PERSETUJUAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 21
C. Pertanyaan Penelitian ... 23
D. Tujuan Penelitian ... 24
E. Asumsi penelitian ... 24
F. Signifikansi dan Manfaat Penelitian ... 25
BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM ... 27
A. Kurikulum ... 27
1. Pengertian ... 27
2. Kurikulum dan Pendidikan ... 35
3. Model Konsep Kurikulum ... 39
4. Komponen Kurikulum ... 44
5. Fungsi dan Peranan Kurikulum ... 51
B. Pengembangan Kurikulum ... 53
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum ... 55
2. Rentangan Kegiatan ... 59
3. Tujuan Kelembagaan ... 59
4. Landasan Pengembangan Kurikulum ... 60
5. Model Pengembangan Kurikulum ... 70
6. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum ... 81
7. Inovasi Kurikulum ... 82
C. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum ... 85
1. Perencanaan Kurikulum ... 86
2. Implementasi Kurikulum... 104
3. Evaluasi Kurikulum ... 108
D. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi ... 117
1. Pendidikan Berbasis Kompetensi ... 120
2. Kompetensi sebagai Kebutuhan dalam Dunia Kerja ... 132
xiii BAB III METODE PENELITIAN ... 135
a. Desain Penelitian ... 135
b. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 136
c. Instrumen Penelitian ... 139
d. Subjek Penelitian ... 140
1. Kondisi Objektif Desain Kurikulum FE UNP ... 153
a. Desain Kurikulum ... 153
b. Implementasi Kurikulum ... 172
c. Evaluasi Kurikulum ... 174
2. Kurikulum FE UNP di Mata Stakeholders ... 179
a. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi ... 180
1) Kondisi Objektif Desain Kurikulum PSPE Ak... 180
2) Implementasi Kurikulum PSPE Ak ... 200
3) Evaluasi Kurikulum PSPE Ak ... 216
b. Program Studi Manajemen ... 227
1) Kondisi Objektif Desain Kurikulum PSM ... 227
2) Implementasi Kurikulum PSM ... 247
3) Evaluasi Kurikulum PSM ... 265
3. Analisis KebutuhanKurikulum FE UNP ... 276
a. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi ... 276
1) Analisis Kebutuhan Desain Kurikulum PSPE Ak ... 277
2) Analisis Kebutuhan Implementasi Kurikulum PSPE ... 309
3) Analisi Kebutuhan Evaluasi Kurikulum PSPE Ak ... 313
b. Program Studi Manajemen (PSM) ... 316
1) Analisi Kebutuhan Desain Kurikulum PSM ... 316
2) Analisi Kebutuhan Implementasi Kurikulum PSM ... 357
3) Analisi Kebutuhan Evaluasi Kurikulum PSM ... 361
4. Sosok Kurikulum FE UNP yang Disempurnakan ... 364
a. Landasan Hukum ... 365
b. Landasan filosofis Historis ... 365
c. Landasan Sosial kemasyarakatan ... 366
d. Landasan Ideologis Politik ... 367
e. Profil Fakultas Ekonomi UNP ... 367
1) Visi dan Misi FE ... 367
2) Tujuan FE ... 369
3) Motto FE... 370
4) Tujuan PSPE Ak ... 370
5) Kompetensi Lulusan PSPE Ak ... 370
6) Struktur Mata kuliah PSPE Ak ... 372
7) Deskripsi/Substansi Kajian Mata Kuliah PSPE Ak ... 373
8) Tujuan PSM ... 373
xiv 9) Kompetensi Lulusan PSM ... 374
10) Struktur Mata Kuliah PSM ... 375
11) Deskripsi/Substansi Kajian Mata Kuliah PSM ... 376
f. Aktifitas Belajar FE... 377
g. Evaluasi Kurikulum ... 378
B. Temuan dan Pembahasan ... 379
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran1:Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 429
Lampiran2:Instrumen kondisi objektif dokumen kurikulum FE UNP ... 431
Lampiran3:Instrumen analisis kebutuhan kurikulum FE UNP berdasarkan kebutuhan stakeholders ... 444
Lampiran4:Surat-surat izin/rekomendasi ... 502
Lampiran5:SK Pembimbing ... 507
Lampiran6:Pernyataan melaksanakan penelitian ... 510
Lampiran7:Buku Kurikulum FE UNP ... 541
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tantangan perguruan tinggi di Indonesia hari ini semakin kompleks, beban
yang dipikul oleh perguruan tinggi untuk mencerdaskan bangsa semakin lama
dirasakan sebagai pekerjaan yang maha berat yang menimbulkan ragam pendapat
yang miring dari masyarakat akibat tidak maksimalnya peran yang dijalankan
seperti anggapan selama ini yang berkembang bahwa perguruan tinggi ‘bak
menara gading’ yang hanya bisa menelorkan ide-ide cerdas dalam berbagai forum
dan kegiatan ilmiah sementara sangat sulit untuk dilakukan.
Anggapan ini merupakan anggapan yang harus diluruskan, keberadaan
perguruan tinggi adalah sebuah aset bangsa yang sangat besar dan memiliki
peranan yang strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa
sehingga sangat diperlukan upaya-upaya untuk semakin memantapkan dan
memaksimalkan fungsi dan peran yang diembannya hari ini dan masa depan.
Abad 21 yang dicirikan dengan globalisasi dalam segenap aspek kehidupan
menempatkan perguruan tinggi sebagai salah satu ujung tombak untuk
mempersiapkan manusia Indonesia yang berdaya saing, oleh karena itu
pengelolaan perguruan tinggi harus ditujukan untuk mengantisipasi kehidupan
yang penuh ketidakpastian, paradoksial, dan penuh persaingan
Dalam konteks globalisasi pendidikan tinggi memainkan peran sentral
dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan yang tercermin pada
kekuatan penentu kemajuan ekonomi dimana mereka adalah elemen pokok dalam
menyokong ekonomi berbasis pengetahuan sehingga dengan demikian peran
perguruan tinggi menjadi sangat vital sebagai basis produksi, diseminasi, aplikasi
ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, pembangunan kapasitas dan peningkatan
keahlian, kompetensi profesional, dan kemahiran teknikal.
Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan dari prediksi
perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial dan humaniora, teknologi,
seni, budaya dan ekonomi dunia, berarti ada tiga peran pokok yang harus
dijalankan Perguruan Tinggi saat ini pertama menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualifikasi tinggi dan mampu beradaptasi dengan perubahan IPTEKS ,
kedua secara berkesinambungan melahirkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan
baru, ketiga selalu meningkatkan akses dan adaptasi terhadap ilmu pengetahuan di
dunia. Sejalan dengan itu tiga fungsi pokok yang melekat pada Perguruan Tinggi
yaitu melaksanakan aktifitas pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian
yang disebut juga dengan tri darma Perguruan Tinggi
Bangsa yang mempunyai banyak manusia terdidik, berpengetahuan, dan
menguasai teknologi pasti memiliki daya saing kuat dalam kompetisi ekonomi
global, daya saing nasional amat ditentukan oleh kemampuan bangsa
bersangkutan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, melakukan inovasi
teknologi, serta mendorong program riset dan pengembangan untuk melahirkan
berbagai penemuan baru, sesuai dengan pernyataan Giddens dalam the global
third way debate (Alhumami, 2008) yang menyatakan bahwa ‘kemakmuran
kapasitas inovasi, pendidikan, dan riset (seperti yang ditunjukkan oleh Jepang,
China, dan Korea Selatan)’.
Perguruan tinggi tidak diposisikan sebagai pemain tunggal yang harus
memikul sendiri tangung jawab besar dalam peran yang diembannya, akan tetapi
seluruh elemen yang ada dalam masyarakat harus memberikan konstribusi dan
ambil bagian dalam membangun kapasitas bangsa demi memenuhi harapan
bangsa dan negara serta tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks,
salah satunya adalah dengan menciptakan mitra hubungan yang strategis dengan
industri dan perusahaan, hubungan segi tiga antara ilmu pengetahuan, industri,
dan universitas (triple helix of knowledge-industry-university) menjadi tak
terelakkan.
