dan para aktivis dakwah, terjadinya pencurian dan perampokan dimana-mana. Maka dari itu penulis mengambil rujukan utama yaitu Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Mishbah dan Tafsir Al-Maraghi, karena tafsir tersebut memiliki alas an tertentu yaitu: tafsir al-mishbah gaya bahasanya yang mudah dipahami dan pilihan diksi dan terjemah atas kosakata Al-Quran yang banyak terinspirasi dari Prof. Dr. Aisyah Binti Syati‟ dan juga dipengaruhi oleh pemikiran syekih muahmmad abduh dan juga karena beliau salah satu ulama kontemporer di Indonesia.8 Kemudian penulis mengambil tafsir Ibnu Katsir adalah karena imam ibnu katisr adalah salah satu ulama yang palih tersohor dan populer didunia islam.9 Oleh karena beberapa msalah diatas penulis tertarik mengangkat sebuah judul yaitu:

“Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-Quran Surat An-Nisa’ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi” Penulis berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

8 Afrizal Nur, Tafsir Al-Mishbah Dalam Sorotan, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018), Hal xi

9 Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I, 2008), Hal. xii

(14)

14

Berdasarkan latar belakang diatas agartidak terjadi kekeliruin dan kesalaho pahaman bagi pembaca maka penulis membatasi masalah ini yaitu:“Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-Quran Surat An-Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al- Maraghi”

2. Rumusan Masalah

Demi mejaga kesalah pahaman dan pengertian maka dapat penulis merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu:

a. Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Maraghi?

b. Bagaimana perbandingan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al- quran Surat An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

b. Untuk mengetahui Bagaimana perbandingan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi 2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

(15)

15

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir, mengenai permasalahan dalam bidang studi pendidikan agama Islam terutama Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-quran Surat An-Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai gelar Sarjana S2 pada Fakultas Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam negeri di IAIN Bukittinggi.

D. Penjelasan Judul

Supaya tidak terjadi perbedaan pendapat dalam memahami Judul tesis ini maka penulis akan menjelaskan secara berkelompok tentang judul teis ini yaitu sebagai berikut:

Nilai : Nilai itu adalah berasal dari bahasa latin yaitu vale‟re yang artinya yaitu berguna, berdaya berlaku, sehingga nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik dan yang paling benar menurut keyakinan individu atau sekelompok orang. Nilai juga diartikan sebagai kualitas yang dari sesuatu hal dan sesuatu hal itu disukai oleh individu atau sekelompok orang, di inginkan, dihargai, dikejar, berguna kemudian orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.10

10 Sulastri, nilai karakter dalam pembelajaran kimia…., Hal. 11

(16)

16

Pendidikan: Pendidikan itu terjemahan dari kata education, yang asal katanya educate yaitu bahasa latin educo yang berarti mengembangkan dalam diri:

seperti mendidik, melaksanakan hokum kegunaan. Pendidikan merupakan mengembangkan potensi diri baik alat indra dan pikiran bukan hanya sekedar menhumpulkan atau mengklasifikasikan ilmu pengetahuan. Bahkan pendidikan itu berisi power yang digunakan untuk mendapatkan apa saja yang digunakan dan apa saja yang dibutuhkan.11

PAI : Suatu upaya sadar dan terencana untuk meyiapkan peserta didik untuk mngenal, memahami, mengahayati, mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan seluruh ajaran islam dari sumber utamanya Al-Quran dan hadis melalui bimbingan, latihan, pengajaran serta pengalaman.12

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya pembahasan ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 yaitu berisi tentang latar belakang yang memuat tentang 3 landasan diantaranya landasan filososfis, landasan teoritis dan landasan empiris. Kemudian pada bab 1 menjelaskan tentang batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul serta serta sistematika penulisan.

11 Sutrisno, M. Ag, Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam...., Hal. 3

12 Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…., Hal. 7

(17)

17

BAB II yaitu berisi tentang landasan teori diantaranya membahas tentang Nilai, kemudian membahas tentang Pendidikan Agama Islam, membahas tentang tinjauan Q.S. An-nisa‟:36 kemudian membahas tentang tinjauan ke 3 tafsir

BAB III yaitu berisi tentang Metodologi Penelitian hal ini mencakup tentang Jenis penelitian, Sumber data, analisis data serta Tekhnik pengumpulan data,

BAB IV yaitu berisi tentang hasil penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan agama islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi kemudian tentang perbandingan nilai-nilai pendidikan agama islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

BAB V yaitu penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

(18)

