• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN BACA AL-QUR AN BAGI SISWA TUNA NETRA DI SLB AB BUKESRA ULEE KARENG BANDA ACEH SKRIPSI. Diajukan Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN BACA AL-QUR AN BAGI SISWA TUNA NETRA DI SLB AB BUKESRA ULEE KARENG BANDA ACEH SKRIPSI. Diajukan Oleh:"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN BACA AL-QUR’AN BAGI SISWA TUNA NETRA DI SLB AB BUKESRA ULEE KARENG

BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

RUKIAH NIM. 211323896

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH 2020M/1442 H

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu pendidikan. Shalawat dan salam penulis persembahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa semua manusia dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pendidikan. Dengan rahmat, taufik dan hidayah- Nyalah penulis telah dapat menyusun karya ilmiah yang berjudul

“Model Pembelajaran Baca Al-Qur`an Bagi Siswa Tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh”.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ungkapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda atas segala kasih sayang, dukungan dan bimbingannya, serta kepada seluruh seluruh anggota keluarga penulis, karena dengan semangat, kesetiaan, dukungan dan budi baik merekalah penulis dapat menyelesaikan studi ini hingga selesai.

2. Bapak Dr. Muji Mulia, S.Ag., M.Ag., selaku pembimbing pertama dan Bapak Irwandi., MA selaku pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Husnizar, S. Ag.,M.Ag selaku ketua prodi Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, atas segala bantuan dalam bidang akademik, demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Kepada Bapak Rektor UIN Ar-Raniry, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi dan seluruh staf pengajar, karyawan/karyawati, pegawai di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar- Raniry yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini.

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu pendidikan. Shalawat dan salam penulis persembahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa semua manusia dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pendidikan. Dengan rahmat, taufik dan hidayah- Nyalah penulis telah dapat menyusun karya ilmiah yang berjudul

“Model Pembelajaran Baca Al-Qur`an Bagi Siswa Tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh”.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ungkapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda atas segala kasih sayang, dukungan dan bimbingannya, serta kepada seluruh seluruh anggota keluarga penulis, karena dengan semangat, kesetiaan, dukungan dan budi baik merekalah penulis dapat menyelesaikan studi ini hingga selesai.

2. Bapak Dr. Muji Mulia, S.Ag., M.Ag., selaku pembimbing pertama dan Bapak Irwandi., MA selaku pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Husnizar, S. Ag.,M.Ag selaku ketua prodi Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, atas segala bantuan dalam bidang akademik, demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Kepada Bapak Rektor UIN Ar-Raniry, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi dan seluruh staf pengajar, karyawan/karyawati, pegawai di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar- Raniry yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini.

(6)

vi

lainnya yang telah berpartisipasi dalam memberikan fasilitas peminjaman buku kepada penulis.

6. Kepada seluruh staf Prodi PAI yang telah bersedia memberikan keterangan, informasi dan data untuk keperluan penulisan skripsi ini.

7. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan serta teman-teman prodi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013, khususnya unit 6 dan 7.

Karya ilmiah ini sepenuhnya disadari bahwa jauh dari kesempurnaan. Namun telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada pada diri kami. Oleh karena itu, kami harapkan saran yang dapat dijadikan masukan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Amin Ya Rabbal’Alamin.

Banda Aceh, 25 Agustus 2020 Penulis,

Rukiah

NIM. 211323896

(7)

vii DAFTAR ISI

BAB II : LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Model Pembelajaran Al-Qur`an ... 18

B. Model-model Pembelajaran Al-Qur`an... 27

C. Faktor-Faktor Penghambat Pembelajaran Al-Qur`an... 34

D. Pembelajaran Al-Qur`an Bagi Anak Tunanetra ... 41

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 47

B. Kehadiran Peneliti ... 48

C. Lokasi Penelitian... 49

D. Subjek Penelitian... 49

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 50

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 52

G. Analisis Data ... 53

H. Pengecekan Keabsahan Data... 55

I. Tahap-Tahap Penelitian ... 55

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBIN LEMBAR PENGESAHAN SIDANG LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Operasional... 12

F. Kajian Terdahulu Yang Relevan ... 15

(8)

viii

Aceh ... 57 1. Sejarah Singkat SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda

Aceh... 57 2. Profil Sekolah ... 59 3. Organisasi SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda

Aceh... 60 4. Sarana SLB AB Beukesra Ulee Kareng Banda Aceh . 62 B. Pembahasan... 63

1. Model Pembelajaran Al-Qur`an Pada Peserta Didik Tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng

Banda Aceh ... 63 2. Faktor-faktor Hambatan dalam Pembelajaran

Al-Qur’an Peserta Didik Tunanetra Di SLB AB

Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh ... 66 3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Baca

Tulis Al-Qur’an Pada Perserta Didik Tunanetra Di

SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh ... 68 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan... 71 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... 73

(9)

ix

DAFTAR TABEL

4.1. DaftarPendidik Non PNS, PNS danTenaga Kependidikan SLB-AB Bukesra Banda Aceh ... 60 4.2 Data Siswa-Siswi SLB-AB Bukesra Banda Aceh Tahun

Ajaran 2019-2020 ... 62 4.3 Nama Sarana dan Prasarana SLB AB Beukesra Ulee

Kareng Banda Aceh ... 62

(10)

x Ar-Raniry

LAMPIRAN 1 : Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing LAMPIRAN 2 : Surat Izin Penelitiandari Fakultas

