• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPA Materi Sifat Benda di Kelas III SD Islam Pondok Duta Cimanggis Depok )

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ENITA SUGIHARTI NIM 1008444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Melalui Penggunaan

Metode Demonstrasi

Oleh Enita Sugiharti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas ilmu Pendidikan

© Enita Sugiharti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPA Materi Sifat Benda di Kelas III SD Islam Pondok Duta Cimanggis Depok )

ENITA SUGIHARTI NIM: 1008444

ABSTRAK

(5)

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT’S MOTIVATION THROUGH THE USE OF DEMONSTRATION METHOD

(Classroom Action Research on the Nature of Materials Science Subjects Objects in Class III SD Islam cottage Ambassador Cimanggis Depok)

Enita Sugiharti NIM: 1008444

ABSTRACT

(6)

Enita Sigiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

1. Hakikat Metode Demonstrasi ... 11

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 13

3. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi ... 15

B. Motivasi ... 18

(7)

2. Jenis-jenis Motivasi ... 20

3. Aspek-aspek Motivasi ... 21

4. Cara Menumbuhkan Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran ... 22

C. Hakikat IPA ... 25

D. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Metode dan Alur Penelitian ... 30

1. Metode Penelitian ... 30

2. Model PTK Yang Dikembangkan ... 32

B. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Lokasi Penelitian ... 34

3. Waktu Penelitian ... 34

C. Instrumen Penelitian ... 34

D. Pengolahan dan Analisis Data ... 35

1. Data Hasil Observasi ... ... 35

2. Motivasi Belajar Siswa ... .. 36

3. Hasil Belajar Siswa ... . 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... ... 39

(8)

Enita Sigiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

a. Perencanaan ... . 39

1. Tindakan Yang Efektif Untuk Meningkatkan Motivasi ... ... 63

2. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... IPA Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi ... 64

3. Tingkat Motivasi siswa ... 66

4. Hasil evaluasi Belajar Siswa Selama Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi ... 67

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam interaksi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas

ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci

keberhasilan belajar. Guru bertindak membelajarkan siswa, sedangkan siswa

mengalami pembelajaran. Namun, dalam kenyataannya di dalam kelas

ditemukan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses belajar dan mengajar.

Diantaranya: pertama ada siswa yang enggan belajar, karena tidak

mengetahui kegunaan mata pelajaran di sekolah, sehingga hasil belajar yang

diperoleh menjadi rendah. Kedua, ada siswa yang belajar setengah hati

untuk belajar , karena terpengaruh pergaulan dengan teman di sekolahnya

dan ada masalah di keluarganya, sehingga hasil belajar menurun. Ketiga,

ada juga siswa yang rajin belajar, dan hasil belajarnya tinggi. Padahal siswa

tersebut juga mengalami gangguan konsentrasi belajar. Siswa ini mampu

mengatasi gangguan dan hambatan belajar. Ia menggunakan kesempatan

belajar dengan baik, diantaranya belajar di perpustakaan, berdiskusi dengan

teman jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti, dan sumber belajar

lainnya. Maka hasil belajarnya sangat baik, karena siswa tersebut

mempunyai semangat belajar tinggi.

Dari kejadian pertama tersebut, guru sudah memberikan informasi

tentang kegunaan mata pelajaran, kemudian siswa mengubah perilaku

(10)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

dan memusatkan perhatian pada pelajaran, sehingga pada akhir

pembelajaran hasil belajarnya tergolong baik. Sedangkan, pada kejadian

kedua, guru menghubungi keluarga dan teman sekolahnya, lalu siswa

tersebut mengubah perilaku belajarnya. Kemudian siswa tersebut belajar

dengan penuh semangat, sehingga hasil belajar sangat baik. Ketiga, siswa

memiliki motivasi belajar yang tinggi walaupun guru tidak membantu

siswa, tetapi siswa mampu mengatasi gangguan belajarnya.