Selain menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi
teknologi, perguruan tinggi menyediakan tenaga profesional yang diperlukan
dunia industri, perguruan tinggi juga dapat melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan yang memberikan manfaat bagi perkembangan industri dan
pertumbuhan ekonomi, sedangkan industri dapat mengalokasikan dananya untuk
menopang kegiatan penelitian dan pengembangan di universitas, dinamika
hubungan segi tiga ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifikan pada
peningkatan produktivitas nasional dan daya saing bangsa.
Pola hubungan segitiga antara ilmu pengetahuan, industri dan universitas
mendorong terciptanya jalinan komunikasi yang kuat dalam ketiganya dan
menuntut langkah seiring sejalan, sehingga perkembangann ilmu pengetahuan,
semestinya mencirikan hubungan dengan konsep mutualisme, maka perancangan
kurikulum di perguruan tinggi seharusnya kurikulum yang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan mampu menghasilkan lulusan yang
berkompeten sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Kondisi perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan
yang cukup rumit seperti yang diungkapkan oleh Dewan Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun
2008 mengungkapkan kondisi perguruan tinggi di Indonesia adalah:
1. Perguruan Tinggi masih merupakan (dianggap) sumber ilmu pengetahuan, etika dan nilai - nilai kebijakan.
2. Gaji profesor atau dosen masih sangat rendah sehingga membutuhkan penghasilan tambahan dari berbagai sumber dan aktivitas lain yang menyita waktunya sebagai pendidik.
3. Perguruan Tinggi masih diselimuti oleh berbagai masalah sekaligus menjadi masalah bangsa secara keseluruhan.
4. PTN (terutama) beroperasi dengan sangat tidak efektif dan tidak efisien (kehadiran dosen rendah, pengangguran sarjana, kurikulum yang tidak responsif terhadap kebutuhan pasar kerja, dll.
5. Biaya sekolah semakin mahal dan DO semakin tinggi. 6. Tata pelaksanaan PBM tidak sesuai dengan standar mutu.
7. Kredibilitas perguruan tinggi belum memuaskan stakeholders atau masyarakat umumnya.
Persoalan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia secara umum tidak
terlepas dari tiga isu pokok yaitu persoalan mutu, persoalan relevansi dan
persoalan akses.
1. Persoalan Mutu
Mutu perguruan tinggi merupakan sebuah jaminan (garansi) yang diberikan
kepada calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa akan mendapatkan kepastian
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur mutu sebuah perguruan tinggi
adalah kualifikasi pendidikan dosen, sarana dan prasaran belajar, jumlah karya
ilmiah yang dihasilkan dosen, lulusan, peringkat dalam rangking perguruan tinggi
yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, pelayanan yang diberikan, dan lain
sebagainya. Seluruh indikator mutu ini dijadikan sebagai dasar oleh beberapa
lembaga resmi dalam menetukan peringkat perguruan tinggi dalam berbagai
kawasan, berikut ditampilkan data peringkat beberapa perguruan tinggi di
Indonesia berdasarkan webomatrics rangking:
Tabel.1.1
Peringkat Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia Menurut Webomatrics Rangking
Sumber: Dikti (2008)
Dari data di atas apabila dilihat secara mutu perguruan tinggi di Indonesia
berada pada peringkat di atas kelompok 500, artinya tidak terlalu
pada kelompok utama seperti top 10 atau 100, namun data yang berbeda yang
dikeluarkan oleh World University Rangking memperlihatkan data yang sedikit
berbeda yaitu:
Tabel 1.2
Peringkat Beberapa Perguruan Tinggi Indonesia Menurut World University Rangking
Sumber: Dikti (2008)
Dari data yang dikelurkan world university rangking beberapa perguruan
tinggi top di Indonesia sempat masuk dalam kelompok 300 artinya lebih baik dari
peringkat yang dikeluarkan oleh webomatrics rangking, namun dalam pandangan
persaingan globalisasi peringkat 300 ini tetap menggambarkan pencapaian yang
tidak menguntungkan dari sisi daya saing.
2. Persoalan Akses dan Pemerataan
Persoalan akses dan pemerataan juga menjadi dilema tersendiri dalam
pendidikan tinggi di Indonesia, banyak pemuda/i usia 19-24 tahun yang notabene
merupakan usia produktif dalam pendidikan tinggi tidak dapat menikmati dan
mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dengan alasan yang beragam seperti
tidak ada biaya, tidak ada motivasi untuk melanjutkan, tidak memiliki bakat dan
minat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan merasa
Berikut data keadaan APK pendidikan tinggi di Indonesia sejak tahun 2005
hingga tahun 2007:
Tabel. 1.3
Keadaan APK Pendidikan Tinggi Indonesia Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
Sumber: Dikti (2008)
Dari tabel di atas terlihat bahwa APK Pendidikan Tinggi di Indonesia
sangatlah rendah hanya berada pada kisaran di bawah 20% dari total penduduk
berusia 19-24 tahun yang seharusnya menikmati pendidikan di perguruan tinggi,
secara lengkap berikut data APK perwilayah Kopertis di Indonesia:
Tabel 1.4
Penduduk Usia 19-24 Tahun Tidak kuliah Menurut Wilayah Kopertis
Dari data di atas terlihat bahwa daerah yang memiliki APK regional paling
rendah adalah wilayah Kalimantan yaitu Kopertis XI, sedangkan APK paling
tinggi adalah Daerah istimewa Yogyakarta yaitu 63.35%, namun secara
keseluruhan terlihat hanya dua Kopertis dengan APK regional di atas 50% yaitu
Kopertis III untuk DKI Jakarta dan Kopertis V untuk DIY, sedangkan sisanya
APK berada di bawah 20%, secara nasional dapat dikatakan APK pendidikan
tinggi di Indonesia masih rendah. Data yang ada dapat dimaknai bahwa antara
pusat dan daerah terjadi ketidakmerataan akses pendidikan masyarakat usia
produktif tidaklah yang sangat memperihatinkan dengan gap yang sangat tinggi.
3. Persoalan Relevansi
Persoalan relevansi dapat dimaknai sebagai kesesuaian apa yang dihasilkan
perguruan tinggi dengan respon dunia kerja, artinya dengan melihat seberapa
besar daya serap dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi dapat dikatakan
bahwa adanya kesesuaian antara keduanya, apabila daya serap dunia kerja
terhadap lulusan perguruan tinggi sangat kecil berarti perguruan tinggu menjadi
penyumbang angka pengangguran yang semakin tinggi, maka terjadilah persoalan
irrelevansi antara pendidikan dengan dunia kerja, dimana kriteria dan kualifikasi
kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja tidak terpenuhi oleh para lulusan
perguruan tinggi.
Pengangguran yang terjadi bahkan memperlihatkan angka yang
mengkhawatirkan terutama mereka yang menganggur dalam strata pendidikan S1
atau D3, apabila dilihat dari persoalan relevansi berarti dunia kerja tidak
diantaranya kualifikasi dan kompetensi yang tidak memenuhi persyaratan yang
diinginkan, berikut ditampilkan data jumlah penggangguran di Indonesia menurut
pendidikannya:
Tabel 1.5
Pekerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005
Data yang diungkapkan oleh BPPS tahun 2005 yang menyebutkan angka
9,33 % penggangguran terbuka dari lulusan D1 dan D2, 13,23 lulusan
D3/akademisi serta 11,46 lulusan universitas, artinya persentase terbesar
pengangguran terbuka menurut pendidikannya disumbangkan oleh pendidikan
tinggi sebesar 34.02% dari total pengangguran terbuka.
Dikti juga merilis data tentang jumlah penggangguran berdasarkan
pendidikannya pada tahun 2007 sebagai berikut:
Berdasarkan grafik di atas angka pengangguran lulusan Universitas jauh
lebih besar dari D3 atau D2 maupun D1, namun secara keseluruhan dapat
dikatakan angka penggangguran dari lulusan perguruan tinggi dari tahun 2004
hingga 2007 memperlihatkan kenaikan dan hampir menyentuh angka 700.000
pada tahun 2007.
