• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Slipform Indonesia Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Slipform Indonesia Makassar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2614-851X (Online)

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Slipform Indonesia Makassar

M. Chairul Anshar1, Andi Tendean2, Hafsari Kana3, Muhammad Yunus4

1,2,3Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Nusantara, Makassar

4Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Amkop, Makassar Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Slipform Indonesia Makassar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif, koefisien determinasi, koefisien korelasi, uji-t dan uji F. Hasil perhitungan regresi berganda menyatakan kompetensi dan motivasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya secara parsial variabel kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sementara variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci: Kompetensi; motivasi; kinerja.

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of competence and motivation on employee performance at PT. Slipform Indonesia Makassar. The types of data used in this research are qualitative and quantitative data. Sources of data used in this study are primary and secondary data. The analytical method used is descriptive, coefficient of determination, correlation coefficient, t-test and F-test. The results of multiple regression calculations state that competence and motivation simultaneously have a positive and significant effect on employee performance. Furthermore, partially the competence variable has a positive and significant effect on employee performance. While the motivation variable has a positive and significant effect on employee performance.

Keywords: Competence; Motivation; Performance.

Copyright (c) 2021 M Chairul Anshar

 Corresponding author : Andi Tendean Email Address : andi.tendean@rocketmail.com

PENDAHULUAN

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengelola sumber daya manusia (SDM) agar lebih produktif, berkualitas, efektif, efisien dan ekonomis demi tercapainya tujuan secara optimal. Manajemen sumber daya memiliki arti dalam mengatur tentang bagaimana tata cara dalam penerimaan tenaga kerja baru, mengarahkan, pemberian pelatihan untuk pengembangan, pendayagunaan, pemberian kompensasi serta tunjangan- tunjangan lainnya yang telah menjadi hak tenaga kerja, pemutusan tenaga kerja, dan beberapa hal lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan melalui proses manajemen untuk mencapai tujuan internal organisasi perusahaan.

(2)

Kompetensi individu sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena akan membuat karyawan mudah melakukan setiap pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Karyawan yang tidak memiliki kompetensi dalam bekerja maka akan mempersulit dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan yang diberikan. Kompetensi individu bukan hanya penting untuk karyawan saja, tetapi juga penting bagi perusahaan itu sendiri, karena perusahaan tidak akan merasa susah dalam memberikan pekerjaan kepada karyawan serta mudah bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

Motivasi bagi karyawan sangat penting dalam meningkatkan gairah untuk bekerja dan semangat kerja, karyawan akan memiliki motivasi apabila organisasi atau perusahaan mampu dalam memenuhi kebutuhan karyawan. Motivasi timbul dari dalam diri manusia, oleh karena itu pemimpin organisasi harus menciptakan kondisi di mana pekerja dapat memotivasi diri mereka sendiri. Pemimpin harus memberikan alasan kepada pekerja untuk percaya pada diri sendiri dan tempat mereka bekerja. Motivasi dalam diri seseorang pada awalnya untuk melakukan kegiatan muncul untuk memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhan seseorang telah terpenuhi, maka motivasinya akan menurun, sehingga berkembang pemikiran bahwa motivasi juga diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu, serta dapat dikembangkan apabila timbul kebutuhan baru baik kepada pekerja maupun organisasi. Dengan adanya motivasi, maka menumbuhkan gairah dalam bekerja dan semangat kerja karyawan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dalam suatu perusahaan.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yakni kompetensi dan motivasi sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen. Adapun subjek penelitian ini adalah karyawan PT. Slipform Indonesia Makassar.

METODOLOGI

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan eksplanatori, yakni suatu pendekatan penelitian dengan kuantitatif yang menjelaskan pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Slipform Indonesia Cabang Makassar.

