• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 752014021 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 752014021 BAB III"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

SEJARAH OMA DAN OMA PANGGEL PULANG

Pada Bab ini akan dijelaskan tiga hal pokok, antara lain : (1) Gambaran umum negeri

Oma, (2) Sejarah dan proses pelaksanaan Tradisi Oma Panggel Pulang, (3) Makna Tradisi

Pesta Adat Soa Pari di Negeri Oma bagi masyarakat setempat dan Diaspora Masyarakat

negeri Oma.

3.1 Gambaran Umum Negeri Oma

Pada bagian ini membahas tentang latar belakang negeri, letak geografis, kependudukan,

mata pencaharian, sistem pemerintahan, kehidupan sosial-budaya dan ekonomi.

3.1.1 Latar Belakang terbentuknya Negeri Oma

Negeri1 Oma adalah suatu negeri tertua di pulau Haruku yang letaknya di pesisir pantai

sebelah selatan pulau, berhadapan dengan lautan besar Banda. Dikatakan negeri tertua karena

menurut cerita, banyak orangtua khususnya orangtua pulau-pulau Lease yang ditemui, bahwa

diantara 11 negeri itu, yang pertama-tama datang menempati pesisir pantai pulau Haruku ini

adalah Oma. negeri-negeri lain pendatang berikutnya juga mendiami pesisir pantai pulai ini.

orang lalu menyebut anak-anak negeri yang mendiami pesisir pantai pulai ini dengan istilah

orang-orang pante.” Akan tetapi jauh sebelum datangnya moyang-moyang untuk mendiami Oma ini sudah ada penduduk asli yang mendiami pulau ini. mereka disebut orang “Afontir

atau suku Afontir.” Suku afontir ini hanya berkeliaran di hutan-hutan, di gunung-gunung.

Oleh sebab itu sering disebut “orang hutan”. Lawannya orang pante itu tadi. Tata cara hidup

1 Negeri

(2)

suku afontir ini adalah sama dengan suku alifuru dan suku Noaulu di pulau Seram atau suku

Tokuwa di Minahasa (Sulawesi Utara). Demikian dengan negeri Oma pada jaman dahulu

kala, jaman leluhurnya, negeri ini mempunyai nama asli “Aman Ira”2 yang menurut

bahasanya adalah “Negeri Besar.”3

Menurut cerita yang diyakini dan diceritakan turun temurun, asal mula negeri Oma

merupakan pemberian nama dari moyang atas tempat ini, karena setibanya mereka di pantai

mereka melihat kapal putih sudah jauh berlayar (tanpa tahu jangkat atau sauh besinya

ditinggalkan putus). Sambil menunggu kapal putih itu kembali dan sepakat mendiami tempat

ini karena salah satu moyang mendengar dari jauh bahwa dari kapal putih itu berteriak kata

Oma”. Sebab itu, tempat yang dinamakan Oma ini, kemudian diperluas baru diketemukan

pondasi kota benteng, selanjutnya ditemukan pula tanaman-tanaman kayu jati dan bak air

panas itu. Asal usul negeri Oma ini sebenarnya bermula dari pihak Portugis yang memberi

nama Pulau Buang Besi.4

Negeri Oma memiliki nama lokal (Teun atau Teong)5 sewaktu mereka tiba di tempat itu

yaitu Leparissa Leamahu. Nama ini digunakan dalam acara-acara adat misalnya:

pengangkatan raja, menjamu pela (panas pela), pesta adat makan patita dan

pasawari-pasawari (doa-doa adat) adat yang dilakukan dalam berbagai kegiatan, dari sambutan, tari-tarian, nyanyian dan sebagaimana bagi masyarakat negeri Oma yang terlibat dalam acara-cara

2 Aman (dengan variasi “amang” dan “amano”) yang berasal dari istilah pribumi ama

yang berarti “bapak” atau “ tuan”. Dengan demikian, aman adalah pemukiman yang diperintahi atau dimiliki ama. Sedangkan Aman ira menurut bahasa indonesia Aman artinya Negeri, sedangkan Ira artinya Besar, dengan Teonnya Leparissa Leamahu. Pada mulanya negeri tersebut bertempat di gunung yang namanya AMANIRAI dan diperintahkan oleh Latu Risakau yang artinya Raja Darat (Raja Gunung). Raja tersebut merangkap pangkat Hulubalang. Hulubalang tersebut terdiri dari beberapa pengribu yang terpilih yaitu: Ririassa, Lelekunasat, manuela, Tuatuei, Malesi, Tuantinu, dan Maekenussa. Ketujuh orang laki-laki ini seibu sebapa dan yang akan menjadi pemimpin bagi mereka dala keharusannya ialah Ririassa, karena ia tangkas dan cakap. Dengan demikian ia digelar sebagai Kapitan.

3

Uneputty, Suatu Contoh Riwayat Hukum Adat Pela Negeri-negeri di Maluku (Ambon: Tidak diterbitkan,2008), 25-28.

4

Uneputty, Hukum Adat Negeri Oma ,..., 38.

5Teun atau Teong

(3)

adat tersebut. Teun negeri ini selalu menjadi kenangan yang terus diingat pada setiap anak

negeri yang berada dirantau.6 Disamping itu, negeri Oma memiliki banyak acara adat dengan

tujuan untuk mengikat hubungan kekerabatan dan persaudaraan dari satu kelompok dalam

negeri (soa7). Salah satu acara adat yang unik dari kelompok soa adalah makan patita. Sebab

itu, negeri Oma terdiri dari empat Soa yang di dalamnya ada 16 marga/fam.8

Keempat Soa ini dibagi dalam beberapa marga/fam yang sudah ditentukan sesuai dengan

kedudukan sosial, sebagai berikut9:

1. Soa Pari, terdiri dari marga : Kaihatu, Ririassa dan Sekewael (Soa ini dikepalai oleh

Kaihatu dan memiliki wilayah disebelah Barat)

2. Soa Latu Ei, terdiri dari marga : Uneputty, Manusiwa, Pattiata, Tohatta, dan Lesirolo

(Soa ini dikepalai oleh marga Uneputty dan memiliki wilayah ditengah bagian Barat)

3. Soa Tuni, terdiri dari marga : Wattimena, Haumahu, Hukom dan Hetharia (Soa ini

dikepalai oleh marga Hukom dan memiliki wilayah disebelah Timur)

4. Soa Raja, terdiri dari marga : Pattinama, Suripatty, Patty dan Pattikawa (Soa ini

dikepalai oleh marga Pattikawa dan memiliki wilayah ditengah bagian Timur).

Berdasarkan pembagian soa di atas, terlihat bahwa dalam lingkungan penduduk negeri

Oma terdapat klasifikasi sosial berdasarkan kelompok-kelompok yang disebut “Soa” dan

pekerjaan harian yang dijalankan oleh pemerintah negeri dibantu oleh Kepala Soa (tua-tua

adat).

