• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Tim Penyusun"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji skukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas terselesaikannya Laporan Akhir Penyusunan Kajian Budaya IPTEK dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Jepara. Buku Laporan Akhir ini merupakan laporan lanjutan laporan Antara penyusunan kajian Budaya IPTEK dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Jepara yang didalamnya memuat gambaran awal potensi Kabupaten Jepara, analisis dan strategi

& rencana program.

Secara substansial buku ini memuat Pendahuluan, Tinjauan Kebijakan dan Rencana Program, gambaran umum Wilayah Kabupaten Jepara, Analisis, dan Strategi & Rencana Program.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Teknis, dan semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan koreksi hingga terselesaikannya buku ini.

Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR PETA ... vii BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat ... I-2 1.2.1. Maksud ... I-3 1.2.2. Tujuan ... I-4 1.2.3. Sasaran ... I-4 1.3. Ruang Lingkup ... I-4 1.3.1. Ruang Lingkup Spasial ... I-4 1.3.2. Ruang Lingkup Substansi ... I-4 1.3.3. Proses Penyusunan ... I-5 1.4. Sistematika Pelaporan ... I-6

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN & KAJIAN TEORI

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jepara

Tahun 2005-2025 (Perda Kabupaten Jepara No.2 Tahun 2007) ... II-1 2.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Jepara ... II-1 2.1.2. Arah Pembangunan Daerah ... II-1 2.1.3. Tahapan dan Prioritas Pembangunan Daerah ... II-5 2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017 (Perda Kabupaten Jepara No.11 Tahun 2012) ... II-6

2.2.1. Visi dan Misi ... II-6 2.2.2. Tujuan dan Sasaran ... II-8 2.2.3. Strategi dan Arah Kebijakan ... II-9

(4)

2.2.4. Tahapan Pembangunan ... II-10 2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011 – 2031

(Perda No.2 Tahun 2011) ... II-12 2.3.1. Kebijakan Penataan Ruang ... II-12 2.3.2. Strategi Penataan Ruang ... II-13 2.3.3. Rencana Peruntukan Kawasan Budidaya ... II-14 2.3.3.1. Pertanian Lahan Basah ... II-14 2.3.3.2. Pertanian Lahan Kering ... II-15 2.3.3.3. Holtikultura ... II-16 2.3.3.4. Perkebunan ... II-16 2.3.3.5. Peternakan ... II-16 2.3.3.6. Perikanan ... II-16 2.3.3.7. Industri Menengah, Kecil dan Mikro ... II-17 2.4 Kajian Teori terkait Inovasi ... II-19 2.4.1. Konsep Inovasi ... II-19 2.4.2. Pengertian dan Ukuran Inovasi ... II-22 2.4.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... II-27

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN JEPARA

3.1. Letak Geografis ... III-1 3.2. Karakteristik Fisik Alam ... III-3 3.2.1. Topografi ... III-3 3.2.2. Kondisi Penggunaan Lahan ... III-5 3.3. Kependudukan ... III-6 3.3.1. Jumlah Penduduk ... III-6 3.3.2. Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga ... III-6 3.3.3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... III-7 3.3.4. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan ... III-9 3.3.5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... III-9 3.3.5. Kelembagaan ... III-10 3.4. Potensi Kabupaten Jepara ... III-12 3.4.1. Perekonomian ... III-12

(5)

3.4.2. Potensi Unggulan ... III-13 3.4.3. Sarana dan Prasarana Pendukung ... III-40 3.5. Isu Terkait Optimalisasi Sektor Ekonomi Strategis Kab. Jepara ... III-41

BAB IV ANALISIS

4.1. Identifikasi mekanisme proses & pelaksanaan pembangunan

terkait IPTEK di Kabupaten Jepara ... IV-1 4.2. Identifikasi Kondisi Eksisting Sektor ... IV-5 4.2.1. Kerajinan Monel ... IV-5 4.2.2. Wisata Pantai ... IV-12 4.3. Analisis Kelembagaan terkait IPTEK dan Inovasi ... IV-28 4.3.1. Pemerintah ... IV-30 4.3.2. Perguruan Tinggi Daerah ... IV-32 4.3.3. Pengusaha Swasta ... IV-35 4.3.4. Lembaga Swadaya Masyarakat ... IV-37 4.3.5 Lembaga Litbang ... IV-38 4.3.6 Masyarakat ... IV-42 4.4. Analisis Peningkatan Budaya IPTEK dan Inovasi ... IV-44 4.4.1. Analisis SWOT ... IV-44 4.4.2. Analisis Peningkatan budaya IPTEK dan Inovasi ... IV-52

BAB IV STRATEGI & RENCANA PROGRAM

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Ketinggian Permukaan Tanah Setiap Kecamatan Kab, Jepara .. III-3 Tabel III. 2 Perbandingan Kondisi Penggunaan Lahan Pada Tahun 2008

dan 2011 ... III-5 Tabel III. 3 Kepadatan penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2012 ... III-7 Tabel III. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Jepara

Tahun 2012 ... III-8 Tabel III. 5 Prosentase Penduduk Kabupaten Jepara Umur 10 Tahun ke

atas yang bekerjaTahun 2006-2012 ... III-9 Tabel III. 6 Prosentase Penduduk Kabupaten Jepara Umur 10 Tahun

ke atas menurut PendidikanTahun 2006-2012 ... III-10 Tabel III. 7 Laporan Data Ekspor Kabupaten Jepara ... III-13 Tabel III. 8 Jumlah Industri, Unit Usaha, dan Tenaga Kerja Kabupaten

Jepara Tahun 2009-2013 ... III-15 Tabel III. 9 Jenis Sarana di Kabupaten Jepara ... III-23 Tabel IV. 1 Pengelompokan Obyek Wisata Berdasarkan Peringkat

Penilaian ... IV-12 Tabel IV. 2 Arus Kunjungan Obyek Wisata Pantai Tirta Samudra

Tahun 2010-2013 ... IV-25 Tabel IV. 3 Rekapitulasi Pendapatan Objek Wisata Pantai Tirta Samudra

Tahun 2010-2013 ... IV-26 Tabel IV. 4 Analisis SWOT Kerajinan Monel ... IV-45 Tabel IV. 5 Analisis SWOT Wisata Pantai ... IV-49 Tabel IV. 6 Kondisi Eksisting Pelaksanaan Inovasi Tiap Sektor ... IV-53 Tabel IV. 7 Skoring Kriteria Peningkatan IPTEK dan Inovasi ... IV-55 Tabel V. 1 Rencana Strategi dan Program Upaya Peningkatan Budaya

IPTEK dan Inovasi Daerah ... V-1

(7)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3. 1 Peta Administrasi Kabupaten Jepara ... III-2 GAMBAR 3. 2 Peta Kelerengan Kabupaten Jepara ... III-4 GAMBAR 3. 3 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Jepara ... III-6 GAMBAR 3. 4 Produk Monel dan kawasan Sentra Monel ... III-23 GAMBAR 3. 5 Peta Potensi Wisata Kabupaten Jeparan ... III-24 GAMBAR 3. 6 Pantai Bandengan ... III-26 GAMBAR 3. 7 Pantai Bledak ... III-28 GAMBAR 3. 8 Pantai Kartini ... III-31 GAMBAR 4. 1 Skema Pembangunan Sanggar Iptek Masyarakat Kabupaten

