• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN MESIN PRODUKSI FREESTYLE SCOOTER DENGAN DEMAND 100 UNIT PERHARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBUTUHAN MESIN PRODUKSI FREESTYLE SCOOTER DENGAN DEMAND 100 UNIT PERHARI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN MESIN PRODUKSI FREESTYLE SCOOTER DENGAN DEMAND 100 UNIT PERHARI

Nurchajat1, Moh. Hartono2, Muhammad Akhlis Rizza3

1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang

1 nurchajat_polmal@yahoo.co.id, 2moh.hartono@polinema.ac.id, 3muh.akhlis@polinema.ac.id,

Abstrak

Dalam sistem input output, mesin adalah salah satu faktor input yang harus ada selain manusia, material, keuangan, metode, dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain secara kompak dalam rangka melaksanakan proses transformasi material (bahan baku) menjadi produk sebagaimana direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan stake holder. Kebutuhan stake holder tersebut tidak hanya sebatas masalah kualitas produk yang dihasilkan tetapi juga masalah seberapa besar kuantitas produk yang diperlukan. Jika manusia, material, keuangan, metode, dan lingkungan terkendali sesuai harapan, maka kualitas dan kuantitas produk sekarang hanya tergantung kepada pemilihan dan perhitungan kebutuhan mesinnya. Dengan tanpa memperhitungkan faktor ekonomis, pemilihan jenis mesin sangat tergantung pada bentuk-bentuk komponen pembentuk produk yang akan dibuat.

Bentuk komponen tersebut sebagaimana umumnya dituangkan dalam gambar teknik, baik dalam bentuk exploded view, gambar susunan, dan gambar kerja. Kebutuhan jumlah mesin sangat tergantung pada waktu standar pembentukan dan demand (permintaan produk yang akan dibuat). Permasalahannya adalah jenis mesin apa dan berapa jumlah mesin produksi yang diperlukan untuk pembuatan freestyle scooter dengan demand 100 unit perhari. Solusi dari permasalahan tersebut adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: membuat gambar kerja freestyle scooter, membuat production routing dari setiap operasi pemesinan, menghitung waktu pemotongan, menghitung waktu standar pemotongan, menghitung output standar pemotongan, menghitung kebutuhan bahan baku untuk setiap tahapan proses pembentukan, dan menghitung jumlah mesin untuk dapat mengasilkan produk sebagaimana dikehendaki. Hasil akhirnya berupa kebutuhan jumlah mesin produksi yang diperlukan untuk pembuatan freestyle scooter dengan demand 100 unit perhari.

Kata kunci : Freestyle Scooter, kebutuhan material, kebutuhan mesin.

I. PENDAHULUAN

Dengan tanpa memperhitungkan faktor ekonomis, pemilihan jenis mesin sangat tergantung pada bentuk-bentuk komponen pembentuk produk yang akan dibuat. Bentuk komponen tersebut sebagaimana umumnya dituangkan dalam gambar teknik, baik dalam bentuk exploded view, gambar susunan, dan gambar kerja. Kebutuhan jumlah mesin sangat tergantung pada waktu standar pembentukan dan demand (permintaan produk yang akan dibuat).

Permasalahannya adalah jenis mesin apa dan berapa jumlah mesin produksi yang diperlukan untuk pembuatan freestyle scooter dengan demand 100 unit perhari.

Solusi dari permasalahan tersebut adalah melalui tahapan- tahapan sebagai berikut: membuat gambar kerja freestyle scooter, membuat production routing dari setiap operasi pemesinan, menghitung waktu pemotongan, menghitung waktu standar pemotongan, menghitung output standar pemotongan, menghitung kebutuhan bahan baku untuk setiap tahapan proses pembentukan, dan menghitung jumlah mesin untuk dapat

mengasilkan produk Freestyle Scooter sebagaimana dikehendaki.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

• Memberikan informasi terkait dengan gambar exploded, gambar kerja freestyle scooter

• Memberikan informasi terkait production routing setiap komponen produk yang diputuskan untuk dibuat

• Memberikan informasi terkait perhitungan waktu pemotongan, waktu standar pemotongan, menghitung output standar pemotongan

• Memberikan informasi terkait perhitungan bahan baku untuk setiap tahapan proses pembentukan

