• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 752015010 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 752015010 BAB III"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN

TIRIS SOPI DALAM ADAT PERKAWINAN DI ROMKISAR

A. Gambaran Umum Masyarakat Romkisar 1. Sejarah Terbentuknya Desa Romkisar

Hamparan pasir putih yang indah nan memanjang, karang pantai yang

berhempasan sepanjang pantai dan buih ombak berkejaran serta gelombang yang

pecah, lambaian nyiur yang melambai ditepian pantai, seakan melukiskan ada

kehidupan yang sempurna lagi indah yang tercipta di negeri “LELPAU HARYAI

WONDAUW WON HERA”, yang kemudian disebut dengan nama Romkisar. Kisah

yang terukir beratus-ratus tahun silam, seakan melukiskan kehidupan para pelaku

hidup yang menghadirkan sosok negeri Romkisar ditengah suka dan duka kehidupan.

Di atas tanah yang berbatu dan bertabur benih pohon koli, ada kehidupan yang

tercipta sempurna diujung selatan pulau Sermata. Tempat di mana sekelompok

manusia kemudian membangun hidup dalam kebersamaan. Hidup bebas dengan

alam yang kaya seakan mengajak manusia untuk tetap menjaganya, demi tercipta

hidup yang damai dan sejahtera. Karena itu kebersamaan perlu ditata dan diatur,

maka lahirlah hukum adat untuk mengatur dan menjadikan manusia untuk hidup

dalam sebuah keselarasan dalam bingkai kebersamaan.

Kehidupan yang kemudian berpacu dengan suka dan duka yang dihadapi

dengan sentuhan kebersamaan orang basudara, seakan surut dengan berbagai

(2)

orang-orang yang ada dalam negeri Romkisar harus mengalami perpindahan tempat tinggal

dari satu tempat ke tempat yang lain sebagai hunian baru. Alasan yang sangat

mendasar adalah bahwa tingkat kematian yang sangat tinggi dalam satu hari.

Perpindahan tempat pertama kali terjadi pada tahun 1945 dari negeri pertama

(Hymna).

Di negeri pertama jumlah jiwanya mencapai 800 jiwa. Pada tahun tersebut

negeri Romkisar berpindah tempat hunian ke negeri yang kedua (Durah). Kemudian

pada tanggal 13 Maret 1961 Negeri ini kembali pindah ke tempat ketiga, dan tempat

ini menjadi tempat hunian terakhir dan sampai sekarang masih ditempati yaitu negeri

Romkisar (Heralma). Perpindahan dari tempat hunian pertama ke hunian kedua

berada dalam pemerintahan negeri Herman Saleky (Up Miru). Kemudian

perpindahan ke tempat hunian ketiga atau hunian terakhir yang ditempati sekarang

berada dibawah pemerintahan Albinus Delly (Up Terry).

Konon di negeri Romkisar pernah diadakan “konfrensi adat” oleh marna-marna (pembesar-pembesar adat zaman dulu) untuk membicarakan masalah adat istiadat

Hnyoli Lyeta (Met Melai tatra Lgona) puncak dari peristiwa sejarah tersebut dengan pembunuhan seorang budak sebagai meterai dan penanaman benda-benda adat

ditandai dengan kulibia yang didalamnya terdapat satu buah gelang emas. dan setelah

hasil keputusan konfrensi dijabarkan di nokhpa rai patatra (jajaran pulau-pulau) yang ada di Kabupaten Maluku Barat Daya. Asal nama Romkisar berasal dari kata

Romkeher, yang terdiri dari 2 suku kata yaitu Roma yang artinya patung batu rumah

dan Keher yang artinya sekelompok orang yang hidup dan mempunyai karakter yang

(3)

keberadaan bangsa Portugis di negeri tersebut. Penterjemahan ini sesuai dengan

legenda Roma dan Keher. Jadi Romkisar diartikan sebagai “orang yang hidup dan mempunyai karakter yang keras.”1

2. Letak Geografis

Peta Kabupaten Maluku Barat Daya

Sumber data: Data GEMA MBD, Ambon 2016.

1

(4)

Kepulauan Maluku Barat Daya terletak di sebelah barat daya kota Ambon

propinsi Maluku. Kabupaten ini beribukota di Tiakur Kecamatan Moa Lakor.

Kabupaten ini sebelah utara berbatasan dengan laut Banda, sebelah timur berbatasan

dengan kepulauan Tanimbar, sebelah selatan berbatasan dengan laut timur dan selat

Wetar, sebelah barat berbatasan dengan kepulauan Alor.2

Secara georgrafis desa Romkisar membujur dari utara ke selatan dengan luas

1km per segi. Di sebelah utara desa Romkisar terdapat pantai (pasir panjang) yang

hampir sudah dikenal diseluruh pulau Luang Sermata. Desa Romkisar adalah salah

satu desa yang berada di Kecamatan Mdona Hyera kabupaten Maluku Barat Daya.

Desa Romkisar memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah timur berbatasan dengan desa Lelang,

- Sebelah barat berbatasan dengan desa Ello,

- Sebelah utara berbatasan dengan laut, dan

- Sebelah selatan berbatasan dengan hutan.

3. Keadaan Alam/Iklim

Keadaan alam atau iklim di desa Romkisar sama dengan yang umumnya

berlaku di daerah Maluku Barat Daya, yaitu beriklim tropis. Dengan keadaan atau

kondisi iklim yang demikian maka desa Romkisar dipengaruhi oleh dua musim yaitu,

musim kemarau juga disebut musim timur dan musim hujan juga disebut musim

barat. Musim kemarau berlangsung antara bulan April-November, sedangkan musim

hujan dari bulan Desember-Maret.Kedua musim ini silih berganti yang diselinggi

2

(5)

oleh musim transisi yang terjadi pada bulan April (peralihan musim barat ke musim

timur) dan bulan November peralihan musim timur ke musim barat).3

4. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data statistik desa Romkisar tahun 2016, maka jumlah penduduk

desa Romkisar seluruhnya adalah 333 jiwa yakni 159 laki-laki dan 174 perempuan.

Total jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 68 Kk.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Nama Desa Laki – Laki Perempuan Jumlah Jumlah KK

Romkisar 159 174 333 68

Sumber data: Data desa Romkisar 2016.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

No Jumlah Menurut Umur Jumlah

1. 0 -3 tahun 41

2. 4– 6 tahun 33

3. 7– 9 tahun 35

4. 10– 12 tahun 26

5. 13 – 15 tahun 20

6. 16 – 45 tahun 117

7. 46 – 59 tahun 36

Sumber data: Data desa Romkisar 2016.

3

(6)

Tabel 2, diatas dapat menunjukan bahwa jumlah penduduk dengan tingkat

umur 0-3 tahun, 16-45 tahun merupakan angka tertinggi yanki 41 jiwa dan 117 jiwa

dan tingkat umur 13-15 tahun merupakan angka terkecil yaitu 20 jiwa.4

5. Mata Pencaharian

Berdasarkan data yang diperoleh dari data statistik desa Romkisar maka, ada

anggota masyarakat yang bekerja sebagai petani, peternak, PNS, wiraswasta,

nelayan, tipar, dan tukang kayu.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Desa Romkisar

Jenis Pekerjaan

PNS Petani Peternak Wiraswasta Nelayan Tipar

Tukang Kayu

3 35 5 3 7 11 2

Sumber data: Data desa Romkisar 2016.

Masyarakat Romkisar dapat di kategorikan sebagai masyarakat dengan mata

pencaharian pokok ialah sebagai petani. Pola bertanian masyarakat Romkisar adalah

peladangan, dimana para petani biasanya membuka lahan pada musim kemarau,

antara bulan Agustus sampai Oktober, dan baru dibakar ketika gejalah alam

menunjukan musim hujan segera tiba. Kebun mereka diberi nama sesuai musim,

yaitu kebun barat dan kebun timur. Disebut kebun barat karena hasilnya dipanen

pada musim barat, sedangkan disebut kebun timur karena hasilnya dipanen pada

musim timur.

4

(7)

Selain bertani mata pencaharian lain yang digeluti oleh masyarakat adalah tipar

pohon lontar atau koli. Konon, masyarakat setempat menyebutnya dengan iris sageru.5 Hasil dari tipar atau iris ini kemudian disuling menjadi minuman keras, yang istilah tradisional dikenal sebagai arak/sopi. Pekerjaan ini sudah dilakukan sejak turun-temurun sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat.

Pekerjaan lainnya adalah perternakan, di mana ada yang dipelihara di rumah

yaitu babi dan kambing, sedangkan ternak yang lain seperti, sapi dan kuda diternakan

secara tradisional di padang. Jenis tanaman pertanian yang diusahakan adalah

tanaman umur panjang (kelapa, jambu mete) dan tanaman umur pendek

(umbi-umbian, pisang, jagung, kacang-kacangan, dan sayur). Kelapa sering dijadikan kopra,

selain dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak. Pemasaran hasil pertanian yang

ada hanya dilakukan di dalam desa atau menjualnya ke desa-desa tetangga. Kegiatan

ini umunya dikerjakan atau dilakukan oleh kaum perempuan. Sulitnya transportasi

juga berakibat tanaman-tanaman umur pendek yang dikembangkan tidak dapat dijual

di pasar atau ke kota-kota besar (propinsi), semua hasil hanya untuk kebutuhan

sehari-hari dan dikeringkan kaum perempuan untuk disimpan sebagai konsumsi

manakalah musim kemarau panjang tiba.

