• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Café Wagashi Berkonsep 4 Musim di Jepang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Café Wagashi Berkonsep 4 Musim di Jepang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Antara tahun 1960 dan 1990, postmodernisme muncul sebagai sebuah fenomena kebudayaan. Banyak pengamat menghubungkan transisi ini dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada paruh kedua dari abad ke-20. Sesuai dengan kata postmodern diatas, kehidupan jaman sekarang yang dilengkapi dengan kecanggihan teknologi membuat informasi tersebar dengan cepat, terutama dibidang kuliner. Masyarakat khususnya Bandung, sangat menggemari kuliner, maka dengan adanya sosial media bernama “instagram” semua akan tersebar dengan cepat, dan orang-orang segera mengunjungi tempat makan yang telah di share orang lain. Dalam permasalahan ini, dessert adalah salah satu makanan yang sedang populer.

Perancangan cafe wagashi sangat sesuai dengan fenomena dimana orang-orang sedang gemar mencari santapan ringan, yakni dessert. Dengan konsep 4musim khas Jepang maka perancangan interior cafe wagashi akan memperlihatkan bagaimana peralihan dari satu musim kemusim lain menggunakan beberapa prinsip dalam desain, yakni kesatuan yang dipisahkan secara kontras atau gradasi. Penggunaan prinsip desain akan didukung dengan 6 elemen dalam desain, seperti garis, bentuk, tekstur, arah, ukuran dan warna.

(2)

ABSTRACT

Between the year of 1960 and 1990, postmodernism occurs as cultural phenomena. Experts correlate this transition with some of the changes that occur in the society in the second half of the 20th century. As the name postmodernism suggests, the present life is equipped with advanced technology that allows information to be spread within seconds. that happens in the culinary field. People, particularly those residing in Bandung, always crave for culinary stuff. Instagram, being one of social media, allows new information about culinary to spread out in the blink of an eye. Any food outlets will be known instantly after being shared by a particular person via social media. The kind of food people normally share to others is light food like dessert.

Thus the interior design of cafe wagashi goes along with the phenomenon as it specializes on dessert. By focalizing the concept of four seasons in Japan, the interior allows the transition from one season to another using certain principles of designs, two of which are unity separated with contrast and gradation. The application is supported by six elements of designs. Those are: lines, shapes, textures, directions, shapes and colors.

(3)

Daftar Isi

JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

Lembar Pengesahan ... iv

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... v

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...………. 1

1.2 Ide Gagasan Perancangan ………...……… 2

1.3 Rumusan Masalah ………...……… 3

1.4 Tujuan Perancangan ………...………. 3

1.5 Manfaat Perancangan ………...…...……… 3

1.6 Ruang Lingkup Perancangan ………...………... 3

(4)

BAB II Café WAGASHI 4 MUSIM

2.1Prinsip-Prinsip Desain ... 5

2.2Elemen Desain ... 7

2.4Budaya Makan Jepang ... 11

2.5Upacara Minum Teh ... 11

2.9.1. Sistem Kafetaria ... 23

2.9.2. Teknik Penyajian/Pelayanan ... 24

2.9.3. Ergonomi ... 24

2.9.4. Ruangan ... 29

2.10 Studi Banding ... 30

(5)

BAB III DESKRIPSI PROYEK CAFE WAGASHI

3.1Deskripsi Proyek ... 35

3.2Deskripsi Site ... 36

3.2.1. Analisa Fungsi ... 36

3.2.2. Analisa Site ... 40

3.3Identifikasi User ... 43

3.3.1. Pengunjung ... 43

3.3.2. Staff / Pengelola ... 44

3.4Kebutuhan Ruang ... 45

3.4.1 Program Kebutuhan Ruang ... 45

3.4.2 Tabel Kebutuhan Ruang ... 46

3.4.3 Flow Activity ... 48

3.4.4 Zonning & Blocking ... 49

3.4.5 Bubble Diagram ... 50

3.5Ide Implementasi Konsep ... 52

3.5.1 Konsep Bentuk ... 52

3.5.2 Penerapan Warna ... 52

3.5.3 Teksture ... 54

3.5.4 Material ... 54

3.5.5 Pencahayaan & Penghawaan ... 55

BAB IV PERANCANGAN CAFE WAGASHI 4.1 Penerapan Konsep dan Tema 4 Musim Pada Desain Interior Cafe Wagashi .... 57

4.2 Konsep Bentuk ... 57

4.3 Konsep Warna ... 58

4.4 Konsep Material ... 60

(6)

