PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS
SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
PENGAWAS TK/SD
(Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TKM> di Lmgkungan Kantor
Departemen Pendidikan Naskmal Kabupaten Lebak)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
MADSIDI NIM. 989643
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDiDIKAN INDONESIA
BANDUNG
▸ Baca selengkapnya: sk pengawas ujian sekolah sd 2023
(2)P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul "Perubahan Kebijakan Ten tang Jabatan Pengawas
Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pengawas TK/SD:
Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan
Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak"
ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengu-tipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang beriaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 22 November 2000
Yang membuat pernyataan.
▸ Baca selengkapnya: contoh mou sekolah sd dengan tk
(3)A B S T R A K
Penelitian ini bermaksud menemukan hubungan el'ek-tivitas implementasi perubahan kebijakan tentang jaba
tan Pengawas Sekolah dengan kualitas kinerja Pengawas
TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
Empat problematik yang diajukan dalam penelitian
ini berkenaan dengan: (1) Garabaran umum implementasi
kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabu
paten Lebak. (2) Gambaran umum kinerja Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak. (3) Pengaruh implementasi perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap
kualitas kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak. (4)
Derajat keterhubungannya antara perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap kualitas
kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak.
Melalui pendekatan penelitian deskriptif
kuantita-tif-parametrik terhadap sampel 30 orang Guru TK, 60
orang Guru SD dan 32 orang Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak, disimpulkan bahwa: (1) Gambaran empirik tentang
perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang (51.22%),
yang
berarti
belum
sepenuhnya
sesuai
dengan
kebijakan
yang
baru.
(2)
Gambaran empirik kinerja Pengawas
TK/SD
di
Kabupaten
Lebak
berada
pada
taraf
sedang
(47.79%),
yang
berarti
tingkat kinerja Pengawas TK/SD belum opti
mal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan
adanya perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas
sekolah. (3) Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan
Pengawas sekolah telah memberikan pengaruh yang kuat ke
arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas TK/SD
di
Kabupaten
Lebak.
(4)
Derajat
pengaruh
perubahan
kebijakan
jabatan
pengawas
sekolah
terhadap
kinerja
Pengawas
TK/SD
sebesar
59.60%,
yang
berarti
59.60%
perubahan yang
terjadi
pada kinerja
Pengawas TK/SD
di
Kabupaten Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah.
Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan: (1)
Rekrutmen Pengawas TK/SD perlu didukung komitmen pelak
sana kebijakan sesuai norma dan persyaratan jabatan
dalam rumusan kebijakan yang beriaku. (2) Peningkatan
kinerja Pengawas TK/SD, perlu dilakukan sec ara
kompre-hensif, baik melalui melalui kerjasama dengan
lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan maupun melalui
optima-lisasi
fungsi
forum
Kelompok
Kerja
Pengawas
sekolah
(KKPS)
sebagai
wadah
pembinaan
profesional
Pengawas
sekolah.
(3)
Perlu ada penelitian lanjutan tentang:
(1)
Kesiapan aparat pelaksana kebijakan dalam mengefektifkan
implementasi kebijakan;
(2)
Faktor-faktor yang
lebih
gamblang mempengaruhi kinerja dan produktivitas;
(3)
Aspek-aspek karakteristik mantan pejabat struktural yang
D A F T A R I S I
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I . PENDAHULUAN 1
A. Latar Beiakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian
9
D.
Kegunaan Penelitian
*.
10
E. Kerangka Pikir Penelitian 11
F. Hipotesis 13
G. Sistimatika Tesis 14
BAB 11 . LANDASAN TEOR J 15
A. Konsep Analisis Implementasi Kebijakan. 15
B. Kebijakan Pendidikan dan Latihan
(Diklat) Pengawas Sekolah 21
C. Inkonsistensi dalam Implementasi
Kebijakan Pengangkatan Pengawas Sekolah 26
D. Konsep Supervisi Pendidikan bagi
Pengawas Sekolah
23
E.
Pengembangan Kemampuan Profesional
Supervisor Pendidikan
40
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Kebijakan
46
G. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 48
BAB III. METODE PENELITIAN 51
A. Variabel Penelitian 51
B. Populasi dan Sampel 52
C. Teknik Pengumpulan Data 54
D. Rancangan Uj i Hipotesis 54
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 56
A. Hasil Penelitian 56
1.
Pengolahan Data
55
2. Temuan Penelitian 61
B. Pembahasan Hasil Penelitian 64
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 74
A. Kesimpulan 74
B. Implikasi 75
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 79
D A F T A R T A B E L
Tabel
1. PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS
SEKOLAH
2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3. NORMALITAS DISTRIBUSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
4. NORMALITAS DISTRIBUSI DATA KINERJA
PENGAWAS TK/SD
5. UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
DARI TIGA SAMPEL
6. UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA
KINERJA PENGAWAS TK/SD DARI TIGA SAMPEL...
