• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF,

DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh

NISA HERTINA

0905681

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, Dan Pengetahuan Tentang Nature Of Science

Siswa SMP Dalam Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat Dan Lingkungan” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim

dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF,

DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

Oleh

Nisa Hertina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nisa Hertina 2013

Universitas Pendidikan indonesia

Juni 2013

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF,

DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

Oleh :

Nisa Hertina

NIM. 0905681

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. Parsaoran Siahan M. Pd. NIP. 195803011980021002

Pembimbing II,

Drs. Iyon Suyana, M. Si.

NIP.196208241991030001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(6)
(7)

i

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF, DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE

SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

Nisa Hertina NIM. 0905681

Pembimbing I : Drs. Parsaoran Siahan, M.Pd. Pembimbing II: Drs. Iyon Suyana, M.Si. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa serta asumsi adanya hubungan antara kemampuan berpikir Kreatif, pengetahuan siswa tentang Nature of Science (NOS) dan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang NOS, serta pengetahuan siswa tentang NOS dan prestasi belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes prestasi belajar berupa soal-soal berbentuk pilihan ganda, tes kemampuan berpikir kreatif serta tes pengetahuan tentang NOS dan lembar observasi keterlaksanaan pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML). Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi phi. Hasil yang didapatkan adalah tidak ada korelasi yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan tentang NOS serta pengetahuan tentang NOS dan prestasi belajar. Selain itu dalam penelitian ini juga didapat peningkatan prestasi belajar dengan gain ternormalisasi sebesar 0,572 yang berada pada kategori sedang.

Kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML), Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science (NOS).

(8)

ii Nisa Hertina, 2013

CORRELATION BETWEEN ACADEMIC ACHIEVEMENT,

CREATIVITY THINKING SKILLS, AND STUDENTS’ KNOWLEDGE

ABOUT NATURE OF SCIENCE IN SECONDARY SCHOOL ON PHYSICS LEARNING USING SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY

ENVIRONMENT

Nisa Hertina 0905681

Perceptor I : Drs. Parsaoran Siahan, M.Pd. Perceptor II : Drs. Iyon Suyana, M.Si.

ABSTRACT

This research is motivated by low academic achievement of student as well as the assumption of a relationship between creativity thinking skills, students' knowledge about the Nature of Science (NOS) and academic achievement. This study aimed to determine the correlation between creative thinking skills and academic achievement, creativity thinking skills and students' knowledge about NOS, as well as the students' knowledge about NOS and academic achievement. This study used correlation method. Data was collected by using an academic achievement test, creativity thinking test and students' knowledge about NOS test and observation sheets of Science Technology Society Environment (STSE) approach. Data was analyzed by phi correlation analysis. The results obtained that no significant correlations between creativity thinking skills and academic achievement, creativity thinking skills and students' knowledge about NOS and students' knowledge about NOS and academic achievement. In addition, this study also obtained an increase in student achievement with gain (0.572) which is in the medium category.

Keywords: Science Technology Society Environment (STSE) Approach, Academic Achievement, Creativity Thinking Skills, Students' Knowledge about Nature of Science (NOS).

(9)

Nisa Hertina, 2013 iii DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Hipotesis Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan (STML) ... 12

B. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 17

C. Nature of Science (NOS) ... 24

D. Prestasi Belajar ... 26

E. Kontribusi Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 29

F. Korelasi Prestasi Belajar, Sikap tentang Sains, dan Pengetahuan tentang NOS ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

(10)

Nisa Hertina, 2013

Kolerasi Antara Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, Dan Pengetahuan Tentang Nature iv

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 40

H. Teknik Pengolahan Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 57

B. Hasil Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 59

C. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 61

D. Hasil Korelasi antara Pengetahuan Siswa tentang Nature of Science dan Prestasi Belajar ... 64

E. Hasil Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Prestasi Belajar ... 64

F. Hasil Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pengetahuan Siswa tentang Nature of Science ... 66

G. Keterlaksanakan Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan ... 66

H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran A Perangkat Pembelajaran 2. Lampiran B Uji Coba Instrumen

3. Lampiran C Instrumen Penelitian 4. Lampiran D Analisis Hasil Penelitian 5. Lampiran E Dokumentasi Penelitian 6. Lampiran F format Isian

(11)

Nisa Hertina, 2013 v

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Pembelajaran dengan Pendekatan STML dan

Pembelajaran sains Non-STML ... 15

Tabel 2.2 Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif dan Indikator-indikatornya... 21

Tabel 3.1 One Group Pretest Posttest Design ... 34

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes ... 41

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 42

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda... 43

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Tes ... 44

Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 45

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ... 45

Tabel 3.9 Distribusi Soal Setiap Jenjang Kognitif ... 46

Tabel 3.10 Distribusi Soal Aspek Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 46

Tabel 3.11 Distribusi Soal Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif ... 47

Tabel 3.12 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 48

Tabel 3.13 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi ... 49

Tabel 3.14 Kategori untuk Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 51

Tabel 3.15 Kontingensi 2x2 ... 54

Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 4.1 Kategori Skor posttes Prestasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4.2 Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Tes Prestasi Belajar Siswa ... 58

(12)

Nisa Hertina, 2013

Kolerasi Antara Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, Dan Pengetahuan Tentang Nature vi

Tabel 4.6 Kategori Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 59

Tabel 4.7 Hasil Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 60

Tabel 4.9 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif ... 62

Tabel 4.10 Hasil Kemampuan Berpikir kreatif ... 62

Tabel 4.11 Hasil Kemampuan Berpikir kreatif Siswa untuk Aspek Fluency ... 62

Tabel 4.12 Hasil Kemampuan Berpikir kreatif Siswa untuk Aspek Flexibility .. 63

Tabel 4.13 Hasil Kemampuan Berpikir kreatif Siswa untuk Aspek Originality . 63 Tabel 4.14 Hasil Kemampuan Berpikir kreatif Siswa untuk Aspek Elaboration 63 Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif. ... 64

Tabel 4.16 Korelasi Antara Prestasi Belajar dan Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science ... 64

Tabel 4.17 Korelasi Antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Prestasi Belajar .. 65

Tabel 4.18 Korelasi Antara Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif dan Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.19 Korelasi Antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science ... 66

Tabel 4.20 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran STML ... 68

Tabel 4.21 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran STML ... 68

Tabel 4.22 Pengkategorian Prestasi Belajar dan Pengetahuan Siswa Tentang NOS ... 72

Tabel 4.23 Pengkategorian Prestasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif .. 75

(13)

Nisa Hertina, 2013 vii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Keterkaitan Unsur-Unsur Sains teknologi Masyarakat dan

Lingkungan ... 13

Gambar 2.2 Implementasi Pengajaran Sains dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran STML ... 16

Gambar 2.3 Lima Domain Dalam Pembelajaran ... 32

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003).

