• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRAK DI BAWAH KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN : Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IRAK DI BAWAH KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN : Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1368/UN.40.2.3/PL/2012

IRAK DI BAWAH KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN

(Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh:

SYAIFUL ANWAR 0605980

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IRAK DI BAWAH KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN (KEJAYAAN SAMPAI KEJATUHANNYA DARI TAHUN 1979-2003)

Oleh: Syaiful Anwar

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Jurusan Pendidikan Sejarah

© Syaiful Anwar 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN

IRAK DI BAWAH KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN (Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)

Disusun Oleh: SYAIFUL ANWAR

(0605980)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum NIP. 19710101 199903 1 003

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur

NIP. 19680828 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari keresahan peneliti terhadap tokoh yang berasal dari Irak bernama Saddam Hussein. Figur Saddam yang begitu kuat dan tak tergoyahkan selama 24 tahun memimpin Irak itu berakhir antiklimaks, dia harus jatuh pada tahun 2003. Masalah penelitian yang dibahas yaitu: Bagaimana perjalanan karir Saddam Hussein dapat menjadi pemimpin di Irak? Bagaimana kebijakan politik Saddam Hussein dalam memimpin Irak (1979-2003)? Bagaimanakah peran Saddam Hussein dalam membangun Irak? Bagaimana faktor penyebab runtuhnya rezim Saddam Hussein di Irak? Metode historis digunakan peneliti untuk mengkaji permasalahan tersebut, penggunaan metode ini karena data maupun fakta yang dibutuhkan dalam penelitian ini mengenai masa lampau. Metode historis yang dimaksud yaitu suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Tahap-tahap metode ini meliputi heuristik: pengumpulan sumber tertulis berupa buku, kritik terhadap sumber yang terbagi menjadi kritik eksternal dan kritik internal, interpretasi: menafsirkan data yang telah diperoleh, dan historiografi: menuangkannya ke dalam suatu karya tulis ilmiah. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan fakta dan data yang berasal dari berbagai literatur yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang dikaji.

(6)

ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Timur Tengah ... 14

2.2 Irak ... 16

2.3 Saddam Hussein ... 24

2.4. Teori Kepemimpinan Nicolo Machiavelli ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian ... 39

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 39

3.1.2 Penyusunan Rancangan Tema Penelitian ... 40

3.1.3 Konsultasi ... 41

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 42

3.2.1 Pengumpulan Sumber ... 42

3.2.2 Kritik ... 43

3.2.2.1 Kritik Eksternal ... 43

(8)

3.2.3 Interpretasi ... 45

3.2.4 Historiografi ... 47

3.3 Laporan Penelitian ... 47

BAB IV IRAK DAN SADDAM HUSSEIN 4.1 Irak ... 50

4.2 Saddam Hussein ... 54

4.2.1 Riwayat Singkat Saddam Hussein ... 54

4.2.3 Kebijakan Saddam Hussein ... 65

4.2.3.1 Bidang Ekonomi ... 65

4.2.3.2 Bidang Militer ... 68

4.2.3.3 Bidang Pendidikan ... 72

4.3 Dampak Kebijakan Saddam Hussein ... 73

4.3.1 Oposisi ... 73

4.3.1.1 Oposisi Dari Dalam Pemerintahan ... 73

4.3.1.2 Oposisi Dari Luar Pemerintahan ... 75

4.3.1.2.1 Muslim Syiah Irak ... 76

4.3.1.2.2 Suku Kurdi ... 79

4.3.1.2.3 Golongan Komunis Irak ... 81

4.3.2 Perang Irak-Iran/ Perang Teluk I (Tahun 1980-1988) ... 82

4.3.3 Perang Irak-Kuwait/ Perang Teluk II (Tahun 1990-1991) ... 87

4.3.4 Perang Amerika Serikat-Irak (Tahun 2003) ... 92

4.3.5 Akhir Kekuasaan Saddam Hussein ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Rekomendasi ... 112

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara geografis, Irak termasuk salah satu negara di kawasan Timur Tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Iran, sebelah barat dengan Suriah dan Yordania, sebelah utara berbatasan dengan Turki, dan sebelah selatan berbatasan dengan Arab Saudi dan Kuwait. Sejarah mencatat bahwa Irak merupakan salah satu negara yang kuat di kawasan Timur Tengah. Negara ini dikenal sebagai tempat awal peradaban manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Jajak:

Irak dulunya dikenal sebagai Mesopotamia, atau “Negeri yang diapit apit kali”. Negeri itu dibelah dua buah bengawan Eprat [Eufrat] dan Tigris. Negeri ini dianggap sebagai tempat bermulanya peradaban manusia. Kini Irak, merupakan republik yang kuat di kawasan Timur Tengah, meskipun penduduknya hanya sembilan juta jiwa (Jajak, 1990: 17).

Di balik predikatnya itu, Irak juga menyimpan masalah-masalah yang kompleks serta mengancam stabilitas dalam negerinya. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah perebutan kekuasaan. Nampaknya anggapan bahwa politik itu kejam itu berlaku di semua tempat, termasuk di Irak sebagaimana diungkapkan oleh Cahyaningtyas “Kredo “politik itu kejam” berlaku di semua tempat, tidak terkecuali di Irak yang dikenal sebagai negara di Timur Tengah dengan kudeta berdarah sepanjang sejarah suksesi pemerintahannya” (Cahyaningtyas, 2007: 5).