7. DAFTAR ANALISIS VARIAN UNTUK LINIERITAS
REGRESI
8. DAFTAR SKOR RATA-RATA PERUBAHAN KEBIJAKAN
PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
9. DAFTAR SKOR RATA-RATA KINERJA
PENGAWAS TK/SD
vi
Halaman
7
53
56
57
57
58
60
62
D A F T A R G A M B A R
Gambar Halaman
1. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN 12
2. HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN 52
D A F T A R L A M P I R A N
Lampiran Halaman
1. KISI-KISI PENELITIAN 82
2. INSTRUMEN PENELITIAN 8 4
3. PENGOLAHAN DATA 89
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Penelitian
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004
mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur
negara
diarah-kan untuk mewujudkan aparatur negara yang andal serta
mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan tugas
pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien,
efektif
dan terpadu, yang didukung oleh aparat negara yangprofesional,
b^ertanggung jawab,
bersih
dan
berwibawa
serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan
keadi-ian. Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan
terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi
pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam
puan profesional dan kesejahteraan aparatnya.
4
Makna yang
terkadung dalam amanat tersebut
menyata-kan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi
oleh perubahan-perubahan global. Sosok yang diinginkan
haluan negara tersebut erat kaitannya dengan kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Peningkatan dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah
satunya diupayakan melalui pembinaan dan pengembangan
aparatur
yang
berjenjang
dan
berkesinambungan
sesuai
dengan
tuntutan
masyarakat
dan
perubahan
jaman.
Upaya
ini
merupakan upaya
yang
strategis
mengingat
bahwa
sumberdaya manusia memegang peran yang sangat strategis pula dalam pembangunan nasional, dimana baik hakekat dan
tujuan pembangunan nasional, maupun sasaran dan
priori-tas pembangunan menyangkut sumberdaya manusia. Sebagai inti pembangunan, sumberdaya manusia merupakan penggerak atau faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan,
maupun sebagai sesuatu yang ingin dihasilkan dari proses
pembangunan nasional tersebut.
"Dalam pembangunan pendidikan, tuntutan imperatif
yang dijawantahkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang SLstem Pendidikan Nasional (UUSPN)
berkai-tan dengan penanganan sistem pendidikan nasional yang
semakin profesional. Sekalipun diikuti oleh
dike-luarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992
tentang Tenaga Kependidikan belum sepenuhnya memberi gambaran tentang tugas-tugas ketenagaan, khususnya dalam
pengembangan profesionalisme yang jelas dan gamblang/
Khusus dalam aspek tenaga Pengawas Sekolah, dalam
UUSPN dikatakan bahwa pengawas merupakan jabatan profe
sional. Akan tetapi, jabatan tersebut tidak terlepas
dari kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang pada hakekatnya sebagai aparatur dan abdi negara.
Sebagai PNS tidak lepas dari tugas pokok sebagai pelayan
tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan PNS sebagai aparatur negara semakin penting
untuk dilembagakan, dikelola dan ditingkatkan dayaguna
dan hasilgunanya bagi tujuan-tujuan pembangunan.
Terlepas dari hal tersebut, upaya pengembangan ketenagaan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Perta-ma, bahwa pengembangan profesional Pengawas Sekolah akan lebih meningkat dan beradaptasi dengan pembaharuan bila disiapkan melalui pendidikan yang tepat. Dengan kata lain, bahwa pengembangan profesional itu berkaitan dengan operasionalisasi pembaharuan yang menitikberatkan pada kualitas pelaksanaan program pembaharuan pendidikan dan pelatihan ketenagaan. Kedua, lembaga Pendidikan dan Latihan merupakan suatu program pembinaan dan pengem bangan personil dalam suatu organisasi yang bertujuan menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta kecakapan kerjanya; Eksistensi Lembaga Diklat, khususnya di lingkungan PNS diatur berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepega-waian, yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,
mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan, dalam rangka meningkatkan pendayagunaan aparatur negara yang bersih
dan berv/ibawa.
Kebijakan operasional penyelenggaraan Lembaga
Tahun 1972 yang dipercayakan pengelolaannya kepada Lembaga Administrasi Negara, yang fungsi lembaga ini
diatur berdasarkan Inpres No.15 Tahun 1974. Pada Pasal 4
Lampiran IV Inpres ini ditegaskan bahwa ruang lingkup Diklat PNS mencakup bidang Teknis Fungsional dan
administrasi.
Suatu contoh kasus kendala yang dihadapi Jawa Barat dalam pembinaan dan pengembangan aparatur masih dihadap-kan banyak tantangan. Pada kasus Laporan Pertanggungja-waban Gubernur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Tahun
1995, masih ditemukan 787 kasus penyelewengan yang
terjadi di setiap instansi. Dan temuan Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri ditemukan 56 kasus, delapan diantaranya menyangkut bidang pemerintahan dan
aparatur.
Hasil penelitian Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tahun 1990, ditemukan lima kelemahan aparatur pemerintah dalam aspek penerapan fungsi-fungsi manajemen, khususnya dalam perencanaan unit kerja, lemahnya kegiatan evaluasi program, lemahnya mengikuti perkembangan-perkembangan unit kerja, lemahnya pemberian pedoman pada unit kerja, serta lemah dan kurangnya pembinaan personalia.
