• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS INDUSTRI CABANG BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS INDUSTRI CABANG BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

(JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS

INDUSTRI CABANG BANDUNG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Pendidikan Indonesia

Oleh:

Risyad Supriyadi Permana 1001802

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

2014

PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

(JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS

INDUSTRI CABANG BANDUNG

Oleh

Risyad Supriyadi Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Risyad Supriyadi Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Risyad Supriyadi Permana

PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

(JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS

INDUSTRI CABANG BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Drs. Hendri Winata, M. Si. NIP. 196206171988031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) TERHADAP KINERJA KARYAWAB DI PT ANEKA GAS

INDUSTRI CABANG BANDUNG

Oleh:

Risyad Supriyadi Permana 1001802

Skipsi ini dibimbing oleh: Drs. Hendri Winata, M. Si.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya kinerja karyawan di PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan tingkat kemangkiran karyawan, serta target produksi yang seringkali tidak tercapai. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu program jaminan sosial tenaga kerja sebagai variabel X dan kinerja karyawan sebagai variabel Y. Dalam pengukuran variabel X indikator yang digunakan adalah: 1) Kehandalan 2) Cepat Tanggap 3) Jaminan/Keyakinan 4) Berbagi Rasa 5) Bukti Langsung. Sedangkan variabel Y indikator pengukurannya adalah: 1) Kualitas Kerja 2) Kuantitas Kerja 3) Pengetahuan Kerja 4) Kreativitas 5) Kerjasama 6) Kesadaran 7) Inisiatif 8) Kualitas Pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran efektivitas mengenai program jaminan sosial tenaga kerja, gambaran tingkat mengenai kinerja karyawan, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh efektivitas antara variabel program jaminan sosial tenaga kerja dengan variabel kinerja karyawan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode explanatory

survey dengan teknik analisis data deskriptif dan inferensial. Setelah itu dilakukan

pengujian hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel program jaminan sosial tenaga kerja terhadap variabel kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa program jaminan sosial tenaga kerja berada pada kategori cukup efektif, dan kinerja karyawan berada pada kategori sedang. Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara program jaminan sosial tenaga kerja dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah program jaminan sosial tenaga kerja.

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LABOR INSURANCE PROGRAM (JAMSOSTEK) TO THE

EMPLOYEE PERFORMANCE OF PT ANEKA GAS INDUSTRI AT BANDUNG BRANCH

OFFICE

By:

Risyad Supriyadi Permana

This script is guided by:

Drs. Hendri Winata, M.Si.

The problem studied in this research is about the low performance of the employees at PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung Branch Office. This is indicated by increasing number of employee absenteeism rates, as well as the production target are often not achieved. This study consist of two variables, that is labor insurance program as variable X and employee performance as variabel Y. In the measurement of the variable X, indicators variable used are: 1) Reliability 2) Responsivennes 3) Assurance 4) Empathy 5) Tangible. While measurement is an indicator vatriable Y: 1) Quality of Work 2) Quantity of work 3) Job Knowledge 4) Creativeness 5) Cooperation 6) Dependability 7) Initiative 8) Personal Quality. This study aims to obstain a picture of the effectiveness of the labor insurance program, an overview of the level of employee performance, and to determine whether there is influence the effectiveness of the variable labor insurance program with employee performance variables.

This research used explanatory survey method with descriptive and inferential data analysis techniques. After testing the hypothesis that it aims to determine how far the labor insurance program variable influenced the employee performance variable.

Based on this research, it is known that the labor insurance program is categorized as quite effective, and the performance of employee is in the middle category. Based on the hypothesis testing, it is known that there is a significant relationship between the labor insurance program and employee performance. This is also suggested that one of the most important factors that affect the performance of the employee is the labor insurance program.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan MasalahError! Bookmark not defined.

1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.5.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Tujuan Pemberian Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... Error!

(8)

2.1.1.3 Bentuk Jaminan Sosial Tenaga Kerja .... Error! Bookmark

not defined.

2.1.1.4 Syarat Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.5 Iuran/Premi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.6 Manfaat Jaminan Sosial Tenaga Kerja .. Error! Bookmark

not defined.

2.1.2 Konsep Kinerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Penilaian Kinerja Karyawan ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.2.4 Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan.... Error! Bookmark

not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIANError! Bookmark not defined.

3.1 Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Variabel Dan Operasionalisasi Variabel PenelitianError! Bookmark not defined

3.2.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Teknik Dan Alat Pengumpulan DataError! Bookmark not defined.

(9)

3.2.4.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5 Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5.3 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6.1 Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6.2 Analisis Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Profil Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Karakteristik Reponden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Gambaran Variabel-Variabel PenelitianError! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Variabel Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Variabel Kinerja Karyawan ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.

4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian . Error! Bookmark not defined.

4.1.5.1 Merumuskan Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not

(10)

4.1.5.2 Analisis Regresi Sederhana ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.5.3 Menghitung Koefisien Korelasi... Error! Bookmark not

defined.

4.1.5.4 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.5 Menghitung Nilai Determinasi ... Error! Bookmark not

defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) di PT

Aneka Gas Industri Cabang BandungError! Bookmark not defined.