Sejalan dengan pengertian pendidikan, masih dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun

2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Begitu pula

dengan prinsip pendidikan nasional butir keempat UU Sisdiknas No. 20 tahun

2003 pasal 4 yaitu Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Salah satu tujuan dan prinsip dari pendidikan adalah mengembangkan

kreativitas peserta didik melalui serangkaian proses pembelajaran. Hal ini

semakin diperkuat berdasarkan standar isi untuk mata pelajaran fisika salah

satunya adalah siswa dapat menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,

dan inovatif serta siswa dapat menunjukan kemampuan menganalisis dan

memecahkan masalah kompleks dan kemampuan menganalisis alam dan sosial

(Permen No. 23 Tahun 2006). Standar isi mata pelajaran fisika menunjukan

bahwa dalam pembelajaran fisika diperlukan serangkaian proses seperti

melakukan observasi, mengajukan hipotesis terhadap masalah yang muncul, lalu

bereksperimen untuk menguji hipotesis dan menganalisis hasil yang didapat.

Setelah serangkaian proses tersebut terpenuhi siswa akan menghasilkan produk,

(15)

2

terhadap perkembangan teknologi. Namun, tidak menutup kemungkinan juga

bahwa teknologi akan memberikan sumbangsih juga terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, seperti yang diungkapkan oleh Poedjiadi (2007 : 45) bahwa

perkembangan teknologi tidak terlepas dari adanya perkembangan dalam bidang

sains, perkembangan teknologi mengakibatkan perkembangan sains begitu pula

sebaliknya perkembangan sains mengakibatkan perkembangan teknologi.

Pembelajaran yang diharapkan oleh pemerintah khususnya dalam mata

pelajaran fisika berdasarkan uraian sebelumnya adalah pembelajaran yang

seyogyanya mengutamakan proses untuk mengembangkan kreativitas siswa,

sehingga dihasilkan produk yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat.

Ternyata keinginan pemerintah sejalan dengan aspek utama dalam Nature of

Science (NOS). Menurut National Science Teachers Association (2000) tiga spek

utama dalam NOS terdiri atas Pengetahuan Ilmiah (Scientific knowledge), Metode

Ilmiah (Scientific Method), serta interaksi antara sains dan teknologi maupun ilmu

– ilmu lain. Pengetahuan ilmiah (Scientific knowledge) merupakan produk dari sains yang dapat berupa fakta, hukum, asumsi, postulat, dll. Sedangkan metode

ilmiah (Scientific Method) merupakan proses dalam menghasilkan produk sains

yaitu observasi, berhipotesis, melakukan eksperimen, dll.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas VII di beberapa Sekolah

Menengah Pertama mengenai prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan

pengetahuan siswa tentang Nature of Science menunjukan bahwa:

1. Berdasarkan hasil observasi didapatkan pembelajaran yang berlangsung dalam kelas belum berpusat pada siswa, sehingga siswa hanya

mendengarkan saja dan hanya beberapa siswa yang aktif, hal ini

mengakibatkan pembelajaran di kelas membosankan dan tidak ada

kebermaknaan dalam pembelajaran.

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika didapatkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak metode ceramah

(16)

diskusi. Padahal berdasarkan hasil angket 80 % siswa di sekolah tersebut

menyatakan bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran dengan demosntrasi

ataupun diskusi dibandingkan sekedar mendengarkan penjelasan guru.

3. Berdasarkan hasil tes studi pendahuluan didapat hanya 30 % siswa yang dapat menjawab soal pengetahuan tentang Nature of Science dengan nilai

diatas rata-rata dan hanya 45 % siswa yang lulus mata pelajaran Fisika

dengan nilai KKM 75. Rendahnya nilai tersebut ternyata bukan diakibatkan

karena motivasi belajar yang rendah, karena hampir 80% siswa menjawab

menyukai pelajaran fisika, bahkan 60 % siswa kelak dimasa akan datang

ingin bekerja di bidang fisika. Namun, hampir 75 % siswa menjawab netral

ketika ditanya apakah siswa mampu mengaplikasikan konsep fisika dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Hasil observasi dikelas menunjukan bahwa siswa belum dilatihkan soal-soal terkait kemampuan berpikir kreatif. Padahal dari hasil wawancara dengan

siswa didapat bahwa siswa lebih senang diberikan pertanyaan yang

melatihkan kemampuan berpikir kreatif.

5. Berdasarkan pada observasi yang dilaksanakan ketika Program Pengenalan Lapangan (PPL) di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung

Tahun 2012, didapat bahwa siswa kurang dapat mengekspresikan

kemampuan kreativitasnya saat pembelajaran, karena pembelajaran yang

telah dilaksanakan berorientasi bahwa siswa hanya cukup untuk dapat

menjawab soal tanpa melibatkan kemampuan kreativitasnya.

Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukan terdapat permasalahan pada

prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan tentang Nature of

Science siswa Sekolah Menengah Pertama. Rendahnya kemampuan berpikir

kreatif siswa mengindikasikan rendahnya prestasi belajar. Begitu pula rendahnya

pengetahuan tentang Nature of Science mengindikasikan rendahnya prestasi

belajar. Indikasi tersebut berdasarkan adanya hubungan antara prestasi belajar,

kemampuan berpikir kreatif, dan pengetahuan tentang NOS, seperti yang

(17)

4

Relationship of Creative Thinking with the Academic Achievements of Secondary

School Students menyatakan hasil penelitiannya bahwa terdapat korelasi antara

kemampuan berpikir kreatif (creativity thinking ) dan prestasi belajar (academic

achievement) pada siswa SMP. Selain itu Kaboodi (2012) dalam jurnalnya yang

berjudul Creativity and Academic Achievement: Comparison between Cognitive

and Trait Creativity menyatakan hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan

antara kemampuan berpikir kreatif dengan prestasi belajar.

Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahin (2009) dalam

jurnalnya yang berjudul Exploring Scientific Creativity Of 7th Grade Students

menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kreativitas siswa dalam sains dan

Nature of Science. Sahin mengungkapkan bahwa dalam Nature of Science

terdapat aspek kreativitas, sehingga dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan

bagian dari NOS. Dengan kata lain terdapat hubungan antara kreativitas dan NOS.

Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian Sahin adalah kemampuan berpikir

kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

sains. Selain itu hasil penelitian Hu (2002) dalam jurnalnya yang berjudul A

scientific creativity test for secondary school students menyatakan bahwa

kemampuan berpikir kreatif ilmiah berhubungan dengan Nature of Science. Di sisi

lain Parker (2010) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul The Relationship

Between Nature of Science Understandings And Science Self-Efficacy Beliefs Of

Sixth Grade Students mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa secara tidak

langsung terdapat hubungan antara Nature of Science dan prestasi belajar

Hubungan antara prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan

pengetahuan tentang NOS diungkapkan juga oleh Enger & Yager (2001: 2)

dalam bahwa terdapat lima domain pembelajaran yaitu domain konsep, proses,

kreativitas, sikap dan aplikasi yang kemudian ditambah dengan satu domain baru

yaitu domain Nature of Science. Keenam domain tersebut menurut Yager saling

berhubungan. Dengan kata lain terdapat hubungan antara prestasi belajar yang

diwakilkan dari domain konsep, kemampuan berpikir kreatif (domain kreativitas),

(18)

Untuk menunjang penelitian mengenai korelasi antara prestasi belajar,

kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan tentang Nature of Science

digunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML).

Pendekatan STML dipilih karena sesuai dengan harapan pemerintah terhadap

pembelajaran sains di SMP yaitu mengembangkan pemahaman tentang berbagai

macam gejala alam, konsep dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kesadaran untuk berperan

serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya

alam, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Selain itu dari temuan studi pendahuluan terkait

pembelajaran Salingtemas didapat bahwa pembelajaran sains khususnya fisika

masih belum mengkaitkan lingkungan sebagai media siswa untuk belajar, padahal

lingkungan akan sangat membatu siswa dalam menemukan masalah dan

menemukan jawaban dari permasalahan yang terkait materi pelajaran.

Pemilihan pendekatan STML juga dipilih karena menurut Rosario,

Bernadete (2009) Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan dapat

memberikan suasana belajar yang unik dengan metodologi yang digunakan yang

dapat mempengaruhi kinerja akademik, perspektif ilmu lingkungan ketercapaian

diri terhadap tugas dan sosiokultural dari siswa. Hal ini berarti bahwa pendekatan

ini memang cocok diterapkan terlebih di negara yang menjadi objek kemajuan

teknologi yang pesat. Siswa akan mencari sendiri masalah yang ditemui di

lingkungan sekitar mereka sebagai dampak dari teknologi atau dengan kata lain

lingkungan menjadi media bagi siswa untuk belajar kemudian siswa sendirilah

yang akan mencari solusinya, sehingga siswa yang aktif dalam pembelajaran.

Bernadete juga mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dengan aktivitas

pembelajaran Sains, Teknologi, Masyarakat dan Lingkungan yaitu topik

pembelajaran berasal dari lingkungan sekitar siswa serta suasana belajar yang

unik ternyata mampu meningkatkan prestasi akademik siswa dan

(19)

6

Selain itu Yager & Akcay dalam jurnal yang berjudul ”What Result Indicate Concerning the Successes with STS Instruction”. Vol. 16, no. 1, tahun 2007 mengungkapkan bahwa siswa yang diterapkan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat yang ditambah dengan unsur Lingkungan lebih baik dalam

mendemonstrasikan kreativitasnya dan lebih cermat memandang sejarah dan

filosofi sains dibandingkan siswa yang tidak diterapkan pembelajaran STML.

Dari uraian latar belakang di atas maka akan dilakukan suatu penelitian

yang berjudul “ Korelasi Antara Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir

Kreatif, dan Pengetahuan Tentang Nature of Science Siswa SMP Dalam

Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat dan Lingkungan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, berikut ini

masalah yang teridentifikasi yaitu:

1. Pembelajaran belum memenuhi harapan pemerintah akan tercapainya

pembelajaran Salingtemas (Sains, Teknologi, Masyarakat dan Lingkungan )

2. Rendahnya prestasi belajar siswa, kemampuan berpikir kreatif dan

pengetahuan tentang Nature of Science pada tingkat Sekolah Menengah

Pertama

3. Pembelajaran di tingkat SMP belum menghubungkan antara kemampuan

berpikir kreatif dan prestasi belajar siswa

4. Pembelajaran di tingkat SMP belum menghubungkan antara kemampuan

berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang Nature of Science

5. Pembelajaran di tingkat SMP belum menghubungkan antara pengetahuan

siswa tentang Nature of Science dan prestasi belajar.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

(20)

fisika dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan”

Rumusan masalah di atas diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika

setelah menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan?

2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika

setelah menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan?

3. Bagaimanakah pengetahuan siswa tentang Nature of Science dalam

pembelajaran fisika setelah menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat dan Lingkungan?

4. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi

belajar dalam pembelajaran fisika setelah menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat dan Lingkungan?

5. Apakah terdapat korelasi antara Pengetahuan siswa tentang Nature of Science

dan prestasi belajar dalam pembelajaran fisika setelah menggunakan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan?

6. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan Pengetahuan

siswa tentang Nature of Science dalam pembelajaran fisika setelah

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan?