• Memberikan informasi terkait perhitungan jumlah mesin yang diperlukan untuk mengasilkan produk Freestyle Scooter 100 unit per hari

(2)

II. GAMBAREXPLODEDVIEWFREESTYLESCOOTER, GAMBARKERJA, PRODUCTIONROUTING,

MENGHITUNGKEBUTUHANMATERIAL, PERHITUNGANWAKTUPEMESINAN,WAKTU STANDAR,OUTPUTSTANDARDANJUMLAHMESIN.

a. Gambar Exploded View Freestyle Scooter

Sub bab ini menampilkan gambar exploded freestyle scooter (gambar 2.1) dengan spesifikasinya dan keterangan

Gambar 2.1 Exploded View freestyle scooter (ME DRAW 01)

bagian-bagian pembentuk susunan asemblingnya sebagaimana ditunjukkan pada kepala gambar (gambar 2.2) .

Dari gambar 2.1 dan kepala gambar 2.2 diketahui bahwa freestyle scooter terdibari dari 23 komponen yang masing- masing namanya dicantumkan dalam kolom nama bagian, komponen no 1 sampai dengan 15 dibuat sendiri ditandai dengan tulisan ME DRAW No ..., sedangkan komponen 16 sampai dengan 23 ditandai dengan kata order, masing-masing dijelaskan dalam kolom keterangan. Bentuk komponen yang bermacam-maam bisa dipastikan bahwa produk-produk tersebut tidak mungkin dibentuk dengan hanya satu cara pembentukan atau pabrikasi, tetapi dapat dipastikan bahwa produk-produk dibuat dengan cara pabrikasi yang ber macam- macam [1], [3]. Oleh karena itu dalam tulisan ini hanya 1 komponen pembentuk produk saja yang akan disajikan.

b. Gambar Kerja

Gambar kerja (gambar 2.3) memuat informasi benda kerja yang akan di proses oleh operator produksi seperti ukuran dari benda kerja, bahan dari benda kerja, toleransi, hingga informasi pengerjaan khusus untuk membentuk benda kerja tersebut.

Dengan informasi yang terdapat pada gambar kerja, operator produksi dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai bentuk yang sesuai dengan apa yang direncanakan [3], [6]. Gambar 2.3 adalah gambar Head Clamp salah satu gambar kerja dari 15 gambar bagian yang harus dibuat sendiri yang ditampilkan sebagai contoh.

Gambar 2.2 Kepala Gambar Exploded View freestyle scooter (ME DRAW 01)

Gambar 2.3 Head Clamp

c. Production Routing

Pemahaman dan kemampuan membaca gambar teknik dan pengetahuan teknik pembentukan memberikan kemampuan untuk dapat melakukan analisis proses pembentukan yang dituangkan dalam bentuk production routing [2], [6], [8].

Production routing berisi informasi tentang urutan pengerjaan pada setiap komponen komponen produk seperti, penjelasan tahapan pengerjaan yang dilakukan, mesin yang digunakan, alat bantu yang dibutuhkan, dan informasi hasil perhitungan standard time, operator yang mengerjakan dan jumlah

(3)

komponen. Tabel I menunjukkan Production routing untuk produk head clamp.

TABEL IPRODUCTIONROUTINGFORHEADCLAMP

PRODUCT : FREESTYLE SCOOTER PART : HEAD CLAMP PREPARED BY : NURCHAJAT

PART NO:

ME DRAW 01-02-5 DATE : 14 Juli 2020

Op er No.

Operations

Description Machine

Aux. Equipment Standard Time (min/unit)

01 Cut To Length 52x12x10

Power Hacksaw

Saw blade, Stopper, Vise, Steel rule, Scribber, Floor stand

0,364

02 Surface Milling membentuk sisi 8 mm

Milling

Machine End Mills cutter, Vise, Vernier caliper, Dial indicator, Magnetic block, Wrench, Arbor, Mallet, Dividing head, Foot stock

0,106

03 Surface Milling membentuk sisi 10 mm

04 Surface Milling membentuk sisi 50 mm

05 Drilling Hole Ø 5

mm Drilling

Machine Vise, Drill chuck, Center drill, Vernier caliper, Twist drill Ø 5, Jig and fixture