Keadaan perekonomian masyarakat masih sangat tergantung pada ilkim. Pada

musim penghujan masyarakat memilih bertani, dan musim kemarau mereka hanya

5

(8)

berternak. Berdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan keadaan ekonomi masyarakat

ditentukan oleh jenis mata pencaharian hidup atau pekerjaan pokok yang digeluti.

6. Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian terpenting dari masyarakat, bagian ini menjadi

media transfer untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat bangsa, maupun negara.

Namun keberadaan pendidikan di Romkisar sangat minim, ini terbukti dari

ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang terbatas maupun fluktuasi

penerimaan dan kelulusan murid.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Desa Romkisar

Jumlah Lulusan

SD SMP SMA

Perguruan Tinggi D1 – D3 S1

95 13 11 1 4

Sumber data: Data desa Romkisar 2016.

Di desa Romkisar terdapat sebuah sekolah dasar milik pemerintah yaitu SD

Negeri Romkisar. Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1974, sejak didirikan sampai

saat ini, SD Negeri Romkisar telah berhasil menamatkan banyak siswa. Diantara

siswa-siswa yang tamat, ada yang menjadi PNS, dan ada juga yang bekerja sebagai

pegawai swasta maupun pengusaha. Dari SD inilah, siswa-siswa melanjutkan

pendidikan mereka di SMP, SMA bahkan di perguruan tinggi di kota-kota yang lebih

(9)

7. Sistem Pemerintahan

Ada dua sistem pemerintahan yang berlaku dalam masyarakat Romkisar, yaitu

pertama pemerintahan yang berdasarkan pada sistem pemerintahan nasional

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1979, sedangkan

sistem yang kedua adalah sistem pemerintahan adat. Dalam hal ini, semua persoalan

yang ada dalam desa terlebih dahulu diselesaikan secara adat jika hal ini tidak

berjalan baik, maka akan ditindak lanjuti sesuai aturan perundang-undangan.6 Sejalan

dengan hal tersebut maka dapat dilihat struktur pemerintahan desa Romkisar sebagai

berikut:

Struktur Pemerintahan Desa Romkisar

Sumber Data: Data desa Romkisar 2016.

Kepala desa dipilih berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat secara

musyawarah. Sesuai aturan adat setempat, kedudukan kepala desa berdasarkan pada

garis genelogis secara turun-temurun dari soa7 yang memiliki kedudukan untuk

6

Hasil Wawancara dengan Bpk. R.D.(Pejabat Kepala Desa Romkisar), 5 April 2016.

7

(10)

memerintah (soa parentah/marna). Misalnya yang bisa menjabat kursi pemerintahan

desa ialah dari marga Saleky. Dalam sistem pemerintahan dikenal juga badan saniri.8

Badan ini merupakan bentuk kepemimpinan kolektif, sehingga tidak ada person atau

kelompok soa yang dominan terhadap yang lainnya. Masyarakat desa dan dusun

terbagi dalam soa. Setiap soa diketuai oleh seorang kepala soa yang dipilih secara

demokrasi untuk duduk dalam badan saniri. Dalam masyarakat Romkisar juga ada

marinyo9 yang tugasnya masih tampak sampai saat ini. Pada saat-saat tertentu marinyo akan berkeliling desa untuk menyampaikan pemberitahuan kepada

masyarakat. Sampai saat ini desa Romkisar dipimpin oleh:10  UP Rapilta (Kepala Kampung/Soa)

 Thomas Keliau ( Pejabat Pemerintah Negeri); 1950-1951

 Albinus Delly (Pemerintah Negeri); 1952-19973

8

Badan Saniri, disahkan oleh peraturan tahun 1824, di zaman kolonialisme Belanda. Badan saniri adalah lembaga musyawarah masyarakat sekaligus sebagai lembaga peradilan yang menempatkan aturan-aturan dan memutuskan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah adat. Badan saniri juga adalah badan pegawai bagi petuanan (batas-batas tanah) dari setiap anggota masyarakat. Lih. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Daerah Maluku

(Jakarta: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 1977), 32.

9

Marinyo adalah orang yang menyampaikan berita dan titah pemimpin desa kepada masyarakat dengan cara berjalan berkeliling kampong sambil tabaos (berteriak) menyapaikan berita atau informasi.

10

(11)

 Wellem Delly (Pejabat Kepala Desa); 1973-1976

 Natanel Ubloa (Kepala Desa); 1976-1992

 Enos Delly (Kepala Desa); 1992-2007

 Stefanus Saleky (Pejabat Kepala Desa); 2007-2009

 Gayus Lowatu (Kepala Desa); 2010-2013

 Roni E Delly (Pejabat Kepala Desa); 2013-sekarang.

8. Susunan Masyarakat

Sistem atau susunan masyarakat dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil

tetapi sekaligus merupakan inti dari suatu masyarakat. Namun demikian susunan

masyarakat tidak hanya meliputi keluarga sebagai organisasi sosial terkecil

melainkan mencakup kelompok-kelompok sosial yang lebih besar.11 Kelompok

kekerabatan yang melalui garis keturunan yang pokok adalah mata rumah12 atau klan. Kelompok kekerabatan ini secara umum berlaku di daerah Maluku Barat Daya

sebagai daerah yang masyarakatnya terkenal dengan masyarakat adat.

Mata rumah yang berarti seisi rumah, maksudnya adalah rumah yang didiami

bersama-sama oleh orang-orang yang seketurunan. Mata rumah dalam masyarakat

Romkisar memiliki arti geneologis territorial (garis keturunan dalam wilayah hukum

adat). Mata rumah dalam konteks dimaksud adalah khas karena hanya terbatas pada

orang-orang di desa tertentu seperti Romkisar.

Dari nama mata rumah, orang bisa mengetahui hubungan-hubungan

kekerabatan mereka dengan mata rumah di desa dan pulau lain, karena mereka

11Ter Haar,

Asas-asas dan Susunan Hukum Adat, (Jakarta: Pranja Paramita, 1960), 15.

12

(12)

mengetahui sejarah asal-usul mereka. Pada peristiwa-peristiwa adat misalnya,

membangun rumah tua, mengganti atap rumah tua, perkawinan dan sebagainya,

biasanya mereka dipanggil dari tempat-tempat dimaksud, untuk turut serta dalam

peristiwa adat tersebut. Peristiwa adat ini bukan sekedar reuni, melainkan

implementasi dari eksistensi tatanan adat di desa Romkisar.

Mata rumah biasanya memiliki beberapa bidang hubungan sosial yang penting

seperti: mengatur perkawinan, mengatur pemilihan dan penggunaan tanah, serta

masalah-masalah lain yang berhubungan dengan kepentingan mata rumah tersebut.

Secara tradisional, mata rumah dibedakan pula atas golongan negeri (para leluhur

pendiri negeri) golongan ini memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi karena

memiliki lahan yang lebih luas. Jabatan-jabatan politik di desa Romkisar dikuasai

oleh golongan negeri, karena mereka merupakan ahli waris dari jabatan-jabatan

penting dalam masyarakat seperti, raja atau kepala desa, kepala soa, mata rumah, dan

saniri. Dengan kata lain, jabatan-jabatan penting di dalam masyarakat dipegang oleh

golongan marna atau bangsawan.

Golongan pendatang adalah mereka yang walaupun sama-sama menduduki

desa Romkisar, namun leluhur mereka datang lebih kemudian mereka tidak memiliki

lahan yang begitu luas, maupun jabatan-jabatan penting. Di desa Romkisar mereka

ini memiliki kedudukan atau status sosial di bawah golongan atas (marna), dan tidak

memiliki hak-hak istimewa seperti yang dimiliki golongan marna.13

Desa Romkisar terdiri dari matarumah-matarumah dengan nama rumah tua

masing-masing sebagai mana terlihat pada tabel berikut ini.

(13)

Tabel 5. Nama Rumah Tua dan Mata Rumah

No Rumah Tua Mata Rumah

1 Tulrehi Warehi Romhera Leopali Wewnihi

2 Letoha Ladiai Pakupun

3 Tutlieta Dohloy Leunupun

4 Uhunana Namnana M’nyetu

5 Aliyoha Letwatu

6 Hurimiaha Torlely Lelgaini

Sumber data: Data desa Romkisar 2016.

Rumah tua memiliki beberapa fungsi yaitu:

Sebagai tempat musyawarah matarumah.

Sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda pusaka milik matarumah.

Sebagai tempat memanggil leluhur.