(11)

intrik-intrik politik dengan menghalalkan segala cara untuk melegitimasi kekuasaan termasuk dengan kudeta-kudeta berdarah untuk menggulingkan pemimpin yang sedang berkuasa. Kemerdekaan nyatanya tidak memadamkan gejolak-gejolak yang terjadi sebelumnya, praktek-praktek perebutan kekuasaan terhadap penguasa Irak masih saja terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Cahyaningtyas:

Irak memperoleh hadiah kemerdekaan dari Inggris pada 1922 dalam format negara kerajaan. Sepuluh tahun kemudian pada 1932 barulah Irak benar-benar memperoleh kemerdekaan penuh... sejarah politik Irak modern sarat dengan pertumpahan darah. (Cahyaningtyas, 2007: 5).

Sejak bentuk pemerintahan monarki sampai republik, Irak mengalami berbagai situasi yang mencekam. Silih bergantinya penguasa Irak selalu disebabkan oleh kudeta-kudeta. Pada masa pemerintahan Raja Faisal I yang diangkat oleh Inggris tanggal 23 Agustus 1921 muncul masalah yang krusial dan mengancam keberlangsungan penguasa maupun stabilitas di Irak itu sendiri, yaitu rongrongan dari kelompok suku Efrat Tengah melancarkan pemberontakan. Selain suku Efrat, yang tidak kalah berbahayanya adalah pemberontakan suku Kurdi. Pemberontakan suku Kurdi memang bukan hanya menjadi masalah dalam negeri Irak tetapi menyangkut negara lain, karena suku ini tersebar di perbatasan Irak dan beberapa negara sekitarnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lenczowski, yaitu:

(12)

kemudian tinggal di daerah suku Kurdi yang ada di negara lain (Lenczowski, 1993: 172).

Pada masa pemerintahan Raja Ghazi (1933-1939), walaupun Ghazi sendiri tidak mengalami pembunuhan dalam sebuah kudeta, tetapi terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Jenderal Bakr Sidki. Bakr menilai pemerintahan Ghazi di bawah kekuasaan Barat tidak akan mampu menghadirkan kemajuan dan kestabilan di Irak. Beruntung bagi Ghazi, dia tidak menjadi korban dalam kudeta yang dilancarkan kepadanya. Korban satu-satunya dalam kudeta ini adalah menteri pertahanan, Jafar al-Askari. Dia dibunuh secara licik atas perintah Bakr. Sebagaimana diungkapkan oleh Lenczowski:

Pada 29 Oktober 1936 Bakr Sidki melakukan kudeta, dibantu oleh komandan divisi Jenderal Abdul Latif Nuri dan komandan angkatan udara Irak, Ali Jawad [kemudian mengkudeta pemerintahan Ghazi]... Jafar Askari, menteri pertahanan... [merupakan] satu-satunya korban dalam kudeta, dibunuh secara licik atas perintah Bakr Sidki ketika sedang mengusahakan perundingan (Lenczowski, 1993: 178-179).

Setelah Ghazi meninggal, Raja Faisal II (1953-1958) yang menjadi penggantinya mengalami hal yang sama yaitu dikudeta, namun lebih tragis karena dia terbunuh bersama Abdul Ilah sebagai Wali Mahkotanya dan Nuri Al-Said sebagai Perdana Menterinya. Sebagaimana diungkapkan oleh Sihbudi “... [Pada masa pemerintahan] Raja Faisal II... [terjadi] sebuah kudeta militer yang membunuh Raja [Faisal II], pamannya [Abdul Ilah] dan Nuri...” (Sihbudi, 1995: 60).

(13)

pemerintahan Republik Irak. Qasim sendiri tercatat juga pernah melancarkan kudeta kepada pemerintahan sebelumnya yang berbentuk monarki. Namun, ia harus mengalami hal yang sama, dia dibunuh pada tanggal 8 Februari 1963. Keadaan ini menggambarkan realita perpolitikan di Irak yang keras. Sebagaimana diungkapkan oleh Sihbudi “... Irak menjadi Republik yang diperintah oleh Dewan

Kedaulatan, serta Qassim...[menjadi] Presiden... [namun] akhirnya rejim Qassim itu digulingkan tanggal 8 Februari 1963” (Sihbudi, 1995: 63-64).

Selain menghadapi intrik-intrik politik yang mengarah kepada kontak fisik dengan kudeta-kudeta berdarah, Irak juga menghadapi tantangan lain yang tak kalah membuat repot para penguasanya. Komposisi rakyat Irak yang majemuk dipandang dari segi sosial-agama mengundang masalah tersendiri. Rasa nasionalisme mereka juga meragukan. Sebagaimana diungkapkan oleh Sihbudi:

Sebagai sebuah negara merdeka, yang tapal batasnya ditentukan dalam perjanjian San Remo tahun 1920, maka di dalam negara Irak itu tercakup kelompok-kelompok sosial-agama yang bermacam ragam, seperti Sunni dan Syiah, Arab dan Kurdi, serta kelompok-kelompok lain yang loyalitasnya kepada negara baru itu sangat diragukan (Sihbudi, 1995: 58-59).

(14)

Permasalahan-permasalahan yang rumit di Irak itu tak menyurutkan ambisi seorang Saddam Hussein untuk menjadi penguasa Irak. Di antara tokoh-tokoh yang pernah memimpin Irak itu, Saddam Hussein-lah yang paling menarik perhatian. Saddam berkuasa di Irak realtif lama yaitu selama 24 tahun. Ini suatu prestasi tersendiri karena di Irak sejak era modern yaitu 1921 tidak pernah ada pemimpin yang dapat berkuasa selama itu.

