• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Dehghanzade et al. (2011) menyatakan bahwa system informasi akuntansi adalah elemen dari organisasi yang menyediakan pengguna dengan informasi peringatan dan informasi untuk pengambilan keputusan melalui pengolahan peristiwa keuangan. Ada definisi yang lebih menyeluruh dari system informasi akuntansi sebagai berikut:”system informasi akuntansi dirancang untuk mengkonversi data informasi dalam laporan keuangan yang berguna dan menghadirkan mereka kepada manajer di dalam laporan keuangan yang berguna dan menghadirkan merekakepada manajer di dalam organisasi dan otoritas luar”. Sedangkan menurut Hall (2011:9) Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing sistem, general

ledger/financial reporting sistem, management treporting sistem. Lebih lanjut lagi

sisitem informasi akuntansi suatu perusahaan tertentu mempunyai cakupan yang menyeluruh.

Baridwan (2009: 4) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk

(2)

2 pengambilan keputusan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang digunakan oleh organisasi untuk mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan untuk pengampilan keputusan pihak manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan perusahaan.

2.1.2Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat (Bodnar dan William, 2010:6). Ada beberapa jenis informasi berbasis komputer, antara lain:

1) Sistem Pengolahan Data Elektronik (EDP) adalah pemanfaatan teknologi

komputer untuk melakukan pengolahan data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi.

2) Sistem Informasi Manajemen (SIM) menguraikan penggunaan teknologi

komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer.

3) Sistem Pendukung Keputusan (DSS) yaitu dalam sistem ini data diproses kedalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. Sistem ini mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus, dan benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data.

(3)

3

4) Sistem Pakar (ES) adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang

memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya.

5) Sistem Informasi Eksekutif (EIS) adalah sistem yang dibuat untuk kebutuhan manajemen strategi tingkat puncak. Banyak informasi yang digunakan oleh manajer puncak berasal dari sumber lain di luar sistem informasi organisasi, sebagai contoh rapat, memo, televisi, atau aktivitas sosial.

6) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi.

Menurut Widjajanto (2008:59) komputer adalah suatu pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan secara subtansial termasuk operasi hitung menghitung dan operasi logika tanpa campur tangan manusia. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer memiliki kelebihan antara lain:

1) Dapat meningkatkan throughput dan efisiensi, khususnya jika data dapat diolah cukup besar. Throughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai output dalam suatu periode tertentu. Dengan meng gunakan komputer, throughput akan makin besar sehingga jika volume data yang diolah cukup besar, biaya per transaksi akan semakin rendah.

2) Pengolahan data menggunakan komputer juga menjanjikan kemudahan

karena komputer biasa memperhitungkan secara otomatis. Selain itu, komputer juga mampu melakukan verifikasi kecermatan angka -angka data

(4)

4

transaksi input dan membandingkan data tersebut dengan data yang sah. Komputer mampu membuat ikhtisar sesuai dengan acuan yang digunakan.

3) Komputer mampu menyajikan informasi secara cepat dan dengan

kecermatan tinggi.

Walaupun komputer memiliki kelebihan, tetap saja memilki beberapa kelemahan antara lain:

1) Komputer hanyalah sebuah alat, secepat apapun proses yang dikerjakan

komputer jika manusia yang merupakan brainware komputer yang tidak berperan di dalamnya maka komputer hanyalah sebagai benda mati yang tidak berfungsi apa-apa.

2) Komputer memerlukan program aplikasi, dimana komputer untuk

mengerjakan suatu pekerjaan yang berbeda-beda akan membutuhkan program aplikasi yang berbeda pula.

3) Komputer terbatas pada kemampuan alogoritmis adalah suatu urutan

langkah untuk melakukan proses dalam mendapatkan hasil pekerjaan.

2.1.3Tujuan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2007:21) ada tiga tujuan dasar penerapan yang umum di sistem informasi akuntansi, antara lain:

1) Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem menyediakan informasi menenai penggunaan sumber daya

(5)

5

ke para pengguna eksternal melalui laporan keuangan. Secara internal, pihak manajermen menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.

2) Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. Sistem informasi

memberikan pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut.

3) Mendukung operasional harian perusahaan. Sistem informasi menyediakan

informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dalam cara yang efisien dan efektif.

2.1.4Tahap-Tahap Pengembangan Sistem

Proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terdiri dari beberapa tahap menurut Imam Sunandar (2013:1) dalam Kusuma (2014) antara lain :

1) Tahap perencanaan, pada tahap ini, idealnya pengembangan sistem dilakukan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasi proyek-proyek pengembangan sistem pertama dalam rencana strategis perusahaan.