Jepara ... IV-2 GAMBAR 4. 2 Skema Pembangunan Sida di Kabupaten Jepara ... IV-3 GAMBAR 4. 3 Proses Pembakaran dan Pengikiran Kerajinan Monel ... IV-8 GAMBAR 4. 4 Proses Penghalusan (Smoothing) Kerajinan Monel ... IV-8 GAMBAR 4. 5 Berbagai Macam Hasil Kerajinan Monel ... IV-9 GAMBAR 4. 6 Pemandangan Pantai Kartini dan Taman Wisata ... IV-15 GAMBAR 4. 7 Wahana Kereta mini Pantai Kartini ... IV-15 GAMBAR 4. 8 Wahana Wisata Taman Bermain Anak, Kura-Kura, Delman,

Motor Mini ... IV-16 GAMBAR 4. 9 Toko Penjualan Makanan dan Souvenir Pantai Kartini ... IV-17 GAMBAR 4. 10 Loket masuk, Toilet, Persampahan, Lahan Parkir, Masjid di

Pantai Kartini ... IV-18 GAMBAR 4. 11 Pemandangan Pantai Bandengan dan Sunset ... IV-19 GAMBAR 4. 12 Permainan Pasir Pantai, Persewaan Ban, Persewaan

Perahu Karet di Pantai Bandengan ... IV-20 GAMBAR 4. 13 Speedboat, Bananaboat, dan Perahu Menuju Pulau Panjang

di Pantai Bandengan ... IV-21

(8)

GAMBAR 4. 14 Toko Penjualan Souvenir dan Makanan di Pantai

Bandengan ... IV-22 GAMBAR 4. 15 Lahan Parkir Motor, Loket Masuk, Parkir Bus, Ruang Bilas,

Kamar Mandi di Pantai Bandengan ... IV-23 GAMBAR 4. 16 Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Pantai Bandengan ... IV-24 GAMBAR 4. 17 Skema Produk Iptek dan Inovasi Demand Driven ... IV-26 GAMBAR 4. 18 Kerangka Lembaga Riset IPTEK dan Inovasi ... IV-27 GAMBAR 4. 19 Peran Pemerintah dalam Pembangunan Iptek dan Inovasi .. IV-28 GAMBAR 4. 20 Kaitan Antara Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan

Pembangunan Iptek ... IV-31 GAMBAR 4. 21 Diagram Orientasi dan Kapasitas Lembaga Litbang ... IV-37 GAMBAR 4. 22 Skema Peran Litbang Bersama Pemerintah dan

Perguruan Tinggi ... IV-38 GAMBAR 4. 23 Skema Keterkaitan Antara Pengembangan Iptek dengan

Masyarakat ... IV-39

(9)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, masing- masing daerah diharuskan untuk dapat mengembangkan potensi diri secara optimal guna memanfaatkan peluang yang lebih besar dalam memasuki pasar dunia sebagai upaya mengoptimalkan pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.

Guna mengantisipasi perkembangan perekonomian global ini, pemerintah daerah diharapkan untuk dapat menyiapkan diri dengan berbagai potensi dan produk unggulan yang dimiliki dengan dukungan aparatur pemerintah yang handal, kalangan dunia usaha yang kompetitif serta segenap lapisan masyarakat secara umum, sehingga seluruh sumber daya pembangunan yang dimiliki dapat ditingkatkan secara optimal dan berdaya saing di pasar lokal maupun internasional.

Kabupaten Jepara sebagai salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang beraneka ragam serta sumber daya manusia yang mempunyai jiwa kewirausahaan dan etos kerja yang kuat.

Dalam perkembangannya, Kabupaten Jepara telah berhasil meningkatkan pembangunan daerah yang ditandai dengan tumbuh-kembangnya berbagai sektor pembangunan. Potensi sumber daya tersebut, khususnya sektor ekonomi strategis daerah yang meliputi sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor pariwisata yang ditunjang dengan fasilitas pelayanan publik serta infrastruktur yang memadai, merupakan kekuatan yang dapat digunakan untuk mampu memanfaatkan peluang yang ada dalam menghadapi tantangan dan dinamika pembangunan yang semakin kompleks.

Adapun dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, terutama dalam rangka menghadapi penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai tahun 2015 ini, masing-masing negara / daerah diharuskan untuk dapat mengembangkan potensi diri secara optimal guna memanfaatkan

(10)

peluang yang lebih besar dalam memasuki pasar dunia sebagai upaya mengoptimalkan pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka optimalisasi tersebut, kata kuncinya tidak lain adalah melalui Ilmu Pengetahuan dan Inovasi (Iptekin).

Terbitnya Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah sebagai upaya pemerintah dalam menyikapi tuntutan peningkatan produktivitas daya saing nasional maupun daerah yang mensyaratkan kapasitas inovatif1. Untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas inovatif diperlukan agenda strategis yang harus dilaksanakan dengan komitmen tinggi. Agenda strategis disusun berdasarkan landasan sistem inovasi daerah, termasuk penguatan kelembagaan, mekanisme hubungan dan dokumen rencana.

Inovasi merupakan kunci bagi peningkatan daya saing bangsa. Bukan hanya Indonesia, tetapi semua negara di dunia memilih strategi inovasi sebagai strategi utama dalam peningkatan daya saingnya (innovation driven economy). Karena itulah penguatan inovasi ini bukan hanya menyangkut persaingan namun juga kerjasama antar bangsa atau daerah. Salah satu elemen penting dan merupakan ruh bagi berkembangnya serta bagi berhasilnya penguatan sistem inovasi adalah budaya inovasi. Elemen ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan kewirausahaan berbasis inovasi serta membangun kreativitas keinovasian masyarakat.

Pengembangan sistem inovasi sendiri pada dasarnya merupakan agenda penting bagi peningkatan daya saing di daerah, di samping sebagai bagian integral dari pilar bagi sistem inovasi nasional dan meningkatnya daya saing secara daerah, diperlukan dorongan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di daerah otonom agar memberikan hasil-hasil yang progresif dan lebih berkualitas, inklusif dan berkelanjutan. Serta untuk menjadikan budaya berkreasi dan berinovasi sebagai tradisi dan budaya masyarakat.

1Porter dan Stern (2001), Definisi kapasitas inovasi

(11)

Bahwa iptek dan inovasi akan dapat berkembang secara optimal apabila tiga hal utama dapat dikelola. Yakni perbedaan pendapat/gagasan, sumber daya manusia yang mumpuni, dan keterbukaan di antara pelaku-pelakunya.

Pentingnya komitmen dan konsistensi semua pihak, untuk bersama-sama mau melakukan perubahan melalui terobosan dalam melaksanakan pembangunan sebagai kunci keberhasilan seluruh prakarsa penguatan iptek dan sistem inovasi.

“Sehingga diharapkan iptek dan inovasi ke depan memang menjadi kunci keunggulan, kesejahteraan dan keberhasilan bangsa,”.

Belum berkembangnya budaya iptek dan inovasi di kalangan masyarakat berakibat belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran obyektif, rasional, maju, unggul dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada sekedar memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.

Apabila budaya iptek dan inovasi sudah melekat di masyarakat, termasuk para wira usaha dan birokrasi, maka pola pikir positif diatas (lebih suka mencipta daripada membeli, lebih suka belajar dan berkreasi dari pada hanya sebagai pengguna teknologi dan lain-lain) akan terwujud.

Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan adanya suatu kajian yang komprehensif dalam rangka mewujudkan Peningkatan Budaya Iptek dan Inovasi Masyarakat di Kabupaten Jepara. Sehingga, hasil yang diharapkan adalah meningkat dan berkembangnya pola pikir positif masyarakat Kabupaten Jepara untuk lebih suka mencipta dari pada membeli, lebih suka belajar dan berkreasi daripada hanya sebagai pengguna teknologi atau hasil inovasi dan lain-lain.

