• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FUNDAMENTAL SKILL DEVELOPMENT PROGRAM TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FUNDAMENTAL SKILL DEVELOPMENT PROGRAM TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FUNDAMENTAL SKILL DEVELOPMENT PROGRAM

TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Kuston Sultoni

NIM 1101234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Fundamental Skill Development Program

terhadap Keterampilan Motorik Kasar Anak

Oleh Kuston Sultoni

S.Si UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Kuston Sultoni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PENGARUH FUNDAMENTAL SKILL DEVELOPMENT PROGRAM TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah program gerak bagi anak yang bernama fundamental skill development program yang berasal dari Kanada mampu menjadi program yang tepat diterapkan di Indonesia dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan motorik kasar anak, mengingat faktor-faktor external dua negara yang berbeda. Untuk itu 50 siswa kelas 1 SD Percontohan UPI dijadikan sampel penelitian, dengan metode quasi experimen The matching-only pretest-postest control group design, sampel dibagi dua kelompok, (N = 25 menjadi kelompok eksperimen, N = 25 menjadi kelompok kontrol). Keterampilan motorik kasar diukur menggunakan Test of Gross Motor Development – Second Edition TGMD-2 Ulrich (2000). Data yang dikumpulkan ketika pretest dan posttest diolah dengan SPSS 18 for windows menggunakan teknik paired sample t test terhadap data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan teknik analisis independent sample t test terhadap data N-Gain (posttest dikurangi pretest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar pada kelompok eksperimen, dari = 51,08;

σ

= 9,522 (pretest) menjadi = 65,16;

σ

= 13,449 (posttest) dengan nilai t hitung (9,415) > t tabel (1,710) dan P <  (0,05). Kemudian hasil independent sample t test membandingkan N-Gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol t hitung (2,022) > t tabel (1,676) dan P <  (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa fundamental skill development program yang diberikan selama delapan minggu, satu pertemuan perminggu, dan 60 menit perpertemuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan motorik kasar siswa kelas 1 SD Percontohan UPI.

(4)

EFFECT OF FUNDAMENTAL SKILLS DEVELOPMENT PROGRAM ON CHILDREN GROSS MOTOR SKILLS

ABSTRACT

The aim of this study was to examine the movement program for children called fundamental skill development programs from Canada become the right program implemented in Indonesia and giving effect to increase in gross motor skills. Statisyical population included 50 first grade students of SD Percontohan UPI. The research method used is a quasi experiment, the matching-only pretest- posttest control group design , the sample was divided into two groups (N = 25 to the experimental group , N = 25 to the control group). Gross motor skills were measured using the Test of Gross Motor Development - Second Edition TGMD - 2 Ulrich (2000). Experimental group was given training for eight weeks, 1 sessions per week and each session lasting 60 minutes. To measure motor development, the Test of Gross Motor Development, edition2 (TGMD-2; 2000) was applied. Statistical analysis was performed using paired sample t-test and independent sample t-test. The results showed that an increase in gross motor skills in the experimental group , from = 51.08 ; σ = 9.522 (pretest) becomes = 65.16 ; σ = 13.449 (posttest) with t value (9.415) > t table (1.710) and P < (0.05). Then the results of independent sample t test comparing the N-Gain experimental group and the control group t (2.022) > t table (1.676) and P < (0.05) . It can be concluded that the fundamental skill development programs significant effect on gross motor skills in first grade student at SD Percontohan.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENGARUH

FUNDAMENTAL SKILL DEVELOPMENT PROGRAM TERHADAP

KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK” ini beserta seluruh isinya benar -benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung

risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk tesis yang

berjudul “Pengaruh Fundamental Skill Development Program terhadap Keterampilan Motorik Kasar Anak”. Shalawat dan salam selalu penulis curah limpahkan kepada Rasululloh Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, para tabiin, tabiit tabiin, para ummatnya. Semoga kita semua

memperoleh syafa’at baginda Rasulullah SAW kelak di hari perhitungan, amin. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister pada Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, hal

ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Walaupun demikian, penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bandung, Januari 2014 Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA, selaku Ketua Prodi Pendidikan Olahraga SPs UPI dan selaku Pembimbing Tesis yang selalu memberikan bimbingan, bantuan dan motivasi serta senantiasa menjadi inspirasi dan panutan, baik dalam memahami hakikat penelitian maupun hakikat kehidupan.

2. Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd, Dr. Nina Sutresna, M.Pd, Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. selaku penguji yang telah memberikan masukan.

3. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI, yang telah memberikan beasiswa penyelesaian Tesis.

4. Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd. selaku manager Labschool UPI, Drs. H. Mumuh selaku Kepala Sekolah Dasar Percontohan UPI dan Saepulloh, S.Si selaku Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yang telah memberikan bantuan dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

5. Mahasiswa Ikor 2010 Iwa, Ervan, Leona, Asep, Alam, Reza, Rinal, Fahrul sebagai asisten peneliti ketika tes dan perlakuan.

6. Staf Dosen Prodi Pendidikan Olahraga SPs UPI, yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

7. Staf karyawan SPs UPI, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan masalah administrasi selama perkuliahan.

