• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

Ari Noor Setioko

07504241021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Pelaksanaan Praktik Industri dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Mekanik

Otomotif di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta”ini telah memenuhi syarat dan

siap untuk dipertahankan di depan tim penguji skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, 17 Juni 2013 Menyetujui,

DosenPembimbing,

(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara penulisan dan etika karya ilmiah yang telah lazim. Apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 17 Juni 2013 Yang menyatakan,

(5)

v

”Allah tempat memohon segala sesuatu”

“ Jangan

mudah menyerah dengan keadaan

“Masalah bukan merupakan halangan tetapi merupakan jembatan untuk

mencapai kesuksesan jika kita dapat mengatasinya”

“T

idak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama kita dapat

menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Laporan Tugas Akhir Skripsi ini saya persembahkan kepada: Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendidik, membimbing, dan mencurahkan segalanya agar saya menjadi anak yang berbakti kepada agama, orang tua, nusa, dan bangsa. Kakak -adikku tersayang yang telah memberikan motivasi dalam hidup saya. Teman-teman kelas A Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY angkatan 2007, yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi. Segenap dosen dan staf karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

(6)

vi

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK

MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Oleh :

ARI NOOR SETIOKO NIM. 07504241021

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pelaksanaan praktik industri di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta; (2) mengetahui tingkat kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik mekanik otomotif SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta; (3) mengetahui hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan kerja siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelatif (hubungan) dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta. Populasi pada penelitian ini sebanyak 140 siswa dan sampel diambil berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, sehingga ditetapkan sampel penelitian ini sebanyak 100 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan angket dengan empat skala likert. Uji validitas instrumen menggunakan expert judgment dan rumus product moment, sedangkan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha cronbach. Uji coba instrumen dilakukan kepada 30 responden diluar sampel yang diambil pada penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan praktik industri di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan persentase kategori kecenderungan pelaksanaan praktik industri pada tingkat sedang sebesar 67%.; (2) Tingkat kesiapan mental kerja siswa kelas XII program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Muhammadiyah 3 yogyakarta termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan persentase kategori kecenderungan pelaksanaan praktik industri pada tingkat sedang sebesar 61%; (3) Terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi product moment yang diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) dengan N = 100 sebesar 0,407 dan untuk melihat signifikansinya dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Data menunjukkan bahwa rhitung bernilai positif dan lebih besar dari rtabel (0,407 > 0,195).

(7)

vii

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini dapat terlaksana dengan baik dan tanpa ada hambatan yang berarti. Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Hubungan Pelaksanaan Praktik Industri dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik (S-1) di Universitas Negeri Yogyakarta.

Keberhasilan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat terwujud dengan adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Agus Partawibawa, M.Pd., yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Bapak Martubi, M.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan, selaku Koordinator Tugas Akhir Skripsi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Kepala SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

(8)

viii

6. Bapak Dr. Mochamad Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

8. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2007 khususnya kelas A.

9. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan do’a restunya. 10.Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dorongan, dukungan, perhatian dan do’a yang telah diberikan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT, selain itu dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini disadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan.

Semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya di dunia pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan serta demi kemajuan bersama. Amin.

Yogyakarta, 2013

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 7

1. Praktik Industri ... 7

2. Kesiapan Mental Kerja ... 15

B. Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

1. Kesiapan Kerja ... 25

2. Pelaksanaan Praktik Industri ... 25

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

(10)

x

2. Sampel.. ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Instrumen Penelitian ... 29

1. Kisi – kisi Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri... ... 29

2. Kisi – kisi instrumen Kesiapan Kerja Siswa.. ... 30

H. Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30

1. Uji Validitas Instrumen ... 31

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 35

1. Deskripsi Data ... 35

2. Pengujian Prasyarat Analisis Korelasi ... 37

3. Uji Hipotesis.... ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41

1. Pelaksanaan Praktik Industri ... 41

2. Kesiapan Mental Kerja ... 43

B. Uji Prasyarat Analisis ... 45

1. Uji Normalitas ... 45

2. Uji Linieritas ... 46

C. Pengujian Hipotesis ... 47

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

1. Hubungan Antara Pelaksanaan Praktik Industri dengan Kesiapan Kerja ... 48

2. Pelaksanaan Praktik Industri di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta ... 49

3. Tingkat Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta ... 49

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 51

B. Implikasi ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(11)

xi

Tabel 1. Sebaran Jumlah Populasi ... 27

Tabel 2. Sebaran Jumlah Sampel ... 29

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri ... 30

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja Siswa ... 30

Tabel 5. Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri... 32

Tabel 6. Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja ... 33

Tabel 7. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 35

Tabel 8. Reliabilitas Instrumen... ... 35

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Praktik Industri... 42

Tabel 10.Kategori Kecenderungan Pelaksanaan Praktik Industri ... 43

Tabel 11.Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja ... 44

Tabel 12.Kategori Kecenderungan Kesiapan Kerja Siswa ... 45

Tabel 13.Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 46

Tabel 14.Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 47

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(13)

xiii

1. Perhitungan Sampel Untuk Ujicoba Instrumen ... 56

2. Data Ujicoba Instrumen ... 57

3. Contoh Perhitungan Validitas Instrumen ... 59

4. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen ... 61

5. Perhitungan Reabilitas Instrumen ... 63

6. Hasil Perhitungan Reabilitas Instrumen ... 67

7. Instrumen Penelitian ... 68

8. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 74

9. Surat Ijin Penelitian Setda Prop. D.I. Yogyakarta ... 75

10.Surat Ijin Penelitian PDM ... 76

11.Surat Permohonan Validasi Instrumen ... 77

12.Surat Keterangan Expert Judgment ... 79

13.Instrumen Uji Coba ... 81

14.Data Penelitian ... 88

15.Deskripsi Data Pelaksanaan Praktik Industri ... 97

16.Deskripsi Data Kesiapan Kerja ... 99

17.Uji Normalitas ... 101

18.Uji Linieritas ... 103

19.Uji Hipotesis ... 108

20.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 109

21.Tabel Penentuan Jumlah Sampel Isaac dan Michael ... 110

22.Nilai-Nilai r Product Moment ... 111

23.Tabel Chi Kuadrat ... 112

24.Nilai-Nilai Untuk Distribusi F ... 113

25.Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi ... 119

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan SDM perlu dilakukan dengan adanya persaingan yang semakin ketat. Apabila kualitas sumber daya manusia baik maka pembangunan juga akan berjalan dengan baik. Selain itu pada pasar bebas seperti saat ini tenaga kerja asing dapat bekerja di Indonesia, sehingga sumber daya manusia masyarakat Indonesia harus mampu bersaing dengan sumber daya manusia negara lain. Perlu kompetensi yang unggul sehingga tetap eksis dalam persaingan pencari kerja. Faktanya angka pengangguran di Indonesia, khususnya di provinsi Yogyakarta kabupaten kota mencapai 17.481 orang, dari jumlah itu 70% penganggur adalah lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi.