18 BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Nilai

1. Pengertian Nilai

Arthur W. Comb berpendapat bahwa nilai adalah suatu kepercayaan yang sudah di generalisir untuk sebagai pembimbing dalam menyelesaikan tujuan perilaku yang pilih oleh individu atau sekelompok orang. Sedangkan menurut pakar Psikologi Allport nilai adalah keyakinan yang mengarah kepada suatu tindakan sesorang berdasarkan keyakinan tersebut. Nilai itu berkaitan dengan emosi, pengalaman yang dapat mengarahkan individu atau kelompok untuk memilih, mengambil, keputusan serta bertindak. Nilai merupakan prinsip yang memproposi kesejahteraan dan mencegah dari bahaya bagi manusia. Biasanya keyakinan, nilai-nilai dan identitas seseorang biasanya didapat tanpa disadari berdasarkan pengalaman pribadi atau suatu pengamatan dari beberapa pengalaman orang lain yang diinginkan atau tidak.13

Menurut Dr. Silfia Hanani, M.Si bahwa nilai adalah ajaran dan norma yang harus ditafsirkan sehingga melahirkan suatu perilaku atau tingkah laku yang di inginkan sesuai dengan nilai-nilai. Paersons seseorang perekonstruksi teori structural fungsional menyatakan bahwa keseimbangan, kestabilan dan keteraturan akan terwujud apabila ada penghargaan terhadap nilai-nilai tersebut. Nilai itu tidak terkesampingkan karena karena nilai tersebut menjadi Word View dan telah

13 Sulastri, Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia...., Hal. 11-12

(19)

19

disepakati sejak lama. Nilai-nilai tidak pernah memberikan pertentangan, tetapi lebih dominan membangun keadaban.14 Sedangkan Menurut Dr. iswantir dan Dr.

Silfia hanani dan Irsyadul Ubad bahwa nilai pendidikan Agama islam terdapat 4 dasar yaitu: nilai keimanan, nilai ketakwaan, penghargaan terhadap manusia dengan segala potensinya, kebebasan dan kemerdekaan dan tanggug jawab sosial.15

2. macam-macam Nilai

Nilai memiliki banyak macamnya tergantung siapa yang memandang menurut max scheler nilai itu terbagi kedalam 3 tingakatan:

a.) Nilai kenikmatan, yaitu tentang esuatu yang mengenakkan atau tidak mengenakkan

b.) Nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai yang sangat penting dalam kehidupan seperti kesehatan, kesegaran jasmani dan umum.

c.) Nilai kejiwaan, yaitu seperti keindahan, kebenaran dan pengetahuan murni dan filsafat.

d.) Nilai kerohanian, yaitu berhubungan dengan suci atau tidak suci

Tetapi walter G. Everet berpendapat bahwa nilai dikelompokkan kedalam 8 kelompok.

a.) Nilai ekonomis (harga dalam jual beli)

14 Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Hal. 121

15 Irsyadul Ubad, Silfian Hanani dan Iswantir M, jurnal Fuaduna nilai edukatif tradisi peringatan hari kematian di kenagariaan manggopoh sumatera barat

(20)

20 b.) Nilai kejasmanian (kesehatan) c.) Hiburan

d.) Sosial (bentuk perserikatan manusia) e.) Watak ( integritas kepribadaian)

f.) Estetis ( keindahan alam dan karya seni) g.) Intelektual, dan

h.) Keagamaan16

Dalam pendidikan agama islam nilai itu terbagi kedalam beberapa hal maka untuk itu dapat kita klasifikasikan bahwa nilai itu terbagi kedalam 3 hal, yaitu

Dalam buku yang berjudul ilmu pendidikan islam nilai dalam islam terbagai menjadi 3 kelompok yaitu:

a.) Nilai I‟tiqodiyah atau kepercayaan

Yaitu nilai yang berhubungan rukun iman, sepeerti iman kepada allah swt, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab allah, iman kepada rasulullah, iman kepada hari berbangkit dan iman kepada takdir. Nilai I‟tiqodiyah ini meurut beliau menjelaskan hubungan antara individu dengan tuhannya yang didalamnya ditanamkan nilai-nilai ketuhanan pada diri manusia seperti sifat-sifat al-rahman (nilai kasih), al-rahim (nilai sayang), al-malik (nilai kepemimpinan), al-quddus ( nilai kesucian), al-salam (nilai kesejahteraan dan nilai kedamaian), al-khaliq (nilai produktivitas), al-mushawwir (nilai estetika) dan nilai-nilai yang berkaitan dengan

16 Nurul Qamar Dan H. Salle, Etika Dan Moral Propesi Hokum, (Makasar:CV. Sosial Polotic Genius, 2019). Hal. 15-16

(21)