“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2008: 38). Jadi,

berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan, Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pengetahuan

(21)

8

Beberapa istilah perlu didefinisikan agar diperoleh penegasan-penegasan

serta gambaran yang jelas dan tepat yang berkaitan dengan variabel-variabel

penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML) adalah

pendekatan yang memungkinkan siswa belajar dengan topik yang berasal dari

lingkungan di sekitar siswa, topik tersebut terkait permasalahan lingkungan

yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi dan mempengaruhi kehidupan

masyarakat. Dalam pendekatan ini siswalah yang akan menemukan sendiri

topik atau masalah yang didapat dari lingkungan disekitarnya, setelah itu

siswa akan melakukan eksperimen untuk menganalisis permasalahan tersebut

dengan konsep yang diketahuinya. Siswa akan membangun konsepnya sendiri

dibantu oleh guru sebagai fasilitator. Setelah masalah tersebut dianalisis, guru

akan menyamakan konsep yang diketahui siswa dengan konsep yang benar

agar tidak terjadi kekeliruan konsep. Pendekatan sains Teknologi masyarakat

merupakan suatu pendekatan yang melibatkan unsur sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat. Dalam penelitian ini keterlaksanaan pendekatan

STML dapat dikur dari format observasi.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru secara orisinal dalam suatu gagasan ataupun

karya yang nyata yang tidak sama dengan karya yang dimiliki orang lain

ataupun karya yang telah ada sebelumnya serta melibatkan seluruh perasaan,

kehendak dan pribadi individu tersebut. kemampuan berpikir kreatif seseorang

tentunya akan berbeda bergantung pengamat yang mengamatinya, untuk itu

terdapat empat aspek seseorang dikatakan kreatif yaitu aspek Keaslian

(originality), Keluwesan (Fleksibilitity), Kelancaran (Fluency), dan

Penguraian (Elaborasi). Dalam penelitian ini tes kemampuan berpikir kreatif

siswa dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment). Soal tes kemampuan

berpikir kreatif yang diberikan mengacu pada soal test kemampuan berpikir

kreatif yang dikembangkan oleh Wallace and Kogan (1965).

3. Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science merupakan pengetahuan

(22)

dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam yang diketahui

melalui seluruh panca indra. Nature of Science tersusun atas pengetahuan

ilmiah (Scientific knowledge), Metode ilmiah (Scientific method), Cara kerja

ilmuwan dan organisasinya, Interaksi antara sains dan teknologi serta ilmu –

ilmu lain, dan Sejarah ide-ide ilmiah. Dalam penelitian ini tes Pengetahuan

Siswa Tentang Nature of Science siswa dilakukan setelah diberikan perlakuan

(treatment). Soal tes Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science yang

diberikan diadopsi dari buku the Iowa assessment handbook.

4. Prestasi Belajar merupakan hasil berupa nilai dari serangkaian stimulus yang

diberikan selama kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar hanya mencakup

aspek kognitif saja karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

Prestasi belajar siswa ditunjukan dan dibuktikan melalui nilai hasil evaluasi

yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ujian yang ditempuh

siswa. Prestasi belajar siswa diukur melalui instrument tes berupa soal pilihan

ganda yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah

pembelajaran (postest). Ada atau tidaknya peningkatan terhadap prestasi

belajar siswa dilihat dari rata-rata skor gain ternormalisasi.

C. Tujuan Penelitian

Setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa penggunaan pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan dalam pembelajaran Fisika di salah satu

Sekolah Menengah pertama di Kota Bandung, diharapkan hasil penelitian ini

dapat mencapai beberapa tujuan yaitu:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama

dalam pembelajaran Fisika.

2. Memperoleh informasi korelasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan

Prestasi Belajar di Sekolah Menengah Pertama

3. Memperoleh informasi korelasi antara Prestasi Belajar dan Pengetahuan

(23)

10

4. Memperoleh informasi korelasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan

Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science di Sekolah Menengah

Pertama.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini yaitu penggunaan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat Lingkungan diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif Pendekatan

Pembelajaran fisika khususnya di SMP dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar, kemampuan berpikir kreatif, dan pengetahuan siswa tentang Nature of

Science.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi

belajar siswa

2. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan

siswa tentang Nature of Science

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang Nature of Science

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto

(2010: 76). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

korelasional.

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk

mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa

ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat

manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Dalam penelitian ini,

peneliti ingin mengatahui hubungan antara prestasi belajar, kemampuan berpikir

kreatif dan pengetahuan siswa tentang NOS. Jenis penelitian ini biasanya

melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc

Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25).

B. Desain Penelitian

Penentuan desain penelitian bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri.

Berdasarkan tujuan dan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu tentang

bagaimana korelasi antara prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan

pengetahuan siswa tentang Nature of Science pada pembelajaran Fisika dengan

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML)

dan dikarenakan subjek penelitiannya hanya ada kelompok eksperimen saja dan

tidak ada kelompok kontrol maka desain penelitian dalam jenis penelitian korelasi

ini hanya mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan

kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki

tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut didasarkan pada teori,

asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya

(25)

34

mengetahui juga peningkatan prestasi belajar siswa maka desain penelitian yang

digunakan lebih dari satu. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

digunakan one group pretest-posttest design. Untuk one group pretest-posttest

design, Pretest dilaksanakan sebelum subjek penelitian diberi treatment

(perlakuan) dan posttest dilaksanakan setelah subjek penelitian diberi treatment

(perlakuan). Desian penelitian ini pernah digunakan oleh Yager & Akcay (2010)

dalam jurnalnya yang berjudul The Impacts Of A Science/Technology/Society

Approach On Student Understanding In Five Domains. Berikut merupakan tabel

3.1 desain penelitian one group pretest posttest design (Sugiono, 2008: 111).

Tabel 3.1 Tabel One Group Pretest Posttest Design

Keterangan:

S1 = pretest (tes awal),

X = treatment (perlakuan) dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat dan Lingkungan,

S2 = posttest (tes akhir).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam suatu penelitian, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2008 : 80). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

di Kota Bandung. Sedangkan sampel yang dijadikan dalam penelitian adalah kelas

VII di salah satu SMP di Kota Bandung yang terdiri dari 30 siswa.