LAMPIRAN 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN 4 : Instrumen Observasi Mahasiswa PAI FTK UIN

LAMPIRAN 5 : Instrumen Wawancara LAMPIRAN 6 : Daftar Tabel

LAMPIRAN 7 : Foto Dokumentasi LAMPIRAN 8 : Daftar Riwayat Hidup

(11)

xi ABSTRAK

Tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh

Tunanetra

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan. Anak berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang berbeda-beda termasuk juga dalam Pendidikan Agama terutama baca tulis al-Qur`an. Kenyataannya mendidik ABK yang dalam hal ini tunanetra tidak dapat disamakan dengan mendidik anak normal pada umumnya. Adanya kekurangan-kekurangan serta keterbatasan pada indera tertentu menyebabkan kesulitan bagi mereka dalam menerima pembelajaran. Salah satu sekolah yang saat ini mendidik anak yang berkebutuhan khusus di Banda Aceh adalah SLB AB Bukesra Ulee kareng. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana Model pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?, apa saja faktor yang menjadi hambatan dalam pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?, dan bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur`an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk menggali informasi yang bersifat deskriptif analisis. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa model pembelajaran al-Qur`an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Aceh Besar menggunakan huruf al-Qur`an bralle yang membutuhkan indra peraba. Begitu juga dengan Arab jawi dan komputer juga megunakan huruf bralle sehingga siswa terbiasa dengan peraba mereka. Adapun faktor yang menjadi

Nama : Rukiah

NIM : 211323896

Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam Judul : Model Pembelajaran Baca Al-Qur’an Bagi Siswa

Pembimbing I : Dr. Muji Mulia S.Ag., M.Ag Pembimbing II : Irwandi M.A

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Baca Al-Qur’an, Siswa

(12)

xii

memiliki cara dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada pererta didik dengan memberika jam tambaan pada sore harinya dan memberikan laporan perkembangan pada rapat evaluasi setiap minggunya. Selain itu para guru juga dibekali kemampuan mendidik siswa berkebutuhan khusus oleh Dinas Pendidikan Provisi dan Pusat pada setiap tahunnya.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur`an menurut bahasa diambil dari kata “qara’a” artinya ia telah membaca, maka perkataan al-Qur`an itu berarti “ bacaan” atau “ yang dibaca”, al- Qur`an adalah isim masdhar yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu

“maqram” artinya “ yang dibaca”.Tidak dipungkiri hampir setiap orang yang

membaca al-Qur`an atau mendengar Al-Qur`an, setidak tidanya pernah mendengar satu bacaan yang bukan merupakan cara dia membaca atau yang ia baca selamanya ini. Al-Qur’an yang dibaca oleh kaum muslimin sejak zaman nabi sampai zaman sekarang tidak hanya mempunyai satu macam cara baca. Karena al- Qur`an menpumyai berbagai cara baca (Qira’atul Quran) yang juga bersumber dari Nabi.1

Hal ini bermula dari orang arab yang mempunyai aneka ragam lahjah (dialek) yang timbul dari fitrah mereka dalam laggam, suara dan huruf-huruf sebagaimana diterangkan secara komprehensif dalam kitab-kitab sastra. Apabila orang arab berbeda lahjah dalam pengungkapan suatu mana dengan beberapa perbedaan tertentu, maka al-Qur`an yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya Muhammad, menyempurnakan makna kemukjizatannya, karena ia mencangkup dengan semua huruf dan wajah qira’ah pilihan diantara lahjah-lahjah itu. Dan ini

____________

1Muhsin Salim, Ilmu Tajwid Qira’at Ahsin tentang Mad Munfashil dengan Qashr Riwayat Hafs Thariq Thayyibatun Nasr, (Jakarta: LBIQ, 2001), h. 10.

(14)

merupakan sala satu sebab yang memudakan mereka untuk membaca, menhafal dan memahaminya.2

Al-Qur`an menurut bahasa ialah Bacaan yang dibaca,al-Qur`an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul, artinya yang dibaca.Menurut

istilah agama (huruf syara’) ialah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalamm ashaf. Al-Qur`anulkarim adalah mukjizat Islam yang dikekal dan mukjizat yang selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur`an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju yang terang, serta membimbing kejalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan al-Qur`an pada sahabatnya sehingga mereka dapat memahami berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka tidak memahami kejelasan dalam memahami satu ayat, mereka menyatakan kepada Rasulullah SAW.

Menurut Muzakir para sahabat sangat antusias menerima al-Qur`an dari Rasulullah, dengan menghafal dan memahaminya serta mengamalkan isi kandungan dalamal-Qur`an dikehidupan sehari hari. Hal itu merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Dikatakan oleh Annasra: “Seseorang diantara kami bila telah membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran, orang itu menjadi besar, menurut pandangan kami”. Begitu pula mereka selalu berusaha mengamalkan al-

Qur`an dan memahami hukum-hukumnya.

Diantara kemurahan Allah terhadap manusia, adalah bahwa Allah tidak saja menganugerahkan fitrah yang suci yang dapat membimbing manusia kepada ____________

2Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, cet. Ke-II,(Surabaya: Dunia Islam, 2000), h. 225.