9. Kehidupan Sosial Budaya dan Kekerabatan

Dalam kehidupan masyarakat, sistem kekerabatan masih terlihat kuat apalagi

masyarakat yang masih kental dengan pemberlakuan adat istiadat. Hubungan

kekerabatan yang tercipta antara individu-individu, dan kelompok, atau antar

kelompok tercipta secara erat dan tersistem sebagai satu kesatuan yang sistemik.

Sistem kekerabatan menjadi isu menarik karena masyarakat budaya selalu

diperhadapkan pada sistem yang melilitnya untuk melakukan seluruh aktivitasnya.

Sistem kekerabatan tentunya akan berkontribusi bagi pembangunan

(14)

membangun satu sama lain atas dasar hubungan kekerabatan itu sendiri, mengeratkan

persatuan antara satu dengan yang lain, mengeleminir konflik atau tegangan yang

terjadi antara satu dengan yang lain atas dasar persaudaraan, bahkan pelaksanaan

upacara perkawinan, misalnya selalu berbicara tentang keterlibatan kerabat, baik

kerabat pihak laki-laki maupun kerabat pihak perempuan.14

Kehidupan sosial budaya masyarakat Romkisar sangat kental dengan adat oleh

sebab itu semua persoalan yang dihadapi masyarakat diselesaikan melalui jalur adat.

Salah satu hal yang unik dalam masyarakat Romkisar adalah tiris sopi. Masyarakat Romkisar dalam kehidupan sehari-hari selalu mempraktekkan berbagai ritual adat

tergantung dari besar-kecilnya atau masalah yang dihadapi masyarakat, maka semua

persoalan diselesaikan melalui tiris sopi.

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur

sosial. Menyer Fortes seperti yang dikutip oleh Suriyaman mengemukakan bahwa,

sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat digunakan untuk menggambarkan

struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit

sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau

hubungan perkawinan.15

Persekutuan hukum adat yang bersifat genelogis adalah suatu kesatuan

masyarakat yang teratur, yang para anggotanya terikat pada satu garis keturunan

yang sama dari satu leluhur, baik secara langsung karena hubungan (keturunan) atau

secara tidak langsung karena pertalian perkawinan atau pertalian adat. Masyarakat

genelogis dibedakan dalam tiga macam, yaitu yang bersifat patrilineal (garis

14

Resa Dandirwalu, Pengantar Antropologi: Buku Ajar, (Papua: Aseni, 2014), 8-9.

15Suriyaman. Mustari Pide,

(15)

keturunan bapak), matrilineal (garis keturunan ibu), dan bilateral atau parental (garis

keturunan orangtua).16

Berdasarkan hukum adat yang bersifat genelogis tersebut maka, hal yang

menarik dalam kehidupan masyarakat Romkisar pula adalah, setiap orang memiliki

“nama hindu” atau nama adat selain nama sesuai akte kelahiran. Nama ini diberikan

pada saat potong pusar anak yang baru dilahirkan. Tidak diketahui bagaimana asal muasal pemberian nama ini, menurut penuturan masyarakat setempat pemberian

nama ini telah dilakukan sejak zaman leluhur mereka. Hal tersebut pula dapat

membangun tali kasih atau kekerabatan dari leluhur untuk setiap generasi sekarang,

kini, maupun yang akan datang.

10. Kehidupan Keberagamaan dan Sistem Kepercayaan

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk

menerima apaadanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang

lain. Sistem kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari erat hubungannya dengan

kegiatan-kegiatan dan upacara-upacara yang berbau religius, juga di dalamnya

terdapat unsur-unsur serta rangkaian dan juga alat-alat yang biasa digunakan untuk

sebuah kegaiatan. Menurut Lukes E Durkheim dalam Dian Pertiwi menjelaskan

bahwa, religi merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan

masyarakat yang menjalankan seluruh rangkaian dari sistem kepercayaan tersebut.17

Kepercayaan keagamaan tidak hanya mengakui keberadaan benda-benda dan

makhluk-makhluk sakral, tetapi seringkali memperkuat dan mengokohkan keyakinan

16

Pide, Hukum Adat, 60.

17 Dian Pertiwi, Tradisi Di a Ge lag Dala Keper ayaa Masayarakat Jawa, (Salatiga: Widya

(16)

terhadapnya. Kepercayaan-kepercayaan keagamaan tidak hanya melukiskan dan

menjelaskan makhluk-mahkluk sakral, tetapi yang lebih penting dari semuanya itu

adalah, bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut memberitahukan bagaimana alam

gaib ini dapat dihubungkan dengan dunia manusia yang nyata.18

Berbicara mengenai kepercayaan maka, sudah tentu setiap suku atau daerah

memiliki sistem kepercayan tersendiri sebelum hadir atau masuknya agama Kristen

yang saat ini dianut, dan telah diakui oleh pemerintah. Sebelum masuknya agama

Kristen, masyarakat Maluku sudah mempunyai agama yang dapat disebut

“kepercayaan setempat atau kepercayaan asli.” Inti dari agama asli ialah kepercayaan

terhadap animisme dan dinamisme.19 Begitu pula dengan masyarakat Romkisar hal ini ditandai dengan penyembahan kepada pohon-pohon dan batu-batu besar.Terlepas

dari pada itu masyarakat Romkisar percaya bahwa ada “suatu sosok” yang memiliki kuasa atas alam dan segala isinya, mereka tidak mengenalnya tetapi mengakui

kekuasaannya atas kehidupan mereka. Masyarakat Romkisar menyebutnya dalam

bahasa adat “Up Lerlauna” untuk menggambarkan sosok yang asing itu maka

dibuatlah anyaman dari daun kelapa yang diikat dan diletakan di atas “pintu masuk

atau bumbungan rumah.”20

18

Elizabetk. Nottingham, Agama dan Masyarakat; Suatu Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta: Rajawali, 1985), 13-14.

19

Animisme yaitu suatu kepercayaan mengenai kehadiran hal-hal spiritual dalam benda-benda seperti batu dan pepohonan. Dinamisme yaitu pemujaan terhadap roh (sesuatu yang tidak tampak mata). Mereka percaya bahwa roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar. Arwah nenek moyang itu sering dimintai tolong untuk urusan mereka. Caranya adalah dengan memasukan arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu merah delima. Ada juga yang menyebutkan bahwa dinamisme adalah kepercayaan terhadap kekuatan yang abstrak yang berdiam pada suatu benda. Lih. Pengantar Antropologi, 144.

20

(17)

B. Adat Tiris Sopi

a. Sejarah Tiris Sopi

Setiap adat tentunya memiliki sejarah, demikian juga adattiris sopi dalam masyarakat Romkisar. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa,

tiris sopiberasal dari negeri lama Lelpau Haryai. Sejarah tiris sopi ini terbentuk pada waktu digelarnya konferensi adat oleh tujuh moyang. Sejak zaman dulu ada terjadi

peperangan antara moyang yang satu dengan moyang yang lain di wilayah Lelpau Haryai,namun pada saat itu ada moyang yang membuat konsensus atau kesepakatan untuk dapat mempersatukan perselisihan itu dengan membuat sebuah forum

marna-marna atau pembesar-pembesar adat kemudian ditetapkan sopi sebagai lambang pemersatu atau sebagai materi atau dalam kegiatan-kegiatan ritual adat yang dikenal

dengan nama tiris sopi.21

Menurut salah seorang informan mengatakan bahwa, tiris sopi artinya sebuah akta sumpah adat yang mempertanda mengikat atau mengukuhkan perkawinan kedua

pengantin. Kata tiris artinya, menitik, meneteskan, sedangkan sopi adalah lambang kekuatan yang sangat sakral, sehingga tiris sopi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dalam bentuk doa khusus untuk adat, karena masyarakat meyakini bahwa

ketika melakukan ritual tiris sopi maka ada kekuatan yang keluar dari ritual tersebut.22

Berdasarkan deskripsi data di atas, maka dapat dikatakan bahwa tiris sopi

adalah suatu model pembentukan karakter yang didasarkan pada kebiasaan atau adat

istiadat dari para leluhur yang hidup di desa Romkisar beratus-ratus tahun yang lalu.

21 Hasil wawancara dengan Bpk. A.P. (Saniri Soa Barat), 12 April 2016. 22

(18)

Tiris sopi ini sekaligus menunjukkan identitas masyarakat Romkisar yang beradab. Masyarakat Romkisar yang pada awalnya hidup di negeri Lelpau Haryai ternyata

tetap mempertahankan budaya tiris sopi walaupun mereka sudah berpindah dari negeri Lelpau Haryai ke desa Romkisar yang merupakan desa baru. Alasan tetap

melestarikan budaya tiris sopi ini karena bagi mereka, tiris sopi mengandung nilai-nilai positif, dan melalui tiris sopi pula masyarakat Romkisar hidup rukun dan saling mengasihi satu dengan yang lain teristimewa dapat memperkuat tatanan kehidupan

keluarga bagi pasangan yang baru menikah.

b. Deskripsi Adat Tiris Sopi

Ritual tirisi sopi adalah salah satu acara adat yang dimiliki oleh masyarakat Romkisar dan harus dilaksanakan oleh masyarakat Romkisar dan acara ini dibuat

oleh leluhur (tete nene moyang) sejak dahulu kala sampai sekarang dan kapanpun.