1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran 1.2.1. Maksud

Menyusun suatu kajian yang komperhensif tentang Peningkatan Budaya Iptek dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Jepara;

(12)

1.2.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya studi ini adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan misi ke 5 (lima) RPJMD Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017, yaitu terciptanya nilai budaya unggul (kreatif, produktif, dan inovatif) di dalam pergaulan tata pemerintahan daerah dan lingkungan masyarakat Jepara. Misi kelima ini berlatar belakang Kabupaten Jepara yang pluralis, dimana perlu pembentukan pola hubungan tertentu antara pemerintah dan masyarakat sehingga mampu memperkuat sektor – sektor pembangunan strategis.

2. Mengkaji berbagai metode dan strategi yang relevan dengan kearifan lokal Kabupaten Jepara untuk membangun budaya iptek dan inovasi masyarakat Kabupaten Jepara, sehingga ke depan diharapkan menjadikan pemerintah kabupaten dan masyarakat di Jepara yang kreatif, inovatif dan produktif.

1.2.3. Sasaran

Tersedianya dokumen kajian yang komprehensif dalam rangka mewujudkan lembaga pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jepara yang unggul, kreatif, inovatif dan produktif untuk memacu percepatan pembangunan di daerah Kabupaten Jepara dengan sasaran akhir adalah optimalisasi potensi dan sumber daya daerah sehingga pemerataan kesejahteraan masyarakat dapat segera terwujud.

1.3. Ruang Lingkup

1.3.1. Ruang Lingkup Spasial

Lingkup wilayah penyusunan kajian meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Jepara.

1.3.2. Ruang Lingkup Substansi

Lingkup substansi penyusunan kajian adalah :

1. Identifikasi dan kajian secara komprehensif terhadap mekanisme proses pembangunan di Kabupaten Jepara (siapa, apa, bagaimana, dimana, peluang, potensi, permasalahan dan hambatan dan lain-lain) serta apakah hasil perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dapat dikategorikan kreatif,

(13)

inovatif dan produktif atau belum dan merumuskan grand design strategi ke depan.

2. Identifikasi dan kajian komperehensif terhadap lembaga non pemerintah, (budayawan, perguruan tinggi lokal, organisasi profesi, kelompok ekonomi kreatif dan lain-lain terkait dengan kondisi, potensi, peluang, permasalahan, dan sebagainya), guna membangun budaya iptek dan inovasi di Kabupaten Jepara.

3. Melakukan kajian peningkatan budaya iptek dan inovasi masyarakat Kabupaten Jepara sebagai upaya mewujudkan misi ke 5 ( lima) RPJMD Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017.

4. Melakukan kajian peningkatan budaya iptek dan inovasi masyarakat di Kabupaten Jepara sebagai bahan penyusunan kebijakan Pemerintah Kabupaten Jepara dalam mewujudkan masyarakat Jepara yang unggul, kreatif, inovatif dan produktif melalui berbagai program dan kegiatan tiap tahunnya

1.3.3. Proses Penyusunan

Proses penyusunan Kajian Kebutuhan Teknologi Terhadap Potensi Daerah, mencakup:

1. Tahap Persiapan, yang terdiri dari :

a. Persiapan Awal, yaitu pemahaman terhadap KAK dan anggaran biaya b. Kajian Awal Data Sekunder, yaitu melakukan review terhadap kebijakan,

pedoman, literatur dan/atau best practice yang terkait

c. Persiapan Teknis Pelaksanaan, yang meliputi penyusunan metodologi dan teknis analisisi rinci serta persiapan rencana survei

2. Pengumpulan Data

Guna keperluan pengenalan karakteristik wilayah, maka perlu dilakukan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder.

Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui :

a. Penjaringan aspirasi masyarakat, melalui penyebaran angket / kuesioner, temu wicara, wawancara secara mendalam (in-depth interview), dan lain sebagainya

b. Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui pengamatan secara langsung di lapangan (field study)

(14)

Adapun pengumpulan data sekunder dapat dilakukan melalui permintaan data kepada instansi pemerintah, lembaga formal dan informal serta kajian literatur (literature study) yang relevan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data adalah : tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan (error tolerence), serta variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data, terutama dalam melihat serta mengidentifikasi isu-isu strategis (kondisi, potensi, peluang, permasalahan, dan sebagainya) serta merumuskan langkah-langkah strategis dalam rangka Peningkatan Budaya Iptek dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Jepara

4. Kesimpulan dan Rekomendasi

Memuat tentang kesimpulan dan rekomendasi yang hendaknya dilaksanakan dalam rangka Peningkatan Budaya Iptek dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Jepara

1.4. Sistematika Pelaporan

Sistematika pelaporan dalam studi ini akan disajikan dalam lima bab antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, maksud, tujuan, sasaran dan manfaat, ruang lingkup, dan sistematika pelaporan.

BAB II KEBIJAKAN, RENCANA DAN PROGRAM TERKAIT PENGEMBANGAN POTENSI KABUPATEN JEPARA. Bab ini berisi tentang kajian kebijakan yang terkait dengan produk-produk unggulan di Kabupaten Jepara, baik secara tata ruang maupun program pengembangan lainnya.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN JEPARA. Bab ini berisi tentang gambaran umum Kabupaten Jepara yang terdiri dari kondisi fisik alam, kependudukan, potensi yang dimiliki, sampai dengan issu-issu terkait produk unggulan di Kabupaten Jepara.

(15)

BAB IV ANALISIS. Bab ini menjelaskan tentang identifikasi kebijakan, identifikasi masalah tiap sektor, dan analisis yang dilakukan untuk mendapatkan strategi pengembangan iptek dan inovasi daerah serta penentuan skala prioritas dalam menerapkan strategi.

BAB V KESIMPULAN DAN STRATEGI. Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil pekerjaan dan bagaimana strategi yang dapat diterapkan dalam meningkan budaya iptek dan inovasi masyarakat di Kabupaten Jepara.

(16)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

BAB 2. TINJAUAN KEBIJAKAN & KAJIAN TEORI

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025 (Perda Kabupaten Jepara No.2 Tahun 2007) 2.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Jepara

Visi Kabupaten Jepara yang dicanangkan dalam rangka memotivasi segenap stakeholders untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah selama tahun 2005 sampai dengan 2025 adalah sebagai berikut: ”JEPARA RELIGIUS, MAJU, DAMAI, SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERDAYA SAING”. Dalam rangka mengemban pencapaian visi oleh segenap stakeholders, maka ditetapkan misi pembangunan daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025 sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang religius, berilmu (cerdas), dan sehat;

2. Peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah berbasis pada industri pertanian dan pariwisata, didukung dengan sektor lain yang berdayasaing tinggi;

3. Pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan publik;

4. Peningkatan prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan kawasan (wilayah) berbasis pada kemampuan dan potensi lokal;

5. Pengembangan kehidupan sosial budaya dalam rangka mendukung terciptanya kondisi daerah yang tertib, aman, demokratis, dan kondusif;

6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup didukung dengan pengelolaan tata ruang dan sumber daya alam secara berkesinambungan.