6

Uneputty, Hukum Adat Negeri Oma ,..., 39.

7 Soa

adalah salah satu dari lembaga adat lainnya yang juga membantu pemerintah negeri dalam menjalankan tugas pemerintahannya. Soa adalah kesatuan geneologis – teritorial yang terdiri dari beberapa mata-rumah (rumah tua).

8

Hasil wawancara dengan mantan perangkat Desa (Bpk C.P) pada tanggal 12 Desember 2015.

9

(4)

3.1.2 Letak Geografis dan Demografis

Negeri Oma terletak di pulau Haruku. Dari sudut geografis pulau Haruku dalam

gugus dan pulau-pulau Haruku, Kepulauan Lease itu terdiri dari: Pulau Haruku, Pulau

Saparua dan Pulau Nusalaut. Terlebih dahulu diperkenalkan negeri ini untuk dapat dipahami

dan diketahui. Letak geografis Negeri Oma adalah 3.80 Lu – 127, 58 BT. Negeri Oma

dipimpin oleh seorang Raja. Mayoritas penduduk negeri Oma beragama Kristen Protestan.

Bahasa yang digunakan oleh penduduk negeri Oma yaitu bahasa Indonesia. Leparissa

Negeriku merupakan lagu kebangsaan bagi negeri Oma. Negeri oma terletak dipesisir pantai

selatan pulau Haruku.10 Secara administrasi pemerintahan, Negeri Oma memiliki batas-batas

dengan beberapa wilayah sebagai berikut:11

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Negeri Pelauw

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Negeri Wassu

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Negeri Haruku dan Sameth.

Di samping itu, negeri Oma juga memiliki sebuah kampung bawahan (anak desa) yaitu

desa12/kampung baru. Letaknya disebelah timur dari desa induk, agak kedarat dengan jarak

sekitar satu kilometer dari pesisir pantai dan pada ketinggian sekitar 15 m dari permukaan

laut. Jarak dari pusat desa induk ke kampung baru adalah 1.5 km, sedangkan dengan ibukota

kecamatan sekitar 20 km. Luas desa Oma terdiri dari tanah pertanian kering 27 Ha, tanah

perkebunan 700 Ha, tanah lainnya 30 Ha dan areal pemukiman 25 Ha. Luas pemukiman desa

induk 15 Ha, sedangkan kampung Baru 10 Ha. Desa Oma terletak ditepi pantai pada sebuah

10

Uneputty, Hukum Adat Negeri Oma ,..., 207.

11

Diambil dari Data Kantor Desa.

12

Kata Desa dipergunakan untuk menerjemahkan istilah “negeri” yang sampai kini digunakan di

(5)

dataran rendah yang sempit. Garis pantainya lengkung dan berlikuh-likuh. Pesisir disini

berpasir dan berbatuan.13

3.1.3 Kependudukan

Berdasarkan data statistik Negeri Oma tahun 2015, jumlah penduduk Negeri Oma

seluruhnya adalah 2.534 jiwa dengan rincian yakni 1282 laki-laki dan 1252 perempuan. Total

jumlah Kepala Keluarga (KK) dalam negeri Oma sebanyak 658 KK.

Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

No. Nama Negeri Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah KK

1 Oma 1.282 1.252 2.534 658

Sumber data statistik Negeri Oma Tahun 201514

3.1.4 Mata pencaharian dan Tingkat Pendidikan

Sumber mata pencaharian utama masyarakat Oma adalah bertani selain dari profesi petani

masyarakat Oma juga memiliki profesi nelayan. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa negeri

Oma letaknya di pesisir pantai selatan pulau Haruku. Dari lingkungan alam inilah penduduk

menggantungkan hidupnya kepada kedua profesi tersebut. Secara ekonomi, mata pencaharian

kedua profesi ini hanya terpusat pada skala kecil. Meskipun masyarakat Oma memiliki

semangat yang tinggi dalam mencari nafkah untuk dapat meningkatkan taraf hidup. Namun

dalam tingkat pendidikan yang semakin tinggi dan meningkat pula, pada akhirnya masyarakat

negeri Oma dapat keluar merantau dan mencari hidup di luar daerah. Padahal tingkat

pendidikan penduduk negeri Oma pada umumnya hanyalah TK-SMA.15

13

Diambil dari Data Kantor Desa.

14

Sumber data statistik Negeri Oma Tahun 2015.

15

(6)

3.1.5 Kehidupan Sosial-Budaya dan Ekonomi16

Salah satu hubungan sosial dan budaya yang paling dominan dalam kehidupan Orang

Oma yakni hubungan pela17. Karena itu pranata pela gandong yang ada di Negeri Oma

terjalin dengan beberapa negeri lainnya. Negeri Oma terikat pada pela dengan 2 (dua) negeri

yaitu negeri Kulur di pulau Saparua sebagai pela batu karang18, dan negeri Pelauw di

Hatuhaha utara pulau Haruku sebagai pela perang, dimana Pelauw mendapat pertolongan

dari negeri Oma dalam perang Alaka antara Belanda/Kompeni vs Alaka/Amarima Hatuhaha.

Gandong, Negeri Oma Leparissa Leamahu memiliki gandong dengan Ullath (Beilohi Amalatu) yang merupakan adiknya di pulau Saparua, dan Buano (Nurlete Palemahu) yang

merupakan Kakaknya di pulau Buano. Pranata pela gandong19 di Negeri Oma ini merupakan

bentuk pranata budaya yang penting untuk membangun persaudaraan dengan nilai-nilai sosial

yang mengedepankan hidup saling berbagi dan saling menopang.

Sejalan dengan itu tradisi adat yang sangat kental dan dominan bagi masyarakat Negeri

Oma adalah Pertama: Pesta adat makan patita (makan bersama) yang dilaksanakan oleh

masing-masing ke empat Soa yakni Soa Pari, Soa Latu Ei, Soa Tuni dan Soa Raja. Kedua:

Pesta syukuran tanggal 2 Januari (makan patita dan pesta dansa). Bagi masyarakat negeri Oma, acara ini biasa dilaksanakan untuk mempereratkan kembali persaudaraan yang sudah

sekian lama putus dan terpisah karena hidup di perantauan.

Adapun terdapat beberapa lembaga sosial ekonomi di negeri Oma adalah koperasi desa

(serbaguna), kelompok tani yang masing-masing kelompok beranggotakan 30 orang petani,

16

Diambil dari data Kantor Desa.

17 Pela

adalah sebuah ikatan persahabatan atau persaudaraan yang dilembagakan oleh seluruh penduduk pribumi dari dua negeri atau lebih. Ikatan tersebut telah ditetapkan sejak para leluhur dalam keadaan atau situasi khusus dan menyertakan hak-hak serta kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang terikat dalam ikatan pela tersebut.