0,169

06 Tapping 3 x M5 Bench

Work Vise, M5 taps, Tap

wrench 20,93

d. Perhitungan Kebutuhan Material

Dengan mengingat adanya produk cacat yang dihasilkan pada setiap tahapan proses pemesinan, maka dapat dipastikan bahwa jumlah material (Raw Material) yang dibutuhkan tentunya akan lebih besar dari produk yang dihasilkan pada setiap tahapan proses pemesinan. Pernyataan tersebut diperjelas dengan gambar 2.4 tahapan proses pemesinan (3 tahap) dan produk input-output berikut ini [4], [6], [7], [8]:

Gambar 2.4 Tahapan Proses Pemesinan

Keterangan:

RM= Raw material Pg= Good product Pd= Product defect

Secara umum perhitungan kebutuhan material dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apabila produk cacat dinyatakan dalam % terhadap Pn (dn%) maka:

Jadi

, (unit/hari) (1) Perhitungan kebutuhan material dilakukan mulai dari proses yang terakhir dimana Pg dari proses terakhir minimal harus sama banyaknya dengan permintaan pasar (demand rate).

e. Waktu Pemesinan

Rumus waktu pemotongan dengan menggunakan Power Hacksaw (Reciprocating saw)

(2) Tc: Waktu pemotongan [min]

v : Kecepatan potong [stroke/min]

s : Kecepatan pemakanan [mm/stroke]

H : Tinggi material yang dipotong [mm]

Cutting parameter dalam pemotongan dengan menggunakan Power Hacksaw (Reciprocating saw) yaitu kecepatan potong (Cuting speed) [stroke/min] dan kecepatan pemakanan (Feed speed) [mm/stroke] diperoleh dari tabel yang besarnya tergantung dari material yang dipotong dan material tool yang digunakan [3], [5], [6].

Adapun waktu pemotongan untuk mesin-mesin yang lain menggunakan rumus-rumus yang berbeda sesuai dengan mesin-mesin dimaksudkan.

f. Waktu Standar dan Output Standar

Perhitungan waktu standar diperlukan karena hal-hal yang terkait dengan personal need, fatique allowance, un avoidable delay dalam proses pemesinan belum diperhitungkan. Personal need, fatique allowance, un avoidable delay didekati dengan menambahkan ST (Setting Time) dan DT (Down Time) pada hasil perhitungan waktu pemotongan TC [6], [8].

TS (Standard Time) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(3) dengan

Allowance time = (4)

Pdn Pgn Pn = +

Pgn Pn dn

Pn dn Pgn Pn

Pdn Pgn Pn

=

× -

× +

= +

=

%)

% 100 (

%

%) 1 ( dn

Pgn Pn

= -

] / [ min]

/ [

] [min] [

stroke mm s stroke

v

mm Tc H

= ×

) Allow

% - 1 (

= TC TS

D) . (60

ST) + (DT Demand

Unit/jam Pg3 =

Pg2=

P3

Pg1=

P2

Pd3

Pd2

Pd1

O1 O2 O

3 RM=

P1

(4)

ST (Setting Time), DT (Down Time), D (Day Work) Perhitungan OS (Output Standard) unit/min dapat menggunakan rumus sederhana berikut ini [4], [6]:

[unit/min] (5)

g. Perhitungan Jumlah Mesin

Jumlah Mesin yang dibutuhkan untuk setiap tahapan proses pemesinan menggunakan rumus sebagai berikut [4], [6]:

Nn: Jumlah mesin yang dibutuhkan untuk operasi ke n Pn: Kebutuhan material operasi ke n

OSn: Output standar operasi ke n

III. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rancangan penelitian

IV. PEMBUATAN PRODUCTION ROUTING DAN PERHITUNGAN

KEBUTUHAN MATERIAL,WAKTU PEMESINAN DAN WAKTU

STANDARD,PERHITUNGAN KEBUTUHAN MESIN

a. Pembuatan Production Routing

Mengingat jumlah komponen cukup banyak sekitar 15 unit, maka dam hal ini pembuatan production routing dibatasi hanya komponen head clamp sebagaimana tabel I.