Kasus-kasus penyelewengan aparatur pemerintah, dan lemahnya skill yang diwujudkan dalam kinerja aparatur
dalam melaksanakan tugas, menunjukkan indikasi bahwa
melalui Lembaga Pendidikan dan Latihan (Diklat) masih
belum efektif. Memang benar, efektivitas program suatu
lembaga khususnya Lembaga Diklat PNS ditentukan banyak faktor, dapat disebabkan oleh kelemahan organisasional atau karena kelemahan individual aparat itu sendiri.
Kelemahan organisasional berkaitan dengan lemahnya sistem penyelenggaraan Diklat. Unsur-unsurnya dapat
disebabkan oleh sub-sistem masukan (input), atau
pro-sesnya. Kelemahan sub-sistem masukan dapat disebabkan oleh komponen peserta diklat (raw input), komponen ketenagaan (Pengawas Sekolah), metode, sarana dan pra-sarana, serta lingkungan pendidikan sebagai "instrumen tal input"; Kelemahan proses dapat disebabkan oleh kesalahan teknik dan strategi manajemen pembelajaran, kemungkinannya dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian diklat.
Aspek-aspek kekurangefektifan peranan Lembaga Diklat PNS ini memang serba memungkinkan. Namun yang paling menonjol untuk dikaji adalah dalam komponen
instrumental input, khususnya pada peranan dimensi
Pengawas Sekolah sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan dan latihan secara operasional. Sinyalemen-sinyalemen tentang kompetensi profesional Pengawas Sekolah masih belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi.
Sekalipun kebijakan-kebijakan tentang perekrutan
Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan)
No.118/1996.
Menurut SK Menpan tersebut,
bahwa
Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas,
tanggungjawab
dan
wewenang
secara
penuh
oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendi
dikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi
pada satuan pendidikan pra sekolah,
dasar dan menengah.
Pegawai
Negeri
Sipil
yang
diangkat
untuk
pertamakali
dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi
persyara-tan secara umum, dan khusus. Salah satu persyaratan umum
bagi
pengangkatan
dalam
jabatan
pengawas
disebutkan
dalam Pasal 23 ayat (1) butir (3) yaitu: "telah
mengiku-ti
pendidikan dan
pelatihan kedinasan
dalam
bidang
pengawasan
sekolah
dan
memperoleh
Surat
Tanda
Tamat
Pendidikan dan Pelatihan".
Suatu hal yang telah menjadi rahasia umum di
ling-kungan kepegawaian negara, hampir setiap mantan pejabat
struktural yang habis masa jabatannya dan supaya masa
kerja dapat diperpanjang menjabat sebagai Pengawas
Sekolah. Sehingga banyak tudingan bahwa jabatan Pengawas
Sekolah
merupakan
"terminal"
mantan
pejabat
struktural
yang mendekati pensiun.
Akibatnya,
bukan saja
menumbuh-kan
"image"
negatif
bagi
jabatan
tersebut,
namun
dampaknya
terasa pada
proses
pembelajaran
dalam
Perubahan kebijakan dalam penganmgkatan Pengawas
Sekolah (SK.Menpan No.118/1996, Keputusan Bersama
Men-diknas dan Kepala BAKN No.0322/0/1996 dan No.38 Tahun
1996, serta Keputusan Mendiknas No.020/U/1998) dapat
dilihat pada Tabel 1.
T a b e l 1
PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH
NO KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU 1 Penilik TK/SD Pengawas TK/SD
2 Jabatan struktural (Eselon IV.b):
- Jenjang pangkat tertinggi
Ill/d
- Kenaikan pangkat reguler
(4 tahun sekali).
Jabatan Fungsional:
- Dapat mencapai pangkat ter-tinggi/puncak (IV/e)
- Kenaikan pangkat bisa kurang
dari 4 tahun melalui angka kredit,
3 Untuk menjadi Penilik bisa
diangkat dari pejabat struk tural.
Harus dari jabatan guru
(fung-sional.
4
i
Pendidikan tertinggi minimal tingkat SLTA/sederajat.
Pendidikan tertinggi minimal
Diploma II.
5 Tidak ada batasan usia ter tinggi (aktif sebagai PNS).
Usia tertinggi 5 (lima) tahun
sebelum mencapai batas usia
pensiun jabatan Pengawas.
6 Tidak perlu diklat kedinasan
yang berkaitan dengan
jabatan.
Telah lulus dari diklat kedi nasan di bidang pengawasan sekolah.
7 Tanpa berpengalaman sebagai guru.
Berpengalaman sebagai guru TK/ SD/RA/MI/SDLB minimal selama 6 (enam) tahun berturut-turut.
