Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN
AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO,
JAKARTA TIMUR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh
Muhamad Affandi 1103233
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
SEKOLAH PASCASARJANA
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN
AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO,
JAKARTA TIMUR
Oleh Muhamad Affandi
S.Pd UPI Bandung, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Muhamad Affandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMAD AFFANDI
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Mustofa Kamil, M.Pd. NIP. 196111091987031001
Pembimbing II,
Dr. Ayi Olim, M.Pd. NIP. 195109141975011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
ABSTRAK
MUHAMAD AFFANDI. Penerapan Model Blended Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Menyusun Bahan Ajar pada Tutor PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tesis, Bandung: Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membantu para tutor dalam meningkatkan kemampuan menyusun bahan ajar bagi para tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Melalui penelitian penerapan model blended learning ini diharapkan para tutor mampu meningkatkan kapasitas serta kemampuannya dalam menyusun bahan ajar, baik yang berbasis elektronik maupun konvensional. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini yaitu terkait dengan upaya peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar melalui penerapan model blended
learning pada tutor PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Teori yang dipergunakan sebagai dasar penelitian ini ialah teori Andragogi, yaitu suatu pendidikan pendekatan orang dewasa yang menempatkan individu sebagai subjek dari sistem pendidikan. Penelitian ini juga ditunjang dengan teori blended
learning, yaitu sebagai suatu model pembelajaran yang menggabungkan metode
tatap muka dengan komunikasi virtual berbasis digital. Sedangkan teori lain yang menjadi landasan pada penelitian ini adalah teori terkait penyusunan bahan ajar, dimana bahan ajar dikatakan sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian riset aksi yang dilakukan dengan pendekatan one-group, pretes-psttest design, dimana perlakuan yang dilakukan terdiri atas dua siklus dengan menerapkan model blended learning yang telah dirancang oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan Juni sampai dengan September 2013. Obyek pada penelitian ini ialah para tutor yang berjumlah 10 orang.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen angket, observasi, serta tes hasil belajar, atau yang biasa disebut dengan multi instruments. Teknik analisis data yang digunakan jenis penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan data serta kuantitatif yaitu penyajian secara persentase.
Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui hasil pre test dan post test terhadap para tutor tersebut, maka diperoleh nilai rata-rata uji pemahaman dan penguasaan materi meningkat sebesar 39,42% antara sebelum perlakuan dengan siklus 1, serta mengalami kenaikan dari 52% menjadi 72,5% pada siklus 2. Secara praktek pun para tutor telah mampu menunjukkan kemajuan yang signifikan, yaitu dengan mampu menyusun bahan ajar baik konvensional maupun yang berbasis komputer. Melalui penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
blended learning terbukti mampu meningkatkan kemampuan menyusun bahan
ajar pada tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Hal ini berarti bahwa tujuan dari penelitian ini telah “tercapai”.
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
MUHAMAD AFFANDI. The Implementation of Blended Learning Models to Improve Tutors Capacity in Developing Learning Materials at Tunas Mulia Early Childhood Education Center, Pasar Rebo, East Jakarta. Thesis,
Bandung: Departement Of Out Of School Education, School of Postgraduate, Educational University of Indonesia, 2013.
This study aims at helping tutors improve their ability to prepare learning materials at Tunas Mulia Early Childhood Education Center (ECE-C) in Pasar Rebo, East Jakarta. Through this implementation of blended learning model study, it is expected that the tutors would be able to increase their capacity and ability in preparing both electronic and conventional learning materials. The problem formulated in this study is related to efforts of improving ability to prepare learning materials through the implementation of blended learning model at Tunas Mulia ECE-C in Pasar Rebo, East Jakarta.
The theory used as the basis of the study is the theory of Andragogy, which is an adult education approach placing individuals as the subjects of education system. In addition, the study was supported by blended learning theory; a learning model that combines face-to-face method with digital-based virtual communication. Besides, other theories used in the study are theories related to learning materials preparation, in which learning materials are mentioned to be a set of materials systematically arranged either in writing or not that could create an environment/atmosphere that allows students to learn.
The study was conducted with action research method carried out with the approach of one-group, pretest-posttest design, in which the given-treatment consisted of two cycles by applying blended-learning model that has been designed by the researcher. This study was conducted commencing from June to September 2013. The objects of the study were 10 tutors in total.
Data collection was accomplished through questionnaires, observations, and learning test results, or commonly called multi-instruments. The technique of data analysis used is qualitative analysis technique by describing quantitative data; the percentage presentation.
The results of the study were obtained through the pretest and posttest given to the tutors. It was shown that the average score of comprehension and mastery of materials increased by 39.42% between the pre-treatment with cycle 1 and there was also an increase from 52% to 72, 5% in 2nd cycle. Moreover, at practical level, the tutors have been able to show significant progress; able to prepare learning materials, both conventional and computer-based.
The study concluded that the implementation of blended learning model has been proven to be able to increase the tutors’ ability in preparing learning materials as Tunas Mulia ECE-C in Pasar Rebo, East Jakarta. In other words, the objectives of the study have been successfully achieved.