(15)

3

kebaikan. Bahkan juga dari masa kemasa mengutus seorang Rasul yang membawa kitab sebagai pedoman hidup dari Allah. Wahyu yang diturunkan senantiasa mengiringi manusia sesuai dengan perkembangan dan kemajuan berfikir manusia.3

Al-Qur`an adalah risalah dari Allah untuk seluruh umat manusia. Banyak dalil-dalil yang secara mutawatir diriwayatkan:

































































Artinya: Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-A`raf: 158)

Pokok pertama materi Pendidikan Agama Islam pada dasarnya adalah al- Qur`an.Sebagai pokok agama, al-Qur`an memegang peranan yang sangatsignifikan dalam pembentukkan tingkah laku manusia atau pembentukkan akhlaqyang mulia. Artinya bahwa, seseorang akan melahirkan sebuah tata nilai

yangluhur dan mulia jika mengikuti sumber dari al-Qur`an. Tata nilai itu

____________

3Manna al-Qattan, Studi Ilmu-ilmul al-Qur`an, cet. Ke-8, (Jakarta: Pustaka LiteraAntar Nusa, 2004), h. 2.

(16)

kemudianmelembaga dalam suatu masyarakat dan pada gilirannya akan membentuk sebuahkebudayaan dan peradaban yang islami.4

Perkembangan anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya.Mempelajari al-Qur`an itu sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit, asalada kemauan dan usaha mempelajarinya pasti akan mampu membaca danmemahami al-Qur`an dengan baik, Allah sudah menjamin kemudahannya bagiumat yang mau mempelajari al-Qur`an.

Pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam tidak hanya diberikankepada anak yang mempunyai kelengkapan fisik saja, tetapi jugadiberikan kepada anak yang mempunyai kelainan dan kekurangan fisik ataumental karena manusia mempunyai hak yang sama di hadapan Allah SWT.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat an-Nur ayat 61 yang berbunyi:







































...



Artinya:“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri…,” (Q.S. an- Nur: 61)

Berdasarkan UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 2 menyebutkan bahwa, “warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,

____________

4Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001).h. 105.

(17)

5

mental, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.5Hal ini menunjukkan bahwa semua manusia adalah sama, sama haknya dalam mendapatkan pendidikan, sama memerlukan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar mampu hidup yang layak, maka sangat dibutuhkan perhatian dan bantuan dari orang lain yang mampu membimbingnya. Begitu pula dengan penyandang tunanetra, mereka mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan, karena pada hakikatnya mereka mempunyai potensi keagamaan yang sama dengan orang lain pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan berbakat. Anak dengan Kebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata Anak Luar Biasa (ALB) yang menandakan adanya kelainan khusus, ABK memunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Anak yang mengalami hendaya (impairment) penglihatan (tunanetra), khususnya buta total, tidak dapat menggunakan indera penglihatannya untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun kehidupan sehari-hari.Kegiatan belajar umumnya dilakukan dengan rabaan atau taktil karena kemampuan indera raba sangat menonjol untuk menggantikan indera penglihatan.6

Karakteristik dan hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang berbeda-beda.Disesuaikan ____________

5Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV, Pasal 5.

6Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan Inklusi, (Yogyakarta: KTSP, 2009), h. 2.

(18)

dengan kemampuan dan potensi mereka. Contohnya bagi tunanetra, mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille. Menyikapi hal tersebut, pendidikan agama bagi anak berkebutuhan khusus memang sangatlah penting, terlebih lagi bagi anak tunanetra. Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat kita yang mengisolir keberadaan mereka (anak-anak berkebutuhan khusus), seperti misalnya membatasi akses pendidikan, dan membatasi gerak lingkup pergaulan. Sikap-sikap seperti penolakan, penghinaan, tak acuh, serta ketidak jelasan tuntutan sosial, merupakan perilaku yang tidak patut diterapkan masyarakat dalam menilai dan memerlakukan anak-anak berkebutuhan khusus.

Masalah lain yang sering dihadapi anak berkesulitan belajar di sekolah adalah ketika anak diberi label dengan cara yang tidak tepat seperti, dijuluki sebagai anak bodoh, anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), anak dengan gangguan tingkah laku, anak dengan gangguan komunikasi/bahasa (ekspresif/represif), anak dengan gangguan Persepsi (visual & auditoris), anak dengan gangguan ketrampilan motorik, atau dengan label sebagai anak autis.7

Hal ini merupakan kecenderungan yang mengakibatkan perkembangan sosialnya menjadi terhambat. Sehingga banyak pendidik yang sering salah mengartikan dan keliru dalam menjalankan proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tunanetra.

Kenyataannya mendidik ABK yang dalam hal ini tunanetra tidak dapat disamakan dengan mendidik anak normal pada umumnya. Adanya kekurangan- ____________

7Deded Koswara, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta: Luxima Metro Media, 2013), h. 88.

(19)

7

kekurangan serta keterbatasan pada indera tertentu menyebabkan kesulitan bagi mereka dalam menerima pembelajaran seperti pola yang diterapkan pada anak normal.Maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang lebih banyak mengasah dan menitik beratkan pada bidang motorik (aspek perbuatan) anak.

Dikarenakan keterbatasan yang dimilikinya, maka para penyandang tunanetra dalam mempelajari, memahami dan mendalami ajaran Islam, khususnya al-Qur’an berbeda dengan manusia normal pada umumnya.Hal itu karena keterbatasan daya pandang yang mereka miliki yaitu rusaknya mata atau indera penglihatan. Oleh Karena itu, dalam memelajari, memahami dan mendalami ajaran agama Islam termasuk al-Qur’an, para penyandang tunanetra membutuhkan bantuan atau pertolongan orang lain dan atau alat bantu untuk mampu mengembangkan potensi dirinya agar mereka mampu merasakan hidup layaknya orang normal (sempurna).