4.6 Konsep Pencahayaan ... 62

4.7 Konsep Penghawaan ... 63

4.8 Konsep General ... 64

4.9 Perancangan Area Bisnis “Musim Semi” ... 65

4.10 Perancangan Area Bisnis “Musim Panas” ... 67

BAB V Simpulan dan Saran 5.1Simpulan ... 68

5.2Saran ... 69

Daftar Pustaka ... xix

(7)

DAFTAR GAMBAR

BAB II : CAFE WAGASHI 4MUSIM

Gambar 2.1 Sachi-no-Ume ... 14

Gambar 2.2 Hana-no-Shirabe ... 14

Gambar 2.3 Yabukoji-Sakura ... 14

Gambar 2.4 Ryofu ... 15

Gambar 2.5 Sawayaka ... 15

Gambar 2.6 Aki-Sumu ... 15

Gambar 2.7 Kikyo ... 16

Gambar 2.8 Kissho-Tsubaki ... 16

Gambar 2.9 Yabukoji-Matsu ... 16

Gambar 2.10 Yabukoji-Tsuru ... 17

Gambar 2.11 Musim Semi ... 18

Gambar 2.12 Musim Panas ... 19

Gambar 2.13 Musim Gugur ... 20

Gambar 2.14 Musim Dingin ... 21

Gambar 2.15 Tea Room ... 21

(8)

Gambar 2.17 Tables/Seating Plans ... ... 26

Gambar 2.18 Minimal Seating Layout dan Alcoves Arragement ... 26

Gambar 2.19 Parallel Table Arrangement ... 27

Gambar 2.20 Diagonal Table Arragement ... 27

Gambar 2.21 Fasilitas duduk cafe ... 28

Gambar 2.22 Fasad Depan Harukaze ... 31

Gambar 2.23 Area Makan ... 31

Gambar 2.24 Area Bar Raku ... 33

Gambar 2.25 Area Lounge Raku ... 33

Gambar 2.26 Area Cafe Raku ... 34

BAB III : DESKRIPSI PROYEK CAFE WAGASHI Gambar 3.1 Fasad Depan Prima Rasa ... 37

Gambar 3.2 Entrance Prima Rasa ... 37

Gambar 3.3 Area Penjualan Kue Prima Rasa ... 37

Gambar 3.4 Area Lounge Prima Rasa ... 38

Gambar 3.5 Tangga Menuju Herb&Spice ... 38

Gambar 3.6 Area Makan Herb&Spice ... 39

(9)

Gambar 3.8 Bukaan Pada Ceiling ... 39

Gambar 3.9 Peta Lokasi Bangunan ... 40

Gambar 3.10 Denah Layout 1st Floor ... 40

Gambar 3.11 Denah Layout 2nd Floor ... 41

Gambar 3.12 Denah Layout 3rd Floor ... 41

Gambar 3.13 Bagan Struktur Organisasi ... 44

Gambar 3.14 Flow Activity ... 49

Gambar 3.15 Zonning Blocking 1st Floor ... 49

Gambar 3.16 Zonning Blocking 2nd Floor ... 49

Gambar 3.17 Zonning Blocking 3rd Floor ... 50

Gambar 3.18 Bubble Diagram 1st Floor ... 50

Gambar 3.19 Bubble Diagram 2nd Floor ... 51

Gambar 3.20 Bubble Diagram 3rd Floor ... 51

Gambar 3.21 Peach Flower ... 52

Gambar 3.22 Konsep Warna Musim Semi ... 53

Gambar 3.23 Konsep Warna Musim Panas ... 53

Gambar 3.24 Konsep Warna Musim Gugur ... 53

(10)

Gambar 3.26 Material Parquet ... 54

Gambar 3.27 Material Tatami ... 55

BAB IV PERANCANGAN CAFE WAGASHI Gambar 4.1 Peach Flower ... 57

Gambar 4.2 Penerapan Bentuk Geometri Pada Furniture ... 58

Gambar 4.3 Wallpaper Sakura ... 58

Gambar 4.4 Konsep Warna Musim Semi ... 59

Gambar 4.5 Penerapan Warna Musim Semi ... 59

Gambar 4.6 Konsep Warna Musim Gugur ... 59

Gambar 4.7 Penerapan Warna Musim Gugur ... 60

Gambar 4.8 Kayu Dengan Warna Gelap ... 60

Gambar 4.9 Cermin ... 61

Gambar 4.10 Marble White ... 61

Gambar 4.11 HPL Untuk Furniture ... 61

Gambar 4.12 Sofa 2sheet ... 62

Gambar 4.13 Rak Partisi ... 62

(11)