Perhitungan Kebutuhan Material Komponen Head Clamp Untuk demand 100 unit Freestyle/hari, dengan jumlah unit head clamp per unit Freestyle =2 unit (dinyatakan dalam Kepala gambar, gambar 2.2) , maka komponen ini harus dibuat sebanyak 200 unit head clamp /hari, dan dengan

% defect untuk power hacksaw d1= 0,5%,

% defect untuk milling machine d2= 2%,

% defect untuk drilling machine d3= 1,5%, dan

% defect untuk bench work d4=0,8%

diperoleh:

Kebutuhan material untuk proses bench work 𝑃4 =( ,- ). % ) $%&'() = 122 3(45/7'84

( ,- 2,22: ) = 202 unit/hari Kebutuhan material untuk proses drilling 𝑃3 =( ,- )> % ) <= . = 121 3(45/7'84

( ,- 2,2,? ) = 206 unit/hari Kebutuhan material untuk proses milling 𝑃2 =( ,- )1 % ) <= > = 12A 3(45/7'84

( ,- 2,21 ) = 211 unit/hari Kebutuhan material untuk proses sawing 𝑃1 =( ,- ), % ) <= 1 = 1,, 3(45/7'84

( ,- 2,22? ) = 213 unit/hari

Perhitungan kebutuhan material untuk komponen yang lain dilakukan dengan cara yang sama

b. Perhitungan Waktu Pemesinan, Waktu Standar, dan Output Standar Komponen Head Clamp

Perhitungan waktu pemesinan untuk proses pemotongan dengan power hack saw

untuk material : Alloy Steel 4130 ( HBN 217), dari Machining Data Handbook 3 Edition Volume I, hal. 6-8 [5]

untuk ukuran material 10x12x52

untuk posisi 10x12, lebar material yang dipotong 12 mm, tebal material yang dipotong 10 mm. dari tabel tersebut diperoleh ketentuan sebagai berikut: pilih saw blade dengan Pitch: 4 mm Material Thickness: 10 mm

Speed = 140 strokes/min Feed = 0,23 mm/strokes

Waktu pemotongan dengan power hacksaw dihitung dengan menggunakan rumus

TS

= 1 OS

n n

n OS

N = P

Gambar freestyle

scooter

Gambar Rincian freestyle scooter

Rekap Jumlah Mesin

Observasi Lapangan Study Literatur

Pembuatan Production Routing, Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku, Perhitungan Waktu Pemesinan dan Waktu Standard, Output Standard, Perhitungan Jumlah Mesin

Mulai

Selesai

(5)

𝑇𝐶 = h v . s Diperoleh waktu pemotongan:

𝑇𝐶 =I . J7 = ,2 &&/3(45

,.2 KLMNOPKQRS . 2,1> KLMNOPKQQ = 0,310 min/unit Perhitungan TS (Standard Time) untuk proses pemotongan dengan power hack saw, untuk ST (Setting Time), DT (Down Time), D (Day Work)

ST = 15 min/hari DT = 60 min/hari D = 8 jam/hari

Diperoleh kelonggaran (allowance time) Allowance time = $TUVTA2 . $ = A2

QRS WXMR U ,? QRSWXMR

A2 . : WXMRYXQ = 0,15 . 100 % = 15

%

TS (Standard Time) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑇𝑆 =( , - % \]]^_ )T[ = ( , – 2,,? )2,>,2 = 0,364 min/unit Perhitungan OS (Output Standard) unit/min diperoleh

𝑂𝑆 = 1 0,364

= 2,747 unit/min

Perhitungan waktu pemesinan untuk operasi mesin yang lain menggunakan rumus-rumus yang bersesuaian dengan mesin-mesin yang digunakan, sedangkan untuk perhitungan waktu standar dan output standar menggunakan metode yang sama. Pada perhitungan waktu standar karena tingkat kesulitan yang berbeda-beda antara produk satu dan yang lain memberikan ST (Setting Time) dan DT (Down Time) yang kemungkinan bisa berbeda.

c. Perhitungan Jumlah Mesin Komponen Head Clamp Jumlah Mesin yang dibutuhkan untuk setiap tahapan proses pemesinan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nn: Jumlah mesin yang dibutuhkan untuk operasi ke n Pn: Kebutuhan material operasi ke n

OSn: Output standar operasi ke n

Untuk operasi sawing O1 dengan power hacksaw diketahui P1= 213 unit/hari, dan OS1= 2,747 unit/min= 1318,56 unit/hari, diperoleh:

Kebutuhan mesin power hacksaw untuk komponen head clamp (jumlah unit head clamp per unit Freestyle =2 unit)

dalam hal ini sebanyak 0,161 unit mesin. Sedangkan untuk komponen yang lain yang juga memerlukan mesin yang sama dihitung dengan metode yang sama, selanjutnya hasil perhitungannya dijumlahkan dan baru kemudian dibulatkan.