Berbeda dengan orang yang awas, penyandang tunanetra membutuhkan alat bantu yang berbeda dengan kita, al-Qur’an yang digunakanjuga berbeda.

Apabila kita membaca al-Qur’an dengan cara membaca huruf-huruf yang ada di dalamnya menggunakan indera penglihatan, maka bagi para penyandang tunanetra yang memiliki keterbatasan, mereka membaca al-Qur’an dengan menggunakan jari-jarinya untuk meraba huruf-huruf dalam al-Qur’an yang menggunakan huruf braille. Selain itu juga membutuhkan bantuan orang lain.

Pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.Tuhan begitu adil kepada hamba-hamba-Nya sehingga meletakkan kekurangan dan kelebihan pada diri setiap orang tanpa

(20)

terkecuali.8Di tengah keterbatasan pada setiap diri seseorang, selalu terdapat potensi yang dapat digali dan dikembangkan.

Adapun upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran menjadikan murid juga bergairah belajar. Sehingga menjadikan tingginya motivasi pada murid.9Hal ini dapat dilihat, sebagaimana SLB yang merupakan institusi yang memiliki kepedulian dalam menggali potensi dan ketrampilan serta memberikan layanan pendidikan, proses belajar mengajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan (penyandang cacat), seperti anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, dan ketunaan lainnya.

Salahsatu sekolah yang saat ini mendidik anak yang berkebutuhan khusus di Banda Aceh adalah SLB AB Bukesra Ulee kareng. Sekolah ini sudah memiliki izin beroperasi dari pemerintah sejak tahun 1994 yang sampai saat ini masih dalam bentuk pendidikan swasta. Layaknya pendidikan untuk anak normal,sekolah ini memiliki tiga tingkatan, yaitu SD, SMP, dan SMA yang di khususkan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).10

Kurikulum di SLB Bukesra Ulee kareng memunyai kurikulum yang tidak jauh berbeda dengan kurikulum di sekolah umumnya, diantaranya yaitu mengajarkan tentang ilmu-ilmu umum sebagaimana kurikulum 2013. Untuk

____________

8Ciptono dan Ganjar Triadi, Guru Luar Biasa, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2010), h.

23.

9Muhammad Zainur Roziqin, Moral Pendidikan di Era Global, (Malang: Averroes Press, 2007), h. 210.

10Hasil Observasi Awal Peneliti di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh pada tanggal 1 Agustus 2019.

(21)

9

membekali mereka agar mereka hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain, maka di sekolah ini diajarkan beberapa keterampilan, selain itu juga diajarkan tentang pendidikan agama Islam sebagai bekal dan pedoman dalam hidup di dunia dan akhirat. Agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien maka pendidik harus menguasai materi. Namun penguasaan materi saja tidaklah cukup, ia harus menguasai berbagai metode penyampaian yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Pendidik di SLB Bukesra Ulee Kareng juga memperhatikan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya agama Islam bahkan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar di SMPLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh.11

Pada SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh khususnya di tingkat SMPLB terdapat kelas khusus yang mengajarkan pembelajaran pada anak-anak penyandang cacat yang salah satunya adalah penyandang tunanetra. SLB AB Bukesra ini didirikan atas kepercayaan bahwa setiap manusia memunyai hak untuk mengembangkan pribadi masing-masing, salah satu tujuannya adalah menyiapkan peserta didik (Anak Berkebutuhan Khusus) untuk dapat berinteraksi secara wajar dengan lingkungannya dan memiliki kemandirian dengan segala keterbatasannya dan memberi bekal kemampuan kepada penderita tunanetra,

____________

11Hasil Observasi Awal Peneliti…, pada tanggal 1 Agustus 2019.

(22)

maka tidak salah apabila ini telah mempunyai kepercayaan dari masyarakat sekitarnya.12

Pembelajaran baca tulis Al-Qur`an bagi anak tunanetra saat ini msaih menjadi perbincangan para pakar pendidikan saat ini. Karena tingkat keberhasilan dalam parktiknya masih belum memuaskan seperti anak pada umumnya, belum lagi pendidikan yang saat ini masih mementingkan kesejahteraan bagi anak normal pada umumnya. Anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan menjadi salah satu anak ABK yang susah bahkan mustahil dalam membaca terutama huruf Arab. Saat ini hanya sekolah suasta yang menyediakan pendidikan bagi anak ABK tersebut salah satunya SLB AB Bukesra Ulee Kareng.

Hal ini menggugah peneliti dan tertarik untuk mengungkap lebih lanjut bagaimana pembelajaran yang efektif untuk peserta didik tunanetra khususnya dalam pembelajaran al-Qur’an. Bagaimana cara mereka membaca, dan model apa saja yang digunakan oleh para guru dalam mengajarkan Al-Qur`an bagi anak tunanetra yang saat ini menjadi masalah bagi para pendidik pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas maka untuk itu penelitian tentang“MODEL PEMBELAJARAN BACA AL-QUR’AN BAGI SISWA TUNA NETRA DI SLB AB BUKESRA ULEE KARENG BANDA ACEH.”Menjadi sangat penting sehingga diharapkan dengan penelitian ini nantinya dapat diketahui bagaimana kemampuan mereka serta faktor-faktor yang menghambat dalam mempelajari Al- Qur`an. Disamping itu dengan penelitian ini nantinya akan dapat diketahui bagaimana upaya yang seharusnya dilakukan oleh guru PAI untuk dapat ____________

12Hasil Observasi Awal Peneliti…, pada tanggal 1 Agustus 2019.