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian……….……….1B. Identifikasi Masalah ……….……….……….7
C. Pembatasan & Perumusan Masalah ……..……….7
D. Tujuan Penelitian ………...……….……….7
E. Manfaat Penelitian ……….……….……….8
BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kerangka Teori ………….……….……….10
1. Hakekat Pendidikan Luar Sekolah……….………….………10
2. Hakekat Pendidikan Orang Dewasa …….………14
3. Hakekat Blended Learning……….………22
4. Hakekat Bahan Ajar……….32
5. Hakekat Tutor PAUD……….……….34
B. Kerangka Berpikir ……….………..36
C. Penelitian Relevan ……..……….………..40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………...………43
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan..…………..………43
C. Data dan Sumber Data……….. 47
D. Definisi Operasional………..………..48
E. Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan………..………...49
F. Partisipan Dalam Penelitian………..………..53
G. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian………..………..53
H. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan………..…………....53
I. Teknik Pengumpulan data ……….……….54
J.Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness Study) ……….………55
K. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ……….………56
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan……….58
1. Deskripsi Data Pra Penelitian……….………….………58
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Deskripsi Data Penerapan Blended Learning Siklus 2…….………96 …….… …….… …
B. Pembahasan……….……….121
C. Keterbatasan Penelitian……….132
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ……….133
B. Implikasi……….……….138
C. Saran ……….……….139
DAFTAR PUSTAKA ………...141
LAMPIRAN …...……...………....143
DAFTAR TABEL ….……….…...………..…….vi
DAFTAR GAMBAR ….……….…...………..…….ix
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Data Tenaga Pendidik (Tutor) di PAUD Tunas Mulia, Pasar
Rebo, Jakarta Timur ...4 Tabel II.1. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ...12 Tabel III.1. Daftar Nilai Skala Likert ... 50 Tabel IV.1. Data Tenaga Pendidik (Tutor) di PAUD Tunas Mulia, Pasar
Rebo, Jakarta Timur ...60 Tabel IV.2. Hasil Pre Test Materi Penyusunan Bahan Ajar Pada Tutor di
PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur ...62 Tabel IV.3. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Model Blended Learning ...69 Tabel IV.4. Kesulitan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Model
Blended Learning ...70 Tabel IV.5. Efektivitas Penerapan Model Blended Learning ...71 Tabel IV.6. Tutor Sudah Pernah Membuat Bahan Ajar Elektronik
Sebelumnya ...72 Tabel IV.7. Peningkatan Kapasitas Tutor Selama Berlangsungnya
Aktivitas Pembelajaran ...73 Tabel IV.8. Kemudahan Mendiskusikan Materi Model Blended Learning ...74 Tabel IV.9. Tutor Membuat Bahan Ajar Sendiri dalam Setiap Kegiatan
Pembelajaran ...75
Tabel IV.10. Penerapan Media Elektronik Mampu Mendukung
Pembelajaran Konvensional ...76 Tabel IV.11. Model Blended Learning ini Telah Memberikan Informasi
tentang Pemanfaatan Media Elektronik dalam Menyusun
Bahan Ajar ...77 Tabel IV.12. Penggunaan Media Berbasis Komputer yang Terdapat pada
Model ini Mampu Memperkuat Pembelajaran Konvensional ...78 Tabel IV.13. Kemudahan Melihat Jadwal Pembelajaran melalui Media Web
Portal ...79 Tabel IV.14. Kemenarikan Tampilan pada Web Portal ...80 Tabel IV.15. Susunan Materi dalam Media yang Dipergunakan dalam
Model Blended Learning ... 81
Tabel IV.16. Penerapan Model Blended Learning ini Mampu
Mempermudah Pembelajaran Mandiri ...82 Tabel IV.17. Peningkatan Intensitas Komunikasi Dengan Memanfaatkan
Media Web Portal ...83 Tabel IV.18. Tutor dapat Mengetahui Kompetensi yang Ingin Dicapai
dengan Memanfaatkan Media dalam Blended Learning ini ...84 Tabel IV.19. Mendiskusikan Kemajuan Belajar dengan Memanfaatkan Web
Portal yang Terdapat pada Model Blended Learning ...85
Tabel IV.20. Pengukuran Tingkat Pemahaman Materi dengan
Memanfaatkan Penggunaan Model Blended Learning ...86 Tabel IV.21. Model Blended Learning ini Mampu Mendorong Kemandirian
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel IV.22. Peningkatan Kemampuan Menyusun Bahan Ajar melalui
Model Blended Learning ... 88 Tabel IV.23. Data hasil observasi ...89 Tabel IV.24. Tabel Kriteria Penilaian ...92 Tabel IV.25. Tabel Perkembangan Hasil Belajar Meteri Penyusunan Bahan
Ajar pada Tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta
Timur (Tes Teori Siklus 1) ...92 Tabel IV.26. Tabel Perkembangan Hasil Belajar Meteri Penyusunan Bahan
Ajar pada Tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta
Timur (Tes Praktek Siklus 1) ...94 Tabel IV.27. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Model Blended Learning ...96 Tabel IV.28. Kesulitan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Model
Blended Learning ...97 Tabel IV.29. Efektivitas Penerapan Model Blended Learning ...98 Tabel IV.30. Tutor Sudah Pernah Membuat Bahan Ajar Elektronik
Sebelumnya ...99 Tabel IV.31. Peningkatan Kapasitas Tutor Selama Berlangsungnya
Aktivitas Pembelajaran ...100 Tabel IV.32. Kemudahan Mendiskusikan Materi Model Blended Learning ...101 Tabel IV.33. Tutor Membuat Bahan Ajar Sendiri dalam Setiap Kegiatan
Pembelajaran ...102
Tabel IV.34. Penerapan Media Elektronik Mampu Mendukung
Pembelajaran Konvensional ...103 Tabel IV.35. Model Blended Learning ini Telah Memberikan Informasi
tentang Pemanfaatan Media Elektronik dalam Menyusun
Bahan Ajar ...104 Tabel IV.36. Penggunaan Media Berbasis Komputer yang Terdapat pada
Model ini Mampu Memperkuat Pembelajaran Konvensional ...105 Tabel IV.37. Kemudahan Melihat Jadwal Pembelajaran melalui Media Web
Portal ...106 Tabel IV.38. Kemenarikan Tampilan pada Web Portal...107 Tabel IV.39. Susunan Materi dalam Media yang Dipergunakan dalam
Model Blended Learning ...108
Tabel IV.40. Penerapan Model Blended Learning ini Mampu
Mempermudah Pembelajaran Mandiri ...109 Tabel IV.41. Peningkatan Intensitas Komunikasi Dengan Memanfaatkan
Media Web Portal ...110 Tabel IV.42. Tutor dapat Mengetahui Kompetensi yang Ingin Dicapai
dengan Memanfaatkan Media dalam Blended Learning ini ...111 Tabel IV.43. Mendiskusikan Kemajuan Belajar dengan Memanfaatkan Web
Portal yang Terdapat pada Model Blended Learning ...112
Tabel IV.44. Pengukuran Tingkat Pemahaman Materi dengan
Memanfaatkan Penggunaan Model Blended Learning ...113 Tabel IV.45. Model Blended Learning ini Mampu Mendorong Kemandirian
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Tabel IV.46. Peningkatan Kemampuan Menyusun Bahan Ajar melalui
Model Blended Learning ...115 Tabel IV.47. Data Hasil Observasi ...116 Tabel IV.48. Tabel Perkembangan Hasil Belajar Meteri Penyusunan Bahan