Tiga persoalan pokok di atas tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial,
ekonomi dan budaya baik secara langsung maupun tidak langsung dimana tiga
aspek ini (sosial, ekonomi dan budaya) turut andil dan berkontribusi dalam
persoalan yang terjadi dan aspek ekonomi menjadi bagian pokok dari tiga
persoalan yang ada untuk dikaji secara mendalam.
Persoalan mutu dan daya saing kalau ditinjau dari sisi ekonomi akan
memperlihatkan korelasi positif dimana keadaan ekonomi sebuah negara yang
sehat dan kebijakan yang proporsional untuk sektor pendidikan akan menjadikan
perguruan tinggi sebagai sektor primadona dalam memacu peningkatan kualitas
dan daya saing bangsa.
Malaysia dengan berani memberikan porsi anggaran pendidikan lebih besar
dari sektor lain bahkan menjadikan pendidikan sebagai prime sector untuk
menggerakkan perekonomian negaranya disamping sektor lain sehingga posisi
Malaysia dari sisi pendidikan dan peringkat perguruan tinggi Malaysia
meninggalkan Indonesia cukup jauh. Jepang pun menjadikan pendidikan sebagai
sektor unggulan dalam memacu pertumbuhan ekonomi negaranya sehingga dalam
waktu yang relatif cepat menjelma menjadi salah satu negara ekonomi terkuat di
Persoalan akses dan pemerataan tidak dapat dipisahkan dari sisi ekonomi,
rendahnya partisipasi dan akses masyarakat karena keterbatasan yang dimiliki
baik dari masyarakatnya maupun dari perguruan tinggi, kemampuan ekonomi
masyarakat dalam menikmati pendidikan tinggi dibatasi oleh ketidakmampuannya
dalam memenuhi kebutuhan yang harus ada sebagai konsekwensi dari pendidikan
tinggi, sementara disisi lain kemampuan perguruan tinggi dalam menjamin
ketersediaan sarana dan fasilitas belajar juga amat terbatas, keterbatasan ini akan
bermuara pada persoalan anggaran yang tidak memenuhi kebutuhan yang
seharusnya sehingga efisiensi dan penghematan menjadi solusi yang menuntut
perguruan tinggi melakukan dan memilih beberapa alternatife yang sulit.
Persoalan relevansi juga memiliki kaitan dengan sisi ekonomi, perguruan
tinggi yang setiap waktu menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu diserap
oleh dunia kerja ternyata menghadirkan fenomena baru sebagai bahagian dari
persoalan penggangguran itu sendiri, kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan
dunia usaha dan indistri tidak terpenuhi secara baik oleh perguruan tinggi,
kesenjangan yang terjadi apabila tidak segera ditangani akan semakin melebar dan
menciptakan ketidakstabilan.
Ketidakmampuan dari sisi ekonomi dengan keterbatasan akan sumberdaya
menjadi hal yang tidak terbantahkan sehingga proses belajar mengajar yang jauh
dari harapan dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.
Krisis Ekonomi yang telah menjadi wabah mendunia menjangkiti sektor
perekonomian di semua negara patut menjadi perhatian serius pengelola
krisis ini pertama perspektif teori dan kajian keilmuan, hal yang tidak bisa
dinafikan adalah fakultas ekonomi sebagai fakultas yang mengkaji dan menelaah
ilmu ekonomi dalam berbagai bentuk tingkah laku dan aktifitas ekonomi
masyarakat. Ilmu ekonomi sebagai rumpun dari ilmu-ilmu sosial cukup mendapat
perhatian luas dari masyarakat karena membicarakan ekonomi tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat baik secara makro maupun secara mikro.
Dalam tataran mikroekonomi lebih menitikberatkan pada masalah-masalah
ekonomi dalam ruang lingkup produksi, distribusi dan konsumsi, kebutuhan dan
alat pemuas kebutuhan serta upaya untuk memaksimalkan kepuasan dalam
berbagai keterbatasan, sedangkan dalam makroekonomi lebih menitikberatkan
pada persoalan-persoalan pokok dalam perekonomian secara lebih luas dalam
kehidupan bernegara yaitu masalah pertumbuhan, pengangguran, inflasi dan
neraca pembayaran. Kedua perspektif praktik dan kenyataan di lapangan, krisis
ekonomi yang terjadi dan menjadi momok yang sangat menakutkan negara-negara
di dunia menempatkan ilmu ekonomi dalam posisi yang dilematis, akibatnya
muncul streotip yang menyudutkan ilmu ekonomi : a) benarkah krisis yang terjadi
merupakan dampak dari pengajaran ilmu ekonomi yang diajarkan selama ini?, b)
masih relevankah kajian dalam ilmu ekonomi dipelajari dan diajarkan di fakultas
ekonomi saat ini atau masih perlu dan tetap di pertahankan?. Untuk menjawab dua
pertanyaan ini tentu dibutuhkan sebuah penelitian yang komprehensif dan
mendalam sehingga akan menjawab keresahan yang muncul di tengah
Membicarakan pengajaran ilmu ekonomi tidak dapat juga dilepaskan dari
sistem ekonomi yang berkembang didunia hari ini serta arah dan orientasi
kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara.
Dua sistem ekonomi yang cukup mendominasi dalam perekembangan dunia
hari ini adalah sistem ekonomi liberal yang diusung oleh Amerika Serikat dan
Eropah serta sistem ekonomi sosialis yang diusung oleh RRC dan Rusia.
Beberapa negara di kawasan timur tengah memakai sistem ekonomi islam.
Implementasi sistem yang dipakai diberbagai negara memperlihatkan bahwa
tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi liberal secara penuh
karena didalamnya ditemui adanya peran negara dengan sejumlah
kebijakan-kebijakan yang secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai intervensi untuk
kepentingan nasional negara bersangkutan, begitu juga dengan negara yang
memakai sistem ekonomi sosialis seperti Cina dan Rusia dimana kebebasan
individu dan berusaha masih terbuka, namun tidak berarti ciri masing-masingnya
sebagai sistem ekonomi hilang sama sekali.
Indonesia sebagai negara dengan Pancasila sebagai dasar negara menamakan
diri sebagai negara yang memakai sistem ekonomi Pancasila, intisari Pancasila
menurut Bung Karno adalah gotong royong atau kekeluargaan, sedangkan dari
segi politik trisila yang diperas dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa
(monotheisme), sosio-nasionalisme, dan sosio-demokrasi, Mubyarto (2003:6)
mengartikan sistem ekonomi pancasila sebagai:
moral, sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab: ada tekad seluruh bangsa untuk mewujudkan kemerataan nasional, sila ketiga Persatuan Indonesia: nasionalisme ekonomi, sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: demokrasi ekonomi, sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: desentralisasi dan otonomi daerah
Defenisi ini secara tegas mengatakan bahwa bahwa nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila adalah pedoman dan tolak ukur perilaku untuk menjalankan
aktifitas perekonomian baik secara makro maupun secara mikro sehingga tidak
boleh bertentangan dengan tatanan nilai yang sudah tertera dalam Pancasila itu
sendiri.
Pemikiran tentang ekonomi Pancasila adalah sebuah produk dan karya besar
dari para pendiri bangsa ini yang menggali dari nilai-nilai luhur kepribadian
bangsa Indonesia yang kemudian diwujudkan dengan kesepakatan bersama untuk
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, maka sudah seharusnya ekonomi
Pancasila terlihat nyata dalam praktik dan pengajaran ekonomi di negeri kita yang
harus diajarkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi yang akan
melahirkan manusia-manusia pancasilais yang menjalankan aktifitas
perekonomian Pancasila
Mubyarto (Faisal,2007) memberikan kritikan tajam terhadap pengajaran
ilmu ekonomi di Indonesia baik di sekolah menengah terlebih perguruan tinggi
sangat didominasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi klasik dan neoklasik.