Adapun teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi ini bertujuan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu. Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel independen adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan X1 = Kompetensi X2 = Motivasi a = Konstanta b1 dan b2 = Koefisien regresi

Persamaan regresi dengan dua variabel independen nilai koefisisen regresi yaitu b1

dan b2 serta nilai intersep a masih dapat dicari dengan menggunakan alat hitung sederhana atau manual, untuk memudahkan mencari nilai koefisien regresi dapat dibantu dengan komputer dengan program SPSS 25.

2. Uji Koefisien Korelasi (r)

Untuk dapat menghitung koefisien korelasi pearson digunakan formulasi sebagai dengan program SPSS 25 for Windows. Koefisien korelasi (r) bertujuan untuk mengetahui

(3)

seberapa terkaitnya dan keterkaitannya variabel disebut dengan nilai signifikan seperti yang kemudian dapat dilihat pada tabel 1. Berikut tabel pedoman interpretasi kriteria koefisien korelasi (r):

Tabel 1: Pedoman interpretasi kriteria koefisien korelasi (r)

NO Interval (%) Kriteria

1 0,00–0,199 Sangat rendah

2 0,20–0,399 Rendah

3 0,40–0,599 Sedang

4 0,60–0,799 Kuat

5 0,80–1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2017:184) 3. Uji Koefisien Determinasi (r2)

Setelah diketahui korelasinya, kemudian koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh kedua variabel dengan formulasi yang akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 25 for windows.

4. Uji Simultan (Uji F)

Bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Wahana Megahputra Makassar secara simultan, setelah menghitung nilai F dengan menggunakan program SPSS 25 for Windows.

5. Uji Parsial (Uji t)

Uji t adalah sesuatu yang dapat di ukur dengan kasat mata. Uji t untuk menguji hipotesis bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. Wahana Megahputra Makassar, dan dilakukan perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan taraf nyata 0.05 ( 5%).

6. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data- data, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah dan tujuan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Berganda

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kinerja karyawan merupakan variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable) yaitu kompetensi dan motivasi. Untuk mengetahui kompetensi dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan maka digunakan peralatan statistik. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Slipform Indonesia cabang Makassar.

Pengolahan data dari hasil kuesioner dengan menggunakan komputerisasi program SPSS 25 diperoleh hasil pada tabel berikut ini:

Tabel 2: Hasil Analisis Regresi Sederhana

(4)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,216 7,367 ,301 ,765

Kompetensi ,516 ,129 ,522 3,990 ,000

Motivasi ,406 ,147 ,362 2,771 ,009

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan Sumber: Data diolah, 2021.

Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program SPSS 25, dapat diketahui persamaan linear berganda seperti berikut ini:

Y= 2,216 + 0,516X1 + 0,406X2

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 2,216, artinya jika variabel kompetensi (X1) dan motivasi (X2) adalah 0 maka kinerja karyawan (Y) sebesar 2,216.

b. Koefisien regresi variabel kompetensi (X1) sebesar 0,516, artinya jika kompetensi mengalami kenaikan 1 satuan maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,516 dengan asumsi X2 tetap.

c. Koefisien regresi variabel motivasi (X2) sebesar 0,406, artinya jika motivasi mengalami kenaikan 1 satuan maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,416 dengan asumsi X1 tetap.

1. Analisis Koefisien Korelasi (r)

Hasil analisis regresi linear berganda yang dianalisis menggunakan SPSS 25, maka disajikan hasil analisis korelasi sebagai berikut:

Tabel 3: Hasil Analisis Korelasi Dan Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R2 Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,665a ,442 ,408 3,53366

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompetensi Sumber: Data diolah, 2021.

Tabel yang ada diperoleh angka r sebesar 0,665. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan.

2. Analisis Koefisien Determinasi (r2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu (X1, X2,…Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Tabel yang ada menunjukkan angka r2 sebesar 0,442. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat adalah sebesar 44,2% dan selebihnya yaitu 55,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Uji Simultan (Uji F)

Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Berikut adalah hasil analisis uji hipotesis secara simultan (F).