Sebagian corak politik Saddam Hussein telah diwarnai dengan serangkaian perang yang dapat dikategorikan besar dan melibatkan negara super power dunia sejak dia bertahta di Irak pada tahun 1979. Sepak terjangnya sering kali menimbulkan pro-kontra baik di kalangan rakyat Irak itu sendiri maupun di mata internasional. Tokoh Saddam ini begitu fenomenal dan mewarnai sejarah negara Irak maupun dunia tersebut berasal dari keluarga yang sangat miskin yang bermukim di pinggiran kota Tikrit, Saddam menjadi sosok yang disegani baik itu oleh pendukungnya ataupun pihak yang berseberangan dengannya. Pitono mengutip pernyataan Jenderal H. Norman Schwarzopf, Panglima Tertinggi Sekutu di Teluk Persia, di Riyadh yang mengungkapkan bahwa “Saddam bukanlah

seorang ahli strategi, atau pernah belajar seni perang, bukan pula seorang ahli taktis, atau seorang jenderal atau seorang tentara... [walaupun] begitu ia seorang militer yang besar” (Pitono, 1991: 99). Maksud dari pernyataan itu tampaknya

berkaitan dengan kemampuan seorang Saddam sebagai Presiden Irak yang memimpin militer negaranya meskipun dia tidak mengenyam pendidikan militer. Seperti yang dipaparkan oleh Pitono:

(15)

menentang kekuatan multinasional 28 negara benar-benar belum pernah ada tandingannya di dunia. Apalagi koalisi itu dipimpin oleh Amerika Serikat, negara adikuasa dengan kekuatan militer paling top di dunia” (Pitono, 1991: 100).

Pihak rivalpun (seperti negara-negara Barat) mengakui kehebatan Saddam. Serangkaian invasi ataupun pencaplokan terhadap negara tetangganya mengisyaratkan Saddam sebagai tokoh yang kuat. Bahkan Amerika sebagai seterunya memberinya label yaitu penguasa paling otoriter di Timur Tengah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sihbudi:

… karena Saddam bukan hanya tidak mau memberikan ruang gerak bagi perbedaan pendapat (apalagi oposisi) di kalangan warga Irak, tapi juga tidak segan-segan “menghabisi” para lawan politiknya dengan cara cara yang amat kasar (Sihbudi, 2007: 285).

Figur Saddam ini kontroversial, di satu sisi dia dianggap sebagai pahlawan namun di sisi lain dianggap penjahat oleh masyarakat Irak, Arab maupun dunia internasional, karena selain berupaya memperjuangkan hak-hak warga Arab tetapi di sisi lain dia juga bersikap represif terhadap siapa saja yang menentangnya. Tokoh Saddam dengan segala keunikannya telah mewarnai sejarah Irak maupun dunia sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh. Senada yang diungkapkan Nurahmi:

(16)

penyerangan yang dilakukan Saddam ke wilayah negara tetangganya yaitu Iran tahun 1980 yang berakhir pada tanggal 20 Agustus 1988, perang tersebut lebih dikenal dengan Perang Teluk I. Tidak berapa lama kemudian “Hanya berselang

dua tahun dari berakhirnya perang Irak-Iran itu, Saddam memerintahkan pasukannya menyerang Kuwait pada 2 Agustus 1990, dan menetapkan Kuwait sebagai propinsi Irak yang ke-19” (Rahman, 2003: 27). Perang tersebut dikenal sebagai Perang Teluk II. Serangkaian gerakan militer yang dilancarkan Saddam, selain untuk mewujudkan ambisinya menjadi pemimpin Arab, juga menunjukkan bahwa dia adalah orang yang kuat serta layak diperhitungkan di kalangan negara-negara Arab maupun internasional.

Pada waktu Saddam Hussein berkuasa terjadi peristiwa dirobohkannya patung Saddam Hussein di ibukota Irak, Baghdad. Di mana Amerika menjadi dalang di balik kejadian tersebut, yang membuat heran ternyata rakyat Irak sendiri pun malah bersorak-sorai bersuka ria menyambut runtuhnya patung tersebut. Runtuhnya patung simbol rezim Saddam itu, Amerika Serikat dan sekutunya menganggap sebagai akhir dari kekuasaan Saddam. “Saddam Hussein jatuh

tepatnya pada tanggal 9 April 2003. Hal ini ditandai dengan robohnya patung Saddam yang berada di lapangan...” (Astrid, 2011: 192-193). Bahkan hampir di

(17)

sebuah bunker di kota Tikrit pada tanggal 13 Desember 2003” (Astrid, 2011:

193).

Berbeda jauh dari anggapan sebelumnya, diperkirakan akan terjadi perlawanan yang sengit dari rakyat Irak maupun para loyalis Saddam untuk mempertahankan Baghdad sebagai ibukota negara maupun mempertahankan patung sebagai simbol kekuasaan Saddam. Kenyataannya, Baghdad dapat ditaklukkan dengan mudah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shambazy:

Apa yang terjadi di Irak... jauh dari perkiraan banyak pihak. Pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat “begitu mudah” masuk ke Baghdad, nyaris tanpa perlawanan. Dugaan banyak kalangan sebelumnya bahwa saat mereka masuk ke Baghdad akan terjadi pertempuran kota yang begitu sengit dan dahsyat juga tidak menjadi kenyataan (Shambazy, 2003: 182). Padahal sebelumnya diperkirakan bahwa pasukan Garda Republik yang dinilai loyal terhadap Saddam akan menjadi yang terdepan dalam setiap aksi yang mengancam kredibilitas Saddam. Nampaknya harus dipertanyakan kembali mengenai loyalitas orang-orang sekitar Saddam, apakah mereka benar-benar setia dan sepenuh hati mendukung Saddam ataukah hanya karena ketakutan saja hingga seolah loyal terhadap Saddam.