18 Batu karang

, melambangkan dasar yang kuat, dasar yang teguh. Batu yang kuat, bergerigi ini walaupun disusun tanpa spasi, (campuran semen, pasir dan kapur) ia tetap kokoh karena gigi-giginya saling berkaitan.

19

(7)

muhabet (suatu bentuk gotong royong dalam hal kematian). Masyarakat negeri selalu hidup

dalam suasana tolong menolong dan bergotong royong. Selain itu terdapat sistem “sasi”20

yaitu pengaturan pemungutan hasil kekayaan alam dalam sebuah desa, dan “pela” merupakan

suatu sistem hubungan sosial antara dua atau beberapa negeri yang disebabkan oleh latar

belakang historis.

3.1.6 Sistem Pemerintahan

Ada dua sistem pemerintahan yang ditemukan di negeri Oma, yakni (1). Sistem

pemerintahan yang didasarkan pada sistem pemerintahan adat, dan (2). Sistem pemerintahan

yang didasarkan pada sistem pemerintahan yang sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5/2004 tentang Sistem Pemerintahan. Negeri Oma pada masa ini dipimpin

oleh seorang Raja Yoseph C. Pattinama. Kedudukan pimpinan Raja ini dilakukan

berdasarkan garis keturunan (geneologis) secara turun-temurun, dan dalam pelaksanaan

tugasnya dikenal dan ditentukan dengan masa jabatan atau tenggang waktu dalam

memerintah. Hanya pada tahun 2015 struktur pemerintahan diadakan kesepakatan

musyawarah bersama yang dipilih dan dilantik sebagai Raja.21

Struktur organisasi pemerintahan negeri Oma yang didasarkan pada sistem

pemerintahan adat tergambar dalam sketsa sebagai berikut:

20 Sasi

merupakan pranata adat yang mengatur pelaksanaan larangan pengambilan hasil sebelum waktunya untuk di panen.

21

(8)

Struktur Pemerintahan

Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Negeri Oma

Negeri ini dipimpin oleh Raja22 (Kepala Desa) yang mempunyai fungsi pokok sebagai

aparat terbawah dalam pemerintah umum dan sebagai ketua masyarakat adat negeri atau

desanya. Posisi Raja dibantu oleh para kepala Soa (empat soa) dan anggota saniri. Jumlah

anggota saniri sebanyak 16 orang, masing-masing, masing-masing dari 16 mata rumah asli.

Seluruhnya berjumlah 21 orang dan menjadi inti dalam pemerintah negeri yang disebut

Badan Saniri Raja Patih (Latupatih). Disamping menjalankan fungsi legislatif, Badan Saniri

22 Raja

berperan dan berfungsi mengatur semua yang menyangkut kepentingan masyarakat bertindak sebagai kepala (pemimpin) seluruh masyarakat dalam menentukan strategi pertahanan jika ada ancaman dari luar, memerintah sesuai dengan kesepakatan rapat dan mengatur perjanjian dengan suku-suku lain. Raja diangkat berdasarkan keturunan dan biasanya ditentukan oleh raja yang lagi berkuasan dan atas dasar marga-marga (soa) yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalam pertemuan Saniri Negeri.

Kepala Pemerintahan Negeri Oma (Raja)

Sekretaris Negeri

1. Kaur Pemerintah 2. Kaur Umum 3. Kaur Pembangunan

Saniri Negeri

Kepala Soa

Kapitan

Masyarakat (Jujaro – Mungare)

(9)

Negeri23 mengembangkan fungsi eksklusif, khsusunya dengan unsur-unsur adat lainnya seperti “Kapitan” (kepala bidang keamanan) dan “malessi” (pembantu kapitan)24,

“mauwen”25 (kepala bidang adat istiadat), “Kewang”26

(kepala bidang pengawasan dan

pemanfaatan lingkungan sekitarnya agar tidak dirusaki oleh masyarakat), tua-tua adat atau

tua-tua negeri (orang yang mempunyai kedudukan terpandang atau berpengaruh serta

berpengalaman dalam masyarakat), “Marinyo”27

dan Juru tulis negeri28 (sekretaris desa).

Tempat untuk melaksanakan pekerjaan pemerintahan sehari-hari adalah Kantor Negeri,

sedangkan tempat untuk Saniri Besar untuk mengadakan rapat adalah Baileu29 Baileu negeri

Oma bernama “Asari Nusa” , yang memiliki arti Baileu Pulau.

3.2 Sejarah Mata-Rumah30 Soa Pari

Tiap adat dalam sebuah negeri memiliki sejarah dalam bentuk lisan maupun tulisan,

demikian juga dengan Pesta Adat31 bagi masyarakat negeri Oma. Pada perkembangan

23Lembaga/Badan Saniri disahkan oleh paraturan tahun 1824 (zaman kolonialisme Belanda). “Saniri

Negeri” adalah lembaga musyawarah rakyat sekaligus lembaga peradilan yang menetapkan aturan-aturan dan memusatkan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah adat.

24Kapitan (dalam bahasa asli disebut “Malessi”) adalah kepala pasukan atau panglima perang. Kapitan

memiliki tanggung jawab bagi keamanan negerinya. Jika terjadi peperangan antar negeri maka “Kapitan” yang akan memimpin anggota negerinya untuk berperang.

25Mauwen

adalah seorang pemuka agama tradisional yang bertindak sebagai penghubung antara dunia nyata dan dunia supranatural.

26Kewang

adalah seorang atau lebih yang diberikan tanggung jawab untuk memelihara semua hasil-hasil tanah, hutan dan laut. Kewang dalam istilah modern sering disebut dengan “Polisi Hutan” . atau “Polisi Perairan”. Kedudukan Kewang dalam Badan Saniri Negeri dapat diganti dengan orang lain yang diangkat oleh Raja.

27 Marinyo

seseorang yang mendapat tanggung jawab dari Badan Saniri Negeri untuk membantu

Kapitan dalam penyampaian berbagai informasi yang menyangkut keamanan negeri.

28Juru Tulis

ialah seseorang yang mendapat tanggung jawab dari Badan Saniri Negeri untuk mencatat berbagai persoalan yang dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan Badan Saniri dan menyerahkan catatan-catatan tersebut kepada Badan Saniri Negeri.

29 Baileu

atau Balai desa merupakan tempat untuk melakukan upacara adat seperti pelantikan Raja (Bapa Raja = pemimpin Negeri), upacara penyerahan harta kawin (mas kawin) dan digunakan sebagai tempat rapat negeri (desa).

30 Mata-rumah

biasanya yang dikenal dengan fam atau marga (klen) merupakan suatu kelompok kekerabatan yang menganut garis keturunan ayah (patrilinieal).