Pretest Treatment Posttest

(26)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk memperoleh data hasil

penelitian. Arikunto (2010:130) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian

digolongkan menjadi dua macam yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan dan variabel-variabel

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan untuk memperoleh data prestasi

belajar berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 22 soal yang memuat empat

jenjang kognitif yaitu C1 , C2, C3 dan C4. Tes ini dilakukan dua kali yaitu

sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Data pengetahuan siswa tentang

Nature of Science didapat dari instrumen soal berbentuk pilihan ganda

sebanyak 14 soal yang memuat tiga aspek yaitu pengetahuan ilmiah

(scientific knowledge), metode ilmiah (scientific method) dan Teknologi

(Technology). Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan

siswa tentang NOS diadopsi dari buku The IOWA Assasment Handbook

(1998). Sedangkan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif

digunakan instrumen tes kreativitas yang dikembangkan oleh Wallace and

Kogan (1965), soal tes kemampuan berpikir kreatif terdiri dari 2 soal, setiap

soal memuat 4 aspek kreativitas yaitu Keaslian (originality), Keluwesan

(flexibility), kelancaran (fluency), dan Penguraian (Elaboration). Untuk Tes

pengetahuan siswa tentang Nature of Science dan kemampuan berpikir kreatif

hanya dilakukan satu kali saja yaitu setalah perlakuan.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes ini adalah gambaran aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat dan Lingkungan. Instrumennya berupa lembar

observasi partisipasi pengamat yaitu dengan menggunakan tanda checklis pada

kolom susunan aktivitas serta terdapat kolom yang memuat saran-saran

(27)

36

E. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2012:69) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang digunakan ialah tes, angket, observasi dan wawancara.

1. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data ketika studi pendahuluan.

Angket disebarkan kepada siswa guna memperkuat data studi pendahuluan yang

telah diperoleh sebelumnya.

2. Observasi

Untuk mengetahui keterlaksanaan setiap tahap pendekatan pembelajaran

STML digunakan lembar observasi. Lembar observasi ini berisi aktivitas siswa

dan aktivitas guru yang terjadi dalam proses pembelajaran. Lembar observasi

dibuat dalam bentuk checklist, yang berisi pernyataan “ya” atau “tidak” dan

disertai dengan keterangan jawaban.

3. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan (Arikunto, 2010: 53). Instrumen tes yang digunakan untuk

memperoleh data prestasi belajar berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 22 soal

yang memuat empat jenjang kognitif yaitu C1 , C2, C3 dan C4. Dan untuk

mengetahui pengetahuan siswa tentang Nature of Science didapat dari instrumen

soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 14 soal yang memuat tiga aspek yaitu

pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), metode ilmiah (scientific method) dan

Teknologi (Technology). Sedangkan untuk memperoleh data kemampuan

berpikir kreatif digunakan instrumen tes kreativitas yang dikembangkan oleh

wallace and kogan (1965), soal tes kemampuan berpikir kreatif terdiri dari 2 soal,

setiap soal memuat 4 aspek kreativitas yaitu Keaslian (originality), Keluwesan

(28)

4. Wawancara

Wawancara digunakan dalam penelitian untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran dengan pendekatan STML, selain itu wawancara juga

dilakukan kepada siswa yang memiliki hasil yang rendah dalam prestasi belajar,

kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuannya tentang Nature of Science.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi

menjadi empat tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1. Melakukan studi pendahuluan yaitu menyebarkan angket dan

melakukan observasi kelas, studi pendahuluan ini dilakukan untuk

menegaskan temuan permasalahan yang telah ditemui sebelumnya

2. Melakukan studi literatur yaitu mengkaji teori yang melandasi

penelitian

3. Merumuskan masalah penelitian berdasarkan hasil studi pendahuluan.

4. Melakukan studi kurikulum yaitu untuk menganalisis materi pada

kurikulum, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran

fisika mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan penelitian

5. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, alat – alat percobaan serta bahan ajar yang sesuai

dengan pendekatan pembelajaran STML

6. Menyusun instrumen penelitian dan format observasi keterlaksanan

pendekatan pembelajaran STML

7. Mengkonsultasikan dan menjudjment instrumen penelitian kepada dua

orang dosen dan satu guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah

tempat penelitian akan dilaksanakan

8. Membuat surat ijin penelitian dan surat ijin uji instrument penelitian

9. Melakukan uji coba instrumen penelitian yang telah di-judgment

10.Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian

(29)

38

b. Tahap Pelaksanaan

1. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur prestasi belajar siswa

sebelum diberi perlakuan (treatment)

2. Memberikan treatment kepada sampel berupa penggunaan pendekatan

pembelajaran STML

3. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan

observasi terhadap keterlaksanaan pendekatan pembelajaran STML

4. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan

preastasi belajar setelah diterapkannya model pembelajaran STML

5. Memberikan tes kepada sampel untuk mengetahui kemampuan

berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang Nature of Science

c. Tahap Akhir

1. Mengolah data hasil pretest dan posttest untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa

2. Mengolah data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan

siswa tentang Nature of Science (NOS)

3. Menganalisis data hasil peningkatan prestasi belajar

4. Menganalisis data hasil kemampuan berpikir kreatif

5. Menganalisis pengetahuan siswa tentang NOS

6. Membuat korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi

belajar

7. Membuat korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan

siswa tentang NOS

8. Membuat korelasi antara prestasi belajar dan pengetahuan siswa

tentang NOS

9. Menganalisis korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi

belajar

10.Menganalisis korelasi antara prestasi belajar dan pengetahuan siswa

tentang NOS

11.Menganalisis korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi

(30)

12.Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh

dari pengolahan data

13.Memberikan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan

14.Membuat laporan penelitian

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang akan dilakukan dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Menyusun instrumen penelitian

Menyusun RPP serta bahan ajar

Judgement Instrumen Penelitian

Analisis uji

coba instrumen Revisi

Penentuan sampel

Uji coba instrumen Studi literatur tentang

pendekatan STML Studi pendahuluan

melalui angket dan observasi kelas

Pretest Treatment / Pembelajaran STML Posttest

Analisis data korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar

Laporan

Analisis data korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan NOS

(31)

40

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Untuk dapat mengatakan instrumen yang dibuat baik dan memenuhi

persyaratan perlu dilakukan analisis uji instrumen terlebih dahulu. Karena untuk

mendapatkan data yang baik, yaitu data yang menggambarkan kemampuan subjek

penelitian dengan tepat, maka diperlukan instrument yang baik pula. Instrumen

dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat dapat dipertanggungjawabkan dari

segi validitasnya, reliabilitasnya, objektivitasnya, praktikabilitasnya, ekonomisnya

serta taraf kesukarannya dan daya pembedanya (Arikunto, 2010: 58).

a. Validitas

Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki

oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai

suatu totalitas) dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item

tersebut (Sudijono, 2007: 182). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika

hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil

tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui

kesejajaran adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Dalam penelitian ini, besarnya koefisien kolerasi antara dua variabel

dirumuskan:

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

(32)

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2010: 75)

Berdasarkan pengolahan data hasil uji coba, validitas untuk tiap-tiap butir

soal dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Validitas Instrument Tes

Kriteria Validitas Jumlah Nomor Butir Soal

Tidak Valid 1 24

Sangat Rendah 3 16,18,26

Rendah 5 6,7,8,9,10

Sedang 11 1,2,4,5,11,12,15,17,22,25,29

Tinggi 8 3,13,14,19,20,21,27,28

Sangat Tinggi 1 23

b. Reliabilitas

Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Arikunto

(2010:86) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Maka reabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg

/konsisten (tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah

(33)

42

diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Untuk mengetahui reliabilitas tes

secara keseluruhan digunakan rumus Alpha, yaitu:

 = jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

 = varians total

n = jumlah item

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang

diperoleh, maka digunakan tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,872 mengindikasikan bahwa reliabititas soal ada pada kategori tinggi.