Orang pun tidak pernah menduga bahwa Saddam Hussein dan Baghdad jatuh begitu cepat dan mudah. Padahal, semula para ahli militer selalu mengatakan bahwa Saddam memiliki pasukan istimewa, pasukan khusus seperti Garda Republik yang akan mempertahankan Kota Baghdad. Yang terjadi adalah di luar semua perkiraan (http://www.unisosdem.org /article_detail.php?aid=3250&coid=3&caid=31&p=3&gid=1).

(18)

sedang melaksanakan Hari Raya Idul Adha. Sebagaimana diungkapkan oleh Nurahmi:

... Saddam Hussein berakhir tragis... [Saddam] harus terhenti di tiang gantungan. Ia dieksekusi mati dengan cara digantung di Baghdad, Sabtu 30 Desember 2006, di saat seluruh umat Muslim di dunia sedang memperingati Hari Raya Idul Adha... (Nurahmi, 2008: 138).

Sebelumnya, tekanan-tekanan dari dalam maupun luar negeri terbukti belum mampu menjatuhkan Saddam. Tetapi di luar perkiraan Saddam dapat jatuh secepat itu, Saddam dengan mudah ditaklukkan tanpa perlawanan.

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam sosok Saddam Hussein yang begitu fenomenal dengan segala kontroversinya saat menjadi penguasa Irak. Kontradiksi sekali, figur Saddam yang kharismatik sebagai pemimpin Irak yang begitu kuat dan tak tergoyahkan selama 24 tahun itu harus berakhir antiklimaks, dia jatuh pada tahun 2003. Karena itulah penulis tertarik dan akan mengangkatnya ke dalam tulisan berbentuk skripsi yang berjudul “Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)”. Penulis merasa penting untuk meneliti tokoh Saddam Hussein ini karena dia merupakan salah satu tokoh penting yang berasal dari dunia Arab yang gigih menentang dominasi Amerika Serikat di dunia Arab bahkan di dunia.

1.2 Rumusan Masalah

(19)

memfokuskan masalah yang akan diteliti, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perjalanan karir Saddam Hussein yakni faktor pendorong, kendala-kendala serta proses sehingga dapat menjadi pemimpin di Irak? 2. Bagaimana kebijakan politik Saddam Hussein dalam memimpin Irak

(1979-2003)?

3. Bagaimanakah peran Saddam Hussein dalam membangun Irak? 4. Bagaimana faktor penyebab runtuhnya rezim Saddam Hussein di Irak?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan perjalanan karir Saddam Hussein yakni faktor pendorong, kendala-kendala serta proses sehingga menjadi pemimpin Irak. 2. Mendeskripsikan kebijakan politik yang dijalankan Saddam Hussein

dalam memimpin Irak pada periode tahun 1979-2003.

3. Memaparkan mengenai peran Saddam Hussein dalam membangun Irak. 4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya rezim

Saddam Hussein yang telah berkuasa lama di Irak.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk:

(20)

2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah khususnya mengenai sepak terjang Saddam Hussein selama memimpin Irak yang kontroversial.

3. Sebagai salah satu referensi bagi dunia pendidikan khususnya materi sejarah kelas XII IPS yang sesuai dengan Standar Kompetensi perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan mutakhir.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai beberapa pokok pikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul serta penting untuk diteliti dan memuat alasan penulis mengapa memilih judul “Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam

Hussein (Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)”. Selain itu, pada bab ini juga menjelaskan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam mengarahkan dan mengkaji pembahasan dalam skripsi ini. Pada bab ini juga memaparkan tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

(21)

penulis gunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis permasalahan dalam skripsi ini.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini membahas mengenai metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya. Metode yang digunakan adalah metode historis. Selain itu memaparkan tentang teknik penelitian yang digunakan dalam skripsi yaitu teknik studi literatur. Dalam bab ini disajikan mengenai langkah-langkah penelitian dimulai dari tahap persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai kepada laporan hasil penelitian.

Bab IV Irak dan Saddam Hussein. Pembahasan sepak terjang Saddam Hussein selama memimpin Irak dari tahun 1979-2003. Membahas mengenai usaha-usaha Saddam Hussein untuk menjadi presiden Irak, perannya selama memimpin Irak, serta jatuhnya rezim Saddam Hussein. Bab ini menguraikan dan menganalisis apakah yang menyebabkan Saddam Hussein yang telah berkuasa lama dan begitu kuat hingga akhirnya bisa jatuh. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya rezim Saddam Hussein.

(22)
(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi “Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)”. Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode historis, di dalamnya memuat tahapan mengumpulkan sumber, memberikan penilaian, mengartikan, serta menafsirkan fakta-fakta yang telah didapat untuk dianalisis lalu menarik kesimpulan dari peristiwa tersebut. Penggunaan metode historis penulis anggap cocok dalam penelitian ini, karena sumber-sumber yang diperlukan dalam penelitian ini umumnya berasal dari masa lalu. Sedangkan teknik studi literatur digunakan sebagai teknik penelitiannya. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca dan mengkaji sumber-sumber yang telah didapat yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi kajian dalam skripsi ini, sehingga penulis terbantu dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang sebelumnya telah dirumuskan. Sebagaimana diungkapkan oleh (Gottschalk, 1975: 32), metode sejarah adalah proses menguji serta menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Selain itu “metode sejarah adalah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau

(24)

yang penulis kaji, karena metode historis merupakan suatu metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah, masalah yang akan dikaji merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, rentang waktu di masa lampau jauh dengan masa sekarang dan data-data yang dibutuhkan untuk penulisan semuanya berasal dari masa lampau dan karena keterbatasan waktu, pikiran dan dana maka penelitian secara observasi ataupun wawancara tidak penulis lakukan.