(15)

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian dapat diartikan para lulusan SMK merupakan produk lembaga pendidikan yang siap kerja sehingga dapat diandalkan dalam menghadapi persaingan.

Untuk mendukung tujuan tersebut serta mendekatkan antar penawaran dan permintaan ketenagakerjaan, khususnya yang dari SMK maka pihak sekolah kiranya perlu meningkatkan ketrampilan siswa yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Adanya beban pembelajaran yang berat serta keterbatasan waktu, sarana dan prasarana di SMK maka diperlukan kerjasama dengan dunia industri untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengoptimalkan ketrampilan dari lulusan SMK, salah satunya dilaksanakannya praktik indusri. Praktik industri merupakan program dari sekolah untuk memadukan antara pembelajaran di sekolah dengan dunia industri. Melalui pelaksanaan praktik industri tersebut diharapkan siswa lebih siap kerja setelah lulus SMK karena telah memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dan mengenal sedikit banyak tentang dunia industri, serta mendapatkan tambahan ilmu yang belum didapatkan selama pembelajaran di sekolah dari pelaku industri.

(16)

3

industri siswa kurang diberi kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaaan yang ada, sehingga siswa tidak mengerjakan semua job secara utuh.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, data keterserapan siswa lulusan tahun 2011 di dunia kerja adalah 53%. Hal ini masih kurang sesuai dengan tujuan SMK yang menargetkan 70% dari lulusannya terserap dalam dunia kerja dan 30% melanjutkan studi. Hal tersebut dapat terjadi karena kurang siapnya lulusan untuk bekerja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, menunjukan terdapat pemasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan praktik industri maupun yang berkaitan dengan kesiapan mental kerja diidentifikasikan sebagai berikut :

Pertama yaitu adanya kesenjangan ketrampilan yang dibutuhkan industri dengan ketrampilan yang dimiliki siswa. Industri membutuhkan pekerja yang sudah terampil dalam melaksanakan pekerjaan dalam suatu bidang apapun kondisi di lapangan, sedangkan ketrampilan yang dimiliki siswa masih sebatas ketrampilan yang diajarkan di sekolah dengan kuramgnya jam praktik.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan – permasalahan yang terjadi dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(17)

2. Adanya kesenjangan keterampilan yang dibutuhkan industri dengan keterampilan yang dimiliki siswa.

3. Kesempatan mempraktekan teori yang ada di SMK masih terbatas. 4. Pelaksanaan praktik industri belum sesuai dengan yang diharapkan.

5. Pemberian pekerjaan pada siswa saat praktik industri tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa tersebut.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang berhubungan dengan kesiapan mental kerja sangat luas. Oleh karena itu, agar penelitian ini dapat mengkaji lebih mendalam dan terfokus, maka peneliti perlu membatasi cakupan permasalahan dalam penelitian ini pada pelaksanaan praktik industri.Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini dititikberatkan pada permasalahan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik mekanik otomotif khususnya program keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

(18)

5

1. Bagaimanakah pelaksanaan praktik industri di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta?

2. Bagaimanakah tingkat kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik mekanik otomotif SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta?

3. Apakah ada hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik mekanik otomotif SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan praktik industri di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui tingkat kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik mekanik otomotif SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis yaitu :

a. Bagi pengambil kebijakan terutama Dikmenjur penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan dalam mengambil kebijakan untuk Sekolah Menengah Kejuruan.

(19)

c. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi sehingga siswa diharapkan lebih tekun dan kreatif dalam menempuh pendidikan di SMK.

2. Secara teoritis yaitu :

a. Memberikan informasi tentang hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja siswa.

(20)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Praktik Industri

a. Pengertian praktikindustri

Praktik industri adalah salah satu model penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkronisasi antara pendidikan sekolah dan penguasaan keahlian atau ketrampilan yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian yang profesional sesuai program studinya dan yang diharapkan dalam profil kemampuan lulusan SMK (Panduan Praktik Industri, 2012: 5).

Menurut Oemar Hamalik (2007: 91), praktik industri atau praktik kerja lapangan adalah:

Suatu tahap persiapan profesional di mana seorang siswa (peserta) yang hampir menyelesaikan studi (pelatihan) secara formal bekerja di lapangan dengan supervisi oleh seorang administrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan tanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan hal mengenai praktik industri sebagai berikut:

(21)

2) Praktik industri wajib diikuti oleh peserta latihan (siswa) yang telah mempelajari teori-teori yang relevan dengan bidang tertentu.

3) Praktik industri dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

4) Praktik industri bertujuan mengembangkan kemampuan profesionalisme dan ketrampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. 5) Praktik industri berlangsung di lapangan, misalnya di

lingkungan perusahaan, instansi pemerintah, institusi masyarakat sesuai dengan bidang yang ditempuh siswa.

6) Para peserta latihan (siswa) dibimbing oleh administrator/supervisor yang ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaannya.

(22)

9

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik industri adalah pendidikan yang memadukan antara kegiatan pendidikan di sekolah dengan kegiatan pendidikan di dunia usaha atau dunia industri dimana praktik industri bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK yang memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaannya, untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan membentuk siswa menjadi tenaga kerja yang profesional dalam pekerjaan tertentu.

b. Tujuan Praktik Industri

Dunia usaha atau dunia industri yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan praktik industri mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai tempat bekerja sekaligus tempat belajar. Dunia usaha atau dunia industri yang paling sesuai untuk dijadikan tempat praktik industri adalah yang mendekati wujud yang kelak akan ditempati siswa setelah bekerja.

Menurut dikmenjur (2008), praktik industri memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1) Pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum

Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia. Jika ketersediaan fasilitas terbatas, sekolah perlu merancang pembelajaran kompetensi di luar sekolah (dunia usaha/dunia industri mitra). Keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut bukan diserahkan sepenuhnya ke dunia usaha/dunia industri, tetapi sekolah perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik. 2) Implementasi kompetensi ke dalam dunia kerja

(23)

orang lain. Peserta didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh masyarakat.

3) Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja

SMK sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan dapat menghantarkan lulusannya ke dunia usaha/dunia industri perlu memperkenalkan lebih dini lingkungan sosial yang berlaku di dunia usaha/dunia industri. Pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dunia usaha/dunia industri dan terlibat langsung di dalamnya, diharapkan dapat membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.

Berdasarkan uraian diatas, praktik industri bertujuan untuk memaksimalkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan kompetensi jurusan. Pembelajaran di sekolah sangat terbatas waktu dan fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu, sekolah bekerjasama dengan industri yang fasilitasnya mengikuti perkembangan teknologi secara cepat. Peserta didik dapat mempraktikkan secara nyata atau mengimplementasikan pembelajaran yang didapat disekolah saat melaksanakan praktik industri, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi peserta didik karena apa yang dipahaminya dapat diterima oleh orang lain. Adanya pengalaman tersebut diharapkan siswa dapat membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.

Praktik industri juga memberikan manfaat bagi peserta praktik. Menurut Oemar Hamalik (2007: 93) bagi peserta, praktik industri memberikan manfaat sebagai berikut:

(24)

11

teori atau konsep atau prinsip yang telah dipelajari sebelumnya.

2) Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta sehingga hasil pelatihan bertambah kaya dan luas. 3) Peserta berkesempatan memecahkan berbagai masalah di

lapangan dengan mendayagunakan pengetahuannya.

4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut.

Dari uraian diatas, pelaksanaan praktik industri akan memberikan manfaat kepada siswa berupa kesempatan menerapkan teori yang telah dipelajari ke dalam situasi lapangan yang aktual. Siswa/peserta praktik industri akan mendapatkan pengalaman praktis dalam memecahkan berbagai masalah di lapangan sehingga membuat siswa lebih siap terjun ke dalam dunia industri sesuai program pendidikannya.

c. Pelaksanaan Praktik Industri

(25)

pelaksanaan praktik industri adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menyelenggarakan adalah pendidikan yang memadukan antara kegiatan pendidikan di sekolah dengan kegiatan pendidikan di dunia usaha atau dunia industri dimana praktik industri bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK yang memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaannya, untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan membentuk siswa menjadi tenaga kerja yang profesional dalam pekerjaan tertentu.

Mengingat kemampuan yang dimiliki siswa relatif belum sepadan dengan tenaga kerja profesional, maka keterlibatan siswa dalam bekerja membutuhkan bimbingan dari tenaga profesional. Melalui bimbingan diharapkan dapat menjadi transfer pengetahuan dan ketrampilan dari pembimbing kepada siswa.

Program yang dilaksanakan di industri atau dunia usaha, menurut Dikmenjur (2008) meliputi :

1) Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri, apabila industri memiliki fasilitas pelatihan di industrinya. Apabila industri tidak memiliki fasilitas pelatihan, maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilakukan di sekolah.

2) Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau dunia usaha sesuai program keahliannya. 3) Pengaturan program 1), dan 2) harus disepakati pada awal

program oleh kedua belah pihak.

(26)

13

industri, dengan memperhatikan kelengkapan fasilitas praktik yang digunakan oleh siswa. Pekerjaan siswa di industri dalam bentuk on the job training yaitu mengerjakan pekerjaan nyata yang dikerjakan di industri tersebut.

Berdasarkan Buku Panduan Praktik Kerja Industri, beberapa hal yang dilakukan siswa pada saat pelaksanaan praktik industri yaitu:

1) Mematuhi aturan di industri tempat melaksanakan praktik industri.

2) Menghormati terhadap pimpinan atau karyawan di tempat praktik industri.

3) Menjaga nama baik SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. 4) Berpakaian rapi dan rambut tidak gondrong.

5) Melaksanakan sholat lima waktu.

6) Menggunakan alat keselamatan kerja selama di industri 7) Mengisi jurnal dan dimintakan tanda tangan pembimbing

setiap selesai bekerja.

8) Selalu hadir ditempat praktik industri dengan mengisi presensi kehadiran setiap hadir.

9) Tetap menggunakan seragam sekolah dan bersepatu selagi ada urusan dengan sekolah.

Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah siswa harus mematuhi aturan di industri dan menghormati orang – orang yang bekerja pada industri tersebut. Siswa diharapkan tetap berpakaian rapi saat ke sekolah untuk mengurus sesuatu.

Setiap siswa/kelompok didampingi oleh seorang guru pembimbing yaitu guru SMK yang ditunjuk oleh kepala sekolah, dan seorang pembimbing industri yaitu instruktur yang ditunjuk oleh pimpinan DU/DI. Berdasarkan Buku Panduan Praktik Kerja Industri, tugas dari guru pembimbing yaitu :

(27)

2) Menarik kembali siswa dari DU/DI

3) Memonitoring selama siswa melaksanakan Praktik Kerja Industri

4) Memberi pengarahan, nasehat dan bimbingan kepada siswa 5) Menerima hasil penilaian dari pembimbing industri

Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah guru pembimbing menyerahkan dan menarik siswa dari DU/DI, serta melakukan monitoring dan member bimbingan selama pelaksanaan praktik industri. Guru pembimbing juga yang menerima nilai dari pembimbing industri untuk selanjutnya dikeluarkan.

Tugas pembimbing industri adalah melakukan pembimbingan kepada siswa selama pelaksanaan praktik industri. Menurut Wardiman Djojonegoro (1998:94) pembimbingan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Bimbingan pada siswa saat bekerja

2) Melaksanakan bimbingan pada siswa secara sistematis berdasarkan program atau jadwal yang telah disepakati. 3) Memberi dorongan kepada siswa praktik industri agar selalu

aktif dan tekun serta antusias dalam mengikuti kegiatan belajar praktik.

4) Pembinaan kepada siswa agar mampu menumbuhkan etos dan sikap kerja.

5) Memberi peringatan atau hukuman kepada peserta praktik industri.

6) Melakukan penilai secara kontinyu terhadap kegiatan praktik industri.

7) Memberi dorongan agar siswa mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

(28)

15

praktik kerja supaya siswa mampu mengatasi kesulitannya sendiri. Pembimbingan selama pelaksanaan praktik industri dilakukan oleh instruktur dari dunia kerja dan oleh guru pembimbing dari sekolah.