(34)

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang termasuk kelompok tinggi dengan siswa yang termasuk

kelompok rendah (Munaf, 2001: 63). Angka yang menunjukan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d kapital). Untuk

menghitung daya pembeda tiap item soal, seluruh peserta tes dikelompokan

menjadi 2 kelompok terlebih dahulu yaitu kelompok tinggi dan kelompok

rendah terlebih dahulu. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa

kelompok atas maupun siswa kelompok bawah, maka soal itu tidak baik

karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa

baik kelompok atas maupun kelompok bawah tidak dapat menjawab dengan

benar, soal tersebut juga dikatakan tidak baik karena tidak mempunyai daya

pembeda. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ... (3.3)

(Surapranata, 2006: 31)

dengan : D = indek daya pembeda item satu butir soal tertentu

∑ A = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

∑ B = Jumlah peserta tes yang menjawab pada kelompok bawah

n = Jumlah peserta tes (kelompok atas atau kelompok

bawah)

Untuk menginterpretasikan nilai Daya Pembeda yang diperoleh,

maka digunakan tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Nilai D Interpretasi

Bertanda negative Semuanya tidak baik, sebaiknya

dibuang saja

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20-0,40 Cukup (satisfactory)

0,40- 0,70 Baik (good)

(35)

44

(Arikunto, 2010: 218)

Berdasarkan pengolahan data hasil uji coba, daya pembeda untuk

tiap-tiap butir soal dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrument Tes

Kriteria Daya Pembeda Jumlah Nomor Butir Soal

Jelek 5 6,16,18,24,26

Cukup 9 1,7,8,9,10,15,17,22,23

Baik 14 2,3,4,5,11,12,13,14,19,20,21,25,27,29

Sangat Baik 1 28

d. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar (Arikunto, 2010 : 207). Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang

terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyau

semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

dengan indeks kesukaran. Besarny indeks kesukaran antara 0, 00- 1, 00.

Indeks kesukaran di beri simbol P. Soal dengan indeks kesukaran 0,00

menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukan

soalnya terlalu mudah. Dalam mengembangkan soal, sebaiknya tingkat

kesukaran meningkat dari soal-soal yang mudah sampai pada soal-soal yang

sukar serta tingkat kesukaran butir-butir soal tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar.

Indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus

berikut ini:

p =

(36)

(Arikunto, 2010: 208)

dengan : p = Indeks tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran yang diperoleh,

maka digunakan tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai P Interpretasi

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2010: 210)

Berdasarkan pengolahan data hasil uji coba, tingkat kesukaran untuk

tiap-tiap butir soal dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrument Tes

Kriteria Tingkat Kesukaran Jumlah Nomor Butir Soal

Mudah 9 1,4,6,7,9,14,18,22

Sedang 17 2,3,5,10,11,12,15,16,17,19,20,21,23,

25,27,28,29

Sukar 3 13,24,26

Selanjutnya mengenai objektivitas, ekonomis dan praktikabilitas jarang

dijadikan sebagai syarat instrumen oleh para peneliti sebelumnya. Ketiga

syarat tersebut biasanya disesuaikan dengan situasi serta kondisi penelitian

yang dilakukan.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrument tes

yang terdiri dari uji validitas butir soal, uji reliabilitas instrumen tes, uji daya

pembeda dan uji tingkat kesukaran diperoleh 22 soal yang memenuhi kriteria

kelayakan instrumen penelitian dari 29 soa, karena dari hasil validitas,

(37)

46

memiliki kategori validitas yang rendah, daya pembedanya jelek dan tingkat

kesukaran soal sukar dan terlalu mudah. Namun dari segi reliabilitasnya

tergolong kategori tinggi artinya soal yang telah dibuat sudah Reliabel.

Semua soal tersebut dirancang kembali untuk penelitian, hanya saja ada

beberapa soal yang sedikit direvisi. Rekapitulasi distribusi soal untuk setiap

jenjang kognitif pada soal prestasi belajar ditunjukkan dalam tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Distribusi Soal Setiap Jenjang Kognitif

Jenjang Kognitif Nomor soal Jumlah Soal

C1 1,5,29 3

C2 2,4,8,12,13,14,15,19,20,21,22,23 12

C3 3,10,11,17,28 5

C4 25,27 2

Komposisi persebaran soal prestasi belajar tidak merata untuk setiap

jenjangnya. Soal prestasi belajar paling banyak mengetes siswa pada jenjang

kognitif C2 (memahami). Hal ini dikarenakan pada penelitian yang dilakukan

juga disesuaikan dengan kondisi siswa di tempat penelitian tersebut. Selain itu

pemilihan komposisi persebaran soal juga disesuaikan dengan izin guru mata

pelajaran yang sebelumnya mengajar di kelas tempat penelitian berlangsung.

Meskipun demikian soal juga mengetes jenjang kognitif C4 karena

disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar.

Sedangkan untuk soal pengetahuan siswa tentang Nature of Science

tidak dilakukan uji instrumen hanya dilakukan judgment oleh dosen ahli saja.

Rekapitulasi distribusi soal untuk setiap aspek pada soal pengetahuan siswa

tentang NOS ditunjukkan dalam tabel 3.10 berikut

Tabel 3.10 Distribusi Soal Aspek Pengetahuan Siswa Tentang NOS

Aspek Nature of Science Nomor Soal Jumlah Soal

(38)

Sama halnya dengan pengetahuan siswa tentang Nature of Science,

untuk kemampuan berpikir kreatif juga tidak dilakukan uji instrumen hanya

dilakukan judgment oleh dosen ahli saja. Rekapitulasi distribusi soal untuk

setiap aspek pada kemampuan berpikir kreatif ditunjukkan dalam tabel 3.11

berikut.

