1 BAB V ANALISIS DATA
5.1. Pola Komunikasi judi Online antara Agen dan Pemain
Setelah peneliti melakukan observasi atau tinjauan langsung di
lapangan tentang system komunikasi pada jaringan judi bola online pada
bab IV , peneliti akan mencoba menggambarkan pola komunikasi yang
terjadi dalam judi bola online. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk
atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan
penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Untuk menggambarkan pola
komunikasi itu penulis menggunakan teori Joseph A. Devito sebagai dasar
analisis.
5.2 Pola Komunikasi
Pada studi kasus pola komunikasi yang digunakan oleh agen dalam
menjaring calon pemain baru pada judi bola online,peneliti menemukan
ada dua pola komunikasi yang dipakai dalam jaringan judi bola online.
Pola Komunikasi yang pertama dipakai dalam jaringan judi bola online
adalah :
Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau media.
Komunikator menggunakan alat atau media ini karena yang menjadi
sasaran komunikasi berada ditempat yang berbeda dan berjauhan, atau
banyak jumlahnya. Agen yang mencari calon pemain baru dalam satu
waktu bisa langsung memberi informasi kepada banyak orang melalui
2
calon pemain baru yang tertarik, maka agen baru menjelaskan secara detail
[image:2.595.103.505.159.612.2]tentang bagaimana menjadi pemain pada judi bola online.
Gambar 5.1
Gambar Pola Komunikasi Sekunder
(Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books.)
B = Bandar
A = Agen
P = Player
Dari hasil pengamatan selama penelitian, dan dengan hasil data
yang penulis peroleh di lapangan, kemudian penulis mengolah dengan
teori Joseph A. Devito ,dengan menggunakan pola komunikasi sekunder
(gambar 5.1) pola komunikasi ini sangat cocok digunakan pada
komunikasi judi bola online karena selain agen bisa menghemat waktu dan
juga bisa memberi informasi langsung kepada banyak calon pemain, pola
komunikasi ini juga yang paling efektif dan efisien disamping itu pola
komunikasi ini juga bertujuan untuk menjaga keamanan dalam jaringan B
A A
P
A
3
tersebut karena dengan pola ini para player tidak mengetahui siapa Bandar
yang mereka ikuti. Para player hanya bisa berkomunikasi dengan para
agen yang merekrut mereka. Tetapi itu semua tidak menutup kemungkinan
Bandar bisa berkomunikasi dengan para Player, jika Bandar Ingin
melakukan atau Bandar ada kepentingan.
Pada pola komunikasi sekunder, interaksi yang terjadi antara agen
dan konsumen hampir sama dengan komukasi yang dilakukan antara
Bandar dengan agen. Bandar memberikan informasi tentang bagaimana
cara-cara dan apa yang harus dikerjakan untuk menjadi seorang agen dan
kemudian setelah memahami semua tugasnya, agen mencari calon player
baru untuk bergabung masuk dalam jaringannya. Tetapi perbedaan agen
dengan Bandar adalah agen memiliki peranan yang sangat dominan dalam
perkembangan jaringan ini karena resiko dalam mencari player baru lebih
besar daripada mencari seorang agen yang baru. Faktor keamanan adalah
taruhannya, seorang agen harus menjaga keamanan para pemain yang lain
dan yang pasti keamanan struktur jaringannya. Untuk menjaga keamanan,
agen lebih memilih untuk bertatap muka langsung dengan para calon
player baru karena agen dapat mengetahui lebih jauh latar belakang para
calon player disini agen harus benar benar memiliki tingkat kewaspadaan
dan tingkat kehati hatian yang sangat tinggi ketika melakukan komunikasi.
Jika agen salah melangkah, maka resiko yang akan diterima juga sangat
besar, apalagi agen adalah orang terdepan dalam jaringan judi bola online.