4.2.2 Kinerja Karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Pengaruh program jaminan sosial tenaga kerja terhadap

kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam ruang lingkup

manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

sumber keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang tinggi

adalah tenaga kerja yang berkualitas dan mempunyai efektivitas kerja yang

memadai. Potensi sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting

sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam proses pembangunan industrial saat

ini. Kinerja karyawan yang menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas

yang baik sesuai dengan standar akan mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:9) mengemukakan

kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Persaingan di dunia usaha juga dihadapi oleh perusahaan pada saat ini, hal

ini dapat berdampak negatif bagi keberlangsungan perusahaan. Kinerja karyawan

yang rendah merupakan permasalahan besar bagi perusahaan, karena dapat

mengakibatkan kerugian apabila tidak di atasi dengan tepat. Hal ini merupakan

persoalan yang dapat dialami oleh setiap perusahaan. Salah satu perusahaan yang

mengalami permasalahan yang cukup kompleks adalah PT Aneka Gas Industri

(12)

2

PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung merupakan salah satu perusahaan

yang menjadi tempat penelitian penulis yang berlokasi di Jalan Simpangan

Industri 12 – Arjuna Cicendo Bandung 40172, yang merupakan perusahaan gas

industri yang didirikan pada tahun 1969 yang merupakan perusahaan gas industri

pertama, dimana PT Aneka Gas Industri setiap tahunnya mengalami

perkembangan atau pertumbuhan. PT Aneka Gas Industri memproduksi dan

memasok gas industri untuk konsumen di indonesia. PT Aneka Gas Industri

menyediakan gas industri, termasuk oksigen, nitrogen, argon, acytilene,

karbondioksida, hidrogen, es kering, nitrous oxide, helium, propana, dan

refrigeran gas, dan gas anestesi, oksigen dan udara tekan, oksida nitrat, dan gas

sterilisasi. Melayani berbagai industri, seperti karya logam, metalurgi, proses

kimia dan petrokimia, elektronik dan listrik, medis dan farmasi, makan dan

minuman, pengolahan air minum, pengolahan air limbah, agribisnis. PT Aneka

Gas Industri untuk saat ini berkonsentrasi di pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat.

Salah satu pusat industri Jawa Barat yaitu Bandung. Kegiatan inti PT Aneka Gas

Industri Cabang Bandung adalah memproduksi dan memasarkan oksigen dan

CO2. Oksigen dan CO2 merupakan penjualan terbesar di PT Aneka Gas Industri.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan di PT Aneka Gas Industri adalah

para tenaga professional yang memliki kompetensi khusus. PT Aneka Gas

Industri selalu berupaya terus untuk meningkatkan efektifitas kerja para

karyawannya melalui pembinaan sumber daya manusia yang terarah dan

berkesinambungan sehingga para karyawan tersebut memiliki kemampuan

(13)

3

tetapi pada kenyataannya efektifitas kerja karyawan mengalami penurunan yang

mengakibatkan kinerja karyawan tidak stabil dalam upaya meningkatkan

produktivitas perusahaan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan

perusahaan. Seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1. 1

Data Target dan Realisasi Produksi PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tahun 2013

Bulan TARGET REALISASI PERSENTASE

REALISASI

JANUARI 6.200 Tabung 6.200 Tabung 100 %

FEBRUARI 6.200 Tabung 6.300 Tabung 101.6 %

MARET 6.200 Tabung 5.700 Tabung 91.9 %

APRIL 6.200 Tabung 6.200 Tabung 100 %

MEI 6.200 Tabung 6.000 Tabung 96.7 %

JUNI 6.200 Tabung 6.700 Tabung 108 %

JULI 6.200 Tabung 5.100 Tabung 82 %

AGUSTUS 6.200 Tabung 6.000 Tabung 96.7%

SEPTEMBER 6.200 Tabung 5.800Tabung 93.5 %

OKTOBER 6.200 Tabung 5.500 Tabung 88.7 %

NOVEMBER 6.200 Tabung 5.000 Tabung 80.6 %

DESEMBER 6.200 Tabung 4.600 Tabung 74.1 %

Sumber: Staf SDM PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi produksi PT

Aneka Gas Industri Cabang Bandung seringkali tidak mencapai target yang telah

ditetapkan. Kondisi yang paling buruk yaitu terjadi pada bulan Agustus sampai

dengan bulan Desember. Di mana realisasi setiap bulannya mengalami penurunan.

Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan karyawan dalam memanfaatkan

waktu. Tidak tercapainya target produksi PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

(14)

4

Sedarmayanti (2009:260) mengemukakan beberapa kata kunci mengenai

pengertian kinerja, yaitu:

1. Hasil kerja

2. Pekerja, proses atau organisasi 3. Terbuka secara konkrit

4. Dapat diukur

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan kinerja merupakan hasil kerja

yang memiliki proses pada sebuah organisasi atau perusahaan. Pengukuran kinerja

tentu harus berdasarkan ukuran serta apa yang telah ditentukan perusahaan karena

tanpa pengukuran yang pasti, kinerja tidak akan dapat terlihat. Salah satu

perusahaan yang menggunakan penilaian kinerja ialah PT. Aneka Gas Industri

Cabang Bandung.

PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung adalah suatu perusahaan di

Indonesia yang memasok dan memproduksi gas industri. PT. Aneka Gas Industri

Cabang Bandung menggunakan Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI)

untuk penilaian individu karyawan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemberian

umpan balik terhadap pekerjaan karyawan setiap tiga bulan sekali.