2) Tahap analisis data, analisis data adalah proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan kemampuan sendiri.

3) Tahap desain sistem, dalam tahap ini, tim penyusun harus dapat menerjemahkan

(6)

6 diinterpretasikan.

4) Tahap implementasi, dalam tahap ini, kegiatan yang paling banyak menyita waktu adalah kegiatan pengujian komputer yang disebut juga proses pengujian persetujuan. Adapun proses akhir dalam tahap ini adalah proses konversi dimana semua data yang disimpan dalam file sistem sama harus dipindahkan ke file dengan format sistem baru.

5) Tahap operasional sistem, setelah berjalan dengan baik, sistem baru terus dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum terlihat pada tahap-tahap sebelumnya.

2.1.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Choe (1996) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai (user) dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian, yaitu kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi (user accounting information sistem

satisfaction) dan pemakaian sistem informasi akuntansi (user accounting information

sistem usage) sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

Penelitian ini mengukur kinerja sistem informasi akuntansi menggunakan kepuasan pemakai.

Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006) dalam yunita

Nurhayanti (2012) mengemukakan kinerja (performance) adalah gambaran mengenai

(7)

7

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang terutang dalam strategic

planning suatu organisasi.

2.1.6 Keterlibatan Pemakai

Aplonia (2004) menerangkan bahwa keterlibatan pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem.

Menurut Rusmiati (2012) keterlibatan pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Sedangkan menurut Barki dan Hartwick dalam Restuningdiah dan Indriantoro (1999) keterlibatan pemakai merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama pengembangan sistem informasi.

Manfaat keterlibatan pemakai menurut Soegiharto (2001) diprediksi akan mengembangkan/memperbaiki kualitas sistem dengan:

1) Memberikan sebuah penelitian yang lebih akurat dan lengkap terhadap syarat informasi pemakai

2) Memberikan keahlian tentang organisasi dimana sistem tersebut didukung

(8)

8

3) Menghindari pengembangan yang tidak dapat diterima atau tidak penting.

4) Meningkatkan pemahaman pemakai akan sistem yang ada.

Menurut Remenyi, Money, dan Sherwood yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh (2001) dalam Dwinda (2014) indikator keterlibatan pemakai terdiri dari: 1) Pemakai merasa ikut berpartisipasi.

2) Kontrol user terhadap sistem informasi.

Menurut Beriyaman (2008) kedua dimensi diatas dapat dijabarkan menjadi: 1) Pemakai merasa ikut berpartisipasi

a) Ikut menjalankan sistem yang dibangun

b) Merasa memiliki dan turut memelihara atas sistem yang dibangun 2) Kontrol user terhadap sisteminformasi

a) Memperluas wawasan user dalam manajemen dibidang computer

b) Mempersingkat waktu dalam pengembangan sistem informasi

c) Meningkatkan kepercaan dan dukungan user terhadap pengembangan sistem

2.1.7 Pelatihan

Tjhai (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sedangkan (Brady dalam Yunita Nurhayanti, 2012) menyarankan bahwa kurangnya pendidikan merupakan alasan utama kurangnya pemanfaatan sistem informasi. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam Soegiharto

(9)

9

(2001) yaitu "pendidikan pengguna" sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.

Mulyadi (2001 :54) menyatakan bahwa dalam tahap implementasi perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan karyawan yang akan diteliti dalam pelaksanaan sistem akuntansi. Karyawan yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi dua golongan yaitu karyawan pemakai informasi dan karyawan pelaksana sistem. Pelatihan karyawan ditujukaan kepada karyawan yang akan mengoperasikan sistem informasi. Karyawan yang mengoperasikan sistem terdiri dari karyawan yang bertugas untuk menyiapkan masukan, mengelola data, mengoperasikan sistem informasi.

Pengertian pelatihan menurut Rivai (2004) adalah proses sistematis mengubah tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Tian-Hui (2009), pelatihan dan pendidikan pemakai bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan informasi dan keterampilan dalam pengambilan keputusan. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaannya.

Pelatihan dapat mengajarkan keahlian yang diperlukan baik untuk pekerjaan saat ini maupun masa mendatang kepada para manajer yang profesional (Griffin, 2004 dalam Mardia Rahmi, 2013 ).