8. Sahabat dan keluarga di Bandung, Risma, M. Iqbal Tawaqal, Nur Indri Rahayu dan Edi Suwarto, Rullyanti Lestari, teman-teman kelas B Prodi POR angkatan 2011,

9. “Calon Istri” tersayang Lisa Utami Dewi, yang senantiasa memberikan pengertian, dorongan dan kesabaran telah menunggu “Aa” menyelesaikan Studi.

10. Keluarga tercinta, “Mamah”, “Bapak”, Kakak, Adik-adik, keponakan,

yang selalu memberikan do’a, dorongan, pengertian, sehingga memungkinkan

studi pada program ini dapat diselesaikan.

Akhirnya, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan jasmani di Indonesia.

(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTACT ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 9

A. Program Gerak untuk Anak ... 9

B. Fundamental Skill Development Program ... 17

C. Keterampilan Motorik Kasar Anak ... 19

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 22

E. Kerangka Berfikir ... 25

F. Hipotesis... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode dan Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel... 29

C. Langkah-langkah Penelitian ... 30

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Pengolahan Data ... 37

G. Limitasi Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

(10)

1. Pemaparan Data ... 41

Halaman 2. Uji Asumsi Statistik ... 43

3. Uji Hipotesis ... 46

B. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gerak Dasar ... 19

Gambar 2.2 Bagan Kategori Motorik Kasar ... 20

Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motorik Kasar Anak ... 22

Gambar 3.1 The Matching-only Pretest–Posttest Control Group Design ... 28

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 29

Gambar 4.1 Peningkatan Motorik Kasar Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 42

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Children in Sport Pertemuan 1 - 4 ... 32

Tabel 3.2 Children in Sport Pertemuan 5 - 8 ... 33

Tabel 3.3 Materi Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 34 Tabel 3.4 Skenario Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 34

Tabel 3.5 Struktur dan Item Tes TGMD-2... 36

Tabel 3.6 Analisis Keefektifan The Matching-only Pretest-Postest Control Group Design ... 38

Tabel 4.1 Perolehan Rata-rata dan Standar Deviasi TGMD-2 ... 41

Tabel 4.2 Perolehan Rata-rata dan Standar Deviasi skor N-Gain TGMD-2 ... 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 44

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data ... 45

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Paired Sample t test pada Kelompok Eksperimen.. 46

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Paired Sample t test pada Kelompok Kontrol ... 47

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 57

Lampiran 2 Fundamental Skill Development Program ... 76

Lampiran 3 Rekap Data TGMD-2 – Pretest Kelompok Eksperimen ... 101

Lampiran 4 Rekap Data TGMD-2 – Pretest Kelompok Kontrol ... 103

Lampiran 5 Rekap Data TGMD-2 – Posttest Kelompok Eksperimen ... 105

Lampiran 6 Rekap Data TGMD-2 – Posttest Kelompok Kontrol ... 107

Lampiran 7 Uji Normalitas Data ... 109

Lampiran 8 Uji Homogenitas Data ... 110

Lampiran 9 Paired Sample t test antara Skor Pretest-Posttest pada Kelompok Eksperimen ... 112

Lampiran 10 Paired Sample t test antara Skor Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol ... 113

Lampiran 11 Independent Sample t test antara N-Gain antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 116

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Penguasaan keterampilan motorik ini wajib dimiliki oleh anak sebagai dasar untuk menguasai keterampilan motorik selanjutnya yang lebih kompleks dan berguna untuk meningkatkan kualitas hidup dimasa yang akan datang (Stork and Sanders, 2008). Dengan kata lain, salah satu penentu kualitas hidup seseorang adalah dengan aktif bergerak dan berolahraga, sedangkan untuk dapat bergerak dan berolahraga seseorang harus menguasai keterampilan motorik yang kompleks, dan penguasaan keterampilan yang kompleks bisa didapatkan dengan menguasai keterampilan motorik kasar terlebih dahulu.

Perkembangan motorik kasar yang baik tidak hanya menyiapkan anak untuk keterampilan motorik yang lebih kompleks saja, akan tetapi memberikan pengaruh juga terhadap perkembangan kognitif dan afektif. Anak dengan keterampilan motorik yang baik akan terhindar dari kesulitan belajar. Seperti yang dinyatakan oleh Sumarlis (2005) dalam penelitiannya bahwa aspek motorik merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap risiko

kesulitan belajar jika tidak dikelola dengan baik. Dengan kata lain aspek motorik merupakan faktor penentu terhadap aspek kognitif. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Lutan (2001:29) bahwa:

Bila anak kehilangan kesempatan untuk memperoleh pengalaman tugas-tugas gerak ini, maka Ia mungkin tidak mampu mengembangkan kemampuan otak nya untuk melaksanakan fungsi yang lebih spesifik, koneksi antara sel syaraf itu gagal dikembangkan karena kurang gerak. Kegagalan ini kian bertambah seiring dengan peningkatan usia nya hingga dewasa.

(15)

2

related to more efficient cognitive functions including inhibitory control and

working memory.”

Sedangkan dalam aspek afektif Sukamti (2010:1) mengungkapkan bahwa “Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri.” Selanjutnya dijelaskan bahwa ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik akan membuat anak kurang percaya diri bahkan menimbulkan konsep diri negatif dalam kegiatan fisik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motorik kasar

merupakan aspek yang penting untuk dikuasai oleh anak.

Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang terlibat aktif dalam aktivitas fisik, salah satunya adalah penguasaan keterampilan motorik kasar. Raudsepp and Pall (2006:1) dalam penelitiannya menemukan bahwa “...developmental level of fundamental motor skills would be related with skill-specific outside-school physical activity...” Selain itu, cara pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah merupakan faktor penunjang bagaimana keterampilan motorik kasar anak bisa dikembangkan. Tuntutan program pembelajaran pendidikan jasmani yang tepat merupakan kajian penting yang harus dilakukan. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat adalah dengan bermain. Bermain akan mampu memfasilitasi keinginan anak untuk belajar motorik, karena dunia anak adalah dunia bermain. Gallahue (1996:29) menyebutkan bahwa :

Play is what young child do when they are not eating, sleeping, or complying with the wishes of adult. Play occupies most of their waking hour, and it may liteally be viewed as their waking hour, and it may literally be viewed as the child’s equivalent of work as performed by adult.

Maka dari itu bermain dapat dilakukan secara bebas oleh anak di manapun, baik itu di sekolah maupun di rumah. Pembelajaran akan dengan cepat diserap oleh anak jika anak merasa senang dan tidak terbebani dengan pembelajaran. Lebih lanjutnya Gallahue (1996:29) menyatakan bahwa “Children's play is the primary means by which they learn about their bodies and movement

(16)

3

belajar tentang tubuh dan kemampuan motorik mereka. Selain itu, bermain juga dapat memberikan manfaat bagi kognitif, fisik, dan emosi anak, seperti yang diungkapkan oleh Stork and Sanders (2008:199) bahwa “Play is important part of early childhood physical activity. It is essential to development because it

contributes to the cognitive, physical, social, and emotional well-being of children

and youth.” Oleh karena itu, agar keterampilan motorik kasar anak meningkat

secara efektif, program pembelajaran tersebut harus melalui permainan.

Berpartisipasi secara aktif dalam berbagai aktivitas fisik tentunya akan

memberikan keuntungan bagi pelakunya. Reiner at al. (2013) dalam review of longitudinal studies menemukan bahwa “aktivitas fisik memiliki pengaruh jangka

panjang yang positif terhadap penyakit-penyakit tertentu seperti obesitas, penyakit jantung koroner, diabetes melitus type 2, alzheimer dan dementia.” Aktivitas fisik yang dilakukan dalam program pembelajaran di sekolah harus berisikan elemen-elemen yang mampu menggiring siswa untuk bergerak aktif sehingga penyakit non-infeksi tersebut tidak berdampak pada siswa.

Program pembelajaran yang siswa dapatkan di sekolah seringkali tidak memfasilitasi anak untuk bergerak dengan intensitas yang baik, karena guru pendidikan jasmani belum menggunakan program gerak yang memungkinkan hal tersebut. Pembelajaran motorik kasar yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani belum memiliki formulasi yang jelas mulai dari pendahuluan sampai penutupan. Kalaupun sudah ada formulasi, itu belum diteliti dan atau dipublikasikan. Program pembelajaran hanya terfokus pada kesenangan dan partisipasi saja. Namun hanya senang dan ikut saja belum tentu menjamin dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Karena formulasi dari pendahuluan sampai penutupan belum terstruktur dan berdasarkan teori serta hasil penelitian yang relevan. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila program

(17)

4

Artinya aktifitas fisik yang terencana dan terorganisasi dengan baik dapat memaksimalkan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan motoriknya dibanding dengan bermain sendiri.

Peranan guru sangat penting dalam memberikan pembelajaran pendidikan jasmanni yang berisi aktivitas bermain yang terencana dan terstruktur agar perkembangan keterampilan motorik anak dapat teroptimalilasi, dikarenakan keterampilan motorik kasar dapat berkembang melalui pembelajaran dan pelatihan, sesuai dengan yang diungkapkan Payne and Issacs (2002) bahwa “Children do not acquire these skill as result of the maturation process, but rather

through instruction and practise”. Maka dari itu, diperlukan suatu program

pembelajaran gerak anak yang mampu memfasilitasi intensitas dan durasi serta mampu membangkitkan kesenangan dan partisipasi anak dalam mengembangkan keterampilan motorik kasarnya.

Salah satu bentuk program gerak anak yang telah digunakan di Kanada adalah Fundamental Skill Development Program (Sask Sport Inc, 2001). Dalam buku pedoman program ini Sask Sport Inc, (2001:3) menyebutkan “Fundamental skill development program initiative is the result of significant research and

development.” Program ini bertujuan memberikan peluang bagi anak untuk

melatih keterampilan gerak kasar dengan memberikan repetisi yang banyak. Karena pengembang program ini percaya bahwa keterampilan motorik kasar akan berkembang ketika anak melakukan banyak pengulangan dalam latihan “Fundamental skill development takes place when children are given opportunities to get many repetitions.” Selain itu program ini memiliki keyakinan

bahwa dalam mendesain sebuah program gerak untuk anak seyogyanya pembelajaran mengandung unsur bersenang – senang. In properly designed programs, children learn while having fun.