Penilaian yang dilakukan pada PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung

menunjukkan terjadinya penurunan hasil nilai kinerja karyawan. Hal ini

ditunjukkan pada tabel mengenai nilai kinerja karyawan yang telah didapatkan

selama tiga tahun terakhir. Penerapan SMKI pada PT. Aneka Gas Industri Cabang

(15)

5

Tabel 1. 2 Hasil Nilai SMKI

PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung Periode 2011-2013

Tahun Triwulan Nilai Optimal

Perolehan Nilai

Keterangan (%)

2011

I 3000 1872 -

II 3000 2174 Naik 1,06

III 3000 2215 Naik 1,01

IV 3000 2456 Naik 1,05

2012

I 3000 2550 Naik 1,02

II 3000 2450 Turun 0,98

III 3000 2121 Turun 0,94

IV 3000 2199 Naik 1,02

2013

I 3000 2163 Turun 0,99

II 3000 2079 Turun 0,98

III 3000 2083 Turun 1,00

IV 3000 1999 Turun 0,98

Sumber: Staf SDM PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tabel 1.2 menunjukkan perolehan nilai yang didapat masih belum mencapai

nilai optimal. Perolehan nilai kinerja menunjukkan pada tahun 2011, kinerja

karyawan mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2012 triwulan pertama.

Kenaikan dari triwulan pertama 2011 sampai dengan triwulan pertama 2012

berturut-turut adalah 1,06%, 1,01%, 1,05% dan 1,02%. Namun, pada tahun 2012

terjadi penurunan nilai yang diperoleh pada triwulan kedua sebanyak 0,98% dan

penurunan pada triwulan ketiga sebanyak 0,94%.

Perolehan nilai pada triwulan pertama tahun 2013 terus mengalami

(16)

6

triwulan pertama, penurunan 0,98% pada triwulan kedua, 1% penurunan pada

triwulan ketiga dan penurunan sebanyak 0,98% pada triwulan keempat.

Tabel 1.2 di menunjukkan perolehan nilai yang didapatkan mengalami

penurunan pada dua tahun terakhir, dan terutama pada tahun 2013 mengalami

penurunan dari triwulan pertama hingga triwulan keempat. Selain Tabel 1.2 di

atas, permasalahan dalam menurunnya kinerja ditunjukkan dengan meningkatnya

jumlah karyawan yang mengalami penurunan nilai seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. 3

Perkembangan Nilai Sistem Kinerja Individual (SMKI) PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tahun Naik Ket (%) Tetap Ket (%) Turun Ket (%)

2011 7 - 8 - 9 -

2012 13 Naik 1,86 10 Naik 1,25 11 Naik 1,22

2013 8 Turun 0,61 4 Turun 0,40 10 Turun 0,91

Rata-rata 28 22 66

Sumber: Staf SDM PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tabel 1.3 menunjukkan perkembangan nilai kinerja yang diperoleh

karyawan mengalami fluktuatif. Namun Tabel 1.3 di atas menunjukkan karyawan

yang mengalami penurunan lebih mendominasi dibandingkan karyawan yang

mengalami kenaikan nilai atau nilai yang tetap. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan

perolehan nilai baik nilai itu naik, tetap ataupun turun. Tahun 2011 merupakan

tahun pertama penerapan nilai SMKI di PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung.

Perkembangan nilai pada PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung

menunjukkan penurunan kinerja yang diperoleh karyawan. Sedangkan mengenai

perolehan nilai yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kategori nilai

(17)

7

Tabel 1. 4

Hasil Penilaian Kinerja Karyawan PT. Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tahun Kurang

(≤60) Ket (%) Cukup (61-79) Ket (%) Baik (80-89) Ket (%) Sangat Baik (90-100) Ket (%)

2011 4 - 2 - 12 - 10 -

2012 7 Naik

1,7 1

Turun

0,6 6

Turun

0,4 12

Naik

1,2

2013 13 Naik

1,8 1

Tetap

1,0 5

Turun

0,9 9

Turun

0,7

Rata-rata 25 5 23 31

Sumber: Staf SDM PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

Tabel 1.4 di atas mengenai kategori nilai karyawan menunjukkan, karyawan

dengan kategori sangat baik atau mendapatkan nilai 90-100 mengalami kenaikan

pada tahun 2011 sebanyak 1,2% namun mengalami penurunan 0,7% pada tahun

2013. Nilai 80-89 atau dengan kategori baik terus mengalami penurunan nilai dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yakni sebanyak 0,4% dari tahun 2011

sampai 2012, dan 0,9% penurunan pada tahun 2013. Nilai dengan kategori cukup

dengan nilai 61-79 mengalami penurunan 0,6% pada tahun 2011 sampai 2012,

dan tidak naik ataupun turun atau 1,0%. Sedangkan karyawan yang mendapatkan

nilai dengan kategori kurang atau ≤ 60 mengalami kenaikan pada tahun 2012

sebanyak 1,7% dan kembali naik pada tahun 2013 sebesar 1,8%.

Hal ini perlu dikaji karena sering muncul fenomena baru dalam masalah

rendahnya kinerja karyawan untuk bekerja. Dampak dari keadaan di atas

berpengaruh terhadap kehadiran dan kedisplinan karyawan. Berikut merupakan

(18)

8

Tabel 1. 5

Data Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Karyawan PT Aneka Gas Cabang Bandung

Tahun 2010-2012

BULAN Jumlah

Karyawan

TAHUN

2010 2011 2012

Sakit Izin Tanpa

Alasan Sakit Izin

Tanpa

Alasan Sakit Izin

Tanpa

Alasan

Januari 31 - - 1 1 1 - 2 - -

Februari 31 1 1 - - - 2 1

Maret 31 - - 1 - 2 - 2 2 -

April 31 - 1 - 2 - - - - -

Mei 31 - 3 - - - -

Juni 31 1 - 1 2 1 - 1 - 2

Juli 31 - 2 - 1 - - - - -

Agustus 31 1 - - - - 2 - - 1

September 31 - 2 - 1 - 1 - 1 -

Oktober 31 - - 1 - - - -

November 31 2 - - - 1 -

Desember 31 - - 2 - - - -

Jumlah Ketidakhadiran 5 9 6 7 6 3 5 6 4

Persentase Ketidakhadiran 16,12 % 29, 03 % 19,35 % 22,58 % 19,35 % 9,67 % 16,12 % 19,35