2.1.2. Arah Pembangunan Daerah

Arah pembangunan daerah Kabupaten Jepara tahun 2005-2025 dikelompokkan menurut fungsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya

(17)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

pelaksanaan misi daerah dalam rangka pencapaian visi daerah. Dalam misi Kabupaten Jepara, peningkatan aspek perekonomian ada pada misi kedua dengan penjabaran arah pembangunan daerah sebagai berikut:

MISI 2: PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DAN DAERAH BERBASIS PADA INDUSTRI PERTANIAN DAN PARIWISATA, DIDUKUNG DENGAN SEKTOR LAIN YANG BERDAYASAING TINGGI

a. Ekonomi Makro. Pembangunan makro ekonomi daerah diarahkan pada penguatan struktur ekonomi daerah yang kokoh dimana industri, pertanian dan pariwisata merupakan basis aktivitas ekonomi masyarakat; pengembangan pembangunan kawasan secara terpadu untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan wilayah; dan pengembangan iklim kondusif bagi investasi.

b. Keuangan Daerah.

Pembangunan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah (fiscal capacity) melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial; peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, ekonomis, efisien dan efektif (value for money); dan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.

c. Perdagangan. Pembangunan perdagangan diarahkan pada upaya pengembangan sumber daya, kerjasama dan sarana prasarana perdagangan secara terpadu dalam upaya meningkatkan pendapatan ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing dalam menghadapi era perdagangan bebas dengan tetap mengedepankan upaya perlindungan konsumen. Pembangunan perdagangan diarahkan pada pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada level ibu kota kecamatan, yang dipusatkan di ibu kota kabupaten (Kecamatan Jepara, bagian dari SWP 1), di Keling untuk SWP 5 dan di SWP 6 yang meliputi 2 kecamatan yaitu Mayong dan Nalumsari.

d. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pembangunan koperasi dan UKM diarahkan untuk mewujudkan koperasi dan UKM sebagai kelembagaan ekonomi

(18)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

kerakyatan yang menerapkan sistem pengelolaan usaha secara efisien, produktif, dan berdaya saing, mandiri dan mampu sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan keunggulan kompetitif bagi usaha kecil menengah.

e. Tenaga Kerja. Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada upaya penciptaan dan perluasan kesempatan kerja, peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja serta membangun jiwa kewirausahaan. Sejalan dengan pengembangan bidang tenaga kerja, diarahkan pula untuk dilakukan pengembangan transmigrasi, baik lokal maupun regional.

f. Pertanian dan Peternakan. Pembangunan pertanian dan peternakan diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan petani melalui upaya revitalisasi dan peningkatan produksi usaha pertanian dan peternakan dengan memberikan fasilitasi dan mengembangkan kebijakan subsidi input, peningkatan ketahanan pangan, pengembangan teknologi, pemberdayaan penyuluh dan lembaga masyarakat serta fasilitasi dukungan pemasaran hasil produksi sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi daya saing dan peningkatan posisi tawar, pengembangan pertanian organik didukung dengan terjaminnya penyediaan saprodi dan alsintan serta tersedianya sarana-sarana pengolah mutu pasca panen. Pembangunan pertanian dan peternakan dilaksanakan merata disemua SWP di Kabupaten Jepara.

g. Kehutanan dan Perkebunan. Pembangunan kehutanan dan perkebunan diarahkan pada upaya rehabilitasi peran danfungsi hutan dan lahan perkebunan melalui upaya perlindungan dankonservasi sumber daya hutan, pengembangan kawasan hutan industriserta pengembangan partisipasi dan pemberdayaan segenap pelakukehutanan dan perkebunan. Pembangunan kehutanan dan perkebunanhampir merata meliputi semua SWP di Kabupaten Jepara.

h. Perikanan dan Kelautan. Pembangunan perikanan dan kelautan diarahkan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat nelayan, menjaga terpeliharanya kualitas lingkungan kawasan laut/pantai dan sumber daya perikanan serta mengembangkan penguasaan teknologi budidaya perikanan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan nelayan. SWP yang diarahkan sebagai lokasi

(19)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

pengembangan perikanan dan kelautan adalah: 1) SWP 1, meliputi semua kecamatan yaitu Jepara, Tahunan, Kedung, Batealit (untuk perikanan air tawar).

2) SWP 2, meliputi 2 kecamatan yaitu Bangsri dan Mlonggo. 3) SWP 4 di Kecamatan Karimunjawa. 4) SWP 5 di Kecamatan Keling.

i. Pengairan. Pembangunan pengairan diarahkan untuk menjamin daya dukung sumber air dan sarana prasarananya bagi penyediaan air secara lestari dan berkelanjutan melalui penanganan sumber daya air secara terpadu lintas wilayah administratif. Secara khusus, sektor pengairan diarahkan untuk pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya;

pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, dan sumberdaya air lainnya; dan pengembangan pengendalian banjir.

j. Perindustrian. Pembangunan industri diarahkan untuk menciptakan iklim industri yang kondusif dan berdaya saing tinggi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, penyediaan pengadaan bahan baku maupun subtitusinya, pengembangan manajemen usaha yang kompetitif dan peningkatan kemampuan teknologi industri, serta pengembangan sentra-sentra industri potensial.

Pengembangan industri akan diarahkan pada sub wilayah pembangunan: 1) SWP 1 meliputi 4 wilayah kecamatan, yaitu Jepara, Tahunan, Kedung, Batealit untuk industri mebel dan ukir. 2) SWP 2, di Kecamatan Mlonggo untuk industriukir. 3) SWP 3 meliputi 3 wilayah kecamatan, yaitu Pecangaan untuk industri tenun, Kalinyamatan untuk industri monel, dan Welahan untuk industri rotan. 4) SWP 6 meliputi 2 wilayah kecamatan, yaitu Mayong dan Nalumsari untuk industri keramik.

k. Transportasi dan Telekomunikasi. Pembangunan transportasi diarahkan pada: peningkatan kualitas jaringan jalan dan jembatan yang efektif dan efisien sesuai dengan hierarki dan fungsi jalan; pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi antara transportasi darat, laut dan udara yang didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Sedangkan pembangunan telekomunikasi diarahkan untuk memperluas jaringan dan kualitas telekomunikasi daerah sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pembangunan. Pembangunan transportasi, khususnya

(20)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

perhubungan laut akan diarahkan pengembangannya di 2 lokasi yaitu: 1) SWP 1, di Kecamatan Jepara, dan 2) SWP 4, di Kecamatan Karimunjawa.

l. Pariwisata dan Budaya. Pembangunan pariwisata diarahkan untuk pengembangan manajemen, obyek, pemasaran, destinasi, kemitraan, sarana dan prasarana wisata secara terpadu dalam rangka menarik minat wisatawan sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pengembangan perekonomian daerah. Sedangkan pembangunan budaya diarahkan untuk memperkuat, mengembangkan dan melestarikan kesenian, kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai jatidiri masyarakat Jepara. Pembangunan pariwisata akan dikembangkan di beberapa lokasi SWP, yaitu: 1) SWP 1, meliputi 4 kecamatan yaitu Jepara, Tahunan, Kedung, dan Batealit untuk wisata budaya dan alam. 2) SWP 2, di Kecamatan Bangsri untuk wisata alam. 3) SWP 4, di Kecamatan Karimunjawa untuk wisata budaya dan alam. 4) SWP 5, di Kecamatan Keling untuk wisata budaya dan alam. 5) SWP 6, meliputi 2 kecamatan yaitu Mayong dan Nalumsari untuk wisata budaya.