(18)

5

Miscellaneous movement games (4) Tag games dan (5) Manipulation/tag games. Setiap satu pertemuan dilakukan maksimal 60 menit dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan dalam pedoman program ini. Tahapan-tahapannya yakni: (1)Warm up selama 5 menit, (2) Broad-based skill development games selama 10 menit, (3) Developmental sport-spesific games selama 20 menit, (4) Lead-up game selama 20 menit dan (5) cool-down selama 5 menit. Tahapan-tahapan ini apabila polanya disederhanakan maka akan menjadi: pendahuluan – pengembangan kebugaran secara luas – fokus pembelajaran - penutup. Hal ini

sejalan dengan pola perencanaan pembelajaran yang diungkapkan oleh Pangraji and Dauer (1992:90) the following is suggested lesson plan format: (1) introductory activity, (2) fitness development activity (3) lesson focus (closing

activity. Fundamental Skill Development Program merupakan program pengembangan motorik kasar yang memiliki alokasi waktu terstruktur dengan jelas, sehingga intensitas gerak anak dapat disimpulkan lebih baik dibandingkan dengan program-program yang sudah dijalankan di sekolah yang belum memiliki tahapan pembelajaran yang terstruktur. Sehingga program ini dianggap mampu meningkatkan partisipasi gerak anak dengan pola permainan yang tercantum dalam setiap tema program serta meningkatkan intensitas gerak anak dengan alokasi waktu yang jelas.

Kondisi Kanada dengan negara kita yang berbeda diasumsikan bisa menjadi faktor yang mempengaruhi hasil dari program belajar tersebut terhadap keberhasilan pembelajaran motorik kasar anak. Oleh karena perkembangan motorik dipengaruhi oleh faktor lain sperti faktor lingkungan. Venetsanou dan Kambas (2009) dalam artikel yang berjudul Enviromental Factor Affecting

Preschoolers’ Motor Development, menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti

keluarga (ibu, saudara dan status sosial ekonomi orang tua), sekolah,

sosial-budaya, dan pemberian program gerak menjadi faktor yang mempengaruhi keterampilan motorik anak. Selanjutnya Chow dan Chen (2010) menyatakan bahwa arena bermain menjadi faktor lain yang mempengaruhi keterampilan motorik kasar anak. Chow dan Chen (2010) meneliti keterampilan motorik kasar

(19)

6

laki-laki, 118 perempuan) menemukan bahwa anak yang berasal dari playgroup yang memiliki lapangan/area bermain kecil, keterampilan lokomotornya kurang dibanding anak yang berasal dari playgroup yang memiliki lapangan/area bermain kecil. Maka dari itu, tujuan penelitian ini ingin melihat perbedaan pengaruh dari penerapan fundamental skill development program pada siswa kelas 1 sekolah dasar dengan siswa yang belajar dengan guru seperti biasa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran motorik kasar yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani belum memiliki formulasi yang jelas mulai dari pendahuluan sampai penutupan. Kalaupun sudah ada formulasi, itu belum diteliti dan atau dipublikasikan.

2. Selama ini keinginan guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan motorik kasar sudah bagus, yakni memasukan unsur kesenangan dan partisipasi siswa. Namun hanya senang dan ikut saja belum tentu menjamin dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Karena formulasi dari pendahuluan sampai penutupan belum terstruktur dan berdasarkan teori serta hasil penelitian yang relevan.

3. Salah satu program olahraga permainan yang dimodifikasi adalah fundamental skill development program dari Kanada. Program tersebut diyakini mampu memfasilitasi keinginan anak untuk bergerak dengan durasi dan intensitas yang optimal sehingga kebutuhan anak untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar dapat terpenuhi. Namun kondisi Kanada dengan negara kita yang berbeda diasumsikan bisa menjadi faktor yang

(20)

7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan motorik kasar anak antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan motorik kasar anak antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol?

3. Apakah terdapat perbedaan N-Gain keterampilan motorik kasar anak antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat:

1. Perbedaan keterampilan motorik kasar anak antara skor pretest dan posttest

pada kelompok eksperimen;

2. Perbedaan keterampilan motorik kasar anak antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol;

3. Perbedaan N-Gain keterampilan motorik kasar anak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoretis

(21)

8

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan program pembelajaran jasmani di sekolah dasar untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar anak melalui model pembelajran gerak yang disajikan dalam fundamental skill development program.

b. Permainan yang terkandung dalam program yang diuji dapat dijadikan

pembendaharaan permainan bagi guru pendidikan jasmani siswa kelas 1 sekolah dasar sebagai materi pembelajaran.

c. Proses dan hasil penelitian memperluas wawasan penulis dalam pelaksanaan penelitian di lapangan.

(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode penelitian The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design, dengan memberikan treatment kepada salah satu kelompok. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan fundamental skill development program dan kelompok kontrol melakukan pendidikan jasmani seperti biasa oleh gurunya. Fraenkel et. al. (2012: 266) mengungkapkan bahwa penelitian yang menguji keefektifan sebuah metode baru dalam pengajaran setidaknya satu kelompok diberikan perlakuan metode baru dibandingkan dengan kelompok pembanding yang belajar seperti biasa oleh gurunya.