% 12,90 %

Sumber : PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa tingkat kehadiran karyawan di

PT Aneka Gas masih belum mencapai tingkat kehadiran maksimal, dimana

tingkat ketidakhadiran tanpa keterangan masih di batas 10 %. Hal ini bisa menjadi

indikasi bahwa tingkat kehadiran bisa berimplikasi pada kinerja.

Perusahaan hendaknya memikirkan cara yang tepat untuk meningkatkan

kinerja karyawannya karena hal ini akan memberikan suatu perkembangan yang

baik bagi perusahaan dalam meningkatkan daya saingnya pada suatu lingkungan

(19)

9

kinerja karyawan dan berusaha agar para karyawan bisa bekerja sama dengan baik

dengan sesama rekan kerjanya dan juga dengan atasan. Salah satu masalah yang

menyebabkan kinerja perusahaan menurun dan tidak mencapai target yaitu berasal

dari karyawan itu sendiri yang kurang optimal dalam bekerja diantaranya perilaku

karyawan yang sering bolos dan pulang lebih awal dari jam kerja. Penurunan

kinerja karyawan ini muncul dari ketidakpuasan karyawan berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan. Peran dari fungsi SDM dalam perusahaan dituntut untuk

bisa mendukung dan mendorong kemajuan karyawan, fungsi SDM dan para

praktisinya harus mampu mengetahui dan mampu memotivasi karyawannya agar

bias memberikan kontribusinya kepada perusahaan.

Salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah

dengan cara memberikan program jaminan sosial tenaga kerja. Program jaminan

sosial tenaga kerja yang diberikan oleh perusahaan akan dapat memberikan

ketenangan dan perasaan aman pada karyawan. Peran karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya itu disertai berbagai tantangan dan resiko yang

dihadapinya, maka dari itu karyawan perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan

dan peningkatan kesejahteraan agar karyawan dapat meningkatkan kemampuan

mapun keterampilannya dalam menjalankan pekerjaannya sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Program jaminan sosial tenaga kerja adalah program wajib yang diberikan

pemerintah untuk memberikan hak dan menentukan kewajiban masyarakat

terutama pekerja. Jaminan soial dapat mengurangi ketidakpastian para pekerja dan

(20)

10

Jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia diselenggarakan oleh PT Astek

(persero) yang meliputi program jaminan kesecelakaan kerja, hari tua dan

kematian. Program tersebut baru beroperasi tahun 1978, pemerintah telah

mengembangkan program dengan pemeliharaan kesehatan, pension dan jaminan

pesangon, kemudian pada tahun 1993 berdasarkan peraturan pemerintah no 36

tahun 1995 pemerintah menunjuk PT Jamsostek (persero) sebagai badan

penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Sentanoe Kertonegoro (1986:29) mengemukakan bahwa:

Jaminan sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan sejauh mungkin untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan/atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak.

Jaminan sosial tenaga kerja sangatlah penting bagi karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya. Seperti yang dikemukakan oleh Iman Soepomo (1983:

138) tujuan dari pemberian jaminan sosial adalah:

1. Perusahaan menginginkan karyawan dapat bekerja lebih baik.

2. Untuk memenuhi kebutuhan karyawan agar dapat tercapai tingkat produktivitas yang tinggi.

3. Untuk menambah kegairahan kerja dan semangat kerja yang tinggi dari karyawan.

4. Karyawan betah bekerja sehingga turn over karyawan menjadi lebih rendah.

Bedasarkan pemaparan tersebut terdapat salah satu point yaitu point satu

yang menjelaskan bahwa perusahaan menginginkan karyawan dapat bekerja lebih

baik, maka dapat disimpulkan dengan diberikannya program jaminan sosial

(21)

11

Apabila program jaminan sosial tenaga kerja tidak terlaksana dengan baik

maka semakin membuat kinerja karyawan semakin menurun dan pada akhirnya

dapat merugikan perusahaan.

Program jaminan sosial tenaga karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang

Bandung merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kinerja karyawan,

maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut, dan

berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan psikologi tentang perilaku, khususnya teori

perilaku organisasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan

mengadakan penelitian lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Terhadap Kinerja

Karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung.”

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Untuk meningkatkan kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan

adalah program jaminan sosial tenaga kerja. Program jaminan sosial tenaga kerja

merupakan kegiatan yang melibatkan karyawan untuk memberikan ketenangan

dan perasaan aman. Adanya program jaminan sosial tenaga kerja dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Untuk meningkatkan kinerja

karyawan lebih tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah jaminan sosial

yang merupakan faktor pendorong dalam meningkatkan kinerja karyawan, karena

(22)

12

kelangsungan hidup perusahaan. Untuk meningkatkan kinerjanya para karyawan

pun disertai berbagai tantangan dan resiko, maka dari itu karyawan harus

diberikan perlindungan, pemeliharaan Oleh karena itu, fokus masalah dalam

penelitian ini adalah kinerja karyawan yang dikaitkan dengan program jaminan

sosial tenaga kerja di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis merumuskan masalah

menjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang

diberikan kepada karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung?