Ketiga peristiwa tersebut menunjukkan peranan siswa dan guru dalam

kegiatan belajar. Peristiwa yang pertama, siswa segan belajar, karena tidak

mengetahui kegunaan mata pelajaran di sekolah. Siswa ini mempunyai

motivasi belajar yang rendah, karena kurangnya informasi yang ia peroleh

dari guru dan sekolah. Peristiwa yang kedua, motivasi belajar menurun

karena pengaruh dari teman di sekolah dan dari keluarganya. Pada kedua

peristiwa tersebut, motivasi belajar siswa menjadi lebih baik, setelah guru

mengubah kondisi belajar siswa. Karena siswa belajar didorong oleh

kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,

kemauan atau cita-cita.

Sejalan dengan hal tersebut, maka hendaknya guru sangat perlu

mengetahui keadaan siswa, baik fisik maupun mentalnya serta pemberian

motivasi atau dorongan dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa

akan pentingnya tujuan belajar yang bermakna bagi diri sendiri, keluarga

(11)

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Seperti yang diungkapkan ( Koeswara 1989 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 80 ) “

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar „. Pendapat tersebut menyatakan bahwa pada diri siswa terdapat

kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan mental berasal

dari berbagai sumber, diantaranya, motivasi yang rendah, informasi yang

kurang, peranan guru maupun lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh

pada sukses tidaknya kondisi belajar siswa.

Sedangkan menurut Thomas F. Staton (dalam Sardiman : 2010:40) “

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan

untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi “. Masih menurut Staton, motivasi meliputi dua hal, yaitu :

(1) mengetahui apa yang akan dipelajari, (2) memahami mengapa hal itu

patut dipelajari. Mengacu dari dua unsur motivasi inilah sebagai dasar

permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi siswa tersebut

tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal

itu perlu dipelajari. Jadi tanpamotivasi, kegiatan belajar tidak mungkin

berhasil.

Berdasarkan hasil observasi awal di SD Islam Pondok Duta

Kecamatan Cimanggis Depok, maka ditemukan beberapa fakta, kurangnya

(12)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

pembelajaran IPA sedang berlangsung. Pembelajaran IPA di kelas tersebut

menggunakan pendekatan kontekstual dan LKS, yang pada awalnya

menarik perhatian siswa dan mengaktifkan siswa untuk belajar konsep.

Meskipun beberapa pertanyaan dalam LKS dapat dijawab dengan baik, tapi

ada beberapa siswa yang mendapat nilai kecil. Hal ini terbukti dari soal-soal

yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung.

Dengan kondisi seperti itu dipandang perlu diadakan perbaikan

pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivas belajar

siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan pelaksanaan proses

pembelajaran, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode yang

tepat. Setelah peneliti renungkan dan berdasarkan kajian teori-teori

pengolaan kelas, diantaranya penggunaan metode demonstrasi, maka

peneliti menemukan solusi untuk perbaikan pembelajaran tersebut.

Metode yang dipakai dalam pendidikan dan pengajaran dalam konteks

didaktik metodik umum adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi

merupakan teknik penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada anak didik mengenai suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sesungguhnya maupun

tiruan, yang disertai dengan penjelasan secara lisan (Asep H. Hernawan,

2007:96).”

Jadi, metode demonstrasi akan sangat membantu pemahaman anak

didik terhadap bahan pengajaran karena disertai dengan peragaan sehingga

(13)

penghayatan terhadap materi pengajaran karena materi langsung

diperagakan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas

yang dilakukan pada siswa kelas III SD Islam Pondok Duta, maka tepatlah

kiranya apabila peneliti merumuskan judul penelitian :

” Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan

Pendekatan Demonstrasi pada Murid Kelas III SD Islam Pondok Duta

Kecamatan Cimanggis Depok ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diuraikan

beberapa masalah yang timbul, yaitu :

1. Rendahnya motivasi siswa tentang kegunaan belajar.

2. Kurangnya pemahaman guru terhadap metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat ditarik rumusan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran

IPA di kelas III di SD Islam Pondok Duta?