2. Kesiapan Mental Kerja

a. Pengertian Kesiapan Mental Kerja

Era industri menimbulkan berbagai dampak adanya keterkaitan antara dunia industri dengan aspek lainnya, termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Industri pada saat ini dengan saat yang akan datang akan menghadapi persaingan yang sangat ketat karena masing – masing industri berlomba untuk dapat memproduksi barang atau jasa dengan nilai tambah yang tinggi dan menguntungkan. Pengaruh sektor industri terhadap pendidikan terlihat pada penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja, Praktik Industri (PI), Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

(29)

mental kerja adalah keseluruhan kondisi watak manusia yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga individu tersebut mampu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu.

b. Ciri – ciri Peserta Didik yang Memiliki Kesiapan Mental Kerja

Peserta didik yang memiliki kesiapan mental kerja mempunyai beberapa ciri – ciri. Menurut the US department of labor (1991: 1)

The some of the competencies in this area required for work are that a worker : (a) participater as a team member, (b) a job or task training, (c) exhibiting good manner (d) completed a job or task (e) follow procedures, (f) maintains a positive attitude, (g) is responsible for his/her actions, (h) is punctual and reliable in attendance, (i) holds good relationships with co-workers, (j) copes with stressful simulations.

Penjelasan mengenai hal diatas adalah, kompetensi yang harus dimiliki oleh pekerja yang dibutuhkan untuk bekerja diantaranya adalah sebagai berikut : (a) berpartisipasi dengan anggota tim, (b) latihan pekerjaan/tugas, (c) menunjukkan kesopanan dan rasa hormat, (d) menyelesaikan pekerjaan/tugas, (e) mengikuti prosedur, (f) mempertahankan sikap positif, (g) bertanggung jawab untuk bertindak, (h) tepat waktu dan selalu hadir, (i) dapat mempertahankan hubungan baik dengan relasi bekerja, (j) dapat mengatasi tekanan situasi.

Menurut Agus Fitriyanto (2006: 9) ciri-ciri peserta didik yang telah mempunyai kesiapan kerja adalah bahwa peserta didik yang memiliki pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

(30)

17

Peserta didik yang telah cukup umur akan memiliki pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari satu sudut saja tetapi peserta didik tersebut akan menghubungkannya dengan hal-hal yang nalar dan mempertimbangkan dengan melihat pengalaman orang lain.

2) Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain

Ketika bekerja dibutuhkan hubungan dengan banyak orang untuk menjalin kerjasama, dalam dunia kerja peserta didik dituntut untuk bisa berinteraksi dengan orang banyak.

3) Mampu mengendalikan diri atau emosi

Pengendalian diri atau emosi sangat dibutuhkan agar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

4) Memilliki sikap kritis

Sikap kritis dibutuhkan untuk dapat mengoreksi kesalahan yang selanjutnya akan dapat memutuskan tindakan apa setelah koreksi tersebut. Kritis di sini tidak hanya untuk kesalahan diri sendiri tetapi juga lingkungan dimana ia hidup sehingga memunculkan ide/gagasan serta inisiatif. 5) Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung

jawab secara individual

Dalam bekerja diperlukan tanggung jawab dari setiap para pekerja. Tanggung jawab akan timbul pada diri peserta didik ketika ia telah melampaui kematangan fisik dan mental disertai dengan kesadaran yang timbul dari individu tersebut.

6) Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan teknologi

Menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama lingkungan kerja merupakan modal untuk dapat berinteraksi dalam lingkungan tersebut, hal ini dapat diawali sejak sebelum peserta didik terjun ke dunia kerja yang diperoleh dari pengalaman praktik kerja industri

7) Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian

(31)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki kesiapan mental kerja mempunyai ciri – ciri tertentu. Ciri – ciri tersebut adalah peserta didik mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif dalam menyelesaikan suatu masalah. Peserta didik dapat bekerjasama dengan orang lain serta dapat mengendalikan diri dan emosinya. Peserta didik memiliki sikap kritis, bukan hanya terhadap diri sendiri tetapi juga terhadap lingkungan kerjanya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Peserta didik mampu untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teknologi, serta memiliki ambisi untuk maju dengan mengikuti perkembangan teknologi pada bidang keahliannya.

c. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kesiapan mental kerja

Kesiapan kerja sangat berhubungan erat dengan banyak faktor baik dari dalam diri siswa (intern) maupun dari luar diri siswa (ekstern) saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Faktor – faktor yang berasal dari dalam diri siswa misalnya kreativitas, kemandirian belajar, kecerdasan, minat, dan motivasi, sedangkan yang berasal dari luar diri siswa misalnya peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, bimbingan karir kejuruan, dan pelaksanaan praktik industri.

(32)

19

kematangan juga tidak dapat diabaikan”. Faktor yang berhubungan dengan kesiapan mental kerja adalah sebagai berikut :

1) Adanya tingkat kematangan yang meliputi :

a) Kematangan fisik, meliputi koordinasi otot dan syaraf. b) Kematangan psikologis, meliputi: minat, cita-cita,

motivasi, sikap, tanggung jawab, dan stabilitas emosi. 2) Pengalaman belajar yang meliputi :

a) Pengetahuan tentang: sekolah kejuruan/jurusan, undang-undang ketenagakerjaan (perburuhan) dan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan kerja ( pekerjaan yang dapat dimasuki, syarat-syaratnya, Informasi Dunia Kerja, etika kerja, kemampuan pengembangan, jaminan sosial/finansial serta objek kerja) .

b) Keterampilan yang meliputi: keterampilan menggunakan alat-alat, merawat alat dan mampu memperbaiki kerusakan ringan.

Faktor-faktor di atas apabila berfungsi dengan baik, maka seseorang akan dapat melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik tanpa ada konflik atau hambatan, karena untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik seseorang harus mempunyai motivasi yang baik, bebas dari konflik dan emosional serta mempunyai pengalaman kerja yang dibutuhkan.

(33)

pekerjaan hendaklah terjadi suatu proses yang selaras antara diri, pekerjaan dan lingkungan keluarga (A. Muri Yusuf 2002 : 86).