“ Ketika mencari player baru kami hanya menggunakan media internet untuk beriklan dan ketika ada yang berminat, kami melakukan
tatap muka langsung untuk memberikan informasi kemudian setelah itu
semua komunikasi dilakukan lewat media selluler”.
Agen dan Player sebenarnya berada posisi yang saling
bergantungan. Agen bergantung pada player baru demi menambah luas
4
besar agen untuk mendapatkan jumlah uang yang diperoleh. Sedangkan
player baru bergantung pada agen agar bisa bergabung di dalam jaringan
judi bola online dan dapat bermain dengan tujuan untuk mendapatkan
[image:4.595.100.511.213.696.2]uang.
Gambar 5.2 Contoh Gambar Iklan di Internet (http://www.depobola.com/sbobet)
5 Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan secara langsung dengan
menggunakan lambang sebagai media. Lambang dibagi menjadi dua yaitu
verbal dan non verbal. Lambang verbal yaitu bahasa, dan lambang
non-verbal seperti isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir,
dll. Peneliti memilih pola komunikasi primer karena, setelah terjadi pola
komunikasi sekunder atau berkomunikasi dengan menggunakan alat atau
media untuk beriklan. Kemudian selanjutnya akan terjadi pola komunikasi
primer dimana Agen harus bertatap muka langsung kepada calon Player
baru untuk menyelidiki alasan Player untuk mau bergabung,dan
mengetahui semua latar belakang dari calon Player tersebut. Karena agen
[image:5.595.97.513.160.605.2]tidak ingin sampai dijebak oleh pihak-pihak tertentu.
Gambar 5.4 Contoh Gambar Pola Komunikasi Primer (Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books.)
Komunikator : Agen
6
Pola komunikasi antara Agen dan Calon Player sebagaimana digambarkan
diatas dapat dirumuskan sebagai pembentukan hubungan interpersonal yang
artinya dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship.Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin
baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya;
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin
efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
5.3 Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi
dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley (1997), dua orang pemuka
dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi
dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran yang
dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari
suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan
terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah
akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa
waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi
lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan.
Pola komunikasi antara agen dengan calon konsumen sebagaimana
dijelaskan diatas dapat dirumuskan sebagai pola pembentukan dan peneguhan
hubungan interpersonal.
Devito (1997 : 233) memberikan gambaran tahapan hubungan melalui “model
7
pengembangan hubungan. Kelima tahap itu adalah :
1. Kontak (contact)
Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi
alat indera. Kita melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut beberapa
peneliti, selama tahap inilah – dalam lima menit pertama interaksi awal – kita
memutuskan apakah kita ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap
inilah penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk
diamati secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain seperti sikap
bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan dinamisme juga terungkap pada tahap
ini. Pada tahapan ini biasanya seorang agen melakukan pendekatan awal kepada
calon konsumen, pendekatan dari agen masih meraba raba melihat banyak sisi
yang telah dikategorikan untuk seorang konsumen, apabila calon konsumen
tersebut dirasa memenuhi kriteria yang ditentukan oleh agen, maka agen akan
lebih mendekatkan hubungan dan memutuskan sebagai konsumen. Akan tetapi
apabila agen melihat calon konsumen tidak sesuai kriteria maka agen akan
memutuskan untuk tidak mengembangkan hubungan dengan calon konsumen
karena itu bisa mengancam keamanan jaringannya. Jika agen menyukai orang ini
dan ingin melanjutkan hubungan, dapat berlanjut ke tahap kedua
2. Keterlibatan (involvement)
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin
mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan
diri kita. Jika ini adalah hubungan yang bersifat romantik (kekasih), mungkin kita
melakukan kencan pada tahap ini. Jika ini merupakan hubungan persahabatan,
kita mungkin melakukan sesuatu yang menjadi minat bersama. Setelah melewati
tahap pertama maka yang kemudian dilakukan oleh seorang agen adalah mulai
lebih sedikit mendekatkan diri dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih
8 3. Keakraban (intimacy)
Pada tahap keakraban, kita mengikatkan diri kita lebih jauh pada orang
ini. Kita mungkin membina hubungan primer (primary relationship), dimana
orang ini menjadi sahabat baik atau menjadi kekasih. Komitmen ini dapat
mempunyai berbagai bentuk : perkawinan, membantu orang ini, atau kita
mengungkapkan rahasia terbesar kita kepada orang ini. Tahap ini hanya
disediakan untuk sedikit orang saja – kadang-kadang hanya satu, kadang dua, tiga
atau empat orang saja. Setelah agen sudah merasa tidak ada kecurigaan kemudian
agen akan melanjutkan ke tahap pengungkapan diri, pada tahap ini agen sengaja
sedikit membuka diri dengan bercerita tentang pengalamannya saat ini. Hal ini
memliki tujuan agar calon konsumen juga mau membuka diri untuk memberikan
segala informasi yang telah calon konsumen ketahui.
