• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG : Studi Deskriptif Penyempurnaan Kurikulum Berdasarkan Kebutuhan Stakeholders.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG : Studi Deskriptif Penyempurnaan Kurikulum Berdasarkan Kebutuhan Stakeholders."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 21

C. Pertanyaan Penelitian ... 23

D. Tujuan Penelitian ... 24

E. Asumsi penelitian ... 24

F. Signifikansi dan Manfaat Penelitian ... 25

BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM ... 27

A. Kurikulum ... 27

1. Pengertian ... 27

2. Kurikulum dan Pendidikan ... 35

3. Model Konsep Kurikulum ... 39

4. Komponen Kurikulum ... 44

5. Fungsi dan Peranan Kurikulum ... 51

B. Pengembangan Kurikulum ... 53

1. Prinsip Pengembangan Kurikulum ... 55

2. Rentangan Kegiatan ... 59

3. Tujuan Kelembagaan ... 59

4. Landasan Pengembangan Kurikulum ... 60

5. Model Pengembangan Kurikulum ... 70

6. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum ... 81

7. Inovasi Kurikulum ... 82

C. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum ... 85

1. Perencanaan Kurikulum ... 86

2. Implementasi Kurikulum... 104

3. Evaluasi Kurikulum ... 108

D. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi ... 117

1. Pendidikan Berbasis Kompetensi ... 120

2. Kompetensi sebagai Kebutuhan dalam Dunia Kerja ... 132

xiii BAB III METODE PENELITIAN ... 135

a. Desain Penelitian ... 135

b. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 136

c. Instrumen Penelitian ... 139

d. Subjek Penelitian ... 140

(2)

1. Kondisi Objektif Desain Kurikulum FE UNP ... 153

a. Desain Kurikulum ... 153

b. Implementasi Kurikulum ... 172

c. Evaluasi Kurikulum ... 174

2. Kurikulum FE UNP di Mata Stakeholders ... 179

a. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi ... 180

1) Kondisi Objektif Desain Kurikulum PSPE Ak... 180

2) Implementasi Kurikulum PSPE Ak ... 200

3) Evaluasi Kurikulum PSPE Ak ... 216

b. Program Studi Manajemen ... 227

1) Kondisi Objektif Desain Kurikulum PSM ... 227

2) Implementasi Kurikulum PSM ... 247

3) Evaluasi Kurikulum PSM ... 265

3. Analisis KebutuhanKurikulum FE UNP ... 276

a. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi ... 276

1) Analisis Kebutuhan Desain Kurikulum PSPE Ak ... 277

2) Analisis Kebutuhan Implementasi Kurikulum PSPE ... 309

3) Analisi Kebutuhan Evaluasi Kurikulum PSPE Ak ... 313

b. Program Studi Manajemen (PSM) ... 316

1) Analisi Kebutuhan Desain Kurikulum PSM ... 316

2) Analisi Kebutuhan Implementasi Kurikulum PSM ... 357

3) Analisi Kebutuhan Evaluasi Kurikulum PSM ... 361

4. Sosok Kurikulum FE UNP yang Disempurnakan ... 364

a. Landasan Hukum ... 365

b. Landasan filosofis Historis ... 365

c. Landasan Sosial kemasyarakatan ... 366

d. Landasan Ideologis Politik ... 367

e. Profil Fakultas Ekonomi UNP ... 367

1) Visi dan Misi FE ... 367

2) Tujuan FE ... 369

3) Motto FE... 370

4) Tujuan PSPE Ak ... 370

5) Kompetensi Lulusan PSPE Ak ... 370

6) Struktur Mata kuliah PSPE Ak ... 372

7) Deskripsi/Substansi Kajian Mata Kuliah PSPE Ak ... 373

8) Tujuan PSM ... 373

xiv 9) Kompetensi Lulusan PSM ... 374

10) Struktur Mata Kuliah PSM ... 375

11) Deskripsi/Substansi Kajian Mata Kuliah PSM ... 376

f. Aktifitas Belajar FE... 377

g. Evaluasi Kurikulum ... 378

B. Temuan dan Pembahasan ... 379

(3)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran1:Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 429

Lampiran2:Instrumen kondisi objektif dokumen kurikulum FE UNP ... 431

Lampiran3:Instrumen analisis kebutuhan kurikulum FE UNP berdasarkan kebutuhan stakeholders ... 444

Lampiran4:Surat-surat izin/rekomendasi ... 502

Lampiran5:SK Pembimbing ... 507

Lampiran6:Pernyataan melaksanakan penelitian ... 510

Lampiran7:Buku Kurikulum FE UNP ... 541

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tantangan perguruan tinggi di Indonesia hari ini semakin kompleks, beban

yang dipikul oleh perguruan tinggi untuk mencerdaskan bangsa semakin lama

dirasakan sebagai pekerjaan yang maha berat yang menimbulkan ragam pendapat

yang miring dari masyarakat akibat tidak maksimalnya peran yang dijalankan

seperti anggapan selama ini yang berkembang bahwa perguruan tinggi ‘bak

menara gading’ yang hanya bisa menelorkan ide-ide cerdas dalam berbagai forum

dan kegiatan ilmiah sementara sangat sulit untuk dilakukan.

Anggapan ini merupakan anggapan yang harus diluruskan, keberadaan

perguruan tinggi adalah sebuah aset bangsa yang sangat besar dan memiliki

peranan yang strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa

sehingga sangat diperlukan upaya-upaya untuk semakin memantapkan dan

memaksimalkan fungsi dan peran yang diembannya hari ini dan masa depan.

Abad 21 yang dicirikan dengan globalisasi dalam segenap aspek kehidupan

menempatkan perguruan tinggi sebagai salah satu ujung tombak untuk

mempersiapkan manusia Indonesia yang berdaya saing, oleh karena itu

pengelolaan perguruan tinggi harus ditujukan untuk mengantisipasi kehidupan

yang penuh ketidakpastian, paradoksial, dan penuh persaingan

Dalam konteks globalisasi pendidikan tinggi memainkan peran sentral

dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan yang tercermin pada

(5)

kekuatan penentu kemajuan ekonomi dimana mereka adalah elemen pokok dalam

menyokong ekonomi berbasis pengetahuan sehingga dengan demikian peran

perguruan tinggi menjadi sangat vital sebagai basis produksi, diseminasi, aplikasi

ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, pembangunan kapasitas dan peningkatan

keahlian, kompetensi profesional, dan kemahiran teknikal.

Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan dari prediksi

perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial dan humaniora, teknologi,

seni, budaya dan ekonomi dunia, berarti ada tiga peran pokok yang harus

dijalankan Perguruan Tinggi saat ini pertama menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualifikasi tinggi dan mampu beradaptasi dengan perubahan IPTEKS ,

kedua secara berkesinambungan melahirkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan

baru, ketiga selalu meningkatkan akses dan adaptasi terhadap ilmu pengetahuan di

dunia. Sejalan dengan itu tiga fungsi pokok yang melekat pada Perguruan Tinggi

yaitu melaksanakan aktifitas pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian

yang disebut juga dengan tri darma Perguruan Tinggi

Bangsa yang mempunyai banyak manusia terdidik, berpengetahuan, dan

menguasai teknologi pasti memiliki daya saing kuat dalam kompetisi ekonomi

global, daya saing nasional amat ditentukan oleh kemampuan bangsa

bersangkutan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, melakukan inovasi

teknologi, serta mendorong program riset dan pengembangan untuk melahirkan

berbagai penemuan baru, sesuai dengan pernyataan Giddens dalam the global

third way debate (Alhumami, 2008) yang menyatakan bahwa ‘kemakmuran

(6)

kapasitas inovasi, pendidikan, dan riset (seperti yang ditunjukkan oleh Jepang,

China, dan Korea Selatan)’.

Perguruan tinggi tidak diposisikan sebagai pemain tunggal yang harus

memikul sendiri tangung jawab besar dalam peran yang diembannya, akan tetapi

seluruh elemen yang ada dalam masyarakat harus memberikan konstribusi dan

ambil bagian dalam membangun kapasitas bangsa demi memenuhi harapan

bangsa dan negara serta tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks,

salah satunya adalah dengan menciptakan mitra hubungan yang strategis dengan

industri dan perusahaan, hubungan segi tiga antara ilmu pengetahuan, industri,

dan universitas (triple helix of knowledge-industry-university) menjadi tak

terelakkan.