Gambar 4.15 Pencahayaan General Merata ... 63

Gambar 4.16 Denah Ceiling lantai 1 ... 64

Gambar 4.17 Denah General lantai 1 ... 64

Gambar 4.18 Denah General lantai 2 ... 65

Gambar 4.19 Denah Khusus Musim Semi ... 65

Gambar 4.20 Potongan Denah Khusus Lantai 1 ... 66

Gambar 4.21 Perspektif Suasana Entrance dan Musim Semi ... 66

Gambar 4.22 Denah Khusus Musim Panas ... 67

(12)

DAFTAR TABLE

Table 2.1 Ukuran Tinggi Fasilitas Duduk Meja Makan... 30

Table 3.1 Table Analisis Site... 44

Table 3.2 Program Kebutuhan Ruang... 46

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata postmodern, sesuai dengan kehidupan jaman sekarang yang dilengkapi dengan kecanggihan teknologi membuat informasi tersebar dengan cepat, terutama di bidang kuliner. Masyarakat khususnya Bandung, sangat menggemari kuliner, maka dengan adanya sosial media bernama “instagram” semua akan tersebar dengan cepat, dan orang-orang segera mengunjungi tempat makan yang telah di share orang lain. Dalam permasalahan ini, dessert adalah salah satu makanan yang sedang populer.

(14)

punya prinsip makan dengan tiga cara yaitu (Me de tanoshimu, hana de tanoshimu,

shita de tanoshimu) artinya dengan mata, hidung, dan mulut. Pada mata atau indra

penglihatan, makanan haruslah indah dipandang. Oleh sebab itu bentukan dan warna harus menarik. Pada hidung atau indra penciuman, berarti makanan itu haruslah mempunyai aroma yang serbak sehingga dengan menciumnya saja, sudah dapat merasakan kenikmatan makanan tersebut. Sedangkan pada mulut atau indra pengecap, makanan haruslah memiliki cita rasa yang dapat membuat lidah merasakan kelezatan makanan tersebut. Pada awalnya makanan hanya menjadi salah satu pelengkap kegiatan wisata. namun kemudian berkembang menjadi salah satu bentuk wisata khusus yang disebut dengan istilah wisata makanan atau food tourism. Maka perancangan kali ini berhubungan dengan makanan yaitu Cafe Wagashi. Untuk penerapan konsep perancangan ini sendiri, penulis mengambil beberapa teori tentang desain. Desain memiliki beberapa elemen dan beberapa prinsip yang kompleks. Elemen-elemen desain adalah hal-hal yang membuat sebuah desain, sedangkan prinsip-prinsip desain adalah apa yang dilakukan dari elemennya. Bagaimana cara penerapan prinsip-prinsip desain akan menentukan hasil dari desain tersebut. Prinsip dapat mempengaruhi konten ekspresif, atau pesan dari desain. Prinsip desain terdiri dari, keseimbangan (balance), kesatuan (unity), keselarasan (harmony), penekanan (kontras), irama (rhytm), dan proporsi. Dari keenam prinsip tersebut, dalam perancangan ini akan lebih difokuskan pada prinsip penekanan dan kesatuan dalam mengkombinasikan 4musim khas Jepang.

1.2 Ide Gagasan Perancangan

(15)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Bagaimana menciptakan suasana khas Jepang pada setiap konsep musim? 2. Bagaimana penerapan prinsip desain pada peralihan dari setiap musim khas

Jepang?

1.4 Tujuan Perancangan

Maka tujuan perancangan berdasarkan rumusan masalah diatas, yaitu : 1. Menciptakan suasana yang berkonsepkan musim-musim khas Jepang.

2. Menciptakan perpaduan yang kontras maupun gradasi sesuai prinsip desain dari setiap peralihan konsep musimnya.

1.5 Manfaat Perancangan

1. Dapat menerapkan beberapa prinsip desain dengan elemen desain sebagai pendukung konsep.

2. Mengetahui kebutuhan manusia pada era postmodern ini.

3. Mampu memperluas pengetahuan khususnya masyarakat Bandung tentang kebudayaan Jepang .

1.6 Ruang Lingkup Perancangan

Adapun batasan-batasan perancangan yang perlu diperhatikan dalam perancangan ini, yaitu :

1. Suasana ciri khas Jepang.

2. Peralihan konsep dari satu musim ke musim lain.

(16)

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penulisan laporan ini, yaitu: Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang perkembangan jaman yang sudah memasuki era postmodern dan menjelaskan bagaimana kebutuhan masyarakat dibidang kuliner.