1. Perusakan (deterioration)
Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan di antara
kedua pihak mulai melemah. Pada tahap perusakan kita mulai merasa bahwa
hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang kita kira sebelumnya. Kita berdua
mulai semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yg dilalui bersama. Kalaupun
kita saling bertemu, hanya berdiam diri tak bicara untuk mengungkapkan diri. Jika
tahapan ini berlanjut, kita memasuki tahap pemutusan. Jika pada tahap ketiga
sudah dilalui dan agen merasa calon konsumen tidak mau membuka diri atau
bercerita tentang apa yang ia ketahui tentang judi bola online, contohnya mengapa
ia sampai tertarik dengan jaringan saya (mengapa tidak dengan yang lainnya saja),
kemudian tidak mau membuka identitas diri sesungguhnya. Sikap-Sikap tidak
9 5. Pemutusan (dissolution)
Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mepertalikan kedua
pihak. Ketika seorang agen atau calon konsumen tidak lagi ada kecocokan untuk
melanjutkan hubungan mereka, mungkin bisa disebabkan oleh dominasi yang
artinya Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu
merasakan hak-haknya dilanggar. Atau Perbedaan nilai kedua pihak tidak sepakat
tentang nilai-nilai yang mereka anut. Maka mereka akan melakukan Pemutusan
hubungan.
Dalam proses pola komunikasi primer pesan yang disampaikan akan
sangat efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi. Dalam
jalinan hubungan antar individu hampir senantiasa melatar belakangi pola
komunikasi ini. Seseorang yang baru saja berkenalan akan cenderung berhati-hati
dalam berkomunikasi (Parwito, 2007 : 3 ). Karena itu , dalam mencari para agen
maupun player baru. Bandar maupun agen harus pintar bergaul dan melihat
orang-orang yang dipandang aman dan bisa memperluas jaringannya.
Pada sisi lain, Bandar dan agen dituntut menjaga keamanan
jaringannya,dan mereka harus bertanggung jawab apabila orang yang akan
direkrutnya ternyata dapat mengancam keselamatan jaringannya. Apabila orang
yang akan direkrut adalah orang yang baru saja dikenalnya,maka Bandar atau
agen harus lebih jeli dan berhati hati dalam menjalin hubungan interpersonal
dengan orang tersebut agar lebih aman. Jika Bandar atau agen merasa bahwa
orang yang akan direkrutnya dapat mengancam keselamatan jaringannya , maka
mereka akan melakukan tindakan antisipasi dengan cara menutup diri. Dan
apabila Bandar atau agen merasa orang yang akan direkrutnya aman maka mereka
akan semakin terbuka sekaligus memberi kepercayaan kepada orang orang
10
Penjelasan ini sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh rakhmat
(1993:129-138) bahwa agar hubungan interpersonal menumbuhkan hubungan
yang baik ,berjalan lancar dan tidak mudah pecah, harus memenuhi tiga syarat