Dari
tujuh
aspek
substansi
perubahan
kebijakan
tersebut,
aspek yang paling menarik untuk dikaji
ialah
[image:15.595.87.486.224.590.2]pengangkatan
jabatan
pengawas
harus
diangkat
dari
guru
yang
telah
lulus
mengikuti
pendidikan
dan
pelatihan
kedinasan dalam bidang pengawasan sekolah. Persyaratan
jabatan tersebut, bila ditinjau dari sisi akademik,
merupakan salah satu upaya profesionalisasi dalam bidang
ketenagaan. Artinya, pengangkatan jabatan pengawas yang
profesional memerlukan persyaratan jabatan dalam aspek
pendidikan khusus dalam kepengawasan sekolah. Persoalan
muncul:
apakah dalam konteks
implementasi kebijakan
itu
dilaksanakan sesuai dengan dalam rumusan kebijakan?
Sinyalemen di Lapangan menunjukkan indikasi yang tidak
konsisten. Sekalipun belum adanya bukti empirik hasil
penelitian ilmiah, bahwa implementasi kebijakan dalam
pengangkatan Pengawas pada jenjang pendidikan dasar,
tidak konsisten, sehingga mengakibatkan mutu (kualitas)
kinerja pengawas belum efektif, maka melalui penelitian
inilah upaya pembuktian secara ilmiah akan dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang penelitian menunjukkan gambaran
bahwa masalah utama penelitian adalah: Seberapa jauh
tingkat keterhubungan antara efektivitas implementasi
perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas Sekolah
terhadap kualitas kinerja para Pengawas Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (Pengawas TK/SD) di lingkungan
Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka
problema-tik yang
perlu
dijawab
melalui
penelitian
ini
adalah
sebagaimana tertera di bawah ini.
1.
Bagaimana
gambaran
umum
implementasi
kebijakan
tentang
pengangkatan
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?2.
Bagaimana
gambaran
umum
kinerja
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?
3. Apakah perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas
sekolah di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten
Lebak berpengaruh terhadap kualitas kinerja Pengawas
TK/SD?
4. Seberapa tinggi derajat keternubungannya antara
perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas
sekolah
di
lingkungan
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah dan
penga-ruhnya
terhadap
kinerja Pengawas TK/SD
di
lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan pokok yang
ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1.
Dapat
diperoleh gambaran umum mengenai
implementasi
10
lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.
2. Dapat mengetahui tentang kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak. 3. Dapat mengetahui pengaruh perubahan kebijakan tentang
jabatan Pengawas sekolah di lingkungan Kantor Depar-temen Diknas Kabupaten Lebak terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
4. Dapat mengetahui derajat keterhubungan antara peru bahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah di
lingkungan Kantor Departemen Diknas Kabupaten Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
D. Kegunaan Penelitian
Masalah ini menuntut pemecahan yang didukung hasil penelitian, karenanya hasil penelitian ini merupakan salah satu bentuk pemecahan dari masalah tersebut, di samping turut merangsang peneliti lain untuk turut mengembangkan pemikiran lebih lanjut; Dan pemecahan
masalah ini berkaitan dengan disiplin ilmu administrasi,
karenanya melalui penelitian ini turut pula mengembang kan dan memperkaya khazanah ilmu administrasi, khsusnya
dalam bidang kajian Pengelolaan Tenaga Kependidikan dan Kebijakan Pendidikan;
Di samping itu, hasil penelitian ini dapat
11
publik di lapangan, khususnya dalam pembenahan, pembi
naan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Merujuk pada masalah pokok dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka analisis permasalahan
penelitian menggunakan pendekatan yang komprehensif,
mulai dari rumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan
penilaian kebijakan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran
yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
diilustra-sikan pada Gambar 1.
Kajian pertama, diarahkan pada kajian terhadap komponen-komponen yang secara eksplisit termuat dalam
rumusan kebijakan tentang jabatan pengawas.
Komponen-komponen tersebut dianalisis berdasarkan kriteria suatu rumusan kebijakan yang mencakup di dalamnya kriteria
empirik, evaluatif dan normatif.
Sudut kajian kedua, adalah tahap implementasi
kebijakan pengangkatan pengawas, yang diduga pada tahap
inilah penyimpangan terjadi, karena dipengaruhi oleh
faktor internal maupun faktor eksternal, baik yang
berkenaan dengan persyaratan, kriteria, maupun tujuan
pengangkatan pengawas tidak dipedulikan lagi, sehingga
Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
[image:20.595.122.480.102.547.2]KEBIJAKAN FUNGSIONALISASI JABATAN PENGAWAS SEKOLAH RUANG LINGKUP RUMUSAN PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH .]_ KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL IMPLEMENTASI KE BIJAKAN PENGANG-BIJAKAN PENGANC-KATAN PENGAWAS TUJUAN 4 SASARAN KRITERIA/ LANDASAN ACUAN V KEMAMPUAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROSEDUR OPERASIONAL - r -J 12 GAMBARAN MUTU KINERJA PENGAWAS TK/SD
Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka pada kajian ketiga, diarahkan pada pengukuran efektivitas pengangka tan pengawas melalui pelaksanaan pendidikan dan pelati
han yang diduga perpengaruh terhadap komponen kinerja
13
dengan variabel kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepengawasan, dan motivasi dalam melakukan pekerjaan
kepengawasan.