21

asmaul husna. Sedangkan nilai pendidikan I‟tiqodiyah ini bisa juga dikatakandengan nilai Pendidikan Aqidah yaitu upaya yang terus menerus menanamka nilai-nilai kepada anak agar memiliki keimanan yang kuat dan tangguh.17

b.) Nilai „amaliyah atau perbuatan

Nilai amaliyah terbagi kedalam 2 bagian yaitu: pertama berkaitan dengan ibadah atau berkaitan dengan rukun islam, seperti syahadat, sholat, zakat puasa, haji dan ibadah lainnya yang mengatur hubungan manusia dengan allah swt. Kedua berkaitan dengan muamalah yaitu interaksi manusia dengan sesamanya baik perseorangan maupun secara berkelompok seperti akad, perbelanjaan, hukuman, jinayah (pidana dan perdata). Nilai amaliyah ini juga di sebut dengan dimensi kealaman yaitu mejelaskan hubungan manusia dengan alam semesta, karena manusia diciptakan oleh allah dimuka bumi sebagai khalifah. Nilai-nilai yang ditanamkan pada individu adalah bagaimana ia mampu memelihara, memakmurkan dan memanfaatkan alam ini dengan baik sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT baik terhadap alam biotik (tumbuhan dan hewan) maupun abiotic (bebatuan, tambang air udara, tanah, api dan sebagainya).

c.) Nilai Khuluqiyah atau etika

Nilai khuluqiyah berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adap, sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai keutamaan. Nilai nilai khuluqiyah seperti Sdiddiq (jujur), nilai amanah (terpercaya), adil, sabar, syukur,

17 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 292

(22)

22

pemaaf tidak tergantung pada materi atau zuhud, menerima apa adanya (qana‟ah), berserah diri kepada allah (tawakkal), malu berbuat buruk (haya‟), persaudaraan (ukhuwah), toleransi (tasamuh) tolong menolong (ta‟awun), saling menanggung (takaful). Nilai khuluqiyah ini juga di istilahkan dengan dimensi insaniyah, yaitu nilai yang berhubungan dengan sesame manusia yang didalamnya ditanamkan nilai-nilai yang universal, seperti tolong menolong, saling menghormati, simpati, empati, kepedulian sosial, kepekaan sosial.18 Nilai Khuluqiyah ini dikatakan juga dengan Pendidikan akhlak yaitu identic dengan berperilaku baik dan benar kepada allah dan rasulnya, sesame manusia, lingkungan, dan kepada diri sendiri berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan hadits . 19

Sedangkan menurut Dr.Silfia Hanani nilai itu dapat diperoleh atau diraih memalui pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak adalah pendidikan yang membangun misi manusia terhadap hakekat hidup. Hakekat hidup yang meliputi moral yang dibangun dari norma, baik buruk, wajar tidak wajar, dan lainnya. Pendidikan akhlak pada dasarnya adalah untuk mengukuhkan kembali nilai-nilai dasar kemanusiaan rakyat Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal. Pendidikan akhlak tidak bisa ninafikan atau ditiadakan ia harus diajarkan tersendiri tidak sambil lalu.

Seedangkan pendidikan akhlak ini berkaitan langsung dengan humanism mendewasakan rasa kemanusiaan manusia. Pendidikan akhlak lebih banyak terkait

18 Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:

Kencana, 2017), Hal. Xii-Xvi

19 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam...., Hal. 294

(23)

23

dengan nilai-nilai baik dan buruk, nilai-nilai berperikemanusiaan dan tidak berperi kemanusiaan dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut sudah terkandung dalam ajaran moral lokal, agama, dan Negara.20

Sedangkan bangsa atau negara telah menetapkan ada 18 nilai utama dalam patokan pelaksanaan pendidikan Karakter yaitu: nilai religius, tanggung jawab, jujur, toleransi, disiplin kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatan atau berkomunikasi, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, dan peduli lingkungan.21

3. Fungsi Nilai

Pada garis besarnya system nilai yang bedasarkan agama dapat membei individu dan masyarakat peangkat system nilai dalan benyik keabsahan dan pembenaran dalam mengatur sikap individu dan masyarakat. Pengarug sistim nilai tehadap kehidupan individu dirasakan sebagai daya dorong atau prinsip yang menjadi pedoman hidup . dalam realitasnya nilai memiliki pengaruh dalam mengatur pla tingkah laku, pla bepikir, dan pola bersikap. Ajaran Islam tidak bisa dilepaskan dari sistim nilai, sebuah sistim niai yang besumbe dari sang Pencipta, sistim tesebut terumus lengkap dan sempurna mengacu kepada hakikat enciptaan manusia yaitu sebagai pengabdi sesbagaimana yang tertera dalam Al- Qur‟an Dalam Q.S 51: 56















20 Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan...., Hal. 123

21 M. Hamdar Arraiyyah dan Jejen Mustafah, Pendidikan Islam, (Cimanggis: Prenadamedia Group, 2018), Hal. 13

(24)

