• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi DRP pada Wanita Hamil dan Ibu Menyusui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Potensi DRP pada Wanita Hamil dan Ibu Menyusui"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi DRP pada

Wanita Hamil

Ibu Menyusui dan

(2)

Definisi Ibu Hamil

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus.

Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi

hingga lahirnya janin, dan lamanya

kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40

minggu dan tidak melebihi 43 minggu

(Kemenkes, 2018).

(3)

Selama trimester pertama, obat-obatan dapat menyebabkan malformasi

kongenital (teratogenesis), dan risiko terbesar adalah dari periode minggu ketiga hingga kesebelas kehamilan.

Selama trimester kedua dan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan fungsional janin, atau memiliki efek toksik pada jaringan janin.

Obat yang diberikan sebelum cukup bulan atau selama persalinan dapat memiliki efek buruk pada persalinan atau pada neonatus setelah melahirkan.

o Efek buruk juga dapat terjadi di kemudian hari setelah janin dilahirkan

o Efek onset lambat tersebut, termasuk keganasan, mis. adenokarsinoma vagina setelah pubertas pada wanita yang terpapar dietilistilbestrol dalam rahim, dan efek buruk pada perkembangan intelektual, sosial, dan fungsional.

Hal Penting yang harus dipertimbangan

Pemberian Obat pada Wanita Hamil

(4)

Beberapa Obat Yang Sering Dikonsumsi Ibu Hamil

• Obat Vitamin dan Penambah Darah

• Obat Batuk

• Obat Flu

• Obat Sakit Gigi

• Obat Diare

• Obat Maag

• Obat Mual Muntah

• Obat Sakit Kepala

Penggunaan obat selama kehamilan harus dipilih yang paling efektif dan aman untuk menghindari terjadinya risiko cacat pada janin

(5)

Kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA ( Food Drug Administration )

Kategori A

Aman untuk janin seperti vitamin C, asam folat, vit B6, parasetamol, zinc, dan sebagainya.

Kategori B

Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin, azitromisin, bisakodil, cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin, klopidogrel,

eritromisin, ibuprofen, insulin, lansoprazol, loratadin, meropenem, metformin, metildopa, metronidazol, dan sebagainya.

(6)

Kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA ( Food Drug Administration )

Kategori C

 Dapat beresiko, digunakan jika perlu.

 Obat dianjurkan hanya jika manfaat yang diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin timbul pada janin.

 Contohnya albendazol, allopurinol, aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfenikol, ciprofloksasin, klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamol, dektrometorfan, digoksin, enalapril, efedrin, flukonazol dan sebagainya.

(7)

Kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA ( Food Drug Administration )

Kategori D

 Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat.

 Pengunaan obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan.

 Contohnya alprazolam, amikasin, amiodaron, carbamazepin, klordiazepoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam valproat, dan sebagainya.

(8)

Kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA ( Food Drug Administration )

• Kategori X

Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, contohnya (amlodipin + atorvastatin), atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel +

etinilestradiol), ergometrin, estradiol, misoprostol, oksitosin, simvastatin, warfarin.

(9)

DRPs Yang Terjadi Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi

• Adanya hipertensi pada saat kehamilan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin di seluruh dunia. Hipertensi pada masa kehamilan dikategorikan menjadi hipertensi kronik, hipertensi

gestasional, preeklampsia, dan eklampsia

• Preeklampsia merupakan kondisi spesifik ditandai dengan peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan ditemukannya proteinuria yang muncul setelah 20 minggu kehamilan

• Perburukan kondisi preeklampsia disertai kejang-kejang pada

penderita disebut eklampsia

(10)

DRPs Yang Terjadi Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi …

Kategori DRPs pada pengobatan ibu hamil yang terdiagnosis preeklampsia/eclampsia:

 Salah obat

 dosis kurang

 dosis berlebih

(11)

Contoh : Salah Obat

Penggunaan Propanolol : Propranolol hanya dapat digunakan untuk terapi jangka pendek karena penggunan berkelanjutan dapat

menyebabkan Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan juga terkait dengan apnea janin dan bradikardia

Penggunaan captopril selama trimester kedua dan ketiga menunjukkan adanya cedera bahkan kematian janin yang dapat terjadi selama

kehamilan

(12)

Contoh: Dosis Obat Kurang

Propranolol Tablet 10 mg diberikan Peroral 3 x 10 mg , dosis standarnya adalah 20-40 mg tiap 6 jam (Dipiro et al., 2017) sehingga besaran dan frekuensi kurang (dosis

kurang)