Menurut Sjamsuddin yang dikutip Paramitha (2012: 53-55), ada beberapa tahapan dalam metode historis, yaitu:

1. Heuristik

Heuristik merupakan kegiatan mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam tahap ini penulis mengumpulkan sumber yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Sedangkan menurut Renier dalam Abdurahman (2007: 64) mengatakan bahwa heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Karena itulah heuristik tidak mempunyai aturan-aturan umum. Namun, heuristik sering kali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan merinci bibliografi atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.

2. Kritik

(25)

sejarah. Sedangkan kritik internal menurut Sjamsuddin (2007: 143) menekankan pengujian terhadap aspek dalam yang merupakan isi dari sumber. Kritik internal ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya isi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut untuk kemudian dijadikan sumber penelitian dalam skripsi ini.

2. Interpretasi

Dalam tahapan ini, penulis mencoba menafsirkan sumber-sumber sejarah yang sudah dikumpulkan selama berlangsungnya penelitian. Tahapan ini adalah tahapan menafsirkan keterangan-keterangan berupa fakta yang telah melewati tahap kritik, di mana fakta diinterpretasikan dengan menggunakan tinjauan disiplin ilmu tertentu. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan penafsiran terhadap data dan fakta dengan konsep-konsep yang telah ada sebelumnya. Kerangka dasar penulisan skripsi ini berdasarkan fakta dan data yang sebelumnya telah diseleksi dan ditafsirkan.

3. Historiografi

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari rangkaian kegiatan penelitian. Dalam tahap ini disajikan hasil-hasil temuan yang sebelumnya telah melewati tiga tahap penelitian, kemudian disusun dalam tulisan yang jelas dan sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah.

(26)

3.1 Persiapan Penelitian

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini merupakan tahap yang paling mendasar dalam mengawali jalannya penelitian. Penulis membuat rancangan dengan memilih dan menentukan tema penelitian yang akan dikaji untuk diajukan oleh penulis kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) sebagai tahap awalnya. Pada tahap ini penulis melakukan proses memilih dan menentukan topik yang akan dikaji kemudian penulis melakukan upaya-upaya pencarian sumber atau melaksanakan pra-penelitian mengenai masalah yang akan dikaji. Penulis merasa tertarik dengan tokoh Saddam Hussein ini karena eksistensinya dalam memerintah Irak kental dengan kekerasan dibandingkan dengan cara diplomasi dalam menyelesaikan masalah dalam maupun luar negerinya. Sebelum mengajukan judul tersebut ke TPPS, penulis terlebih dahulu mengkonsultasikan mengenai topik tersebut kepada dosen yang menguasai materi tentang sejarah kawasan.

(27)

3.1.2 Penyusunan Rancangan Tema Penelitian

Kegiatan menyusun rancangan penelitian merupakan tahap kedua yang harus dilaksanakan setelah mengajukan tema penelitian rancangan penelitian merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan penelitian. Rancangan penelitian yang berupa proposal penelitian merupakan salah satu prosedur yang harus dipenuhi oleh penulis sebelum melakukan penelitian. Proposal atau rancangan penelitian yang penulis ajukan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah c. Rumusan Masalah d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Tinjauan Pustaka

g. Metode dan Teknik Penelitian h. Sistematika Penulisan

i. Daftar Pustaka

(28)

Supaya memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ke depannya, perubahan tersebut perlu dilakukan. Kemudian pengesahan untuk penulisan skripsi dikeluarkan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan ketua TPPS Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS, UPI. Ditentukan pula pembimbing skripsi yaitu sebagai Pembimbing I adalah Bapak Wawan Darmawan, S.Pd., M. Hum., dan sebagai Pembimbing II yaitu Bapak Drs. Tarunasena Ma’mur.

3.1.3 Konsultasi

Dalam proses penyusunan skripsi ini, konsultasi kepada pembimbing sangat diperlukan. Pada tahap awal, setelah seminar Pra-Rancangan Penulisan Skripsi, dilakukan konsultasi kepada Pembimbing I dan Pembimbing II. Konsultasi pada kedua pembimbing sangat diperlukan untuk menentukan langkah tepat dalam proses penyusunan skripsi. Guna mendapatkan masukan-masukan yang sangat penting dalam penulisan skripsi ini, tahapan konsultasi ini merupakan proses yang harus dilakukan oleh penulis.

(29)

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Sumber

Heuristik merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap heuristik ini, penulis berusaha mencari berbagai sumber yang mendukung terhadap pemecahan masalah penelitian. Sumber sejarah yang dapat penulis temukan berupa literatur.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari hasil karya ilmiah penulis lain, baik berupa tulisan yang sudah dicetak dalam bentuk buku maupun artikel-artikel yang terdapat dalam situs-situs internet. Pada tahap ini penulis berusaha mendatangi perpustakaan. Kegiatan penulis di perpustakaan tersebut ialah mencatat sumber, baik dari buku, ensiklopedia, maupun artikel yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu penulis juga mencari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan tersebut seperti mencari ke toko buku.