24

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S. Adz-Dzariyat:56)22

Dengan demikian, sebagai makhluk ciptaan manusia sudah diarahkan pada pencapaian puncak sistim nilai itu sendiri, yakni menjadi pengabdi sang Pencipta., oleh karena itu, Allah SWT telah membekali manusia dengan ptensi utama yaitu fitrah, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S 30: 3023















































Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar-Rum:30)24

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan dalam islam dikenal dengan istilah kata Tarbiyyah, ta‟lim, ta‟dib, riyadho, irsyad dan tadris. Sedangkan perbedaan diantaranya yaitu:

a.) Tarbiyah, akar kata dari tarbiyah ini adalah al-rabb, rabbayani, nurabbi, yurbi, dan rabbani. Dalam mu‟jam bahasa arab kata al-tarbiyah memiliki tiga akar kebahasan, yaitu:

22 Q.S. Adz-Dzariyat:56

23 Prof. Dr. H. Jalaluddin, Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada, 2016), hal. 45

24 (Q.S. Ar-Rum:30)24

(25)

25

1.) Rabb, Yarbu, Tarbiyah yang memiliki makna tambah (Zad) dan berkembang. Dan pengertian ini didasarkan dari QS. Ar-Rum: 39















































Artinya: dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).( QS. Ar-Rum: 39)25

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan adalah proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada peserta didik, baik secara Fisik, psikis, sosial maupun spiritual.

2.) Rabba, Yurbi, Tarbiyah yang memiliki makna tumbuh (nasya‟a) dan menjadi besar atau dewasa (tara‟ra‟a). yang artinya adalah bahwa pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.

3.) Rabba, Yarubbu, Tarbiyah yang memiliki makna bahwa memperbaiki (ashala), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelesatrian maupun eksistensinya.

25QS. Ar-Rum: 39

(26)

26 b.) Ta‟lim

Ta‟lim berasal akar kata „allama dan sebagian para ahli menerjemahkan bahwa kata tarbiyah berarti pendidikan sedangkan ta‟lim diartikan sebagai pengajaran.

Sedangkan Muhammad rasyid ridha mengartikan bahwa ta‟lim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu dan pengertian ini didasarkan oleh firmah allah swt dalam Q.S Al-„Alaq ayat 1-5:



















































Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-„Alaq:

1-5)26

Dalam ayat tersebut menunjukakkan perintah allah swt kepa rasulnya untuk mengajarkan (ta‟lim) al-kitab dan sunnah kepada umatnya. Sedangkan menjurut muhaimin pengajaran pada ayat tersebut mencakup tentang teoritis dan praktis sehingga peserta didik memperoleh kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal-hal yang mendatangkan manfaat dan menampik kemudaratan.

26Q.S Al-„Alaq: 1-5

(27)

27 c.) Ta‟dib

Ta‟dib biasanya diartikan sebagai penddikan sopan santun, tata krama, adab budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Ta‟dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban dan kebudayaan. Artinya bahwasannya orang yang perpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya bahwasnnya peradapan yang berkualitas dapat diraih melalui pendidikan. Sedangkan menurut Naqub Al-Attas Ta‟dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur- angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanam penciptaan, sehingga memimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.

d.) Riyadhah

Riyadhah secara bahasa dapat diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan menurut Al-Bustami Riyadhah dalam konteks Pendidikan adalah mendidik jiwa anak dengan akhlak mulia. Sedangkan riyadhah dalam ilmu tasawuf adalah latihan rohani dengan cara menyendiri pada hari hari-hari tertentu untuk melakukan ibadah dan tafaakur mengenai hak dan kewajibannya.27

Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas tetapi bias juga berlangsung diluar kelas dan pendidikan itu bukan hanya berlangsung secara formal tapi juga

27 Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam…., Hal.

10-21

(28)

28

berlangsung secara non formal dan pendidikan itu tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi juga mengembangkan seluruh aspek-aspek kepribadian manusia.

Sedangkan menurut marimba pendidikan adalah pimpinan atau bimbingan secara sadar oleh seorang pendidik terhadap perkembangan dari jasmani dan rohani seorang anak.28 Jadi dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu proses menumbuhkan dan mengembangkan tentang apa yang ada dalam diri. Baik itu fisik, Psikis, sosial maupun spiritual. Sedangkan Pendidikan menurut Dr. Silfia Hanani adalah proses yang mendewasakan dan mencerdaskan manusia dan paripurna. Sementara tercapainya tujuan pedidikan, sangat tergantung pada peranan pendidik sebagai lokomotif dari pendidikan tersebut29

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan Islam yaitu Al Quran dan Sunnah. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan pendidik kepada peserta didik dengan menggunakan bahan atau materi-materi Pendidikan Agama Islam.30

Pendapat lain juga mengatakan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kecakapan pada generasi muda untuk menjadi generasi muslim yang bertakwa kepada Allah, berbudi pekerti yang luhur dan kepribadian yang memahami dan

28 Dahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam)...., Hal. 1-2

29 Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan...., Hal. 133

30 Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Offset Pritting, 1981),h.57

(29)

29

mengamalkan seluruh ajaran islam dalam kehidupannya.31 Pendapat lain juga mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah Tafaqquh Fi Al-Din yaitu upaya yang sunggu-sungguh dalam memahami atau memperdalam pengetahuan agama dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.32

Sedangkan para ahli mengemukakan pendapatnya tentang makna Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Muhhammad SA. Ibrahimi dari Banglades

Menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan sesorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam sehingga dengan mudah ia dapat mengarahkan kehidupannya sesui dengan ideolohgi islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.