F. Hipotesis
Hipotesis umum yang ingin diuji adalah: Terdapat
hubungan fungsional antara perubahan kebijakan tentang
jabatan Pengawas Sekolah
dengan
kualitas kinerjanya.
Berdasarkan hipotesis umum tersebut secara spesifik
dirumuskan hipotesis berikut:
1. Perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah
dalam
pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak
belum diimplementasikan secara optimal.2.
Pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum
menunjukkan
tingkat kinerja yang memadai•berdasarkan
pada perubahan kebijakan jabatan Pengawas sekolah.
3.
Arah
hubungan
kinerja
Pengawas
TK/SD
yang
telah
mengikuti
diklat
berdasarkan
perubahan
kebijakan
jabatan Pengawas
sekolah di Kabupaten
Lebak
berpola
linier dan signifikan ke arah yang positif;
4.
Derajat
determinasi
antara
implementasi
perubahan
kebijakan jabatan Pengawas sekolah dengan variabel
kualitas
kinerja
Pengawas
TK/SD
telah
mengikuti
diklat di Kabupaten Lebak adalah positif dan signifi
14
q. Sistimatika Tesis
Isi tesis ini dibagi ke dalam lima bagian, yaitu
bagian:
pendahuluan, kajian
teoritis, metodologi,
hasil
penelitian, dan kesimpulan.
Bagian pendahuluan, merupakan gambaran umum tentang
permasalahan penelitian,
yang
mencakup:
latar belakang
permasalahan,
rumusan masalah,
tujuan penelitian,
kegu-naan
penelitian,
kerangka
pikir
penelitian,
hipotesis,
dan sistimatika laporan. Bagian kajian teori, merupakan
landasan teoritis yang dibangun untuk mengkaji permasa
lahan penelitian dari
pandangan litelatur.
Kajian teori
ini berkenaan dengan: (1) Konsep analisis implementasi
kebijakan;
(2) Kebijakan pendidikan dan pelatihan penga
was
sekolah;
(3)
Inkonsistensi dalam
implementasi kebi
jakan
pengangkatan
pengawas
sekolah;
(4)
Konsep
super-visi
pendidikan bagi
pengawas
sekolah;
(5)
Pengembangan
kemampuan
profesional
supervisor
pendidikan;
Dan
(6)
Hasil-hasil penelitian lain yang relevan. Bagian Meto
dologi,
berkenaan dengan:
(1)
variabel penelitian,
(2)
populasi
dan
sampel,
(3)
teknik
pengumpulan
data,
dan
(4)
rancangan pengujian hipotesis.
Bagian Hasil peneli
tian, mencakup pengolahan data dan penyajian
temuan-temuan
penelitian
serta
pembahasan hasil
penelitian.
Bagian terahir merupakan kesimpulan,
implikasi dan saran
B A B I I I
M E T O D E P E N E L I T I A N
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka tipe
penelitian ini
dapat dikatagorikan pada tipe penelitian
deskriptif-kuantitatif, dengan jenis penelitian korelasi
untuk pengujian hipotesis.
A. Variabel P e n e l i t i a n
1. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah variabel "perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah". Variabel
ini berkenaan dengan konsistensi antara kriteria
rumusan kebijakan dengan substansi implementasi
kebijakan. Kriteria rumusan kebijakan berkaitan
dengan kriteria empirik, evaluatif dan normatif.
Sedangkan substansi implementasi kebijakan tentang
jabatan pengawas sekolah, berkenaan dengan: (1) ruang
lingkup, (2) tujuan dan sasaran, (3) kriteria yang
digunakan, (4) mekanisme dan prosedur yang harus ditempuh, dan (5) dukungan akurasi data yang
diper-l u k a n .
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen adalah variabel "Kinerja
pengawas".
Variabel
ini
berkenaan
dengan
gambaran
perilaku
dalam melaksanakan tugas pekerjaan
sebagai
Pengawas, sebagai hasil program pengembangan pengawas melalui pendidikan dan pelatihan. Indikatornya dapat diidentifikasi dari aspek kemampuan dalam melaksana kan tugas, dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Hubungan kedua variabel tersebut dapat
diilus-trasikan pada Gambar 2.
Gambar 2
HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL X
Perubahan .Kebijakan
Tentang Jabatan Pengawas Sekolah
->>
VARIABEL Y Kinerja Pengawas
TK/SD
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi sumber data penelitian adalah
seluruh Pengawas TK/SD dan Guru TK/SD yang berada di
lingkungan Kantor Depdiknas kabupaten Lebak.
Sampel diambil apabila karakteristik populasi
terwakili secara representatif, dengan ketentuan: (a) Bila karakteristik populasi sangat homogen dalam jumlah
yang
banyak,
diambil
sampel
random,
dan
bila
sedikit
kemungkinan
penelitian
populasi
(sampel
populasi);
(b)
Bila karakteristik populasi sangat heterogen. makadiambil sampel stratum atau purposif (kriteria).
Berdasarkan data yang dapat dikumpulkan sewaktu
[image:25.595.71.497.263.639.2]53
Jawa Barat, gambaran populasi Pengawas dan Guru TK/SD
yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2 menggambarkan bahwa karakteristik populasi
sangat hetorogen,
maka penarikan sampel dilakukan berda
sarkan ketentuan Purpossive sampling (sampel kriteria).