2. Bagaimana tingkat kinerja yang dicapai karyawan di PT Aneka Gas Industri

Cabang Bandung?

3. Adakah pengaruh efektivitas program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek)

terhadap kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data dan informasi yang

berhubungan sejauhmana pengaruh pelaksanaan program jaminan sosial tenaga

kerja dengan kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung.

Adapun tujuan yang ingin di capai adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana gambaran efektivitas program jaminan sosial tenaga

kerja (jamsostek) di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung?

2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat kinerja yang dicapai karyawan di

(23)

13

3. Mengetahui tentang pengaruh positif program jaminan sosial tenaga kerja

(jamsostek) terhadap kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang

Bandung?

1.5 Manfaat Penelitian

Peneitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat dalam

memahami dan menerapkan manajemen sumber daya manusia, dan juga dapat

berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Kegunaan dari penelitian ini

adalah:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu

manajemen sumber daya manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan

dengan pengaruh program jaminan sosial tenaga kerja terhadap kinerja karyawan

di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan terhadap

peningkatan kinerja karyawan melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya

(24)

BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Survey Eksplanasi (Explanatory

Survey Method). Metode Explanatory Survey merupakan metode penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Metode ini dibatasi pada

pengertian survey sampel yang bertujuan menguji hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya (testing research). Walaupun uraiannya juga

mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relational fokusnya terletak pada

penjelasan hubungan-hubungan antar variabel. Menurut Sanapiah Faisal

(2007:18) menjelaskan bahwa:

Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.

Konsekuensi metode survey eksplanasi ini adalah diperlukannya

operasionalisasi variabel-variabel yang lebih mendasar kepada

indikator-indikatornya (ciri-cirinya). Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam

penelitian ini akan digunakan statistika yang tepat untuk tujuan hubungan sebab

(25)

37

Harun Al Rasyid, (dalam Ating dan Sambas, 2006:161) model ini akan

mengungkapkan besarnya pengaruh variabel-variabel penyebab terhadap variabel

akibat.

Penggunaan Metode Survey Eksplanasi ini, penulis melakukan

pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel

program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) dan variabel kinerja karyawan.

Apakah terdapat pengaruh program jaminan sosial tenaga keja (jamsostek)

terhadap kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung.

3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Variabel Dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu : a). Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagai variabel bebas (X); b). Kinerja

Karyawan sebagai variabel terikat (Y).

1. Operasional Variabel Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara lebih rinci

variabel, indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Program Tenaga Kerja (Jamsostek) Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Variabel X)

Keandalan

(Reliability)

Tingkat keakuratan

pemberian layanan

jasa yang

dijanjikan

(26)

38

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item Iman Soepomo (2001: 8) “Jaminan sosial tenaga kerja adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar kesalahannya tidak melakukan pekerjaannya, jadi menjamin kepastian pendapatan (income security) dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan di luar kehendaknya.”

 Tingkat ketepatan

waktu dalam

pemberian layanan

jasa yang

dijanjikan

2

Cepat Tanggap

(Responsiveness)

Tingkat kecepatan pelayanan jasa yang diberikan

 Tingkat keinginan perusahaan untuk membantu dalam hal memberikan pelayanan jasa

Ordinal 3

4

Jaminan/Keyakinan

(Assurance)

Tingkat kesediaan perusahaan dalam memberikan jaminan kualitas terhadap jasa yang diberikan

 Tingkat keyakinan perusahaan dalam memberikan pelayanan jasa

Ordinal 5

6

Berbagi Rasa

(Empathy)

Tingkat perhatian yang diberikan

 Tingkat kemauan

untuk membantu dalam

memberikan pelayanan

Ordinal 7

8

Bukti Langsung

(Tangible)

Tingkat ketentuan fasilitas fisik berupa kartu Jamsostek.

(27)

39

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item  Tingkat kelayakan

fasilitas rumah sakit yang tunjuk

10

Sumber: diadaptasi dari Tjiptono, (2005:14)

2. Operasional Variabel Kinerja

Kinerja adalah keunggulan yang diberikan atau dihasilkan oleh seorang

karyawan dari kegiatannya dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dengan minerja akan menjadi salah satu tolak ukur dari kemampuan

karyawan dalam kegiatan yang telah disepakati bersama.

Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara lebih rinci

variabel, indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Kinerja

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item

Kinerja (Y)

adalah “catatan hasil produksi

pada fungsi

pekerjaan yang

lebih spesifik

atau aktivitas

selama periode

waktu

tertentu.”

Kualitas Kerja  Tingkat menghasilkan pekerjaan sesuai

dengan kualitas

yang di harapkan

 Tingkat ketelitian dalam melakukan pekerjaan

Ordinal 1

2

Kuantitas

Kerja 

Tingkat kesesuaian waktu pekerjaan yang ditentukan

 Tingkat

(28)

40

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan target yang diharapkan 4 Pengetahuan

Kerja 

Tingkat memiliki pengetahuan yang mendukung terhadap tugas yang dikerjakan  Tingkat pemahaman tugas yang harus dikerjakan

Ordinal 5

6

Kreativitas  Tingkat

kemampuan mengembangkan ide dan gagasan baru  Tingkat kemampuan dalam memecahkan persoalan yang sedang terjadi

Ordinal 7

8

Kerjasama  Tingkat kesediaan

untuk bekerja sama dengan rekan kerja

 Tingkat kontribusi dengan baik di lingkungan pekerjaan

Ordinal 9

(29)