(23)

11

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa yang menyandang tunanetra.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Model pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?

2. Apasaja faktor yang menjadi hambatan dalam pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?

3. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al- Qur`anpada peserta didik tunanetra di SLB AB Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SMPLB AB Bukesra Ulee Kareng Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui apasaja faktor yang menjadi hambatan dalam pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SMPLB AB Bukesra Ulee Kareng Aceh Besar.

(24)

3. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada peserta didik tunanetra di SMPLB AB Bukesra Ulee Kareng Aceh Besar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Guru, Sebagai bahan masukkan bagi guru agama dalam mengambil langkah-langkah atau cara, untuk meningkatkan kualitas dalam pembinaan dan pengajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran tentang al- Qur`an.

2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini juga berguna bagi masyarakat atau siapa saja yang akanmelaksanakan penelitian pada masalah lanjutan yang linier dengan penelitian ini.

3. Bagi Peneliti tentunya sangat berguna untuk memperluas pengetahuan baik secara teori maupun praktek dalam pembinaan baca-tulis al-Qur`an siswa disekolah sehingga nantinya jika terjun dalam dunia pendidikan memiliki pandangan akan hal tersebut.

4. Bagi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh khususnya Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Darihasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah.

(25)

13

E. Defenisi Oprasional 1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.13Menurut Isjoni, model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.14 Sedangkan Istarani (2011: 1) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.15

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model

____________

13Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pusaka Pelajar, 2013), h. 46.

14Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2010), h. 50.

15 Istarani, Pembelajaran Inovatif (Raferensi Guru dalam Menentukan Model Pembelajaran), (Medan: Media Persada, 2011), h. 1.

(26)

pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan

2. Al-Qur`an

Al-Qur`an menurut bahasa ialah: Bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul artinya yang dibaca.

Menurut Istilah ahli agama (u`ruf syara’) ialah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang ditulis dalam mashaf. Al-Qur`anul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizat yang selalu diperkuat oleh

kemajuan ilmu pengetahuan.

Kata al-Qur`an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca dan dipelajari.

Adapun menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap al-Qur’an. Ada yang mengatakan bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui

perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir; membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah al- Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.16

Ada juga yang mengatakan bahwa al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dengan bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawatir, yang ditulis di dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai ____________

16M. Quraish Shihab, et. all., Sejarah dan Ulum Al-Qur`an, (Jakarta: Pusataka Firdaus, 2008), h. 13.

(27)

15

mukjizat bagi Nabi Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia. Dari beberapa definisi yang disebutkan, dapat dikatakan bahwa unsur- unsur utama yang melekat pada al-Qur’an adalah:

a. Kalamullah

b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad c. Melalui Malaikat Jibril

d. Berbahasa Arab

e. Menjadi mukjizat Nabi Muhammad

f. Berfungsi sebagai “hidayah” (petunjuk, pembimbing) bagi manusia.

3. Tunanetra

Tunanetra berasal dari kata tuna yang berarti rusak atau rugi dan netra yang berarti mata. Jadi tunanetra yaitu individu yang mengalami kerusakan atau hambatan pada organ mata.17 Mohammad Efendi mendefinisikan tunanetra sebagai suatu kondisi penglihatan dimana “anak yang memiliki visus sentralis

6/60 lebih kecil dari itu atau setelah dikoreksi secara maksimal penglihatannya tidak memungkinkan lagi mempergunakan fasilitas pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh anak normal/orang awas.”18Dari sudut pandang medis seseorang dikatakan megalami tunanetra apabila “memiliki visus dua puluh per dua ratus atau kurang dan memiliki lantang pandangan kurang dari dua puluh

____________

17Esthy Wikasanti, Pengembangan Life Skills untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Jogjakarta: Redaksi Maxima, 2014), h. 9-10.

18Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 31.

(28)

derajat.”19Jika dilihat dari sudut pandang pendidikan, anak yang mengalami tunanetra apabila anak membutuhkan “media yang digunakan untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran adalah indra peraba (tunanetra total) ataupun anak yang masih bisa membaca dengan cara dilihat dan menulis tetapi dengan ukuran yang lebih besar (low vision).”20

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tunanetra yaitu berkurangnya fungsi atau ketidak fungsian indra penglihatan seseorang untuk melihat bayangan benda dalam aktivitas sehari-hari sehingga membutuhkan pendidikan khusus guna mendukung aktivitas belajarnya.

F. Kajian Terdahulu yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian, penulis sudah pernah menemukan karya ilmiah yang relevan dengan judul yang penulis teliti, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Kurniawan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Efektifitas Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa SMA Fatahillah Ciledug Tangerang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara metode pembelajaran BTQ terhadap kemampuan membaca al-Qur`an siswa, dengan indeks korelasi produk moment 0,267,

____________

19E. Kosasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus (Bandung: Yrama Widya, 2012), h. 181.

20E. Kosasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus…, h. 181.