Ajar pada Tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta
Timur (Tes Teori Siklus 2) ...118 Tabel IV.49. Tabel Perkembangan Hasil Belajar Meteri Penyusunan Bahan
Ajar pada Tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Alur Kerangka Berpikir ...39 Gambar III.1. Siklus Riset Aksi ...45 Gambar III.2 Rancangan Siklus Penelitian Riset Aksi ...46 Gambar IV.1. Daftar Peserta Didik di PAUD Tunas Mulia Berdasarkan
Kelompok Usia ...59 Gambar IV.2. Perencanaan Model Blended Learning ...64 Gambar IV.3. Alur Peta Kompetensi ...67 Gambar IV.4. Grafik Pernyataan Model Blended Learning Menggabungkan
antara Tatap Muka dengan Komunikasi Virtual ...69 Gambar IV.5. Grafik Pernyataan Tutor Mengalami Kesulitan Saat
Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran Berbasis Model
Blended Learning ...70 Gambar IV.6. Grafik Pernyataan Efektivitas Penerapan Model Blended
Learning ...71 Gambar IV.7. Grafik Pernyataan Tutor Sudah Pernah Membuat Bahan Ajar
Elektronik Sebelumnya ...72 Gambar IV.8. Grafik Pernyataan Peningkatan Kapasitas Tutor Selama
Berlangsungnya Aktivitas Pembelajaran ...73 Gambar IV.9. Grafik Pernyataan Tutor Mengalami Kemudahan dalam
Berdiskusi dan Memahami Materi Penyusunan Bahan Ajar ...74 Gambar IV.10. Grafik Pernyataan Tutor Membuat Bahan Ajar Sendiri dalam
Setiap Kegiatan Pembelajaran ...75 Gambar IV.11. Grafik Pernyataan Penerapan Media Elektronik Mampu
Mendukung Pembelajaran Konvensional ...76 Gambar IV.12. Grafik Pernyataan Model Blended Learning ini Telah
Memberikan Informasi Tentang Pemanfaatan Media
Elektronik dalam Menyusun Bahan Ajar ...77 Gambar IV.13. Grafik Pernyataan Penggunaan Media Berbasis Komputer
yang Terdapat pada Model ini Mampu Memperkuat
Pembelajaran Konvensional ...78 Gambar IV.14. Grafik Pernyataan Kemudahan Melihat Jadwal Pembelajaran
melalui Media Web Portal ...79 Gambar IV.15. Grafik Pernyataan Kemenarikan Tampilan pada Web Portal ...80 Gambar IV.16. Grafik Pernyataan Materi yang Terdapat pada Booklet, e-book,
serta Web Portal Pada Model ini Disusun Secara Sistematis ...81 Gambar IV.17. Grafik Pernyataan Penerapan Model Blended Learning ini
Mampu Mempermudah Pembelajaran Mandiri ...82 Gambar IV.18. Grafik Pernyataan Peningkatan Intensitas Komunikasi dengan
Memanfaatkan Media Web Portal ...83 Gambar IV.19. Grafik Pernyataan Tutor dapat Mengetahui Kompetensi yang
Ingin Dicapai dengan Memanfaatkan Media dalam Blended
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Gambar IV.20. Grafik Pernyataan Para Tutor dapat Mendiskusikan Kemajuan Belajar Yang Telah Dicapai Melalui Web Portal yang
Terdapat pada Model Blended Learning ...85 Gambar IV.21. Grafik Pernyataan Pengukuran Tingkat Pemahaman Materi
dengan Memanfaatkan Penggunaan Model Blended Learning ...86 Gambar IV.22. Grafik Pernyataan Model Blended Learning Mampu
Mendorong Kemandirian Tutor dalam Memahami Materi ...87 Gambar IV.23. Grafik Pernyataan Peningkatan Kemampuan Menyusun Bahan
Ajar melalui Model Blended Learning ...88 Gambar IV.24. Grafik Perkembangan Hasil Belajar Materi Penyusunan Bahan
Ajar pada Tutor di PAUD Tunas Mulia (Tes Teori Siklus 1) ...93 Gambar IV.25. Grafik Pernyataan Model Blended Learning Menggabungkan
antara Tatap Muka dengan Komunikasi Virtual ...97 Gambar IV.26. Grafik Pernyataan Tutor Mengalami Kesulitan Saat
Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran Berbasis Model
Blended Learning ...
98
Gambar IV.27. Grafik Pernyataan Efektivitas Penerapan Model Blended
Learning ...99 Gambar IV.28. Grafik Pernyataan Tutor Sudah Pernah Membuat Bahan Ajar
Elektronik Sebelumnya ...100 Gambar IV.29. Grafik Pernyataan Peningkatan Kapasitas Tutor Selama
Berlangsungnya Aktivitas Pembelajaran ...101 Gambar IV.30. Grafik Pernyataan Tutor Mengalami Kemudahan dalam
Berdiskusi dan Memahami Materi Penyusunan Bahan Ajar ...102 Gambar IV.31. Grafik Pernyataan Tutor Membuat Bahan Ajar Sendiri dalam
Setiap Kegiatan Pembelajaran ...103 Gambar IV.32. Grafik Pernyataan Penerapan Media Elektronik Mampu
Mendukung Pembelajaran Konvensional ...104 Gambar IV.33. Grafik Pernyataan Model Blended Learning ini Telah
Memberikan Informasi Tentang Pemanfaatan Media
Elektronik dalam Menyusun Bahan Ajar ...105 Gambar IV.34. Grafik Pernyataan Penggunaan Media Berbasis Komputer
yang Terdapat pada Model ini Mampu Memperkuat
Pembelajaran Konvensional ...106 Gambar IV.35. Grafik Pernyataan Kemudahan Melihat Jadwal Pembelajaran
melalui Media Web Portal ...107 Gambar IV.36. Grafik Pernyataan Kemenarikan Tampilan pada Web Portal ...108 Gambar IV.37. Grafik Pernyataan Materi yang Terdapat pada Booklet, e-book,
serta Web Portal Pada Model ini Disusun Secara Sistematis ...109 Gambar IV.38. Grafik Pernyataan Penerapan Model Blended Learning ini
Mampu Mempermudah Pembelajaran Mandiri ...110 Gambar IV.39. Grafik Pernyataan Peningkatan Intensitas Komunikasi dengan
Memanfaatkan Media Web Portal ...111 Gambar IV.40. Grafik Pernyataan Tutor dapat Mengetahui Kompetensi yang
Ingin Dicapai dengan Memanfaatkan Media dalam Blended
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar IV.41. Grafik Pernyataan Para Tutor dapat Mendiskusikan Kemajuan Belajar Yang Telah Dicapai Melalui Web Portal yang
Terdapat pada Model Blended Learning ...113 Gambar IV.42. Grafik Pernyataan Pengukuran Tingkat Pemahaman Materi
dengan Memanfaatkan Penggunaan Model Blended Learning ...114 Gambar IV.43. Grafik Pernyataan Model Blended Learning Mampu
Mendorong Kemandirian Tutor dalam Memahami Materi ...115 Gambar IV.44. Grafik Pernyataan Peningkatan Kemampuan Menyusun Bahan
Ajar melalui Model Blended Learning ...116 Gambar IV.45. Grafik Perkembangan Hasil Belajar Materi Penyusunan Bahan
Ajar Pada Tutor di PAUD Tunas Mulia (Tes Teori Siklus 2) ...119 Gambar IV.46. Grafik Perkembangan Hasil Tes Teori Materi Penyusunan
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...143
Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...144
Lampiran 3 Instrumen Penelitian ...148
Lampiran 4 Storyboard & Site Map Media Dalam Model Blended Learning ...154
Lampiran 5 Lembar & Surat Pernyataan Expert Judgment ...161
Lampiran 6 Fotokopi SK Dosen Pembimbing ...165
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ...167
Lampiran 8 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...168
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu aspek penting yang tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan manusia. Aktivitas pendidikan yang digeluti memiliki kontribusi
yang sangat besar dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Pada dasarnya, proses
pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam
membentuk pribadi yang berkompeten dan memiliki daya saing secara global.