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Fajariyatin dengan judul Kontribusi Pelaksanaan Bimbingan Karir dan Praktik Industri TerhadapKesiapan Mental Kerja Siswa Kelas III SMKN 6 YogyakartaTahun Ajaran 1998/1999 dari penelitian ini diperoleh hasil kontribusi praktik industri terhadap kesiapan mental kerja sebesar 0,620.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hasan yang berjudul Kontribusi Pelaksanaan Praktik Industri dan Layanan Bimbingan Karir Kejuruan (BKK) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas II SMK 45Wonosari Tahun Ajaran 2002/2003. Hasil Penelitian tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara pelaksanaan praktik industri terhadap kesiapan kerja siswa sebesar 0,910

(34)

21

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan undang undang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Siswa membutuhkan keterampilan/skill agar menjadi lulusan yang siap kerja. Keterampilan/skill bisa didapat dari pengalaman kerja atau belajar. SMK tidak mungkin membekali keterampilan/skill siswa secara menyeluruh sehingga siswa siap memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, adanya kerja sama dengan pihak lain perlu ditetapkan untuk mendukung kesiapan kerja siswa.

Salah satu bentuk kerja sama yang dijalin adalah adanya pendidikan sistem ganda (PSG) yang diterapkan dalam bentuk praktik industri (PI). Banyak pengalaman yang diperoleh siswa dalam pelaksanaan PI, selain mendapat ketrampilan siswa juga mendapat pembinaan dalam menghadapi situasi di dunia kerja sehingga sikap profesionalnya dapat tumbuh. Siswa tidak hanya terampil sesuai bidang keahlian tetapi juga dapat menghargai waktu, kekompakan dan toleransi kerja, memahami karakteristik pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Pengalaman dari pelaksanaan praktik industri berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa, sehingga semakin baik/positif pelaksanaan praktik industri maka semakin baik pula kesiapan kerja siswa.

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian

(35)

1. Hipotesis

a. Terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan kerja siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

2. Pertanyaan penelitian

a. Bagaimanakah pelaksanaan praktik industri di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta?

(36)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian. Metode penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

A. Desain Penelitian

Jenis dalam penelitian ini jika dilihat dari tingkat eksplanasinya adalah jenis penelitian survey. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih sedangkan desainnya adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dengan metode angket untuk menggali data tentang pelaksanaan praktik industri dan kesiapan kerja siswa.

2. Menganalisis data yang telah terkumpul dengan mengkorelasikan antara skor pelaksanaan praktik industri dan skor kesiapan kerja siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(37)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.(Sugiyono, 2010 : 2).

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : 1. Variabel bebas

Pelaksanaan Praktik Industri (X) 2. Variabel terikat

Kesiapan Kerja (Y)

Hubungan antara variabel, jika digambarkan dalam paradigma penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan :

X1 : Pelaksanaan Praktik Industri Y : Kesiapan Kerja

: Garis Korelasi Tunggal

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran tentang variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari variabel – variabel tersebut.

(38)

25

1. Kesiapan Kerja

Kesiapan Mental Kerja adalah keseluruhan kondisi watak siswa dalam bekerja yang mampu untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kesiapan Mental Kerja meliputi kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain artinya siswa mampu beromunikasi dengan orang lain untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sulit dipecahkan, mampu mengendalikan diri artinya siswa tidak mudah terpengaruh dengan keadaan yang negatif, mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif artinya siswa mampu percaya terhadap pikirannya sendiri dan terbuka pola pikirnya, bertanggung jawab artinya siswa memiliki rasa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, mampu beradaptasi dengan lingkungan artinya siswa mudah bergaul dengan orang-orang di lingkungan yang baru serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya, mempunyai ambisi untuk maju artinya siswa merasa yakin dengan kemampuannya dapat mencapai sukses di masa depan, berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian otomotif artinya siswa selalu mengikuti perkembangan baik melalui seminar, workshop maupun media cetak dan elektronik.

2. Pelaksanaan Praktik Industri

(39)

industri/dunia usaha, dengan tetap mendapat bimbingan dari guru pembimbing dan pembimbing industri. Pelaksanaan praktik industri oleh siswa adalah segala hal yang dilakukan oleh siswa selama siswa ada di dunia industri. Pelaksanaan praktik industri oleh pembimbing dari sekolah adalah hal yang dilakukan guru saat siswa melaksanakan praktik industri, seperti memonitor siswa dan memberi bimbingan saat siswa menghadapi masalah. Pelaksanaan praktik industri oleh pembimbing dari industri adalah hal yang dilakukan pembimbing industri saat siswa melakukan praktik industri di industrinya, seperti memberikan arahan kepada siswa, memberi bimbingan selama siswa berada di industrinya.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

(40)

27

Tabel 1. Sebaran Jumlah Populasi

No. Kompetensi Keahlian Jumlah Siswa

1. Teknik Kendaraan Ringan 1 35

2. Teknik Kendaraan Ringan 2 38

3. Teknik Kendaraan Ringan 3 35

4. Teknik Kendaraan Ringan 4 32

Jumlah Total 140

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili) karena kesimpulan dari apa yang dipelajari pada sampel akan dapat diterapkan pada populasi. Alasan peneliti menggunakan sampel dikarenakan keterbatasan biaya, keterbatasan waktu, dan keterbatasan tenaga yang dimiliki oleh peneliti. Metode pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simple random sampling. Alasan menggunakan teknik tersebut karena pada populasi ini terdiri dari jumlah siswa XII jurusan Teknik Mekanik Otomotif yang memiliki kesamaan pada kompetensi keahlian di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Pengambilan sampel dari setiap kelas akan dilakukan secara acak.

(41)

jumlah populasi, yaitu diperoleh 71,42% dari keseluruhan jumlah populasi.

% 42 , 71 100 140 100

x

Kemudian masing – masing kelas XII diambil 71,42% dari jumlah siswa kelas XII kompetensi keahlian Teknik Mekanik Otomotif, sehingga dapat diambil sampel dari tiap – tiap kelas sesuai dengan tabel 1.

Penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dilakukan dengan cara undian, sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk digunakan sebagai sampel. Adapun langkah-langkah melakukan undian tersebut adalah :

a. Membuat daftar siswa yang tergabung dalam populasi dari masing-masing kelas.

b. Membuat kode-kode yang berupa angka untuk setiap siswa dari masing-masing kelas.

c. Menulis kode-kode tersebut ke dalam kertas kecil, digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.

d. Mengkocok gulungan kertas yang ada di dalam gelas sehingga menjadi tercampur.