Selain menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi

teknologi, perguruan tinggi menyediakan tenaga profesional yang diperlukan

dunia industri, perguruan tinggi juga dapat melakukan kegiatan penelitian dan

pengembangan yang memberikan manfaat bagi perkembangan industri dan

pertumbuhan ekonomi, sedangkan industri dapat mengalokasikan dananya untuk

menopang kegiatan penelitian dan pengembangan di universitas, dinamika

hubungan segi tiga ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifikan pada

peningkatan produktivitas nasional dan daya saing bangsa.

Pola hubungan segitiga antara ilmu pengetahuan, industri dan universitas

mendorong terciptanya jalinan komunikasi yang kuat dalam ketiganya dan

menuntut langkah seiring sejalan, sehingga perkembangann ilmu pengetahuan,

(7)

semestinya mencirikan hubungan dengan konsep mutualisme, maka perancangan

kurikulum di perguruan tinggi seharusnya kurikulum yang mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan mampu menghasilkan lulusan yang

berkompeten sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Kondisi perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan

yang cukup rumit seperti yang diungkapkan oleh Dewan Pendidikan Tinggi

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun

2008 mengungkapkan kondisi perguruan tinggi di Indonesia adalah:

1. Perguruan Tinggi masih merupakan (dianggap) sumber ilmu pengetahuan, etika dan nilai - nilai kebijakan.

2. Gaji profesor atau dosen masih sangat rendah sehingga membutuhkan penghasilan tambahan dari berbagai sumber dan aktivitas lain yang menyita waktunya sebagai pendidik.

3. Perguruan Tinggi masih diselimuti oleh berbagai masalah sekaligus menjadi masalah bangsa secara keseluruhan.

4. PTN (terutama) beroperasi dengan sangat tidak efektif dan tidak efisien (kehadiran dosen rendah, pengangguran sarjana, kurikulum yang tidak responsif terhadap kebutuhan pasar kerja, dll.

5. Biaya sekolah semakin mahal dan DO semakin tinggi. 6. Tata pelaksanaan PBM tidak sesuai dengan standar mutu.

7. Kredibilitas perguruan tinggi belum memuaskan stakeholders atau masyarakat umumnya.

Persoalan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia secara umum tidak

terlepas dari tiga isu pokok yaitu persoalan mutu, persoalan relevansi dan

persoalan akses.

1. Persoalan Mutu

Mutu perguruan tinggi merupakan sebuah jaminan (garansi) yang diberikan

kepada calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa akan mendapatkan kepastian

(8)

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur mutu sebuah perguruan tinggi

adalah kualifikasi pendidikan dosen, sarana dan prasaran belajar, jumlah karya

ilmiah yang dihasilkan dosen, lulusan, peringkat dalam rangking perguruan tinggi

yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, pelayanan yang diberikan, dan lain

sebagainya. Seluruh indikator mutu ini dijadikan sebagai dasar oleh beberapa

lembaga resmi dalam menetukan peringkat perguruan tinggi dalam berbagai

kawasan, berikut ditampilkan data peringkat beberapa perguruan tinggi di

Indonesia berdasarkan webomatrics rangking:

Tabel.1.1

Peringkat Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia Menurut Webomatrics Rangking

Sumber: Dikti (2008)

Dari data di atas apabila dilihat secara mutu perguruan tinggi di Indonesia

berada pada peringkat di atas kelompok 500, artinya tidak terlalu

(9)

pada kelompok utama seperti top 10 atau 100, namun data yang berbeda yang

dikeluarkan oleh World University Rangking memperlihatkan data yang sedikit

berbeda yaitu:

Tabel 1.2

Peringkat Beberapa Perguruan Tinggi Indonesia Menurut World University Rangking

Sumber: Dikti (2008)

Dari data yang dikelurkan world university rangking beberapa perguruan

tinggi top di Indonesia sempat masuk dalam kelompok 300 artinya lebih baik dari

peringkat yang dikeluarkan oleh webomatrics rangking, namun dalam pandangan

persaingan globalisasi peringkat 300 ini tetap menggambarkan pencapaian yang

tidak menguntungkan dari sisi daya saing.

2. Persoalan Akses dan Pemerataan

Persoalan akses dan pemerataan juga menjadi dilema tersendiri dalam

pendidikan tinggi di Indonesia, banyak pemuda/i usia 19-24 tahun yang notabene

merupakan usia produktif dalam pendidikan tinggi tidak dapat menikmati dan

mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dengan alasan yang beragam seperti

tidak ada biaya, tidak ada motivasi untuk melanjutkan, tidak memiliki bakat dan

minat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan merasa

(10)

Berikut data keadaan APK pendidikan tinggi di Indonesia sejak tahun 2005

hingga tahun 2007:

Tabel. 1.3

Keadaan APK Pendidikan Tinggi Indonesia Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Sumber: Dikti (2008)

Dari tabel di atas terlihat bahwa APK Pendidikan Tinggi di Indonesia

sangatlah rendah hanya berada pada kisaran di bawah 20% dari total penduduk

berusia 19-24 tahun yang seharusnya menikmati pendidikan di perguruan tinggi,

secara lengkap berikut data APK perwilayah Kopertis di Indonesia:

Tabel 1.4

Penduduk Usia 19-24 Tahun Tidak kuliah Menurut Wilayah Kopertis

(11)

Dari data di atas terlihat bahwa daerah yang memiliki APK regional paling

rendah adalah wilayah Kalimantan yaitu Kopertis XI, sedangkan APK paling

tinggi adalah Daerah istimewa Yogyakarta yaitu 63.35%, namun secara

keseluruhan terlihat hanya dua Kopertis dengan APK regional di atas 50% yaitu

Kopertis III untuk DKI Jakarta dan Kopertis V untuk DIY, sedangkan sisanya

APK berada di bawah 20%, secara nasional dapat dikatakan APK pendidikan

tinggi di Indonesia masih rendah. Data yang ada dapat dimaknai bahwa antara

pusat dan daerah terjadi ketidakmerataan akses pendidikan masyarakat usia

produktif tidaklah yang sangat memperihatinkan dengan gap yang sangat tinggi.

3. Persoalan Relevansi

Persoalan relevansi dapat dimaknai sebagai kesesuaian apa yang dihasilkan

perguruan tinggi dengan respon dunia kerja, artinya dengan melihat seberapa

besar daya serap dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi dapat dikatakan

bahwa adanya kesesuaian antara keduanya, apabila daya serap dunia kerja

terhadap lulusan perguruan tinggi sangat kecil berarti perguruan tinggu menjadi

penyumbang angka pengangguran yang semakin tinggi, maka terjadilah persoalan

irrelevansi antara pendidikan dengan dunia kerja, dimana kriteria dan kualifikasi

kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja tidak terpenuhi oleh para lulusan

perguruan tinggi.

Pengangguran yang terjadi bahkan memperlihatkan angka yang

mengkhawatirkan terutama mereka yang menganggur dalam strata pendidikan S1

atau D3, apabila dilihat dari persoalan relevansi berarti dunia kerja tidak

(12)

diantaranya kualifikasi dan kompetensi yang tidak memenuhi persyaratan yang

diinginkan, berikut ditampilkan data jumlah penggangguran di Indonesia menurut

pendidikannya:

Tabel 1.5

Pekerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005

Data yang diungkapkan oleh BPPS tahun 2005 yang menyebutkan angka

9,33 % penggangguran terbuka dari lulusan D1 dan D2, 13,23 lulusan

D3/akademisi serta 11,46 lulusan universitas, artinya persentase terbesar

pengangguran terbuka menurut pendidikannya disumbangkan oleh pendidikan

tinggi sebesar 34.02% dari total pengangguran terbuka.

Dikti juga merilis data tentang jumlah penggangguran berdasarkan

pendidikannya pada tahun 2007 sebagai berikut:

(13)

Berdasarkan grafik di atas angka pengangguran lulusan Universitas jauh

lebih besar dari D3 atau D2 maupun D1, namun secara keseluruhan dapat

dikatakan angka penggangguran dari lulusan perguruan tinggi dari tahun 2004

hingga 2007 memperlihatkan kenaikan dan hampir menyentuh angka 700.000

pada tahun 2007.