31

(10)

sejarahnya, Pesta Adat Makan Patita masing-masing Soa semacam ini hanya terdapat di

Negeri Oma. Karena negeri lain hanya mengenal makan patita.32

Pesta adat awalnya dilakukan oleh para leluhur, yaitu dengan menggunakan Lesa yaitu

meja panjang yang ditutupi dengan daun kelapa, kemudian alat makan juga masih sangat

tradisional. Walaupun hanya tradisi lisan bukan tulisan, adat yang satu ini tidak akan pernah

musnah. Karena diperkirakan cerita-cerita dari tua-tua adat bahwa tradisi ini dilaksanakan

karena orang tua begitu menyayangi dan mengasihi anak-anak atau saudara perempuan

mereka, maka dibuat dan dilaksanakan jamuan pesta seperti ini, sehingga adat ini disebut

pesta adat.33

Menurut sejarah mata-rumah Nantimu Rutuhitu,34 nama moyang atau rumpun bagi soa

pari adalah Pari. Tempat asal dari Soa Pari adalah Huku Yamalomi yang terdapat di kaki

gunung Nunusaku Nusa Ina (Seram Barat).35 Adapun terdapat daftar urutan dalam keturunan

Soa Pari ini adalah sebagai berikut :

No. Nama Asli/Teon Arti Nama Marga/Fam Arti

1. LELEKUNASAT Berjalan kuat di

panas/bungkus baru panah KAIHATU KAKAK Panggayo di atas batu

2. MANTURA

KEKEKE

Bergerak seperti ayam tidak dapat tempat/dapat musuh

tidak mundur

RIRIASSA Tiang yang

kokoh kuat dari kayu

3. SEKE

MANUELA

Cuci air/hilangkan jejak SEKEWAEL Bersihkan air

4. TUATEIT Kepala perkumpulan

orang basudara

Hilang Tak ada

keturunan

32

Diambil dari dokumen alm. Max Hukom yang sebagai penyusun sejarah Oma Leparissa

33

Hasil wawancara dengan mantan Sekretaris Desa (Bpk O.R) pada tanggal 22 Desember 2015.

34

Keluarga/Mata-rumah Nantimu Rutuhitu yang artinya itu tujuh dalam Bahasa Adat. Sebenarnya terdapat 7 moyang/leluhur dalam Soa Pari hanya karena 3 menghilang tidak diketahui hilangnya, maka sekarang hanya tinggal 4 moyang/leluhur saja.

35

(11)

5. TUANTIMU Menyelam tujuh depa Hilang Tak ada keturunan

6. MALESI Pembantu kepala

perang

Hilang Tak ada

keturunan

7. MAEEKE NUSA Panggil pulau/pegang

kuasa atas pulau

KAIHATU ADIK Panggayo di

atas batu

Alasan mata-rumah Nantimu Rutuhitu pindah dari Huku Yamalomi Nusa Ina ke Nusa

Ama adalah untuk menghindari perang saudara di Kerajaan Nunusaku. Dengan mengatur

rute perjalanan dari gunung turun ke pantai Selatan Nusa ina menggunakan kora-kora36 tiba

di Nusa Aponno (Pulau Ambon) dan mendarat di sekitar negeri Waai, karena terdapat orang

terus ke Hutumuri juga terdapat orang. Dari situlah mereka ke salah satu pulau di arah Timur

dan tiba di pantai Selatan Nusa Ama (Pulau Haruku) untuk mencari tempat tinggal di

pedalaman yaitu di Aman Irai lalu menetap di situ.

Selain tabel di atas adapun tabel yang merincikan daftar mata air yang dijaga oleh

mata-rumah Nantimu Rutuhitu, sebagai berikut :

No. Nama Penjaga Nama Air Nama Pantai Lokasi

1. LELEKUNASAT TURAMATA TUTUARU Hitalawa

2. MANTURA KEKEKE NAHURU MAKAHANA Tihurui

3. SEKEMANUELA YELAURUO PASALEA Wai Marain

4. TUATEIT LURIMUA PUTUSELE Wai Putseit

5. TUANTIMU PUAWARU NAHUSAHU Timur Hihai

6. MALESI YELASURUI PELELALA Sarlsawei

7. MAEKE NUSA KURUMATA PELENUSA Tope Kecil

8. SEMUA/TUJUH

ORANG

WAI SIRA SIRA Pantai Sila

36

(12)

Setelah pembagian mata air oleh mata-rumah Nantimu Rutuhitu, maka mereka

mengadakan pertemuan dengan Amanupui dan membentuk sebuah pemerintahan baru

bernama Tokaya di Aman Irai sampai turun ke Pantai (Negeri Oma) dengan cerita singkat,

yakni : Suatu saat Lelekunasat (keturunan pertama dalam Nantimu Rutuhitu) bertemu dengan

seseorang yang juga datang dari gunung Nunusaku yaitu Amanupui (Manusiwa). Ternyata

Amanupui ini juga berasal dari Huku Yamanegara dimana Amanupui adalah saudara tertua

dari moyang PARI. Perjumpaan dilakukan di kaki gunung Nunu dekat Tonaputi dan diberi

nama gunung Nunu oleh mereka berdua sebagai kenangan atas negeri asal mereka Nunusaku

yang sekarang disebut dengan gunung Nunu. Kemudian Amanupui dibawah ke Aman Irai

dan diberi penghargaan sebagai sebutan Bapak Negeri, karena beliau merupakan saudara

tertua.37

Selanjutnya keluarga/mata-rumah Soa Pari merupakan salah seorang kapitan negeri yang

berasal dari mata-rumah Ririassa. Kapitan Ririassa bertugas bilamana ada terjadi suatu

sengketa antara negeri ataupun apabila ada acara seperti penjemputan tamu pela atau

tamu-tamu yang datang ke negeri Oma.38 Pembagian lokasi tempat tinggal mata-rumah Nantimu

Rutuhitu juga terdapat dibeberapa lokasi, yaitu:39

1) Lokasi pastori gereja sekarang oleh Tokaya (Lelekunasat) sekaligus Rumah Negeri,

2) Lokasi gedung gereja oleh Mantura Kekeke (Kapitan) Ririassa,

3) Lokasi Rumah Tua/Baileo Soa Pari oleh Maeke Nusa Kaihatu Adik,

4) Lokasi Rumah Tua ke strat tengah oleh Sekemanuela/Sekewael.

Disamping hal-hal tersebut di atas adapula hal yang lain, yaitu tempat makan patita dari

Soa ini adalah di Wael Mar Aing. Bentuk makanan dari Soa Pari ini hampir sama dengan Soa

37

Diambil dari dokumen Keluarga Besar Mata-rumah Nantimu Rutuhitu (Peletak Dasar Negeri Oma).

38

Diambil dari dokumen alm. Max Hukom yang sebagai penyusun sejarah Oma Leparissa.

39

(13)

Tuni, hanya ada terdapat sedikit perbedaan, dimana pada Soa Pari makanannya harus

ditambah dengan Pali-pali40 (sejenis ketupat tetapi anyamannya kurang lebih dari 25 cm).