(30)

3.2.2 Kritik

Setelah melalui tahap pengumpulan data, penulis selanjutnya melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang digunakan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. Adapun kritik itu sendiri menjadi dua yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

3.2.2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal digunakan jika memakai sumber yang sejaman dengan peristiwa yang dikaji dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis tidak menggunakan kritik eksternal karena sumber dalam penulisan skripsi ini tidak menggunakan dokumen ataupun arsip yang sejaman dengan peristiwa yang terjadi dalam skripsi ini. Dalam hal ini karena keterbatasan waktu, pikiran dan dana, penulis tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahan-bahan yang berhubungan dengan skripsi ke tempat asal terjadinya yaitu di Irak. Jadi, penulis hanya menggunakan sumber sekunder yang berupa buku-buku yang didapatkan dari perpustakaan-perpustakaan serta penulis juga menggunakan sumber dari browsing di internet seperti artikel. Penulis hanya melakukan kritik internal yang mengkritik seputar isi atau materi sumber yang dipakai.

3.2.2.2 Kritik Internal

(31)

tidak relevan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini tidak penulis gunakan.

Setelah menemukan sumber kemudian membacanya satu persatu, kemudian penulis membanding-bandingkan dengan sumber lain yang telah dibaca. Hasil dari perbandingan tersebut selanjutnya akan diperoleh kepastian bahwa bisa digunakan dalam penulisan skripsi ini atau bahkan tidak bisa digunakan karena dinilai tidak relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Menurut penulis, hasil dari proses kritik internal ini adalah data yang valid dan relevan. Selanjutnya, data-data ini yang kemudian digunakan sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini.

(32)

Syahab yang berjudul Dibalik Wajah Saddam, buku yang ditulis oleh M. Riza Sihbudi yang berjudul Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah, buku yang ditulis oleh Isawati M.A yang berjudul Sejarah Timur Tengah [Sejarah Asia Barat] Jilid I Dari Peradaban Kuno Sampai Krisis Teluk, dan buku yang ditulis oleh

Musthafa Abd. Rahman yang berjudul Geliat Irak Menuju Era Pasca Saddam. Kemudian setelah isi buku itu semua diteliti oleh penulis yang membahas mengenai riwayat hidup dari Saddam Hussein serta memilih mana yang merupakan fakta yang benar berdasarkan tema skripsi ini.

3.2.3 Interpretasi

Penulis melakukan penafsiran terhadap data-data yang telah dikritik dan menetapkan makna saling berhubungan antara fakta-fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Berbagai fakta sejarah yang diperoleh dari hasil penelitian, lalu dihubungkan antara yang satu dengan lainnya sehingga dapat mengungkapkan suatu peristiwa secara nyata. Dari hubungan antara berbagai fakta sejarah inilah selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk penulisan sejarah.

(33)

buku lainnya. Namun penulis mempunyai pandangan tersendiri bila menemukan hal tersebut yang disesuaikan dengan kajian.

Pendekatan interdisipliner digunakan penulis untuk mengkaji permasalahan dalam skripsi ini. Pendekatan disipliner itu sendiri adalah pendekatan yang memakai disiplin-disiplin ilmu yang berasal dari satu rumpun ilmu sosial dengan satu rumpun disiplin ilmu yang dominan. Penggunaan pendekatan ilmu tersebut dimaksudkan untuk mengkaji peristiwa yang merupakan permasalahan dalam skripsi ini dengan sudut pandang sosial, ekonomi dan politik. Misalnya saja yaitu dampak yang timbul dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan Saddam Hussein di Irak terhadap negara Irak itu sendiri khususnya. Gaya kepemimpinan Saddam menimbulkan reaksi beragam bagi bangsa Irak sendiri khususnya dan kepada musuh utamanya yaitu negara-negara Barat sehingga berakibat kepada jatuhnya Saddam Hussein dan di samping itu rakyat Irak merasakan pula dampaknya dari serangkaian kebijakan-kebijakan yang memojokkan bangsa Irak.

Setelah fakta-fakta itu dapat diterima, kemudian penulis menghubungkan dengan fakta lainnya sehingga menjadi suatu rekonstruksi utuh dari permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu tentang kepemimpinan Saddam Hussein di Irak dari tahun 1979 sampai 2003.

(34)

berusaha untuk menekan sikap subjektif pribadi sehingga dapat lebih bersikap seobjektif mungkin dalam melihat dan menafsirkan suatu permasalahan.

3.2.4 Historiografi

Pada tahap historiografi ini penulis mencoba menyajikan hal-hal yang telah didapat sebelumnya dengan disertai penafsiran-penafsiran sehingga menghasilkan suatu rekonstruksi peristiwa sejarah yang utuh. Bila dihubungkan dengan penulisan skripsi ini, maka tahapan historiografi yang dilakukan penulis merupakan tahap terakhir dari seluruh rangkaian tahapan yang telah penulis lakukan sebelumnya.

Penulisan skripsi ini juga disusun berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan berlaku di di kalangan akademisi UPI itu sendiri. Dalam tahap historiografi ini data yang dipergunakan di setiap bagian atau bab, terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan dan pokok tujuan tertentu dari tiap bab.

3.3 Laporan Penelitian

(35)

yang dianut di UPI. Laporan hasil skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kebutuhan studi akademis tingkat sarjana di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI. Sistematika laporan penulisan skripsi ini dilakukan per bab, yang terbagi menjadi lima bab yang telah sesuai dengan proses penelitian yang dilakukan secara bertahap. Kelima bab itu adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai beberapa pokok pikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul serta penting untuk diteliti dan memuat alasan penulis mengapa memilih judul “Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam

Hussein (Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun 1979-2003)”. Selain itu, pada bab ini juga menjelaskan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam mengarahkan dan mengkaji pembahasan dalam skripsi ini. Pada bab ini juga memaparkan tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretis. Bab ini berisi tentang penjabaran mengenai literatur-literatur yang relevan serta berkaitan dengan masalah yang dikaji. Sumber-sumber itu dijadikan rujukan dalam membahas dan menganalisis permasalahan mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini. Selain itu, dalam bab ini juga akan dibahas mengenai landasan teoretis yang penulis gunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis permasalahan dalam skripsi ini.