Adat ini dilakukan setelah perkawinan disahkan oleh lembaga keagamaan maupun

sipil, begitupun sebaliknya bisa dilakukan sebelum disahkan oleh kedua lembaga

tersebut.

Sebelum pelaksanaan adat tiris sopi dilakukan, maka cara yang dilakukan terlebih dulu ialah dengan acara masuk minta istri, di dalam acara masuk minta

dibicarakan berbagai hal yaitu menyangkut persiapan perkawinan, penentuan tanggal

perkawinan, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat Romkisar tidak ada yang

namanya harta kawin sebab adat mereka adalah adat masuk, atau adat jatuh

mama/ibu. Namun, ketika dalam perjalanan rumah tangga ada terjadi perceraian

maka harta hidup atau harta cerai adalah sebagai berikut.23

23

(19)

1. Emas

2. Babi

3. Sopi

Dengan ketentuannya adalah dihitung berapa jumlah anak, pulihkan nama baik

keluarga atau orang tua, dihitung desa ketika laki-laki tersebut berasal dari satu

pulau, sementara laki-laki yang berasal dari luar pulau maka dihitung tanjung dan 1

tanjung atau 1 desa dibayar dengan 1 buah emas, begitu pula dengan jumlah anak

dan orang tua, maka biasanya diperkirakan emas yang harus dibayar oleh seorang

suami yang membuang istrinya sebanyak 40 buah. Sedangkan sopi dan babi juga

ditanggungkan saat proses pengurusan adat berlangsung atau suami tersebut yang

memberi makan dan minum 1 desa (kampung) Romkisar.24

c. Tata Cara Pelaksanaan Ritual Tiris Sopi

Masyarakat Romkisar memahami identitas diri mereka sebagai masyarakat

yang memiliki ikatan persaudaran yang kuat melalui adat tiris sopi.25 Pemahaman tersebut turut membangun atau membentuk cara pandang dan perilaku hidup yang

memahami eksistensi sebuah kebudayaan yang dimiliki bersama. Penekanan nilai

adat tiris sopi terletak pada penghargaan bagi suami istri untuk diberikan nasihat adat dari tua-tua adat, agar mereka saling mengasihi, menghargai, menghormati satu

dengan yang lain maupun dengan semua orang baik dalam keluarga maupun

masyarakat. Alasan masyarakat Romkisar tetap melakukan adat tiris sopi ini pula disebabkan perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang menikah, tidak

selamanya berasal dari satu desa atau pulau (Luang Sermata), sering terjadinya

24 Hasil wawancara dengan Ibu. T.P, 20 April 2016. 25

(20)

perkawinan silang, sehingga dalam pelaksanaan adat tersebut untuk sekaligus

memperkenalkan istri atau suami kepada masyarakat luas namun yang lebih

khususnya untuk memperkenalkan budaya atau adat tiris sopi bagi mereka. Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan salah satu informan mengatakan bahwa,

terjadinya pergeseran nilai adat tiris sopi di Romkisar pada zaman dulu dan sekarang ini dikerenakan banyak pasangan yang tidak tahu adat atau tidak mengerti adat.26 Sehingga hal tersebut penting sekali dilakukan demi menasihatkan pasangan mudah

yang menikah untuk tunduk pada aturan adat yang berlaku di Romkisar.

Dalam proses perkawinan adat ada beberapa hal yang perlu penulis paparkan

yaitu, pertama pengantin laki-laki sebelum keluar dari rumah yang nantinya akan

diarak-arakan ke rumah pengantin perempuan dengan diantar oleh keluarga besar

maupun kerabat dari pihak laki-laki, maka sebelumnya ia terlebih dulu diberikan

nasihat adat oleh tua-tua adat (pihak laki-laki) di rumahnya. Biasanya adat dilakukan

yaitu pengantin perempuan berada disalah satu rumah tua diujung desa (kampung),

begitu pula pengantin laki-laki. Dengan alasan tersebut bahwa, ketika sang pengantin

laki-laki berjalan menuju ke rumah pengantin perempuan atau rumah calon istrinya,

maka dalam perjalanan laki-laki tersebut memaknai perjalanan hidup yang begitu

panjang yang akan diarumi oleh baterah rumah tangganya, begitupula dengan sadar

ia telah terlepas dari tanggung jawab kedua orang tuanya sehingga ia benar-benar

mampu bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya kelak nanti. Selain dari

pemaknaan diri, hal tersebut juga merupakan adat bagi masyarakat Romkisar sejak

dulu kalah sampai saat ini.

26

(21)

Gambar 1: Proses pengantin laki-laki diantarkan ke rumah pengantin perempuan.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Hal yang kedua bahwa dalam proses tersebut, pada setiap gapura atau pintu

lorong jalan diberikan 3 tanda yaitu gapura tersebut dihiasi atau dipampang anyaman

daun kelapa yang dibuat melingkar dan disampingnya diletakan 1 buah drom kosong.27 Dalam ketentuan adat, gapura atau pintu-pintu tersebut dijaga oleh salah seorang tua adat dari pihak perempuan untuk menanyakan asal usul dari pihak

laki-laki, drom kosong tersebut fungsinya adalah akan dipukul (dibunyikan) oleh penjaga

pintu ketika keluarga pengantin laki-laki mengantarkan anak mereka ke rumah

pengantin perempuan. Hal tersebut menandakan sebuah larangan sebelum dapat

mengetahui asal-usul maupun tujuan dari pengantin laki-laki tersebut. Pada setiap

pintu ada balasan pertanyaan oleh penjaga pintu dari pihak perempuan kepada pihak

laki-laki, adalah sebagai berikut.28  Pihak perempuan:

Hoi omlyameni, ommuplin nyori let di upni matromni, eranina radera, omkokona myaryarni lo-lo la de.

27Sebuah tong kosong yang adalah tempat bahan bakar minyak (BBM) berupa minyak tanah. 28

(22)

Artinya: Mengapa kamu datang dan buat ribut di kampung atau desa ini,

tidakkah kamu tahu bahwa penghuni kampung atau desa ini sedang

istirahat/tidur?

 Pihak laki-laki:

Li-li mamau, kinkini mar-mar, mnyor-mnyori tam-tama, marna yana muwena, amai di a li nana matnana germ or-mnyori ai mnyor-mnyori etlah let di pe a mawahaka.

Artinya: Saya mohon maaf kepada tuan-tuan yang ada di kampung atau desa

ini, tapi saya melihat bahwa di desa ini ada air dan api (gadis, calon mempelai

perempuan), sehingga saya datang untuk mencari dia.

Pada ke 3 gapura atau pintu disepanjang jalan pertanyaannya sama, seperti

yang telah penulis paparkan di atas, namun pada gapura atau pintu yang terakhir

istilah yang digunakan ialah pelabuhan terakhir di mana, di depan rumah pengantin

perempuan dibuat sebuah tenda besar dan pertanyaannya pun berubah yaitu;29  Pihak perempuan:

Hoi, hemide mmiplin nyohri aucaka tuini matni herni gaini, mimyai de kokni rarayaini rehi.

Artinya: Siapa kamu tidakkah kamu tahu bahwa saya yang menjaga pelabuhan

ini, mengapa kamu datang dengan ribut-ribut.

29

(23)

Gambar 2: Proses saat pengantin laki-laki ditanyakan asal-usulnya.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Setelah pihak perempuan menanyakan demikian kemudian mereka

dipersilahkan masuk dan duduk di bawah tenda depan rumah pengantin perempuan,

setelah itu diberikan sopi lalu diminum bersama, istilah setempat yaitu berteduh

sebentar dan akan melanjutkan perjalanan lagi, kemudian setelah itu mereka

melanjutkan prosesi adat selanjutnya.

Gambar 3: Pengantin laki-laki tiba di rumah pengantin perempuan.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Hal yang terakhir yaitu, ketika pengantin laki-laki tiba di depan pintu rumah

perempuan, namun mereka juga belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah atau

(24)

dan syair lagu yang dinyanyikan secara berbalasan baik dari tua-tua adat pihak

Artinya: Saya punya tempat ini tidak baik, saya tidur di lantai

Orang-orang yang ada gagah perkasa, punya kekayaan, kelebihan,

mengapa kamu berani datang dan membuka pintu rumah saya untuk

masuk, sehingga saya menerima kamu masuk ke dalam rumah saya,

dan kita kawin (menikah) baik-baik.

Setelah selesai berbalasan pantun dari pengantin laki-laki dan perempuan ada juga

syair lagu yang dinyanyikan.31

30Hasil wawancara dengan Bpk. Al.P. (Tokoh Adat), 16 April 2016. 31

(25)

Mhur talotno pai lyo le e.. Lair maha aa gedi..