Selain perbedaan dalam penyajian makanan adapun perbedaan dalam cara berpakian, susunan

dan aturan meja bahkan acaranya.41 Panggilan anak terhadap paman dalam Soa Pari ialah Om

Soa Pari, sedangkan sebaliknya paman memanggil anaknya ialah anak mara pali.42

3.3 Proses Pelaksanaan Tradisi Oma Panggil Pulang

Munculnya pesta adat Soa Pari ini pada Tahun 1973 dimana yang disebut sebagai paman

(om Soa Pari) menghormati dan memberi makan anak-anak (anak mara pali). Kemudian

dilakukan kembali pada Tahun 1985 oleh anak-anak (anak mara pali) membalas dengan

memberi makan pamannya (om Soa Pari) sebagai tanda „Kasih Sayang‟dan „Penghormatan‟.

Setelah sekian lama tidak dilakukan lagi maka ada saran dari mata-rumah Soa Pari untuk

dilakukan lagi pada tahun 2015, dimana paman (om Soa Pari) membalas tanda kasih sayang

dan menghormati anak-anak-nya (anak mara pali) dengan memberi makan. Hal ini sudah

menjadi warisan turun temurun dalam sejarah mata-rumah Soa Pari, walaupun baru dilakukan

ke tiga kali-nya dengan tujuan agar nilai-nilai sosio-budaya yang ada di negeri Oma tidak

hilang dan pudar namun tetap dipegang.43

40 Pali-pali

adalah sejenis ketupat yang panjangnya kurang lebih dari 25 cm. Pali-pali ini juga merupakan makanan khas bagi masyarakat negeri Oma, terkhususnya bagi Soa Pari dalam melaksanakan pesta adat makan patita.

41

Hasil wawancara dengan mantan perangkat Desa (Bpk C.P) pada tanggal 12 Desember 2015.

42

Diambil dari dokumen alm. Max Hukom yang sebagai penyusun sejarah Oma Leparissa.

43

(14)

Gambar 1 : Nama dan Simbol Mata-rumah Soa Pari

Pada perayaan pesta adat Soa Pari yang sering bertugas adalah ketujuh bapak-bapak tua

yang menjadi orang tua-tua dalam keluarga/mata-rumah Soa Pari. Mereka mulanya ada tujuh

moyang dalam Soa Pari hanya juga, karena tiga menghilang dan tidak diketahui perginya

kemana. Sehingga sekarang hanya tinggal empat moyang saja. Berdasarkan tugas dan

tanggung jawab masing-masing untuk mempersiapkan alat bahkan bahan-bahan ritual yang

akan digunakan dalam proses pesta adat tersebut. Adapun dalam ritual pesta adat yang

disajikan di dalam rumah tua44 Soa Pari adalah berupa : Sopi, Rokok, Daun sirih, Kapur sirih,

Tembakau, dan Pinang.

44Rumah tua

(15)

Di dalam rumah tua Soa Pari, bahan-bahan yang disajikan ini diletakkan di tempat yang

sudah disiapkan dan memiliki posisi di tengah-tengah rumah tua. Tempatnya itu terbuat dari

gaba-gaba,45 yang di atasnya ada simbol tampa sirih (di dalamnya terdapat pinang, daun sirih,

tembakau dan kapur sirih) dan 2 piring besar untuk diletakkan sopi dan rokok yang telah

disiapkan.46 Sirih dan pinang merupakan pusat persekutuan melalui makan bersama. Dengan

makan bersama dalam sebuah pertemuan, maka mereka akan memiliki hubungan

kekeluargaan yang erat. Oleh karena itu, semua bahan yang disebutkan harus tersedia dalam

sebuah pertemuan adat.47

Gambar 2 : Ini bagian dari Ritual Pesta Adat Soa Pari

45Gaba-Gaba

atau tangkai daun sagu yang dipakai untuk membuat atap (pada masa Hindia Belanda). Tetapi dengan perkembangan zaman maka biasa dibuat kursi atau tempat tidur.

46

Hasil wawancara dengan salah satu orang tua-tua adat dalam keluarga/mataruma Soa Pari (Bpk B.S) pada tanggal 22 Desember 2015.

47

(16)

Pada Pelaksanaannya dibagi dalam beberapa tahapan yakni:

3.3.1 Tahap Persiapan

Persiapan pada malam hari sebelum acara puncak besok, ketujuh bapak tua mata-rumah

Soa Pari mengadakan pertemuan dan rapat bersama di rumah tua Soa Pari untuk

membicarakan proses pelaksanaan pesta adat yang akan dilakukan besoknya. Dalam

pertemuan tersebut mereka sudah membicarakan hal-hal baik atau hal-hal buruk yang akan

terjadi besok harinya. Pertemuan ini juga dilakukan bukan saja bagi ketujuh bapak dalam

mata-rumah Soa Pari tetapi dihadiri juga oleh para leluhur. Jadi pertemuan ini dipandang

sangat sakral dan tidak bisa diganggu oleh masyarakat sekitar.48 Dikatakan sakral, karena

sudah menggunakan ritual pesta adat dengan membawa semua yang telah disediakan dalam

mata-rumah Soa Pari atau diberikan dari Saudara Angkat (mata-rumah Soa latu ey).49 Sebab

ketujuh bapak tua yang mempunyai tugas untuk mengatur persiapan dan pelaksanaan acara

pesta adat mata-rumah Soa Pari.50

Sebelumnya, dalam penyusunan kepanitian pesta adat dari mata-rumah, orang Soa Pari

sendiri yang bertugas menyusun kepanitiannya serta memberi tugas kepada masing-masing.

Acara ini sudah direncanakan dan disusun dari 3 bulan sebelum acara tersebut dimulai. Sebab

acara ini ditujukan bagi semua keluarga/mata-rumah Soa Pari yang berada di dalam negeri

Oma maupun yang merantau.51 Dalam prosesi penjemputan, mereka dapat dibantu dari pihak

kepanitian pelaksanaan pesta Adat ini. Sebab berhubungan dengan beberapa hal yang

menjadi bahan pertimbangan bagi panitia pelaksanaan, yakni:

48

Hasil wawancara dengan Koordinaror pelaksanaan pesta adat (Bpk J.K) pada tanggal 12 Desember 2015.

49

Hasil wawancara dengan salah satu orang tua-tua adat dalam keluarga/mataruma Soa Pari (Bpk B.S) pada tanggal 22 Desember 2015.

50

Hasil wawancara dengan mantan Sekretaris Negeri (Bpk O.R) pada tanggal 22 Desember 2015.

51

(17)

 Orang-orang yang ingin pulang untuk mengikuti acara ini, sebagian mereka lahir di

Pulau Ambon bahkan di luar Pulau Ambon (Jakarta, Surabaya, Belanda, dan lain-lain)

 Orang-orang ini belum pernah mengikuti acara pesta Adat

 Orang-orang yang pulang juga seperti anak-anak muda zaman sekarang yang kurang

terlalu mengenal saudara bahkan keluarga mereka yang berada di negeri Oma.