2.1.3. Tahapan dan Prioritas Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah Kabupaten Jepara akan dibagi dalam empat tahapan pembangunan. Berikut ini merupakan empat tahapan prioritas pembangunan daerah:

(21)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

TABEL II. 1

Prioritas Pembangunan Daerah

Misi

Tahapan

(2006-2010) II (2011-2015) III (2016-

2020) IV (2021- 2025 Peningkatan

kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM tenaga pendidik

Pemerataan

pendidikan/beasiswa Sarana dan prasarana pendidikan

Peningkatan mutu

pendidikan Peningkatan

ekonomi masyarakat

Sarana dan prasarana ekonomi

Pengembangan

sektor basis Fasilitasi

permodalan dan teknologi

Jaringan pemasaran dan perdagangan Tata

pemerintahan yang baik

Pemberantasan

KKN SDM aparatur dan

sarana prasarana

Peningkatan kualitas pelayanan

Peningkatan kualitas pelayanan Sarana dan

prasarana penunjang

Rehab sarana

dan prasarana Pembangunan sarana dan prasarana

Rehab sarana

dan prasarana Rehab dan pembangunan sarana

prasarana Perlindungan

sosial Pemantapan

politik lokal, ketertiban dan keamanan

Penanganan penyandang masalah sosial

Pembangunan sarana dan prasarana sosial

Pemantapan kondisi,

ketertiban dan keamanan Peningkatan

kualitas lingkungan hidup dan tata ruang

Pemantapan perencanaan lingkungan hidup dan tata ruang

Penanganan lingkungan hidup dan tata ruang

Pengendalian, monitoring dan evaluasi

lingkungan hidup dan tata ruang

Pemantapan pelestarian lingkungan hidup dan tata ruang

Sumber: RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025

2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017 (Perda Kabupaten Jepara No.11 Tahun 2012)

2.2.1. Visi dan Misi

Visi Kabupaten Jepara pada tahun 2012-2017 adalah “Jepara yang Adil dalam Kemakmuran dan Makmur dalam Keadilan, dibawah Naungan Rahmat dan Hidayah Tuhan Yang Maha Esa”. Guna pencapaian visi yang telah ditetapkan, maka Pemerintah Kabupaten Jepara merumuskan misi pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut:

(22)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

1. Misi Pertama: Mewujudkan tata kelola pemerintah daerah yang adil, bersih, bertanggung jawab, dan bermartabat dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan APBD sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Tata kelola pemerintah daerah yang adil, bersih, dan bertanggung jawab ini dimaknai sebagai perwujudan dari adanya Good Governance. Good Governance ini merupakan perwujudan ideal tata kelola pemerintahan sehingga mampu menciptakan kesejahteraan.

2. Misi Kedua:Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan nilai tambah sektor-sektor produktif (UMKM, koperasi, pertanian, nelayan, dan perburuhan) bagi upaya perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja guna memberantas pengangguran dan kemiskinan. Misi kedua ini berfokus pada upaya pemerintah daerah dalam mendorong pemberdayaan ekonomi rakyat.

Ekonomi rakyat ini ditopang melalui UMKM dan Koperasi sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomis sumberdaya alam yang dimiliki. UMKM dan koperasi ini juga diusahakan mampu memberikan stimulis dalam perkembangan industri dalam perdesaan.

3. Misi Ketiga: Peningkatan percepatan capaian pembangunan untuk semua, serta perbaikan kualitas lingkungan, mencakup pembangunan pembangunan manusia seutuhnya, lewat peningkatan mutu pendidikan, layanan publik, kesehatan, pemberdayaan ibu dan anak, pemuda , olahraga, sanitasi lingkungan dan penataan kehidupan sosial masyarakat. Misi ketiga ini berfokus pada upaya pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan, layanan publik, kesehatan, pemberdayaan ibu dan anak, pemuda, olahraga, sanitasi lingkungan, dan penataan kehidupan sosial. Upaya peningkatan ini dilakukan antara lain dengan memberikan aksesbilitas kepada seluruh masyarakat Kabupaten Jepara dalam menjangkau pelayanan sosial dasar.

4. Misi Keempat:Mewujudkan masyarakat madani kabupaten Jepara dalam sistem tatanan sosial budaya yang luhur serta berkarakter agar bermartabat. Misi keempat ini berfokus pada upaya penciptaan sistem tatanan politik, sosial, dan budaya yang luhur melalui pembangunan kebudayaan dengan melibatkan seluruh masyarakat Kabupaten Jepara.

(23)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

5. Misi Kelima: Terciptanya nilai budaya unggul (kreatif, produktif, dan inovatif) di dalam pergaulan tata pemerintahan daerah dan lingkungan masyarakat Jepara.

Misi kelima ini melihat Kabupaten Jepara yang pluralis, dimana perlu pembentukan pola hubungan tertentu antara pemerintah dan masyarakat sehingga mampu memperkuat sektor pariwisata, perindustrian, perdagangan, dan penanaman modal.

Melihat misi yang telah dijabarkan di atas, misi yang mendukung perkembangan potensi daerah Kabupaten Jepara adalah misi yang kedua. Oleh karena itu, penjabaran selanjutnya akan lebih difokuskan pada misi yang kedua.

2.2.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pada misi yang kedua yang berisi pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan nilai tambah sektor-sektor produktif (UMKM, koperasi, pertanian, nelayan, dan perburuhan) bagi upaya perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja guna memberantas pengangguran dan kemiskinan adalah:

1. Memperluas basis pertumbuhan ekonomi wilayah dan sentra-sentra industri kecil di pedesaan. Sasaran untuk mencapai tujuan ini adalah terciptanya basis pertumbuhan ekonomi wilayah dan sentra-sentra industri kecil di pedesaan, dengan indikator:

• Peningkatan persentase koperasi aktif

• Peningkatan jumlah UKM non BPR/LKM UKM

2. Meningkatkan nilai-nilai ekonomi sumber-sumber daya alam yang ada sehingga menjadi lebih produktif (kebun, hutan, sungai, laut, dan sebagainya). Sedangkan sasarannya adalah terciptanya produktifitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dengan indikator:

• Peningkatan ketersediaan pangan utama

• Peningkatan produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

• Peningkatan produksi perikanan

Peningkatan produksi perikanan kelompok nelayan

(24)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

2.2.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Misi pembangunan Kabupaten Jepara terkait dengan pemberdayaan ekonomi rakyat akan diupayakan perwujudannya dengan pelaksanaan strategi sebagai berikut:

a. Peningkatan pemberdayaan pelaku ekonomi rakyat b. Revitalisasi peran dan potensi sektor ekonomi unggulan

Arah kebijakan dalam misi pembangunan Kabupaten Jepara terkait dengan pemberdayaan ekonomi rakyat akan diupayakan perwujudannya dengan arah kebijakan sebagai berikut:

a. Mendorong produktivitas usaha menengah,kecil, dan mikro (UMKM) dan koperasi dengan memberikan fasilitas akses pembiayaan modal usaha dan investasi dengan pola subsidi bunga.

b. Mendayagunakan fasilitas “Resi Gudang” dengan fasilitas penjaminan yang digaransi oleh pemerintah daerah sehingga petani dapat memperkuat posisi jual ketika menghadapi pasar.

c. Orientasi kebijakan industri yang pro job, membuka kesempatan kerja yang lebar dengan menurunkan “high cost economy” dengan menata birokrasi dan regulasi daerah terkait investasi.

d. Memperkuat posisi tawar petani dalam pasar produk pertanian melalui kerjasama pengolahan dan pembelian produk pertanian oleh pemerintah daerah.

e. Optimalisasi lahan tambak untuk perikanan darat dan revitalisasi alat tangkap untuk pemberdayaan nelayan.

f. Pengolahan pasca panen ikan.

g. Mendorong terbentuknya pola pembinaan petani lewat kelompok tani dan koperasi tani, dimana kelompok-kelompok tani tersebut diberi insentif untuk mengembangkan peternakan sapi atau kambing.

h. Mengembangkan pola tumpang sari tanaman ladang dan kebun yang diarahkan untuk menunjang sumber bahan baku untuk industri kerajinan rakyat yang bisa diarahkan untuk mengembangkan industri skala rumah tangga (kecil) di pedesaan.