(29)

17

sedangkan tingkat pengaruh yang diperoleh dari metode pembelajaran BTQ dengan kemampuan membaca al-Qur`an siswa adalah 39%.21

Dari penelitian di atas, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, di antaranya penelitian di atas dilakukan di pulau jawa sedangkan penelitian ini dilakukan di pulau sumatera.Penelitian sebelumnya dilakukan di sekolah SMA, sedangkan penelitian ini di lakukan di SLB. Penelitian sebelumnya dilakukan pada anak yang normal, sedangkan penelitian ini dilakukan pada anak yang berkebutuhan khusus.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sari Rudiyati salah satu penelitian Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille Permulaanpada Anak Tunanetra” Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi guru terkait dengan kompetensi guru, kemampuan yang harus dimiliki siswa serta pentingnya membaca dan menulis Braille permulaan bagi anak tunanetra.

Strategi strategi khusus yang dilakukan guru adalahusaha kompensasi keterbatasan visual dengan melatih dria-dria non-visual terutama dari aktual.

Metodik khusus yang digunakan guru yaitu melakukan modifikasi cara dan alat membaca dan menulis Braille. Peralatan yang digunakan yaitu bahan limbah dan peralatan seperti potongan-potongan kain; kertas amplas yang

____________

21Agung Kurniawan, Efektifitas Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa Sma Fatahillah Ciledug Tangerang, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah, 2010), h. i.

(30)

berbeda teksturnya, gunting, kertas tebal dan tipis, biji-bijian; papan huruf/bacaan atau Reken Plank jleglet dan penanya atau stylus.22

Dari penelitian di atas, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, di antaranya penelitian di atas dilakukan di pulau jawa sedangkan penelitian ini dilakukan di pulau sumatera. Penelitian sebelumnya dilakukan pada pelajaran umum, sedangkan penelitian ini dilakukan pada pelajaran Agama Islam.Penelitian sebelumnya dilakukan pada anak tunanetra untuk membaca tulisan abjad Indonesia, sedangkan penelitian ini dilakukan pada anak tunanetra untuk membaca tulisan abjad Agama.

____________

22Sari Rudiyati, Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille Permulaanpada Anak Tunanetra, (Yogtakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2010),vol. 9, no. 1, h. 57-65.

(31)

18 BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Model Pembelajaran Al-Qur`an 1. Pengertian Model Pembelajaran

Konsep model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.1

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan

Menurut Istarani, model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang ____________

1Trianto.Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 51.

(32)

terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar. 2 Sedangkan menurut Amri, model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu;3

a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar(tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itudapat tercapai.

Dari konsep tersebut di atas dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau polasistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.

2. Jenis Model Pembelajaran

Ada Banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa, menurut ____________

2Istarani.58 Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru dalam Menentukan Model Pembelajaran), (Medan: Media Persada, 2011), h. 1.

3Sofan Amri,Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurukulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), h. 34.

(33)

20 Suprijono, model pembelajaran terdiri dari model pembelajran lansung, model pembelajaran kooperatif, dan model berbasis masalah.4

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), menurut Sofan Amri dan lif Khoiru Ahmadi, model ini digunakan dalam pembelajaran dimana siswa belajar dlam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajran.5

Model Pembelajaran Lansung (Direct Instruction), model pembelajaran merupakan salah satu medel pembelajran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan procedural dan deklaratif yang tersruktur dengan baik dan dapt dipelajari selangkah demi selangkah.6

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL). Menurut Sugianto, PBL dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar mandiri.7

Dalam pembelajaran, terdapat beberapa jenis model yang sering di gunakan pendidik, di antaranya:

____________

4Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 46.

5Sofan Amri dkk, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka: 2010), h. 67. Lihat juga Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: Gramedia Utama), h. 4.

6Sofan Amri dkk, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka: 2010), h. 39.

7Sugianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Panitia, 2009), h.

151.

(34)

a. Model Pembelajaran Langsung, model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.8 Pembelajaran langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan Tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam hal ini guru menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan peserta didik, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.9

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah, diadopsi dari istilah Inggris Problem Based Instruction (PBI). Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri.10

____________

8Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Depdiknas, 2010), h. 24.

9 Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Model-Model Pembelajaran…, h. 23.

10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)…, h. 91.

(35)

22 c. Pemebelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.11Sanjaya mengemukakan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata.12

d. Index Card Match (Mencari Pasangan), Menurut Zaini, model pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) adalah model pembelajaran yang cukup menyenangkan, digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu sehingga peserta didik ketika masuk ruangan kelas sudah memiliki bekal pengetahuan.13Dengan model pembelajaran Index Card Macth, peserta didik dapat belajar aktifdan berjiwa mandiri. Walaupun dilakukan dengan cara bermain, model pembelajaran Index Card Macth dapat ____________

11E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 102.

12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2007), h. 109.

13Hisyam Zaini,Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Maadani, 2008), h. 67.

(36)

merangsang pesertadidik untuk melakukan aktivitas belajar secara bertanggung jawab dan disiplin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan prestasi belajar dapat meningkat. Asek-aspek dalam pembelajaran Index Card Match menurut Maryati.14

e. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning).

Menurut Saputra dan Rudyanto, Pada hakekatnya metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong-royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Metode pembelajaran kelompok adalah metode pembelajaran yang menitik beratkan pada kerjasama diantara siswa dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan tetapi tanpa sepenuhnya mendapatkan bimbingan dari gurunya. Artinya, siswa diperintahkan untuk bekerja

____________

14Maryati.Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Indeks Card Match Pada Siswa Kelas IV SDN Tangkil Kulon Kec Kedungwuni Kab.

Pekalongan, (Pekalongan: Skripsi PS PGSD FKIP UMP, 2010), h. 13.