Tabel 3.11 Distribusi Soal Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek kemampuan

Berpikir Kreatif Nomor soal Jumlah Soal

Fluency 1,2 2

Flexibility 1,2 2

Originality 1,2 2

Elaboration 1,2 2

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data

statistik. Data yang diperoleh terdiri dari empat jenis data yaitu data prestasi

belajar, kemampuan berpikir kreatif, dan pengetahuan siswa tentang Nature of

Science dan data observasi aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran STML. Pengolahan data ini bertujuan

untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan pembelajaran STML, korelasi

antara prestasi belajar; kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang

NOS dan peningkatan terhadap prestasi belajar siswa.

1. Analisis Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran STML

Untuk mengetahui Keterlaksanaan Pendekatan pembelajaran STML dilihat

dari data hasil observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap kolom yang

berisikan fase pembelajaran, jika terlaksana diberikan tanda checklist (√) yang bernilai skor satu, dan jika tidak terlaksana maka kolom dikosongkan sebagai

tanda skor nol. Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dan hasilnya

dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus:

= ∑

∑ ... (3.5)

Kemudian untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan pembelajaran pada

(39)

48

Tabel 3.12 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu aktivitas pun terlaksana

0 < KM < 25 Sebagian kecil aktivitas terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah aktivitas terlaksana

KM = 50 Setengah aktivitas terlaksana

50 < KM < 75 Sebagian besar aktivitas terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh aktivitas terlaksana

KM = 100 Seluruh aktivitas terlaksana

(Budiarti dalam Yudhayana, 2010: 40) (dalam Hakim, 2012)

2. Analisis Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

a. Pemberian Skor

Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah satu, sedangkan

untuk jawaban salah adalah nol. Semua jawaban pretest dan posttest siswa

diberi skor. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok

dengan kunci jawaban.

b. Menghitung Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest

Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest

dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

̅ = ………. (3.6)

(Sudijono, 2009: 81)

dengan : ̅ = nilai rata-rata yang kita cari dalam hal ini skor pretest maupun posttest

(40)

N =Number of Cases banyaknya skor-skor itu sendiri

c. Menghitung Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi

Besarnya skor gain yang dinormalisasi ditentukan dengan

persamaan yang dirumuskan oleh Hake (1998):

=

... (3.7)

dengan: = Rerata skor gain yang dinormalisasi

Sf = Skor posttest Si = Skor pretest

Skor gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk

menyatakan kategori peningkatan prestasi belajar siswa.

Tabel 3.13 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi

Rentang <g> Kategori 0.7 < (<g>) ≤1,0 Tinggi

0.3 < (<g>) ≤0.7 Sedang

(<g>) ≤ 0.3 Rendah

(Hake, 1998) (dalam Maharshak dan Pundak, 2004: 408)

3. Analisis Kemampuan Berpikir kreatif Siswa

a. Pemberian Skor

Soal kemampuan Beripikir Kreatif merupakan soal dengan bentuk

jawaban uraian tak terbatas. Soal ini diadopsi dari soal kreativitas yang

dikembangkan oleh Wallace and Kogan (1965) yang kemudian soal dibuat

dengan mempertimbangkan juga materi yang sedang dipelajari. Instrumen

soal kreativitas terdiri dari empat aspek yaitu Keaslian (originality),

Keluwesan (flexibility), kelancaran (fluency), dan Penguraian

(Elaboration). Pemberian skor pada Aspek Originality yaitu Siswa

mendapat skor 2 apabila jawaban yang diberikan hanya siswa tersebut

yang menjawab (unik) dan siswa mendapat skor 1 apabila jawaban yang

(41)

50

disebut tidak biasa (unusual). Pemberian skor pada aspek flexibility yaitu

skor yang didapat siswa berdasarkan jumlah perbedaan kategori, Misalkan

siswa menjawab benda yang bergerak adalah kucing, burung, mobil, motor.

Meskipun ada empat jawaban, tetapi hanya ada dua kategori yaitu hewan

dan alat transportasi. Sehingga siswa hanya mendapat skor dua.

Pemberian skor pada aspek Elaboration yaitu skor yang didapat siswa

berdasarkan kedetailan jawaban yang diberikan. Dan untuk aspek yang

keempat Fluency yaitu skor yang didapat siswa berdasarkan jumlah

jawaban siswa. Misal siswa menjawab 3 poin maka siswa mendapat skor

tiga. Skor yang diberikan tidak ada batasannya, sehingga tidak ada skor

aktual yang ada hanya skor faktual saja. Dalam tes kreativitas tidak ada

skor maksimum, yang ada hanya skor yang tertinggi dari sejumlah peserta

yang mengikuti tes.

b. Menghitung Rata-Rata Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dan

Pengetahuan Siswa Tentang Nature of Science

Nilai rata-rata (mean) dari skor Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

dan pengetahuan tentang NOS dihitung dengan menggunakan rumus

berikut:

̅ = ………. (3.8)

(Sudijono, 2009: 81)

dengan : ̅ = nilai rata-rata yang kita cari dalam hal ini

skor kemampuan berpikir kreatif siswa dan pengetahuan

tentang NOS

X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai ) yang ada

N =Number of Cases banyaknya skor-skor itu sendiri

c. Menghitung Simpangan Baku Data Kemampuan Berpikir Kreatif

Simpangan Baku atau Standar Deviasi (SD) dihitung dengan

(42)

̅

………. (3.9)

(Sudjana, 2005: 93)

dengan: S = Simpangan Baku

= Nilai

̅ = Nilai rata-rata = banyaknya data

d. Mengelompokan Sampel Ke Dalam Tiga Rangking

Untuk mengelompokkan sampel ke dalam tiga rangking yaitu

rangking atas (kelompok sampel yang tergolong tinggi ), Rangking tengah

(kelompok sampel yang tergolong sedang), dan rangking bawah (kelompok

sampel yang tergolong rendah) menggunakan patokan pada tabel 3.

berikut.