(42)

29

Tabel 2. Sebaran Jumlah Sampel

No. Kompetensi Keahlian Populasi Jumlah Jumlah Sampel

Kelas XII Kelas XII

1. Teknik Kendaraan Ringan 1 35 25

2. Teknik Kendaraan Ringan 2 38 27

3. Teknik Kendaraan Ringan 3 35 25

4. Teknik Kendaraan Ringan 4 32 23

Jumlah Total 140 100

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket (kuisioner). Angket (kuisioner) yang dipilih dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode pengumpulan data. Pembuatan instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan berpedoman pada indikator – indikator dari konsep setiap variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan membuat instrumen, yaitu pelaksanaan praktik industri (X) dan kesiapan kerja siswa(Y).

1. Kisi – kisi Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri

(43)

Tabel 3. Kisi – kisi Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri

No Indikator Nomor Item

1 Pelaksanaan praktik industri oleh peserta didik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

2 Pelaksanaan praktik industri oleh pembimbing dari sekolah

10, 11, 12 3 Pelaksanaan praktik industri oleh pembimbing

dari industri

13, 14, 15, 16, 17, 18

2. Kisi – kisi Instrumen Kesiapan Kerja

Adapun kisi – kisi instrumen kesiapan kerja dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Kisi – kisi Instrumen Kesiapan Mental Kerja

No Indikator Nomor Item

1 Bekerjasama dengan orang lain 1, 2, 3, 4

2 Pengendalian diri 5, 6, 7

3 Pertimbangan yang logis dan objektif 8, 9, 10, 11

4 Bertanggung jawab 12, 13, 14, 15

5 Beradaptasi dengan lingkungan 16, 17, 18, 19, 20

6 Berambisi untuk maju 21, 22

7 Berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian otomotif

23, 24, 25

H. Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(44)

31

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid atau kurang sahih berarti memiliki validitas rendah. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi untuk mendapatkan instrumen yang valid.

Menurut Sugiyono (2011 : 122) instrumen dibedakan menjadi dua macam, yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi), sedangkan untuk instrumen yang non test yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi, (Sugiyono,2011:123). Berdasarkan pernyataan tersebut maka uji validitas pada penelitian ini cukup memenuhi validitas konstruksi saja karena instrumen yang digunakan pada penelitian ini merupakan instrumen non test. Pengujian validitas konstruksi dengan menggunakan pendapat dari ahli (expert judgement).

(45)

2

r : koefisien korelasi product moment ΣX : jumlah skor butir

ΣY : jumlah skor total N : jumah responden

(ΣX)(ΣY) : jumlah perkalian skor butir dengan skor total (ΣX)2

: jumlah kuadrat skor butir (ΣY)2

: jumlah kuadrat skor total

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 318) Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar daripada harga r tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r hitung yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel pada taraf signifikansi 5% maka butir yang dimaksud tidak valid.

Berdasarkan perhitungan validitas intrumen yang dapat dilihat dalam lampiran 3.3 halaman 69, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri

Tabel 5. Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri

(46)

33

a. Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja

Tabel 6. Uji Validitas Instrument Kesiapan Kerja

(47)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah keajegan instrumen dalam mengukur obyek yang sama, artinya kapanpun instrumen digunakan akan memberikan hasil yang sama. Uji reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dalam dalam mengumpulkan data penelitian. Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen ini adalah rumus alpha. Rumus ini digunakan karena angket atau kuesioner tidak terdapat jawaban yang bernilai benar dan salah, melainkan variasi skor jawaban berkisar antara 1 sampai 4. Rentang skala yang digunakan pada penelitian ini adalah empat, sehingga untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach, dimana rumus tersebut adalah sebagai berikut :

r

i : reliabilitas yang dicari

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

i

s : jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

s : varians total

(48)

35

Tabel 7. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat tinggi

Setelah melakukan pengujian dengan alpha cronbach yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran, dihasilkan nilai sebagai berikut:

Tabel 8. Reliabilitas instrumen

Nama Variable Koefisien

Reabilitas

Tingkat Keandalan

Pelaksanaan Praktik Industri 0,797 Tinggi

Kesiapan Kerja 0,886 Sangat Tinggi

I. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis data tersebut meliputi penyajian mean, median, modus, tabel distribusi frekuensi, histogram dan tabel kecenderungan masing-masing variabel.

a. Mean , Median dan Modus

(49)

bawah. Modus adalah nilai variabel yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam distribusi penentuan mean, median, dan modus. b. Tabel Distribusi Frekuensi

1) Menentukan kelas interval

Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus Sturges, yaitu: K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K : Jumlah kelas interval n : Jumlah data

log : logaritma

(Sugiyono, 2011: 35) 2) Menghitung rentang data

Menghitung rentang data digunakan rumus sebagai berikut: Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah

3) Menentukan panjang kelas

Menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut: Panjang kelas = Rentang / Jumlah kelas

c. Histogram

Histogram dibuat berdasarkan data frekuensi yang akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

d. Tabel kecenderungan variabel

(50)

37

Mi = ½ (Xmax + Xmin) SDi = 1/6 (Xmax - Xmin)

Pengkategorian variabel adalah sebagai berikut: Rendah : X < (Mi - 1SDi)

Sedang : (Mi –1SDi) ≤ (Mi + 1SDi) Tinggi : (Mi + 1SDi) < X

(Suharsimi Arikunto, 2010: 123) 2. Pengujian Prasyarat Analisis Korelasi

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam analisis korelasi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik, maka syarat-syarat berikut perlu dipenuhi :

a. Sampel yang digunakan dalam penelitian harus sampel yang diambil secara random dari populasi terhadap mana kesimpulan penelitian yang hendak kita kenakan.

b. Hubungan antara variabel X dengan Y merupakan hubungan garis lurus atau hubungan linier.

c. Bentuk distribusi variabel X dan Y dalam populasi mendekati distribusi normal.

(51)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sebaran yang digunakan dalam penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat (χ2

) dengan taraf signifikansi 5%. Rumus chi kuadrat adalah sebagai berikut :

fh fh fo 2

2 ( )

Keterangan : χ2

: koefisien chi kuadrat (harga chi kuadrat yang dicari) fo : frekuensi observasi (frekuensi yang ada)

fh : frekuensi harapan (frekuensi yang diharapkan)

(Sugiyono, 2010 : 107) Untuk menguji normalitas yaitu harga χ2hitung dikonsultasikan dengan χ2tabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika χ2hitung > χ2tabel maka distribusi data dinyatakan tidak normal. 2) Jika χ2hitung≤ χ2tabel maka distribusi data dinyatakan normal.

Ketentuan yang berlaku dalam hal ini adalah apabila harga Chi Kuadrat (χ2) hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat (χ2

) tabel pada taraf signikansi 5%, maka distribusi data dinyatakan normal.