Contoh : Dosis Obat Berlebih

Nifedipin Peroral 1 x 30 mg, Dosis standardnya

adalah 10 mg, diulang 15- 30 menit, dosis maks. 30 mg (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,

2016) sehingga besaran lebih (dosis lebih)

(13)

Contoh: Interaksi Obat

Pemberian obat antihipertensi secara bersamaan yaitu : metildopa, captopril dan furosemid

Rekomendasi : Pemakaian obat kombinasi yang tidak sesuai antara captopril, metildopa dan furosemid

karena dapat menyebabkan hipotensi, maka cukup diberikan satu obat antihipertensi yaitu furosemid karena selain untuk antihipertensi juga untuk

mengatasi udem

(14)

Pengobatan Hipertensi Kronis pada Kehamilan

Obat/Kelas terapi Komentar

Methyldopa Data tindak lanjut untuk jangka panjang mendukung bahwa obat aman untuk wanita hamil; dianggap sebagai agen pilihan

β-Blocker Umumnya aman, tetapi retardasi pertumbuhan intrauterin dilaporkan (kebanyakan karena penggunaan atenolol)

Labetalol Lebih banyak digunakan daripada metildopa karena efek samping yang lebih sedikit; dianggap sebagai agen lini pertama

Clonidine Data terbatas tersedia; digunakan terutama pada trimester ketiga

CCB Data terbatas tersedia; tidak ada peningkatan teratogenisitas mayor karena paparan (kecuali nifedipine immediate release oral tidak boleh digunakan);

nifedipine kerja lama dianggap sebagai agen pilihan

Thiazide Bukan obat lini pertama tetapi mungkin aman dalam dosis rendah, jika dimulai sebelum konsepsi untuk hipertensi esensial

ACEi, ARB, direct renin inhibitor

Kontraindikasi; teratogenisitas utama dilaporkan dengan paparan (toksisitas janin dan kematian)

(15)

Menyusui

 Menyusui lebih bermanfaat memberikan imunologi dan gizi ASI untuk bayi dari pada susu formula.

 Meskipun ada kekhawatiran bahwa obat yang diminum oleh ibu dapat mempengaruhi bayinya, hanya ada sedikit informasi

mengenai hal ini.

 Dengan tidak adanya bukti efek, potensi bahaya pada bayi dapat disimpulkan sbb:

1) jumlah obat atau metabolit aktif obat yang diberikan kepada bayi (tergantung pada karakteristik farmakokinetik obat pada ibu)

2) efisiensi penyerapan, distribusi, dan eliminasi obat oleh bayi (farmakokinetik bayi)

3) sifat efek obat pada bayi (sifat farmakodinamik obat pada bayi).

(16)

Kategori penggunaan obat bagi ibu menyusui

• L1: Paling aman, contohnya parasetamol, ibuprofen, loratadin

• L2: Aman, contohnya cetirizin, dimenhidrinat, guaiafenesin.

• L3: Cukup aman,contohnya pseudoefedrin, lorazepam, aspirin

• L4: Kemungkinan berbahaya, contohnya kloramfenikol, sibutramin

• L5: Kontraindikasi, contohnya amiodaron

(17)

Hal perlu Dipertimbangkan penggunaan Obat pada Ibu Menyusui

 Efek klinis dapat terjadi pada bayi jika terdapat jumlah obat yang signifikan secara farmakologis dalam susu.

Untuk beberapa obat (misalnya fluvastatin), rasio antara konsentrasi dalam susu dan plasma ibu mungkin cukup tinggi untuk membuat bayi terpapar efek samping.

Beberapa bayi, seperti yang lahir prematur atau yang menderita penyakit kuning, memiliki risiko toksisitas yang sedikit lebih tinggi.

Beberapa obat menghambat refleks mengisap bayi (misalnya

fenobarbital) sementara yang lain dapat mempengaruhi laktasi (misalnya bromocriptine).

obat-obatan yang harus digunakan dengan hati-hati atau

merupakan kontraindikasi dalam menyusui

(18)

Obat yang sering digunakan selama menyusui dan kemungkinan efeknya pada bayi menyusui.

Pengaruh Obat pada Bayi

Komentar

Amiodarone Signifikan dalam jumlah besar dalam susu; tindak lanjut fungsi tiroid pada bayi.