Buku-buku teks ekonomi di sekolah lanjutan hanyalah derivasi ajaran ekonomi
neoklasik di perguruan tinggi yang disederhanakan sesuai dengan taraf berpikir
siswa. Salah satu kelemahan mendasar ajaran ekonomi neoklasik adalah terlalu
kelembagaan sosial-budaya, politik, dan ideologi gotong royong yang dianut
Indonesia.
Materi ekonomi yang diajarkan dalam ekonomi neoklasik adalah
materi-materi yang berpijak pada keyakinan manusia sebagai homo economicus, yang
selalu mengejar self interest secara efisien. Efisiensi ekonomi dianggap hanya
terwujud melalui maksimalisasi profit dan minimalisasi biaya. Efisensi dipercaya
hanya dapat dicapai melalui persaingan pasar (pasar bebas), sehingga ajaran yang
ditonjolkan adalah persaingan (kompetitivisme), dan bukannya kerja sama atau
kooperasi.
Memperhatikan persoalan ekonomi dalam ruang lingkup fakultas ekonomi
khususnya kajian ilmu ekonomi di fakultas ekonomi tidak dapat dipisahkan dari
kurikulum sebagai sebuah sistem dan kebijakan yang berlaku secara nasional,
artinya kurikulum sebagai sebuah sistem dalam pendidikan nasional telah
memberikan hasil-hasil nyata sebagai bentuk pencapaian kinerjanya.
Pencapaian kinerja kurikulum secara nasional hendaknya menjadi bahan
evaluasi bagi pemerintah dan pengelola pendidikan terutama di fakultas ekonomi
agar segera memperbaiki kurikulum yang ada untuk kemudian dapat memperbaiki
kinerjanya kedepan, karena hasil yang diperoleh sebagai bentuk kinerja kurikulum
merupakan sebuah dampak kurikulum yang telah dioperasionalkan, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Hasan (2008:67) “kurikulum haruslah memperlihatkan
hasilnya dalam bentuk dampak pada masyarakat dan pada kualitas lulusan setelah
beberapa waktu berada di masyarakat”, artinya kurikulum haruslah memberikan
terjadi perguruan tinggi berkontribusi dengan masalah-masalah yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat seperti tingkat penggangguran yang sangat besar dari
kelompok lulusan perguruan tinggi, seharusnya perguruan tinggi menjadi
bahagian solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran.
Memperbaiki dan atau melakukan peyempurnaan kurikulum adalah sebagai
bahagian pengembangkan kurikulum yang harus dilakukan khususnya di
perguruan tinggi dalam menyikapi hasil yang ada dan dampak yang ditimbulkan
terhadap masyarakat. Dampak yang tidak menguntungkan akan menjadi keluhan
masyarakat untuk segera ditangani dan dicarikan solusi tepat oleh perguruan
tinggi dalam rangka memperbaiki kurikulumnya. Disamping itu tuntutan dan
kebutuhan yang lahir dari dampak yang terjadi harus ditindaklanjuti dengan
segera dalam kerangka pengembangan kurikulum.
Melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum adalah bahagian
penting dalam pengembangan kurikulum seperti yang diungkapkan oleh Seller
dan Miller (Sanjaya,2007:32) :
proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang dimulai dari menetukan orientasi kurikulum kemudian dikembangkan menjadi pedoman pembelajaran untuk kemudian dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dan terakhir dilaksanakannya evaluasi.
Dalam pandangan yang lain Collin Marsh and George Wills (Ornstein &
Hunkins,2009:211) menekankan bahwa ‘pengembangan kurikulum berkenaan
dengan pengumpulan prosedur untuk kemudian menghasilkan sejumlah
perubahan pada kurikulum itu sendiri terutama pada materi yang diinginkan.
pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan link and match serta out put
dengan lapangan kerja yang dibutuhkan”.
Upaya melakukan pengembangan kurikulum tidak dapat melepaskan dari
kebutuhan masyarakat (Tyler,1949 ;Taba,1962; Zais,1976; Print,1988;
Nasution,2006; Sukmadinata ;2002 dan Kelly, 2004), para ahli sepakat
menyatakan pengembangan kurikulum tidak bisa melepaskan diri dari sisi sosial
kemasyarakatan, artinya kebutuhan masyarakat menjadi salah satu alasan dan
dasar pertimbangan dalam pengembangan sebuah kurikulum, secara khusus Taba,
Skilbeck dan Nicholls (Print, 1993) menempatkan analisis situasi dan diagnosa
kebutuhan sebagai langkah pertama dalam model desain pengembangan
kurikulumnya.
Secara teoritis Sukmadinata (2002;150-151) mengatakan bahwa
“pengembangan kurikulum harus memperhatikan beberapa prinsip penting yaitu
(1) prinsip relevansi, (2) prinsip fleksibelitas, (3) prinsip kontinuitas, (4) prinsip
praktis dan (5) prinsip efektifitas”.
Berbicara kurikulum dalam kontek nasional yang menjadi perhatian utama
kita adalah tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertera dalam UU No 20
tahun 2003, yang menyebutkan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq muli, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk bergerak menuju tujuan ini khususnya di lingkungan perguruan tinggi
dan pada Bab II pasal 2 ayat 1 dinyatakan secara jelas tujuan pendidikan tinggi
sebagai bentuk langkah konkrit dalam pencapaian tujuan nasional yaitu:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,. 2. mengembangkan dan/ataumemperkaya khasanah ilmu pengetahuan
teknologi dan/atau seni
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkuat kebudayaan nasional
Ditjen Dikti Depdiknas (2002:2) mengidentifikasikan pengembangan
kurikulum di perguruan tinggi setidaknya diarahkan pada empat sasaran
paradigmatis yaitu:
pertama mengembangkan mutu dan relevansi penyelenggaraan program studi kedua pemberdayaan perguruan tinggi untuk mandiri-bermasyarakat dalam penyelenggaraan program studi pilihannya secara santun dan bertanggungjawab ketiga mewujudkan akuntabilitas proses penyelenggaraan pendidikan tinggi yang terbuka oleh masyarakat keempat mengembangkan kebudayaan saling dapat dipercaya di kalangan masyarakat perguruan tinggi melalui proses evaluasi diri yang tersistem sebagai kebutuhan dalam menjaga eksistensinya.
Sedangkan sasaran strategis yang ingin dicapai dalam pengembangan
kurikulum di perguruan tinggi adalah
pertama mampu mengakses kebutuhan tenaga kerja yang tersedia di masyarakat sesuai dengan persyaratan kompetensi yang diberlakukan secara internasional kedua dapat berperan sebagai modal intelektual (intellectual capital), yang bercirikan kemampuannya sebagai: (1) human capital, (2) structural capital, (3) relational or customer capital, dan ketiga mempunyai mobilitas tinggi ke arah vertikal dan horizontal untuk dapat mengakses lapangan kerja yang bersifat volatile, kompetitif, dan tidak menentu keberadaannya.
Dengan demikian pendapat para pakar kurikulum, tujuan pendidikan
nasional, tujuan pendidikan tinggi serta rumusan sasaran paradigmatis dan
artinya telah terwujud secara nyata konsepsi yang lahir dari landasan keilmuan
dengan langkah yang akan dilaksanakan.
Pengembangan kurikulum dengan melakukan analisis secara mendalam
terkait relevansi (kesesuaian) kurikulum pada sebuah institusi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat penggunanya (stakeholders) serta kondisi dan tuntutan
zaman akan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian-penelitian
mengenai relevansi kurikulum ini khususnya tentang kurikulum di Perguruan
Tinggi telah banyak dilakukan dalam berbagai sudut pandang, Sulistyo (2003)
meneliti relevansi kurikulum lokal pendidikan D3 di Pusat Pendidikan Teknik
Badan Pengembangan SDM Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Jawa Barat yang mengkaji kesesuaian isi mata kuliah dengan tuntutan dunia
pekerjaan. Alimin (2003) mengkaji relevansi kurikulum Politeknik Negeri Ujung
Pandang jurusan Teknik Listrik dengan kualifikasi tenaga kerja dalam mendukung
penampilan di PT Semen Tonasa. Winoto (2003) dalam studi yang dilakukannya
mengkaji relevansi kurikulum program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu
Komunikasi UNPAD dengan kemampuan tenaga pengelola informasi lembaga
perpustakaan. Diens (2008) melakukan penelitian relevansi desain kurikulum
pelatihan guru PAI MTs dengan kebutuhan kompetensi guru di lapangan pada
balai diklat keagamaan Manado.