(52)

39

Uji linieritas dimaksudkan untuk menentukan apakah antara varibel bebas (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Untuk menguji linieritas menggunakan uji F, rumusnya adalah sebagai berikut :

res reg reg

RK RK F

Keterangan :

reg

F : harga untuk garis regresi

reg

KR : rerata kuadrat garis regresi

res

KR : rerata kudrat residu

(Sutrisno Hadi, 2004 : 13) Untuk menguji signifikansi linieritas yaitu harga Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

3) Jika Fhitung > Ftabel maka hubungan variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan tidak linier.

4) Jika Fhitung ≤ Ftabel maka hubungan variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linier.

3. Uji Hipotesis

(53)

Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Bentuk persamaan korelasi product moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi X dan Y

x : ( )

y :

(Sugiyono, 2010: 228) Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu harga rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung ≥ rtabel maka korelasi signifikan (Ho ditolak dan Ha diterima)

(54)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini terdapat dua data yaitu data tentang pelaksanaan praktik industri dan kesiapan mental kerja. Untuk mendeskripsikan dan menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data yang diperoleh dari siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhamadiyah 3 dengan jumlah responden 100 siswa. Deskripsi data yang disajikan meliputi harga Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), Standar Deviasi, Tabel Distribusi Frekuensi, Grafik dan Tabel Klasifikasi Frekuensi dari masing-masing variabel.

1. Pelaksanaan Praktik Industri

(55)

Adapun distribusi frekuensi data variabel pelaksanaan praktik industri dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Praktik Industri Skor

Frekuensi Absolut Relatif

(%)

25 - 29 4 4.00

30 - 34 13 13.00 35 - 39 37 37.00 40 - 44 31 31.00 45 - 49 13 13.00

50 - 54 2 2.00

Jumlah 100 100.00

Berdasarkan tabel 9 tentang distribusi frekuensi di atas, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Praktik Industri

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Kelas Interval

(56)

43

Untuk mengetahui kecenderungan pelaksanaan praktik industri terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil pengisian angket diperoleh skor tertinggi sebesar 52 dan skor terendah sebesar 25. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (Mi) = ½ x (52+25) = 38,5 dan Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 x (52 - 25) = 4,5.

Tabel 10. Kategori Kecenderungan Pelaksanaan Praktik Industri

No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori

1 25 - 33 14 14 Rendah

2 34 - 43 67 67 Sedang

3 44 - 52 19 19 Tinggi

Total 100 100

Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat diketahui pelaksanaan praktik industri pada kategori tinggi sebanyak 14 siswa (14%), kategori sedang sebanyak 67 siswa (67%), kategori rendah 19 siswa (19%), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelaksanaan praktik industri dikategorikan dalam kategori Sedang.

2. Kesiapan Mental Kerja

(57)

skor tersebut setelah dianalisis diperoleh harga Mean (M) sebesar 55,50; Median (Me) sebesar 55,5; Modus (Mo) sebesar 55,71; dan Standar Deviasi sebesar 4,88. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.2 halaman 96.

Adapun distribusi frekuensi data variabel kesiapan mental kerja dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kesiapan Mental Kerja Skor

Berdasarkan tabel 11 tentang distribusi frekuensi di atas, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

(58)

45

Untuk mengetahui kecenderungan pelaksanaan praktik industri terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil pengisian angket diperoleh skor tertinggi sebesar 67 dan skor terendah sebesar 44. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (Mi) = ½ x (67+44) = 55,5 dan Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 x (67 - 44) = 3,8.

Tabel 12. Kategori Kecenderungan Kesiapan Mental Kerja Siswa

No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori

1 44 - 51 20 20 Rendah

2 52 - 59 61 61 Sedang

3 60 -67 19 19 Tinggi

Total 100 100

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat diketahui kesiapan mental kerja siswa pada kategori tinggi sebanyak 20 siswa (20%), kategori sedang sebanyak 61 siswa (61%), kategori rendah 19 siswa (19%), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kesiapan mental kerja dikategorikan dalam kategori Sedang.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

(59)

ini dilakukan dengan mengkonsultasikan hitung dengan tabel pada taraf signifikan 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji normalitas yaitu:

Jika hitung ≤ tabel maka data tersebut normal. Jika hitung > tabel maka data tersebut tidak normal.

Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan metode Chi-Kuadrat secara manual dengan program microsoft excel 2007, maka rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 10. Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.1 halaman 98.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Variabel hitung tabel (0,05) Kesimpulan Pelaksanaan Praktik Industri 1,3549 11,070 Normal

Kesiapan Mental Kerja 6,9276 11,070 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa, variabel pelaksanaan praktik industri, dan kesiapan mental kerja mempunyai sebaran data yang berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan hitung lebih kecil daripada tabel pada taraf signifikansi 5%.

2. Uji Linieritas

(60)

47

Adapun rangkuman hasil perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Linieritas

No. Variabel Fhitung DK Ftabel (5%) Kesimpulan 1 X dengan Y 1,426 22 – 76 1,65 Linier

Berdasarkan hasil uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya memiliki hubungan yang linier. Hal ini dikarenakan Fhitung lebih kecil daripada Ftabel dengan signifikansi 5%.

Berdasarkan uji prasyarat analisis yang telah dikemukakan sebelumnya, persyaratan pertama telah dipenuhi dengan pengambilan sampel yang dilakukan secara random (acak). Persyaratan kedua telah dipenuhi dengan dilakukannya uji normalitas yang hasilnya menyatakan bahwa distribusi data seluruh variabel berdistribusi normal. Persyaratan ketiga juga telah dipenuhi dengan dilakukannya uji linieritas yang hasilnya menyatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan terikatnya linier. Dikarenakan semua persyaratan analisis telah terpenuhi, sehingga teknik analisis untuk uji hipotesis dapat dilakukan.

C. Pengujian Hipotesis

(61)

Setelah melakukan perhitungan secara manual, menunjukkan bahwa korelasi antara variabel pelaksanaan praktik industri (X) dengan kesiapan mental kerja (Y) besarnya adalah 0, 407. Hasil tersebut menunjukkan bahwa (rhitung 0,407 > rtabel 0,195) dan bernilai positif. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 15. Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 105.