TABEL II NUMBER OF MACHINE RECAPITULATION

Untuk perhitungan jumlah mesin yang lain dilakukan dengan cara dan tahapan yang sama. Sehingga terakhir diperoleh rekap perhitungan kebutuhan mesin sebagaimana ditunjukkan dalam tabel II. Tabel II juga menunjukkan tahapan proses operasi pembentukan untuk setiap komponen produk yang dibuat. Sebagai contoh untuk komponen Fork nomer bagian 1, tahapan proses operasi pembentukannya adalah mulai dari pemotongan dengan power hack saw, meratakan permukaan dengan mesin milling, dan terakhir dibor dengan menggunakan mesin drill.

V. PEMBAHASAN

Penelitian ini dibuat dengan mengikuti tahapan-tahapan sebagaimana disebutkan dalam Gambar 2.5 Rancangan penelitian, menjelaskan tentang pola aliran sebagai berikut:

Data diperoleh dari observasi lapangan dan study literatur, berikutnya dibuat gambar freestyle scooter, gambar rincian dari setiap komponen freestyle scooter, pembuatan Production Routing, perhitungan kebutuhan bahan baku, perhitungan waktu pemesinan, perhitungan waktu standard dan output standard, dan perhitungan jumlah mesin.

Dengan pemahaman proses produksi yang didasarkan pada gambar rincian, production routing setiap komponen produk

n n n

OS N = P

unit 161 , 0 56 , 1318 213 1

1= 1 = =

OS N P

SHEET : 1 OF 1

PRODUCT: FREESTYLE SCOOTER No.

Part Name

Pow er Hack saw

Cir cular Saw

Turn ing Ma chine

Milli ng Ma chine

Drill ing Ma chine

Benc h Work

Han d Grin ding 1 FORK 0,923 - - 1,717 0,130 - -

2 CLAMP

TUBE 0,048 - - 0,0006

3 - - 0,978

3 CROSS

BAR 0,057 - - - - - 0,489

4 FORK

TUBE 0,119 - 3,941 - - - -

5 HEAD

CLAMP 0,161 - - 0,023 0,036 4,395 -

6 HEAD

TUBE

0,054 - 0,227 - - - -

7 PEGS 0,887 - 4,419 - - - -

8 DECK

COVER - 0,044 - - - - 0,978

9 INSIDE

SPACER

0,047 - - - - - 0,489

10 OUTSID

E SPACER

0,047 - - - - - 0,489

11 GUSSET

S - 0,877 - - - - 1,468

12 WHEEL 0,859 - 0,931 - - - -

13 DOWN

TUBE

0,088 - - 0,0115 - - 0,489

14 DECK - 0,070 - 0,0084 0,010 0,732 - 15 NECK 0,088 0,0067 - 0,0006

8 - - 0,244

Total Machine 3,38 3 ≈ 4

0,99 8 ≈ 1

9,52

≈ 10 1,76 1 ≈ 2

0,17 7 ≈ 1

5,12 8 ≈ 6

5,62 7 ≈ 6

(6)

dapat dibuat. Production routing dibuat secara sistematis lengkap dengan tahapan-tahapan proses pembentukannya, mesin dan auxiliary equipment yang diperlukan, dan waktu standard. Namun karena untuk memenuhi batasan halaman hanya komponen Head Clamp saja yang ditampilkan pada karya tulis ini. Walaupun demikian tahapan proses operasi pembentukannya ditunjukkan dalam tabel II. Mesin dipilih berdasarkan kapabilitasnya untuk dapat melakukan pembentukan komponen-komponen yang diputuskan untuk dibuat. Sedangkan komponen-komponen lain yang standar diputuskan untuk dibeli.