Hasil-hasil penelitian tentang studi relevansi kurikulum di atas memberikan
gambaran kepada kita akan pentingnya memperhatikan prinsip kesesuaian
(relevansi) dalam melakukan pengembangan kurikulum pada berbagai lembaga
secara khusus untuk memasuki dunia kerja ataupun pendidikan tinggi yang juga
akan dipersiapkan sebagai tenaga ahli dalam berbagai bidang pekerjaan yang
dimasuki, atau pada berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya.
Berdasarkan persoalan-persoalan yang telah diuraikan di atas agaknya
sangat diperlukan solusi untuk mengantisipasi segala kesulitan dan masalah yang
ada dan dalam kontek kurikulum salah satunya adalah dengan melakukan
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.
Penelitian ini akan berfokus pada pengembangan kurikulum Fakultas
Ekonomi di Universitas Negeri Padang, secara khusus pengembangan kurikulum
dilakukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan stakeholders dengan mengkaji
secara mendalam dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang dan kebutuhan masyarakat pengguna (stakeholders) di kota Padang
khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya, sehingga menghasilkan kurikulum
yang disempurnakan yang mengakomodir segenap kebutuhan stakeholders.
Terdapat beberapa alasan yang sangat mendasar dalam pemilihan objek
penelitian ini yaitu pertama peningkatan kompetensi lulusan adalah hal yang
sangat penting sebagai bentuk wujud dari kemampuan mahasiswa fakultas
ekonomi dari sisi keilmuan dan praktik di lapangan sehingga menjadi sumber
daya manusia yang kompeten, kedua peningkatan kompetensi lulusan menjadi
persoalan yang utama karena kebutuhan pasar tenaga kerja adalah sumber daya
yang kompeten yang tidak hanya unggul dan kompeten dengan sisi teoritis semata
namun dapat ditunjukkan dengan kemampuan kerja yang baik pula, ketiga
bermanfaat dikaji dan dilakukan di fakultas ekonomi karena secara langsung
memberikan potret wajah fakultas ekonomi di mata masyarakat pengguna,
sehingga kegagalan para lulusannya dalam berkompetisi di dunia kerja pada
hakekatnya menjadi kegagalan fakultas ekonomi, oleh karena itu kurikulum harus
mampu menyiapkan peserta didik hari ini dan masa depan.
B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Pengembangan kurikulum harus melibatkan semua pihak yang
berkepentingan dalam arti aspirasi masyarakat pengguna dalam kurikulum tidak
dapat diabaikan.
Penjaringan aspirasi masyarakat pengguna dalam bentuk needs assessment
adalah sebuah langkah penting yang harus diupayakan fakultas ekonomi untuk
menyusun kurikulumnya, sebagaimana yang banyak dikemukakan oleh ahli
kurikulum seperti Zais, Taba, Nichols, Skillback, Oliva, Print yang menyarankan
pentingnya melakukan needs assesment dalam perancangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum haruslah dilakukan secara matang, sistematis
mengikuti prinsip-prinsip pengembangan yang benar dan ajeg. Secara umum
kegaiatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan kurikulum meliputi
identifikasi kebutuhan, penyusunan desain kurikulum, uji coba kurikulum,
validasi, implementasi dan evaluasi kurikulum. Oleh karena itu peninjauan
kurikulum dengan melakukan analisis kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat pengguna adalah merupakan bentuk pengembangan kurikulum
secara seksama berbagai tuntutan lapangan dan perkembangan ilmu dan
pengetahuan yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan
pengembangan kurikulum dalam arti penyempurnaan kurikulum di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang sehingga dapat memenuhi segenap
kebutuhan-kebutuhan stakeholders, dengan rumusan masalah bagaimana sosok
kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang sesuai dengan
kebutuhan stakeholders.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi kajian pengembangan kurikulum
pada studi penyempurnaan kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang dengan menganalisis kesesuaian dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang dengan kebutuhan masyarakat pengguna
(stakeholders) meliputi kompetensi lulusan, struktur mata kuliah,
deskripsi/substansi kajian mata kuliah, implementasi dan evaluasi kurikulum.
Analisis kebutuhan yang akan dilakukan melahirkan kurikulum Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang yang disempurnakan untuk memenuhi
kebutuhan stakeholder dan tetap memperhatikan perkembangan keilmuan yang.
Bagan 1.1. Paradigma Penelitian
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Agar penelitian ini lebih terarah kepada masalah yang dituju, maka diajukan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1 Bagaimanakah kondisi objektif dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang yang ada saat ini?
2 Bagaimanakah penilaian stakeholders terhadap kurikulum Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang?
3 Apa sajakah kebutuhan-kebutuhan stakeholders yang harus diperhatikan
dalam pengembangan kurikulum Fakultas Ekonomi Uiversitas Negeri
4 Bagaimana sosok kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
yang telah disempurnakan yang memenuhi kebutuhan stakeholders?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sosok
kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang disempurnakan
dengan mengakomodir kebutuhan stakeholder.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Menganalisa kondisi objektif dokumen kurikulum Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
b. Mengetahui dan menganalisa penilaian stakeholders terhadap kurikulum
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
c. Mengetahui dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan stakeholders yang harus
diperhatikan dalam kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
d. Menghasilkan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
yang disempurnakan dengan memperhatikan kebutuhan stakeholders
E. ASUMSI PENELITIAN
Pengembangan kurikulum pada institusi pendidikan sangat penting seiring
dengan perkembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial, budaya
dan ekonomi, kebutuhan dan tuntutan pekerjaan serta perilaku dan kebiasaan yang
kebutuhan sehingga menjadikan kurikulum sebagai perangkat pendidikan yang
berperan memberikan kontribusi besar dalam kehidupan.
Perubahan, perbaikan menuju kesempurnaan kurikulum adalah langkah
yang strategis yang mestinya dilakukan oleh setiap institusi pendidikan terhadap
kurikulumnya. Kurikulum tidak seharusnya bersifat statis dengan mengisolasikan
diri dari hiruk pikuk perubahan sedangkan perubahan semakin lantang disuarakan.
F. SIGNIFIKANSI DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap
kajian-kajian kurikulum secara umum sehingga dapat memperkaya khasanah
keilmuan kurikulum hari ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian bagi
pengembangan kurikulum khususnya dalam bidang pendidikan ekonomi dan
manajemen maupun bidang lain atau bagi pengembang kurikulum secara umum
sehingga dapat lebih mendekatkan kurikulum sebagai dokumen dengan kurikulum
pada tataran implementasi (kurikulum aktual).
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua stakeholder
khususnya Fakultas Ekonomi UNP, mahasiswa dan stakeholder lainnya
a. Bagi Pimpinan Fakultas dan Program Studi di FE UNP
1) Sebagai bahan masukan bagi pengembang kurikulum di Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang khususnya pada program studi Pendidikan
sehingga mampu memenuhi segenap tuntutan dan kebutuhan stakeholders
secara nyata di lapangan kerja.
2) Sebagai contoh bagi program studi lainnya di lingkungan Fakultas
Ekonomi khususnya dan fakultas lain di lingkungan Universitas Negeri
Padang dalam mengembangkan kurikulum yang representatif dan
bersinergis dengan kebutuhan stakeholders
b. Bagi Dosen
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang diharapkan dapat
meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan profesi secara lebih
baik sesuai dengan tuntutan kurikulum.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang diharapkan dapat
merasakan manfaat dari penyempurnaan kurikulum ini sehingga dapat
meningkatkan kompetensi dan kesiapan mereka dalam menghadapi persaingan
di dunia kerja.
d. Bagi Pengguna Lulusan
Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat pengguna lulusan dalam hal ini
perusahaan/industri, lembaga pendidikan formal dan non formal adalah
terakomodirnya segenap kebutuhan yang disyaratkan sehingga memberikan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Metode yang dipakai dalam penelitian ini metode penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan kualitatif dan kualitatif.