(25)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

i. Mengembangkan penanaman hutan tanaman industri sebagai sumber bahan baku kayu maupun perkebunan tanaman pangan.

2.2.4. Tahapan Pembangunan

Tahapan pokok pelaksanaan pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017 akan disusun menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

TABEL II. 2

Tahapan Pembangunan RPJMD Kab. Jepara th 2012-2017

Tahap Konsolidasi (2012) Tahap Aktualisasi (2013- 2015)

Tahap Akselerasi (2016 – 2017)

1. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;

dengan program prioritas antara lain: Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah, Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

Urusan Penataan Ruang;

dengan program prioritas antara lain: Program Perencanaan Tata Ruang, Program Pengendalian PemanfaatanRuang.

2. Urusan Kepariwisataan;

dengan program prioritas antara lain: Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Program

Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan.

3. Urusan Kebudayaan; dengan program prioritas antara lain : Program Pengembangan Nilai Budaya, Program Pengelolaan Kekayaan Nilai Budaya, Program Pengelolaan Keragaman Budaya.

4. Urusan Perindustrian; dengan

1. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; dengan program prioritas antara lain:

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Program Peningkatan

Kualitas Kelembagaan Koperasi.

2. Urusan Pertanian; dengan program prioritas antara lain:

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/ Perkebunan), Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.

3. Urusan Kehutanan; dengan program prioritas antara lain:

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

4. Urusan Kelautan dan

Perikanan; dengan program prioritas antara lain: Program Pengembangan Budidaya Perikanan, Program Pengembangan Perikanan

1. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; dengan program prioritas antara lain: Program

Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.

2. Urusan Pertanian; dengan program prioritas antara lain: ProgramPeningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan).

3. Urusan Kehutanan; dengan program prioritas antara lain: Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

4. Urusan Kelautan dan

Perikanan; dengan program prioritas antara lain:

Program Pengembangan Budidaya Perikanan, Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

5. Urusan Kesehatan; dengan program prioritas antara lain: Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, program

pencegahan dan

penanggulangan penyakit

(26)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

Tahap Konsolidasi (2012) Tahap Aktualisasi (2013- 2015)

Tahap Akselerasi (2016 – 2017)

program prioritas antara lain:

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

6. Urusan Perdagangan; dengan program prioritas antara lain:

Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.

Tangkap.

5. Urusan Kesehatan; dengan program prioritas antara lain:

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, program

pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular, Program pelayanan penduduk miskin, Program Upaya Kesehatan

Masyarakat, Program

Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya, Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/Poli Jiwa/Poli Paru-paru/Poli Sakit Mata.

6. Urusan Pendidikan; dengan program prioritas antara lain:

Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah.

7. Urusan Pemuda dan Olah Raga; dengan program prioritas antara lain: Program Peningkatan Upaya

Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup

Pemuda, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan

Olahraga, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga.

8. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

dengan program prioritas antara lain : Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.

menular, Program pelayanan penduduk miskin, Program Upaya Kesehatan

Masyarakat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Pengadaan.

6. Urusan Pendidikan; dengan program prioritas antara lain: Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah.

7. Urusan Pemuda dan Olah Raga; dengan program prioritas antara lain:

Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup

Pemuda, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga.

(27)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

Tahap Konsolidasi (2012) Tahap Aktualisasi (2013- 2015)

Tahap Akselerasi (2016 – 2017)

9. Urusan Ketahanan Pangan;

dengan program prioritas antara lain : Program Peningkatan Ketahanan Pangan

10. Urusan Perindustrian; dengan program prioritas antara lain:

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

Sumber: RPJMD Kabupaten Jepara Tahun 2012-2017

2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011 – 2031 (Perda No.2 Tahun 2011)

2.3.1. Kebijakan Penataan Ruang

Kebijakan penataan ruang kabupaten meliputi:

a. Pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil tambang, dan perikanan;

b. Pengembangan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten;

c. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan bertumpu pada budaya lokal;

d. Pengembangan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki;

e. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi kabupaten yang terkoneksi dengan prasarana dan sarana transportasi nasional, regional dan lokal untuk mendukung potensi wilayah;

f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan yang dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian lingkungan;

(28)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

g. Pengembangan manajemen resiko berbasis masyarakat pada kawasan rawan bencana;

h. Pemantapan kawasan lindung untuk mendukung perkembangan kabupaten secara berkelanjutan;

i. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai daya dukung lingkungan; dan

j. Penetapan dan pengembangan kawasan strategis untuk mendukung perkembangan kabupaten yang merata dan berkelanjutan.

2.3.2. Strategi Penataan Ruang

Strategi penataan ruang yang dituangkan dalan RTRW Kabupaten Jepara yang terkait dengan pengembangan ekonomi adalah:

1. Strategi pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil tambang, dan perikanan, meliputi:

a. Mengembangkan industri mebel ukir, tenun ikat, konveksi, perhiasan, makanan, keramik dan rokok;

b. Mengembangkan klaster-klaster industri;

c. Mendorong peningkatan kegiatan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah;

d. Mengembangkan pusat pengolahan hasil pertanian dan perikanan;

e. Mengembangkan wilayah industri.

2. Strategi pengembangan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten, meliputi:

a. Menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan

b. Mengembangkan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan;

c. Mengembangkan sistem agropolitan;

d. Mengembangkan fasilitas sentra produksi-pemasaran;

e. Meningkatkan prasarana dan sarana pertanian;

f. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil;

(29)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

g. Mengembangkan produk unggulan dengan perluasan jarigan pemasaran; dan

h. Mengembangkan sistem informasi, infrastruktur dan teknologi.

3. Strategi pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai daya dukung lingkungan, meliputi:

a. Mempertahankan luas sawah beririgasi melalui pengendalian alih fungsi lahan;

b. Mengembangkan hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi tetap memiliki fungsi perlindungan kawasan;

c. Meningkatkan produktivitas, diversifikasi tanaman, dan pengolahan hasil hutan dan pertanian;

d. Mengembangkan perikanan tangkap dan budidaya disertai pengolahan hasil ikan;

e. Meningkatkan kualitas ekosistem pesisir untuk menjaga mata rantai perikanan laut;

f. Mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;

g. Mengembangkan dan mengarahkan kegiatan industri pada industri pengolahan yang ramah lingkungan;

h. Mengembangkan dan meningakatkan pariwisata alam dan buatan secara terintegrasi;

i. Mengembangkan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; dan j. Meningkatkan ualitas prasarana dan sarana permukiman.