Dalam perhitungan kebutuhan bahan baku, prosentase cacat dari setiap tahapan proses perhitungan masih ditentukan terlebih dahulu. Pembacaan gambar dilakukan secara teliti terhadap gambar 2.2 Kepala Gambar Exploded View freestyle scooter (ME DRAW 01) yang secara khusus pada kolom jumlah, nama bagian, bahan, dan ukuran akan menentukan ketepatan perhitungan kebutuhan bahan baku tersebut.

Perhitungan kebutuhan bahan baku secara sistematis dilakukan dari tahap terakhir dan diakhiri pada tahap awal proses, dengan demikian produk yang baik pada proses akhir akan dapat memenuhi permintaan yang ada (demand).

Perhitungan waktu pemesinan menggunakan rumus-rumus waktu pemesinan yang kovensional sesuai dengan prosesnya masing-masing. Waktu pemesinan dalam hal ini sangat tergantung pada parameter pemotongan: kecepatan potong, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemotongan. Parameter pemotongan dipilih berdasarkan bahan yang dimesin, dan bahan pahat yang digunakan. Bahan pahat untuk semua mesin adalah HSS (Hight Speed Steel). Secara umum hasil perhitungan waktu pemesinan TC relatif kecil karena putaran spindle n (rpm) yang dihasilkan relatif besar, dan semua mesin yang digunakan dalam hal ini dianggap mampu berputar pada putaran tersebut. Jika putaran mesin di lapangan terbatas atau tidak bisa mencapai putaran spindle hasil perhitungan, maka TC akan menjadi relatif besar.

Perhitungan waktu standard (menit/unit) dilakukan dengan menambahkan allowance (kelonggaran) yang merupakan representatif dari Personal need, fatique allowance, un avoidable delay pada waktu pemesinan TC yang telah dihitung.

Besaran Allowace dalam hal ini diperkirakan berdasarkan pengalaman kerja bengkel dan didekati dengan ST (Setting Time) dan DT (Down Time). ST (Setting Time) dan DT (Down Time) semestinya dihitung dengan metode sampling kerja (Work Sampling).

Adapun output standard (unit/menit) (unit/jam) (unit/hari) diperoleh dengan membalik waktu standard (menit/unit) atau output standard berbanding terbalik dengan waktu standard.

Perhitungan jumlah mesin untuk setiap tahapan operasi pembentukan setiap komponen dilakukan secara sistematis dengan mempertimbangkan jumlah material atau komponen pembentuk produk yang harus disediakan pada setiap tahapan proses (Pn), dan juga output standard (OSn). Untuk kepentingan ekonomis hasil perhitungan kebutuhan jumlah mesin untuk setiap tahap operasi pemesinan dari setiap komponen tidak dibulatkan lebih dahulu mengingat komponen-

komponen yang dibuat mempunyai kesamaan dalam operasi dan menggunakan jenis mesin yang sama.

V.KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Secara garis besar sebagaimana dijelaskan pada awal bab (tujuan), dan dari penulisan yang disebutkan dalam bab-bab berikutnya di atas sudah menjelaskan ketercapaian semua tujuan.

1. Gambar freestyle scooter (gambar 2.1) terdiri dari 23 komponen (gambar 2.2), komponen no 1 sampai dengan 15 dibuat sendiri, komponen 16 sampai dengan 23 diorder, 15 komponen yang akan dibuat sendiri yaitu komponen no 1 sampai dengan 15 digambar lengkap dengan ukurannya, jumlah yang harus dibuat, material atau bahan yang digunakan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan kepala gambar dari masing-masing komponen.

2. Dari gambar komponen-komponen selanjutnya dapat dilakukan analisis pembentukannya yang dalam hal ini digunakan production routing. Mengingat jumlah komponen cukup banyak sekitar 15 unit, maka ditampilkan 1 production routing tabel I untuk komponen Head Clamp. Adapun untuk komponen lain yang dibuat hanya tahapan operasi pembentukannya saja, yang ditunjukkan dalam tabel II.

3. Dari analisis komponen Head Clamp diperoleh hasil kebutuhan material unit/hari. Untuk demand 100 unit/hari freestyle scooter, dengan 2 unit head clamp per unit freestyle scooter diperoleh kebutuhan material untuk proses bench work 202 unit/hari, untuk proses drilling 206 unit/hari, untuk proses milling 211 unit/hari, untuk proses sawing 213 unit/hari, tidak disebutkan hasil kebutuhan material untuk komponen yang lain.