Ampisilin Minimal Tidak ada efek merugikan yang signifikan; kemungkinan terjadinya diare atau sensitisasi alergi

Aspirin Minimal Dosis sesekali aman

Kafein Minimal Asupan kafein dalam jumlah sedang aman; konsentrasi dalam ASI rendah

Chloral hydrate Signifikan Dapat menyebabkan kantuk jika bayi diberi ASI dengan konsentrasi puncak

Kloramfenikol Signifikan Konsentrasi yang terlalu rendah untuk menyebabkan sindrom bayi abu-abu; kemungkinan penekanan sumsum tulang memang ada; merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi

kloramfenikol saat menyusui

Chlorothiazide Minimal Tidak ada efek samping yang dilaporkan Klorpromazin Minimal Muncul tidak signifikan

(19)

Obat yang sering digunakan selama menyusui dan kemungkinan efeknya pada bayi menyusui.

Pengaruh Obat pada Bayi

Komentar Kodein, Variabel berdasarkan

polimorfisme genetik

Aman dalam banyak kasus. Toksisitas neonatal dijelaskan saat ibu merupakan pemetabolisme 2D6 yang sangat cepat,

memproduksi lebih banyak morfin dari kodein

Dicumarol Minimal Tidak ada efek samping yang dilaporkan; mungkin ingin mengikuti waktu protrombin bayi.

Digoksin Minimal Jumlah yang tidak signifikan masukkan ASI

Yodium (radioaktif) Signifikan Memasukkan susu dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penekanan tiroid pada bayi.

Isoniazid (INH) Minimal konsentrasi susu sama dengan konsentrasi plasma ibu.

Kemungkinan defisiensi piridoksin berkembang pada bayi.

Kontrasepsi oral Minimal Dapat menekan laktasi dalam dosis tinggi Penicillin Minimal Konsentrasi yang sangat rendah pada ASI

Phenobarbital Sedang Dosis Hypnotic dapat menyebabkan sedasi pada bayi Fenitoin Sedang Jumlah yang masuk ke dalam ASI tidak cukup untuk

menyebabkan efek samping pada bayi

(20)

Obat yang sering digunakan selama menyusui dan kemungkinan efeknya pada bayi menyusui.

Pengaruh Obat pada Bayi

Komentar

Fenitoin Sedang Jumlah yang masuk ke dalam ASI tidak cukup untuk menyebabkan efek samping pada bayi

Prednisone Sedang Dosis ibu rendah (5 mg / hari) mungkin aman. Dosis 2 kali atau lebih jumlah fisiologis (> 15 mg / hari) mungkin harus dihindari Propranolol Minimal Jumlah yang sangat sedikit masuk ke ASI

Propylthiouracil Bervariasi Jarang dapat menekan fungsi tiroid pada bayi Spironolakton Minimal Jumlah yang sangat sedikit masuk ke ASI

Tetracycline Sedang Kemungkinan pewarnaan permanen pada gigi yang sedang berkembang pada bayi. Harus dihindari selama menyusui Theophylline Sedang Dapat memasukkan ASI dalam jumlah sedang tetapi tidak

mungkin menghasilkan efek yang signifikan Tiroksin Minimal Tidak ada efek samping pada dosis terapeutik.

Tolbutamide Minimal Konsentrasi rendah dalam ASI.

Warfarin Minimal Jumlah yang sangat kecil ditemukan dalam ASI

(21)

Obat yang dapat diberikan pada Ibu Menyusui

 Obat dengan keterangan terdapat dalam ASI dalam jumlah yang terlalu kecil untuk

menimbulkan bahaya bagi bayi

 Obat dengan keterangan terdapat dalam

jumlah yang signifikan dalam ASI tetapi

tidak berbahaya.

(22)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Karya Wa Kaa Kaa adalah bentuk penuangan ide berdasarkan pengalaman dan sejarah raja pertama Buton adalah seorang perempuan yang lahir dari bambu kuning memiliki kecantikan luar

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

Analisis sebaran dan luaran sawah yag terkena banjir melalui penggabugan data hasil pengolahan identifikasi banjir menggunakan metode change detection dan

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas tentang pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami

fungsi perencanaan, fungsi memandang ke depan, fungsi pengembangan.. loyalitas, fungsi pengawasan, fungsi pengambil keputusan dan fungsi memberi motivasi. Fungsi

Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksilaris adalah dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar

Ketika sebuah LAN memerlukan adanya gateway dan router yang dapat diandalkan agar pengguna koneksi jaringan dapat digunakan bersama-sama Vyatta OS dapat