Suppose a researcher wished to study the effectiveness of a new method of teaching science. He or she would have the students in the experimental group taught by the new method, but the students in the comparison group would continue to be taught by their teacher’s usual method.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah fundamental skill development program sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan motorik kasar. Desain The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1

The Matching-only PretestPosttest Control Group Design (Sumber : Fraenkel et. al. (2012:248)

Treatment Group M O X O

(24)

29

Sedangkan desain penelitian digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Desain Penelitian

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian berbentuk benda-benda, manusia ataupun yang terjadi sebagai objek/sasaran penelitian. Sugiyono (2009:80), berpendapat bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 sekolah dasar percontohan UPI yang teridiri dari 3 Kelas, masing-masing

kelas berjumlah 25 siswa sehingga jumlah keseluruhan populasi 75 siswa. Dalam menetapkan SD Percontohan UPI sebagai populasi penelitian, setidaknya

mengacu kepada beberapa alasan, antara lain: (1) SD percontohan UPI merupakan sekolah laboratorium bagi Universitas Pendidikan Indonesia, dimana sekolah tersebut memiliki misi mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi pendidikan dalam berbagai bidang studi (sd.labschool.upi.edu, 2014); (2) Siswa kelas 1 SD berusia antara 5-6 tahun, sehingga cocok dengan usia target dari program yang diberikan; (3) Siswa SD percontohan UPI memiliki latar belakang agama, status sosial ekonomi, dan budaya yang berbeda-beda, sehingga diharapkan dapat mencerminkan kebanyakan SD di Indonesia.

(25)

30

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berkaitan dengan ini, Sugiyono (2009, 81) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Peneliti menetapkan hanya dua kelas yang dilibatkan ke dalam penelitian ini dari tiga kelas yang ada di SD percontohan UPI. Hal ini dikarenakan kelompok kontrol pada penelitian ini harus mengikuti pembelajaran seperti biasa oleh gurunya

(Fraenkel et. al., 2012), sehingga jumlah siswa dalam satu kelas tidak dimanipulasi. Sedangkan untuk kelompok eksperimen ditetapkan dengan jumlah kelas yang sebanding dengan kelas yang dijadikan kelompok kontrol. Maka dari itu jumlah siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa, terdiri dari 2 kelas. Kelas 1 B berjumlah 25 siswa dipilih menjadi kelompok eksperimen dan kelas 1 C berjumlah 25 siswa menjadi kelompok kontrol.

C. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga langkah, yakni pretest, treatment dan posttest.

a. Pretest

Tes awal ini bertujuan untuk melihat keterampilan motorik kasar awal anak taman kanak-kanak sebelum diberikan treatment baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah Test of Gross Motor Development – Second Edition (TGMD-2) yang dikembangkan oleh Ulrich (2000). Prosedur pelaksanaan tes dijelaskan pada bahasan instrumen.

b. Treatment

(26)

31

Program ini dilakukan minimal 8 minggu, satu minggu 1 pertemuan. Program ini berisi permainan-permainan yang dimodifikasi dari olahraga permainan dan permainan sederhana yang memiliki tema untuk mengembangkan motorik kasar anak.

Permainan-permainan tersebut dibagi ke dalam 5 kategori, yakni (1) Ballance/jump/quick feet/landing games;

(2) Manipulation game

(3) Miscellaneous movement games (4) Tag games dan

(5) Manipulation/tag games.

Setiap satu pertemuan dilakukan maksimal 60 menit dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan dalam pedoman program ini. Tahapan-tahapnnya yakni:

(1)Warm up selama 5 menit,

(2) Broad-based skill development games selama 10 menit, (3) Developmental sport-spesific games selama 20 menit, (4) Lead-up game selama 20 menit dan

(5) cool-down selama 5 menit.

Nama permainan dan jenis keterampilan yang dilakukan pada setiap pertemuan disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. selanjutnya perbandingan materi pelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disahikan pada tabel 3.3. skenario pembelajaran disajikan pada tabel 3.4

c. Posttest

(27)

32

Tabel 3.1

Children in Sport Pertemuan 1 - 4

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

WARM-UP - 5 Menit

What Time Is It Mr. Wolf?

Shark and dolphin dog catcher cat and mouse

Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan: Keterampilan: Berlari,

Shark Attack red light green

light wacth out aligator Semi Circle Soccer Keterampilan : Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan : Melompat,

Keterampilan: Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan Berlari ke base

Keterampilan: Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan:

Memukul,

Freeze the runner Freeze the runner Grand Slam Grand Slam

Keterampilan: Keterampilan: Keterampilan : Keterampilan :

Berlari, Kesadaran

(28)

33

bussy bee Shark and dolphin dog catcher cat and mouse Keterampilan: Keterampilan: Keterampilan: Keterampilan:

Berlari, shuffling,

Shark Attack galloping goliath tarzan cross the creek

Space Invader

Keterampilan : Keterampilan Keterampilan : Keterampilan:

Melompat,

Bulls in the ring Keep Em Moving Space Invader catch keeper and tumble Keterampilan : Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan

Berlari, kesadaran

Home Run Pirate Spell your name Beat lizzie

Keterampilan: Keterampilan : Keterampilan: Keterampilan Kesadaran ruang,

Passing - stopping Berlari, passing - stoping, kerjasama, mematuhi aturan.