 Orang-orang ini jarang sekali bahkan ada yang baru pernah pulang ke negeri Oma

Mereka inilah yang disebut dengan masyarakat diaspora. Mereka yang menjadi bahan

pertimbangan bagi panitia pelaksanaan pesta Adat. Pesta adat ini kemudian dapat dikatakan

sebagai suatu tradisi “Oma Panggel Pulang,” untuk mengumpulkan keluarga

besar/mata-rumah Soa Pari.52

Di dalam ritual pesta adat mata-rumah Soa Pari terdapat beberapa jenis makanan yang

disajikan adalah berupa : Pali-pali, Kue Cucur dan Babengka,53 Nasi putih, Nasi Kuning, dan

1 (satu) ekor ayam. Makanan-makanan di atas ini merupakan makanan yang identik dengan

angka 7 (tujuh) bagi mata-rumah Soa Pari. Dalam persiapan makanan ini disajikan dalam

bentuk, di atas 1 (satu) piring terdapat 7 (tujuh) jenis makanan dengan posisinya 1 (satu) kue

bubengka berada ditengah dan 6 (enam) kue cucur melingkar kue bubengka itu. Adapun

posisi lainnya, 1 (satu) pali-pali di tengah, 3 (tiga) kue cucur dan 3 (tiga) kue bubengka

melingkar pali-pali tersebut. Sedangkan pengaturan di atas meja, 1 (satu) piring nasi putih

berada di sebelah kanan dan 1 (satu) piring nasi kuning berada di sebelah kiri, sedangkan 5

(lima) piring dengan masing-masing 1 (satu) piring ditaruh 7 (tujuh) jenis makanan yang tadi,

52

Hasil wawancara dengan salah satu Kapitan mataruma Soa Pari (Bpk N.R) pada tanggal 22 Desember 2015.

53

(18)

dan ditambah 1 (ekor) ayam. Jadi semua yang tersedia di atas meja harus berjumlah 28 (dua

delapan) piring makan, dan tergantung dari panjang meja yang disiapkan.54

Gambar 3 : Salah satu ciri khas makanan dalam mata-rumah Soa Pari

Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka orang Oma mulai menambahkan

jenis makanan yang dianggap mewah untuk dapat dihidangkan kepada tamu, berupa : Ikan

tumis, ikan kuah kuning, ikan bakar, Mie hun, Sayur acar, Sayur kacang panjang tumis, Acar

mentah, Sayur kering tempe, Mie goreng55

54

Hasil wawancara dengan koordinator pelaksanaan pesta adat (Bpk J.K) pada tanggal 12 Desember 2015.

55

(19)

Gambar 4 : Cara penyajian makanan bagi mata-rumah Soa Pari

Sebenarnya makanan ini harus berbentuk arumbai56 yang diletakkan di Lesa57 dan dihiasi

dengan bendera-bendera yang berwarna warni. Isi dari arumbai itu ialah tidak lain dari

makanan-makanan yang sudah disiapkan untuk dihidangkan dalam acara makan patita

bersama.58 Namun, dengan adanya perkembangan zaman maka semuanya beralih ke meja

yang ditutupi dengan kain putih panjang. Perlu diketahui juga, bahwa pakian yang digunakan

dalam acara Pesta Adat ini sedikit berbeda dalam warnanya, hal ini dilakukan agar terlihat

perbedaan antara paman (om soa pari) dan anak-anak. Sehingga warna yang dikenakan

paman (om) Soa Pari adalah berwarna biru kotak-kotak, sedangkan warna yang dikenakan

oleh anak-anak (anak mara pali) berwarna merah kotak-kotak.59

56 Arumbai

adalah perahu kora-kora atau perahu tradisional orang Maluku dari abad ke-1 yang digunakan untuk perdagangan maupun peperangan dengan Belanda di kepulauan Banda.

57 Lesa

adalah meja yang dibuat dari daun-daun kelapa muda dan ditaruh di atas tanah lalu disusun dengan rapih untuk dihidangkan makan-makanan di atasnya.

58

Diambil dari dokumen alm. Max Hukom yang sebagai penyusun sejarah Oma Leparissa.

59

(20)

Dalam proses pelaksanaan pesta adat mata-rumah Soa Pari memerlukan anggaran yang

cukup besar. Donatur dana dalam acara ini dibantu dari marga/fam yang termasuk dalam

mata-rumah Soa Pari yang ada di dalam negeri Oma maupun yang merantau.60 Oleh karena

itu, acara pesta adat tidak sering dilakukan. Dan jika dilakukan juga semua tergantung dana

dan ketersediaan dari mata-rumah tersebut.61

3.3.2 Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan pesta adat mata-rumah Soa Pari menyangkut waktu, tempat, pelengkapan

dan orang-orang yang terlibat di dalam acara tersebut:62 Tempat penyelenggaraan acara pesta

adat di depan Gereja sampai ke depan Baileo Negeri. Alasan pemimilihan tempat karena

harus di depan rumah tua mata-rumah Soa Pari. Karena dalam menyelenggarakan suatu ritual

biasanya dipilih tempat yang dianggap sakral. Setiap pesta adat yang diselenggarakan oleh

masing-masing Soa, biasanya memiliki patokan hari untuk melakukan kegiatan tersebut.

Tradisi pesta adat ini akan dilaksanakan pada hari Senin 22 Desember 2015. Masyarakat Soa

Pari menentapkan hari dan waktu untuk memulai ritual pun ditetapkan yaitu pukul 14.00 WIT

sampai selesai. Ditentukan pada pukul 14.00 WIT karena mengingat persiapan yang harus

disiapkan. Disamping itu orang-orang yang mengikuti tradisi pesta adat terbagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok pihak anak-anak (ana mara pali) dan kelompok pihak orang tua

(om soa pari).

Adapun garis besar urut-urutan acara pelaksanaan pesta adat mataruma Soa Pari adalah

sebagai berikut:

60

Hasil wawancara dengan koordinator pelaksanaan pesta adat (Bpk J.K) pada tanggal 12 Desember 2015.

61

Hasil wawancara dengan mantan perangkat Desa (Bpk C.P) pada tanggal 12 Desember 2015.

62

(21)

Pesta adat ini dibagi atas dua tempat, yakni: tempat untuk anak-anak (ana mar pali)

bertempat Kel.Uneputty-Sekewael) dan tempat untuk orang tua soa pari bertempat tetap di

rumah tua Soa Pari (Nantimu Rutuhitu).

