1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gambaran dasar mengenai matematika oleh Everybody Counts adalah matematika merupakan ilmu tentang pola dan urutan (Walle, 2007). Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Hamzah dan Masri (2009:109) mendefinisikan matematika sebagai bidang ilmu untuk alat berkomunikasi, memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya adalah logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Belajar matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan sistematis sehingga matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib diberikan pada siswa pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Pendapat ini sesuai dengan Depdiknas (2004) yang menyatakan bahwa tujuan diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
2
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Akan tetapi, pembelajaran matematika yang berlangsung di berbagai sekolah, terutama SD, belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, teknik-teknik penghitungan cepat, serta penggunaan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Senada dengan pendapat tersebut, Suyanto dan Hasyim dalam Panjaitan (2010) mengemukakan bahwa selama ini pembelajaran matematika masih berpusat pada guru dan sangat menitikberatkan ranah kognitif. Guru masih menjalankan pembelajaran satu arah dimana guru sebagai sumber belajar dan siswa sebagai penerima. Otoriter guru membatasi ruang gerak dan peran serta siswa dalam pembelajaran sehingga siswa harus mengikuti semua yang diperintahkan guru tanpa memberikan pendapatnya (Ta’rifin, 2013). Hal ini berdampak pada kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika sehingga capaian nilai siswa masih rendah. Hal ini senada dengan pendapat Hamruni (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan strategi pembelajaran yang tidak bervariasi dapat menyebabkan kurangnya ketertarikan untuk mempelajari matematika sehingga dapat mengakibatkan kurang maksimalnya hasil belajar yang dicapai siswa.
3
APIQ kepanjangan dari Aritmatik Plus Intelegensi Quantum. Metode APIQ adalah metode matematika yang kreatif dan membantu siswa untuk mempelajari konsep matematika secara menyenangkan yang didesain sesuai dengan kemampuan, kelebihan maupun kekurangan masing-masing siswa. Metode belajar ini dikembangkan pertama kali pada tahun 2000 oleh seorang alumni ITB bernama Agus
Nggermanto. Pada metode APIQ, anak diajarkan untuk dapat menyelesaikan masalah
dalam matematika secara cepat dan sederhana. Oleh karena itu, Metode APIQ dapat diserap siswa dengan mudah dan efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Fitriani (2015) yang menyatakan bahwa metode APIQ efektif digunakan pada materi aritmatika sosial sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Senada dengan penelitian tersebut, berdasarkan hasil penelitian Hasti (2010) diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode APIQ rata-rata hasil belajar siswa menjadi lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode perhitungan bersusun.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan penelitian yang berjudul Pengaruh Metode APIQ terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga?
1.3 Tujuan Penelitian
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat:
1.4.1Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini untuk memberikan informasi dan referensi tentang penggunaan metode APIQ yang diharapkan berpengaruh baik pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
1.4.2Manfaat Praktis 1. Bagi siswa
Penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berhitung terutama pada materi perkalian dan pembagian. Penelitian ini juga bermanfaat untuk membangun pola pikir siswa tentang matematika yang mudah dan menyenangkan.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan yang dapat diajarkan selanjutnya.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan siswa pada mata pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian, dapat menjadikan masukan yang positif bagi sekolah dalam peningkatan kualitas perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar.
4. Bagi peneliti lain