Di Indonesia, konsepsi tentang pendidikan itu sendiri tercantum pada
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yaitu:
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Konsepsi pendidikan secara garis besar mengindikasikan suatu usaha
pencapaian hasil belajar yang optimal, baik dari segi kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Berdasarkan fungsinya, maka pendidikan memiliki tiga subsistem,
yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Pendidikan nonformal atau yang juga disebut dengan pendidikan luar
sekolah merupakan suatu lingkup pendidikan yang kepemilikannya terfokus pada
masyarakat, menyangkut kemandirian, pendanaan, pengelolaan dan aspek-aspek
lainnya, yang kegiatannya dari, oleh dan untuk masyarakat. (UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003) Pendidikan luar sekolah itu sendiri dikatakan sebagai pelengkap,
penambah, serta pengganti jalur pendidikan formal.
Berbagai satuan pendidikan nonformal saat ini telah banyak diterapkan di
Indonesia, baik oleh masyarakat, swasta, maupun perorangan. Pendirian berbagai
satuan pendidikan nonformal tersebut tidak hanya didasari oleh filosofi
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
2
need) oleh masyarakat. Kebutuhan akan satuan pendidikan tersebut tidak hanya
dimiliki oleh orang dewasa dengan prinsip andragogis, melainkan juga kebutuhan
akan lembaga pendidikan anak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu satuan
pendidikan nonformal sebagai tahap pendidikan yang tidak dapat diabaikan
karena ikut menentukan perkembangan dan keberhasilan anak. Seiring dengan
perkembangan pemikiran tersebut, tuntutan dan kebutuhan layanan PAUD pada
saat ini cenderung semakin meningkat. Sebagai dampak dari dari kecenderungan
ini, banyak lembaga PAUD dan lembaga penyiapan guru anak usia dini dalam
berbagai bentuknya mulai bermunculan di berbagai daerah, baik yang diprakarsai
oleh mayarakat lokal maupun yang berbasis internasional. Satu diantara lembaga
satuan PAUD tersebut, sekaligus yang menjadi lokasi pada penelitian ini adalah
PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
PAUD Tunas Mulia merupakan sebuah lembaga satuan pendidikan anak
usia dini yang berlokasi di Jl. Kobangdiklat, RW. 07, Kelurahan Baru, Kecamatan
Pasar Rebo, Jakarta Timur. Latar belakang dari pendirian PAUD ini adalah
sebagai upaya pencapaian visi misi tim PKK RW. 07 serta kader TP PKK DKI
Jakarta Tahun 2006 telah menetapkan bahwa program unggulan yang menjadi
tanggung jawab Pokja II ialah BKB-PAUD. PAUD Tunas Mulia didirikan atas
dasar pentingnya pendidikan dasar yang dapat ditempuh sejak dini. PAUD Tunas
Mulia memiliki target agar masyarakat sekitar yang memiliki ekonomi menengah
ke bawah mendapatkan pendidikan sejak dini untuk anak sehingga dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Saat ini PAUD Tunas Mulia
memiliki total 49 peserta didik yang dibagi menjadi 3 kelompok usia, yaitu
kelompok Apel (3-4 tahun) sebanyak 18 orang, kelompok Mangga (4-5 tahun)
sebanyak 18 orang, serta kelompok Nanas (5-6 tahun) yang berjumlah 13 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Retty Ernawati selaku ketua
pelaksana, PAUD Tunas Mulia menggunakan bangunan rumah Ketua RW. 07
sebagai sebagai tempat untuk kegiatan pembelajaran. Alasan pemilihan tempat
tersebut lebih didasarkan pada lokasinya yang strategis sehingga mudah diketahui
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
pembelajaran, PAUD ini juga difungsikan sebagai lokasi kegiatan imunisasi dan
perkumpulan ibu PKK.
Sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya, tentunya PAUD Tunas
Mulia juga memiliki perencanaan, proses, serta komponen pendidikan yang harus
saling menunjang dalam rangka optimalisasi proses pembelajaran yang
berlangsung di PAUD tersebut. Salah satu komponen yang dirasa sangat penting
keberadaannya adalah komponen pendidik atau tutor.
Tutor sebagai ujung tombak bagi suatu lembaga pendidikan memiliki
peran yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran. Berbagai pihak pun
menyadari urgenitas peran tutor dalam pendidikan, tak terkecuali pemerintah.
Pemerintah melalui Permen No. 16 Tahun 2007 memaparkan kompetensi mutlak
yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun kompetensi
tersebut antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, serta kompetensi profesional.
Sedangkan melalui PP No. 19 tahun 2005, pemerintah memaparkan
beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi oleh calon pendidik PAUD, antara lain:
memiliki latar belakang pendidikan DIV atau S1, memiliki latar belakang tinggi
dibidang PAUD ataupun psikologi, serta memiliki sertifikasi pendidik untuk
PAUD.
Beberapa kompetensi dan kualifikasi tersebut merupakan ”modal” penting yang harus dimiliki seorang tutor sebagai pemberi materi. Akan tetapi pada fakta
dilapangan, justru terdapat beberapa penyimpangan. Seiring dengan
perkembangan pemikiran tersebut, tuntutan dan kebutuhan layanan PAUD pada
saat ini cenderung semakin meningkat. Sebagai dampak dari dari kecenderungan
ini, banyak lembaga PAUD dan lembaga penyiapan guru anak usia dini dalam
berbagai bentuknya mulai bermunculan di berbagai daerah, bahkan beberapa
diantaranya diselenggarakan secara kurang layak. Proses kaderisasi yang
dilakukan oleh beberapa lembaga PAUD justru tidak mengacu pada Permen No.
16 Tahun 2007 tersebut. Dimana para pengelola merekrut tutor hanya berdasarkan
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
4
Hasil identifikasi awal peneliti menunjukkan bahwa PAUD Tunas Mulia
memiliki tutor yang diambil dari masyarakat sekitar atau warga RW.07 yang
bersedia menjalankan tugas secara sukarela serta siap atau sanggup untuk
mendapatkan pelatihan setiap saat. PAUD Tunas Mulia memiliki 10 pendidik dan
kependidikan dengan latar belakang pendidikan yang berbeda yang melaksanakan
tugas kegiatan di BKB PAUD Tunas Mulia sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Adapun spesifikasi dan latar belakang pendidikannya adalah sebagai
berikut.