Tiga persoalan pokok di atas tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial,

ekonomi dan budaya baik secara langsung maupun tidak langsung dimana tiga

aspek ini (sosial, ekonomi dan budaya) turut andil dan berkontribusi dalam

persoalan yang terjadi dan aspek ekonomi menjadi bagian pokok dari tiga

persoalan yang ada untuk dikaji secara mendalam.

Persoalan mutu dan daya saing kalau ditinjau dari sisi ekonomi akan

memperlihatkan korelasi positif dimana keadaan ekonomi sebuah negara yang

sehat dan kebijakan yang proporsional untuk sektor pendidikan akan menjadikan

perguruan tinggi sebagai sektor primadona dalam memacu peningkatan kualitas

dan daya saing bangsa.

Malaysia dengan berani memberikan porsi anggaran pendidikan lebih besar

dari sektor lain bahkan menjadikan pendidikan sebagai prime sector untuk

menggerakkan perekonomian negaranya disamping sektor lain sehingga posisi

Malaysia dari sisi pendidikan dan peringkat perguruan tinggi Malaysia

meninggalkan Indonesia cukup jauh. Jepang pun menjadikan pendidikan sebagai

sektor unggulan dalam memacu pertumbuhan ekonomi negaranya sehingga dalam

waktu yang relatif cepat menjelma menjadi salah satu negara ekonomi terkuat di

(14)

Persoalan akses dan pemerataan tidak dapat dipisahkan dari sisi ekonomi,

rendahnya partisipasi dan akses masyarakat karena keterbatasan yang dimiliki

baik dari masyarakatnya maupun dari perguruan tinggi, kemampuan ekonomi

masyarakat dalam menikmati pendidikan tinggi dibatasi oleh ketidakmampuannya

dalam memenuhi kebutuhan yang harus ada sebagai konsekwensi dari pendidikan

tinggi, sementara disisi lain kemampuan perguruan tinggi dalam menjamin

ketersediaan sarana dan fasilitas belajar juga amat terbatas, keterbatasan ini akan

bermuara pada persoalan anggaran yang tidak memenuhi kebutuhan yang

seharusnya sehingga efisiensi dan penghematan menjadi solusi yang menuntut

perguruan tinggi melakukan dan memilih beberapa alternatife yang sulit.

Persoalan relevansi juga memiliki kaitan dengan sisi ekonomi, perguruan

tinggi yang setiap waktu menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu diserap

oleh dunia kerja ternyata menghadirkan fenomena baru sebagai bahagian dari

persoalan penggangguran itu sendiri, kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan

dunia usaha dan indistri tidak terpenuhi secara baik oleh perguruan tinggi,

kesenjangan yang terjadi apabila tidak segera ditangani akan semakin melebar dan

menciptakan ketidakstabilan.

Ketidakmampuan dari sisi ekonomi dengan keterbatasan akan sumberdaya

menjadi hal yang tidak terbantahkan sehingga proses belajar mengajar yang jauh

dari harapan dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.

Krisis Ekonomi yang telah menjadi wabah mendunia menjangkiti sektor

perekonomian di semua negara patut menjadi perhatian serius pengelola

(15)

krisis ini pertama perspektif teori dan kajian keilmuan, hal yang tidak bisa

dinafikan adalah fakultas ekonomi sebagai fakultas yang mengkaji dan menelaah

ilmu ekonomi dalam berbagai bentuk tingkah laku dan aktifitas ekonomi

masyarakat. Ilmu ekonomi sebagai rumpun dari ilmu-ilmu sosial cukup mendapat

perhatian luas dari masyarakat karena membicarakan ekonomi tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masyarakat baik secara makro maupun secara mikro.

Dalam tataran mikroekonomi lebih menitikberatkan pada masalah-masalah

ekonomi dalam ruang lingkup produksi, distribusi dan konsumsi, kebutuhan dan

alat pemuas kebutuhan serta upaya untuk memaksimalkan kepuasan dalam

berbagai keterbatasan, sedangkan dalam makroekonomi lebih menitikberatkan

pada persoalan-persoalan pokok dalam perekonomian secara lebih luas dalam

kehidupan bernegara yaitu masalah pertumbuhan, pengangguran, inflasi dan

neraca pembayaran. Kedua perspektif praktik dan kenyataan di lapangan, krisis

ekonomi yang terjadi dan menjadi momok yang sangat menakutkan negara-negara

di dunia menempatkan ilmu ekonomi dalam posisi yang dilematis, akibatnya

muncul streotip yang menyudutkan ilmu ekonomi : a) benarkah krisis yang terjadi

merupakan dampak dari pengajaran ilmu ekonomi yang diajarkan selama ini?, b)

masih relevankah kajian dalam ilmu ekonomi dipelajari dan diajarkan di fakultas

ekonomi saat ini atau masih perlu dan tetap di pertahankan?. Untuk menjawab dua

pertanyaan ini tentu dibutuhkan sebuah penelitian yang komprehensif dan

mendalam sehingga akan menjawab keresahan yang muncul di tengah

(16)

Membicarakan pengajaran ilmu ekonomi tidak dapat juga dilepaskan dari

sistem ekonomi yang berkembang didunia hari ini serta arah dan orientasi

kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara.

Dua sistem ekonomi yang cukup mendominasi dalam perekembangan dunia

hari ini adalah sistem ekonomi liberal yang diusung oleh Amerika Serikat dan

Eropah serta sistem ekonomi sosialis yang diusung oleh RRC dan Rusia.

Beberapa negara di kawasan timur tengah memakai sistem ekonomi islam.

Implementasi sistem yang dipakai diberbagai negara memperlihatkan bahwa

tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi liberal secara penuh

karena didalamnya ditemui adanya peran negara dengan sejumlah

kebijakan-kebijakan yang secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai intervensi untuk

kepentingan nasional negara bersangkutan, begitu juga dengan negara yang

memakai sistem ekonomi sosialis seperti Cina dan Rusia dimana kebebasan

individu dan berusaha masih terbuka, namun tidak berarti ciri masing-masingnya

sebagai sistem ekonomi hilang sama sekali.

Indonesia sebagai negara dengan Pancasila sebagai dasar negara menamakan

diri sebagai negara yang memakai sistem ekonomi Pancasila, intisari Pancasila

menurut Bung Karno adalah gotong royong atau kekeluargaan, sedangkan dari

segi politik trisila yang diperas dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa

(monotheisme), sosio-nasionalisme, dan sosio-demokrasi, Mubyarto (2003:6)

mengartikan sistem ekonomi pancasila sebagai:

(17)

moral, sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab: ada tekad seluruh bangsa untuk mewujudkan kemerataan nasional, sila ketiga Persatuan Indonesia: nasionalisme ekonomi, sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: demokrasi ekonomi, sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: desentralisasi dan otonomi daerah

Defenisi ini secara tegas mengatakan bahwa bahwa nilai-nilai yang ada

dalam Pancasila adalah pedoman dan tolak ukur perilaku untuk menjalankan

aktifitas perekonomian baik secara makro maupun secara mikro sehingga tidak

boleh bertentangan dengan tatanan nilai yang sudah tertera dalam Pancasila itu

sendiri.

Pemikiran tentang ekonomi Pancasila adalah sebuah produk dan karya besar

dari para pendiri bangsa ini yang menggali dari nilai-nilai luhur kepribadian

bangsa Indonesia yang kemudian diwujudkan dengan kesepakatan bersama untuk

menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, maka sudah seharusnya ekonomi

Pancasila terlihat nyata dalam praktik dan pengajaran ekonomi di negeri kita yang

harus diajarkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi yang akan

melahirkan manusia-manusia pancasilais yang menjalankan aktifitas

perekonomian Pancasila

Mubyarto (Faisal,2007) memberikan kritikan tajam terhadap pengajaran

ilmu ekonomi di Indonesia baik di sekolah menengah terlebih perguruan tinggi

sangat didominasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi klasik dan neoklasik.

Buku-buku teks ekonomi di sekolah lanjutan hanyalah derivasi ajaran ekonomi

neoklasik di perguruan tinggi yang disederhanakan sesuai dengan taraf berpikir

siswa. Salah satu kelemahan mendasar ajaran ekonomi neoklasik adalah terlalu

(18)

kelembagaan sosial-budaya, politik, dan ideologi gotong royong yang dianut

Indonesia.