Tetia terna pai tiane, mhur tia lotna ai lyo lan po

Tipi tru o, tapitie, tetiaretna pai tia, tipi trua taporane… Ai… tipi trua tapitio… li….li… lye…

Ai… tipi trua tapora, pora mau..maune… Lair maha aa..gedi, rurum toa maa gedine ee…

Artinya: Nona ee…. Saya ini jadi tali atau tangga.

Lalu saya datang untuk kita berdua kawin (menikah), kita kawin baik-baik.

 Perempuan:

Ina po… huraryaumu maha gedi Hurayaumu, oo… ma..a.. gedi ee… Ina leli rar yaumu a..a.. gedine… Huuu… raryaumu ma..a.. gedi po.. Weinyano..o.. rurum to..o..e..e….

Leli raryaumu a..a.. gedi nyarnyar, lair mahane..

Weinyana..rurum to..a.. po mapi tru…o.. tapitie Nyanyari lair maha, mapi trua taporane.. Mami trua tapi..tiyo, lilieeye..

Mami trua tapora, pora mau..maune.. huraryaumu a..a.. gedi..

Leliraryaumu..ma..a…gedine…

Artinya: Nyong eee… saya ini (nama), saya tunggu nyong, terlalu lama.

Saya tunggu datang ambil saya lalu kita berduakawin(menikah) dan menyatuh

(26)

Gambar 4: Proses berbalasan pantun dan lagu adat di rumah pengantin wanita.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Setelah selesai berbalasan pantun dan lagu adat maka pihak laki-laki telah

diperbolehkan untuk masuk, atau pintu rumah pengantin perempuan dibukakan bagi

mereka. Kemudian pengantin pria dipersilahkan duduk pada kursi pengantin yang

telah disiapkan, sementara itu salah seorang tua adat dari pihak perempuan

menjemput pengantin perempuan di kamar dan dibawah keluar lalu menunjukan

kepada pihak laki-laki, dan menanyakan apakah gadis atau perempuan (calon istri)

ini yang dicari? Ketika mereka menjawab iya, maka perempuan itu lalu ditempatkan

atau duduk bersama laki-laki (calon suami) pada kursi pengantin tersebut, yang

didamping oleh dua orang gadis yang membawakan pot bunga. Setelah itu prosesi

adat boleh berjalan dimana, dalam ruangan adat tersebut kedua pengantin diberikan

nasihat oleh tua-tua adat, dan setelah itu acara adat diakhiri dengan sumpah sopi adat

(27)

Gambar 5: Perkenalan gadis atau calon istri.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Tata cara pelaksanaan tiris sopi ini dilakukan, dimana kedua pengantin berdiri sambil memegang tangan lalu pemimpin adat meneteskan sopi ke atas tangan kedua pengantin atau mempelai sekaligus diberikan minum dan sisanya dituangkan di atas

kaki mereka sambil mengatakan doa adat sebagai berikut:

Doa yang pertama merupakan ungkapan syukur terhadap Tuhan dan Datuk Leluhur. Mekadile Orgahi Ora, wut meha lai meha meka tutu meka wawu mek kohi meka hara nana rimormiori mek holi mek lete noh kerna din ore up ulu tiagara ulu ama ulu yei ulu meka la ulu pe hitarge de ulu tara la mahlima mariai di nome upa ama er tehi liola hrapar liola mai noh kerna di wawnu. Artinya: segala syukur bagi Tuhan yang telah menciptakan dunia ini dan manusia, dan juga telah memberikan

nafas hidup bagi manusia yang hidup di dunia ini, begitu pula para datuk leluhur

yang terlebih dulu menciptakan adat istiadat melalui ritual tiris sopi dalam perkawinan yang ada di desa ini, dan yang telah menunjukan jalan sehingga generasi

(28)

pahakra totpene mimrio mahlimi di tut le honi tela wali, Kalwedo. Artinya: Kemudian sopi ini diberikan pertanda mempersatukan perkawinan ini, agar tidak

terjadi perceraian, dan hidup bahagia, Tuhan memberkati selalu.32

Gambar 6: Proses Perkawinan Adat.

Sumber data: Dokumen pribadi.

Proses perkawinan tersebut berlangsung dari pagi hingga sore hari dan ditutup

dengan makan bersama, dan malamnya diadakan acara melantai yaitu; seka adat,

dansa, maupun bergoyang sampai fajar pagi.33 Gambaran data di atas, menunjukkan

bahwapelaksanaan tata cara ritual tiris sopi yang berlaku dalam masyarakat Romkisar, adalah hal terpenting karena melalui pelaksanaan ritual tiris sopi

masyarakat mendapat nasihat dari tua-tua adat, sehingga mereka bisa hidup rukun

satu terhadap yang lain. Alasan mengapa tiris sopi dilakukan di dalam upacara adat perkawinan, adalah agar pemuda pemudi khususnya pasangan suami-isteri yang

hendak melangsungkan perkawinan mereka dapat hidup saling menghargai dan

mengasihi satu dengan yang lain. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa, tiris sopi

32

Hasil wawancara dengan Bpk. M.S dan Al.P. Sebagai Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat, 19 April 2016.

33

(29)

tidak dapat dilaksanakan di dalam acara-acara umum di dalam desa Romkisar,

karena hal tersebut dianggap sakral secara adat oleh masyarakat.34 Maka peneliti

dapat menyimpulkan ritual tiris sopi dapat dijadikan sebagai model pembinaan yang digunakan para tua-tua adat di desa Romkisar sejak para leluhur mendiami desa

tersebut untuk membentuk karakter masyarakat Romkisar lebih khusus anak mudah

sampai saat ini.

Gambar 7: Akta sumpah sopi adat/tata cara ritual tiris sopi.

Sumber data: Dokumen pribadi.

d. Perkembangan Tiris sopi Sampai Sekarang

Sesuai dengan hasil penelitian diketahui bahwa, tiris sopi seperti yang dilaksanakan pada sejak dulu kalah dalam forum-forum adat yang kemudian

diwariskan kepada generasi sekarang agar dapat mengajarkan mereka untuk hidup

saling menghargai, hormat, menghormati, menyayangi, dan mengasihi. Seiring

34

(30)

dengan berjalannya zaman maka makna sakralitas yang terkadung dalam, tiris sopitelah mengalami pergeseran. Sebagaimana John Tarekar mengatakan bahwa, nilai sakralitas berubah atau bergeser dikarenakan adanya perkawinan silang, dan

pergaulan bebas. Perkawinan silang dapat mengubah tatanan hidup orang basudara,

di mana ada laki-laki atau perempuan yang kawin masuk ke Romkisar dengan

pembawaan karakter hidup dari tempat asalnya yang selalu dipertahankan, sehingga

akan memunculkan perilaku negatif yang dapat mengubah perilaku tradisi. Selain itu

juga pergaulan bebasdapat merubah nilai dan makna tiris sopi teristimewa bagi kaum pemuda yang selalu mengikuti perkembangan IPTEK perubahan zaman.35

Sesuai dengan deskripsi data di atas, maka dapat dikatakan segala sesuatu tidak

ada yang abadi. Semua berputar sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu pula

tiris sopi yang merupakan media dalam membentuk karakter masyarakat Romkisar turut mengalami pergeseran akibat pengaruh ilmu dan teknologi dewasa ini hal ini

nampak dalam perilaku hidup generasi sekarang. Sehingga hal tersebut tidak bisa

dibiarkan begitu saja melalui arus zaman yang berputar, namun sebagai manusia

yang berpegang teguh pada adat dan budaya senantiasa patuh dalam

mempertahankan kearifan lokal yang dimiliki demi membangun sebuah tatanan

kehidupan sebagai orang yang basudara atau segandong.

Perkawinan merupakan peristiwa penting dalam hidup manusia, maka

sesudahnya itu orang yang telah menjalani perkawinan akan mengharapkan suatu

kebahagiaan dalam rumah tangganya. Bagi masyarakat Romkisar momen

perkawinan sangat berarti bagi pasangan yang baru menikah ketika mereka

(31)

menjalankan adat ritual tiris sopi sebab mereka percaya melalui ritual tersebut mereka mendapatakan kebahagiaan yang luar biasa, hidup rukun sebagai suami istri

maupun bersama keluarga besar mereka. Tidak hanya kehidupan yang rukun yang

dibingkai dalam keluarga namun lebih dari pada itu, adanya nilai kehidupan sosial

yang tinggi yang terbingkai bersama sebagai masyarakat yang mampu menghargai

warisan leluhur. Namun seiring dengan berputarnya waktu, nilai-nilai sosial yang

begitu mengikat kehidupan orang basudara di Romkisar mengalami pergesaran

makna.

Salah satu contohnya ialah, pada zaman dahulu setiap kegiatan yang dilakukan

dengan jalur adat seperti orang kawin, pengatapan rumah, pekerjaan rumah tua,

resepsi penutupannya dilakukan dengan jalur adat seperti berbalas pantun dalam

bahasa tanah.36 Pada acara makan bersama, semua makan dirakhi dengan duduk bersilah (makan dirakhi hampir sama dengan makan patita tidak pandang bulu).