2. Bagaimanakah pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran

IPA di SD Islam Pondok Duta?

3. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi pembelajaran di SD

(14)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

D. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagi

berikut:

“ Terdapat peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan

metode Demonstrasi pada siswa kelas III SD Islam Pondok Duta”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di atas adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai perencanaan pembelajaran

IPA melalui pendekatan demonstrasi.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA melalui pendekatan demonstrasi .

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA setelah

diterapkan pendekatan demonstrasi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu :

1. Bagi Guru

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan

pengalaman baru bagi guru, serta dapat meningkatkan

pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya

IPA .

b. Dapat mendesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan

(15)

c. Dapat dijadikan media motivasi untuk dapat dilaksanakan di

sekolah di tempat bekerja yaitu di SD Islam Pondok Duta, dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Penelitian ini dapat memberikan kesan bahwa belajar IPA itu

mudah dan menyenangkan serta dapat memberikan wawasan

materi pembelajaran.

b. Dengan penelitian ini, siswa dapat termotivasi dalam

pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.

c. Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa

belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan

mengkaitkan dengan pelajaran baru melalui penelitian ini.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah .

b. Menciptakan SDM guru yang professional.

G. Definisi Operasional

Untuk memperjelas permasalahan yang digunakan dalam penulisan

judul, maka secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Menurut Mc.Donald (dalam Sardiman 2010:73), motivasi

(16)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

adanya tujuan. Apabila siswa, tidak terangsang afeksinya untuk

melakukan sesuatu, maka siswa tersebut tidak memiliki tujuan atau

kebutuhan belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan

agar tumbuh motivasi pada dirinya. Singkatnya, siswa itu perlu

diberikan motivasi. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari

motivasi yang tinggi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Semakin

tinggi motivasi yang dimilki siswa, maka makin tinggi pula prestasi

hasil belajar yang diperoleh.

Oleh karena itu ada beberapa aspek yang mempengaruhi

motivasi seseorang untuk mencapai pencapaian prestasi belajar.

(Namece8081.2008.Tersedia:worldpress.com/category/pendidikan/mo

tivasi-belajar). Aspek-aspek motivasi belajar itu berupa:

a. Perhatian terhadap materi pelajaran.

b. Kepuasan, ketekunan, keuletan.

c. Keinginan membantu teman, kelompok belajar.

d. Kemauan bertanya terhadap materi yang belum dikuasai.

e. Keinginan menyelesaikan tugas dan masalah

Dari kelima aspek tersebut, keseluruhannya merupakan bagian

yang sangat penting dalam menentukan motivasi siswa. Aspek

tersebut dapat mengukur sejauh mana proses belajar dapat diikuti

(17)

Sehingga hasil belajar akan optimal jika didukung dengan motivasi

yang tinggi yang berasal dari siswa itu sendiri.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang

suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

sekedar tiruan ( Asep H. Herniawan, 2007: 96 ).

Dengan penggunaan metode demonstrasi ini, sangatlah

menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Sehingga

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan berkesan secara mendalam,

sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Selain

itu, ingatan mereka tentang materi pelajaran juga akan membekas dan

melekat lebih lama. Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran

itu diceramahkan dapat diatasi dengan melalui pengamatan dan benda

konkrit. Metode ini juga merangsang siswa untuk aktif mengamati,

dan dapat mencoba melakukannya sendiri. Dalam demonstrasi

diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang

didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid,

Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya

terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh

siswa. Sehingga, siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil

(18)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Jadi, dengan menggunakan metode demonstrasi,

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran dapat dikurangi

bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan

keterangan guru. Oleh karena itu, tepatlah kiranya apabila metode ini

digunakan untuk mempertunjukkan atau meragakan suatu proses atau

(19)

Enita Sugiharti, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut

Kemmis dan Mc.Taggart ( Kunandar, 2010 : 46 ), Penelitian

Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk self inquiry kolektif yang

dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk

meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau

pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman

mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik itu dilakukan.