Tabel I.1.
Data Tenaga Pendidik (Tutor) di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN
1 Retty Ernawati D3 Ketua Pelaksana
2 Holilah D-1 PGTK Tutor Inti
3 Nubaechah SPG-TK Tutor Inti
4 Dian Ayuningtyas D-1PGTK Tutor Inti
5 Nani Rohayati D-1PGTK Tutor Inti
6 Ida Sri Purwanti Handayani SMEA Akuntansi Tutor Pendamping
7 Mastiyah SMEA
Administrasi
Tutor Pendamping
8 Sainem SMA Tutor Pendamping
9 Suci Puspita SMA Tutor Pendamping
10 Rida SMA Tutor Pendamping
11 Suhaemi D-1PGTK Tutor Pendamping
Sumber: Profil PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas tutor di PAUD Tunas
Mulia belum mengacu pada pemenuhan kualifikasi yang tercantum dalam
peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Para tutor di PAUD Tunas Mulia
memiliki latar belakang yang berbeda dan cenderung tidak sesuai dengan PP No.
19 Tahun 2005. Kesenjangan tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan
permasalahan, jika tidak diimbangi dengan kompetensi yang mumpuni
sebagaimana tercantum dalam Permen No. 16 Tahun 2007.
Berdasarkan hasil observasi awal, sumber daya manusia di PAUD Tunas
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
tutor juga telah mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan kelurahan,
HIMPAUDI yang memberikan bantuan dalam menambahan fasilitas APE dan
pembinaan untuk tutor. Pelatihan dan pembinaan yang diikuti oleh para tutor
sebagai pengajar diharapkan dapat menambah pemahaman pengajar tentang
PAUD. Hal ini belum sesuai dengan standar kualifikasi akademik pendidik di Pos
PAUD karena masih ada pendidik yang berlatar pendidikan SMA. Dalam proses
pembelajaran pengajar sudah membuat perencanaan materi pembelajaran, akan
tetapi dalam mempersiapkan alat dan bahan terlihat pengajar masih sibuk
mempersiapkan disaat pembelajaran berlangsung. Hal ini kurang efektif, karena
perhatian anak didik menjadi terbagi dan anak terlihat bingung.
Dalam hal penggunaan metode pembelajaran, tutor di PAUD Tunas Mulia
cenderung untuk menggunakan metode yang monoton. Dimana pada kegiatan inti,
tutor menggunakan metode tanya jawab dan pemberian tugas yang kegiatannya
meliputi menebalkan huruf, membaca serta menghitung. Metode tanya jawab
dilakukan dengan bertanya mengenai tugas anak bukan tema yang akan dibahas
pada kegiatan belajar mengajar tersebut. Kurangnya keberagaman metode tersebut
membuat anak cepat bosan.
Pada aspek penyiapan bahan ajar, masih terdapat beberapa hal yang belum
optimal. Hal ini terlihat dari keterbatasan bahan ajar yang tersedia. Penyiapan
bahan ajar juga belum mengacu pada fase-fase perkembangan anak sebagaimana
tercantum dalam Permen No. 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia
dini. Pada akhirnya, permasalahan ini berdampak pada ketidakjelasan indikator
keberhasilan perkembangan dari si anak itu sendiri. Berdasarkan hasil temuan
awal ditemukan bahwa bahan ajar yang disiapkan hanya berupa poster dan alat
peraga saja. Aspek bahan ajar menjadi permasalahan yang dirasa penting untuk
diselesaikan mengingat hal tersebut merupakan media serta sarana komunikasi
edukatif antara tutor dengan anak sebagai peserta didik.
Fakta tersebut diatas tentunya perlu dicarikan solusi yang komprehensif
dan mengacu pada kemandirian tutor sebagai orang dewasa. Oleh karena itu perlu
dirancang sebuah model pembelajaran yang tidak hanya berorientasi penuh pada
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
6
tutor. Hal tersebut dimaksudkan agar timbul situasi belajar yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi para tutor untuk berpartisipasi
aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian para tutor
tersebut dalam merencanakan dan diterapkan dalam proses pembelajaran. Peneliti
tertarik untuk meneliti model pembelajaran mandiri dengan berbasis pada
berbagai media yang dapat memacu meningkatnya mutu proses pembelajaran
sehingga lebih menghidupkan suasana pembelajaran dan meningkatkan intensitas
komunikasi diantara tutor, peserta didik, maupun orangtua.
Pada penelitian ini, peneliti mencoba merancang suatu model
pembelajaran bagi para tutor di PAUD Tunas Mulia dengan strategi yang tepat,
yaitu dengan merancang sebuah desain pembelajaran yang tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu, sehingga selama proses belajar tutor sebagai peserta didik tidak
terhambat oleh kendala akses penerimaan materi. Strategi pelatihan yang sesuai
dengan pertimbangan tersebut adalah strategi pelatihan blended learning
(pembelajaran bauran).
Blended learning adalah metode pelatihan yang memadukan pertemuan
tatap muka dengan pembelajaran secara mandiri secara komprehensif harmonis.
Perpaduan antara pelatihan konvensional dimana fasilitator dan tutor bertemu
langsung dengan pembelajaran mandiri yang sangat mengedepankan aspek
kemandirian tutor sebagai orang dewasa. Pemilihan media ini didasarkan atas
Program UNESCO (APEID, 1973) yang mendeklarasikan penguatan pada bidang
pendidikan dengan berbagai inovasi untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional.
Pelaksanaan penelitian ini merupakan penerapan peran pendidikan luar
sekolah sebagai penambah (suplement) jalur pendidikan formal. Pada
pelaksanaannya, PAUD Tunas Mulia merupakan suatu alternatif untuk
mempersiapkan anak usia dini sebagai usia emas (golden age) dalam menghadapi
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik secara fisik maupun mental. Melalui
penelitian ini, diharapkan akan membantu para tutor di PAUD Tunas Mulia untuk
meningkatkan kemampuannya dalam hal penyusunan bahan ajar yang variatif
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di PAUD Tunas Mulia?
2. Seperti apakah pemahaman tutor di PAUD Tunas Mulia tentang pentingya
menyusun bahan ajar?
3. Bagaimana cara penerapan model blended learning bagi tutor di PAUD
Tunas Mulia?
4. Seperti apakah situasi pembelajaran yang dapat dibangun melalui
penerapan model blended learning bagi tutor di PAUD Tunas Mulia?
5. Apakah penerapan model Blended learning mampu memenuhi kebutuhan
tutor di PAUD Tunas Mulia dalam meningkatkan kemampuan menyusun
bahan ajar?