Caranya daun kelapa di buka di atas tanah dan semua makanan dan minuman

disajikan, kemudian semua duduk untuk makan. Akhir dari acara makan bersama ini,

ada kata-kata nasihat atau pesan dan kesan yang disampaikan oleh orang tua-tua.

Pada zaman sekarang acara-acara perkawinan yang dilakukan, setelah melalui

jalur adat, resepsinya diadakan dansa-dansa, joget, disko dan sebagainya. Hal ini

mengindikasikan bahwa, tiris sopi telah dipengaruhi oleh perkembngan zaman, sehingga pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter

masyarakat Romkisar sebagai masyarakat adat. Pengaruh tersebut nampak dalam

cara hidup, khususnya hubungan antara orang tua dan anak di dalam keluarga,

36

(32)

maupun hubungan antar anggota masyarakat di desa Romkisar. Walaupun demikian

kenyataannya, sebagai masyarakat yang berbudaya tiris sopi masih tetap dipegang oleh mayarakat sebagai salah satu anugerah Tuhan yang berguna untuk membentuk

karakter masyarakat Romkisar khususnya muda-mudi.

e. Makna Tiris Sopi Bagi Masyarakat Romkisar

Masyarakat Romkisar adalah salah satu desa yang masih memegang erat

adat-istiadat yang berlaku dari zaman dulu hingga sekarang ini, hal ini terbukti masih

diberlakukan adat tiris sopi yang berfungsi mengikat pasangan suami istri dalam membangun sebuah rumah tangga, serta saling mengasihi, menghormati satu dengan

yang lain antar anggota keluarga maupun masyarakat seutuhnya.37

Masyarakat Romkisar memaknai ritual tiris sopi sebagai sebuah kewajiban yang harus dipenuhi karena lewat tiris sopi ada sebuah berkat yang diterima. Dalam ritual tiris sopi, sopi merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk menjalankan ritual adat tersebut. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka dalam ritual tiris sopi ada mengandung makna-makna khusus. Menurut hasil wawancara dilapangan, maka makna dilakukannya ritual tiris sopi dalam sebuah pernikahan adat adalah lebih memperkuat hubungan antara suami-istri.38 Selain itu, maknanya adalah rumah

tangga bahagia dan mendapat berkat.39 Dalam menjalani sebuah kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat jika seseorang benar-benar memaknai arti dari ritual

tiris sopi tersebut dan kemudian mengaplikasikan dalam kehidupannya maka ia akan mendapat perlindungan dari Tuhan dan juga datuk-datuk leluhurnya.

37

Hasil wawancara dengan R.D. (Pasangan muda yang baru menikah), 14 April 2016.

38 Hasil wawancara dengan E.T. (Pasangan mudah yang baru menikah),27 April 2016. 39

(33)

Ada dua hal penting yang akan penulis ungkapkan dalam penggalian makna

terhadap ritual tiris sopi. Pertama, tiris sopi dapat memperkuat hubungan antara suami-istri agar tidak terjadi perceraian. Dalam ritual tersebut, kedua pengantin akan

diberikan nasihat agar di dalam mengayomi baterah rumah tangganya mereka selalu

saling menghargai sebagai suami-istri, dan juga menghargai, keluarga, ipar mantu

baik dari pihak suami maupun istri. Misalnya, dalam acara adat pengatapan rumah,

maka suami diberikan tanggung jawab menyumbangkan sopi satu gen, atau babi satu

ekor, dan turut terlibat dalam membantu segala keperluan keluarga sampai selesai

acara tersebut. Sehingga ritual tiris sopi ini lebih mengarah kepada perekat hubungan orang basudara.

Dalam ritual tiris sopi ini, sekaligus dapat memperkenalkan suami atau istrinya kepada keluarga maupun masyarakat, terlebih khusus bagi pasangan pendatang atau

disebutnya perkawinan silang. Perkenalan tersebut sekaligus juga mengarah kepada

penerimaan sang suami atau istri kedalam persekutuan keluarga atau masuk dalam

mata rumah perempuan sebab adat Luang Sermata ialah menurut garis keturunan ibu

(adat jatuh mama). Ritual tiris sopi juga dalam pemahaman masyarakat Romkisar yang penulis dapatkan menjurus kepada adanya kesepakatan hati dari keluarga kedua

belah pihak untuk turut mendoakan kelangsungan kehidupan keluarga yang baru

dibentuk itu.40

Ketika semua keluarga saling mengenal dan menerima sebelum dilakukan tiris sopi dalam perkawinan adat tersebut, maka hubungan kekeluargaan baik dari pihak suami maupun istri telah menyatuh bersama. Sehingga kehidupan keluarga yang

40

(34)

akan dibina oleh suami-istri tersebut akan terjalin erat hubungan kekeluargaan pada

kelak nanti, di mana ketika dalam rumah tangga mereka ada hal-hal yang tidak

berkenan, seperti salah paham, yang mengakibatkan terjadinya perkelahian yang

begitu rumit maka kedua persekutuan keluarga ini menyatuh dan menyelesaikan

secara kekeluargaan.41 Sebab akan sangat mungkin terjadi dalam pemahaman orang Romkisar, jika tiris sopi ini tidak dibuat maka akan membawa dampak yang buruk bagi rumah tangga mereka. Karena itu dalam ritual tiris sopi ini, semua hal dari kedua keluarga besar dianggap telah bersatu. Dengan demikian suami-istri dapat

melangsungkan kehidupan keluarganya dengan penuh bahagia.

Oleh sebab itu, dalam pandangan masyarakat Romkisar ritual tiris sopi adalah bentuk tanggung jawab adat yang terakhir bagi pasangan suami istri. Ritual tiris sopi

ini begitu penting, karena masyarakat Romkisar beranggapan bahwa sebelum suami

atau istri harus bertanggung jawab sendiri terhadap keluarga yang baru dibentuknya,

maka sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kehidupan keluarga diwajibkan untuk

membuat ritual tiris sopi. Pemahaman ini yang hingga kini menjadi bagian penting dan keharusan bagi masyarakat Romkisar lebih khususnya bagi generasi muda yang

akan menikah untuk tetap melaksanakan ritual tiris sopi sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab keluarga dalam kehidupan sosial di masyarakat.

Kedua, ritual tiris sopi adalah kewajiban semua masyarakat Romkisar dalam hal ini pasangan muda yang melangsungkan pernikahan. Meskipun ia berada di

perantauan, kewajiban ini semestinya dilakukan karena sebagai generasi penerus

budaya tiris sopi. Jika tidak, mereka percaya bahwa perjalanan kehidupan keluarga

41

(35)

yang akan mereka jalani, akan ditimpah masalah atau kesulitan serta tidak bisa

mendapatkan keturunan, sakit dan lain sebagainya. Dikatakan demikian karena

melalui adat, orang-orang yang masih hidup dan arwah para leluhur dipersatukan.

Penyatuan ini didasarkan pada kepentingan untuk menjaga warisan budaya dari

leluhur.42 Sebab dalam pemahaman masyarakat Romkisar bahwa, para leluhur adalah mereka yang menciptakan adat atau budaya ritual tiris sopi ini, dan manusia yang hidup sekarang adalah pelaksana dari adat atau budaya tersebut. Mereka yang

mematuhi adat akan berhasil, baik dalam mata pencaharian dalam rumah tangga

maupun anak cucu mereka akan sukses dengan masa depan yang dicita-citakan,

sedangkan yang tidak patuh terhadap adat, akan mengalami kesulitan dalam rumah

tangga mereka.43

Karena itu melalui ritual tiris sopi masyarakat Romkisar beranggapan bahwa para leluhur atau tete nene moyang mereka menyatuh di dalam ritual tersebut.