LEAD-UP GAMES - 20

menit

Square Soccer Square Soccer Triangle Soccer Triangle Soccer

Keterampilan: Keterampilan: Keterampilan : Keterampilan : Dribbling, passing,

(29)

34

Tabel 3.3

Materi Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pertemuan Materi Children in Sport: FSDP

Tradisional

1 Softball Kamis, 12-09-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 17-09-2013 pkl.08.10-09.20 WIB

2 Softball Kamis, 19-09-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 24-09-2013 pkl.08.10-09.20 WIB

3 Softball Kamis, 26-09-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 01-10-2013 pkl.08.10-09.20 WIB

4 Softball Kamis, 03-10-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 08-10-2013 pkl.08.10-09.20 WIB 5 Sepakbola Kamis, 10-10-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 15-10-2013 pkl.08.10-09.20 WIB 6 Sepakbola Kamis, 17-10-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 22-10-2013 pkl.08.10-09.20 WIB 7 Sepakbola Kamis, 24-10-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 29-10-2013 pkl.08.10-09.20 WIB 8 Sepakbola Kamis, 31-10-2013

pkl.08.10-09.20 WIB

Selasa, 05-11-2013 pkl.08.10-09.20 WIB

Tabel 3.4

Skenario Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kegiatan Children in Sport: FSDP Tradisional

Pendahuluan Berdo’a dan cek siswa Apersepsi dan Menjelaskan

Inti Broad-Based Skills Development Games - 10 Menit

(30)

35

D. Definisi Operasional

a. Fundamental Skill Development Program

Fundamental skill development program adalah program gerak untuk anak dari usia 5 sampai 9 tahun. Program ini berasal dari Kanada berdasarkan penelitian dan pengembangan. “Fundamental skill development programinitiative is the result of significant research and development.” Program ini dilakukan minimal 8 – 10 minggu, satu minggu maksimal 1 – 2 pertemuan. Program ini berisi permainan-permainan yang dimodifikasi dari olahraga permainan dan permainan sederhana yang memiliki tema untuk mengembangkan motorik kasar anak. Permainan-permainan tersebut dibagi kedalam 5 kategori, yakni (1) Ballance/jump/quick feet/landing games; (2) Manipulation game (3) Miscellaneous movement games (4) Tag games dan (5) Manipulation/tag games. Setiap satu pertemuan dilakukan maksimal 60 menit dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan dalam pedoman program ini. Tahapan pemebelajaran dalam satu pertemuan pada program ini yakni: (1) Warm up selama 5 menit, (2) Broad-based skill development games selama 10 menit, (3) Developmental sport-spesific games selama 20 menit, (4) Lead-up game selama 20 menit dan (5) cool-down selama 5 menit.

b. Keterampilan Motorik Kasar

Keterampilan Motorik Kasar atau Gross motor skills merupakan “skills

that “involved large, whole body movements, locomotion (traveling) and whole body stretches” Woodfield (2004) dalam Wong and Cheung (2010:202). Dalam penelitian ini keterampilan motorik kasar didefinisikan sebagai keterampilan yang

dapat menjangkau seluruh motorik dari anggota tubuh, berupa pergerakan atau

perpindahan dan peregangan tubuh. Terdiri dari keterampilan lokomotor seperti

berlari, melompat, jingkak, slidding, skipping, gallop dan keterampilan object

control seperti melempar, menangkap, memukul, menendang.

(31)

36

Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan motorik kasar anak dalam penelitian ini adalah Test Gross Motor Development – Second Edition (TGMD-2nd Edition). (Ulrich, 2000). Tes ini mencakup 12 tes gerak di kategorikan menjadi dua Subvariabel Locomotor (run, gallop, hop, leap, horizontal jump, slide) dan Object Control(striking a stationary ball, stationary dribble, catch, kick, overhand throw and underhand roll). Struktur dan item tes digambarkan melalui tabel 3.5.

Tabel 3.5

Struktur dan Item Tes TGMD-2

Subtes Skill ∑ Kriteria 2000 dalam Wong and Cheung, 2010:203). Pengujian dengan teknik explanatory factor analisys (EFA) dan confirmatory factor analisys (CFA). Hasil dari CFA di Amerika adalah berupa nilai kesesuaian, yakni goodness-of-fit index (GFI) sebesar 0,96 dan adjusted GFI (AGFI) sebesar 0,95. Kemudian TGMD-2 diuji kembali validitasnya di Hongkong oleh Wong and Cheung (2010) kepada 614 anak. Hasilnya GFI sebesar 0.95, root mean square error of approximation = .06, standardized root mean square residual = .04, comparative-fit index = .97). The findings of this study suggested that the two-factor structure proposed by Ulrich

(32)

37

2. Reliabilitas Instrumen

TGMD-2 memiliki reliabilitas tinggi dengan koefisien reliabilitas subvariabel locomotor dan object control masing-masing 0,91, 0,85 dan 0,88 gabungan (Ulrich 2000 dalam Chow dan Chan, 2011:73).