Tabel 4: Hasil Analisis Regresi Berganda

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 326,242 2 163,121 13,064 ,000b

(5)

Residual 412,063 33 12,487

Total 738,306 35

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan b. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompetensi Sumber: Data diolah, 2021.

Hasil regresi dari tabel yang ada menunjukkan bahwa F hitung sebesar 13,064, untuk mengetahui F tabel, terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan (df1 dan df2). Dengan menggunakan signifikansi a=5% df1 (jumlah variabel – 1) = 2 dan df2 (n-k-1) atau 36 – 2 – 1 = 33 (dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen).

Dengan demikian F tabel yang dicari terdapat diantara baris N2 = 33 dengan kolom N1 = 2 sehingga F tabel yang diperoleh adalah 3,28. Dengan demikian F hitung 13,064 > F tabel 3,28, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi dan variabel motivasi terhadap kinerja karyawan terbukti kebenarannya.

4. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Dari perbandingan t hitung dengan t tabel disimpulkan apabila t hitung > t tabel maka variabel independen yang dimaksud mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya.

Hasil regresi pada tabel 11 halaman 85 menunjukkan bahwa t hitung variabel kompetensi (X1) sebesar 3,990 dan motivasi (X2) sebesar 2,771. Untuk mengetahui t tabel, terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan dengan rumus df = n-k dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel penelitian baik variabel bebas dan terikat. Dengan menggunakan signifikansi dua sisi a=5%, df = n-k = 36-3 = 33 (dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel).

Hasil uji-t variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji t hitung > t tabel (3,990 > 2,034) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dengan demikian variabel kompetensi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Bagi seorang karyawan memiliki kompetensi akan lebih mudah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi dari atasan, sehingga pemimpin tidak kesulitan dalam memberi arahan kepada karyawannya. Hal ini sejalan dengan teori Clark dalam Busro (2018:25) yaitu “Kompetensi adalah ilmu pengetahuan bagaimana mengerjakan pekerjaan secara efektif”. Sehingga dapat dijelaskan, kompetensi karyawan akan memberi dampak bagi proses pekerjaan yang diberikan oleh atasan perusahaan.

Hasil uji-t motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji t hitung > t tabel (2,771 > 2,034) dan nilai signifikansi 0,009 < 0,05, dengan demikian variabel motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh dalam menunjang hasil kerja yang maksimal dalam setiap pekerjaan. Hal ini sejalan dengan teori Suparyadi (2015:417)

“Motivasi adalah dorongan yang disebabkan oleh suatu kebutuhan (karsa) yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku individu guna mencapai tujuan atau insentif tertentu”.

A. Pembahasan

Pembahasan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan. Berikut penjelasannya :

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan

Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji t hitung > t tabel (3,990 > 2,034) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dengan demikian variabel kompetensi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Kompetensi

(6)

dapat meningkatkan kinerja karyawan artinya semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh karyawan maka semakin baik pula kinerjanya, sebaliknya jika karyawan tidak memiliki kompetensi yang baik maka tentu berdampak buruk pula bagi kinerjanya.

2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji t hitung > t tabel (2,771 > 2,034) dan nilai signifikansi 0,009 < 0,05, dengan demikian variabel motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi bagi karyawan sangat memengaruhi kinerja karyawan itu sendiri karena dengan adanya motivasi yang dimiliki oleh karyawan baik itu berasal dari internal maupun eksternal maka akan meningkatkan kiinerjanya, sebaliknya jika karyawan tidak memiliki motivasi dalam dirinya maka akan berpengaruh buruk terhadap kinerjanya.

3. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

Kompetensi dan motivasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan, hal tersebut ditunjukkan dari hasil F hitung 13,064 > F tabel 3,28, dengan demikian variabel kompetensi dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kompetensi dan motivasi merupakan faktor yang memengaruhi kinerja individu dan suatu penggerak untuk mencapai suatu tujuan tertentu sehingga sangat diperlukan oleh individu atau karyawan dalam suatu organisasi/perusahaan, sebagai pendorong untuk bisa menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan melalui program SPSS 25 diperoleh nilai persamaan regresi ganda yaitu : Y= 2,216 + 0,516X1 + 0,406X2 hasil koefisien korelasi sebesar 0,665 tingkat keeratan hubungan antara kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Slipform Indonesia Makassar, dengan tingkat hubungan yang kuat, untuk koefisien determinasi sebesar 0,442 menunjukkan adanya sumbangan pengaruh yang diberikan kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan.

Hasil uji t pada variabel kompetensi (X1) diperoleh t hitung > t tabel (3,990 > 2,034). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel kompetensi terhadap kinerja karyawan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya

Hasil uji t pada variabel motivasi (X2) diperoleh t hitung > t tabel (2,771 > 2,034). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi terhadap kinerja karyawan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya.

Hasil dari F hitung > F tabel (13,064 > 3,28) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0

ditolak dan H1 diterima ini berarti bahwa variabel independen kompetensi (X1) dan motivasi (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Referensi :

Bukit, Benjamin. 2017. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Zahir Publishing, Yogyakarta.

Busro, Muhammad. 2018. Teori-Teori Manajemen Sumber Manusia. Prenadamedia Group, Jakarta.

Edison Emron, Yohny Anwar, dan Imas Komariyah. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia.

CV. Alfabeta, Bandung.

Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV. Alfabeta, Bandung.

Hamali, Arif, Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia. CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta.

(7)

Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Kasmir. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). PT. Rajagrafindo Persada, Depok.

Khairunnisa, Tiara. (Skripsi) 2017. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. pada Klinik Vita Medika. Bandar Lampung.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosda Karya, Bandung.

Meidianwar Prabadwipa, Margono, dan Djumadi. 2015. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai. pada Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia. Jurnal Administrasi Reformasi, Vol. 2, No. 4: 471-482.

Nurpitasari. (Skripsi) 2018. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai.

pada BPR Syariah Al Mabrur. Ponorogo.

Puteri, Annisa, Chateliana. (Skripsi) 2016. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. pada PT. Makmur Sejahtera. Kalimantan Selatan.

Rahmat. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Umitoha Ukhuwah Grafika, Makassar.

Robbins, Stephen P. 2015. Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta.

Sedarmayanti. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Refika Aditama, Bandung.

Shafiah, Septiani, Agustina. 2015. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai. pada Kantor Pelayanan Terpadu. Jurnal Administrasi Publik, Vol. 2, No. 2:

312-318.

Siagian, Sondang P. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sudarmanto. 2015. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia. Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Manajemen. CV. Alfabeta, Bandung.

Sukrispiyanto. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indomedia Pustaka, Sidoarjo.

Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV. Andi Offset, Yogyakarta.

Sutrisno, Edy. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kharisma Putra Utama, Jakarta.

Syukur, Fatah. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.

Gambar

Tabel 1: Pedoman interpretasi kriteria koefisien korelasi (r)

Referensi

Dokumen terkait

Di lingkungan Departemen Agama kebijakan nasional tersebut ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 489 Tahun 2001 yang disempurnakan dengan

Tingkah laku yang dilakukan anak biasanya tidak memperdulikan hasil dari kejahatan tersebut dan tidak menghindarkan diri untuk dikenali oleh orang luar.. Jadi mereka secara kasar

Sambutan Dewan Stan dar Profesi Institut Akuntan Publik

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan suatu kajian bagi pemerintah Kabupaten Subang dalam menyusun suatu manajemen banjir yang menyeluruh dan terpadu dalam sistem

“Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada seorang yang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian

Data (10) BSa adalah tindak tutur komisif yang berbentuk tuturan pemberian sanksi atau ancaman atas keterlambatan pembayaran akan dikenakan penalty dan

Ausubel dalam teorinya sangat menekankan agar para guru mengetahui konsep- konsep yang telah dimliki para siswa, supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Informasi