41

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Nomor Item

Kesadaran  Tingkat kejujuran

dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

 Tingkat ketepatan waktu saat masuk kerja

Ordinal 11

12

Inisiatif  Tingkat kesediaan

membantu tanpa penunggu perintah

 Tingkat

kesungguhan dalam

menyelesaikan tugas

Ordinal 13

14

Kualitas

Pribadi 

Tingkat kedisiplinan terhadap peraturan perusahaan

 Tingkat

keberusahaan untuk menjadi lebih baik setiap hari

Ordinal 15

16

Sumber: didapati dari Faustio Cardoso Gomes (2003: 135)

3.2.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sedangkan sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:138). Dalam suatu

penelitian, populasi juga merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan

sumber penelitian yang dapat berupa benda-benda, manusia atau pun peristiwa

(30)

42

Sugiyono (2002:72) mengungkapkan bahwa: “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Sedangkan Uep Tatang S dan Sambas Ali M (2011:131) mendefinisikan

bahwa:

Bila jumlah subjek poupulasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila Jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15%. Sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20-25% atau lebih.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis menarik kesimpulan

bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan dasar untuk

menjawab masalah penelitian.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan sensus atau menggunakan

seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Penggunaan sensus ini dikarenakan

jumlah populasi di PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung sebanyak 31 orang

[image:30.595.145.482.605.745.2]

dengan rincian pegawai seperti tergambar dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. 3

Data Karyawan PT Aneka Gas Cabang Bandung

No. Bagian Jumlah

1 Akuntansi / kasir / AR (Account

Receivable)

3 Orang

2 Sales 3 Orang

3 Administrasi penjualan / kolektor 3 Orang

4 Administrasi panggung / gudang 3 Orang

5 Administrasi tabung 3 Orang

6 Produksi / pengisian tabung 5 Orang

(31)

43

dan kernet)

8 Maintenance 2 Orang

9 Security 2 Orang

Total 31 Orang

Sumber: Bagian SDM PT Aneka Gas Industri Cabang Bandung

3.2.3 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas

permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat

digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1. Observasi

Dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian serta

mencatat segala yang dilihat dan didengar pada saat melakukan observasi.

2. Wawancara

Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan

mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data

mengenai profil perusahaan, gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (jamsostek) dan gamabaran Kinerja karyawan di PT Aneka Gas

Industri Cabang Bandung.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri

dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini

responden terhadap jamsostek dan kinerja karyawan yang berlangsung saat

(32)

44

Untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data yaitu instrumen

berbentuk kuesioner, langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan

ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori.

2) Menetapkan bentuk angket.

3) Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan

indikator setiap variabel.

Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot

penilaiannya. Dalam menetapkan cara penskoran, kedua instrumen yang

dipergunakan dalam penelitian dengan memakai skala likert, yang nilainya

berkisar dari 1 sampai dengan 5. Sugiyono (2011:107) mengemukakan “Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

[image:32.595.152.476.528.713.2]

seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Tabel 3. 4

Skor Kategori Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat Setuju/Selalu/Sangat Puas 5

Setuju/Sering/Puas 4

Ragu/Kadang-kadang/Cukup Puas 3

Tidak Setuju/Hapir/Cukup Puas 2

Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Tidak Puas 1

Sumber: Diadaptasi dari Skor Kategori Likert

(33)

45

Kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan literatur lain yang relevan

dengan penelitian dan sebagai sebagai landasan teoritis yang dapat

menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.2.4 Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian angket dilakukan dengan melakukan uji instrumen. Instrumen

yang berfungsi sebagai alat pengumpulan data penelitian haruslah diuji untuk

kelayakannya, agar data yang diperoleh adalah data yang akurat. Instrumen yang

baik harus memenuhi dua syarat, diantaranya yaitu data harus valid dan reliabel.

Seperti apa yang telah diungkapkan oleh Sugiyono (2011:137):

Valid berarti instrumen yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu objek yang sama, maka data dihasilkan adalah sama.

Untuk uji instrumen ini penulis memilih karyawan di PT Universal

Textile. Di dalam pelaksanaanya peneliti menyebarkan instrumen yang berupa

angket kepada 20 responden. Data angket yang telah terkumpul kemudian secara

statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang di teliti

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 5

Jumlah Angket Uji Coba

No. Variabel Jumlah Item Angket

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) (X) 10

2. Kinerja Karyawan (Y) 16

Total 26

[image:33.595.138.552.626.713.2]
(34)

46

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang

tersebar. Menurut Sugiyono (2013:267), “Validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti”. Dengan melakukan uji validitas, maka akan diketahui tingkat

kevalidan suatu instrument, sehingga instrument tersebut benar-benar mengukur

apa yang yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrument menggunakan

formula koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali

M (2010:26), yaitu:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-1 yang

akan diuji validatsnya.

Y = Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap

responden.

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah-jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah-jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Langkah Kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

(35)

47

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau

item dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (bd) = n – 2 dan

tingkat signifikansi α = 0,05.

8. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. dengan kriteria jika:

1) Jika rxy hitung > rtabel, berarti valid

2) Jika rxyhitung ≤ rtabel, berarti tidak valid

Perhitungan uji validitas ini menggunakan bantuan Microsoft Office Excel,

dengan rtabel untuk 20 responden dan  = 0,05 adalah sebesar 0,444. Hasil

(36)
[image:36.595.135.491.148.346.2]

48

Tabel 3. 6

Hasil Uji Validitas Variabel Jaminan Sosial Tenaga Kerja (X)

No Item r hitung r tabel Ket

1 0,742 0,444 Valid

2 0,517 0,444 Valid

3 0,460 0,444 Valid

4 0,454 0,444 Valid

5 0,702 0,444 Valid

6 0,484 0,444 Valid

7 0,496 0,444 Valid

8 0,480 0,444 Valid

9 0,478 0,444 Valid

10 0,482 0,444 Valid

Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2014

Berdasarkan tabel di atas pengujian validitas terhadap 10 item untuk

variabel program jaminan sosial tenaga kerja (X), dapat menunjukan bahwa

keseluruhan 10 item tersebut dinyatakan valid. Dengan demikian maka

keseluruhan dari jumlah 10 item tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk

mengumpulkan dara dari variabel jaminan sosial tenaga kerja (X).

Tabel 3. 7

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)

No Item r hitung r tabel Ket

1 0,451 0,444 Valid

2 0,555 0,444 Valid

3 0,506 0,444 Valid

4 0,491 0,444 Valid

5 0,518 0,444 Valid

6 0,516 0,444 Valid

7 0,495 0,444 Valid

8 0,515 0,444 Valid

9 0,513 0,444 Valid

10 0,458 0,444 Valid

11 0,535 0,444 Valid

[image:36.595.132.472.501.755.2]
(37)

49

No Item r hitung r tabel Ket

13 0,481 0,444 Valid

14 0,468 0,444 Valid

15 0,465 0,444 Valid

16 0,470 0,444 Valid

Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2014

Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas pengujian validitas terhadap 16 item

untuk variabel kinerja (Y), menunjukan bahwa seluruhnya valid. Dengan

demikian, seluruh item dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data

variabel kinerja (Y) berjumlah 16 item.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

dapat dipercaya. Suatu instrumen yang reliabel akan memberikan hasil yang sama

ketika dilakukan beberapa kali pengujian dengan melibatkan kelompok subjek

yang sama. Menurut Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa: Instrumen yang

reliabel adalah instrument yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Suharsimi Arikunto dalam Sambas Ali M (2010:31) formula yang

digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini adalah

Koefisien Alfa () dari Cronbach (1951), yaitu:

[ ]

(38)

50

r11 = Reliabilitas instrument/koefisien korelasi/korelasi alfa

k = Banyaknya item soal

i2 = Jumlah varians item

t2 = Varians total

Dimana sebelum menentukan reliabilitas, kita harus mencari nilai varians

terlebih dahulu dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

 = Varians

X = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan rangka mengukur reliabilitas

instrument penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan

(39)

51

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menhitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menhitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2 dan

tingkat signifikansi α = 0,05.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nnilai hitung r dan nilai

tabel r, dengan kriteria jika:

1) Jika rhitung≥ rtabel, maka data dinyatakan reliabel

2) Jika rhitung≤ rtabel, maka dinyatakan tidak reliabel

Dalam perhitungan uji reliabelitas juga dibantu dengan program Microsoft

[image:39.595.110.527.566.651.2]

Office Excel, hasilnya ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 8 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Hasil Keterangan r hitung r tabel

1 Program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja 0,721 0,444 Reliabel

2 Kinerja 0,783 0.444 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2014

Berdasarkan tabel di atas, variabel X dan Variabel Y dinyatakan reliabel,

terbukti dengan nilai rhitung ≥ rtabel yaitu ), 0,721 ≥ 0,444 dan rhitung ≥ rtabel yaitu

(40)

52

3.2.5 Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa

pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Linieritas dan Uji Homogenitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Sedangkan

uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat

dengan masing-masing variabel bebas bersifat linear. Dari masing-masing

pengujian akan dibahas sebagai berikut:

3.2.5.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan

apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah

normal.

Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka

teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan

demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. “Suatu data yang membentuk

distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama,

demikian juga simpangan bakunya” (Sugiyono 2004:69). Uji normalitas yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test, karena

(41)

53

serta cukup kuat (powerfull) sekalipun ukuran sampel kecil, Harun Al Rasyid

dalam Sambas Ali M (2010:93). Langkah kerjanya sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data :

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki = fi + fkisebelumnya.

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z:

dimana nilai z, Formula,

S i _      Dimana : n i  

_ dan

1 ) ( 2 2       n n x i S i

6. Menghitung therotical proportion:

7. Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

9. Apabila Dhitung

Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat

dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

Tabel 3. 9

Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

x f fk Sn(Xi) Z F0(Xi) Sn(Xi) - F0(Xi) [Sn(Xi) - F0(Xi)] (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proposi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n

(42)

54

dimana ̅ = dan S = √ ( )

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z): Proporsi kumulatif luas Kurva Normal

Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih

mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah Dhitung.

Selanjutnya menghitung Dtabel pada α = 0,05 dengan cara kemudian

buatlah kesimpulan dengan kriterian sebagai berikut:

a) Dhitung≤ Dtabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

b) Dhitung≥ Dtabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.2.5.2 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas

dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas A.

Muhidin (2006:296) adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ]

(43)

55

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a)= JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres= JKres

N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ }

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 10) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

12) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

13) Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F ≤ nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15) Mencari nilai Ftabelpada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.2.5.3 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa setiap variabel memiliki

varians yang homogen. Uji statistika yang akan dibahas dalam hal ini adalah uji

Burlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Kriteria yang

digunakan adalah apabila nilai hitung χ2 ≥ nilai tabel χ2, maka H0 menyatakan

varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung

diperoleh dengan rumus :

 

 2

1 2

. 10

1n B dbLogS

(44)

56

Sumber : (Ating dan Sambas, 2006:294)

Dimana:

S12 = varians tiap kelompok data

db1 = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = ( Log S2gab) (∑db1)

S2gab = varians gabungan =

db S db S gab i

2

2 .