Sedangkan menurut Hopkin ( Kunandar, 2010 : 46 ) pengertian

Penilitian Tindakan Kelas adalah :

“ a form of self-reflective inquiry undertaken in a social ( including education ) situation in order to improve to rationality and justice of : (a) their own social or educational practice; (b) their understanding of these practice; and (c) the situation in which practices and carried out “.

Penelitian tindakan yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan

dalam situasi kependidikan untuk rasionalitas dan keadilan tentang (a)

praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang

praktik- praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik – praktik

(20)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut McNiff ( Kusuma, 2010 :8 ) memandang

hakikat PTK adalah sebagai reflektif yang dilakukan guru sendiri yang

hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan

keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang , untuk, dan

oleh mayarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi,

partisipasi dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.

Adapun alasan penggunaan Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah: (1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan

sekedar trial and error; (2) menggarap masalah faktual yang dihadapi

guru dan permasalahannya dalam pembelajaran; (3) tidak perlu

meninggalkan tugas utamanya, yaitu mengajar; (4) mengembangkan

iklim akademik dan profesionalisme guru; (5) dilaksanakan dengan

tujuan perbaikan; (6) manfaat jelas dan langsung (Kusnandar,

2010:51)

Selain itu, tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini diantaranya:

membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan

profesionalisme guru, meningkatkan rasa percaya diri guru dan

memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

(21)

Enita Sugiharti, 2013

2. Model PTK yang Dikembangkan

Metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dirancang

untuk dapat menyelesaikan satu materi pokok yang akan dilaksanakan

secara berlanjut dengan berlanjut dengan menggunakan dua siklus,

setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin

dicapai. Perubahan yang diinginkan akan tergambar pada pertanyaan

pada pertanyaan penelitiannya. Untuk dapat melihat keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran sebagai observasi awal dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan terlebih

dahulu.

Menurut Kemmis dan MC.Taggart (dalam Sudarsono, 1997:16)

tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas ( 1 ) perencanaan atau

planning, ( 2 ) pelaksanaan tindakan (action), ( 3 ) observasi

(observation) dan ( 4 ) refleksi (reflection) dalam setiap siklus dengan

acuan pada refleksi awal. Tindakan atau siklus penelitian tersebut

(22)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar : 3.1

Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart

B. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang akan menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III SD

Islam Pondok Duta dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang terdiri

dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Hasil Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

(23)

Enita Sugiharti, 2013

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SD Islam Pondok Duta yang

berlokasi di Jalan Duta Plaza No. 1 Cimanggis – Depok..

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dari bulan Oktober sampai dengan Desember

2012.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti alat yang dipakai

untuk mengerjakan sesuatu atau saran penelitian. Instrumen penelitian

berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

suatu dalam suasana atau cara tertentu. Dalam penelitian ini, tes

digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa.

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Digunakan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa

dan keaktifan siswa dalam kelompok.

b. Lembar Soal

Lembar soal yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda.

Digunakan sebagai alat ukur hubungan materi pembelajaran yang

(24)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Non tes

a. Angket atau Kuisioner

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam

penelitian ini bentuk angket atau kuisioner yang dipakai adalah

bentuk check list, rating-scale (skala bertingkat) untuk mengetahui

tingkat motivasi belajar siswa.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat atau pedoman yang diisi oleh

observator yang melakukan observasi. Dalam penelitian ini, lembar

observasi digunakan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa

dalam pembelajaran.

D. Pengolahan dan Analisis Data 1. Data Hasil Observasi

Data dari hasil observasi dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi terhadap

aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi dalam meningkatan motivasi belajar IPA.

b. Menganalisis data dan mendeskripsikan langkah-langkah guru

dalam menerapkan metode demonstrasi dalam meningkatan

(25)

Enita Sugiharti, 2013

2. Motivasi Belajar Siswa

Data tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan

metode demonstrasi dapat meningkatan motivasi dalam bentuk

kuisioner dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan menggunakan

skala 1-5, antara lain: 5 = Sangat Setuju (SS), 4 = Setuju (S), 3 =

Ragu-ragu (RR), 2 = Kurang Setuju (KS), 1 = Tidak Setuju (TS).