Materi ekonomi yang diajarkan dalam ekonomi neoklasik adalah

materi-materi yang berpijak pada keyakinan manusia sebagai homo economicus, yang

selalu mengejar self interest secara efisien. Efisiensi ekonomi dianggap hanya

terwujud melalui maksimalisasi profit dan minimalisasi biaya. Efisensi dipercaya

hanya dapat dicapai melalui persaingan pasar (pasar bebas), sehingga ajaran yang

ditonjolkan adalah persaingan (kompetitivisme), dan bukannya kerja sama atau

kooperasi.

Memperhatikan persoalan ekonomi dalam ruang lingkup fakultas ekonomi

khususnya kajian ilmu ekonomi di fakultas ekonomi tidak dapat dipisahkan dari

kurikulum sebagai sebuah sistem dan kebijakan yang berlaku secara nasional,

artinya kurikulum sebagai sebuah sistem dalam pendidikan nasional telah

memberikan hasil-hasil nyata sebagai bentuk pencapaian kinerjanya.

Pencapaian kinerja kurikulum secara nasional hendaknya menjadi bahan

evaluasi bagi pemerintah dan pengelola pendidikan terutama di fakultas ekonomi

agar segera memperbaiki kurikulum yang ada untuk kemudian dapat memperbaiki

kinerjanya kedepan, karena hasil yang diperoleh sebagai bentuk kinerja kurikulum

merupakan sebuah dampak kurikulum yang telah dioperasionalkan, sebagaimana

yang dikemukakan oleh Hasan (2008:67) “kurikulum haruslah memperlihatkan

hasilnya dalam bentuk dampak pada masyarakat dan pada kualitas lulusan setelah

beberapa waktu berada di masyarakat”, artinya kurikulum haruslah memberikan

(19)

terjadi perguruan tinggi berkontribusi dengan masalah-masalah yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat seperti tingkat penggangguran yang sangat besar dari

kelompok lulusan perguruan tinggi, seharusnya perguruan tinggi menjadi

bahagian solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Memperbaiki dan atau melakukan peyempurnaan kurikulum adalah sebagai

bahagian pengembangkan kurikulum yang harus dilakukan khususnya di

perguruan tinggi dalam menyikapi hasil yang ada dan dampak yang ditimbulkan

terhadap masyarakat. Dampak yang tidak menguntungkan akan menjadi keluhan

masyarakat untuk segera ditangani dan dicarikan solusi tepat oleh perguruan

tinggi dalam rangka memperbaiki kurikulumnya. Disamping itu tuntutan dan

kebutuhan yang lahir dari dampak yang terjadi harus ditindaklanjuti dengan

segera dalam kerangka pengembangan kurikulum.

Melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum adalah bahagian

penting dalam pengembangan kurikulum seperti yang diungkapkan oleh Seller

dan Miller (Sanjaya,2007:32) :

proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang dimulai dari menetukan orientasi kurikulum kemudian dikembangkan menjadi pedoman pembelajaran untuk kemudian dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dan terakhir dilaksanakannya evaluasi.

Dalam pandangan yang lain Collin Marsh and George Wills (Ornstein &

Hunkins,2009:211) menekankan bahwa ‘pengembangan kurikulum berkenaan

dengan pengumpulan prosedur untuk kemudian menghasilkan sejumlah

perubahan pada kurikulum itu sendiri terutama pada materi yang diinginkan.

(20)

pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan link and match serta out put

dengan lapangan kerja yang dibutuhkan”.

Upaya melakukan pengembangan kurikulum tidak dapat melepaskan dari

kebutuhan masyarakat (Tyler,1949 ;Taba,1962; Zais,1976; Print,1988;

Nasution,2006; Sukmadinata ;2002 dan Kelly, 2004), para ahli sepakat

menyatakan pengembangan kurikulum tidak bisa melepaskan diri dari sisi sosial

kemasyarakatan, artinya kebutuhan masyarakat menjadi salah satu alasan dan

dasar pertimbangan dalam pengembangan sebuah kurikulum, secara khusus Taba,

Skilbeck dan Nicholls (Print, 1993) menempatkan analisis situasi dan diagnosa

kebutuhan sebagai langkah pertama dalam model desain pengembangan

kurikulumnya.

Secara teoritis Sukmadinata (2002;150-151) mengatakan bahwa

“pengembangan kurikulum harus memperhatikan beberapa prinsip penting yaitu

(1) prinsip relevansi, (2) prinsip fleksibelitas, (3) prinsip kontinuitas, (4) prinsip

praktis dan (5) prinsip efektifitas”.

Berbicara kurikulum dalam kontek nasional yang menjadi perhatian utama

kita adalah tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertera dalam UU No 20

tahun 2003, yang menyebutkan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq muli, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Untuk bergerak menuju tujuan ini khususnya di lingkungan perguruan tinggi

(21)

dan pada Bab II pasal 2 ayat 1 dinyatakan secara jelas tujuan pendidikan tinggi

sebagai bentuk langkah konkrit dalam pencapaian tujuan nasional yaitu:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,. 2. mengembangkan dan/ataumemperkaya khasanah ilmu pengetahuan

teknologi dan/atau seni

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkuat kebudayaan nasional

Ditjen Dikti Depdiknas (2002:2) mengidentifikasikan pengembangan

kurikulum di perguruan tinggi setidaknya diarahkan pada empat sasaran

paradigmatis yaitu:

pertama mengembangkan mutu dan relevansi penyelenggaraan program studi kedua pemberdayaan perguruan tinggi untuk mandiri-bermasyarakat dalam penyelenggaraan program studi pilihannya secara santun dan bertanggungjawab ketiga mewujudkan akuntabilitas proses penyelenggaraan pendidikan tinggi yang terbuka oleh masyarakat keempat mengembangkan kebudayaan saling dapat dipercaya di kalangan masyarakat perguruan tinggi melalui proses evaluasi diri yang tersistem sebagai kebutuhan dalam menjaga eksistensinya.

Sedangkan sasaran strategis yang ingin dicapai dalam pengembangan

kurikulum di perguruan tinggi adalah

pertama mampu mengakses kebutuhan tenaga kerja yang tersedia di masyarakat sesuai dengan persyaratan kompetensi yang diberlakukan secara internasional kedua dapat berperan sebagai modal intelektual (intellectual capital), yang bercirikan kemampuannya sebagai: (1) human capital, (2) structural capital, (3) relational or customer capital, dan ketiga mempunyai mobilitas tinggi ke arah vertikal dan horizontal untuk dapat mengakses lapangan kerja yang bersifat volatile, kompetitif, dan tidak menentu keberadaannya.

Dengan demikian pendapat para pakar kurikulum, tujuan pendidikan

nasional, tujuan pendidikan tinggi serta rumusan sasaran paradigmatis dan

(22)

artinya telah terwujud secara nyata konsepsi yang lahir dari landasan keilmuan

dengan langkah yang akan dilaksanakan.

Pengembangan kurikulum dengan melakukan analisis secara mendalam

terkait relevansi (kesesuaian) kurikulum pada sebuah institusi pendidikan dengan

kebutuhan masyarakat penggunanya (stakeholders) serta kondisi dan tuntutan

zaman akan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian-penelitian

mengenai relevansi kurikulum ini khususnya tentang kurikulum di Perguruan

Tinggi telah banyak dilakukan dalam berbagai sudut pandang, Sulistyo (2003)

meneliti relevansi kurikulum lokal pendidikan D3 di Pusat Pendidikan Teknik

Badan Pengembangan SDM Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah

Jawa Barat yang mengkaji kesesuaian isi mata kuliah dengan tuntutan dunia

pekerjaan. Alimin (2003) mengkaji relevansi kurikulum Politeknik Negeri Ujung

Pandang jurusan Teknik Listrik dengan kualifikasi tenaga kerja dalam mendukung

penampilan di PT Semen Tonasa. Winoto (2003) dalam studi yang dilakukannya

mengkaji relevansi kurikulum program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu

Komunikasi UNPAD dengan kemampuan tenaga pengelola informasi lembaga

perpustakaan. Diens (2008) melakukan penelitian relevansi desain kurikulum

pelatihan guru PAI MTs dengan kebutuhan kompetensi guru di lapangan pada

balai diklat keagamaan Manado.

Hasil-hasil penelitian tentang studi relevansi kurikulum di atas memberikan

gambaran kepada kita akan pentingnya memperhatikan prinsip kesesuaian

(relevansi) dalam melakukan pengembangan kurikulum pada berbagai lembaga

(23)

secara khusus untuk memasuki dunia kerja ataupun pendidikan tinggi yang juga

akan dipersiapkan sebagai tenaga ahli dalam berbagai bidang pekerjaan yang

dimasuki, atau pada berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya.