Metode deskriptif digunakan berdasarkan pertimbangan; pertama masalah
yang diteliti adalah masalah yang ada sekarang, atau gejala-gejala yang nampak
pada saat ini, dalam penelitian ini gelajar atau fenomena terkait dengan kurikulum
di Fakultas Ekonomi yang ditinjau dari sisi kebutuhan stakeholders yang
mengalami akselarasi tinggi akan tuntutan kebutuhannya, kedua pusat perhatian
kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai
variabel, ketiga ingin mengungkapkan hal yang sebenarnya dari kurikulum di
Fakultas Ekonomi UNP
Data-data yang penulis peroleh di lapangan berupa dokumen, hasil angket
tertutup dan jawaban angket terbuka baik berbentuk pilihan jawaban ataupun
uraian akan dideskripsikan dengan jelas dan sistematis sehingga tersaji sebuah
data komprehensif dan mudah dipahami.
Pendekatan kualitatif dan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan; Pertama penelitian ini mencoba menganalisa kurikulum Fakultas
Ekonomi secara objektif, menganalisa jawaban stakeholders terkait penilaian
mereka terhadap dokumen kurikulum di Fakultas Ekonomi, menganalisa
kebutuhan stakeholders, merumuskan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi yang
mengeksplorasi data-data yang ada dilapangan dengan berhubungan secara
langsung dengan responden untuk kemudian menemukan hal-hal yang bersifat
komplek.
Kedua penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan rancangan
kurikulum Fakultas Ekonomi yang disempurnakan, untuk kepentingan tujuan
penelitian ini penulis melakukan analisis dan telaahan data untuk kemudian
dipadukan dengan dokumen yang ada.
Ketiga interakasi peneliti dengan responden serta informan menjadi penting
dan wajib untuk dilakukan sehingga pendekatan kualitatif sangat cocok dilakukan.
Kempat kompleksitas data yang ditemukan dan fenomena-fenomena yang diteliti
dari perspektif paritsipan.
B. VARIABEL PENELTIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas terdapat dua
variabel penting yang dibahas dalam penelitian ini yaitu pengembangan
kurikulum dan kebutuhan stakeholder.
1. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
proses penyempurnaan kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas negeri Padang
pada komponen-komponen kurikulumnya meliputi tujuan, kompetensi kelulusan,
struktur mata kuliah, substansi kajian, aktifitas pembelajaran dan evaluasi.
Dalam penelitian ini pengembangan kurikulum di Fakultas Ekonomi
dikelompokkan pada program pendidikan dan non kependidikan, untuk program
kependidikan dipilih Program Studi Pendidikan Ekonomi keahlian Pendidikan
Akuntansi.
Pertimbangan peneliti dalam memilih kedua program studi itu adalah
pertimbangan peminat dan pertimbangan prospek kemandirian.
Program Studi manajemen adalah program studi yang memiliki jumlah
mahasiswa paling banyak dan program studi non kependidikan pertama di
Fakultas Ekonomi yang memiliki prospek kerja yang cukup cerah.
Program studi Pendidikan Ekonomi keahlian Akuntansi adalah program
studi memiliki mahasiswa yang paling banyak dan dapat mengajar baik di SMP
dan SMA/SMK, lembaga bimbingan belajar. Disamping menjadi guru akuntansi
lulusan pendidikan ekonomi akuntansi dapat juga bekerja pada sektor non guru
atau membuka lapangan kerja sendiri.
Berikut data jumlah mahasiswa dan peminat pada empat program studi di
[image:32.595.114.507.507.671.2]Fakultas Ekonomi dari tahun 2005-2007.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Terdaftar FE Semester Juli-Desember 2009 Menurut Tahun Masuk
No Program Studi 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Jml
1 Pendidikan
Ekonomi 4 4 14 83 107 207 241 161 168 877
2 Manajemen 1 2 15 71 55 121 138 249 197 728
3 Ekonomi
Pembangunan 0 2 13 61 70 121 138 138 197 562 4 Akuntansi 2 2 15 79 76 126 155 226 203 724
Berdasarkan data di atas terlihat jumlah mahasiswa yang paling banyak
adalah pada program studi Pendidikan Ekonomi dan pada Program Studi
[image:33.595.114.513.203.402.2]Manajemen.
Tabel 3.2
Jumlah Peminat Fakultas Ekonomi tahun 2005 s.d. 2007
Prodi
2005 2006 2007
PMDK SPMB NR PMDK SPMB NR PMDK SPMB NR
P. Ekonomi 259 907 240 1272 322 201 1615 490
Manajemen 161 738 102 869 174 103 1115 363
E. Pemb. 57 426 31 463 52 49 535 79
Akuntansi 160 746 143 836 322 158 1115 362
Jumlah 637 2817 516 3440 870 511 4380 1294
Jumlah/Tahun 3454 4826 6185
Sumber: Fakultas Ekonomi (2007)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah mahasiswa pada dua program
studi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu prodi manajemen dan pendidikan
ekonomi merupakan program studi dengan jumlah peminat paling tinggi dengan
kecendrungan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
2. Kebutuhan Stakeholder
Kebutuhan stakeholder adalah masukan/saran stakaholders terhadap tujuan
(visi, missi motto), kompetensi lulusan, struktur mata kuliah, deskripsi/substansi
kajian mata kuliah,aktifitas pembelajaran dan evaluasi di Fakultas Ekonomi sesuai
dengan standar kerja dan kompetensi pegawai pada masing-masing stakeholders.
1). Kompetensi Lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan Fakultas Ekonomi
sikap yang digunakan sebagai pedoman dalam penetuan pencapaian
kompetensi mahasiswa.
2). Deskripsi/substansi kajian mata kuliah merupakan uraian singkat tentang mata
kuliah yang terdiri atas tujuan-tujuan (kompetensi) yang ingin di capai serta
muatan (isi) mata kuliah yang terdiri atas materi-materi yang akan dipelajari
secara garis besar.
3). Aktifitas belajar (impelemtasi) adalah proses belajar mengajar (PBM) yang
dilakukan dimulai dari perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran,
media pembelajaran.
4). Evaluasi yaitu alat yang dipakai untuk mengetahui ketercapaian tujuan
kurikulum secara umum dan pembelajaran secara khusus baik berbentuk tes,
unjuk kinerja meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk mengumpulkan data dari lapangan sebagaimana dijelaskan dalam
prosedur penelitian di atas, peneliti menggunakan tiga instrument penting yaitu
dokumen, angket dan wawancara dan studi kepustakaan.
Dokumen adalah sekumpulan data tertulis yang sah dan legal dimiliki oleh
narasumber yang merupakan alat kelengkapan utama dalam sebuah orgaisasi.
Dalam penelitian ini dokumen kurikulum yang penulis maksud adalah berupa
buku panduan akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang tahun 2008
yang berisikan secara lengkap profil fakultas serta kurikulum secara menyeluruh.
Angket adalah instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan dan
choice), jawaban uraian, jawaban penjodohan dan lain sebagainya. Dalam
penelitian ini peneliti merencananakan dua jenia angket yaitu angket terbuka
dengan jawaban uraian serta angket tertutup dengan jawaban pilihan (multiple
choice).
Wawancara adalah instrument penelitian yang melibatkan peneliti secara
langsung untuk berhubungan dengan responden atau narasumber. Peneliti
melakukan wawancara disesuaikan dengan situasi dan kondisi responden, apabila
responden berkebaratan mengisi angket dengan berbagai alasan, oleh karena itu
wawancara hanyalah teknik pelengkap untuk memperoleh informasi (data) yang
diperlukan dalam penelitian sekaligus digunakan sebagai pengukuran
(kriterium) yang dilakukan langsung terhadap narasumber atau ekspert sebagai
bentuk konfirmaitf terhadap hasil yang didadapat sebelumnya
Studi kepustakaan, peneliti menggunakan benda-benda tertulis seperti
buku-buku, jurnal, majalah, dokumen, peraturan, dan sebagainya sehingga
dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mengecek kesesuaian data.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek utama penelitian ini adalah; pihak pengelola lembaga terdiri atas
Dekan, Pembantu Dekan, ketua dan sekretatris program studi, pihak pelaksana
dosen, pihak sasaran mahasiswa, pihak pengguna (stakeholders) yang terdiri atas
perusahaan, lembaga pendidikan formal dan non formal di kota Padang.