Kriteria sampel antara lain: (1) Setiap kecamatan dia
mbil 3 sekolah yang terdiri dari 1 TK dan 2 SD; (2) Dari
setiap sekolah, diambil 2 orang guru yang terdiri dari 1
guru senior dan 1 guru junior. Sedangkan untuk Pengawas
tidak dilakukan sampling, dengan alasan di samping
jumlahnya di bawah
100,
juga dengan maksud
untuk
meya-kinkan dalam membuat generalisasi. Tabel 2
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
iO. KECAMATAN
P 0 PULA S I SAMPEL
TK SD GURU TK GURU SD PENGAWAS TK SD GURU TKGURU SD PENGAWAS 1 Rangkasbitung 12 118 38 980 5 1 2 11
2 Waruuggunung 40 60 2 397 1 I 2 1
3 Maja 2 52 5 287 2 1 2 2
4 Sajira 0 32 0 178 1 0 2 0
5 Cipanas 1 40 2 206 1 1 2 1
6 Muncang 0 39 0 153 2 0 2 0
7 Leuwidamar 0 27 0 106 1 0 2 0
8 Ciiarga 3 40 3 183 2 1 2 1
9 Bojongmanik 1 32 3 107 2 1 •> 1
.0 Cileles 2 27 2 126 1 1 2 1
-1 Gunungkencana 1 28 5 127 1 1 2 2
.2 Baajarsari 1 48 3 241 1 1 2 1
3 Malingping 4 90 8 881 4 1 2 3
.4 Panggarangan 2 54 4 327 2 1 2 2 2
.5 Bayah 0 110 13 620 6 1 2 4 6
[image:26.595.59.483.140.655.2]54
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpul data digunakan Angket Tertutup
model Skala Likert. Skala ini terbagi dalam dua bagian.
Bagian pertama, Angket untuk mengungkap pendapat
dan persepsi para Pengawas TK/SD dan Guru-guru tentang
efektivitas implementasi perubahan kebijakan tentang
jabatan Pengawas
sekolah.
Bagian kedua,
Angket
untuk
mengungkap data tentang kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
Alternatif jawaban ditetapkan berdasarkan skala
selalu dilakukan, sering dilakukan, kadang-kadang dila
kukan, jarang dilakukan, tidak pernah dilakukan.
D. Rancangan Uji Hipotesis
Untuk menentukan pengujian hipotesis linieritas
variabel X dengan Y digunakan analisis regresi sederhana
dan analisis varians, dengan rumus:
Y = a + bX (Sudjana, 1982:297) dimana:
Y = harga-harga pada variabel Y yang diramalkan; X = harga-harga pada variabel X;
a = perpotongan garis regresi, yaitu bila harga X sama
dengan nol;
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika satu unit berubah pada X;
Untuk mencari derajat hubungan antara variabel X dengan
Y
digunakan analisis
korelasi
sederhana.
Ukuran
yang
dipakai adalah koefisien korelasi (r)
dengan rumus:
(n) (SXiYi) - (ZXi) (ZYi)
55
1)
Untuk mengetahui ketergantungan
(determinasi)
varia
bel X
dengan
Y
dengan
jalan
koefisien
korelasi
dikua-dratkan, lalu dikalikan 100%.
2) Tahap ahir dalam analisis korelasi ini adalah menguji
keberartian koefisien korelasi dengan statistik t,
yaitu:
dimana:
r / n -2
t = harga t yang dicari
t
/
r = koefisien korelasi yang
1 - r2
dihitung
n = banyaknya data
3)
Kriteria
pengujian:
Koefisien
korelasi
dikatakan
signifikan (menfiliki arti) apabila harga t hitung lebih
besar
daripada
harga
kritis
t
pada
tebel
pada
taraf
signifikansi tertentu dengan derajat kebebasan (dk) atau
B A B V
K E S I M P U L A N , I M P L I K A S I D A N S A R A N
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana dipaparkan pada Bab IV, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Gambaran empirik tentang perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang
(51.22%). Ini menunjukkan bahwa proses pengangkatan
Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum sepenuhnya
sesuai dengan kebijakan yang baru.
2. Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak menunjukkan berada pada taraf sedang (51.22%). Ini berarti bahwa tingkat kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum optimal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan adanya perubahan kebijakan tentang jabatan
pengawas sekolah.
3. Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas
sekolah tersebut telah memberikan pengaruh yang kuat
ke arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas
TK/SD di Kabupaten Lebak.
4. Derajat pengaruh perubahan kebijakan jabatan pengawas sekolah terhadap kinerja Pengawas TK/SD sebesar
75
59.60%. Ini berarti bahwa sebesar 59.60% perubahan
yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan ten
tang jabatan Pengawas sekolah.
Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dikemukakan,
maka
beberapa
implikasi
sebagai
bahan
pengembangan
kebijakan lebih lanjut, khususnya dalam melihat tingkat
efektivitas perubahan kebijakan dalam pengangkatan
jabatan
pengawas ^ekolah,
tampaknya
perlu
diketahui
bagaimana kondisi kesiapan aparat pelaksana pada tingkat
implementasi suatu kebijakan. Kondisi ini sangat
diper-lukan untuk menghindari kemungkinan perubahan kebijakan
tersebut tidak merupakan bahasa politik (political
language) yang pada tingkat operasional kurang dapat
diimplementasikan. Atau, kebijakan tersebut masih bersi
fat top-down yang kurang didasarkan pada grass-root
approach dalam bentuk optimalisasi bottom-up planning.
Secara khusus, implikasi dalam implementasi peruba han kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah antara
lain sebagai berikut:
I. Efektivitas perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah, bukan hanya ditentukan oleh motiva si, fasilitas, persyaratan, kinerja pengawas yang
76
ditentukan pula oleh dukungan kesiapan aparat pelak
sana kebijakan di lapangan. Kebijakan yang bersifat
top down yang selama ini dilakukan akan senantiasa
menemui kendala pada saat diimplementasikan.
2. Tugas pengawas sekolah yang selama ini cenderung pada
pembinaan teknis administratif dan kurang
memperhati-kan aspek pembinaan teknis edukatif, sangat berdampak
pada pencapaian tujuan-tujuan pengawasan. Adanya
perubahan kebijakan tersebut, dari sudut
profesiona-liasi tenaga kependidikan, merupakan salah satu upaya
dalam menyiapkan tenaga pengawas sekolah yang dapat
meningkatkan kinerja lebih profesional, sehingga
tujuan-tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai lebih
efektif.
3.
Hubungan antara
perubahan
kebijakan
dengan
aspek-aspek kinerja memang masih memerlukan waktu. Untuk
itu, efektivitas implementasi perubahan kebijakan
tentang pengawas sekolah tersebut perlu memperhatikan
faktor-faktor kondisi lingkungan, hubungan antar
organisasi, tersedianya sumber-sumber, dan karakter
istik aparat pelaksana kebijakan di lapangan, baik
secara internal maupun eksternal.
4. Pengembangan jabatan pengawas sekolah tidak hanya
didasarkan pada analisis pekerjaan yang bersifat
teknis, namun keberhasilan dalam melaksanakan peker
77
yang bersifat hubungan antar manusia.
Karena itu,
kurikulum pendidikan dan pelatihan pengawas sekolah,
perlu ditunjang pula oleh materi-materi yang berke
naan dengan
peningkatan
keterampilan dalam
berhu-bungan dengan manusia.
C. Saran
1.
Dalam merekrut
calon Pengawas
TK/SD
di
lingkungan
Kandep Diknas Kabupaten Lebak,
perlu didukung oleh
peningkatan pengertian,
sikap
dan
tindakan
nyata
aparat
pelaksana kebijakan yang sesuai
dengan norma
serta persyaratan jabatan sebagaimana tertuang dalam
rumusan kebijakan yang beriaku.
2. Untuk meningkatkan kinerja Pengawas TK/SD di Kabupa
ten Lebak,
perlu dilakukan berbagai
upaya,
baik
melalui
melalui
kerjasama
dengan
lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi
fungsi
forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah (KKPS)
sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas sekolah.
3.
Disadari
sepenuhnya,
bahwa
penelitian
ini belum
menyentuh aspek permasalahan yang komprehensif.
Karena
itu,
penelitian
lanjutan
perlu
dilakukan,
terutama dalam:
(I) Kesiapan aparat pelaksana kebija
kan dalam mengefektifkan
implementasi kebijakan
pengangkatan
pengawas
sekolah;
(2)
Faktor-faktor
78
produktivitas Pengawas TK/SD dalam melaksanakan
tugasnya; (3) Apakah mantan pejabat struktural yang
diangkat Pengawas TK/SD tersebut memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang kepengawasan teknis
edukatif mengingat pendekatan struktural yang menjadi
latar belakang kompetensi sangat berbeda dengan
pendekatan fungsional? (4) Apakah pada usia yang
relatif mendekati pensiun memiliki moral dan semangat kerja untuk melaksanakan proses pembinaan dan bantuan
profesional terhadap guru-guru dalam meningkatkan
mutu pendidikan? (5) Apakah jabatan Pengawas Sekolah
tersebut kurang menarik dari sisi "reward" berupa
finansial bagi tenaga-tenaga muda yang bukan dari
tenaga struktural? Dengan demikian, untuk mengukur
efektivitas implementasi perubahan kebijakan pengangkatan Pengawas TK/SD tersebut dapat diukur dan
D A F T A R P U S T A K A
Abdul Wahab, Solichin, (1990), Pengantar Analisis
Kebi-jaksanaan Negara, Jakarta: Rineka Cipta.
Allen, Robert
E. (1992),
Policy Deployment,
Indianapolis:
AT&T.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
(1997),
Himpunan
Peraturan Perundang-undangan Pendidikan dan
Kebudayaan,
Bandung:
Kantor
Wilayah
Depdikbud
Jawa Barat.