Berdasarkan persoalan-persoalan yang telah diuraikan di atas agaknya

sangat diperlukan solusi untuk mengantisipasi segala kesulitan dan masalah yang

ada dan dalam kontek kurikulum salah satunya adalah dengan melakukan

pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

Penelitian ini akan berfokus pada pengembangan kurikulum Fakultas

Ekonomi di Universitas Negeri Padang, secara khusus pengembangan kurikulum

dilakukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan stakeholders dengan mengkaji

secara mendalam dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Padang dan kebutuhan masyarakat pengguna (stakeholders) di kota Padang

khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya, sehingga menghasilkan kurikulum

yang disempurnakan yang mengakomodir segenap kebutuhan stakeholders.

Terdapat beberapa alasan yang sangat mendasar dalam pemilihan objek

penelitian ini yaitu pertama peningkatan kompetensi lulusan adalah hal yang

sangat penting sebagai bentuk wujud dari kemampuan mahasiswa fakultas

ekonomi dari sisi keilmuan dan praktik di lapangan sehingga menjadi sumber

daya manusia yang kompeten, kedua peningkatan kompetensi lulusan menjadi

persoalan yang utama karena kebutuhan pasar tenaga kerja adalah sumber daya

yang kompeten yang tidak hanya unggul dan kompeten dengan sisi teoritis semata

namun dapat ditunjukkan dengan kemampuan kerja yang baik pula, ketiga

(24)

bermanfaat dikaji dan dilakukan di fakultas ekonomi karena secara langsung

memberikan potret wajah fakultas ekonomi di mata masyarakat pengguna,

sehingga kegagalan para lulusannya dalam berkompetisi di dunia kerja pada

hakekatnya menjadi kegagalan fakultas ekonomi, oleh karena itu kurikulum harus

mampu menyiapkan peserta didik hari ini dan masa depan.

B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Pengembangan kurikulum harus melibatkan semua pihak yang

berkepentingan dalam arti aspirasi masyarakat pengguna dalam kurikulum tidak

dapat diabaikan.

Penjaringan aspirasi masyarakat pengguna dalam bentuk needs assessment

adalah sebuah langkah penting yang harus diupayakan fakultas ekonomi untuk

menyusun kurikulumnya, sebagaimana yang banyak dikemukakan oleh ahli

kurikulum seperti Zais, Taba, Nichols, Skillback, Oliva, Print yang menyarankan

pentingnya melakukan needs assesment dalam perancangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum haruslah dilakukan secara matang, sistematis

mengikuti prinsip-prinsip pengembangan yang benar dan ajeg. Secara umum

kegaiatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan kurikulum meliputi

identifikasi kebutuhan, penyusunan desain kurikulum, uji coba kurikulum,

validasi, implementasi dan evaluasi kurikulum. Oleh karena itu peninjauan

kurikulum dengan melakukan analisis kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan

masyarakat pengguna adalah merupakan bentuk pengembangan kurikulum

(25)

secara seksama berbagai tuntutan lapangan dan perkembangan ilmu dan

pengetahuan yang ada.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan

pengembangan kurikulum dalam arti penyempurnaan kurikulum di Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang sehingga dapat memenuhi segenap

kebutuhan-kebutuhan stakeholders, dengan rumusan masalah bagaimana sosok

kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang sesuai dengan

kebutuhan stakeholders.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi kajian pengembangan kurikulum

pada studi penyempurnaan kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Padang dengan menganalisis kesesuaian dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang dengan kebutuhan masyarakat pengguna

(stakeholders) meliputi kompetensi lulusan, struktur mata kuliah,

deskripsi/substansi kajian mata kuliah, implementasi dan evaluasi kurikulum.

Analisis kebutuhan yang akan dilakukan melahirkan kurikulum Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang yang disempurnakan untuk memenuhi

kebutuhan stakeholder dan tetap memperhatikan perkembangan keilmuan yang.

(26)

Bagan 1.1. Paradigma Penelitian

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Agar penelitian ini lebih terarah kepada masalah yang dituju, maka diajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1 Bagaimanakah kondisi objektif dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang yang ada saat ini?

2 Bagaimanakah penilaian stakeholders terhadap kurikulum Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang?

3 Apa sajakah kebutuhan-kebutuhan stakeholders yang harus diperhatikan

dalam pengembangan kurikulum Fakultas Ekonomi Uiversitas Negeri

(27)

4 Bagaimana sosok kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

yang telah disempurnakan yang memenuhi kebutuhan stakeholders?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sosok

kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang disempurnakan

dengan mengakomodir kebutuhan stakeholder.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Menganalisa kondisi objektif dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

b. Mengetahui dan menganalisa penilaian stakeholders terhadap kurikulum

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

c. Mengetahui dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan stakeholders yang harus

diperhatikan dalam kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

d. Menghasilkan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

yang disempurnakan dengan memperhatikan kebutuhan stakeholders

E. ASUMSI PENELITIAN

Pengembangan kurikulum pada institusi pendidikan sangat penting seiring

dengan perkembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial, budaya

dan ekonomi, kebutuhan dan tuntutan pekerjaan serta perilaku dan kebiasaan yang

(28)

kebutuhan sehingga menjadikan kurikulum sebagai perangkat pendidikan yang

berperan memberikan kontribusi besar dalam kehidupan.

Perubahan, perbaikan menuju kesempurnaan kurikulum adalah langkah

yang strategis yang mestinya dilakukan oleh setiap institusi pendidikan terhadap

kurikulumnya. Kurikulum tidak seharusnya bersifat statis dengan mengisolasikan

diri dari hiruk pikuk perubahan sedangkan perubahan semakin lantang disuarakan.

F. SIGNIFIKANSI DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap

kajian-kajian kurikulum secara umum sehingga dapat memperkaya khasanah

keilmuan kurikulum hari ini.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian bagi

pengembangan kurikulum khususnya dalam bidang pendidikan ekonomi dan

manajemen maupun bidang lain atau bagi pengembang kurikulum secara umum

sehingga dapat lebih mendekatkan kurikulum sebagai dokumen dengan kurikulum

pada tataran implementasi (kurikulum aktual).

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua stakeholder

khususnya Fakultas Ekonomi UNP, mahasiswa dan stakeholder lainnya

a. Bagi Pimpinan Fakultas dan Program Studi di FE UNP

1) Sebagai bahan masukan bagi pengembang kurikulum di Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang khususnya pada program studi Pendidikan

(29)

sehingga mampu memenuhi segenap tuntutan dan kebutuhan stakeholders

secara nyata di lapangan kerja.

2) Sebagai contoh bagi program studi lainnya di lingkungan Fakultas

Ekonomi khususnya dan fakultas lain di lingkungan Universitas Negeri

Padang dalam mengembangkan kurikulum yang representatif dan

bersinergis dengan kebutuhan stakeholders

b. Bagi Dosen

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang diharapkan dapat

meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan profesi secara lebih

baik sesuai dengan tuntutan kurikulum.

c. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang diharapkan dapat

merasakan manfaat dari penyempurnaan kurikulum ini sehingga dapat

meningkatkan kompetensi dan kesiapan mereka dalam menghadapi persaingan

di dunia kerja.

d. Bagi Pengguna Lulusan

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat pengguna lulusan dalam hal ini

perusahaan/industri, lembaga pendidikan formal dan non formal adalah

terakomodirnya segenap kebutuhan yang disyaratkan sehingga memberikan

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini metode penelitian deskriptif

analitik dengan pendekatan kualitatif dan kualitatif.

Metode deskriptif digunakan berdasarkan pertimbangan; pertama masalah

yang diteliti adalah masalah yang ada sekarang, atau gejala-gejala yang nampak

pada saat ini, dalam penelitian ini gelajar atau fenomena terkait dengan kurikulum

di Fakultas Ekonomi yang ditinjau dari sisi kebutuhan stakeholders yang

mengalami akselarasi tinggi akan tuntutan kebutuhannya, kedua pusat perhatian

kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai

variabel, ketiga ingin mengungkapkan hal yang sebenarnya dari kurikulum di

Fakultas Ekonomi UNP

Data-data yang penulis peroleh di lapangan berupa dokumen, hasil angket

tertutup dan jawaban angket terbuka baik berbentuk pilihan jawaban ataupun

uraian akan dideskripsikan dengan jelas dan sistematis sehingga tersaji sebuah

data komprehensif dan mudah dipahami.