(36)

pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya. Metode yang digunakan adalah metode historis. Selain itu memaparkan tentang teknik penelitian yang digunakan dalam skripsi yaitu teknik studi literatur. Dalam bab ini disajikan mengenai langkah-langkah penelitian dimulai dari tahap persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai kepada laporan hasil penelitian.

Bab IV Irak dan Saddam Hussein. Pembahasan sepak terjang Saddam Hussein selama memimpin Irak dari tahun 1979-2003. Membahas mengenai usaha-usaha Saddam Hussein untuk menjadi presiden Irak, perannya selama memimpin Irak, serta jatuhnya rezim Saddam Hussein. Bab ini menguraikan dan menganalisis apakah yang menyebabkan Saddam Hussein yang telah berkuasa lama dan begitu kuat hingga akhirnya bisa jatuh. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya rezim Saddam Hussein.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan kesimpulan dari skripsi yang berjudul Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai Kejatuhannya Dari Tahun

1979-2003). Kesimpulan dalam bab ini berdasarkan hasil penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan. Kesimpulan tersebut mengacu kepada jawaban pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab I dan hasil analisis penulis pada bab IV. Rekomendasi dimaksudkan untuk bahan pengayaan untuk dunia pendidikan khususnya tentang sejarah Timur Tengah.

5.1 Kesimpulan

Pertama, perjalanan karir Saddam Hussein untuk menjadi pemimpin Irak

merupakan bukti bahwa Saddam Hussein memiliki karakter yang menjanjikan serta tegas dalam bertindak, sehingga kemarahan rakyat Irak akibat kekecewaan terhadap pemerintahannya dapat dikendalikan. Selain itu Partai Ba’ath yang menjadi wadah aspirasi politik Saddam Hussein dinilai turut berpengaruh dalam visi politik Saddam Hussein. Pengaruh internal Partai Ba’ath sangat terlihat dari melejitnya karir Saddam di dalam bidang politik dan pemerintahan. Untuk mencapai kekuasaannya Saddam melakukan kudeta secara halus kepada Hassan Bakr, dimana kudeta yang dilakukan Saddam mendapat dukungan sepenuhnya

(38)

Kedua, kebijakan politik Saddam cenderung lebih mementingkan

kelanggengan kekuasaannya, dibanding memikirkan efek yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut baik atau tidak bagi rakyat khususnya. Posisi-posisi kunci diambil dari penyeleksian terhadap kerabatnya maupun orang-orang yang dikenal loyal terhadapnya terutama muslim Sunni. Dengan cara ini, upaya rakyat untuk melakukan makar terhadap kekuasaannya dapat diminimalisir, karena sebelum hal itu terjadi maka telah terendus oleh orang-orang kepercayaan Saddam. Selain itu berbagai tindakan represif dilakukan Saddam, semata-mata untuk melanggengkan kekuasaannya dan mewujudkan ambisi Saddam Hussein untuk menjadi pemimpin dunia Arab.

Ketiga, di bawah pemerintahan Saddam, Irak mencapai kemajuan dalam

berbagai bidang, yaitu pendidikan, ekonomi, dan yang paling mencolok adalah militer. Dalam bidang ekonomi, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, Saddam telah menunjukkan keberhasilannya dalam memimpin Irak di bidang ekonomi. Salah satunya yaitu yang paling fenomenal adalah dinasionalisasinya perusahaan minyak asing yang langsung dirasakan oleh rakyat Irak yang mengalami kemakmuran. Selain itu, dihapuskannya sistem tuan tanah merupakan pembangunan di bidang ekonomi yang cukup menyita perhatian. Di samping itu arus urbanisasi juga dibendung untuk meratakan pembangunan agar tak terpusat di kota saja

(39)

Saddam. Bahkan Saddam menerima penghargaan dari UNESCO salah satunya berkat usahanya memajukan pendidikan di Irak.

Dalam bidang militer Irak mencapai masa jayanya pada masa pemerintahan Saddam, hal ini terlihat dari militer Irak disegani di dunia Arab terutama pasca berakhirnya Perang Teluk I yang berlangsung selama 8 tahun. Selain memiliki senjata konvensional seperti kendaraan militer beserta senjatanya, militer Irak bahkan memiliki senjata kimia dan rudal.

Keempat, faktor yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan Saddam

Hussein di Irak yaitu dapat dibedakan menjadi dua: dari dalam negeri dan luar negeri. Dari dalam negeri, adalah karena berkurangnya kekuatan dan dukungan terhadap Saddam. Pengkhianatan orang-orang dekat Saddam juga turut mempengaruhi jatuhnya Saddam Hussein. Kehidupan Irak di berbagai bidang pun mengalami kemerosotan, setelah diberlakukannya embargo serta banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk sektor militer. Karena sejak Saddam menjabat presiden Irak, tidak henti-hentinya terjadi peperangan atau konflik baik skala besar atau kecil yang menguras biaya yang tidak sedikit.

(40)

Irak tahun 2003 yang berhasil melengserkan Saddam dari tampuk kekuasaan dan pada agresi tersebut Saddam tertangkap.