(10)

10

Menurut (Kendall, 2003 dalam Mardia Rahmi, 2013), ada beberapa indikator pelatihan diantaranya yaitu :

1) Menetapkan sasaran yang jelas dan terukur 2) Menggunakan metode pelatihan yang tepat

3) Mempersiapkan materi pelatihan yang mudah dimengerti 4) Pelatihan memberikan keuntungan

5) Pelatihan diberikan oleh tenaga ahli

2.1.8 Ukuran organisasi

Menurut Jogiyanto (2007:205) ukuran organisasi merupakan factor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, semakin besar organisasi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan. Dalam Elsa Pratiwi (2010:50) ukuran perusahaan atau skala perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah perusahaan besar, sedang dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang biasa dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah:

1) Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan pegawai tetap dan kontraktor yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada saat tertentu.

2) Tingkat penjualan pendapat

Tingkat penjualan merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada periode tertentu, misalnya satu tahun.

(11)

11

Menurut Soegiharto (2001) ukuran organisasi digunakan untuk mengukur tingkat besar dari perusahaan adalah banyaknya karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Kriteria yang digunakan untuk mengukur ukuran organisasi menurut Choe (1996) yaitu total asset dan jumlah tenaga kerja.

2.1.9 Keahlian Pemakai

Compeau dan Higgins (1995) keahlian pemakai adalah kemampuan individu memakai komputer/sistem informasi atau teknologi informasi. Menurut Laudon (2008) dalam Mardia (2013), para pemakai (user) perlu mengetahui dan memahami teknologi informasi yang digunakan perusahaan dalam sistem informasinya. Apabila pemakai memiliki keahlian dan pemahaman terhadap sistem yang digunakan pemakai akan merasa lebih memiliki sistem yang digunakan itu, sehingga mereka dapat menggunakan sistem dengan baik. Dengan pemahaman yang baik dari pemakai, arus informasi pun akan tersampaikan dan dapat diinterpretasikan dengan baik, serta diharapkan kualitas informasi yang dihasilkan juga baik. Penerapan sistem informasi akuntansi dapat mempertimbangkan pemakai sistem informasi yang diterapkan agar dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. menurut Harrison dan Rainer (1992) dalam Darmini (2009) adalah suatu perkiraan atas suatu kemapuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses, seseorang yang menganggap dirinya mampu untuk melaksanakan tugas cendrung sukses.

(12)

12 2.1.10 Pengertian dan tujuan LPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 8 Tahun 2002: Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan Utamaya kepada anggotanya, sehingga perlu dibina, ditingkatkan kinerjanya dan dilestarikan keberadaannya. Lembaga Perkreditan Desa /LPD merupakan salah satu lembaga perkreditan desa yang merupakan unit operasional serta berfungsi untuk wadah kekayaan desa yang berupa uang maupun surat-surat berharga lainnya (SK Direksi BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2).

Adapun beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa sudah tidak sesuai dengan kondisi dan situasi dan kondisi saat ini, sehingga perlu diadakan perubahan, yaitu Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007, bahwa Lembaga Perkreditan Desa telah berkembang sangat pesat, sehingga diperlukan pengaturan yang lebih menjamin kepastian dan perlindungan hukum bagi keberadaan dan kegiatan yang dilakukan lembaga perkreditan desa yang sebagai suatu lembaga yang menjalankan fungsi keuangan yang dimiliki desa pakraman dan krama desa yang menjadi anggotanya. Orientasi LPD justru pada desa adat dengan suatu pertimbangan-pertimbangan yaitu sebagai berikut:

1) Desa Adat Bali telah dapat menunjukkan suatu partisipasinya dalam

(13)

13

2) Bahwa desa adat mempunyai tugas untuk menciptakan kesejahteraan yang lahir batin maka bidang usaha sosial ekonomi lebih dikembangkan, sehingga di bidang perkreditan merupakan salah satu aspek yang didalam peningkatan peranannya. 3) Bahwa desa adat memiliki awig-awig yang dihormati, ditaati dan dipertahankan

oleh semua warganya, sehingga kekuatan dalam disiplin dalam pengelolaan LPD adalah akan terjamin yang merupakan faktor utama yang ada dalam pengembangan LPD.

4) Bahwa dalam rangka melestarikan desa adat yang dewasa ini sebagai warisan Utamaya bangsa yang dapat mampu mengantarkan warganya menuju masyarakat adil, tentram dan makmur (Perda Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007).

Guna menunjang adanya kelancaran pengembangan perekonomian di desa, terutama bagi petani dan pengusaha kecil dipandang perlu mendapatkan bantuan permodalan yang bersifat sebagai lembaga yang berkesinambungan melalui peraturan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Tujuan dari didirikannya Lembaga Perkreditan Desa di dalam melaksanakan usahanya sesuai dengan Pasal 7 Bab IV Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 2002, yaitu:

1) Menerima simpanan atau menghimpun dana dari warga masyarakat desa dalam bentuk tabungan dan deposito atau simpanan berjangka.