2.3.3. Rencana Peruntukan Kawasan Budidaya 2.3.3.1. Pertanian Lahan Basah

Kawasan peruntukan pertanian lahan basah pada Kabupaten Jepara meliputi:

a. Kecamatan Kedung dengan luas kurang lebih 1.960,215 (seribu sembilan ratus enam puluh koma dua ratus lima belas) ha;

b. Kecamatan Tahunan dengan luas kurang lebih 1.038,271 (seribu tiga puluh delapan koma dua ratus tujuh puluh satu) ha;

(30)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

c. Kecamatan Jepara dengan luas kurang lebih 402,610 (empat ratus dua koma enam ratus sepuluh) ha;

d. Kecamatan Batealit dengan luas kurang lebih 2.238,700 (dua ribu dua ratus tiga puluh delapan koma tujuh ratus) ha;

e. Kecamatan Kalinyamatan dengan luas kurang lebih 1.443,624 (seribu empat ratus empat puluh tiga koma enam ratus dua puluh empat) ha;

f. Kecamatan Pecangaan dengan luas kurang lebih 1.536,696 (seribu lima ratus tiga puluh enam koma enam ratus sembilan puluh enam) ha;

g. Kecamatan Welahan dengan luas kurang lebih 1.576,760 (seribu lima ratus tujuh puluh enam koma tujuh ratus enam puluh) ha;

h. Kecamatan Mayong dengan luas kurang lebih 2.065,553 (dua ribu enam puluh lima koma lima ratus lima puluh tiga) ha;

i. Kecamatan Nalumsari dengan luas kurang lebih 2.237,801 (dua ribu dua ratus tiga puluh tujuh koma delapan ratus satu) ha;

j. Kecamatan Mlonggo dengan luas kurang lebih 1.149,219 (seribu seratus empat puluh sembilan koma dua ratus sembilan belas) ha;

k. Kecamatan Bangsri dengan luas kurang lebih 2.134,288 (dua ribu seratus tiga puluh empat koma dua ratus delapan puluh delapan) ha;

l. Kecamatan Kembang dengan luas kurang lebih 2.245,447 (dua ribu dua ratus empat puluh lima koma empat ratus empat puluh tujuh) ha;

m. Kecamatan Keling dengan luas kurang lebih 2.262,537 (dua ribu dua ratus enam puluh dua koma lima ratus tiga puluh tujuh) ha;

n. Kecamatan Pakisaji dengan luas kurang lebih 1.481,514 (seribu empat ratus delapan puluh satu koma lima ratus empat belas) ha; dan

o. Kecamatan Donorojo dengan luas kurang lebih 1.244,105 (seribu dua ratus empat puluh empat koma seratus lima) ha.

2.3.3.2. Pertanian Lahan Kering

Kawasan peruntukan pertanian lahan kering meliputi:

a. Kecamatan Pecangaan;

b. Kecamatan Mayong;

c. Kecamatan Jepara;

d. Kecamatan Bangsri;

(31)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

e. Kecamatan Welahan;

f. Kecamatan Tahunan;

g. Kecamatan Kalinyamatan;

h. Kecamatan Nalumsari;

i. Kecamatan Keling;

j. Kecamatan Batealit;

k. Kecamatan Kembang;

l. Kecamatan Kedung;

2.3.3.3. Holtikultura

Kawasan peruntukan hortikultura tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

2.3.3.4. Perkebunan

Kawasan peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih 32.587,96 (tiga puluh dua ribu lima ratus delapan puluh tujuh koma sembilan puluh enam) ha meliputi:

a. Kecamatan Mayong;

b. Kecamatan Bangsri;

c. Kecamatan Kedung;

d. Kecamatan Keling;

e. Kecamatan Kembang;

f. Kecamatan Batealit;

g. Kecamatan Nalumsari;

h. Kecamatan Pakisaji;

i. Kecamatan Donorojo;

j. Kecamatan Mlonggo; dan k. Kecamatan Karimunjawa.

2.3.3.5. Peternakan

Kawasan peruntukan peternakan meliputi:

a. peternakan ternak besar di Kecamatan Mayong, Donorojo, Keling, Kembang, Batealit, Bangsri, Mlonggo, Pakisaji, Nalumsari, dan Welahan;

dan

b. peternakan ternak kecil di Kecamatan Donorojo, Keling, Kembang, Mlonggo, Pakisaji, Batealit, Pecangaan, Kalinyamatan, Kedung, Mayong, dan Nalumsari; dan

c. peternakan ternak unggas di Kecamatan Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Mlonggo, Bangsri, Keling, Donorojo, Pakisaji, Pecangaan, Kedung dan Kembang.

2.3.3.6. Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan dengan luas kurang lebih 2.495,6 (dua ribu empat ratus sembilan puluh lima koma enam) ha meliputi:

(32)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

a. peruntukan budi daya air tawar tersebar di seluruh kecamatan;

b. peruntukan budi daya air payau di Kecamatan Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Donorojo, dan Karimunjawa; dan

c. peruntukan budi daya air laut di Kecamatan Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Donorojo dan Karimunjawa; dan

d. peruntukan penangkapan ikan di laut di Kecamatan Kedung, Jepara, Tahunan, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo dan Karimunjawa sesuai zonasinya.

2.3.3.7. Industri Menengah, Kecil dan Mikro

Kawasan peruntukan industri sedang berupa pembangunan Kawasan Industri Mulyoharjo di Kecamatan Jepara dengan luas kurang lebih 28 ha;

Kawasan sentra industri mikro dan kecil meliputi:

a. sentra industri kerajinan mebel di Kecamatan Tahunan, Jepara dan Kedung;

b. sentra industri ukir akar dan patung di Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara;

c. sentra industri kerajinan monel dan emas di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan;

d. sentra industri kerajinan keramik di Desa Pelemkerep, Mayong Lor dan Mayong Kidul Kecamatan Mayong

e. sentra industri tenun ikat troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan;

f. sentra industri kerajinan anyaman rotan di Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan;

g. sentra industri kue dan roti di Desa Bugo Kecamatan Welahan;

h. industri rokok kretek di Kecamatan Kalinyamatan, Nalumsari, Mayong dan Welahan;

i. sentra industri konveksi di kecamatan Kalinyamatan, Mayong dan Nalumsari;

dan

j. sentra industri anyaman bambu di desa Buaran kecamatan Mayong.

(33)

Peta 2. 1Pola Ruang Kabupaten Jepara Berdasarkan RTRW

(34)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

2.4. Kajian Teori terkait Inovasi

Kebijakan mencerdaskan kehidupan bangsa sudah menjadi kebijakan nasional dan telah menjadi kebijakan fundamental untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju knowledge based society (masyarakat berbasis pengetahuan). Selanjutnya, untuk meningkatkan daya saing ekonomi, maka aspek penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) terutama pada sektor pra produksi, proses produksi, dan pasca produksi perlu terus ditingkatkan.

Berdasarkan Word Economic Forum (WEF), Indonesia sudah termasuk katagori Negara Transisi dari negara factor driven (negara yang perekonomiannya digerakkan oleh faktor paling dasar seperti sumber daya alam dan buruh) menjadi negara dengan katagori efficiency driven (berbasis pada proses produksi yang efisien).Negara ini diharapkan mampu terus maju hingga dapat masuk katagori negara yang ekonominya berbasis innovation driven yaitu ekonomi yang dibangun atas dasar iptek yang bernilai tambah tinggi dan berdampak ganda (multifier effect) secara optimal.

Dalam upaya meningkatkan kreativitas di bidang inovasi, masyarakat perlu didorong untuk dapat menciptakan, merekayasa alat/produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan kreativitas dan kemampuan inovasi dari masyarakat umum terbukti telah dapat menghasilkan berbagai produk industri/rekayasa yang cukup potensial, yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. Namun, dalam persaingan pasar global dewasa ini, produk- produk tersebut masih kalah bersaing dengan produk-produk mancanegara. Oleh karena itu masyarakat perlu dipacu agar secara nyata dapat lebih kreatif dan inovatif, sehingga berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kesejahteraan.