C. Pembatasan & Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada bagaimana penerapan blended learning dalam
meningkatkan kemampuan menyusun bahan ajar pada tutor di PAUD Tunas
Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah tersebut
di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model
blended learning dapat meningkatkan kemampuan tutor dalam menyusun bahan
ajar secara relevan, konsisten, serta interaktif?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum yaitu menyajikan suatu hasil yang ingin dicapai
setelah berakhirnya suatu penelitian terkait dengan:
1. Memaparkan kondisi awal terkait dengan proses pembelajaran yang terjadi
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
8
2. Menjelaskan permasalahan yang ingin dibahas pada penelitian ini, yaitu
tentang upaya peningkatan kemampuan tutor dalam menyusun bahan ajar.
3. Menggambarkan tentang model blended learning itu sendiri.
4. Memaparkan tentang implementasi model blended learning terhadap para
Tutor di PAUD Tunas Mulia.
5. Memaparkan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model blended learning.
6. Mendeskripsikan hasil penelitian terkait dengan peningkatan yang dialami
oleh para tutor pascapembelajaran melalui penerapan model blended
learning tersebut.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritik
Mengadakan pengkajian terhadap penerapan model blended learning
dalam merangsang kemandirian dalam rangka memberikan ruang yang cukup bagi
kreativitas dan kemandirian para tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Penerapan model ini bertujuan untuk mendapat gambaran yang faktual dan
komprehensif mengenai efektivitas penerapan model blended learning tersebut
terhadap peningkatan kemampuan tutor dalam menyusun bahan ajar.
2. Praktis
Penelitian ini dapat menghasilkan satu rekomendasi penting, khususnya
terkait dengan penerapan pelatihan tutor dengan menggunakan model blended
learning yang akhirnya berdampak pada peningkatan kemampuan tutor di
PAUD Tunas Mulia dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar.
Penerapan model blended learning ini diharapkan pula mampu mendorong
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di lembaga PAUD Tunas Mulia, yang
berlokasi di Jl. Kobangdiklat, RW. 07, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo,
Kota Administrasi Jakarta Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan terhitung dari
bulan Juni sampai dengan September 2013.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan / Rancangan Siklus Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan model blended
learning dalam meningkatkan kemampuan menyusun bahan ajar bagi para tutor
di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur sekaligus mengungkap serta
menganalisa kebermanfaatan penerapan model blended learning terhadap
peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar bagi para tutor di PAUD Tunas
Mulia tersebut.
Dalam setiap penelitian, tentunya diperlukan adanya suatu metode yang
sesuai dengan permasalahan yang ingin dikaji. Adapun dalam penelitian ini,
metode yang digunakan adalah riset aksi atau yang disebut juga penelitian
tindakan. Pemilihan metode ini didasarkan pada beberapa pertimbangan terkait
dengan permasalahan yang diteliti serta alternatif solusi yang ingin diterapkan
peneliti.
Riset aksi merupakan sebuah penelitian yang berfungsi sebagai alternatif
pemecahan masalah yang didasarkan pada intreraksi antara peneliti dengan
sasaran itu sendiri. Penelitian ini mengedepankan adanya suatu tindakan nyata dan
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
44
diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti yang berkolaborasi dengan pengelola PAUD
Tunas Mulia beseta tutor sebagai sasaran berupaya mengumpulkan fakta-fakta
serta merumuskan alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan pendidik
dalam menyusun bahan ajar sebagai salah satu upaya penjaminan mutu
pembelajaran (quality insurance).
Menurut Adang Rukhiyat (2003: 8), pada hakekatnya riset aksi merupakan
suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan pembuat
keputusan tentang variabel-variabel atau masalah-masalah yang dapat
dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan
pembangunan.
Salah satu pendapat yang cukup dikenal mengenai riset aksi adalah
definisi yang disampaikan oleh Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1998: 13). Mereka
berpendapat bahwa:
Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial yang bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa dalam
pelaksanaan riset aksi di PAUD Tunas Mulia ini, peneliti diharuskan untuk ikut
berperan serta dalam melakukan tindakan pada lingkup sasarannya, terutama
dalam mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah serta membuat rancangan
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Perubahan yang diharapkan oleh tidak
akan terjadi dengan cepat, akan tetapi berlangsung sejalan dengan proses
pembelajaran dengan menerapkan solusi yang telah dirancang bersama.
Sedangkan konsep riset aksi itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
Kurt Lewin (Kasbolah, 1998: 13). Ia berpendapat bahwa cara terbaik untuk
memecahkan suatu permasalahan orang lain adalah dengan melibatkan mereka
sendiri dalam penelitian mengenai permasalahan yang ada pada kesehariannya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang
melakukan suatu rangkaian langkah-langkah (spiral of steps). Setiap langkah
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
(observasi), dan refleksi. Hubungan keempat langkah tersebut dipandang sebagai
siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Model Kurt Lewin ini merupakan acuan pokok dari berbagai model riset
aksi. Penelitian yang akan diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menyusun
bahan ajar pada tutor di PAUD Tunas Mulia ini pun tidak terlepas dari keempat
komponen dasar yang dikemukakan oleh Kurt Lewin di atas. Adapun rancangan
siklus penelitian ini adalah sebagai berikut:
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
46
Rancangan siklus penelitian di atas merupakan suatu deskripsi umum
mengenai konsep riset aksi yang akan diterapkan pada tutor di PAUD Tunas
Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam pelaksanaannya, konsep ini akan
diterapkan dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara Gambar III.2.
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
peneliti dengan pengelola serta tutor itu sendiri, terutama dalam merumuskan
alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan penyusunan bahan ajar.
C. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini merupakan data hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran berbasis blended learning melalui observasi peneliti di lapangan,
serta data angket yang dilakukan saat berakhirnya proses pembelajaran.
Sedangkan data yang menunjukkan perubahan kemampuan tutor dalam menyusun
bahan ajar diperoleh berdasarkan hasil pre-post test teori dan praktek yang
dilakukan setelah berakhirnya proses pembelajaran pada tiap siklus. Adapun
untuk mengukur peningkatan kemampuan tutor dalam menyusun bahan ajar,
maka peneliti menggunakan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design.
Metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa hasil dari penelitian dapat
diketahui secara akurat, karena dapat langsung dibandingkan dengan keadaan
sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
O1 = Nilai pre test (sebelum diberikan treatment)
X = Pemberian perlakuan (treatment)
O2 = Nilai post test (setelah diberikan treatment)
Peningkatan kemampuan penyusunan bahan ajar melalui model blended
learning = (O2 - O1).
Adapun sumber data penelitian ini adalah partisipan yang tidak lain
merupakan tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
48
D. Definisi Operasional
Secara teoritis, National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training menyatakan bahan ajar
sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Sedangkan Paul S. Ache
lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu buku dapat digunakan sebagai
bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot.