Bab II Studi Literatur

Bab ini menjelaskan tentang pengertian dari era postmodern, dan pengertian wisata kuliner yang sedang ramai di gandrungi baik anak muda maupun orang dewasa. Ada juga penjelasan tentang beberapa kebudayaan Jepang, terutama pada makanan. Selain itu akan di jelaskan pula 4musim yang terdapat di Jepang, sebagai konsep dari perancangan café wagashi ini.

Bab III Deskripsi Objek

Bab ini menjelaskan alasan dan analisis pemilihan side yang tepat untuk perancangan fasilitas café wagashi dan beberapa pembahasan mengenai konsep yang akan diterapkan.

Bab IV Perancangan Interior Cafe Wagashi

Bab ini berisikan beberapa penjelasan tentang tema serta konsep yang dipilih, dan bagaimana penyelesaian perpaduan dari empat musim yang diterapkan.

Bab V Simpulan

(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

(18)

menyesuaikan dan membawa kebudayaan yang berbeda jauh dari lingkungan sekitar, dan dapat diterimanya dengan baik.

Dengan penggunakan prinsip desain kontras dan unity, maka element-element desain dapat diterapkan terutama pada perancangan desain cafe wagashi ini. Kontras yang ditimbulkan dari beberapa konsep yaitu, jepang umum (tea room), musim semi, musim dingin, musim gugur dan musim panas pada disatukan dalam satu bangunan dengan konsep jepang umum menjadi penghubung dari keempat musim.

Perancangan ini juga diharapkan dapat memberi inspirasi pada pebaca yang bahwa ada banyak penerapan kreasi desain yang dapat diciptakan dengan mengkombinasi salah satu atau beberapa prinsip desain dengan element-element desainnya. Dari satu prinsip dapat diterapkan dengan beberapa element yang mempertegas prinsip tersebut.

5.2Saran

Saat merancang sesuatu sebaiknya perhatikan lingkungan dan gaya hidup orang-orang disekitar. Kebutuhan manusia jaman sekarang tidak hanya satu, dan berbagai macam kebutuhan itu harus kita dapat penuhi dalam satu desain.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Douglas, Peter, 1979. Kitchen Planning and Design. New York : Sterling Pub Mira Vasquez, Oscar. 2007. Drink & Food Spaces. Singapore: Instituto Monsa de Ediciones.

Panero, Julius., 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga Reznikoff, S.G. 1986. Interior Graphic and Design Standards. New York : Whitney Library of Design.

Sumbe Internet

http://www.thefreedictionary.com/Human+culture

http://m.kompasiana.com/post/read/682833/2/demam-dessert-di-indonesia.html http://filsafat.kompasiana.com/2013/12/17/post-modern-era-617174.html

http://architectaria.com/desain-dapur-dan-kitchen-set.html, pada tanggal 13 September

2014 pukul 22.03

http://www.chopa.com/ShopSite/tatami-mat-information.html, pada tanggal 8 Desember

2014, pukul 23.09

http://design-seeds.com/index.php/search/category/winter/P36, pada tanggal 8

Desember 2014, pukul 23.15

http://www.tatami.ca/tatami-mats, pada tanggal 8 Desember 2014, pukul 23.32

(20)

http://www.jnto.go.jp/eng/yourguide/indonesia.pdf, pada tanggal 8 Desember 2014,

pukul 24.02

http://catsemprot.com/desain-interior-rumah-ala-jepang/1746/, pada tangga; 9

Desember 2014, pukul 17.48

http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/09/rumah-tradional-jepang-minka.html,

Referensi

Dokumen terkait

Setelah bawang daun dipanen dilakukan pembersihan terhadap tanah yang masih menempel pada bawang dau yang telah dipanen, selain itu juga dilakukan pembersihan terhadap

JUDUL : MASIH BANYAK PENDERITA SKIZOFRENIA DIPASUNG. MEDIA : SUARA MERDEKA TANGGAL : 28

Sebagai langkah awal pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maka disusunlah Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata dan

Linguistics as a language discipline, which concerns with how meaning is formed within, particularly in the process of word formation, to help the translator

Pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan tersebar merata atau dalam artian bahwa kapasitas masyarakat pendatang desa Parik Sabungan dalam memanfaatkan peluang usaha

Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan April Tahun Dua Ribu Lima Belas, dimulai pada Pukul 09.00 Wib sd 12.00 Wib, Kami yang bertandatangan dibawah ini Kelompok Kerja (Pokja)

Keadaan selama ini anak-anak hanya menghabiskan waktu di pengungsian tanpa kegiatan yang bemakna, anak-anak hanya bermain dan tidak terkondisikan dengan baik untuk

[r]