Dye,
Thomas R. , (1976),
Policy Analysis,
Alabama:
Uni
versity of Alabama Press.
(1987),
Understanding Public Policy,
6th.Ed.,
NJ: Prentice Hall, Inc.
Education
Sector
Unit
East
Asia
and
Pacific
Regional
Office,
(1998),
Education
in
Indonesia:
From
Crisis
to Recovery,
Draft
Gray
Cover,
September
23, Jakarta: Sesjen Depdikbud.
Edwards,
George
C.
(1980),
Implementing Public Policy,
Washington DC: Congressional Quarterly Press.
Grindle, Merilee S.
(1980),
Politics and Policy Implemen
tation in the Third World, NJ: Princeton Univers ity Press.Hoy, Wayne K., Miskel, C. G. (1978),
Educational adminis
tration, Theory, Research and Practice,
New York:
Random House.
Islamy, Irfan, (1994),
Prinsip-Prinsip Perumusan
Kebijak-sanaan Negara,
Jakarta: Bumi Aksara.
Jones, Charles 0. (1989),
An Introduction to the Study of
Public Policy,
2nd.Ed.,
Massachusetts:
Duxbury
Press.Kamil, Mustofa,
(1998),
"Pengaruh Faktor-faktor Kelompok
terhadap Perilaku Partisipasi Pembelajaran PLS
pada Kelompok Tani Hutan Perhutanan Sosial seba
gai Kelompok Sasaran Penyuluhan Perhutanan sosial
di Kabupaten Sumedang",
Tesis,
Bandung: PPS IKIP
Bandung.
80
Lane, Jan Erick (1993), The Public Sector, London: Sage Publications.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). (1987), "Instruksi Presiden RI No.15 Tahun 1974" Tentang
Pokok-Pokok Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan.
Lembaga Administrasi Negara, (1992), Performance Improve ment Planning, Suatau Pendekatan Perencanaan
Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja), Jakarta. Leithwood, K. A.- & Montgomery, D.J. (1986), Improving
Principal Effectiveness, The Principal Profile,
Toronto: The OISE Press.
Manulang, M., (1981), Management Personalia, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Mangunharjana, A. (1986), Pembinaan: Arti dan Metodenya,
Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Mc.Concey, Dale D., (1982), Manajemen bagi Organisasi
Non-PerUsahaan, Jakarta: Pus. Binaman Pressindo.
Moekijat (1986), Perencanaan dan Pengembangan Karier
Pegawai, Bandung:: Remaja Karya.
(1991), Latihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bandung: Mandar Maju
Naingggolan,
H.
(1983),
Pembinaan Pegawai
Negeri
Sipil,
Jakarta: Tanpa Penerbit.
Orlosky, Donal E.; Mc.Cleary, Lloyd E.; Shapiro. A.;
Webb, L. Dean. (1984), Educational Administration
Today, Columbus, Ohio: A Bell & Howell Co.
Pal, Leslie A. (1996), Public Policy Analysis: An Intro
duction, Ontario: Nelson Canada.
Patton, Carl V. & Sawicki, David S., (1986), Basic Meth
ods of Policy Analysis and Planning, New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs.
Rae,
Leslie,
(1990),
Mengukur
Efektivitas
Pelatihan,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.Rebore, Ronald W. , (1985),
Educational Administration,
A
Management Approach,
New Jersey:
Prentice Hall
81
Rondinelli, Denis A. and G. Shabbir Cheema, 1988, "Imple
menting Decentralization Policies: An Introduc
tion", dalam Cheema, G.Shabbir and Dennis A. Rondinelli, Decentralization and Development,
Policy Implementation in Developing Countries, California: Sage Publications Inc, him.26.
Siagian, Sondang P., (1981), Filsafat Administrasi,
Jakarta: Gunung Agung.
(1981), Peranan Staf dalam Managemen, Jakarta:
Gunung Agung.
(1984), Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakar
ta: Pustaka Agung.
Snyders,
Fred
A.
& Peterson,
R.
Duane.
(1970),
Dinamics
of Elementary School Administrators, Boston: Houghton Mifflin Company.
Sofyan,
Dadang,
(1995),
"Dampak Pelatihan Guru-guru SMEA
dan SMIP Bidang Studi Usaha Perjalanan Wisata",
Tesis, Baiidung: PPS IKIP Bandung.
Sudiapermana,
Elih,
(1992),
"Efisiensi Eksternal
Perlua-san Pendidikan Keterampilan di Luar Sekolah pada
Sentra Industri Kecil dan Kerajinan Bordii Kabu
paten
Bandung,
dan
Tasikmalaya
Jawa
Barat".
Tesis, Jakarta: PPS IKIP Jakarta.
Sudjana (1982),
Metode Statistik,
Bandung: Tarsito.
Sutisna,
Oteng.
(1985),
Administrasi
Pendidikan:
Dasar
Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung:
An-gkasa.
Yoder,
Dale
and
Stau
Dohar,
Paul
D.
(1984),
Personel
Management and Industrial Relation,
New Delhi: