• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGAWAS TK/SD : Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGAWAS TK/SD : Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS

SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA

PENGAWAS TK/SD

(Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TKM> di Lmgkungan Kantor

Departemen Pendidikan Naskmal Kabupaten Lebak)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian

dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh:

MADSIDI NIM. 989643

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDiDIKAN INDONESIA

BANDUNG

▸ Baca selengkapnya: sk pengawas ujian sekolah sd 2023

(2)

P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan

judul "Perubahan Kebijakan Ten tang Jabatan Pengawas

Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pengawas TK/SD:

Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan

Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak"

ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengu-tipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang beriaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 22 November 2000

Yang membuat pernyataan.

▸ Baca selengkapnya: contoh mou sekolah sd dengan tk

(3)

A B S T R A K

Penelitian ini bermaksud menemukan hubungan el'ek-tivitas implementasi perubahan kebijakan tentang jaba

tan Pengawas Sekolah dengan kualitas kinerja Pengawas

TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.

Empat problematik yang diajukan dalam penelitian

ini berkenaan dengan: (1) Garabaran umum implementasi

kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabu

paten Lebak. (2) Gambaran umum kinerja Pengawas TK/SD

di Kabupaten Lebak. (3) Pengaruh implementasi perubahan

kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap

kualitas kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak. (4)

Derajat keterhubungannya antara perubahan kebijakan

tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap kualitas

kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak.

Melalui pendekatan penelitian deskriptif

kuantita-tif-parametrik terhadap sampel 30 orang Guru TK, 60

orang Guru SD dan 32 orang Pengawas TK/SD di Kabupaten

Lebak, disimpulkan bahwa: (1) Gambaran empirik tentang

perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD

di Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang (51.22%),

yang

berarti

belum

sepenuhnya

sesuai

dengan

kebijakan

yang

baru.

(2)

Gambaran empirik kinerja Pengawas

TK/SD

di

Kabupaten

Lebak

berada

pada

taraf

sedang

(47.79%),

yang

berarti

tingkat kinerja Pengawas TK/SD belum opti

mal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan

adanya perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas

sekolah. (3) Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan

Pengawas sekolah telah memberikan pengaruh yang kuat ke

arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas TK/SD

di

Kabupaten

Lebak.

(4)

Derajat

pengaruh

perubahan

kebijakan

jabatan

pengawas

sekolah

terhadap

kinerja

Pengawas

TK/SD

sebesar

59.60%,

yang

berarti

59.60%

perubahan yang

terjadi

pada kinerja

Pengawas TK/SD

di

Kabupaten Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan

tentang jabatan Pengawas sekolah.

Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan: (1)

Rekrutmen Pengawas TK/SD perlu didukung komitmen pelak

sana kebijakan sesuai norma dan persyaratan jabatan

dalam rumusan kebijakan yang beriaku. (2) Peningkatan

kinerja Pengawas TK/SD, perlu dilakukan sec ara

kompre-hensif, baik melalui melalui kerjasama dengan

lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan maupun melalui

optima-lisasi

fungsi

forum

Kelompok

Kerja

Pengawas

sekolah

(KKPS)

sebagai

wadah

pembinaan

profesional

Pengawas

sekolah.

(3)

Perlu ada penelitian lanjutan tentang:

(1)

Kesiapan aparat pelaksana kebijakan dalam mengefektifkan

implementasi kebijakan;

(2)

Faktor-faktor yang

lebih

gamblang mempengaruhi kinerja dan produktivitas;

(3)

Aspek-aspek karakteristik mantan pejabat struktural yang

(4)

D A F T A R I S I

Halaman

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I . PENDAHULUAN 1

A. Latar Beiakang Penelitian 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian

9

D.

Kegunaan Penelitian

*.

10

E. Kerangka Pikir Penelitian 11

F. Hipotesis 13

G. Sistimatika Tesis 14

BAB 11 . LANDASAN TEOR J 15

A. Konsep Analisis Implementasi Kebijakan. 15

B. Kebijakan Pendidikan dan Latihan

(Diklat) Pengawas Sekolah 21

C. Inkonsistensi dalam Implementasi

Kebijakan Pengangkatan Pengawas Sekolah 26

D. Konsep Supervisi Pendidikan bagi

Pengawas Sekolah

23

E.

Pengembangan Kemampuan Profesional

Supervisor Pendidikan

40

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perubahan Kebijakan

46

(5)

G. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 48

BAB III. METODE PENELITIAN 51

A. Variabel Penelitian 51

B. Populasi dan Sampel 52

C. Teknik Pengumpulan Data 54

D. Rancangan Uj i Hipotesis 54

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 56

A. Hasil Penelitian 56

1.

Pengolahan Data

55

2. Temuan Penelitian 61

B. Pembahasan Hasil Penelitian 64

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 74

A. Kesimpulan 74

B. Implikasi 75

B. Saran 77

DAFTAR PUSTAKA 79

(6)

D A F T A R T A B E L

Tabel

1. PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS

SEKOLAH

2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3. NORMALITAS DISTRIBUSI DATA PERUBAHAN

KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD

4. NORMALITAS DISTRIBUSI DATA KINERJA

PENGAWAS TK/SD

5. UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA PERUBAHAN

KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD

DARI TIGA SAMPEL

6. UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA

KINERJA PENGAWAS TK/SD DARI TIGA SAMPEL...

7. DAFTAR ANALISIS VARIAN UNTUK LINIERITAS

REGRESI

8. DAFTAR SKOR RATA-RATA PERUBAHAN KEBIJAKAN

PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD

9. DAFTAR SKOR RATA-RATA KINERJA

PENGAWAS TK/SD

vi

Halaman

7

53

56

57

57

58

60

62

(7)

D A F T A R G A M B A R

Gambar Halaman

1. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN 12

2. HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN 52

(8)

D A F T A R L A M P I R A N

Lampiran Halaman

1. KISI-KISI PENELITIAN 82

2. INSTRUMEN PENELITIAN 8 4

3. PENGOLAHAN DATA 89

(9)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Penelitian

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004

mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur

negara

diarah-kan untuk mewujudkan aparatur negara yang andal serta

mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan tugas

pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien,

efektif

dan terpadu, yang didukung oleh aparat negara yang

profesional,

b^ertanggung jawab,

bersih

dan

berwibawa

serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan

keadi-ian. Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan

terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi

pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam

puan profesional dan kesejahteraan aparatnya.

4

Makna yang

terkadung dalam amanat tersebut

menyata-kan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi

oleh perubahan-perubahan global. Sosok yang diinginkan

haluan negara tersebut erat kaitannya dengan kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Peningkatan dan

pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah

satunya diupayakan melalui pembinaan dan pengembangan

aparatur

yang

berjenjang

dan

berkesinambungan

sesuai

dengan

tuntutan

masyarakat

dan

perubahan

jaman.

Upaya

ini

merupakan upaya

yang

strategis

mengingat

bahwa

(10)

sumberdaya manusia memegang peran yang sangat strategis pula dalam pembangunan nasional, dimana baik hakekat dan

tujuan pembangunan nasional, maupun sasaran dan

priori-tas pembangunan menyangkut sumberdaya manusia. Sebagai inti pembangunan, sumberdaya manusia merupakan penggerak atau faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan,

maupun sebagai sesuatu yang ingin dihasilkan dari proses

pembangunan nasional tersebut.

"Dalam pembangunan pendidikan, tuntutan imperatif

yang dijawantahkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang SLstem Pendidikan Nasional (UUSPN)

berkai-tan dengan penanganan sistem pendidikan nasional yang

semakin profesional. Sekalipun diikuti oleh

dike-luarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992

tentang Tenaga Kependidikan belum sepenuhnya memberi gambaran tentang tugas-tugas ketenagaan, khususnya dalam

pengembangan profesionalisme yang jelas dan gamblang/

Khusus dalam aspek tenaga Pengawas Sekolah, dalam

UUSPN dikatakan bahwa pengawas merupakan jabatan profe

sional. Akan tetapi, jabatan tersebut tidak terlepas

dari kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang pada hakekatnya sebagai aparatur dan abdi negara.

Sebagai PNS tidak lepas dari tugas pokok sebagai pelayan

(11)

tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan PNS sebagai aparatur negara semakin penting

untuk dilembagakan, dikelola dan ditingkatkan dayaguna

dan hasilgunanya bagi tujuan-tujuan pembangunan.

Terlepas dari hal tersebut, upaya pengembangan ketenagaan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Perta-ma, bahwa pengembangan profesional Pengawas Sekolah akan lebih meningkat dan beradaptasi dengan pembaharuan bila disiapkan melalui pendidikan yang tepat. Dengan kata lain, bahwa pengembangan profesional itu berkaitan dengan operasionalisasi pembaharuan yang menitikberatkan pada kualitas pelaksanaan program pembaharuan pendidikan dan pelatihan ketenagaan. Kedua, lembaga Pendidikan dan Latihan merupakan suatu program pembinaan dan pengem bangan personil dalam suatu organisasi yang bertujuan menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta kecakapan kerjanya; Eksistensi Lembaga Diklat, khususnya di lingkungan PNS diatur berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepega-waian, yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,

mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan, dalam rangka meningkatkan pendayagunaan aparatur negara yang bersih

dan berv/ibawa.

Kebijakan operasional penyelenggaraan Lembaga

(12)

Tahun 1972 yang dipercayakan pengelolaannya kepada Lembaga Administrasi Negara, yang fungsi lembaga ini

diatur berdasarkan Inpres No.15 Tahun 1974. Pada Pasal 4

Lampiran IV Inpres ini ditegaskan bahwa ruang lingkup Diklat PNS mencakup bidang Teknis Fungsional dan

administrasi.

Suatu contoh kasus kendala yang dihadapi Jawa Barat dalam pembinaan dan pengembangan aparatur masih dihadap-kan banyak tantangan. Pada kasus Laporan Pertanggungja-waban Gubernur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Tahun

1995, masih ditemukan 787 kasus penyelewengan yang

terjadi di setiap instansi. Dan temuan Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri ditemukan 56 kasus, delapan diantaranya menyangkut bidang pemerintahan dan

aparatur.

Hasil penelitian Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tahun 1990, ditemukan lima kelemahan aparatur pemerintah dalam aspek penerapan fungsi-fungsi manajemen, khususnya dalam perencanaan unit kerja, lemahnya kegiatan evaluasi program, lemahnya mengikuti perkembangan-perkembangan unit kerja, lemahnya pemberian pedoman pada unit kerja, serta lemah dan kurangnya pembinaan personalia.

Kasus-kasus penyelewengan aparatur pemerintah, dan lemahnya skill yang diwujudkan dalam kinerja aparatur

dalam melaksanakan tugas, menunjukkan indikasi bahwa

(13)

melalui Lembaga Pendidikan dan Latihan (Diklat) masih

belum efektif. Memang benar, efektivitas program suatu

lembaga khususnya Lembaga Diklat PNS ditentukan banyak faktor, dapat disebabkan oleh kelemahan organisasional atau karena kelemahan individual aparat itu sendiri.

Kelemahan organisasional berkaitan dengan lemahnya sistem penyelenggaraan Diklat. Unsur-unsurnya dapat

disebabkan oleh sub-sistem masukan (input), atau

pro-sesnya. Kelemahan sub-sistem masukan dapat disebabkan oleh komponen peserta diklat (raw input), komponen ketenagaan (Pengawas Sekolah), metode, sarana dan pra-sarana, serta lingkungan pendidikan sebagai "instrumen tal input"; Kelemahan proses dapat disebabkan oleh kesalahan teknik dan strategi manajemen pembelajaran, kemungkinannya dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian diklat.

Aspek-aspek kekurangefektifan peranan Lembaga Diklat PNS ini memang serba memungkinkan. Namun yang paling menonjol untuk dikaji adalah dalam komponen

instrumental input, khususnya pada peranan dimensi

Pengawas Sekolah sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan dan latihan secara operasional. Sinyalemen-sinyalemen tentang kompetensi profesional Pengawas Sekolah masih belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi.

Sekalipun kebijakan-kebijakan tentang perekrutan

(14)

Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(Menpan)

No.118/1996.

Menurut SK Menpan tersebut,

bahwa

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi

tugas,

tanggungjawab

dan

wewenang

secara

penuh

oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendi

dikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan

pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi

pada satuan pendidikan pra sekolah,

dasar dan menengah.

Pegawai

Negeri

Sipil

yang

diangkat

untuk

pertamakali

dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi

persyara-tan secara umum, dan khusus. Salah satu persyaratan umum

bagi

pengangkatan

dalam

jabatan

pengawas

disebutkan

dalam Pasal 23 ayat (1) butir (3) yaitu: "telah

mengiku-ti

pendidikan dan

pelatihan kedinasan

dalam

bidang

pengawasan

sekolah

dan

memperoleh

Surat

Tanda

Tamat

Pendidikan dan Pelatihan".

Suatu hal yang telah menjadi rahasia umum di

ling-kungan kepegawaian negara, hampir setiap mantan pejabat

struktural yang habis masa jabatannya dan supaya masa

kerja dapat diperpanjang menjabat sebagai Pengawas

Sekolah. Sehingga banyak tudingan bahwa jabatan Pengawas

Sekolah

merupakan

"terminal"

mantan

pejabat

struktural

yang mendekati pensiun.

Akibatnya,

bukan saja

menumbuh-kan

"image"

negatif

bagi

jabatan

tersebut,

namun

dampaknya

terasa pada

proses

pembelajaran

dalam

(15)

Perubahan kebijakan dalam penganmgkatan Pengawas

Sekolah (SK.Menpan No.118/1996, Keputusan Bersama

Men-diknas dan Kepala BAKN No.0322/0/1996 dan No.38 Tahun

1996, serta Keputusan Mendiknas No.020/U/1998) dapat

dilihat pada Tabel 1.

T a b e l 1

PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH

NO KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU 1 Penilik TK/SD Pengawas TK/SD

2 Jabatan struktural (Eselon IV.b):

- Jenjang pangkat tertinggi

Ill/d

- Kenaikan pangkat reguler

(4 tahun sekali).

Jabatan Fungsional:

- Dapat mencapai pangkat ter-tinggi/puncak (IV/e)

- Kenaikan pangkat bisa kurang

dari 4 tahun melalui angka kredit,

3 Untuk menjadi Penilik bisa

diangkat dari pejabat struk tural.

Harus dari jabatan guru

(fung-sional.

4

i

Pendidikan tertinggi minimal tingkat SLTA/sederajat.

Pendidikan tertinggi minimal

Diploma II.

5 Tidak ada batasan usia ter tinggi (aktif sebagai PNS).

Usia tertinggi 5 (lima) tahun

sebelum mencapai batas usia

pensiun jabatan Pengawas.

6 Tidak perlu diklat kedinasan

yang berkaitan dengan

jabatan.

Telah lulus dari diklat kedi nasan di bidang pengawasan sekolah.

7 Tanpa berpengalaman sebagai guru.

Berpengalaman sebagai guru TK/ SD/RA/MI/SDLB minimal selama 6 (enam) tahun berturut-turut.

Dari

tujuh

aspek

substansi

perubahan

kebijakan

tersebut,

aspek yang paling menarik untuk dikaji

ialah

[image:15.595.87.486.224.590.2]
(16)

pengangkatan

jabatan

pengawas

harus

diangkat

dari

guru

yang

telah

lulus

mengikuti

pendidikan

dan

pelatihan

kedinasan dalam bidang pengawasan sekolah. Persyaratan

jabatan tersebut, bila ditinjau dari sisi akademik,

merupakan salah satu upaya profesionalisasi dalam bidang

ketenagaan. Artinya, pengangkatan jabatan pengawas yang

profesional memerlukan persyaratan jabatan dalam aspek

pendidikan khusus dalam kepengawasan sekolah. Persoalan

muncul:

apakah dalam konteks

implementasi kebijakan

itu

dilaksanakan sesuai dengan dalam rumusan kebijakan?

Sinyalemen di Lapangan menunjukkan indikasi yang tidak

konsisten. Sekalipun belum adanya bukti empirik hasil

penelitian ilmiah, bahwa implementasi kebijakan dalam

pengangkatan Pengawas pada jenjang pendidikan dasar,

tidak konsisten, sehingga mengakibatkan mutu (kualitas)

kinerja pengawas belum efektif, maka melalui penelitian

inilah upaya pembuktian secara ilmiah akan dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang penelitian menunjukkan gambaran

bahwa masalah utama penelitian adalah: Seberapa jauh

tingkat keterhubungan antara efektivitas implementasi

perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas Sekolah

terhadap kualitas kinerja para Pengawas Taman

Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (Pengawas TK/SD) di lingkungan

(17)

Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka

problema-tik yang

perlu

dijawab

melalui

penelitian

ini

adalah

sebagaimana tertera di bawah ini.

1.

Bagaimana

gambaran

umum

implementasi

kebijakan

tentang

pengangkatan

Pengawas

TK/SD

di

lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?

2.

Bagaimana

gambaran

umum

kinerja

Pengawas

TK/SD

di

lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?

3. Apakah perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas

sekolah di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten

Lebak berpengaruh terhadap kualitas kinerja Pengawas

TK/SD?

4. Seberapa tinggi derajat keternubungannya antara

perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas

sekolah

di

lingkungan

Kantor

Depdiknas

Kabupaten

Lebak

terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji perubahan

kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah dan

penga-ruhnya

terhadap

kinerja Pengawas TK/SD

di

lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.

Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan pokok yang

ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1.

Dapat

diperoleh gambaran umum mengenai

implementasi

(18)

10

lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.

2. Dapat mengetahui tentang kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak. 3. Dapat mengetahui pengaruh perubahan kebijakan tentang

jabatan Pengawas sekolah di lingkungan Kantor Depar-temen Diknas Kabupaten Lebak terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.

4. Dapat mengetahui derajat keterhubungan antara peru bahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah di

lingkungan Kantor Departemen Diknas Kabupaten Lebak

terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.

D. Kegunaan Penelitian

Masalah ini menuntut pemecahan yang didukung hasil penelitian, karenanya hasil penelitian ini merupakan salah satu bentuk pemecahan dari masalah tersebut, di samping turut merangsang peneliti lain untuk turut mengembangkan pemikiran lebih lanjut; Dan pemecahan

masalah ini berkaitan dengan disiplin ilmu administrasi,

karenanya melalui penelitian ini turut pula mengembang kan dan memperkaya khazanah ilmu administrasi, khsusnya

dalam bidang kajian Pengelolaan Tenaga Kependidikan dan Kebijakan Pendidikan;

Di samping itu, hasil penelitian ini dapat

(19)

11

publik di lapangan, khususnya dalam pembenahan, pembi

naan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.

E. Kerangka Pikir Penelitian

Merujuk pada masalah pokok dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka analisis permasalahan

penelitian menggunakan pendekatan yang komprehensif,

mulai dari rumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan

penilaian kebijakan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran

yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat

diilustra-sikan pada Gambar 1.

Kajian pertama, diarahkan pada kajian terhadap komponen-komponen yang secara eksplisit termuat dalam

rumusan kebijakan tentang jabatan pengawas.

Komponen-komponen tersebut dianalisis berdasarkan kriteria suatu rumusan kebijakan yang mencakup di dalamnya kriteria

empirik, evaluatif dan normatif.

Sudut kajian kedua, adalah tahap implementasi

kebijakan pengangkatan pengawas, yang diduga pada tahap

inilah penyimpangan terjadi, karena dipengaruhi oleh

faktor internal maupun faktor eksternal, baik yang

berkenaan dengan persyaratan, kriteria, maupun tujuan

pengangkatan pengawas tidak dipedulikan lagi, sehingga

(20)

Gambar 1

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

[image:20.595.122.480.102.547.2]

KEBIJAKAN FUNGSIONALISASI JABATAN PENGAWAS SEKOLAH RUANG LINGKUP RUMUSAN PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH .]_ KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL IMPLEMENTASI KE BIJAKAN PENGANG-BIJAKAN PENGANC-KATAN PENGAWAS TUJUAN 4 SASARAN KRITERIA/ LANDASAN ACUAN V KEMAMPUAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROSEDUR OPERASIONAL - r -J 12 GAMBARAN MUTU KINERJA PENGAWAS TK/SD

Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka pada kajian ketiga, diarahkan pada pengukuran efektivitas pengangka tan pengawas melalui pelaksanaan pendidikan dan pelati

han yang diduga perpengaruh terhadap komponen kinerja

(21)

13

dengan variabel kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas

kepengawasan, dan motivasi dalam melakukan pekerjaan

kepengawasan.

F. Hipotesis

Hipotesis umum yang ingin diuji adalah: Terdapat

hubungan fungsional antara perubahan kebijakan tentang

jabatan Pengawas Sekolah

dengan

kualitas kinerjanya.

Berdasarkan hipotesis umum tersebut secara spesifik

dirumuskan hipotesis berikut:

1. Perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah

dalam

pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak

belum diimplementasikan secara optimal.

2.

Pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum

menunjukkan

tingkat kinerja yang memadai•berdasarkan

pada perubahan kebijakan jabatan Pengawas sekolah.

3.

Arah

hubungan

kinerja

Pengawas

TK/SD

yang

telah

mengikuti

diklat

berdasarkan

perubahan

kebijakan

jabatan Pengawas

sekolah di Kabupaten

Lebak

berpola

linier dan signifikan ke arah yang positif;

4.

Derajat

determinasi

antara

implementasi

perubahan

kebijakan jabatan Pengawas sekolah dengan variabel

kualitas

kinerja

Pengawas

TK/SD

telah

mengikuti

diklat di Kabupaten Lebak adalah positif dan signifi

(22)

14

q. Sistimatika Tesis

Isi tesis ini dibagi ke dalam lima bagian, yaitu

bagian:

pendahuluan, kajian

teoritis, metodologi,

hasil

penelitian, dan kesimpulan.

Bagian pendahuluan, merupakan gambaran umum tentang

permasalahan penelitian,

yang

mencakup:

latar belakang

permasalahan,

rumusan masalah,

tujuan penelitian,

kegu-naan

penelitian,

kerangka

pikir

penelitian,

hipotesis,

dan sistimatika laporan. Bagian kajian teori, merupakan

landasan teoritis yang dibangun untuk mengkaji permasa

lahan penelitian dari

pandangan litelatur.

Kajian teori

ini berkenaan dengan: (1) Konsep analisis implementasi

kebijakan;

(2) Kebijakan pendidikan dan pelatihan penga

was

sekolah;

(3)

Inkonsistensi dalam

implementasi kebi

jakan

pengangkatan

pengawas

sekolah;

(4)

Konsep

super-visi

pendidikan bagi

pengawas

sekolah;

(5)

Pengembangan

kemampuan

profesional

supervisor

pendidikan;

Dan

(6)

Hasil-hasil penelitian lain yang relevan. Bagian Meto

dologi,

berkenaan dengan:

(1)

variabel penelitian,

(2)

populasi

dan

sampel,

(3)

teknik

pengumpulan

data,

dan

(4)

rancangan pengujian hipotesis.

Bagian Hasil peneli

tian, mencakup pengolahan data dan penyajian

temuan-temuan

penelitian

serta

pembahasan hasil

penelitian.

Bagian terahir merupakan kesimpulan,

implikasi dan saran

(23)
(24)

B A B I I I

M E T O D E P E N E L I T I A N

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka tipe

penelitian ini

dapat dikatagorikan pada tipe penelitian

deskriptif-kuantitatif, dengan jenis penelitian korelasi

untuk pengujian hipotesis.

A. Variabel P e n e l i t i a n

1. Variabel Independen (X)

Variabel Independen adalah variabel "perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah". Variabel

ini berkenaan dengan konsistensi antara kriteria

rumusan kebijakan dengan substansi implementasi

kebijakan. Kriteria rumusan kebijakan berkaitan

dengan kriteria empirik, evaluatif dan normatif.

Sedangkan substansi implementasi kebijakan tentang

jabatan pengawas sekolah, berkenaan dengan: (1) ruang

lingkup, (2) tujuan dan sasaran, (3) kriteria yang

digunakan, (4) mekanisme dan prosedur yang harus ditempuh, dan (5) dukungan akurasi data yang

diper-l u k a n .

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen adalah variabel "Kinerja

pengawas".

Variabel

ini

berkenaan

dengan

gambaran

perilaku

dalam melaksanakan tugas pekerjaan

sebagai

(25)

Pengawas, sebagai hasil program pengembangan pengawas melalui pendidikan dan pelatihan. Indikatornya dapat diidentifikasi dari aspek kemampuan dalam melaksana kan tugas, dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.

Hubungan kedua variabel tersebut dapat

diilus-trasikan pada Gambar 2.

Gambar 2

HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL X

Perubahan .Kebijakan

Tentang Jabatan Pengawas Sekolah

->>

VARIABEL Y Kinerja Pengawas

TK/SD

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi sumber data penelitian adalah

seluruh Pengawas TK/SD dan Guru TK/SD yang berada di

lingkungan Kantor Depdiknas kabupaten Lebak.

Sampel diambil apabila karakteristik populasi

terwakili secara representatif, dengan ketentuan: (a) Bila karakteristik populasi sangat homogen dalam jumlah

yang

banyak,

diambil

sampel

random,

dan

bila

sedikit

kemungkinan

penelitian

populasi

(sampel

populasi);

(b)

Bila karakteristik populasi sangat heterogen. maka

diambil sampel stratum atau purposif (kriteria).

Berdasarkan data yang dapat dikumpulkan sewaktu

[image:25.595.71.497.263.639.2]
(26)

53

Jawa Barat, gambaran populasi Pengawas dan Guru TK/SD

yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2 menggambarkan bahwa karakteristik populasi

sangat hetorogen,

maka penarikan sampel dilakukan berda

sarkan ketentuan Purpossive sampling (sampel kriteria).

Kriteria sampel antara lain: (1) Setiap kecamatan dia

mbil 3 sekolah yang terdiri dari 1 TK dan 2 SD; (2) Dari

setiap sekolah, diambil 2 orang guru yang terdiri dari 1

guru senior dan 1 guru junior. Sedangkan untuk Pengawas

tidak dilakukan sampling, dengan alasan di samping

jumlahnya di bawah

100,

juga dengan maksud

untuk

meya-kinkan dalam membuat generalisasi. Tabel 2

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

iO. KECAMATAN

P 0 PULA S I SAMPEL

TK SD GURU TK GURU SD PENGAWAS TK SD GURU TKGURU SD PENGAWAS 1 Rangkasbitung 12 118 38 980 5 1 2 11

2 Waruuggunung 40 60 2 397 1 I 2 1

3 Maja 2 52 5 287 2 1 2 2

4 Sajira 0 32 0 178 1 0 2 0

5 Cipanas 1 40 2 206 1 1 2 1

6 Muncang 0 39 0 153 2 0 2 0

7 Leuwidamar 0 27 0 106 1 0 2 0

8 Ciiarga 3 40 3 183 2 1 2 1

9 Bojongmanik 1 32 3 107 2 1 •> 1

.0 Cileles 2 27 2 126 1 1 2 1

-1 Gunungkencana 1 28 5 127 1 1 2 2

.2 Baajarsari 1 48 3 241 1 1 2 1

3 Malingping 4 90 8 881 4 1 2 3

.4 Panggarangan 2 54 4 327 2 1 2 2 2

.5 Bayah 0 110 13 620 6 1 2 4 6

[image:26.595.59.483.140.655.2]
(27)

54

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data digunakan Angket Tertutup

model Skala Likert. Skala ini terbagi dalam dua bagian.

Bagian pertama, Angket untuk mengungkap pendapat

dan persepsi para Pengawas TK/SD dan Guru-guru tentang

efektivitas implementasi perubahan kebijakan tentang

jabatan Pengawas

sekolah.

Bagian kedua,

Angket

untuk

mengungkap data tentang kualitas kinerja Pengawas TK/SD.

Alternatif jawaban ditetapkan berdasarkan skala

selalu dilakukan, sering dilakukan, kadang-kadang dila

kukan, jarang dilakukan, tidak pernah dilakukan.

D. Rancangan Uji Hipotesis

Untuk menentukan pengujian hipotesis linieritas

variabel X dengan Y digunakan analisis regresi sederhana

dan analisis varians, dengan rumus:

Y = a + bX (Sudjana, 1982:297) dimana:

Y = harga-harga pada variabel Y yang diramalkan; X = harga-harga pada variabel X;

a = perpotongan garis regresi, yaitu bila harga X sama

dengan nol;

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang

terjadi pada Y jika satu unit berubah pada X;

Untuk mencari derajat hubungan antara variabel X dengan

Y

digunakan analisis

korelasi

sederhana.

Ukuran

yang

dipakai adalah koefisien korelasi (r)

dengan rumus:

(n) (SXiYi) - (ZXi) (ZYi)

(28)

55

1)

Untuk mengetahui ketergantungan

(determinasi)

varia

bel X

dengan

Y

dengan

jalan

koefisien

korelasi

dikua-dratkan, lalu dikalikan 100%.

2) Tahap ahir dalam analisis korelasi ini adalah menguji

keberartian koefisien korelasi dengan statistik t,

yaitu:

dimana:

r / n -2

t = harga t yang dicari

t

/

r = koefisien korelasi yang

1 - r2

dihitung

n = banyaknya data

3)

Kriteria

pengujian:

Koefisien

korelasi

dikatakan

signifikan (menfiliki arti) apabila harga t hitung lebih

besar

daripada

harga

kritis

t

pada

tebel

pada

taraf

signifikansi tertentu dengan derajat kebebasan (dk) atau

(29)
(30)

B A B V

K E S I M P U L A N , I M P L I K A S I D A N S A R A N

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana dipaparkan pada Bab IV, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Gambaran empirik tentang perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang

(51.22%). Ini menunjukkan bahwa proses pengangkatan

Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum sepenuhnya

sesuai dengan kebijakan yang baru.

2. Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak menunjukkan berada pada taraf sedang (51.22%). Ini berarti bahwa tingkat kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum optimal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan adanya perubahan kebijakan tentang jabatan

pengawas sekolah.

3. Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas

sekolah tersebut telah memberikan pengaruh yang kuat

ke arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas

TK/SD di Kabupaten Lebak.

4. Derajat pengaruh perubahan kebijakan jabatan pengawas sekolah terhadap kinerja Pengawas TK/SD sebesar

(31)

75

59.60%. Ini berarti bahwa sebesar 59.60% perubahan

yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten

Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan ten

tang jabatan Pengawas sekolah.

Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dikemukakan,

maka

beberapa

implikasi

sebagai

bahan

pengembangan

kebijakan lebih lanjut, khususnya dalam melihat tingkat

efektivitas perubahan kebijakan dalam pengangkatan

jabatan

pengawas ^ekolah,

tampaknya

perlu

diketahui

bagaimana kondisi kesiapan aparat pelaksana pada tingkat

implementasi suatu kebijakan. Kondisi ini sangat

diper-lukan untuk menghindari kemungkinan perubahan kebijakan

tersebut tidak merupakan bahasa politik (political

language) yang pada tingkat operasional kurang dapat

diimplementasikan. Atau, kebijakan tersebut masih bersi

fat top-down yang kurang didasarkan pada grass-root

approach dalam bentuk optimalisasi bottom-up planning.

Secara khusus, implikasi dalam implementasi peruba han kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah antara

lain sebagai berikut:

I. Efektivitas perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah, bukan hanya ditentukan oleh motiva si, fasilitas, persyaratan, kinerja pengawas yang

(32)

76

ditentukan pula oleh dukungan kesiapan aparat pelak

sana kebijakan di lapangan. Kebijakan yang bersifat

top down yang selama ini dilakukan akan senantiasa

menemui kendala pada saat diimplementasikan.

2. Tugas pengawas sekolah yang selama ini cenderung pada

pembinaan teknis administratif dan kurang

memperhati-kan aspek pembinaan teknis edukatif, sangat berdampak

pada pencapaian tujuan-tujuan pengawasan. Adanya

perubahan kebijakan tersebut, dari sudut

profesiona-liasi tenaga kependidikan, merupakan salah satu upaya

dalam menyiapkan tenaga pengawas sekolah yang dapat

meningkatkan kinerja lebih profesional, sehingga

tujuan-tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai lebih

efektif.

3.

Hubungan antara

perubahan

kebijakan

dengan

aspek-aspek kinerja memang masih memerlukan waktu. Untuk

itu, efektivitas implementasi perubahan kebijakan

tentang pengawas sekolah tersebut perlu memperhatikan

faktor-faktor kondisi lingkungan, hubungan antar

organisasi, tersedianya sumber-sumber, dan karakter

istik aparat pelaksana kebijakan di lapangan, baik

secara internal maupun eksternal.

4. Pengembangan jabatan pengawas sekolah tidak hanya

didasarkan pada analisis pekerjaan yang bersifat

teknis, namun keberhasilan dalam melaksanakan peker

(33)

77

yang bersifat hubungan antar manusia.

Karena itu,

kurikulum pendidikan dan pelatihan pengawas sekolah,

perlu ditunjang pula oleh materi-materi yang berke

naan dengan

peningkatan

keterampilan dalam

berhu-bungan dengan manusia.

C. Saran

1.

Dalam merekrut

calon Pengawas

TK/SD

di

lingkungan

Kandep Diknas Kabupaten Lebak,

perlu didukung oleh

peningkatan pengertian,

sikap

dan

tindakan

nyata

aparat

pelaksana kebijakan yang sesuai

dengan norma

serta persyaratan jabatan sebagaimana tertuang dalam

rumusan kebijakan yang beriaku.

2. Untuk meningkatkan kinerja Pengawas TK/SD di Kabupa

ten Lebak,

perlu dilakukan berbagai

upaya,

baik

melalui

melalui

kerjasama

dengan

lembaga-lembaga

pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi

fungsi

forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah (KKPS)

sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas sekolah.

3.

Disadari

sepenuhnya,

bahwa

penelitian

ini belum

menyentuh aspek permasalahan yang komprehensif.

Karena

itu,

penelitian

lanjutan

perlu

dilakukan,

terutama dalam:

(I) Kesiapan aparat pelaksana kebija

kan dalam mengefektifkan

implementasi kebijakan

pengangkatan

pengawas

sekolah;

(2)

Faktor-faktor

(34)

78

produktivitas Pengawas TK/SD dalam melaksanakan

tugasnya; (3) Apakah mantan pejabat struktural yang

diangkat Pengawas TK/SD tersebut memiliki pengetahuan

dan pengalaman dalam bidang kepengawasan teknis

edukatif mengingat pendekatan struktural yang menjadi

latar belakang kompetensi sangat berbeda dengan

pendekatan fungsional? (4) Apakah pada usia yang

relatif mendekati pensiun memiliki moral dan semangat kerja untuk melaksanakan proses pembinaan dan bantuan

profesional terhadap guru-guru dalam meningkatkan

mutu pendidikan? (5) Apakah jabatan Pengawas Sekolah

tersebut kurang menarik dari sisi "reward" berupa

finansial bagi tenaga-tenaga muda yang bukan dari

tenaga struktural? Dengan demikian, untuk mengukur

efektivitas implementasi perubahan kebijakan pengangkatan Pengawas TK/SD tersebut dapat diukur dan

(35)
(36)

D A F T A R P U S T A K A

Abdul Wahab, Solichin, (1990), Pengantar Analisis

Kebi-jaksanaan Negara, Jakarta: Rineka Cipta.

Allen, Robert

E. (1992),

Policy Deployment,

Indianapolis:

AT&T.

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan,

(1997),

Himpunan

Peraturan Perundang-undangan Pendidikan dan

Kebudayaan,

Bandung:

Kantor

Wilayah

Depdikbud

Jawa Barat.

Dye,

Thomas R. , (1976),

Policy Analysis,

Alabama:

Uni

versity of Alabama Press.

(1987),

Understanding Public Policy,

6th.Ed.,

NJ: Prentice Hall, Inc.

Education

Sector

Unit

East

Asia

and

Pacific

Regional

Office,

(1998),

Education

in

Indonesia:

From

Crisis

to Recovery,

Draft

Gray

Cover,

September

23, Jakarta: Sesjen Depdikbud.

Edwards,

George

C.

(1980),

Implementing Public Policy,

Washington DC: Congressional Quarterly Press.

Grindle, Merilee S.

(1980),

Politics and Policy Implemen

tation in the Third World, NJ: Princeton Univers ity Press.

Hoy, Wayne K., Miskel, C. G. (1978),

Educational adminis

tration, Theory, Research and Practice,

New York:

Random House.

Islamy, Irfan, (1994),

Prinsip-Prinsip Perumusan

Kebijak-sanaan Negara,

Jakarta: Bumi Aksara.

Jones, Charles 0. (1989),

An Introduction to the Study of

Public Policy,

2nd.Ed.,

Massachusetts:

Duxbury

Press.

Kamil, Mustofa,

(1998),

"Pengaruh Faktor-faktor Kelompok

terhadap Perilaku Partisipasi Pembelajaran PLS

pada Kelompok Tani Hutan Perhutanan Sosial seba

gai Kelompok Sasaran Penyuluhan Perhutanan sosial

di Kabupaten Sumedang",

Tesis,

Bandung: PPS IKIP

Bandung.

(37)

80

Lane, Jan Erick (1993), The Public Sector, London: Sage Publications.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). (1987), "Instruksi Presiden RI No.15 Tahun 1974" Tentang

Pokok-Pokok Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan.

Lembaga Administrasi Negara, (1992), Performance Improve ment Planning, Suatau Pendekatan Perencanaan

Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja), Jakarta. Leithwood, K. A.- & Montgomery, D.J. (1986), Improving

Principal Effectiveness, The Principal Profile,

Toronto: The OISE Press.

Manulang, M., (1981), Management Personalia, Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Mangunharjana, A. (1986), Pembinaan: Arti dan Metodenya,

Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Mc.Concey, Dale D., (1982), Manajemen bagi Organisasi

Non-PerUsahaan, Jakarta: Pus. Binaman Pressindo.

Moekijat (1986), Perencanaan dan Pengembangan Karier

Pegawai, Bandung:: Remaja Karya.

(1991), Latihan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Bandung: Mandar Maju

Naingggolan,

H.

(1983),

Pembinaan Pegawai

Negeri

Sipil,

Jakarta: Tanpa Penerbit.

Orlosky, Donal E.; Mc.Cleary, Lloyd E.; Shapiro. A.;

Webb, L. Dean. (1984), Educational Administration

Today, Columbus, Ohio: A Bell & Howell Co.

Pal, Leslie A. (1996), Public Policy Analysis: An Intro

duction, Ontario: Nelson Canada.

Patton, Carl V. & Sawicki, David S., (1986), Basic Meth

ods of Policy Analysis and Planning, New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs.

Rae,

Leslie,

(1990),

Mengukur

Efektivitas

Pelatihan,

Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Rebore, Ronald W. , (1985),

Educational Administration,

A

Management Approach,

New Jersey:

Prentice Hall

(38)

81

Rondinelli, Denis A. and G. Shabbir Cheema, 1988, "Imple

menting Decentralization Policies: An Introduc

tion", dalam Cheema, G.Shabbir and Dennis A. Rondinelli, Decentralization and Development,

Policy Implementation in Developing Countries, California: Sage Publications Inc, him.26.

Siagian, Sondang P., (1981), Filsafat Administrasi,

Jakarta: Gunung Agung.

(1981), Peranan Staf dalam Managemen, Jakarta:

Gunung Agung.

(1984), Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakar

ta: Pustaka Agung.

Snyders,

Fred

A.

& Peterson,

R.

Duane.

(1970),

Dinamics

of Elementary School Administrators, Boston: Houghton Mifflin Company.

Sofyan,

Dadang,

(1995),

"Dampak Pelatihan Guru-guru SMEA

dan SMIP Bidang Studi Usaha Perjalanan Wisata",

Tesis, Baiidung: PPS IKIP Bandung.

Sudiapermana,

Elih,

(1992),

"Efisiensi Eksternal

Perlua-san Pendidikan Keterampilan di Luar Sekolah pada

Sentra Industri Kecil dan Kerajinan Bordii Kabu

paten

Bandung,

dan

Tasikmalaya

Jawa

Barat".

Tesis, Jakarta: PPS IKIP Jakarta.

Sudjana (1982),

Metode Statistik,

Bandung: Tarsito.

Sutisna,

Oteng.

(1985),

Administrasi

Pendidikan:

Dasar

Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung:

An-gkasa.

Yoder,

Dale

and

Stau

Dohar,

Paul

D.

(1984),

Personel

Management and Industrial Relation,

New Delhi:

Gambar

Tabel1PERUBAHAN KEBIJAKANJABATANPENGAWASSEKOLAH
GAMBARAN MUTU
Gambar2
Tabel2

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 9 (lampiran) terlihat nilai return (titik hitam) Jakarta Composite Index, VaR-MS-ARCH (1,1) untuk

Hernawati Mei Lestari Sihombing (2010) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Konflik Peran Ganda dengan Life Satisfaction pada Wanita Bekerja di kota Medan yang

Bangunan kolonial di Indonesia, terutama periode Belanda yang sangat panjang 1602 – 1945 ini sangat menarik untuk menjelajahi bagaimana silang budaya antara barat

Penelitian ini dikatakan berhasil jika telah memenuhi Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu (1) tindakan yang telah dilaksanakan sesuai pelaksanaan model

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengansegala berkah, kehendak, rahmat dan karunia-Nya

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya, terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai calon pemenang lelang

Sama seperti produk CRT Cinex yang pernah kami muat pada plusProduk beberapa edisi yang lalu, jika digunakan pada sistem operasi Windows 98 ke atas, sistem dapat langsung

[r]