Sehingga tanggung jawab melaksanakan tiris sopi bukan sekedar tuntutan adat bagi pasangan suami istri yang menikah semata, namun lebih dari pada itu terdapat

kepercayaan yang kuat bahwa para leluhur juga menyatuh dengan kehidupan mereka

kelak nanti. Sehingga akan menjaga dan melindungi mereka dari berbagai macam

kesulitan hidup, apabila pasangan suami istri yang telah menikah berencana untuk

membuat tiris sopi, bagi salah satu ritual adat (membuat kuburan orang mati dll), maka harus dibuat. Jika tidak maka akanada berbagai kemalangan ataupun kesulitan

hidup. Misalnya sakit sampai mengalami kematian, rumah rangga mereka selalu

ditimpa konflik atau masalah yang berujungnya bisa terjadi perceraian. Masyarakat

42 Hasil wawancara dengan ibu. T.D, 21 April 2016.s 43

(36)

Romkisar percaya bahwa pertama kesulitan hidup itu datangnya dari Sang Pencipta

hidup (Uplera), dan kedua mereka percaya bahwa kelulitan atau masalah itu juga

datang dari para leluhur. Oleh karena itu, tiris sopi haruslah menjadi kewajiban bagi setiap generasi di Romkisar.44 Telah dikatakan sebelumnya bahwa, ritual tiris sopi

adalah sebuah warisan dari para leluhur yang harus dilakukan oleh setiap generasi

muda masa sekarang, kini, maupun yang akan datang, oleh sebab dalam ritual tiris sopi tersebut ada makna dalam kehidupan sosial yang didapat yaitu;

Pertama, adanya rasa kebersamaan yang dimiliki oleh masyarakat Romkisar

yang dibangun dengan leluhur dari zaman dulu sampai saat ini. Sehingga dengan

melakukan ritual tiris sopi, secara sadar bahwa mereka telah dimasukan ke dalam kebersamaa keluarga besar. Hal ini begitu penting bagi kehidupan masyarakat yang

memiliki adat dan budaya, sebab ketika dalam setiap perjalan hidup ini, mereka

mengakui bahwa masih banyak hal yang mereka akan alami, entah itu baik atau

buruk, sehingga sudah menjadi kewajiban dari semua orang dalam hal ini keluarga

untuk turut membantu dan meringankan setiap beban yang dihadapi. Masyarakat

Romkisar sebetulnya cukup menyadari bahwa perjalanan kehidupan keluarga yang

baru dibina, akan diterpa oleh berbagai kesulitan hidup nantinya. Karena itu,

kebersamaan yang dibangun melalui ritual tiris sopi ini sebetulnya menandakan adanya kemauan bersama dalam menanggung kesusahan keluarga yang bersangkutan

sebagai kebersamaan yang dibingkai dalam masyarakat Romkisar.45

Kedua, membangun relasi (nyolileta) artinya sifat mengasihi, dalam kehidupan

sosial yaitu mereka saling mengasihi, baik dalam lingkup keluarga maupun lingkup

44 Hasil wawancara dengan Bpk. Al.P, (Tokoh Adat), 18 April 2016. 45

(37)

masyarakat, relasi kekeluargaan ini tidak hanya dibangun pada pelaksanaan ritual

triris sopi saja, namun terlihat dalam hidup keseharian mereka terlebih khusus pasangan suami istri, karena dalam ritual adat tersebut mereka disatukan dalam

ikatan kekeluargaan dan memiliki tanggung jawab bersama dalam hubungan dengan

keluarga maupun dalam masyarakat. Sebab dalam kebersamaan kekeluargaan,

masyarakat Romkisar tidak hanya sekedar berkumpul dan bersatu secara fisik, tetapi

mereka pun memiliki rasa solider yang tinggi terhadap satu dengan yang lain, solider

atau solidaritas itu nampak dalam sikap saling menghargai, tolong-menolong, serta

saling menghormati.

Ketiga, hal mengenai kerja sama atau gotong royong. Dalam kehidupan sosial

masyarakat Romkisar sangat terlihat jelas ketika seluruh keluarga saling sibuk dalam

mengurus sebuah pesta adat baik itu perkawinan, pengatapan rumah, dan lain-lain,

maka semua masyarakat kampung atau desa berbondong-bondong baik laki-laki

maupun perempuan datang dan membantu keluarga tersebut. Misalnya dalam

menyiapkan proses adat mulai dari pemasangan sebuah atau tenda, mengambil kayu

bakar di hutan, serta ada yang diberi tanggung jawab untuk menanggungkan berbagai

hal baik dari materi maupun fisik. Hal tersebut dilakukan bersama-sama sampai pada

akhir acara yaitu pembongkaran tenda dan sebagainya, sehingga hal tersebut jelas

bahwa masyarakat Romkisar memiliki rasa kebersamaan yang sangat tinggi sebagai

orang yang beradat.46

Dalam perspektif penulis, pemahaman masyarakat Romkisar terhadap ritual

tiris sopi dapat dikatakan sebagai sebuah kekuatan yang hadir sebagai suatu

46

(38)

kenyataan hidup komunitas masyarakat ini. Dalam artian bahwa, pemahaman ini

berasal dari para leluhur (tete nene moyang) yang menggambarkan tentang

kenyataan dari pola hidup mereka dimasa dulu, atau realitas yang sudah ada sejak

lama. Bahwa realitas masyarakat Romkisar dengan ritual tiris sopi yang ada pada masa dulu sering dipakai dan dijadikan sebagai media komunikasi dengan para

leluhur yang kemudian dimaknai kembali oleh masyarakat Romkisar sebagai

komunitas yang telah ada dimasa selanjutnya, yang melihat adat sebagai sesuatu

yang sakral. Ritual tiris sopi dengan keberadaannya kemudian berfungsi sebagai pemaknaan kembali identitas sekaligus merupakan simbol pengikat bagi pasangan

mudah yang baru menikah di Romkisar secara dalam membangun interaksi dan

solidaritas sosial dengan hidup berkekeluargaan antara satu dengan yang lainnya

lebih khusus membangun keluarga yang tunduk pada aturan adat yaitu saling

menghargai ipar mantu, maupun saling tolong menolong.

Sesuai dengan hasil penelitian diketahui bahwa tiris sopi juga mengandung nilai-nilai positif. Nilai-nilai yang berada dalam tiris sopi itu positif untuk itu harus dilaksanakan, agar dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka harus saling

menghargai, menghormati, serta saling mengasihi kepada sesama manusia sebab

melalui nilai-nilai yang terkandung dalam ritual tiris sopi ini, masyarakat bisa hidup rukun dan damai.47 Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa, nilai-nilai ritual tiris sopi ini juga mengajarkan setiap orang agar taat kepada adat istiadat. Sebab adat

47

(39)

istiadat merupakan bagian dari norma hukum yang mengatur setiap nilai-nilai adat

yang berlaku dalam masyarakat.48

Ketika peneliti mewawancarai mantan kepala desa bapak Enos Delly, diketahui

bahwa, adat tiris sopi ini harus dikembangkan atau dilestarikan agar tidak hilang atau pudar. Sebab merupakan satu dasar atau fondasi yang harus ditanamkan dan

dilestarikan oleh generasi sepanjang sejarah. Sebab apabila tiris sopi tidak dilestarikan, maka masyarakat Romkisar akan kehilangan identitasnya sebagai

masyarakat yang berbudaya.

Berdasarkan deskripsi di atas maka, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam ritual tiris sopi merupakan teladan yang mesti dilakukan oleh masyarakat Romkisar, teristimewa anak-anak, pemuda-pemudi, sebab mereka

merupakan penerus generasi budaya tersebut. Selanjutnya ada yang mengatakan

bahwa, di dalam ritual tiris sopi juga para tua-tua adat menasihati anak-anak muda agar mentaati nasihat orang tua mereka.49 Hal ini sangat relevan dengan apa yang

terdapat di dalam Alkitab khususnya kitab Amsal yang memberi tekanan pada

hikmat dan didikan.

Ketika penulis mewawancarai salah satu informan diperoleh informasi bahwa,

tiris sopi sangat dibutuhkan untuk menasihati para muda-mudi agar hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat Romkisar. Menurut

informan tersebut, melalui upacara perkawinan adat, tua-tua adat memperoleh

kesempatan untuk mendidik muda-mudi dan juga masyarakat Romkisar pada

48 Hasil wawancara dengan Ibu. S.D. (Pasangan mudah yang baru menikah), 25 April 2016. 49

(40)

umumnya, untuk hidup beretika yaitu saling menghargai antara orang tua dan anak.50 Dalam momen tersebut tua-tua adat menggunakan tiris sopi sebagai media pembentukan karakter. Selain itu melalui tiris sopi dapat ditemukan suatu cara atau model untuk mengembangkan karakter masyarakat Romkisar.

Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa, tiris sopi adalah suatu upacara adat yang di dalamnya mengandung norma-norma atau aturan-aturan yang mengikat

masyarakat Romkisar sebagai masyarakat adat. Nilai-nilai tersebut diwarisi turun

temurun, atau diwariskan dari para leluhur sampai generasi sekarang ini. Karakter

masyarakat Romkisar didasarkan pada tiris sopi. Dalam pengertian, bagi pasangan yang baru menikah memiliki cara hidup dalam masyarakat atau di mana saja mereka

berada selalu berpegang pada nilai-nilai yang timbul dari ritual tiris sopi. Singkatnya, karakter hidup masyarakat Romkisar harus menunjukan nilai-nilai sopan santun,

saling menghargai dan saling mengasihi yang lahir dari ritual tiris sopi yang dilaksanakan melalui upacara adat perkawinan, maupun upacara-upacara adat

lainnya.

f. Sikap Masyarakat Romkisar Terhadap Adat Tiris Sopi

Bagi masyarakat Romkisar pelaksanaan adat tiris sopimerupakan ketentuan adat yang harus dilaksanakan oleh seluruh anak-anak negeri Romkisar yang telah

menikah. Masyarakat Romkisar adalah bagian dari salah satu kelompok komunitas

yang begitu menghargai para leluhur bahkan mereka sangat takut kepada para

leluhur, mereka percaya bahwa jika adat ini tidak dilakukan, mereka akan mengalami

musibah dan sebagainya. Menurut salah satu informan mengatakan bahwa, jika adat

50

(41)

ini tidak dilakukan maka dampak yang terjadi yaitu mendapat sangsi dari leluhur

seperti sakit, tidak mempunyai keturunan, dan akan terjadi pertengkaran dalam

keluarga yang membuat terjadi sebuah perceraian dan sebagainya, mereka percaya

akan hal ini karena para leluhur biasanya datang kepada mereka melalui mimpi untuk

menginhgatkan mereka. Hal inilah yang membuat masyarakat Romkisar sangat takut

dan percaya kepada leluhur mereka.51

Selain takut kepada para leluhur, sikap masyarakat Romkisar juga sangat

menghormati dan menghargai, karena ketika mereka melakukan adat tiris sopi, mereka tidak hanya melakukan kewajiban sebagai komunitas adat tetapi mereka juga

belajar untuk mengucap syukur.52 Para leluhur mewariskan adat tiris sopi sehingga mengajarkan masyarakat adat untuk hidup saling menghargai, menghormati,

mengasihi dan tunduk pada aturan adat. Berdasarkan deskripsi data di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa, ritual tiris sopi bagi masyarakat Romkisar mengandung sebuah kekuatan supernatural yang dapat melindungi mereka dari segala marabahaya

baik secara fisik maupun mental.

Dalam hubungan dengan adat tiris sopi kebersamaan mereka tidak hanya terbatas pada proses memberi dan menerima maupun ada relasi yang baik dalam

membangun kekeluargaan diantara mereka namun lebih dari itu membangun sebuah

kebersamaan dalam masyarakat dari zaman dulu (leluhur) sampai pada saat ini. Dan

hal tersebut diharapkan berjalan terus dalam membingkai kehidupan generasi muda

pada masa sekarang, kini, maupun yang akan datang untuk tetap menghargai serta

meneruskan warisan budaya dari leluhur mereka.

51 Hasil wawancara dengan Ibu A. T, 29April 2016. 52

(42)

g. Pemahaman Majelis Jemaat terhadap Ritual Tiris Sopi

Menurut Roni Delly selaku majelis jemaat Romkisar yang merupakan unsur

gereja mengatakan bahwa ritual tiris sopi sangat didukung oleh gereja, sebab gereja juga ada dalam Negara dan UU sebagian diambil dari adat. Pada prinsipnya majelis

jemaat juga mengakui bahwa ketika agama tidak ada di tempat maka dilakukan ritual

tersebut dalam pengertian bahwa ritual tiris sopi hadir lebih mendahului agama.53 Selain itu juga ada yang mengatakan bahwa, ritual tiris sopi dimaknai sama dengan baptisan kudus yang sakral di mana sopi yang diteteskan sebanysak tiga kali menandahkan dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.54 Ada juga nilai-nilaiyang

muncul yang dapat menggambarkan nilai keagamaan yakni, rasa takut akan Tuhan,

saling mengasihi satu dengan yang lain.55

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa gereja sangat mendukung

pelaksanakan kegiatan adat ritual tiris sopi, karena di dalam ritual tersebut ada nilai-nilai keagamaan yang muncul dan membawa sebuah perubahan hidup bagi

masyarakat Romkisar sesuai dengan ajaran gereja. Bagi masyarakat Romkisar

leluhur merupakan sumber kebaikan tertinggi, selain mereka harus mengakui bahwa

ada Sang Pencipta yang pertama yang dari padaNya mengalir berkat-berkat dalam

rumah tangga keluarga mereka, namun mereka juga mengakui bahwa leluhur juga

memberikan berkat maupun jalan keluar ketika mereka ada dalam berbagai persoalan

hidup, dimana leluhur mewariskan sebuah keputusan atau aturan adat yang

membingkai tatanan kehidupan bersama dalam suatu totalitas yang harmonis dan

utuh yaitu mereka hidup saling berbagi, menghargai, menghormati. Segala ketetapan

53

Hasil wawancara dengan Bpk. R.D. (Majelis Jemaat Romkisar), 24 April 2016.

54 Hasil wawancara dengan Bpk. A.K. (Majelis Jemaat Romkisar), 26 April 2016. 55

(43)

yang diberikan dan ditinggalkan oleh leluhur merupakan suatu kebijaksanaan, sebuah

keutamaan untuk mengadakan peraturan dalam berbagai tindakan yang menyangkut

kebajikan bersama. Dalam hal ini, tiris sopi dengan segala keberadaannya mempunyai kekuatan dan pengaruh yang sangat mengikat karena ia berasal atau

bersumber dari para leluhur, oleh karena itu ia sakral dan pelanggran terhadapnya

akan menimbulkan sangsi.56

Masyarakat Romkisar adalah komunitas yang hidup dalam satu desa yang

kental akan sejarah dan budaya atau mereka hidup berdasarkan pada tatanan nilai

budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Tatanan nilai budaya itu mengambil

bentuk dalam adat, tradisi atau kebiasaan juga berkaitan dengan religi yang mereka

percaya sebagai warisan leluhur yang telah mendasar dan mengukuhkan

kebersamaan semua masyarakat. Mereka menyadari bahwa ada kekuatan lain yang

lebih berkuasa atas dirinya, dan suatu kekuatan itu bersifat sakral. Pengakuan

terhadap kuasa Tuhan hadir dalam setiap pandangan mereka, akan tetapi kekuatan

lain selain itu ialah kekuatan yang berasal dari roh para leluhur sebagai bagian dari

kehidupan yang pernah ada sebelum mereka ada sebagaimana yang dikenal lewat

adanya ritual tiris sopi. Bagi masyarakat Romkisar, segala unsur yang ada di adat, baik itu berupa emas, sopi, maupun berupa benda-benda lain yang ditinggalkan para

leluhur memiliki kekuatan-kekuatan supranatural dan diyakini menjadi media

kehadiran roh-roh leluhur.57

Sehingga ritual tiris sopi ini merupakan ritual yang begitu banyak memiliki nilai-nilai sakral dan religius, ritual yang dilakukan masyarakat Romkisar ini penuh

56 Hasil wawancara dengan ibu. S.D, 19 April 2016. 57

(44)

dengan nuansa religius, karena didalamnya mereka juga mempelajari hal-hal yang

diajarkan oleh ajaran agama, dan sesuai dengan informasi yang penulis dapatkan

dilapangan bahwa, majelis jemaat Romkisar juga mengakui hal tersebut, sebab

mereka secara sadar mengakui bahwa ketika belum ada agama yang masuk di

Romkisar maka nilai-nilai adat lebih dulu mengajarkan manusia tentang hal-hal yang

baik, moral, perilaku, sopan santun, saling mengasihi, menghargai dan menghormati

sesama manusia, dapat dibangun melalui tradisi adat tersebut.

Dalam rangka itu maka lembaga gereja sepenuhnya memiliki kesamaan dengan

adat di Romkisar. Dalam pelaksaan perkawinan gereja wajib memberikan sakramen

pernikahan yang berlangsung di gereja setelah itu dari segi adat atau budaya akan

melaksanakan juga pernikahan adat yang dikenal dengan ritual tiris sopi. keduanya sama-sama melakukan kewajiban pernikahan secara bersama namun dalam gereja

dilakukan untuk mengukuhkan atau mengikat status suami istri untuk menjadi satu

dengan dilandasi atas nama Sang Pencipta hidup (Tuhan Allah) dengan lambang

yang dipakai adalah cicin pernikahan. Sedangkan dalam adat, pernikahn dilakukan untuk mengikat suami istri juga yang dibangun atau dilandasi atas nama leluhur (tete

nene moyang) dengan lambang yang dipakai atau pengikat mereka adalah sopi. Bagi masyarakat Romkisar ketika mereka tidak melakukan ritual tiris sopi, maka mereka akan mengalami penderitaan dan lain sebagainya begitupula dengan gereja ketika

tidak melangsungkan pernikahan maka kelaknya bisa terjadi perselingkuhan bahkan

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5. Nama Rumah Tua dan Mata Rumah
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan serabut dari buah nipah sebagai bahan dasar pembuatan elektroda, karena potensi dari buah nipah yang belum banyak dimanfaatkan.Tujuan

konflik dalam pribadi. 5) Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan dengan mengikuti kegiatan-

Tidak berhenti sampai disini saja, dalam meningkatkan kualifikasi guru pemerintah juga memberikan bebebrapa pilhan terkait model-model peningkatan kualifikasi guru, diantaranya

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

Dari latar belakang masalah di atas dapat di ketahui masalah dalam pelaksanaan Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Oleh karena itu, dalam penilaian perlu diperhatikan beberapa hal seperti: (1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2) penilaian

Keberadaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi potensi pembangunan daerah turut diperhitungkan, dan dengan motto Gertak Saburai Sikep

Selain itu, juga dimaksudkan sebagai bentuk kampanye pengenalan kembali profesi petani bagi warga Pada pelajaran ini, kamu akan belajar menyimpulkan isi berita yang