Gambar 5 : Rumah Tua Soa Pari dan yang duduk di rumah tua hanya Tua-tua adat dalam mata-rumah Soa Pari

Rumah tua merupakan rumah asal usul bagi sebuah keturunan di Maluku. Tanah di mana

rumah tua itu berdiri dianggap sakral sebab di situlah penghuni pertama menapakkan

kakinya, menemukan tempat untuk hidup dan menjadi tumpuan atau tempat untuk

berlindung. Dari sinilah muncul keturunan-keturunan selanjutnya. Di dalam rumah tua

berdiam sebuah mata-rumah yang biasa dikenakan dengan fam atau marga yaitu suatu

kelompok kekerabatan yang menganut garis keturunan ayah (patrilineal). Sehubungan dengan

Tradisi pesta adat ini, rumah tua tidak boleh dilewatkan begitu saja. Sebab rumah tua

(22)

Sebuah narasi singkat sebelum masuk dalam penjemputan yang dilakukan oleh paman

(om soa pari), dilakukan terlebih dahulu sebagai berikut: Terdapat 7 (tujuh) orang anak dipersiapkan untuk berperang, mereka berlari turun dari gunung untuk mencari orangtua

(om-om) mereka dan dihalau oleh pasukan perang dari pihak tua-tua adat ditengah-tengah negeri,

terjadilah dialog-dialog dengan menggunakan bahasa adat oleh tua-tua adat. Setelah itu ke 7

(tujuh) anak tadi mengantarkan om-om ke rumah tua anak-anak (ana mara pali) untuk

menjemput anak-anak. Proses penjemputan dalam bentuk arak-arakan yang diiringi oleh tifa

dan gong. Demikian dengan pihak anak-anak (ana mara pali) yang sudah menunggu

penjemputan sambil bernyanyi dan menari-nari dengan diiringi oleh tifa dan gong yang

keluar dari rumah tua ana mara pali.

Gambar 6 : Dialog antara pihak om dengan pihak ana mara pali

Sampailah pada perjumpaan kedua pihak, maka ke 7 (tujuh) tua-tua adat dan 1 (satu)

(23)

sudah dipertemukan kembali dengan anak-anak mara pali yang hilang tadi. Proses pertemuan

kedua pihak masih diramaikan oleh tifa dan gong dalam bentuk arak-arakan, sambil

menyanyikan syair-syair lagu mataruma Soa Pari yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa

Indonesia untuk memberikan semangat kepada para peserta ritual.

Gambar 7 : Syair-syair Lagu dalam mata-rumah Soa Pari

Setelah tiba di depan tempat acara, kedua belah pihak berhenti dan disambut oleh

nyanyian daerah yang dikolaborasikan dengan tari-tarian penyambutan dari pihak orang

tua-tua adat yang menunggu di rumah tua-tua untuk mempersilahkan anak-anak (ana mara pali)

masuk dalam acara pesta adat makan bersama. Setelah anak-anak tiba di rumah sebagian

paman (om soa pari) bertugas menjemput dan ada yang bertugas membantu menyediakan

makanan kepada anak-anak (ana mara pali), sebagai tanda ungkapan kasih, saling

(24)

Gambar 8 : Proses masuknya anak (ana mara pali) dalam pesta adat

Pada proses masuk dalam acara tersebut, mereka masuk sambil menari dan menyanyi

bersama. Anak-anak (ana mara pali) kemudian dipersilahkan untuk mengambil tempat di

setiap meja yang sudah disediakan oleh paman (om soa pari). Pada saat semua tempat sudah

ditempati oleh anak-anak (ana mara pali) maka dipersilahkan ketujuh bapak tua-tua adat

dalam mata ruma Soa Pari untuk masuk dan menuju ke rumah tua Soa Pari.

Sebelum masuk dalam acara makan bersama, semua itu harus didahului dengan Doa.

Dan doa ini dilakukan oleh Pendeta Jemaat yang ada di negeri Oma. Setelah itu barulah

(25)

yang sudah dihidangkan. Selain itu yang diperkenankan untuk duduk di meja hanyalah

anak-anak (ana soa pari) dan wate63 dalam mata-rumah Soa Pari.

Gambar 9 : Proses Pesta Adat Makan Patita Soa Pari

Sementara proses makan patita berlangsung, para kapitan-kapitan dalam Soa Pari terus

berjaga-jaga disekitar pesta adat, yang diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang isinya berupa

pantun berbalas-balasan dari anak-anak (ana mara pali) dan paman (om soa pari). Makanan

yang dihidangkan kepada anak-anak (ana mara pali) harus dapat dihabiskan, dan jika tidak

dapat dihabiskan makan anak-anak (ana mara pali) dipersilahkan untuk membungkusnya dan

dibawa pulang semuanya. Karena dalam tradisi pesta adat ini, perlu diingat bahwa paman

(om soa pari) tidak mempunyai hak untuk makan sedikitpun dari apa yang sudah diberikan

kepada anak-anak (ana mara pali). Jadi semua makanan itu milik anak-anak (ana mara pali).

63Wate

(26)

Setelah acara pesta adat makan patita selesai. Pada malam harinya diadakan pengucapan

syukur Natal bersama oleh mata-rumah Soa Pari yang bertempat di Gedung Gereja negeri

Oma.

3.4Makna Tradisi Pesta Adat Soa Pari di Negeri Oma bagi masyarakat setempat dan

Diaspora

Oma merupakan salah satu Negeri yang masih memegang kuat adat-istiadat yang berlaku

dari zaman dulu hingga sekarang, hal ini terbukti dari masih diberlakukan pesta adat yang

berfungsi untuk menjalin kekerabatan, mengikat tali persaudaraan yang sudah lama putus

karena terpisah hidup di perantauan, menekan relasi dalam sebuah keluarga, bahkan untuk

saling mengenal antar anggota keluarga dalam tiap mata-rumah.64

Bagi Orang Oma, pesta adat Soa Pari adalah salah satu budaya penghormatan terhadap

leluhur dan juga karena masih mempertahankan ajaran bahkan nilai-nilai leluhur yang sudah

diturunkan kepada setiap generasi dalam tiap-tiap mata-rumah, terutama dalam

keluarga/mata-rumah Soa Pari.65 Selain itu dengan adanya acara pesta adat Soa Pari juga,

para orang tua dapat memikirkan pengikisan nilai-nilai budaya yang sudah mulai merosot

karena perkembangan modernisasi dan globalisasi. Oleh sebab itu, pesta ada ini dibuat untuk

individu bahkan kelompok agar tidak melupakan identitas mereka.66

Pendapat dari masyarakat diaspora khususnya Ibu. J.K juga sependapat dengan pendapat

dari Bapak V.K dan Bapak A.K, mereka mengatakan bahwa pada Tahun 1973 kami sudah

pernah mengikuti acara pesta adat ini, hanya saja pada saat itu masih terlalu kecil jadi belum

bisa mengetahui makna tradisi pesta adat ini. Berbeda saat kami sudah besar dan dapat

merasakan makna yang sesungguhnya dalam acara pesta adat ini. Makna yang kami dapatkan

64

Hasil wawancara dengan mantan perangkat Desa (Bpk C. P) pada tanggal 22 Desember 2015

65

Hasil wawancara dengan kapitan matarumah Soa Pari (Bpk N.R) pada tanggal 22 Desember 2015

66

(27)

dalam mengikuti acara pesta adat ini yakni bahwa nilai-nilai budaya tidak akan pernah pudar

bagi orang Oma yang merantau. Kami merasa bahwa identitas sebagai orang Oma ini dapat

kembali penuh lagi, setelah sekian lama tidak pulang ke kampung halaman. Karena alasan

tugas dan tanggung jawab. Hal ini juga menyadarkan kami bahwa kemana pun kami berada,

kami tetap membawa identitas kami sebagai orang Oma. Dan dengan adanya pesta adat ini

juga dapat mengikat kami kembali dengan kehidupan sosial yang ada di daerah asal kami

terutama dengan keluarga/mata-rumah Soa Pari dimana saja.67

Lebih lanjut Bapak J.S berpendapat bahwa bagi saya acara pesta adat ini sangat sakral.