4. Waktu pemotongan dengan power hack saw untuk komponen Head Clamp, TC=0,310 min/unit, waktu standar pemotongan dengan allowance= 15%, TS=0,364 min/unit, dan dengan OS (Output Standard) 2,747 unit/min, tidak disebutkan hasil perhitungan TC untuk komponen yang lain.

5. Kebutuhan jumlah mesin untuk demand 100 unit/hari freestyle scooter sebagaimana disebutkan dalam tabel 2.2, dengan power hacksaw 4 unit, circular saw 1 unit , turning machine 10 unit, milling machine 2 unit, drilling machine 1 unit, bench work 6 unit , dan hand grinder 6 unit.

b. Saran

Pada penelitian selanjutnya dapat dibahas hal-hal yang terkait dengan kebutuhan luas departemen produksi, dan lay- out departemen produksi baik type product layout ataupun combination layout, assembly line balancing, dan material in process storage. Dalam perhitungan luas departemen produksi disamping kebutuhan jumlah mesin diperlukan pula data

(7)

dimensi mesin dan selanjutnya lay-out departemen produksi dapat dibuat. Untuk layout diperlukan pembahasan OPC (Operation Process Chart), MPPC (Multy product Process Chart), dll.

DAFTARPUSTAKA

[1] DeGarmo PaulE (1979). Materials and Processes In Manufacturing, Macmillan Publishing Co., Inc. New York

[2] Della Dias Oktarianingrum, Ratna Purwaningsih, “Perancangan Metode Kerja Dan Penentuan Jumlah Kebutuhan Mesin Pada Produksi Final Assy Box Speaker Type Pas 68(B)” Industrial Engineering Online Journal, 2019 - ejournal3.undip.ac.id

[3] Gerling., 1965. All about Machine Tools, Wiley Eastern Limited, New Delhi.

[4] Gieck Kurt and Reiner1990,” Engineering Formulas”. 6th. West Germany: McGraw-Hill,

[5] Machining Data Hand Book

[6] Nurchajat., 2017.Permesinan dan Tata Letak Mesin, Polinema Press [7] Nurchajat., 2019 Perencanaan Gudang Material Freestyle Scooter

Dengan Demand 100 Unit Perhari Untuk Waktu Penyimpanan 1 Bulan [8] Nanang Qosim., 2017 “Perhitungan Waktu Pemesinan dan Kebutuhan

Mesin untuk Perencanaan Produksi Alat Pelepas Mur Roda Mobil dengan Demand 100 Unit/Hari”, Hasanuddin Student Journal, Vol. 1 No. (2): 102-108, Desember 2017, P-ISSN: 2579-7859, E-ISSN:2579 - 7867

Gambar

Gambar 2.2 Kepala Gambar Exploded View freestyle scooter (ME DRAW 01)
Gambar 2.4 Tahapan Proses Pemesinan
Gambar 3.1 Rancangan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Peramalan Deret Waktu Menggunakan Metode Dekomposisi Dengan Rasio Pada Rata-rata Bergerak Devidensi Dua Buah Penaksir Pada Keluarga Distribusi Eksponensial. Penalaran Kondisional

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tampaknya pengaruh negatif bakteri terhadap kerusakan membran plasma spcnnatoma secara in vitro tergantung pada spain bakteri

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Hukum Fiqh Islam) , Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2011, h.. Sesuai dengan data yang diperoleh setelah melakukan wawawancara terhadap

Data tersebut meli- puti karakteristik rumahtangga (usia, pendidik- an, dan pekerjaan orangtua; pendapatan ru- mahtangga; dan besar rumahtangga); karakter- istik anak

Berdasarkan grafik 7 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 56% masyarakat setuju bahwa rumah sakit syariah tidak hanya menerapkan prinsip ajaran islam namun juga menerapkan

Majlis Ulama Indonesia sebagai otoritas lembaga hukum Islam yang sah di Indonesia telah memfatwakan bahwa alat kontrasepsi dengan menggunakan metode Vasektomi dan Tubektomi

Penentuan komposisi glasir merupakan sebuah proses yang me merlukan ketepatan dalam ukuran sehingga diperlukan perhitungan yang pas untuk menentukan gelap terangnya