Secara konseptual, kemampuan menyusun bahan ajar merupakan suatu
kompetensi mutlak dari seorang pendidik untuk mengkonstruksi seperangkat
substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis,
sehingga mampu merefleksikan gambaran kompetensi yang ingin dicapai oleh
peserta didik dalam suatu lingkup aktivitas pembelajaran. Bahan ajar yang
tersusun secara baik akan mampu menjadi pedoman bagi si pendidik dan peserta
didik untuk mengarahkan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran, serta juga dapat
dijadikan sebagai alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar itu sendiri dapat dilakukan
melalui berbagai cara, akan tetapi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah
bagaimana para tutor di PAUD Tunas Mulia mampu meningkatkan
kemampuannya dalam menyusun bahan ajar dengan memanfaatkan model
blended learning. Sebagaimana disampaikan oleh Soekartowi, Blended learning
itu sendiri didefinisikan sebagai kombinasi atau penggabungan pendekatan aspek
komputerisasi yang berupa web-based instruction, video streaming, audio,
komunikasi synchronous dan asynchrounous dengan pembelajaran konvensional
yang berupa tatap muka. Pemilihan model ini juga didasari pada prinsip
andragogi, dimana kondisi tutor sebagai orang dewasa yang mempunyai
pengalaman hidup yang beragam, memiliki otonomi dalam belajar, serta memiliki
kebutuhan yang didasari pada permasalahan mendesak yang mereka alami.
Berdasarkan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh para tutor, peneliti
menggunakan beberapa media pembelajaran dalam penerapan model blended
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
pertemuan tatap muka, kemudian e-book yang akan digunakan oleh tutor yang
ingin belajar secara mandiri baik itu dirumah maupun di tempat lain yang
memiliki akses untuk menjalankan e-book tersebut. Kemudian media yang
selanjutnya adalah Portal Belajar Bersama Virtual yang merupakan sebuah media
online yang lebih fleksibel diantara media-media yang sebelumnya. Portal
Belajar Bersama Virtual selain berisi materi pembelajaran, juga dilengkapi
dengan berbagai fasilitas diantaranya failitas forum diskusi, chatting, messanger
yang dapat digunakan tutor untuk berkonsultasi baik secara perorangan maupun
kelompok. Berikut ini merupakan alur kerangka berpikir peneliti dalam
menerapkan model blended learning bagi para tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar
Rebo, Jakarta Timur.
Definisi operasional peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar adalah
penilaian secara kuantitatif dan konkrit dimana kemampuan para tutor diamati
melalui komponen relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Melalui komponen
tersebut, peningkatan kemampuan tutor tersebut kemudian akan terukur melalui
indikator: 1) menganalisis kebutuhan kesesuaian materi dengan perkembangan
dan potensi anak, 2) menentukan tujuan pembelajaran yang dapat diukur, 3)
menganalisis sumber belajar, 4) menyusun pola bahan ajar, 5) menyusun struktur
bahan ajar, 6) menyusun alat evaluasi dan refleksi pada anak, dan 7) mampu
menghasilkan bahan ajar yang menarik, interaktif, serta menstimulasi
perkembangan anak. Penilaian tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen
pre-post test, dimana semakin tinggi peningkatan nilai yang didapat oleh tutor
tersebut, maka semakin meningkat pula kemampuannya dalam menyusun bahan
ajar.
E. Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen sebagai alat
pengumpulan data yang disesuaikan dengan variabel penelitian itu sendiri. Untuk
mengukur proses pembelajaran berbasis blended learning digunakan instrumen
observasi atau pengamatan serta data angket yang dilakukan saat berakhirnya
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
50
format evaluasi materi (teori dan praktek) yang dilakukan setelah berakhirnya
proses pembelajaran pada tiap siklus.
Proses penggunaan beberapa intrumen tersebut ditunjang dengan beberapa
temuan peneliti pada saat pelaksanaan tindakan, baik berupa catatan lapangan
maupun dokumentasi foto.
Melalui observasi/pengamatan, akan diperoleh data kualitatif seputar
pelaksanaan tindakan. Sedangkan melalui format evaluasi materi dan angket, data
yang diperoleh berupa data kuantitatif dalam bentuk angka. Adapun untuk
memperoleh data yang valid melalui angket, maka peneliti menggunakan
beberapa langkah sebagai berikut.
1. Menyusun Konsep
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada tutor. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang di buat didasarkan
pada indikator dari penelitian itu sendiri, lalu dibagikan kepada para tutor sebagai
respondennya.
Dalam pengukurannya, Instrumen ini memakai skala Likert dalam bentuk
daftar check list () dengan 5 pilihan jawaban. Setiap pendapat yang diberikan responden melalui angket selanjutnya diberikan nilai sesuai dengan skala Likert,
yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel III.1. Daftar Nilai Skala Likert
Nilai Positif Kategori Jawaban Nilai Negatif
5 Sangat setuju 1
4 Setuju 2
3 Ragu-ragu 3
2 Tidak setuju 4
1 Sangat tidak setuju 5
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
2. Uji Coba Instrumen
a. Validitas Instrumen
Peneliti juga melakukan uji validitas yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu alat pengumpul data dapat mengukur
peningkatan kemampuan tutor dalam menyusun bahan ajar. Uji validitas
instrumen dilakukan dengan cara expert judgment dan uji coba instrumen.
Expert judgment dilakukan dengan meminta pendapat dari para ahli untuk
menganalisa instrument agar mendapat kelayakan untuk digunakan dalam
penelitian. Peneliti dalam hal ini meminta seseorang seseorang yang
mengerti dibidang penyusunan bahan ajar anak usia dini sebagai bentuk
pengujian kelayakan instrumen penelitian yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini.
Uji validitas pada penelitian ini juga dilakukan dengan cara
menganalisis butir instrumen dan membandingkan rhitung dengan rtabel. Untuk
itu, dalam menguji validitas pada penelitian ini maka perlu dilakukan analisa
pada tiap butir instrumen dengan menggunakan teknik product moment
dengan rumus sebagai berikut.
=
Keterangan:
= Koefisien korelasi product moment
= Banyaknya responden = Skor item
= Skor total
= Jumlah seluruh skor item = Jumlah seluruh skor item total
= Jumlah perkalian antar skor x dan skor y
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam tiap butir
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam tiap responden
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
52
Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada α = 0,05. Syarat bahwa
butir soal dikatakan valid adalah rhitung> rtabel. Namun, jika rhitung< rtabel maka
butir dinyatakan drop atau tidak valid. Butir soal yang valid akan digunakan
atau dimasukkan dalam instrumen yang akan diberikan kepada sampel. Butir
soal yang drop atau tidak valid tidak akan digunakan atau dimasukkan ke
dalam instrumen.
b. Reliabilitas Instrumen
Sebelum angket dan format evaluasi materi diisi oleh responden,
terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui validitas
dan reabilitas sebagai alat pengumpul data. Kegiatan uji coba instrumen
angket dan soal dilakukan terhadap 10 responden yang memiliki ciri sama
sebagai populasi penelitian.