Keterlibatan subjek utama dalam penelitian ini adalah dalam posisi sebagai
informan dan sebagai responden yang disesuaikan dengan kebutuhan data di
E. SUMBER DATA
Sejumlah data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis kumpulkan dan
peroleh dari studi kepustakaan, dokumentasi serta informan dan responden.
Sumber data berupa studi kepustakaan terdiri atas statuta, buku panduan
akademik, laporan-laporan, rekaman proses dan lainnya yang berkaitan dengan
kurikulum Fakultas Ekonomi UNP Prodi Manajemen dan Prodi Pendidikan
Ekonomi Akuntansi, disamping itu studi kepustakaan dilakukan terhadap
buku-buku yang terkait dengan teori-teori kurikulum, pengembangan kurikulum serta
evaluasi kurikulum.
Sumber data baik dari informan maupun dari responden direncanakan
sebagai berikut:
1. Pihak pengelola. Dekan,pembantu dekan dan ketua dan sekretaris program
studi pendidikan ekonomi dan manajemen selaku informan sebanyak 8 orang.
2. Pihak pelaksana. Dosen selaku responden pada dua program studi yaitu
manajemen dan pendidikan ekonomi masing-masingnya sebanyak 14 orang
(diambil secara acak)
3. Pihak sasaran. Mahasiswa selaku responden pada dua program studi dengan
memilih mahasiswa tahun akhir (semester 7 dan 8), program studi manajemen
51 orang dan program studi pendidikan ekonomi 41 (pertimbangan dan
proposrsional).
4. Pihak pengguna Stakeholders selaku responden (perusahaan, lembaga
pendidikan formal dan non formal). Perusahaan/industry sebanyak 20 buah
sebanyak 10 sekolah (acak), dan lembaga pendidikan non formal (BIMBEL)
sebanyak 3 buah (pertimbangan).
F. PROSEDUR PENELITIAN DAN TEKNIK PENGOLAHAN DATA.
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi: studi pendahuluan,
menyusun rencana penelitian, menetukan lokasi penelitian dan mengurus
perizinan.
a. Studi pendahuluan
Pada studi pendahuluan dilakukan dengan kajian literature berupa buku,
laporan, jurnal, dokumen kurikulum FE dan pada akhirnya ditemukan
permasalahan mengenai ketidaksesuaian kurikulum Fakultas Ekonomi dengan
kebutuhan masyarakat pengguna.
Persoalan kurikulum di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh dua orang dosen senior yaitu
Prof. Bustari Mukhtar pada tahun 2008 yang meneliti tentang relevansi persiapan
mahasiswa praktek lapangan kependidikan (PLK) dengan kebutuhan stakeholder
di program studi Pendidikan Ekonomi FE UNP dan penelitian yang dilakukan
oleh Dr.Hasdi Aimon tahun 2008 yang meneliti tentang analisis kesesuaian output
Program Studi Pendidikan Ekonomi terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja di
Penelitian yang dilakukan Mukhtar (2008) menemukan: (a) kemampuan
mahasiswa PLK dalam menyusun persiapan mengajar, penguasaan materi dan
keterampilan telah sesuai dengan kebutuhan stakeholder, (b) kurikulum Program
Studi Pendidikan Ekonomi keahlian Tata Niaga, Akuntansi dan Administrasi
Perkantoran membutuhkan revisi karena masih terdapat kompetensi dasar di SMK
pada jurusan Penjualan, Akuntansi dan Administrasi Perkantoran yang belum
terkover sepenuhnya dalam mata kuliah keahlian di Fakultas Ekonomi, terutama
yang berkaitan dengan penguasaan keterampilan.
Pada keahlian Tata Niaga terdapat 24 kompetensi dasar yang belum relevan
dari 41 kompetensi dasar yang ada, pada keahlian Akuntansi terdapat 31
kompetensi dasar yang belum relevan dari 122 kompetensi dasar yang ada, pada
keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 20 kompetensi dasar yang belum
relevan dari 83 kompetensi dasar yang ada.
Temuan penelitian dari peneliti di atas penulis deskripsikan dalam tabel dan
[image:38.595.117.513.534.636.2]bagan berikut:
Tabel. 3.3
Perbandingan Kompetensi SMK dengan Kompetensi PSPSE FE
Keahlian Kompetensi SMK
Kompetensi yang di
ajarkan PSPE FE UNP Selisi
Persentase Kekurangan (%) Penjualan Akuntansi Adm. Perkantoran 41 122 83 24 31 20 17 91 63 41.46 74.59 79.50
Sumber: Bustari (2007)
Dari tabel di atas ternyata selisih kekurangan antara kompetensi yang
diajarkan paa prodi pendidikan ekonomi dengan tiga bidang keahlian pada SMK,
bahkan dua bidang keahlian di SMK yaitu akuntansi dan administrasi perkantoran
Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Aimon dan kawan-kawan (2008)
tentang analisis kesesuaian output Program Studi Pendidikan Ekonomi terhadap
kebutuhan pasar tenaga kerja di Propinsi Sumatera Barat menemukan
terdapatnya perbedaan tingkat keahlian yang signifikan oleh alumni PSPE
FE-UNP dengan tingkat keahlian yang dibutuhkan pasar tenaga kerja kependidikan di
propinsi Sumatera Barat, antara alumni yang sudah bekerja dan belum bekerja
mempunyai perbedaan yang signifikan dari segi kemampuan mengajar,
kemampuan menganalisis, komunikasi, kepemimpinan, kreatifitas, kemampuan
menerapkan teori, komputasi, keterampilan membuat laporan, keterampilan
menulis dalam bahasa inggris, keterampilan PLK (Praktek Lapangan
Kependidikan), keterampilan magang, dan kemampuan memecahkan masalah.
Dua temuan dari hasil penelitian ini lebih menyoroti dokumen kurikulum di
Program Studi Pendidikan ekonomi yang terlihat bahwa kurikulum di prodi ini
belum mampu memenuhi harapan masyarakat pengguna sesuai dengan kebutuhan
mereka sehingga banyak ditemukan ketidaksesuaian baik dari sisi isi kurikulum
dalam bentuk mata kuliah, kompetensi dasar dan kompetensi lulusan (output)
yang dihasilkan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna
(stakeholder) khususnya tenaga kerja kependidikan di Sumatera Barat.
Pada tataran aktifitas belajar (implemetasi) khususnya program praktek kerja
industri (pemagangan) yang telah dirintis sejak periode Jurusan Ekonomi yang
merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran berbasis praktek menemukan
magang mahasiswa dan tim magang ke industri/perusahaan dan instansi tempat
magang yang dilakukan yaitu;
Pertama industri/perusahaan dan instansi secara umum menyatakan
kemampuan mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam beradaptasi dan melaksanakan
kerja praktek khususnya di industri/perusahaan cukup baik namun harus
ditingkatkan disamping itu juga ada juga mahasiswa yang memiliki motivasi dan
dedikasi kerja yang rendah sehingga sulit untuk beradaptasi dengan dunia kerja.
Kedua penempatan wilayah kerja mahasiswa terkadang tidak
memperhatikan latar belakang keilmuan yang dimiliki sehingga sering terjadi
penempatan yang tidak sesuai latar belakang jurusan yang mereka pilih sehingga
mahasiswa mengalami kendala dalam proses adaptasi kerja.
Ketiga kesulitan mahasiswa mengaplikasikan konsep dan teori yang mereka
pahami dengan implementasinya dilapangan bahkan teori dan konsep yang
dipelajari tidak relevan lagi dengan aktifitas yang dilakukan perusahaan.
Keempat sulitnya mahasiswa melakukan pengaplikasian konsep dan teori
yang dipelajari karena tidak terakamodir dengan baik oleh instansi tersebut
terutama di instansi pemerintah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan secara umum
memperlihatkan bahwa kurikulum Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
sangat perlu dilakukan pengembangan dalam arti perbaikan dengan
memperhatikan sepenuhnya kebutuhan stakeholders, dengan tidak melupakan
b. Menyusun rencana penelitian
Berdasarkan hasil studi penelitian yang telah diuraikan pada studi
pendahuluan selanjutnya disusun rencana penelitian untuk kemudian di
konsultasikan dengan dosen penasehat akademik dan dilanjutkan dengan
menyusun proposal dan diujikan dalam seminar proposal.
Permasalahan yang diajukan pada prinsipnya dapat diterima tetapi
memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Setelah mendapatkan pembibingan
yang tetap melalui SK yang dikeluarkan oleh SPS UPI akhirnya melalui
konsultasi, bimbingan dan araha dari pembimbing diperoleh rancangan tesis yang
sesuai.
c. Memilih lokasi penelitian
Lokasi penelitian disesuaikan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat
memberikan data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Lokasi
penelitian penulis tetapkan adalah kota Padang dengan beberapa pertimbangan
yaitu:
1). Mengingat kota Padang adalah kota dengan tingkat heterogenitas dan
perkembangan dunia industri dan ilmu yang cukup baik dibandingkan dengan
kota-kota lainnya di Sumatera Barat
2). Kota Padang adalah pusat pendidikan, pusat bisnis dan pusat pemerintahan
provinsi.
3). Sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi melaksanakan magang di kota
4). Penelitian ini belum pernah dilakukan khususnya di lingkungan Fakultas
Ekonomi sehingga akan sangat memberikan informasi yang konstruktif bagi
Fakultas Ekonomi
5). Jumlah sekolah pada tingkat SMP dan SMA/SMK/MA dan sederajat cukup
banyak dibandingkan dengan beberapa kota atau kabupaten lain yang ada di
Sumatera Barat sehingga mahasiswa Fakultas Ekonomi yang melaksanakan
praktek mengajar (praktik lapangan pendidikan) banyak tersebar di kota
Padang.
d. Mengurus perizinan
Prosedur yang penulis lakukan dalam mengurus perizinan penelitian adalah
sebagai berikut:
1). Mengurus surat izin penelitian
Izin penelitian ditujukan kepada direktur SPS UPI untuk ditujukan kepada
pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang dan kepada Badan
Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS)
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota
Padang.
2). Tindak lanjut
Berdasarkan surat izin yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat kemudian diteruskan kepada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Kota Padang
3). Konfirmasi kesediaan responden
Berdasarkan surat rekomendasi yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa
Politik dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Pemerintah Kota
Padang penulis menghubungi lembaga non formal (BIMBEL) dan
perusahaan/industri yang telah direncanakan untuk melakukan konformasi
kesediaan dan waktu untuk berkunjung melakukan penelitian.
Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
Kota Padang penulis menghubungi lembaga pendidikan formal (SMP, SMA dan
SMK) yang telah direncanakan untuk melakukan konformasi kesediaan dan waktu
untuk berkunjung melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan terdiri atas,
pengumpulan data informan dan responden, penyebaran angket dan pelaksanaan
wawancara.
1). Karaktersitik responden
Karakteristik informan dan responden untuk mendukung kelengkapan data
adalah: (a) informan dari pihak pengelola lembaga dalam hal ini Dekan dan
jajarannya cukup dengan menuliskan nama, jabatnya, pendidikan dan pengalaman
mengajar (b) respnden untuk dosen dengan menuliskan nama, pendidikan dan
pengalaman mengajar (c) responden mahasiswa dengan menuliskan nama,
program studi, tempat magang (d) responden untuk perusahaan/industri nama,
2). Validasi dan reliabilitas instrument
Validitas dan reliabilitas instrument dilakukan sebelum angket (kuisioner)
diberikan kepada responden dengan tujuan agar angket yang telah disusun dapat
dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan bagi responden dalam mengisinya.
Validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tiga teknik yaitu
trianggulasi, member check dan Researcher’s biases.
3). Pengumpulan data dokumentasi (studi kepustakaan)
Pengumpulan data dokumentasi yang penulis lakukan dengan menghubungi
pihak pengelola dalam hal ini Dekan dan jajarannya untuk meminta data dokumen
kurikulum FE berupa buku panduan Fakultas Ekonomi 2008 yang memuat secara
lengkap profil FE dan kurikulum secara keseluruhan. Khusus pada
perusahaan/industri penulis merencanakan meminta profil perusahaan dan standar
kompetensi pegawai dan deskripsi tugas.
4). Penyebaran angket dan pelaksanaan wawancara
Angket (kuisioner) yang diberikan kepada responden berupa angket
penilaian dokumen kurikulum FE kepada mahasiswa dan dosen, analisis
kebutuhan kurikulum kepada perusahaan/industri, lembaga pendidikan formal
(SMP,SMA dan SMK), lembaga pendidikan non formal (BIMBEL).
Wawancara dilakukan dengan responden untuk mengungkap dan
menanyakan hal-hal yang tidak terungkap dalam angket sehingga data yang
3. Tahap Analisis
Setelah sumber data terkumpul secara keseluruhan dari responden dan
informan yaitu angket baik terbuka atau tertutup dan dokumen, selanjutnya
dilakukan tahap analisis terhadap sumber data yang ada.
Sebelum tahap analisis dilakukan peneliti melakukan verivikasi dan
pengklasisifkasian sumber data. Verifikasi dilakukan dengan melihat kecukupan
data dan informasi yang diperoleh dari angket dan dokumen serta berusaha
melengkapi kembali apabila ditemukan data yang tidak cukup. Pengklasifikasian
dilakukan setelah verivikasi dengan melakukan pengklasifikasikan angket dan
dokumen berdasarkan sumber data yang diperloleh.
1). Analisis dokumen kurikulum
Analisis dokumen terhadap sumber data berupa dokumen kurikulum Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang dengan melakukan analisis konten/isi yaitu
pemaknaan data secara mendalam dan dihubungkan dengan tujuan penelitian dan
kondisi nyata.
2). Analisis penilaian Kurikulum
Analisis penilaian kurikulum dilakukan terhadap angket tertutup, terbuka
dan hasil wawancara. Data yang diperoleh dari angket tertutup dioleh dengan
menggunakan analisis statisitik deskriptif menyajikan data kedalam bentuk tabel
dan grafik menghitung presentasi dan mean, melakukan interprestasi. Sedangkan
data yang diperoleh dari angket terbuka dan wawancara akan diolah dan dianalisis
dengan analisis deskriptif kualitatif berupa deskripsi naratif-kualitatif
3). Analisis kebutuhan kurikulum
Analisis kebutuhan kurikulum dilakukan terhadap angket terbuka dan
tertutup yang merupakan jawaban dari stakeholders baik internal maupun ekternal
terkait dengan desain kurikulum yaitu tujuan, kompetensi lulusan, struktur mata
kuliah, substansi kajian, aktifitas belajar dan evaluasi. Analisis dilakukan sesuai
dengan sifat data yang diperoleh yaitu analisis statistic deskriptif dan analisis
deskriptif naratif kualitatif.
4). Perumusan kurikulum
Setelah melakukan analisis data, dokumen serta analisis kebutuhan
dilanjutkan dengan melakukan perumusan sosok kurikulum Fakultas Ekonomi
yang telah disempurnakan meliputi tujuan, standar kompetensi lulusa, struktur
mata kuliah, substansi kajian mata kuliah, aktifitas belajar dan evaluasi.
4. Laporan akhir
Final dalam penelitian ini adalah tahap penyusunan laporan penelitian yang
secara lengkap sesuai dengan buku panduan penulisan karya ilmiah yang
diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2008, dan yang
terpenting adalah dengan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing tesis
sehingga tetap berada dalam kerangka penelitian yang benar secara keilmuan.
Langkah-langkah penelitian