Tabel 15. Korelasi Pelaksanaan Praktik Industri dengan Kesiapan Mental Kerja

Jml Sampel r hitung r tabel (5%) Kesimpulan

100 0,407 0,195 Signifikan

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja diterima.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Antara Pelaksanaan Praktik Industri dengan Kesiapan Mental Kerja

(62)

49

Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan praktik industri mempunyai hubungan dengan kesiapan mental kerja siswa. Hal ini senada dengan kerangka berfikir yang telah dikemukakan pada Bab II, yang menyatakan bahwa baiknya pelaksanaan praktik industri akan mempengaruhi kesiapan mental kerja siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan praktik industri yang baik dapat membuat siswa lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan praktik industri maka semakin baik pula kesiapan kerja siswa. Sehingga setelah diketahuinya terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri terhadap kesiapan kerja siswa dapat ditempuh upaya – upaya untuk meningkatkan pelaksanaan praktik industri sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa.

2. Pelaksanaan Praktik Industri di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan praktik industri di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dari hasil data yang diperoleh menggunakan analisis deskriptif yaitu skor tertinggi 52 dan skor terendah 25, sehingga dari skor tersebut dapat diketahui rata – rata (mean) dari pelaksanaan praktik industri adalah sebesar 38,98 sebanyak 67 siswa (67%).

(63)
(64)

51

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dapat diketahui bahwa tingkat pelaksanaan praktik industri di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 67%. 2. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dapat diketahui bahwa tingkat

kesiapan kerja di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 61%.

3. Terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan kerja yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar variabel tersebut sebesar 0,407.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi penelitian sebagai berikut:

(65)

belum dimengerti. Guru pembimbing hendaknya memonitor siswa dan member motivasi agar siswa melaksanakan praktik industri dengan serius. Pembimbing industri hendaknya memberi bimbingan kepada siswa selama pelaksanaan praktik industri dan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengikuti aturan di dunia industri/dunia usaha.

2. Dengan diketahui besarnya tingkat kesiapan kerja dalam kategori sedang, maka hendaknya pihak sekolah berusaha untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa. Upaya sekolah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapan kerja adalah dengan praktik industri yang terlaksana dengan baik, pembelajaran yang baik, menambah sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran dan menyelenggarakan workshop untuk siswa.

3. Telah teruji bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan siswa kelas XII jurursan otomotif SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan praktik industri akan semakin tinggi pula kesiapan kerja siswa. Sehingga untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa diperlukan upaya sekolah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan praktik industri.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

(66)

53

bimbingan kepada siswa dan tidak membiarkan siswa tidak melakukan apa – apa selama pelaksanaan praktik industri.

2. Sekolah dan guru meningkatkan kesiapan kerja siswa dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana sekolah, melaksanakan praktik industri secara baik dan memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas dirinya.

(67)

54

DAFTAR PUSTAKA

Agus Fitriyanto. (2006). Ketidakpastian Memasuki Dunia Kerja Karena Pendidikan. Jakarta: Dineka Cipta.

Anonim. Definisi Mental. Diakses dari http://kamusbahasaindonesia.org/mental/ mirip. pada tanggal 27 Juli 2013.

Anonim. Kaum Terpelajar Dominasi Pengangguran di Yogyakarta. Diakses dari

http://republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy- nasional/13/02/10/mhzlff-kaum-terpelajar-dominasi-pengangguran-di-yogyakarta. Pada tanggal 27 Juli 2013.

Anonim. (2012). Panduan Praktik Industri. Yogyakarta: SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Anonim. (2012). Pengertian Pelaksanaan Penurut Pendapat Para Ahli. Diakses dari http://rimaru.web.id/pengertian-pelaksanaan-menurut-pendapat-para-ahli/. Pada tanggal 16 Oktober 2012.

Anonim. (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Depdikbud. (1989). Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta : Depdikbud.

Dikmenjur. 2008. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.

Muri Yusuf A. (2002). Kiat Sukses Dalam Karir. Jakarta : Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. (2007). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen

Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Sugihartono. (1991). Aspirasi Siswa Terhadap Pekerjaan dan Prestasi Akademik

kaitannya dengan Memasuki Kerja pada Siswa Sekolah Kejuruan di DIY. Laporan Penelitian. FIP:IKIP Yogyakarta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(68)

55

55

Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Penerbit Andi

The US Department of Labor. (1991). Work readnes sefl-marketing skills for a job. Diakses dari http://www.millbury.k12.ma.us/hs/techrepair/work.html tanggal 15 Oktober 2012

(69)

LAMPIRAN 1

1. PERHITUNGAN JUMLAH SAMPEL UNTUK UJICOBA

INSTRUMEN

2. DATA UJICOBA INSTRUMEN

3. CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN

4. HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN

5. PERHITUNGAN RELIABELITAS INSTRUMEN

6. HASIL PERHITUNGAN REABILITAS INSTRUMEN

Gambar

tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael pada buku sugiyono
Tabel 2. Sebaran Jumlah Sampel
Tabel 5. Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Praktik Industri
Tabel 6. Uji Validitas Instrument Kesiapan Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Seleksi, Penempatan,

3.1.1 Menyebutkan pengertian najis 3.1.2 Menunjukkan dalil tentang najis 3.1.3 Menjelaskan macam-macam najis 3.1.4 Membedakan macam-macam najis 3.1.5 Menerapkan tatacara bersuci

Sehubungan dengan Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran Lelang Ulang Nomor : BA.01/BOR.045.LPSE/BLP_SUBBAG_LP I/LMD/IV/2016 tanggal 6 April 2016 untuk. Pekerjaan

Mata kuliah ini menjelaskan tentang pengertian dan fungsi gambar teknik, menggambar garis-garis standar, menggambar huruf dan angka standar, proyeksi, gambar dengan

Surat undangan dikirim tersendiri melalui email pokja BLP ke masing-masing email penyedia, oleh karena itu Pokja 3 BLP tidak dapat menerima alasan ketidaktahuan dan/atau

Setelah itu, terdakwa I BATI SAMSURI al METRO bin SUNGKONO bertengkar mulut dengan saksi korban kemudian terdakwa BATI SAMSURI al METRO bin SUNGKONO keluar dari

Berdasarkan hal tersebut di atas permasalahan yang akan dibahas ada 2 (dua) yaitu: pertama, apakah surat dakwaan Penuntut Umum dalam perkara pidana Nomor:

pemindahan tempat persidangan peikara dtas nama Terdakwa Nanang trawan Alias trlanang Alias Nang Ndut Alias Pak Rian Alias Gilang Rian Janu Aiias Janu;7. Menimbang