2) Memberi pinjaman hanya kepada krama desa.

3) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan lainnya kamsimum 100%

dari jumlah modal, termasuk cadagan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan atau bantuan dana.

(14)

14

4) Menyimpan likuiditas pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai.

Dari ketentuan-ketentuan di atas dapat bertindak sebagai perpanjangan tangan suatu keuangan desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) digunakan untuk menunjang bisnis yang dilakukan oleh masyarakat setempat yang penting dan dapat menjamin meningkatkan kondisi kehidupan anggota masyarakatnya atau krama adat. Tujuan didirikannya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah untuk menyaingi pemberi pinjaman yang terjadi di desa setempat dan untuk menghilangkan rentenir dengan menyediakan kredit mudah dan sederhana (Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002).

2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian

Menurut (Sunyoto, 2011) Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau tanggapan yang sering digunakan dasar pembuatan keputusan/solusi persoalan dan juga untuk dasar penelitian lebih lanjut. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis dinyatakan secara kuantitatif.

2.2.1 Pengaruh Keterlibatan Pemakai Terhadap Kinerja SIA

Menurut Rusmiati (2012) keterlibatan pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Hajiha dan Azizi, (2011) dalam Alanita (2014) menyatakan partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem

(15)

15

informasi akuntansi adalah faktor efektif yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Menurut Acep (2005) pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SIA. Tjhai (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H1: Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.2.2 Pengaruh Pelatihan Pemakai Terhadap Kinerja SIA

Pengertian pelatihan menurut Rivai (2004) adalah proses sistematis mengubah tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Tian-Hui (2009), pelatihan dan pendidikan pemakai bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan informasi dan keterampilan dalam pengambilan keputusan. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaannya.

Tjhai (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sedangkan Brady dalam Soegiharto (2001) menyarankan bahwa kurangnya pendidikan merupakan alasan utama kurangnya pemanfaatan sistem informasi. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam Soegiharto (2001) yaitu

(16)

16

"pendidikan pemakai" sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, hal ini di dukung dengan hasil penelitian dari Septianingrum (2014) yaitu adanya pengaruh positif dan signifikan dari pelatihan pemakai terhadap kinerja SIA. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H2: Pelatihan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

2.2.3 Pengaruh Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja SIA

Menurut Jogiyanto (2007:205) ukuran organisasi merupakan factor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, semakin besar organisasi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan. Dalam Elsa Pratiwi (2010:50) ukuran perusahaan atau skala perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah perusahaan besar, sedang dan perusahaan kecil.

Para peneliti berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar (Ein-Dor dan Segev 1978; Raymond 1990) dalam Choe (1996). Tjhai (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

(17)

17

H3: Ukuran Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

2.2.4 Pengaruh Keahlian Pemakai Terhadap Kinerja SIA

Compeau dan Higgins (1995) keahlian pemakai adalah kemampuan individu memakai komputer/sistem informasi atau teknologi informasi. Seseorang akan dikatakan ahli apabila memiliki pengetahuan dan kemampuan. Apabila pemakai memiliki keahlian dan pemahaman terhadap sistem yang digunakan maka pemakai akan merasa lebih memiliki sistem yang digunakan (Mardia, 2013). Menurut Wicaksono (2012) Keahlian pemakai memiliki pengaruh terhadap kinerja SIA, hal tersebut di dukung oleh Nelson dan Cheney (1987) yang berpendapat bahwa keahlian pemakai berpengaruh terhadap kinerja SIA. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh Wicaksono (2012) yang menyatakan bahwa keahlian pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SIA. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H4: Keahlian Pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

Referensi

Dokumen terkait

Kami akan melindungi Bangunan-bangunan dan/atau Isi Kandungan Rumah seperti yang dinyatakan di dalam Jadual Anda semasa tempoh takaful. Perlindungan ini akan diberikan atas dasar

Prosedur Proteksi Fisik meliputi prosedur-prosedur yang disusun dalam rangka pelaksaan sistem proteksi fisik seperti Pedoman Program Proteksi Fisik, Rencana Proteksi

Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih popul dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima

Menurut Hayati (2007), spektroskopi infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul akan memberikan

Program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA UNJ tentang

  jalur lur bio biosin sintes tesis is yan yang g mel meliba ibatka tkan n int interm ermedi ediet et suk suksin sinilat ilate e ata atau u jal jalur ur var varias

Selanjutnya setelah diperoleh data training dan data testing, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan peramalan rata-rata beban pemakaian listrik

Metode ini digunakan atas dasar dari variabel yang ada dan yang dapat memberi pengaruh hasil peramalan. Beberapa hal yang patut diketahui sebelum menggunakan