5.2 Rekomendasi

Materi dalam skripsi dapat menjadi bahan pengayaan untuk dunia pendidikan khususnya tentang sejarah Timur Tengah dalam hal ini fokus utamanya adalah negara Irak.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

I. Sumber Buku:

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Astrid, D. H., dan Nadif, F. A. (2011). Sejarah Perang-Perang Besar Di Dunia. Yogyakarta: Familia.

Cahyaningtyas, J. (2007). Saddam The Untold Story. Jakarta: Mizan Media Utama.

Cahyo, A. N. (2011). Tokoh-Tokoh Timur Tengah Yang Diam-Diam Jadi Antek Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta: Diva Press.

Cahyo, A. N. (2012). Perang-Perang Paling Fenomenal Dari Klasik Sampai Modern. Jogjakarta: Bukubiru.

Gottschalk, L. (1975). Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.

Hendrajit, et al. (2010). Tangan-Tangan Amerika Operasi Siluman AS di Pelbagai Belahan Dunia. Jakarta: Global Future Institute.

Iqbal, A. (2010). Perang-Perang Paling Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Isawati, M.A. (2012). Sejarah Timur Tengah [Sejarah Asia Barat] Jilid I Dari Peradaban Kuno Sampai Krisis Teluk. Yogyakarta: Ombak.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Jajak, M. D. et al. (1990). Saddam Hussein dan Krisis Teluk. Jakarta: Metro Pos. Kuncahyono, T. (2005). Bulan Sabit Di Atas Baghdad. Jakarta: Kompas.

Lenczowski, G. (1993). Timur Tengah di Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru. Mahmud, N. S., et al. (2007). Detik-Detik Kematian Saddam Hussein.

(42)

Ma’mur, T. (1992). Peranan Saddam Hussein Dalam Percaturan Politik di Timur Tengah Dalam Kaitannya Dengan Krisis Teluk 1990 Sampai Dengan

Pecahnya Perang Teluk 1991. Skripsi Sarjana pada FPIPS IKIP Bandung:

tidak diterbitkan.

Muhammad, A. (2011). Plusnya Otak Mereka Yang Mampu Mengguncang Dunia. Jogjakarta: Diva Press.

Nurahmi, P., et al. (2008). Profil Sang Jagal. Yogyakarta: Bio Pustaka.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2011). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Paramitha, M. (2012). Dampak Napoleonic Wars Terhadap Pembentukan Konfederasi Jerman tahun 1815. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI

Rison, J. (2007). Negara Haus Perang. Bandung: Zenit.

Safari, M. (Eds). (2003). Perang Iraq-AS Hegemoni Baru AS Di Timur Tengah

Sihbudi, M. R. (2007). Menyandera Timur Tengah. Jakarta: PT. Mizan Publika.

(43)

Surmulyani. (2006). Ambisi Saddam Hussein Untuk Menjadi Pemimpin Timur Tengah (Idiosinkresi Saddam Hussein). Tesis Magister pada Prodi Timur Tengah dan Islam PPS UI: tidak diterbitkan.

Susanto, R. (2008). 100 Tokoh Abad ke-20 Paling Berpengaruh. Bandung: Nuansa Cendekia.

Syahab, A. H. (1991). Dibalik Wajah Saddam. Jakarta: Centre For Islamic Studies and Research.

II.Sumber Internet:

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=3250&coid=3&caid=31&p=3& gid=1 [20 Oktober 2011]

http://politik.kompasiana.com/2011/01/16/teori-kepemimpinan-ala-machiavelli [2 Maret 2012]

http://www.google.co.id/imgres?q=peta+timur+tengah&num=10&um=1&hl=id& biw=1366&bih=627&tbm=isch&tbnid=Pv1W8G8hPFQ6eM:&imgrefurl)

[1Oktober 2012]

http://hapsaridn.wordpress.com/2011/12/21/page/2/ [30 September 2012]

http://fersyhana.wordpress.com/2011/12/22/invasi-amerika-serikat-ke-irak-tahun-2003/ [2 Oktober 2012]

(http://abdulsmart.wordpress.com/2010/05/26/tertangkap-dan-vonis-terhadap-sadam-husein/) [19 September 2012]

http://www.tribunnews.com/2012/06/08/mantan-sekretaris-pribadi-saddam-hussein-dieksekusi-mati [19 September 2012]

Referensi

Dokumen terkait

10.000.000,00 yang diberikan oleh pihak developer Nuansa Alam Setiabudi Clove, dengan ketentuan apabila pelunasan jual beli rumah tinggal di Nuansa Alam Setiabudi

layanan yang memadai memberikan nilai skor tertinggi dibandingkan indikator kemegahan hotel; Penilaian responden terhadap dimensi tanggungjawab sosial hotel pada masyarakat, dimana

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Tuntunan Islam dalam urusan politik dan kenegaraan dalam garis besarnya sudah ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Namun dalam penerapan dan pelaksanaannya secara

- Pengalaman kerja diutamakan dibidangnya - Familiar dengan bidang pemasaran property - Memiliki kemampuan negosiasi/presentasi - Networking luas, berpenampilan menarik,

dan menulis, berapa waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan pada garis waktu. 2) Menulis: Membantu peserta didik menulis informasi tentang waktu, kegiatan, dan

Oktober-Desember 2010 dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Interaksi

22 Wira Agus Belum Memiliki/Menjadi Rekan di KJPP batch 7 23 Achmad Ariawan Herly, Ariawan & Rekan batch 7 24 Erfandy Bachtiar Toha,Okky, Heru & Rekan batch 7 25 Achmad