Pendekatan kualitatif dan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan

pertimbangan; Pertama penelitian ini mencoba menganalisa kurikulum Fakultas

Ekonomi secara objektif, menganalisa jawaban stakeholders terkait penilaian

mereka terhadap dokumen kurikulum di Fakultas Ekonomi, menganalisa

kebutuhan stakeholders, merumuskan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi yang

(31)

mengeksplorasi data-data yang ada dilapangan dengan berhubungan secara

langsung dengan responden untuk kemudian menemukan hal-hal yang bersifat

komplek.

Kedua penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan rancangan

kurikulum Fakultas Ekonomi yang disempurnakan, untuk kepentingan tujuan

penelitian ini penulis melakukan analisis dan telaahan data untuk kemudian

dipadukan dengan dokumen yang ada.

Ketiga interakasi peneliti dengan responden serta informan menjadi penting

dan wajib untuk dilakukan sehingga pendekatan kualitatif sangat cocok dilakukan.

Kempat kompleksitas data yang ditemukan dan fenomena-fenomena yang diteliti

dari perspektif paritsipan.

B. VARIABEL PENELTIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas terdapat dua

variabel penting yang dibahas dalam penelitian ini yaitu pengembangan

kurikulum dan kebutuhan stakeholder.

1. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

proses penyempurnaan kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas negeri Padang

pada komponen-komponen kurikulumnya meliputi tujuan, kompetensi kelulusan,

struktur mata kuliah, substansi kajian, aktifitas pembelajaran dan evaluasi.

Dalam penelitian ini pengembangan kurikulum di Fakultas Ekonomi

dikelompokkan pada program pendidikan dan non kependidikan, untuk program

(32)

kependidikan dipilih Program Studi Pendidikan Ekonomi keahlian Pendidikan

Akuntansi.

Pertimbangan peneliti dalam memilih kedua program studi itu adalah

pertimbangan peminat dan pertimbangan prospek kemandirian.

Program Studi manajemen adalah program studi yang memiliki jumlah

mahasiswa paling banyak dan program studi non kependidikan pertama di

Fakultas Ekonomi yang memiliki prospek kerja yang cukup cerah.

Program studi Pendidikan Ekonomi keahlian Akuntansi adalah program

studi memiliki mahasiswa yang paling banyak dan dapat mengajar baik di SMP

dan SMA/SMK, lembaga bimbingan belajar. Disamping menjadi guru akuntansi

lulusan pendidikan ekonomi akuntansi dapat juga bekerja pada sektor non guru

atau membuka lapangan kerja sendiri.

Berikut data jumlah mahasiswa dan peminat pada empat program studi di

[image:32.595.114.507.507.671.2]

Fakultas Ekonomi dari tahun 2005-2007.

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa Terdaftar FE Semester Juli-Desember 2009 Menurut Tahun Masuk

No Program Studi 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Jml

1 Pendidikan

Ekonomi 4 4 14 83 107 207 241 161 168 877

2 Manajemen 1 2 15 71 55 121 138 249 197 728

3 Ekonomi

Pembangunan 0 2 13 61 70 121 138 138 197 562 4 Akuntansi 2 2 15 79 76 126 155 226 203 724

(33)

Berdasarkan data di atas terlihat jumlah mahasiswa yang paling banyak

adalah pada program studi Pendidikan Ekonomi dan pada Program Studi

[image:33.595.114.513.203.402.2]

Manajemen.

Tabel 3.2

Jumlah Peminat Fakultas Ekonomi tahun 2005 s.d. 2007

Prodi

2005 2006 2007

PMDK SPMB NR PMDK SPMB NR PMDK SPMB NR

P. Ekonomi 259 907 240 1272 322 201 1615 490

Manajemen 161 738 102 869 174 103 1115 363

E. Pemb. 57 426 31 463 52 49 535 79

Akuntansi 160 746 143 836 322 158 1115 362

Jumlah 637 2817 516 3440 870 511 4380 1294

Jumlah/Tahun 3454 4826 6185

Sumber: Fakultas Ekonomi (2007)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah mahasiswa pada dua program

studi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu prodi manajemen dan pendidikan

ekonomi merupakan program studi dengan jumlah peminat paling tinggi dengan

kecendrungan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

2. Kebutuhan Stakeholder

Kebutuhan stakeholder adalah masukan/saran stakaholders terhadap tujuan

(visi, missi motto), kompetensi lulusan, struktur mata kuliah, deskripsi/substansi

kajian mata kuliah,aktifitas pembelajaran dan evaluasi di Fakultas Ekonomi sesuai

dengan standar kerja dan kompetensi pegawai pada masing-masing stakeholders.

1). Kompetensi Lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan Fakultas Ekonomi

(34)

sikap yang digunakan sebagai pedoman dalam penetuan pencapaian

kompetensi mahasiswa.

2). Deskripsi/substansi kajian mata kuliah merupakan uraian singkat tentang mata

kuliah yang terdiri atas tujuan-tujuan (kompetensi) yang ingin di capai serta

muatan (isi) mata kuliah yang terdiri atas materi-materi yang akan dipelajari

secara garis besar.

3). Aktifitas belajar (impelemtasi) adalah proses belajar mengajar (PBM) yang

dilakukan dimulai dari perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran,

media pembelajaran.

4). Evaluasi yaitu alat yang dipakai untuk mengetahui ketercapaian tujuan

kurikulum secara umum dan pembelajaran secara khusus baik berbentuk tes,

unjuk kinerja meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mengumpulkan data dari lapangan sebagaimana dijelaskan dalam

prosedur penelitian di atas, peneliti menggunakan tiga instrument penting yaitu

dokumen, angket dan wawancara dan studi kepustakaan.

Dokumen adalah sekumpulan data tertulis yang sah dan legal dimiliki oleh

narasumber yang merupakan alat kelengkapan utama dalam sebuah orgaisasi.

Dalam penelitian ini dokumen kurikulum yang penulis maksud adalah berupa

buku panduan akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang tahun 2008

yang berisikan secara lengkap profil fakultas serta kurikulum secara menyeluruh.

Angket adalah instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan dan

(35)

choice), jawaban uraian, jawaban penjodohan dan lain sebagainya. Dalam

penelitian ini peneliti merencananakan dua jenia angket yaitu angket terbuka

dengan jawaban uraian serta angket tertutup dengan jawaban pilihan (multiple

choice).

Wawancara adalah instrument penelitian yang melibatkan peneliti secara

langsung untuk berhubungan dengan responden atau narasumber. Peneliti

melakukan wawancara disesuaikan dengan situasi dan kondisi responden, apabila

responden berkebaratan mengisi angket dengan berbagai alasan, oleh karena itu

wawancara hanyalah teknik pelengkap untuk memperoleh informasi (data) yang

diperlukan dalam penelitian sekaligus digunakan sebagai pengukuran

(kriterium) yang dilakukan langsung terhadap narasumber atau ekspert sebagai

bentuk konfirmaitf terhadap hasil yang didadapat sebelumnya

Studi kepustakaan, peneliti menggunakan benda-benda tertulis seperti

buku-buku, jurnal, majalah, dokumen, peraturan, dan sebagainya sehingga

dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mengecek kesesuaian data.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek utama penelitian ini adalah; pihak pengelola lembaga terdiri atas

Dekan, Pembantu Dekan, ketua dan sekretatris program studi, pihak pelaksana

dosen, pihak sasaran mahasiswa, pihak pengguna (stakeholders) yang terdiri atas

perusahaan, lembaga pendidikan formal dan non formal di kota Padang.

Keterlibatan subjek utama dalam penelitian ini adalah dalam posisi sebagai

informan dan sebagai responden yang disesuaikan dengan kebutuhan data di

(36)

E. SUMBER DATA

Sejumlah data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis kumpulkan dan

peroleh dari studi kepustakaan, dokumentasi serta informan dan responden.