F. Pengolahan Data

Pengujian hipotesis penelitian pada dasarnya ingin mengetahui pengaruh dari fundamental skill develoment program terhadap motorik kasar anak dengan metode pretest posttest control group design. Langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bentuk distribusi data yang diperoleh sebagai syarat awal untuk pengujian parametrik selanjutnya. Uji normalitas ini juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi syarat penarikan kesimpulan yang bersifat baku dan handal, untuk dapat digeneralisasikan. Yang merupakan tujuan penting dari uji normalitas adalah; a) apakah data dari sampel yang diambil dari populasi yang sama itu berdistribusi normal, dan b) apakah pengujian dilakukan dengan statistik parametrik atau nonparametrik (apabila distribusi normal maka menggunakan parametrik dan apabila tidak berdistribusi normal maka nonparametrik). Uji kenormalan itu dilakukan terhadap data pretest dan posttest menggunakan data gain score dengan uji Lilliefors Significance Correction. Sedangkan uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang

sama.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

(33)

38

b. Terdapat perbedaan keterampilan motorik kasar anak antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol;

c. Terdapat perbedaan N-Gain keterampilan motorik kasar anak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dua dari tiga hipotesis di atas memiliki karakteristik yang sama, yakni hipotesis yang pertama dan hipotesis kedua, yaitu membandingkan keterampilan motorik sebelum dan sesudah perlakuan. Pengujian hipotesis untuk hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis statistik paired sample t test. Teknik

analisis ini membandingkan rata-rata keterampilan motorik kasar anak pada saat pretest dan posttest. Sedangkan untuk hipotesis yang ketiga, analisis statistik yang digunakan adalah independent sample t test. Teknik ini membandingkan rata-rata N-Gain (postest dikurangi pretest) kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

G. Limitasi Penelitian

1. Validitas Internal

Metode penelitian yang digunakan adalah Matching only pretest-posttest control group design. Fraenkel et.al. (2012:280) menganalisis ancaman terhadap metode ini sebagai berikut:

Tabel 3.6 Analisis Kefektivan Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design dalam Mengontrol Validitas Internal

No Threat Keefektivan

1 Subject Characteristics +

2 Mortality +

3 Location -

4 Instrumen Decay +

5 Data Collector Characterisrics -

6 Data Collector Bias -

7 Testing +

8 History +

9 Maturation +

10 Attitude of Subjects -

11 Regression +

12 Implementation -

(34)

39

++ = Sangat Kuat + = Kuat - = Lemah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ancaman terhadap validitas internal yang dikontrol secara kuat oleh desain ini adalah karakteristik subjek, kehilangan sampel, instrumen decay, tes, sejarah, kematangan, dan regresi. Sedangkan ancaman yang dikontrol secara lemah oleh desain ini adalah lokasi, karakteristik pengumpul data, bias pengumpul data, sikap subjek, implementasi. Walaupun berdasarkan hasil analisis masih terdapat beberapa ancaman yang masih terkontrol secara lemah, namun secara praktis peneliti juga berusaha untuk meminimalisir ancaman tersebut khususnya ancaman yang tidak terkontrol, antara lain :

a. Location

Lokasi penelitian pada saat tes dan/atau pemberian treatmen untuk kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) adalah sama, yakni di lapangan olahraga SD Percontohan UPI, kemudian jumlah kelas dan kemampuan siswa dari kedua

kelompok relative sama. Sehingga diharapkan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap skor posttreatment.

b. Data Collector Characteristic

Dalam proses pengumpulan data, peneliti tidak sendiri melainkan dibantu oleh beberapa mahasiswa S1 keolahragaan yang sebelumnya diberi pelatihan tentang pengambilan data. Baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pengumpulan data dilakukan oleh orang yang sama.

c. Data Collector Bias

Agar tidak terjadi bias selama pengambilan data, peneliti merekam proses pengambilan data. Sehingga data yang sudah terkumpul dilapangan dicocokan dengan video tersebut.

d. Attitude of Subjects

(35)

40

dilakukan agar siswa pada salah satu kelompok tidak merasa diberikan perlakuan spesial.

e. Implementation

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan rata-rata keterampilan motorik kasar anak yang signifikan antara pretest dan postest pada kelompok eksperimen.

2. Terdapat perbedaan rata-rata keterampilan motorik kasar anak yang signifikan antara pretest dan postest pada kelompok kontrol.

3. Terdapat perbedaan rata-rata skor N-Gain keterampilan motorik kasar anak yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang dirumuskan, implikasi hasil ini dapat:

1. Mengisi kekosongan tentang optimalisasi program pembelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar kelas bawah. Program gerak dalam penelitian ini merupakan alternatif program untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui tahapan-tahapan yang terstuktur dan terencana mulai dari pendahuluan sampai penutupan, sehingga kehadirannya dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam merencanakan program pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia.

2. Permainan-permainan yang terdapat dalam program gerak anak fundamental skill developmant program dapat menambah pembendaharaan permaianan bagi guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik kasar anak.

(37)

54

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. (1999). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbud

Bakhtiar et.al. (2010). Effects of Selected Exercises on Elementary School Third Grade Girl Students' Motor Development. Asian Journal of Sports Medicine. 2, (1), 52-56

Chen A et. al. (2001). An Examination of Situational Interest and Its Source. Journal of British Educational Psychology.

Chow, B.C. and Chan Lily. (2011). Gross Motor Skills of Hong Kong Preschool Children.Asian Journal of Physical Education & Recreation. 17, (1), 71-77 Fraenkel J.R., et. al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education.