Sebab negeri Oma ini memiliki adat yang sangat kuat dan pesta adat Soa Pari ini hanya ada di

negeri Oma. Mungkin kampung-kampung lain memiliki adat-istiadat tersendiri dan berbeda

pula dengan adat di negeri Oma. Pesta adat Soa Pari ini dilakukan untuk mengikat orang

basudara dan saya merasa bangga karena bisa turut ambil bagian dalam pesta adat ini.

Persiapan bahkan pelaksanaan dalam acara ini sudah sangat baik bagi orang yang merantau.68

Dari pesta adat ini ada 2 hal yang saya dapatkan, yakni hal positif dan hal negatif.

a) Hal Positif adalah untuk mengingat kembali anak cucu atau keturunan kita, bahwa

kita memiliki adat-istiadat kepada para leluhur tentang tradisi ini.

b) Hal Negatif adalah untuk anak-anak yang lebih mementingkan perkembangan zaman

dan merasa bahwa diri mereka lebih pintar ketimbang harus mengikuti adat-adat yang

ada dalam budaya asal kita.

Makna dalam mengikuti pesta adat ini sangat bagus bagi pribadi bahkan keluarga saya,

apalagi suami saya bukan asli orang Oma tetapi orang Batak. Jadi saya dapat mengenal

tradisi saya seperti ini kepada orang lain dan ini merupakan suatu kebanggaan bagi saya

67

Hasil wawancara dengan Masyarakat Diaspora (Ibu J.K, Bpk V.K & Bpk A.K) pada tanggal 22 Desember 2015

68

(28)

selaku anak negeri Oma, bahwa pesta adat Soa Pari ini tidak dimiliki oleh negeri-negeri

lainnya di Maluku maupun di luar Maluku. Oleh sebab itu jauh-jauh saya pulang dengan

keluarga besar saya untuk mengikuti pesta adat Soa Pari ini karena belum tentu kami dapat

mengikutinya lagi di tahun-tahun berikutnya.69

Pesta adat Soa Pari merupakan salah satu bagian tradisi yang ada di negeri Oma yang

masih dilestarikan sampai sekarang walaupun tidak sering dibuat. Artinya ada keterikatan

sendiri antar pribadi dan keluarga yang mengikat kita sebagai orang Oma dengan budaya

yang ada dalam negeri ini. Jadi nilai-nilai budaya tidak dibuang begitu saja tetapi masih

dipegang dan tetap dilestarikan.70 Proses penyambutan dan pelaksanaan acara pesta adat

dibuat sangat berbeda dengan acara pesta makan patita setiap tangal 2 Januari. Karena tiap

tahun saya pulang dan mengikuti acara pesta makan patita, namun pesta adat Soa Pari ini

dilakukan dengan tujuan untuk dapat saling mengenal dan mengikat hubungan persaudaraan

antar keluarga/mata-rumah Soa Pari.71

Pendapat lain dari Ibu V.S/K yang senada dengan Ibu M.S/K dan Ibu W.S/K,72 mereka

mengatakan bahwa makan dalam pesta adat Soa Pari untuk mengikat dan mempereratkan

hubungan persaudaraan antar individu dan kelompok dalam negeri Oma terkhususnya bagi

keluarga/mata-rumah Soa Pari. Inti dari pesta adat ini ingin mengajarkan dan mengingatkan

keluarga/mata-rumah Soa Pari bahwa inilah suatu cara khas dalam menghargai dan

menghormati satu dengan yang lain, seperti orang tua terhadap anak-anaknya sebaliknya juga

anak-anak terhadap orang tua.73

69

Hasil wawancara dengan Masyarakat Diaspora (Ibu C.K) pada tanggal 22 Desember 2015

70

Hasil wawancara dengan Masyarakat Diaspora (Bpk P.R) pada tanggal 22 Desember 2015

71

Hasil wawancara dengan Masyarakat Diaspora (Ibu M.S) pada tanggal 22 Desember 2015

72

(29)

Pandangan Masyarakat Setempat dan Diaspora terhadap pelaksanaan tradisi Pesta adat

Soa Pari secara langsung dapat mengambarkan pemahaman mereka terhadapnya. Sebab

kebanyakan masyarakat Oma memaknainya sebagai mempereratkan tali persaudaraan untuk

tetap saling menghormati dan menghargai antar orang tua dan anak-anak dalam sebuah

keluarga/mataruma, serta sebagai suatu penghargaan terhadap para leluhur karena masih tetap

memegang nilai-nilai leluhur yang ada di negeri Oma. Hal ini yang menyebabkan masyarakat

Gambar

Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Negeri Oma
Gambar 5 : Rumah Tua Soa Pari dan yang duduk di rumah tua hanya Tua-
Gambar 6 : Dialog antara pihak om dengan pihak ana mara pali
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

gyakorlatot, megjegyezve, hogy mindezt még a Beneš által terjesztett propaganda is tetézi. Maga sem tartotta helyénvalónak a magyarokat egy kalap alá venni a zsidókkal.

Dari temuan tersebut penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya system pembelajaran online dan offline sangat membantu guru dan peserta didik kelas VI mata pelajaran matematika di

Untuk mencapai suhu dan tekanan pembakaran, tekanan kompresi pada mesin diesel diusahakan mampu mencapai 30 ± 45 kg/cm², agar temperature udara yang

Hasil yang positif ini menunjukkan bahwa jika semakin baik pelaksanaan audit internal yang dijalankan oleh bank-bank di wilayah Kota Gorontalo maka pelaporan

Dari uraian permasalahan diatas maka diperlukan sebuah aplikasi yang berguna untuk menangani masalah pendataan cacah jiwa yang ada.Oleh karena itu penulis membuat skripsi

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Derajat  kesarjanaan  yang  dibuktikan  dengan  hasil  Karya  Penciptaan  Produksi    dalam 

Angka 1 Undang-Undang nomor 25 tahun 2003 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian uang adalah perbuatan