Tabel 3. 14 Kategori Untuk Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif

dan Pengetahuan Siswa Tentang NOS

Nilai Kategori

̅ Tinggi (Rangking Atas)

̅ ̅ Sedang (Rangking Tengah)

̅ Rendah (Rangking Bawah)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji liliefors

(Sudjana, 2005 : 466). Langkah-langkah dalam penyelesainya adalah sebagai

(43)

52

a. Pengamatan , , .... dijadikan bilangan baku , , .... dengan

menggunakan rumus :

………. (3.10)

X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel

b. Menggunakan daftar distribusi normal baku untuk tiap bilangan baku ini

c. Selanjutnya dihitung proporsi , , .... yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh S , maka :

S

………. (3.11)

d. Hitung selisih F

kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga tersebut

f. Kriteria hipotesis adalah ditolak nol bahwa populasi berdistribusi normal

jika yang diperoleh dari data pengamatan melebihi dari daftar.

Dalam hal ini hipotesis diterima.

5. Teknik Korelasi Phi (Phi Coefficient Correlation)

Teknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang

dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar

dikotomik (Sudijono, 2009:243). Apabila variabelnya bukan merupakan variabel

diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik

(44)

menjadi variabel diskrit. Langkah-langkah dalam penyelesainya adalah sebagai

berikut:

a. Variabel yang akan di korelasikan dibuat menjadi variabel diskrit terlebih

dahulu.

Untuk mengubah skor prestasi belajar, pengetahuan siswa tentang NOS

dan kemampuan berpikir kreatif agar menjadi variabel diskrit (kelompok

positif dan kelompok negatif), digunakan teknik mean (rata-rata). Siswa

termasuk kelompok positif, apabila nilai skor prestasi belajar, pengetahuan

siswa tentang NOS dan kemampuan berpikir kreatif diatas skor rata-rata.

Sebaliknya, siswa termasuk kelompok negative, apabila nilai skor prestasi

belajar, pengetahuan siswa tentang NOS dan kemampuan berpikir kreatif

di bawah skor rata-rata.

b. Menentukan variabel yang akan dikorelasikan.

Dalam penelitian ini varibel yang dikorelasikan adalah korelasi antara

prestasi belajar dengan pengetahuan siswa tentang NOS, prestasi belajar

dengan kemampuan berpikir kreatif dan antara pengetahuan siswa tentang

NOS dengan kemampuan berpikir kreatif.

c. Merumuskan hipotesis

1. Korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar

Hipotesis Nol ( H0) : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

(45)

54

Hipotesis nol diterima apabila <

Hipotesis Kerja ( H1) : Terdapat korelasi yang signifikan antara

kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar siswa

Hipotesis kerja diterima apabila >

2. Korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan siswa

tentang NOS

Hipotesis Nol ( H0) : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang NOS

Hipotesis nol diterima apabila <

Hipotesis Kerja ( H1) : Terdapat korelasi yang signifikan antara

kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan siswa tentang NOS

Hipotesis kerja diterima apabila >

3. Korelasi antara pengetahuan siswa tentang NOS dan prestasi belajar

Hipotesis Nol ( H0) : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

pengetahuan siswa tentang NOS dan prestasi belajar

Hipotesis nol diterima apabila <

Hipotesis Kerja ( H1) : Terdapat korelasi yang signifikan antara

pengetahuan siswa tentang NOS dan prestasi belajar

Hipotesis kerja diterima apabila >

d. Membuat tabel Kontingensi 2X2 seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3.15 Kontingensi 2X2

(46)

Kelompok Positif Kelompok Negatif

Kelompok

Positif

A B A+B

Kelompok

negative

C D C+D

Total A+C B+D A+B+C+D

Keterangan:

X = Varibel yang akan dikorelasikan (prestasi belajar, pengetahuan

siswa tentang NOS dan kemampuan berpikir kreatif)

Y = Variabel selain variabel X yang akan dikorelasikan dengan

Variabel X prestasi belajar, pengetahuan siswa tentang NOS dan

kemampuan berpikir kreatif)

A = Banyaknya siswa yang memiliki skor variabel X dan variabel Y

yang positif, memiliki nilai 1 (satu)

B = Banyaknya siswa yang memiliki skor variabel X yang positif

atau memiliki nilai 1 (satu) dan variabel Y yang negatif atau memiliki

nilai 0 (nol)

C = Banyaknya siswa yang memiliki skor variabel X yang negatif

atau memiliki nilai 0 (nol) dan variabel Y yang negative atau memiliki

nilai 1 (satu)

D = Banyaknya siswa yang memiliki skor variabel X dan variabel Y

(47)

56

e. Menghitung nilai korelasi Phi Coefficient. Berikut adalah persamaan uji

korelasi Phi Coefficient :

... ( 3.12)

(Sudijono, 2009 : 244)

dengan:

= Korelasi Phi Coefficient

f. Mengkonsultasikan nilai korelasi hasil perhitungan dengan nilai korelasi

r yang terdapat pada tabel dengan taraf signifikasi tertentu.

Jika lebih besar dari , maka dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut.

Untuk mengetahui kriteria nilai koefisien korelasi, nilai koefisien korelasi hasil

perhitungan dapat diinterpretasikan dengan tabel 3. 16

Tabel 3. 16 Interpretasi koefisien korelasi

Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Gambar

Gambar 2.2 Implementasi Pengajaran Sains dengan Menggunakan Pendekatan
Tabel 3.1 Tabel One Group Pretest Posttest Design
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pelatih bersama peserta melakukan diskusi dengan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang membedakan antara pola demokrasi dan kepemimpinan desa sebelum dan sesudah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis good corporate governance sebagai pemoderasi pengaruh

Beberapa pokok permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu saham-saham perusahaan perbankan manakah yang termasuk dalam kombinasi portofolio optimal dengan menggunakan

Dinding penahan tanah adalah suatu struktur yang digunakan untuk menahan gerakan tanah arah lateral yang dapat menimbulkan kelongsoran.. Pembangunan dinding penahan tanah

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( team Assisted Individualization ) dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja non fisik, motivasi, dan kinerja karyawan di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional

Hasil analisis termal menunjukkan bahwa membran selulosa ester tidak sesuai untuk pemurnian secara destilasi, Membran poliamida yang lebih bersifat hidrofilik dibandingkan

Abstrak : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kecukupan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pada