(37)

24 dengan beberapa siswa lainnya dengan petunjuk dan bimbingan yang tidak begitu maksimal dari gurunya.15 3. Pembelajaran Al-Qur`an

Kata Qur`an dari segi istiqaq-nya, terdapat padangan dari beberapa ulama, antara lain sebagaimana yang terungkap dalam kitab Al-Madkhal li Dirasal Al-Qur`an-Karim16, sebagai berikut:

a. Qur`an adalah masdhar dari kata kerjaآ ر ق berarti “bacaan”.

Kata ini selanjutnya berarti kitab suci yang diturunkan Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW., pendapat ini berdasarkan Firman Allah SWT (Q.S. Al-Qiyamah, 75:18) yang berbunyi:

ُﻪَﻧآْﺮُـﻗ ْﻊِﺒﱠﺗﺎَﻓ ُﻩﺎَﻧْأَﺮَـﻗ اَذِﺈَﻓ

Artinya: “Apabila kami telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaanya”. (Q.S. Al-Qiyamah, 75:18) b. Qur`an adalah kata sifat dari Al-Qur`anyang berarti Al-Jam`u

(kumpulan). Selanjutnya kata ini digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena Al-Qur`anter diri dari sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan intisari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Pendapat ini dikemukakan Al-Zujaj (W. 311 H).

c. Kata Al-Qur`ana dalah isim alam, bukan kata bentukan dan sejak awal digunakan sebaga imana bagi kitab suci umat ____________

15Y. M. Saputra dan Ridyanto, Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak TK, (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 49.

16Said Agil Husaini Al Munawar, Al-Qur`an; Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat press, 2002), h. 4.

(38)

Islam. pendapat ini diriwayatkan dari imam Syafi`i (W. 204 H).

Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang mendapat awalan

“pe” dan akhiran “an”. Keduannya (pe-an) termasuk konfiks nominal yang bertalian dengan perfiks verbal ‘me” yang mempunyai arti proses. 17 Kata pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran. Dalam bahasa arab di istilahkan “ta’lim” dalam kamus inggris elias dan Elias diartikan “to teach; to educate; to intruct; to train” yaitu mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Syah, yaitu “allamal ilma”.Yang berarti to teach atau to intruct (mengajar atau membelajarkan).18

Kata pembelajaran tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah belajar. Karena sebagai objek dari pembelajaran, maka anak didik mempunyai tugas untuk memberdayakan segenap kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan belajar. Mengenai belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

b. Belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menganggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang

____________

17DEPDIKBUD RI, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 664.

18Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), h. 20.

(39)

26 disjikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang telah disajikan.19

Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Sedangkan pengatahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh kebenaran/nilai, sementara kebenaran adalah pernyataan tanpa keragu-raguan yang dimulai dengan adanya sikap keraguan terlebih dahulu.20

Sedangkan mengenai pengertian al-Qur`an penulis mengutip pendapat Quraish Shihab, bahwa Al-Qur`an biasa didefenisikan sebagai

“firman-firman Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril AS., sesuai redaksinya kepada Nabi Muhammad SAW., dan diterima oleh umat secara tawatur”.21Dan mengenai pengertian Al-Qur`an menurut para ahli akan dibahas dalam bab tersendiri.

Dari tiga pengertian istilah tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Al-Qur`an adalah langkah- langkah yang tersusun secara terencana dan sistematis dengan menggunakan teknik dan metode tertentu dalam proses pembelajaran Al-Qur`an untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

____________

19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003), h.2. Lihat juga Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Abditama, 2002) h. 34.

20Oemar Hamalik, Kurukilum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 57.

21M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2003), h. 43.

(40)

B. Model-model Pembelajaran Al-Qur`an

Telah Banyak model pembelajaran al-Qur`an yang mucul dan berkembang di Indonesia. Model-model tersebut berkembang seiring dengan semakin banyaknya pembelajaran al-Qur`an yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Model-model tersebut antara lain adalah metode Qira`ati, Iqra`, Al-Barqy, Hattaiyah, Amma, Ihsan, La Raiba, dan Annur.

Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Secara umum, menurut Husni Syekh Ustman, terdapat 3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan guru dalam rangka mengajar bidang studi apapun, yaitu:

1. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang telah dikenal santri hingga kepada hal-hal tidak diketahui samasekali.

2. Pembelajaran dimulai dari hal yang termudah hingga hal yang tersulit

3. Pembelajaran dimulai dari yang sederhana dan ringkas hingga hal-hal yang terperinci.22

Adapun metode pembelajaran Al-Qur`anitu banyak sekali macamnya, antara lain sebagai berikut:

1. Metode Jibril

Pada dasarnya, terminology (istilah) metode Jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Al-Qur`anyang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah dilator belakangi oleh perintah Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al- ____________

22Taufiqurrahman, Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM.

Bashori Alwi, (Malang: IKAPIQ Malang, 2005), h. 41.