2. Omar Muhammad Al-Toumi Al-Syaibani

Beliau menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai propesi diantara profesi-profesi dimasyarakat. Pengertian ini lebih menekan pada perubahan

31 Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…., Hal. 7

32 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, paradigm baru filsafat pendidikan islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 239

(30)

30

tingkah laku dari yang buruk kepada yang baik, dari yang minimal menuju maksimal, dari yang potensial menjadi actual, dari yang pasif menuju aktif.33

Dari beberapa pengertian pendidikan agama islam yang dipaparkan diatas dapat penulis tarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah seluruh aspek kehidupan manusia sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah

2. Ruang lingkup pendidikan agama islam

Imam Al-Gazali membagi ruang lingkup Pendidikan Agama Islam kedalam beberapa hal yaitu:

a.) Pendidikan keimanan b.) Pendidikan akhlak c.) Pendidikan Aqliyah d.) Pendidikan sosial e.) Pendidikan jasmani34

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh M Yunus dan Imam Al- Ghazali di atas dapat dipahami bahwa aspek pendidikan agama Islam terdiri dari Aqidah, Ibadah, Akhlak, Sosial dan Jasmani.

a.) Aspek Pendidikan Keimanan (Aqidah)

AQidah secara bahasa Adalah menghubungkan 2 sudut, sehingga menjadi bertemu dan bersambung dengan kokoh. Ikatan ini berbeda dengan arti ribath yang

33 Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam…., Hal.

25

34 Zainuddin,, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 96

(31)

31

berarti juga ikatan, tapi ikatan yang mudah dibuka, karena dapat mengandung unsur yang membahayakan. Pendidikan aqidah pada dasarnya bermakna pengesaan Allah SWT, tidak menyekutukannya, dan mensyukuri segala nikmatnya. Larangan menyekutukan Allah SWT termuat dalam ayat yang berbunyi:































Artinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya hai anakku jangan lah engkau epersekutukan Allah SWT, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13)35

Pada ayat ini Luqman memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anaknya berupa pendidikan aqidah yang mantap, agar anaknya tidak menyekutukan Allah SWT. Itulah aqidah tauhid karena tidak ada tuhan selain Allah SWT, karena yang selain Allah adalah makhluk. Allah tidak berserikat didalam penciptaan alam ini.36

b.) Aspek Pendidikan Akhlak

Pengertian secara umum Akhlak dipahami sebagai perilaku atau budi pekerti.

Sedangkan imam Ghazali memberikan pandangan bahwa suatu istilah tentang bentuk bantin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang kemudian menodorongnya berbuat,

35QS. Luqman : 13

36 Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008 ), h. 53-54

(32)

32

bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu pertimbangan.37 Kata

“Akhlak bersumber dari kalimat yang terdapat dalam Q.S Al-Qalam: 4











Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4)38

Dan juga terdapat dalam sebuah hadist nabi Muhammad SAW: Artinya: “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. (HR Ahmad) Pengertian Akhlak menurut istilah yang dikemukakan oleh sebagai para ulama, yaitu :

1.) Menurut ibnu Maskawaih, akhlak adalah suatu sikap dari seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dia melalui pertimbangan terlebih dahulu.

2.) Imam Ghazali, “akhlak adalah ungkapan suatu daya yang telah bersemi dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan penuh dan tidak memerlukan pertimbangan / pikiran terlebih dahulu.39

Akhlak dapat dikelompokkan mejadi 2 kelompok yaitu Akhlak Mahmudah dan Akhlak mazmumah. Tapi dari segi bentuknya akhlak dibagi kedalam 3 lompok yaitu: akhlak kepada Allah SWT, Akhlak kepada manusia dan akhlak kepada makhluk Allah SWT yang lain.40

37 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008 ), hlm. 68

38QS. Al-Qalam : 4

39 Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja...., h. 59

40 Rahman Ritonga, Akhlak, Merakit Hubungan dengan Sesama Manusia (Surabaya:PT Amelia, 2005), hlm. 11-12

(33)