(8nd eds), New York : McGraw-Hill Inc

Fragoulis, L. and Philiph, N. (2011). Social Skill for Successful Career Development. Review of European Studies Journal. 3, (1), 85-93.

Gallahue, David L. (1995). Developmental Physical Education for Today’s Children. (3rdeds), Chicago : Brown & Benchmark

Giriwijoyo dan Dikdik. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Alfabeta. Gresham, F. M., & Elliott, S. N. (1990). The social skills rating system. Circle

Pines, MN : American Guidance Services.

Gustiana, Asep Deni. (2011). Pengaruh Permainan Modifikasi terhadap Motorik Kasar dan Kognitif Anak Usia Dini. Tesis pada SPs UPI: tidak diterbitkan. Haapala, E. A. (2013). Cardiorespiratory Fitness and Motor Skills in Relation to

Cognition and Academic Performance in Children – A Review. Journal of Human Kinetic. 36, 55-68.

Howie, L. D., et.al. (2009). Participation in Activities Outside of School Hours in Relation to Problem Behavior and Social Skills in Middle Childhood. Journal of School Health. 80, (3), 120-125.

Lutan, Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dikbud.

Mahendra, Agus. (2007). Implementasi Model Pendidikan Gerak. Buku Ajar. FPOK – UPI. Bandung.

Pangraji, Robert P. and Dauer, Victor P. (1992). Physical Education for Elementary School Children. (10th Eds.). New York: Macmillan Publishing Company.

(39)

56

Raudsepp, L. And Pall, P. (2006). The Relationship Between Fundamental Motor Skills and Outside-School Physical Activity of Elementary School Children. Pediatric Sciene. 18, 426-435

Rink, Judith E. (1993). Teaching Physical Education fo Learning. Missoui : Mosby-Year Book Inc.

Reiner, M. At.al. (2013). Long-term health benefits of physical activity – a systematic review of longitudinal studies. BMC Public Health. 13:813 http://www.biomedcentral.com/1471-2458/13/813

Sask Sport Inc. (2001). Children in Sport: A Fundamental Skill Development Program. Saskatshewan : Sask Sport Inc.

Saputra, Yudha M.. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik Anak Taman Kanak-kanak. FPOK UPI: tidak diterbitkan.

Sevilmi-Celik at.al. (2011). Preschool Movement Education in Turkey: Perceptions of Preschool Administrators and Parents. Journal of Early Childhood Education. 39, 323-333

Shala, Merita. (2009). Assesing gross Motor Skill of Kosovar preschool children. Journal of Early Child Development and Care. 179, (7), 969-976

Stork, S., and Sanders S. W. (2008). Physical Education in Early Childhood.The Elementary School Journal. 108, (3), 197 - 206

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bintang WarliArtika: Bandung.

Sukamti. (2010). Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini sebagai Dasar Menuju Prestasi Olahraga. [Online]. Tersedia www.fik.uny.edu.html [12 Januari 203]

Sumarlis, V. (2005). Kontribusi Aspek Motorik, Persepsi, dan Bahasa Terhadap Risiko Kesulitan Belajar (Identifikasi Dini yang Dilakukan di Tingkat Pra-sekolah).Tesis tidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Trihendardi. (2010). Step by Step SPSS 18. Bandung: Alfabeta.

Tomal, Daniel R. (2003). Action Research for Education. Oxpord : Scarecrow Press Inc.

Venetsanou dan Kambas. (2010). Enviromental Faktor Affecting Preschoolers’ Motor Development. Journal of Early Childhood Education. 37, 319-327 Wang, Joanne H.T. (2004). A Study on Gross Motor Skill of Preschool Children.

Journal of Research in Chilghood Education. 19, (1), 32-43

Gambar

Gambar 2.1 Gerak Dasar ...................................................................................
Gambar 3.1  The Matching-only Pretest–Posttest Control Group Design
Gambar 3.2  Desain Penelitian
Tabel 3.2  Children in Sport Pertemuan 5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Botot TSS per tanaman (TSS weight per plant), g Bobot TSS per umbel (TSS weight per umbel), g.. maupun melalui kombinasi perendaman + penyiraman dua kali pada umur 3 dan 5

bahwa dalam rangka memperlancar dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, perlu memberi otonomi dibidang manajemen Rumah Sakit Umum dengan menata

Pada daerah dengan prevalensi sifilis yang tinggi, hasil tes serologis yang positif kemungkinan menggambarkan adanya infeksi yang pernah terjadi sebelumnya dan memberikan

Soaking process in white pepper processing is also one of the important factors to get good quality of pepper. I t need plenty of clean running water to get

“(1) Sistem kewarisan individual, cirinya harta peninggalan dapat dibagi-bagi di antara para ahli waris seperti dalam masyarakat bilateral di Jawa, (2) Sistem kewarisan kolektif,

Dan pada penelitian ini membuktikan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu brand image, lokasi, dan fasilitas pendidikan terbukti berpengaruh secara

Diharapkan melalui penelitian ini akan dihasilkan katalis abu yang memiliki kinerja yang cukup baik pada konversi minyak jelantah menjadi dengan melakukan

1.penginventarisasian pelaksanaan pembersihan gedung kantor 2.penyusunan sk 3.pembersihan gedung kantor Faktor penghambat: spj dalam proses penyelesaian Faktor pendukung: SDM,