Hasil uji coba instrumen kemudian di analisis untuk diketahui
apakah setiap butir angket dan format evaluasi materi terdapat kesesuaian
dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain, instrumen memiliki
validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung tujuan dari
instrumen secara keseluruhan.
Perhitungan reliabilitas merupakan perhitungan terhadap ketetapan
atau konsistensi dari angket dengan menggunakan rumus Alpha.
Penggunaan rumus ini disesuaikan dengan teknik scoring yang dilakukan
pada setiap item dalam instrumen. Rumus Alpha yang dimaksud adalah:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
F. Partisipan Dalam Penelitian
Partisipan pada penelitian ini adalah tutor di PAUD Tunas Mulia, Pasar
Rebo, Jakarta Timur yang berjumlah 10 orang. Nantinya kemampuan mereka
dalam menyusun bahan ajar diharapkan akan mengalami peningkatan setelah
melalui model blended learning yang diterapkan, penggunaan media dapat
dimanfaatkan sebagai katalisatornya.
G. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peneliti berposisi sebagai fasilitator yang bertugas untuk memfasilitasi
proses pelatihan, mengarahkan, serta memberikan informasi kepada para tutor,
berkaitan dengan penggunaan blended learning sebagai model pembelajaran
alternatif.
H. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Keberhasilan dari setiap tindakan yang dilakukan dalam proses penerapan
blended learning pada tutor di PAUD Tunas Mulia, dilihat menggunakan
pendekatan realistik. Maksudnya, keberhasilan tersebut dilihat melalui
ketercapaian kompetensi berupa peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar.
Melalui penerapan model blended learning ini, diharapkan mampu
memberikan alternatif sumber belajar bagi para tutor, khususnya terkait dengan
upaya peningkatan kompetensi pendidik. Melalui penerapan pembelajaran
mandiri ini, para tutor diharapkan mampu melakukan proses pembimbingan tanpa
ketergantungan dari fasilitator. Fasilitator juga dituntut untuk lebih kreatif dalam
menentukan kompetensi apa yang ingin ia capai selama proses pembelajaran.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran ini diindikasikan dengan
meningkatnya kemampuan tutor dalam menyusun bahan ajar sesuai dengan
potensi beserta fase perkembangan anak sesuai dengan Permen No. 58 Tahun
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
54
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan
angket yang berisi berbagai pernyataan yang relevan dengan tujuan
penelitian. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi dari
peserta kursus mengenai dampak penerapan model blended learning
terhadap hasil pembelajaran yang mereka lakukan. Angket dalam penelitian
ini bersifat tertutup agar terdapat kesamaan jawaban masing-masing tutor
sebagai responden sehingga mempermudah peneliti dalam proses
pengolahan data.
2. Observasi/Pengamatan
Observasi yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan
mata. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1996: 146) memaparkan konsep
observasi sebagai berikut:
Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan, pendengaran, pencium, peraba, dan pengecap.
Berdasarkan pendapat Arikunto di atas, maka dapat dipahami bahwa
metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis. Observasi dalam
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi tutor di
PAUD Tunas Mulia dalam rangka meningkatkan kemampuan menyusun
bahan ajar melalui penerapan model blended learning.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, foto, serta
penginderaan lainnya secara subyektif berdasarkan sudut pandang peneliti.
Teknik ini digunakan untuk mengungkap data tentang situasi pembelajaran
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
4. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar ini merupakan data mengenai hasil perlakuan
berupa peningkatan kemampuan menyusun bahan ajar yang diperoleh
melalui format pre-post test yang diberikan pada tiap pelaksanaan siklus.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness Study)
1. Credibility
Hasil penelitian dalam riset aksi ini memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi sesuai dengan fakta yang ada lapangan selama proses
pembelajaran berlangsung, untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya
sebagai berikut guna memperoleh informasi yang faktual:
a. Peneliti harus terus berperan aktif dalam penelitian, karena untuk
memperoleh data dari peserta kursus sebagai sasaran
memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Peneliti harus mendalami fenomena yang diteliti seperti apa
adanya melalui observasi yang fokus dan berkesinambungan.
c. Triangulasi data yang didapat menggunakan beberapa model
seperti triangulasi metode (lintas metode pengumpulan data),
triangulasi sumber data (memilih berbagai sumber data yang
sesuai), dan triangulasi pengumpulan data (beberapa peneliti
yang mengumpulkan data secara terpisah), dengan teknik
triangulasi ini memungkinkan diperoleh variasi informasi
selengkap-lengkapnya. (Suharsimi Arikunto, 1996: 146).
d. Melakukan analisis atau mengkaji data-data yang didapat untuk
mempermudah penggambaran mengenai fenomena seputar
penelitian.
e. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.
2. Transferability
Standar ini merupakan pertanyaan empiris yang tidak dapat dijawab
Muhamad Affandi, 2014
PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN BAHAN AJAR PADA TUTOR PAUD TUNAS MULIA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
56
laporan dan pihak yang terkait dalam penelitian. Hasil penelitian riset aksi
memiliki transferability yang tinggi, dimana para pembaca laporan
penelitian ini akan memperoleh pemahaman yang jelas terkait dengan
konteks dan fokus penelitian.
3. Dependability
Dependability yaitu kegiatan pengecekan atau penilaian akan
ketepatan penelitian dalam mengkonseptualisasikan apa yang diteliti
merupakan cerminan dari kemantapan dan ketetapan menurut standar
reliabilitas penelitian. Makin konsisten peneliti dalam keseluruhan proses
penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi data atau
temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin
memenuhi standar dependability yakni dengan melakukan audit dan dengan
melakukan kaji ulang terhadap seluruh hasil penelitian.
4. Confirmability
Standar ini lebih terfokus pada pemeriksaan kualitas dan kepastian
hasil penelitian, apa benar berasal dari pengumpulan data di lapangan.
Confirmability juga mencakup pemeriksaan dengan instrumen apa data
tersebut diperoleh dan disajikan.
K. Tindak Lanjut / Pengembangan Perencanaan Tindakan
1. Latar Penelitian
Latar penelitian riset aksi ini adalah PAUD Tunas Mulia, Pasar
Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan
terhitung dari bulan April sampai dengan Agustus 2013.
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan diklasifikasikan menjadi data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi peneliti
di lapangan, sedangkan data kuantitatif didapat berdasarkan hasil angket