Sumber data berupa studi kepustakaan terdiri atas statuta, buku panduan

akademik, laporan-laporan, rekaman proses dan lainnya yang berkaitan dengan

kurikulum Fakultas Ekonomi UNP Prodi Manajemen dan Prodi Pendidikan

Ekonomi Akuntansi, disamping itu studi kepustakaan dilakukan terhadap

buku-buku yang terkait dengan teori-teori kurikulum, pengembangan kurikulum serta

evaluasi kurikulum.

Sumber data baik dari informan maupun dari responden direncanakan

sebagai berikut:

1. Pihak pengelola. Dekan,pembantu dekan dan ketua dan sekretaris program

studi pendidikan ekonomi dan manajemen selaku informan sebanyak 8 orang.

2. Pihak pelaksana. Dosen selaku responden pada dua program studi yaitu

manajemen dan pendidikan ekonomi masing-masingnya sebanyak 14 orang

(diambil secara acak)

3. Pihak sasaran. Mahasiswa selaku responden pada dua program studi dengan

memilih mahasiswa tahun akhir (semester 7 dan 8), program studi manajemen

51 orang dan program studi pendidikan ekonomi 41 (pertimbangan dan

proposrsional).

4. Pihak pengguna Stakeholders selaku responden (perusahaan, lembaga

pendidikan formal dan non formal). Perusahaan/industry sebanyak 20 buah

(37)

sebanyak 10 sekolah (acak), dan lembaga pendidikan non formal (BIMBEL)

sebanyak 3 buah (pertimbangan).

F. PROSEDUR PENELITIAN DAN TEKNIK PENGOLAHAN DATA.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi: studi pendahuluan,

menyusun rencana penelitian, menetukan lokasi penelitian dan mengurus

perizinan.

a. Studi pendahuluan

Pada studi pendahuluan dilakukan dengan kajian literature berupa buku,

laporan, jurnal, dokumen kurikulum FE dan pada akhirnya ditemukan

permasalahan mengenai ketidaksesuaian kurikulum Fakultas Ekonomi dengan

kebutuhan masyarakat pengguna.

Persoalan kurikulum di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh dua orang dosen senior yaitu

Prof. Bustari Mukhtar pada tahun 2008 yang meneliti tentang relevansi persiapan

mahasiswa praktek lapangan kependidikan (PLK) dengan kebutuhan stakeholder

di program studi Pendidikan Ekonomi FE UNP dan penelitian yang dilakukan

oleh Dr.Hasdi Aimon tahun 2008 yang meneliti tentang analisis kesesuaian output

Program Studi Pendidikan Ekonomi terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja di

(38)

Penelitian yang dilakukan Mukhtar (2008) menemukan: (a) kemampuan

mahasiswa PLK dalam menyusun persiapan mengajar, penguasaan materi dan

keterampilan telah sesuai dengan kebutuhan stakeholder, (b) kurikulum Program

Studi Pendidikan Ekonomi keahlian Tata Niaga, Akuntansi dan Administrasi

Perkantoran membutuhkan revisi karena masih terdapat kompetensi dasar di SMK

pada jurusan Penjualan, Akuntansi dan Administrasi Perkantoran yang belum

terkover sepenuhnya dalam mata kuliah keahlian di Fakultas Ekonomi, terutama

yang berkaitan dengan penguasaan keterampilan.

Pada keahlian Tata Niaga terdapat 24 kompetensi dasar yang belum relevan

dari 41 kompetensi dasar yang ada, pada keahlian Akuntansi terdapat 31

kompetensi dasar yang belum relevan dari 122 kompetensi dasar yang ada, pada

keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 20 kompetensi dasar yang belum

relevan dari 83 kompetensi dasar yang ada.

Temuan penelitian dari peneliti di atas penulis deskripsikan dalam tabel dan

[image:38.595.117.513.534.636.2]

bagan berikut:

Tabel. 3.3

Perbandingan Kompetensi SMK dengan Kompetensi PSPSE FE

Keahlian Kompetensi SMK

Kompetensi yang di

ajarkan PSPE FE UNP Selisi

Persentase Kekurangan (%) Penjualan Akuntansi Adm. Perkantoran 41 122 83 24 31 20 17 91 63 41.46 74.59 79.50

Sumber: Bustari (2007)

Dari tabel di atas ternyata selisih kekurangan antara kompetensi yang

diajarkan paa prodi pendidikan ekonomi dengan tiga bidang keahlian pada SMK,

bahkan dua bidang keahlian di SMK yaitu akuntansi dan administrasi perkantoran

(39)

Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Aimon dan kawan-kawan (2008)

tentang analisis kesesuaian output Program Studi Pendidikan Ekonomi terhadap

kebutuhan pasar tenaga kerja di Propinsi Sumatera Barat menemukan

terdapatnya perbedaan tingkat keahlian yang signifikan oleh alumni PSPE

FE-UNP dengan tingkat keahlian yang dibutuhkan pasar tenaga kerja kependidikan di

propinsi Sumatera Barat, antara alumni yang sudah bekerja dan belum bekerja

mempunyai perbedaan yang signifikan dari segi kemampuan mengajar,

kemampuan menganalisis, komunikasi, kepemimpinan, kreatifitas, kemampuan

menerapkan teori, komputasi, keterampilan membuat laporan, keterampilan

menulis dalam bahasa inggris, keterampilan PLK (Praktek Lapangan

Kependidikan), keterampilan magang, dan kemampuan memecahkan masalah.

Dua temuan dari hasil penelitian ini lebih menyoroti dokumen kurikulum di

Program Studi Pendidikan ekonomi yang terlihat bahwa kurikulum di prodi ini

belum mampu memenuhi harapan masyarakat pengguna sesuai dengan kebutuhan

mereka sehingga banyak ditemukan ketidaksesuaian baik dari sisi isi kurikulum

dalam bentuk mata kuliah, kompetensi dasar dan kompetensi lulusan (output)

yang dihasilkan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna

(stakeholder) khususnya tenaga kerja kependidikan di Sumatera Barat.

Pada tataran aktifitas belajar (implemetasi) khususnya program praktek kerja

industri (pemagangan) yang telah dirintis sejak periode Jurusan Ekonomi yang

merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran berbasis praktek menemukan

(40)

magang mahasiswa dan tim magang ke industri/perusahaan dan instansi tempat

magang yang dilakukan yaitu;

Pertama industri/perusahaan dan instansi secara umum menyatakan

kemampuan mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam beradaptasi dan melaksanakan

kerja praktek khususnya di industri/perusahaan cukup baik namun harus

ditingkatkan disamping itu juga ada juga mahasiswa yang memiliki motivasi dan

dedikasi kerja yang rendah sehingga sulit untuk beradaptasi dengan dunia kerja.

Kedua penempatan wilayah kerja mahasiswa terkadang tidak

memperhatikan latar belakang keilmuan yang dimiliki sehingga sering terjadi

penempatan yang tidak sesuai latar belakang jurusan yang mereka pilih sehingga

mahasiswa mengalami kendala dalam proses adaptasi kerja.

Ketiga kesulitan mahasiswa mengaplikasikan konsep dan teori yang mereka

pahami dengan implementasinya dilapangan bahkan teori dan konsep yang

dipelajari tidak relevan lagi dengan aktifitas yang dilakukan perusahaan.

Keempat sulitnya mahasiswa melakukan pengaplikasian konsep dan teori

yang dipelajari karena tidak terakamodir dengan baik oleh instansi tersebut

terutama di instansi pemerintah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan secara umum

memperlihatkan bahwa kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

sangat perlu dilakukan pengembangan dalam arti perbaikan dengan

memperhatikan sepenuhnya kebutuhan stakeholders, dengan tidak melupakan

(41)

b. Menyusun rencana penelitian

Berdasarkan hasil studi penelitian yang telah diuraikan pada studi

pendahuluan selanjutnya disusun rencana penelitian untuk kemudian di

konsultasikan dengan dosen penasehat akademik dan dilanjutkan dengan

menyusun proposal dan diujikan dalam seminar proposal.

Permasalahan yang diajukan pada prinsipnya dapat diterima tetapi

memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Setelah mendapatkan pembibingan

yang tetap melalui SK yang dikeluarkan oleh SPS UPI akhirnya melalui

konsultasi, bimbingan dan araha dari pembimbing diperoleh rancangan tesis yang

sesuai.

c. Memilih lokasi penelitian

Lokasi penelitian disesuaikan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat

memberikan data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Lokasi

penelitian penulis tetapkan adalah kota Padang dengan beberapa pertimbangan

yaitu:

1). Mengingat kota Padang adalah kota dengan tingkat heterogenitas dan

perkembangan dunia industri dan ilmu yang cukup baik dibandingkan dengan

kota-kota lainnya di Sumatera Barat

2). Kota Padang adalah pusat pendidikan, pusat bisnis dan pusat pemerintahan

provinsi.

3). Sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi melaksanakan magang di kota

(42)

4). Penelitian ini belum pernah dilakukan khususnya di lingkungan Fakultas

Ekonomi sehingga akan sangat memberikan informasi yang konstruktif bagi

Fakultas Ekonomi

5). Jumlah sekolah pada tingkat SMP dan SMA/SMK/MA dan sederajat cukup

banyak dibandingkan dengan beberapa kota atau kabupaten lain yang ada di

Sumatera Barat sehingga mahasiswa Fakultas Ekonomi yang melaksanakan

praktek mengajar (praktik lapangan pendidikan) banyak tersebar di kota

Padang.

d. Mengurus perizinan

Prosedur yang penulis lakukan dalam mengurus perizinan penelitian adalah

sebagai berikut:

1). Mengurus surat izin penelitian

Izin penelitian ditujukan kepada direktur SPS UPI untuk ditujukan kepada

pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang dan kepada Badan

Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS)

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota

Padang.

2). Tindak lanjut

Berdasarkan surat izin yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Provinsi

Sumatera Barat kemudian diteruskan kepada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Kota Padang

(43)

3). Konfirmasi kesediaan responden

Berdasarkan surat rekomendasi yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa

Politik dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Kota

Padang penulis menghubungi lembaga non formal (BIMBEL) dan

perusahaan/industri yang telah direncanakan untuk melakukan konformasi

kesediaan dan waktu untuk berkunjung melakukan penelitian.

Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan

Kota Padang penulis menghubungi lembaga pendidikan formal (SMP, SMA dan

SMK) yang telah direncanakan untuk melakukan konformasi kesediaan dan waktu

untuk berkunjung melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan terdiri atas,

pengumpulan data informan dan responden, penyebaran angket dan pelaksanaan

wawancara.

1). Karaktersitik responden

Karakteristik informan dan responden untuk mendukung kelengkapan data

adalah: (a) informan dari pihak pengelola lembaga dalam hal ini Dekan dan

jajarannya cukup dengan menuliskan nama, jabatnya, pendidikan dan pengalaman

mengajar (b) respnden untuk dosen dengan menuliskan nama, pendidikan dan

pengalaman mengajar (c) responden mahasiswa dengan menuliskan nama,

program studi, tempat magang (d) responden untuk perusahaan/industri nama,

(44)

2). Validasi dan reliabilitas instrument

Validitas dan reliabilitas instrument dilakukan sebelum angket (kuisioner)

diberikan kepada responden dengan tujuan agar angket yang telah disusun dapat

dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan bagi responden dalam mengisinya.

Validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tiga teknik yaitu

trianggulasi, member check dan Researcher’s biases.

3). Pengumpulan data dokumentasi (studi kepustakaan)

Pengumpulan data dokumentasi yang penulis lakukan dengan menghubungi

pihak pengelola dalam hal ini Dekan dan jajarannya untuk meminta data dokumen

kurikulum FE berupa buku panduan Fakultas Ekonomi 2008 yang memuat secara

lengkap profil FE dan kurikulum secara keseluruhan. Khusus pada

perusahaan/industri penulis merencanakan meminta profil perusahaan dan standar

kompetensi pegawai dan deskripsi tugas.

4). Penyebaran angket dan pelaksanaan wawancara

Angket (kuisioner) yang diberikan kepada responden berupa angket

penilaian dokumen kurikulum FE kepada mahasiswa dan dosen, analisis

kebutuhan kurikulum kepada perusahaan/industri, lembaga pendidikan formal

(SMP,SMA dan SMK), lembaga pendidikan non formal (BIMBEL).

Wawancara dilakukan dengan responden untuk mengungkap dan

menanyakan hal-hal yang tidak terungkap dalam angket sehingga data yang

(45)

3. Tahap Analisis

Setelah sumber data terkumpul secara keseluruhan dari responden dan

informan yaitu angket baik terbuka atau tertutup dan dokumen, selanjutnya

dilakukan tahap analisis terhadap sumber data yang ada.

Sebelum tahap analisis dilakukan peneliti melakukan verivikasi dan

pengklasisifkasian sumber data. Verifikasi dilakukan dengan melihat kecukupan

data dan informasi yang diperoleh dari angket dan dokumen serta berusaha

melengkapi kembali apabila ditemukan data yang tidak cukup. Pengklasifikasian

dilakukan setelah verivikasi dengan melakukan pengklasifikasikan angket dan

dokumen berdasarkan sumber data yang diperloleh.

1). Analisis dokumen kurikulum

Analisis dokumen terhadap sumber data berupa dokumen kurikulum Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang dengan melakukan analisis konten/isi yaitu

pemaknaan data secara mendalam dan dihubungkan dengan tujuan penelitian dan

kondisi nyata.

2). Analisis penilaian Kurikulum

Analisis penilaian kurikulum dilakukan terhadap angket tertutup, terbuka

dan hasil wawancara. Data yang diperoleh dari angket tertutup dioleh dengan

menggunakan analisis statisitik deskriptif menyajikan data kedalam bentuk tabel

dan grafik menghitung presentasi dan mean, melakukan interprestasi. Sedangkan

data yang diperoleh dari angket terbuka dan wawancara akan diolah dan dianalisis

dengan analisis deskriptif kualitatif berupa deskripsi naratif-kualitatif

(46)

3). Analisis kebutuhan kurikulum

Analisis kebutuhan kurikulum dilakukan terhadap angket terbuka dan

tertutup yang merupakan jawaban dari stakeholders baik internal maupun ekternal

terkait dengan desain kurikulum yaitu tujuan, kompetensi lulusan, struktur mata

kuliah, substansi kajian, aktifitas belajar dan evaluasi. Analisis dilakukan sesuai

dengan sifat data yang diperoleh yaitu analisis statistic deskriptif dan analisis

deskriptif naratif kualitatif.

4). Perumusan kurikulum

Setelah melakukan analisis data, dokumen serta analisis kebutuhan

dilanjutkan dengan melakukan perumusan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi

yang telah disempurnakan meliputi tujuan, standar kompetensi lulusa, struktur

mata kuliah, substansi kajian mata kuliah, aktifitas belajar dan evaluasi.

4. Laporan akhir

Final dalam penelitian ini adalah tahap penyusunan laporan penelitian yang

secara lengkap sesuai dengan buku panduan penulisan karya ilmiah yang

diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2008, dan yang

terpenting adalah dengan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing tesis

sehingga tetap berada dalam kerangka penelitian yang benar secara keilmuan.

Langkah-langkah penelitian

Gambar

Tabel 1.2 Peringkat Beberapa Perguruan Tinggi Indonesia
Tabel. 1.3 Keadaan APK Pendidikan Tinggi Indonesia Pemerataan dan Perluasan
Tabel 1.5 Pekerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Terdaftar FE Semester Juli-Desember 2009
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaannya skripsi yang ditulis oleh Hanif Dewi Saputri bertujuan untuk menganalisis pengembangan minat dan bakat siswa melalui anajemen ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah

Corresponding authors who have published their article open access do not receive a Share Link as their final published version of the article is available open. access

Senam otak telah diakui sebagai salah satu teknik belajar yang paling baik oleh National Learning Foundation USA karena senam otak ini memberikan keuntungan yaitu

Berdasarkan rumusan target di atas, maka PkM ini akan difokuskan pada pembangunan SDM sejak usia dini (siswa sekolah dasar) yang belum mendapat kesempatan

Hal ini karena mahasiswa sudah mempunyai kesadaran dalam dirinya sendiri untuk menerapkan alat pelindung diri yaitu sebanyak 31 mahasiswa (66.0%) sering

pembiayaan relatif kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh pada peningkatan aset perbankan syariah.Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan temuan Adi

Senada dengan itu, Panitia Kegiatan Roy Mongie menjelaskan, tujuan diselenggarakannya Bimtek bagi seluruh PPK di SKPD lingkup Pemkot Ambon adalah untuk memberikan materi

LTUVK AVWAWUQAK QXTYZL[ K 6+07.. LTWAeLQAK