Menurut Acep Yoni (2010: 176-177), selanjutnya kriteria motivasi

belajar siswa ditentukan berdasarkan pedoman skor ideal (kriterium)

untuk seluruh item.

Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.1: Kualifikasi Prosentase Motivasi Siswa

PROSENTASE KRITERIA

75% - 100% Sangat tinggi

50 % - 74,99 % Tinggi

25 % - 49,99 % Sedang

0 % - 24,99 % Rendah

Cara menghitung prosentase motivasi belajar siswa adalah sebagai

berikut:

Tingkat motivasi yang diperoleh = 100%

(26)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil Belajar

Setelah memperoleh data tes, maka data tersebut dianalisis

secara deskripsi kuantitatif dengan mencari ketuntasan belajar siswa

digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas

apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 75

dipilih karena sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran IPA siswa SD Islam Pondok Duta.

b. Ketuntasan Klasikal

Dalam tes hasil belajar dalam proses pembelajaran dianalisis

dengan menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara

klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai

75 ke atas dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah:

(27)

Enita Sugiharti, 2013

Kriteria yang menjadi panduan untuk menguji

keberhasilan belajar siswa menggunakan pedoman criteria

penguasaan dari Hernawan (2007:27), yaitu:

Tabel 3.2 Pedoman Krtiteria Penguasaan

Proporsi Prosentase Kriteria Penguasaan

90-100% Baik sekali

80-89% Baik

70-79% Cukup

(28)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat

benda di kelas III melalui penggunaan metode demonstrasi, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

sangat baik dilaksanakan dalam pembelajaran, khususnya pada mata

pelajaran IPA pada materi sifat benda. Hal ini terbukti efektif dalam

menanamkan pemahaman konsep, karena anak langsung melihat benda

yang konkret dan menghindari kesalahan verbal yang biasa terjadi pada

proses pembelajaran karena guru menjelaskan materi pelajaran dengan

ceramah. Perencanaan harus dibuat terlebih dahulu, yaitu dengan

membuat RPP, LKS, angket motivasi siswa, lembar observasi bagi

siswa dan guru serta lembar evaluasi untuk akhir pembelajaran. Tahap

pelaksanaan metode demonstrasi yaitu : Tahap pertama : persiapan

demonstrasi, yaitu guru menyiapkan benda-benda yang akan digunakan

pada saat demonstrasi. Tahap kedua : pelaksanaan demonstrasi, guru

melaksanakan demonstrasi dan siswa mengerjakan LKS serta membahas

hasil demonstrasi dan tahap ketiga yaitu mengakhiri demonstrasi, siswa

(30)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

2. Hasil motivasi belajar siswa dilakukan analisis untuk motivasi melalui

angket (Check List) yang diberikan kepada masing-masing siswa. Pada

siklus I ini tergolong bahwa aspek perhatian dengan kriteria tingkat

motivasi tinggi (67,6%), aspek ketekunan dengan kriteria tingkat

motivasi tinggi (59,2%), aspek keinginan membantu teman dengan

kriteria tingkat motivasi sedang (49,2%), aspek keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi sedang (48%) dan

aspek kemauan bertanya dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (58%). Sedangkan pada siklus II hasil angket untuk aspek motivasi siswa ini

meningkat, yaitu : didapatkan bahwa aspek perhatian dengan kriteria

tingkat motivasi sangat tinggi (77,2%), aspek ketekunan dengan kriteria

tingkat motivasi sangat tinggi (78,4%), aspek keinginan membantu

teman dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (72,4%), aspek

keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi tinggi

(75,6%) dan aspek kemauan bertanyadengan kriteria tingkat motivasi

sangat tinggi (80,8%).

3. Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat benda pada

siklus I menggunakan metode demonstrasi menunjukkan masih adanya

kekurangan. Nilai siswa pada pengamatan pertama yang tuntas atau

yang mendapatkan nilai diatas KKM terdiri dari 17 siswa dan yang

mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 8 siswa. Berdasarkan data

tersebut ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh masuk dalam kriteria

(31)

belum tercapai karena masih dibawah 85%. Sedangkan pada tindakan

siklus kedua nilai evaluasi sudah mencapai KKM (75). Nilai siswa pada

siklus kedua ini yang tuntas atau yang mendapatkan nilai diatas KKM

terdiri dari 20 siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak

5 siswa. Berdasarkan data tersebut ketuntasan belajar klasikal yang

diperoleh masuk dalam kriteria penguasaan baik (80%).

B. Rekomendasi

Dalam upaya meningkatkan dan menyempurnakan pebelajaran IPA

di SD, berikut dikemukakan beberapa rekomendasi:

1. Bagi Guru SD

a. Penggunaan metode demonstrasi dapat dijadikan metode

pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa. Sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar, karena

siswa tidak hanya mendengarkan ceramah yang biasa dilakukan

guru, tetapi dengan nyata melihat benda-benda yang memang sangat

perlu untuk didemonstrasikan.

b. Sebelum menggunakan metode demonstrasi, sebaiknya guru

mengkaji tentang pendekatan lebih mendalam, agar tahap-tahap

dalam metode demonstrasi dapat tersampaikan dan dipahami oleh

siswa dengan baik. Dalam merencanakan pembelajaran harus

dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu dengan

membuat RPP, LKS, angket motivasi siswa, lembar observasi bagi

(32)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai acuan untuk

mengetahui hasil belajar dan tingkat motivasi siswa dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

b. Hasil penilitian ini juga diharapkan dapat ditiru dan dilaksanakan

oleh guru-guru yang lain dalam penggunaan metode pembelajaran di

kelas.

c. Sebagai penilaian diri untuk kemajuan siswa, guru dan sekolah,

sehingga guru dituntut juga untuk melakukan penelitian tindakan

kelas dengan masalah, metode dan siswa di kelas masing-masing.

3. Bagi Pengawas SD

a. Dengan adanya hasil penelitian ini semoga dapat memacu pengawas

SD untuk membimbing sekolah-sekolah yang menjadi binaannya

agar dapat memulai melakukan penelitian sebagai ciri guru yang

professional, sehingga pembelajaran yang konvensional sedikit demi

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Moedjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta.

Jakarta.

Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Press.

Jakarta.

Hamalik, Oemar, 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hasibuan, J.J. 1995. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya

Offset. Bandung.

Hernawan, H. Asep, dkk. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Upi

Press. Bandung.

M. Sukardjo, Ukim Komaruddin. 2007. Landasan Pendidikan, Konsep

dan Aplikasinya. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. PT.

Rajawali Press. Jakarta.

Kusuma , Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas. PT. Indeks. Jakarta.

Mulyasa, E. 2008. KTSP. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Namce 8081. 2008. Motivasi Belajar. Tersedia:

wordpress.com/category/pendidikan/motivasi belajar.

Tim Penyusun UPI, 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

(34)

Enita Sugiharti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Sardiman, 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Yoni, Acep, S.S.dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Familia.

Sleman Yogyakarta.

Yousnelly, Puty, dkk. 2010. IPA SD Kelas III. Jakarta. Yudhistira.

Gambar

Gambar : 3.1
Tabel 3.1: Kualifikasi Prosentase Motivasi Siswa
Tabel 3.2 Pedoman Krtiteria Penguasaan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas V

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas V

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil tema penelitian dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika.. Pada Siswa Kelas V

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi adalah metode yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika khususnya

Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM BAHAN BAKAR. MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan kelas yang berjudul pengaruh metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan proses belajar dan hasil belajar Bahasa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dianalisis, penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA khususnya