33 c.) Aspek Pendidikan Aqliyah

Pendidikan aqliyah atau akal tidak kalah penting dari aspek pendidikan lainnya. Kalau pendidikan keimanan merupakan pembentukan dasar, pendidikan akhlak untuk membina moral dan tingkah laku maka pendidikan akal merupakan upaya penyadaran dan pemberdayaannya Maksud dari pendidikan akal adalah pembentukan dan pembinaan berfikir dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban, ilmiah dan modernisme serta kesadaran dalam berfikir dan berbudaya.41

Akal adalah anugerah dari Allah swt yang khusus diberikan kepada manusia, dengan akal manusia mampu mengetahui dan menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan. Dengan akal manusia dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan sehingga akan ditemui kemudahan dalam hidup. Fungsi akal manusia terbagi kepada enam yaitu:

1.) Akal adalah penahan nafsu. Dengan akal manusia dapat mengerti apa yang tidak dikehendaki oleh amanat yang dibebankan kepadanya sebagai kewajiban.

2.) Akal adalah pengertian dan pemikiran yang berubah-ubah dalam menghadapi sesuatu baik yang tampak jelas maupun yang tidak jelas.

3.) Akal adalah petunjuk yang dapat menbedakan hidayah dan kesesatan 4.) Akal adalah kesadaran batin dan pengaturan.

41 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, ( Bandung: Asyifa, 1998), hlm. 270

(34)

34

5.) Akal adalah pandangan bathin yang berdaya tembus melebihi panglihatan mata.

6.) Akal adalah daya ingat mengambil dari yang telah lampau untuk masa yang akan dihadapi.42

Adapun tujuan pendidikan berdasarkan semangat Islam secara utuh adalah akal yang sempurna menurut ukuran ilmu dan taqwa. Dengan kata lain setelah mengalami pendidikan dalam arti yang luas, akal seseorang diharapkan mencapai tingkat perkembangan yang optimal, sehingga mampu berperan sebagaimana yang diharapkan yaitu untuk berfikir dan berdzikir. Dari uraian diatas dapat penulis tarik suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam mengembangkan akal manusia kearah yang baik melalui tuntunan Al-Quran dan Sunnah

d.) Aspek pendidikan sosial

Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna ajarannya, sudah pasti tidak mengecewakan penganutnya dalam mencapai tujuan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Karena di dalam Islam dianjurkan agar kedua aspek kehidupan tersebut harus dilengkapi oleh manusia. Dengan kata lain kebahagiaan seseorang yang bergantung kepada orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat merasakan kesenangan hidup tanpa ada orang lain disampingnya. Manusia memerlukan orang lain sebagai tempat menumpahkan perasaannya. Untuk tertawa saja manusia

42 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 65

(35)

35

memerlukan orang lain yang menyertainya, karena ia membutuhkan tanggapan emosional dari orang lain.

Dalam buku Ihya‟ Ulumuddin Juz I Al-Ghazali mengatakan bahwa ketika Allah menjadikan manusia menjadi bentuk yang tidak bias hidup sendirian. Karena manusia tidak dapat mengusahan seluruh keprluan baik sandang maupun pangannya.

memperoleh berupa roti dan nasi, pakaian, tempat tinggal dan alat-alat lainya yang mereka butuhkan. Oleh karena itu manusia memerlukan orang lain untuk mewujudkan itu semuanya.43

Pendidikan sosial merupakan pendidikan yang dapat diarahkan untuk bisa terwujudnya prilaku-prilaku sosial dengan sangat baik, berakhlak mulia yang ditopang dengan iman yang teguh. Adapun tujuan dari pendidikan sosial ini adalah:

1.) Mengajarkan kepada anak-anak yang mempunyai hak, sehingga mereka menjadi manusia yang tahu dan memahami tugas dan kewajiban mereka dalam kehidupan bermasyarakat

2.) Membiasakan anak-anak berbuat mematuhi dan memenuhi tugas kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.44

Oleh karena itu yang demikian sangat penting untuk mengingat manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupan satu individu saling terkait, dan mempunyai hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu harus dikembangkan dan dipelihara

43 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali...., h. 122

44 M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 171

(36)

36

sikap-sikap dan bersikap yang baik, sehingga akan terciptanya kehidupan yang damai adan aman.

e.) Aspek pendidikan jasmani

Dalam pandangan islam jasmani merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan jasmani maka akan bisa beraktivitas dan kegiatan nyata dalam kehidupan bahkan ibadah-ibadah yang disuruh dalam islam harus menggunakan kekuatan jasmani seperti halnya sholat, puasa haji dan lainnya. Aspek jasmaniah merupakan salah satu dasar pokok untuk mendapatkan kemajuan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia, dengan akal dan jiwa yang sehat terdapat pada jasmani yang sehat pula. Sebenarnya jasmaniah dan rohaniah memiliki hubungan yang sangat erat pada manusia yaitu saling memberikan pengaruh timbal balik yaitu hal-hal yang berpengaruh pada jiwa akan berpengaruh pada jasmani demikian pula sebaliknya.45

Oleh Karen itu M Ngalim Purwanto mengemukakan pendapat bahwa pendidikan jasmani mempunyai tujuan yaitu:

1.) Dapat menjaga serta memelihara badan, seperti mulit atau alat pernapasan, pencernaan makanan, peredaran darah, serta melatih otot-otot dan urat syaraf, melatih kecakapan dan ketangkasan.

2.) Melatih anak-anak untuk berbudi pekerti yang luhur seperti kesabaran, kejujuran, kesopanan, sportivitas, dan taat kepada peraturan dan kerajinan dalam bekerja

45 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali...., hlm. 126-127

(37)

37

3.) Menumbuhkan perasaan kesosialan sepeti sifat tolong menolong, bekerja sama, etika berkawan dan yang umumnya dapat diperoleh dengan permainan dengan berombongan dan dengan kerja kelompok

4.) Menumbuh kembangkan fungsi-fungsi jiwa seperti kecerdasan, ingatan, perasaan dan kemauan.46

Unsur jasmani pada manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Karena itulah diperlukan usaha-usaha pembinaan sehingga jasmani mutlak diperlukan. Dengan demikian kesehatan jasmani yang ingin diwujudkan dengan pendidikan jasmani adalah keserasian organ-organ jasmani dalam melaksanakan fungsinya masing-masing dan mampu mencegah serta mengantisipasi segala penyakit, disamping itu secara bersamaan menjadi kuat dan terampil.

3. Tujuan pendidikan agama islam

Al Abrasyi bependapat bahwa, tujuan pendidikan agama Islam adalah agar manusia beakhlak mulia, kemudian Marimba bependapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah tebentuknya orang yang berkepribadian Muslim, sedangkan Munir Mursyi brpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadikan manusia yang sempurna. Sedangkan Muhammad Abduh merumuskan tujuan pendidikan Islam adalah mendidik akal dan jiwa dan menyampaikannya kepada batas- batas kemungkinan seseorang mencapai kebahagiaan hdup dunia dan akhirat. Selanjutnya Muhammad Abduh menjelaskan bahwa ada lima tujuan pendidikan Islam. Yaitu:

46 M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis...., hlm. 152

(38)

38

a.) Teciptanya harmoni antara ilmu- ilmu keislaman yang merupakan basis keimanan setiap muslim

b.) Kebahagiaan dunia(rabbana aatinaa fi al dunya hasanah) c.) Kedamaian hidup di akhirat

d.) Sarana pendidikan akal dan jiwa pada batas- batas tertentu

e.) Pembinaan akhlak. Yaitu mengeluaran manusia dari penjara tafsir sederhana, kosongnya pengetahuan yang buruk, mampu membedakan baik dan buruk, bermanfaat dan berbahaya.47

Sedangkan Nahlawy berpendapat tentang Tujuan pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1. menanamkan iman yang kuat kepada allah SWT pada diri mereka, perasaan keagamaan, semangat keagmaan dan akhlak, dan meyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, takwa, dan takut kepada allah SWT.

2. mendidikan naluri, motivasi dan keinginan generasi muda dan menguatkannya dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan motivasinya, mengatur motivsi dan membimbingnya dengan baik. Dan juga mengajar mereka dengan adab sopan pada hubungan dan pergaulan mereka.

3. meumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggung jawab, mengahargai kewajiban tolong menolong atas kebaikann dan takwa, kasih

47 Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe, MA, Ontologi Pendidikan Islam,(Yogyakarta:CV Budi Utama, 2018), hal. 214- 220

(39)

39

sayang, cinta kebaikan, sabar berjuang untuk kebaikan memegang teguh pada prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air serta siap membelanya.

4. membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad, iri hati, benci, kekasaran, kezoliman, egoisme, tipuan, khianat, nifak, ragu, perpecahan dan perselisihan.48

C. Tinjauan Q.S An-Nisa‟ ayat 36 1. ayat dan terjemahanya



































































Artinya: sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (Q.S An-Nisa‟: 36)49

2. Asbabun Nuzul Q.S An-Nisa‟ ayat 36

Asbabun Nuzul secara Etimologi adalah sebab- sebab yang menyebabkan turunnya Al- Qur‟an, sedangkan secara terminologi Asbabun Nuzul adalah suatu peistiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat atau surat pada waktu proses penurunan Al- Qur‟an. Seerti peistiwa yang tejadi saat turunnya Al- Qur‟an lalu

48 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 250

49Q.S An-Nisa‟: 36

(40)