Sambas Ali Muhidin, (2010:96) Langkah – langkah yang dapat dilakukan

dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan,

dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 10 Model Uji Barlett

Sampel db = n-1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 db. Si2

1

2

3

...

...

...

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:97)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai barlett.

6. Menghitung nilai χ2.

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada a = 0,05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator..

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Nilai χ2 hitung < nilai χ2 tabel, artinya H0 diterima atau variasi data

[image:44.595.153.480.445.621.2]
(45)

57

2) Nilai χ2 hitung ≥ nilai χ2 tabel, artinya H0 ditolak atau variasi data

dinyatakan tidak homogen.

3.2.6 Teknik Analisis Data

Seperti yang dijelaskan menurut Uep Tatang S dan Samabas Ali M

(2011:158):

Analisis data adalah upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristis atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Tujuan dilakukannya analisis data ini adalah untuk mendeskripsikan data

dan menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analasis data

deksriptif dan teknik analisis inferensial.

3.2.6.1 Analisis Deskriptif

Teknik analisis data deskriptif merupakan bagian dari teknik analisis data,

kemudian menurut Sambas Ali Muhidib dan Maman A. (2007:53),

mengemukakan bahwa:

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk manganalisis gambaran

variabel, sementara teknik analisis inferensial digunakan sebagai alat untuk

menarik kesimpulan ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Secara

khusus, analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran

pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, dan kemudian disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya analisis data inferensial yang

(46)

58

penelitian hendak mengkaji ada tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data

yang diperoleh berbentuk data ordinal.

Berkaitan dengan analisis data deskriptif yaitu dengan penyajian data

melalui tabel dan grafik, sehingga terlihat gambaran mengenai program jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek) dan kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri

Cabang Bandung, termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara

lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi,

perhitungan mean, median atau modus.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang

diperoleh dari responden. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan

lima kategori, adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 11

Skala Penafsiran Skor Rata-rata

No. Skor Kriterium Penafsiran

Variabel X

Penafsiran Variabel Y

1 1,00 – 1,79 Tidak Efektif Sangat Rendah

2 1,80 – 2,59 Kurang Efektif Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup Efektif Sedang

4 3,40 – 4,19 Efektif Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat Efektif Sangat Tinggi

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)

3.2.6.2 Analisis Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris

[image:46.595.151.509.481.612.2]
(47)

59

adalah digunakan rumus statistik tertentu (misalnya uji t, uji F, dan lain

sebagainya).

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan ketiga yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi, yaitu “seberapa besar pengaruh program jaminan sosial

tenaga kerja (jamsostek) terhadap kinerja karyawan di PT Aneka Gas Industri

Cabang Bandung”.

Karena dengan data variabel terdapat data variabel yang diukur dalam

bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik

parametrik mensyaratkan data sekurang kurangnya harus diukur dalam bentuk

skala interval, maka semua data ordinal yang telah dikumpulkan oleh peneliti

terlebih dahulu harus ditransformasikan menjadi skala interval. Secara teknis

operasional pengubah data dari ordinal menjadi interval menggunakan bantuan

software Microsft Excell melalui Method Succesive Intervals (MSI).

Pengujian Hipotesis

Meyakinkan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel

terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikansi. Uji hipotesis akan

membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis Statistik

(48)

60

tenaga kerja (jamsostek) terhadap kinerja karyawan.

H1 : β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh positif program jaminan sosial

tenaga kerja (jamsostek) terhadap kinerja karyawan.

2. Membuat Persamaan Regresi

Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan

(memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi

sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau

hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi sederhana dirumuskan:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Kinerja Karyawan

X = Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dimana:

 

2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b        

Sedangkan a dicari dengan menggunakan rumus:

 

 

 

 

2

2 2 Xi Xi n XiYi Xi Xi Yi a         

(49)

61

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0 jika

probabilitas lebih kecil daripada α = 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi

signifikan, atau program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) benar-benar

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Artinya H1 yang diajukan

diterima pada α = 0,05.

Untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan,

dilakukan uji signifikansi. Menurut Riduwan (2008:149) uji signifikansi dapat

dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

 

 

nY

JK ga

2

Re 

Gambar

Tabel 1. 1 Data Target dan Realisasi Produksi
Tabel 1. 2 Hasil Nilai SMKI
Tabel 1.3 menunjukkan perkembangan nilai kinerja yang diperoleh
Tabel 1. 4 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dachriyanus., 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri , Andalas University Press.Padang..

Kajian dalam Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai bahan acuan dalam penyediaan air bersih / air baku untuk pemenuhan kebutuhan industri diwilayah Kota Semarang khususnya di

[r]

selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, dan selaku

[r]

Pendidikan informal berlangsung dalam lingkungan keluarga, dimulai sejak anak sanggup melakukan komunikasi, khususnya dengan orang tua, berupa penanaman nilai-nilai, norma-norma,

Acuan biaya yang ditampilkan pada LCD dan yang dikirimkan pada Server menggunakan acuan biaya PDAM daerah Salatiga yang ada di segmentasi rumah tangga. bagian

Isolasi, Identifikasi Dan Profil KLT Metabolit Jamur Endofit Dari Agave amaniensis..