2.4.1 Konsep Inovasi

Konsep inovasi mempunyai sejarah yang panjang dan pengertian yang berbeda-beda, terutama didasarkan pada persaingan antara perusahaan- perusahaan dan strategi yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing.

Josef Schumpeter sering dianggap sebagai ahli ekonomi pertama yang memberikan perhatian pada pentingnya suatu inovasi. Pada tahun 1949

(35)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

Schumpeter menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu: (1) memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah ada, (2) memperkenalkan proses baru ke industri, (3) membuka pasar baru, (4) Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan lainnya, dan (5) perubahan pada organisasi industri.

Berdasarkan berbagai pengertian dari inovasi, ukuran inovasi dibagi dalam dua kelompok yaitu ukuran yang berhubungan dengan output dan input. Ukuran output misalnya (a) produk atau proses baru atau yang dikembangkan, (b) persentase penjualan dari produk atau proses baru tersebut, (c) kekayaan intelektual yang dihasilkan (paten, merek, atau disain), dan (d) kinerja perusahaan.

Sedangkan ukuran inovasi yang berkaitan dengan input adalah (a) investasi di bidang penelitian dan pengembangan, (b) kekayaan intelektual, (c) biaya akuisisi teknologi baru, (d) biaya produksi pertama produk baru, (e) asset tak berwujud misalnya goowill, (f) biaya pemasaran dan pelatihan untuk produk baru, dan (g) perubahan organisasi dan metode manajerial.

Sedangkan Martin Radenakers (2005) membagi inovasi ke dalam beberapa tipe yang mempunyai karakteristik masing-masing seperti disajikan pada tabel berikut:

TABEL II. 3

Jenis dan Karakteristik Inovasi

Tipe Inovasi Karakteristik

1. Inovasi Produk Produk, jasa, atau kombinasi keduanya yang baru

2. Inovasi Proses Metode baru dalam menjalankan kegiatan bernilai tambah (misalnya distribusi atau produksi) yang lebih baik atau lebih murah

3. Inovasi Organisasional Metode baru dalam mengelola, mengkoordinasi, dan mengawasi pegawai, kegiatan, dan tanggung jawab 4. Inovasi bisnis Kombinasi produk, proses, dan sistem

organisasional yang baru (dikenal juga sebagai model bisnis)

Sumber: Martin Radenakers, 2005

(36)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

Pengertian inovasi akhirnya memang menjadi luas tetapi pada dasarnya inovasi merupakan suatau proses yang tidak hanya sebatas menciptakan ide atau pemikiran baru. Ide tersebut harus diimpelementasikan melalui sebuah proses adopsi. Dan adopsi adalah keputusan untuk menggunakan inovasi secara keseluruhan sebagai cara tindakan yang terbaik (Rogers, 1983 di dalam Higa et al, 1997). Proses adopsi inovasi inilah yang harus mendapat perhatian utama oleh perusahaan. King (2003) menjelaskan bahwa Rogers merinci 5 tahapan yang terjadi selama proses keputusan inovasi.

Tahap pertama terjadi ketika seseorang menunjukkan perhatian awal terhadap inovasi. Kadang-kadang setelah itu, individu tersebut membentuk sikap- sikap tertentu terhadap inovasi tersebut, baik menguntungkan atau tidak. Hal tersebut diikuti dengan pengambilan keputusan untuk mengadopsi atau menolak inovasi. Jika individu telah memutuskan untuk mengadopsi inovasi, maka individu melangkah ke tahap keempat yaitu secara aktual menggunakan inovasi.

Setelah menggunakan inovasi, individu melangkah ke tahap akhir, yaitu penguatan dan institusionalisasi keputusan inovasi. Difusi adalah proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu pada periode waktu tertentu diantara anggota sebuah sistem sosial. Sedangkan inovasi adalah gagasan, praktek, atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau atau satuan adopsi lainnya. Sedangkan komunikasi adalah proses dimana anggota membuat dan membagikan informasi kepada anggota lainnya untuk mencapai pemahaman yang saling menguntungkan. Menurut Higa et al (1997), sebagai sebuah keputusan, adopsi inovasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang secara umum dibagi dua kelompok yaitu atribut inovasi dan karakteristik organisasi. Model faktor untuk pengambilan keputusan adopsi organisasi selengkapnya bisa dilihat pada Gambar berikut:

(37)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

GAMBAR 4. 1

Model faktor pengambilan keputusan adopsi

Jadi kalangan manajer harus memahami mengenai atribut inovasi dan karakteristik organisasinya. Kecocokan inovasi dalam suatu organisasi merupakan kunci keberhasilan inovasi itu sendiri. Artinya, inovasi bersifat melekat dalam kegiatan organisasi tersebut. Tetapi komponen atau kegiatan organisasi yang mana yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan sebuah organisasi? Pada dasarnya jawabannya adalah sederhana dalam konteks teoritis, yaitu faktor manusia dan kegiatan dalam mengelola sumber daya manusia tersebut.

2.4.2 Pengertian dan Ukuran Inovasi

Berbagai ukuran inovasi tersebut menunjukkan bahwa kekayaan intelektual, goodwill, dan kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan salah satu ukuran inovasi yang perlu mendapatkan perhatian para manager perusahaan. Ukuran- ukuran tersebut berhubungan erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) oleh sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus memandang bahwa sumber daya manusia yang menguasai IPTEK merupakan aset perusahaan.

(38)

KAJIAN PENINGKATAN BUDAYA IPTEK DAN INOVASI MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA

Marianne dan Mile (2004) menunjukkan bahwa implikasi utama dari penelitiannya adalah para manajer harus lebih memberikan perhatian pada praktek-praktek manajemen sumber daya manusia ketika sedang mengembangkan strategi inovasi produk dan inovasi proses. Hal ini menunjukkan juga bahwa SDM tetap merupakan sumber daya atau pelaku utama dalam menghasilkan inovasi.

Tetapi SDM yang seperti apa yang bisa mendorong laja inovasi dan apa yang harus dilakukan organisasi agar bisa memiliki SDM seperti itu? Disinilah inti persoalannya utamanya.

Darroc (2005) memandang bahwa inovasi merupakan sebuah keluaran dari organisasi yang memanfaatkan sumber daya input berupa pengetahuan, informasi, dan pengalaman yang dimiliki – diantaranya sebagian besar oleh karyawannya.

Muara akhirnya adalah peningkatan kinerja keuangan. Bagaimana skema hubungan antara masukan, keluaran, dan manfaat tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 4. 2

Skema masukan, keluaran dan manfaat kinerja keuangan

Gambar

TABEL II. 1
Tabel III. 5
TABEL III. 7
TABEL III. 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah apresiasi yang luar biasa yang diberikan oleh-Nya sehingga dalam karya ilmiah ini penulis dapat merangkai judul”IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS DALAM MINUMAN RINGAN SIENA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 sebagai penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Dengan demikian pada hari ini dapat kami sampaikan bahwa dari hasil penyelidikan epidemiologi yang terus dilakukan oleh Tim Surveilans Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batam

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, permasalahan yang diangkat penulis adalah bagaimana perancangan system penjualan berbasis web pada Sierra Computer. Dengan melihat

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan

Majelis Jemaat GPIB Galilea Bekasi mengucapkan terimakasih kepada seluruh jemaat dan tamu jemaat yang telah berpartisipasi dalam persembahan Janji Iman tahap 1 untuk

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Penerimaan usahatani padi (5000 kg @ Rp.. Pendapatan usahatani padi dengan cara tanam jajar legowo dan terintegrasi tiktok lebih besar dari pada tanpa cara tanam jajar legowo dan