40

turun satu atau beberapa ayat yang menjelaskan hokum terhadap peistiwa tesebut, atau seperti petanyaan yang dihadapkan kepada Rasulullah SAW lalu turunlah satu atau beberapa ayat Al- Qur‟an yang didalamnya tedapat jawabannya. 50

Sebab-sebab turunya Q.S.An-Nisa‟ ayat 36 ini adalah menurut ibnu Abbas berkenaan dengan Kardan Bin Zaid, sekutu Ka‟ab Bin Asyraf, Ustman Bin Habib, Nafi‟ Bin Abi Nafi‟, Bahri Bin Amr, Huyay Bin Akhtab dan Rifa‟ah Bin Zaid Bin Tabut suatu ketika dia dating kepada sahabat nabi dari kaun Anshar dan menasehati mereka. Kemudian dia berkata kepada kaun Anshar itu “janganlah kalian menafkahi harta kalian yang kalian miliki itu, karena kami khawatir kalian akan menjadi fakir.

Jangan kalian tergesa-gesa dalam menginfakkan harta benda kalian karena kalian tidak tau apa yang akan terjadi pada kalian dikemudian hari nanti51

D. Tinjauan Tafsir Al-mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi 5. Tafsir Almishbah

a.) Biografi M. Quraish Shihab

Nama lengkab beliau adalah Muhammad Quraish Shihab Bin Abdurrahmad Shihab beliau lahir di Sulawesi selatan tepatnya pada tanggal 16 februari 1944. Awal pendidikan beliau adalah SD dan SMP di makasar hingga tahun 1956 kemudian beliau melanjutkan sekolah kepondok pesantren Darul Hadist Al-Fiqhiyyah di daerah malang beliau tamat dari pesantren Darul Hadist Al-Fiqhiyyah tahun 1958 . kemudian

50 Dr. H. Anshori, LAL. MA. Ulumul Qur‟an(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.

101

51 Departemen Agama RI, Al-Quran Tafsir perkata Tajwid Kode Angka, Tangerang Selatan:

PT. Kalim, Hal. 85

(41)

41

beliau melanjutkan pendidikan S1 beliau di Universitas AL-Azhar Mesir beliau tamat s1 tahun 1967 dengan Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Studi Ilmu-ilmu Al- Quran.

Kemudian ditahun 1967 itu beliau kembali melanjutkan pendidikan S2 beliau di Universitas Al-Azhar di fakultas dengan jurusan yang sama seperti S1 yaitu Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Studi Ilmu-ilmu Al-Quran dan beliau tamat S2 tahun 1969 judul tesis beliau adalah “Al-I‟jaz At-Tasyri‟I Lil Quranul Karim ( kemukjizatan Al-Quran ditinjau dari segi Hukum. Pada tahun 1980, Quraish kembali berangkat ke Kairo untuk melanjutkan kembali pendidikannya itu. Dua tahun berikutnya ia berhasil mendapatkan gelar Doktor untuk spesialisasi Tafsir Alquran dengan predikat Summa Cum Laude atau Mumtāz dengan judul disertasi beliau adalah “Nazm ad-durar li Al-Biqa‟I Tahqiq wa Dirasah ( suatu kajian dan analisa terhadap koetentikan kitab Nazm Ad-Durar karya Al-Biqai. 52

b.) Karya-karya M. Quraish Shihab

Diantara karya-karya yang dihasilkan oleh bapak M. Quraish Shihab adalah sebagai berikut

1.) Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu‟I Atas berbagai Persoalan Umat 2.) Hidangan Ilahi ayat-ayat Tahlil

3.) Tafsir Al-Quranul Karim, Tafsir surat-surat pendek berdasarkan urutan turunnya wahyu.

52 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’I Atas berbagai Persoalan Umat, ( Bandung, Mizan, 1996), Hal. 5

Referensi

Dokumen terkait

Potensi sumberdaya ikan kembung dapat diketahui dari data dan informasi tentang hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan kembung selama 5 tahun terakhir dengan

[r]

Dengan demikian, diharapkan dari hasil analisa yang sistematis tersebut akan dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai jenis bahan yang ada,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran bahan bakar bonggol jagung terhadap temperatur pembakaran, waktu penyalaan awal dan waktu nyala efektif

Kinerja aparatur Badan Perpustakaan, Kerasipan dan Dokumentasi Provinsi Kalimanatan Barat belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:

dan lam dalam ayat tersebut untuk menerangkan jenis, dan bukan untuk yang sudah dikenal karena sebelumnya tidak disebutkan ada kalimat al-bai‟ yang dapat

Untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara penyemprotan

FORMULIR NOMOR : X.H.1-6 LAMPIRAN : 6 Peraturan Nomor : X.H.I LAPORAN BULANAN KEPEMILIKAN SAHAM EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DAN REKAPITULASI YANG TELAH DILAPORKAN. Nama Emiten