(41)

28 Qur`anyang telah diwahyukan oleh Malaikat jibril sebagai penyampaian wahyu.

Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrahman), sebagai pencetus metode Jibril, bahwa taktik dasr metode Jibril bermula dengan membaca satu ayat waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang- orang yang mengaji, guru membaca satu dua kali lagi kemudian ditirukan oleh orang-orang yang mengaji. Kemudian guru membaca ayat atau lanjutan ayat berikutnya, dan ditirukan oleh semua yang hadir.Begitulah seterusnya sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas.23Di dalam metode Jibril sendiri terdapat 2 (dua) tahap, yaitu tahqiq dan tartil.

a. Tahap tahqiq adalah pembelajaran membaca Al- Qur`andengan pelan dan mendasar. Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf dan suara, hingga kata dan kalimat. Tahap ini memperdalam artikulasi (pengucapan) terhadap sebuah huruf secara tepat dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat- sifat huruf.

b. Tahap tartil adalah tahap pelajaran membaca Al- Qur`andengan durasi sedang bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini dimulai dengan pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru, lalu ditirukan oleh para santri secara berulang-ulang.

Di samping pendalam artikulasi dalam tahap tartil juga diperkenalkan praktek hukum-hukum ilmu tajwid seperti; bacaan mad, waqaf dan ibda`, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati dan ____________

23H.R. Taufiqurrahman. MA. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM.Bashori Alwi…, h. 11-12.

(42)

sebagainya. Dengan adanya 2 tahap (tahqiq dan tartil) tersebut maka metode Jibril dapat dikatagorikan sebagai metode konvergensi (gabungan) dari metode sintesis (tarkibiyah) dan metode analisis (tahliliyah). Artinya, metode Jibril bersifat komperhensif karena mampu mengakomodir kedua macam metode membaca. Karena itu metode Jibril bersifat fleksibel, dimana metode Jibril dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan situasi, sehingga mempermudah guru dalam menghadapi problematika pembelajaran Al-Qur`an.24

2. Metode Iqra`

Metode Iqra`adalah suatu metode membaca Al-Qur`anyang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan Iqra` terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkat yang sempurna.Metode Iqra` disusun oleh Ustad As`ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqra` dari keenam jilid tersebut ditambah satu jilid lagi yang berisi tentang do`a-do`a. buku metode Iqra` ada yang tercetak dalam setiap jilid da nada yang tercetak dalam enam jilid sekaligus. Dimana dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap oaring yang belajar mampu yang mengajar Al-Qur`an.

Metode Iqra` ini termasuk salah satu metode yang cukup dikenal di kalangan masyarakat karena proses penyebarannya melalui banyak jalan, seperti melalui jalur (DEPAG) atau melalui cabang- cabang yang menjadi pusat Iqra`. Adapun metode ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena hanya

____________

24H.R. Taufiqurrahman. MA. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM.Bashori Alwi…, h. 21.

(43)

30 diktekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur`andengan fasih).

Dalam metode ini sistem CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).25

a. Prinsip dasar metode Iqra` terdiri dari beberapa tingkatan pengenalan.

1) Tariqat Asantiyah (penguasaan atau pengenalan bunyi) 2) Tariqat Atadrij ( pengenalan dari mudah kepada yang

sulit)

3) Tariqat Muqaranah (pengenalan perbedaan bunyi pada huruf yang hampir memiliki makhraj sama).

4) Tariqat Lathifathul Athfal (pengenalan melalui latihan- latihan)

b. Sifat metode Iqra`

Bacaan lansung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.26

3. Metode Qira`ati

Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Al-Qur`an yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Adapun dalam pembelajarannya metode Qira`ati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun lansung saja dengan bacaan yang pendek, dan pada prinsipnya pembelajaran Qira`ati adalah:

a. Prinsip yang dipegang guru adalah Ti-Wa-Gas (Teliti, Waspada dan Tegas)

____________

25Human As`ad, Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur`an. AAM, (Yogyakarta:

Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarrus, 2000), h. 1.

26Nadwa, Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqro Pada Anak Usia Dini Di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal, (Semarang: Jurnal Pendidikan Islam UIN Walisongo, 2017), vol. 11, no. 1, h. 34-40.

Gambar

Tabel  4.1.  Daftar  Pendidik  Non  PNS,  PNS  dan  Tenaga  Kependidikan SLB-AB Bukesra Banda Aceh
Table  4.2.  Data  Siswa-Siswi  SLB-AB  Bukesra  Banda  Aceh  Tahun Ajaran 2019-2020

Referensi

Dokumen terkait

PER PERME MENKE NKES S NOM NOMOR OR 51 510$ 0$ME MENKE NKES$P S$PER$ ER$%II %II$20 $2009 09 TTG TTG PEM PEMBER BERIAN IAN KUA KUASA SA DAN DAN PENDEEGASIAN KE&ENANGAN

Caranya dengan menyumbangkan pasangan elektronnya.Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai suatu reaksi kimia yang memberikan elektron dari suatu zat ke oksidator,

Pada perancangan Gedung Prodi Studi Desain Interior , tema perancangan yang di ambil adalah Logo PSDI sebagai brand ambassador diharapkan kampus Institut Seni Indonesia yang

Lebih lanjut Ahli mengatakan bahwa tata cara pelaksanaan pidana mati dengan di- tembak atau cara lainnya selain dengan dipancung masih terjadi rasa sakit yang luar biasa, di

Hasil analisis uji Wilcoxon menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku yang bermakna saat pre test dan post test pada kelompok kontrol. Sebaliknya, hasil uji t

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Goodkin pada tahun 2004 bahwa pasien gagal ginjal kronik yang memiliki komorbid penyakit jantung

Setelah melakukan penelitian di lembaga MUI Kabupaten Dairi, maka peneliti dapat mengambil kesimbulan bahwa setiap program-program dan aktifitas yang dilakukan setiap

Lembaga Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat LKS adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk