I
i
I
rir
Uniuerritor Lompung,
Diduhur:g
oleh:
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
L.,
ALAM
*
.*;;12
6C
oo
o
)
,^{,
#
s
I
i
c
o
{)
0i
c
I
.a;. rF
%
o
t
8.
ETAHUAN
.
UNIVERSITAS LAMPUNG
to-t2Mei20t3
e
*
{
t
aaa
.:.:dj.FEl
omh
:lue
,
t{
*
ll ,- "-. '1, .
@
PH
ENOM
/
alytical
t
D
{
,-!\_7
"'J
,
t
lC s
d
o
o
o l*
,..j
. )a o
1,G
o
s
[o]
il ov'
lJ n'
c"_:
v\
dll
o
o'
c
o
o
o
f^\
o
l'1
"oJe
"o
cr-\
i )"
s
o
o
o
c
A^^
li{
ilo
o
oo Oa\
q^r
a,o
o
PROSIDING
SEMINAR DAN
RAPAT
TAHUNAN
Bidang
MIPA BKs PTN
wilayah
Barat
Tahun
zo1.s
Bandar Lampung,
10
- lZ
Mei
ZtI13
ISBN
97
8_602 _95559
-2
-O
Dewan Penyunting
Warsito
Sutopo Hadi TatiSuhartati
SimonSembiring
Mulyono
Muslim Ansori
Mustofa UsmanKurnia Muludi
EndangLinirin
W
Sumardi Buhani
Suripto
Dwi Yuwonofani
MasterSugeng Sutiarso
Abdurrahman
NismahNukmal
Penyunting
Pelaksana
Heri
SatriaKamisah D Pandiangan EIIy Lestari
Febriandi
HasibuanRifqi Alrnusawi
RDiterbitkan
oleh
FMIpA
Universitas lampung
Bandar Lampung
Penyunting: Warsito dkk.
rsBN 978-602_9855
9 _2^OCetakan
Pertama, Tahun Z0L3
@copyright
FMIPAUnila
'..{ItN,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
i
ii
COOKIES
IKAN
GABUS SEBAGAI
MAKANAN
TAMBAHAN
UNTUK IBU HAMIL
TRIMESTER
II
Arfi1,anti
FORTTFIKASI
COOKIES
DAGING
SAPI
DENGAN
BAHAN
MAKANAN
SUMBERGIZI
UNTUK
IBU
HAMIL
TRIMESTER
II
Arfiyanti
POTENSI
CEPHALOPODA SEBAGAI
BIOMATERIAL
BARU
Abdil
Razak*FAKTOR IMUNOMODULATOR KELENJAR
SALIVA
ANOPHELESSUNDAICUS
SEBAGAI
TARGET
POTENSIAL
DALAM
PEMBUATAN
TRANSMISSION
BLOCKING
VACCINE
(TBV)
MELAWAN MALARIA
Actria/ , Zulkarnain Edwardt, Suci Lestari2
KEANEKARAGAMAN
PEKANtsARU,
RIAU
Ahmad Muhantnrud
FLORA
DAN
FAI.INA
DI
KOTA
HUBUNGAN
ANTARA VALIDITAS BUTIR,
RELIABILITAS,
TINGKAT
KESUKARAN
DAN DAYA
PEMBEDA
SOAL
UJIAN
SEMESTER GENAPBIDANG
STUDI BIOLOGI
KELAS
XI
SMA/MA
NEGEzu
DI
KOTA PADANG TAHLIN PELAJARAN
2O1,u2O1,I* 'Anizam Zein**, Mulryiatul Fadillah**, Rahnta Novianti***
ANALISIS KESINAMBLINGAN MATERI BIOLOGI
PADA
BUKU
SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
JENJANG
SD, SMP,
DAN
SMA.SEBUAH
STUDI DESKRIPTIFKUALITATIF.
Apriliana Laily Fitri, Binta S.K.A. Sasongko, Eka P. Azrai
PENGARUH
MODEL
PEMBELAJARAN
AzuAS
DENGAN
PENDEKATAN
CTL
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
BIOLOGI
SISWA
KELAS
VII
SMPN
1PADANG
Arcli.), Ramadhon Smnarmin*), Friska Ellen-.)KEARIFAN
LOKAL
PENGGLTNAANTUMBUHAN OBAT
OLEH
SUKU LEMBAK
DELAPAN
DI
KABUPATEN
BENGKULU
TENGAI{,
BENGKULU
Ariefo Prinmir Yani / FKIP Ltniversitas Bengkulu
1-8
9-16
t7-20
21-30
31-38
39-48
49-62
63-70
71.-74
PENGARUH
PEMBERIAN FTINGI
MIKORIZA
MULTISPORATE,RHADAP PRODUKSI
TANAMAN
JAGLING (ZEAMAYSL.)
Gustina Indriati. ; Liza lrda Ningsih. ; Rizki.
IMPOTANCE
VALUE
OF
GROLIND VEGETATION
AT
TWORUBBER
PLANTATIONS,
TNDRALAYA.
SOUTHSUMATERAERROR!
BOOKMARK
NOT DEFINED.
Han{a Marisa & Salni
KONSERVASI INDIGENOUS
SPECIE,S
EKOSISTEM
HUTAN
RAWA GAMBUT RIAU
Haris Gtmmranl , Alunad Muhammadt, Ntu'ul Qomar2
SCREENINC OF
BIOSURFACTANT
PRODUCINGHYDROCARBONOCLASTIC BACTERIA AS
A
BIOREMEDIATION
AGENT
OF PETROLEUMCONTAMINATED ENVIRONMENT
Hary Widjajanti, Muharni. dan
Mi{at
CHARACTERIZATION
OF
VECTOR
DNA
MICROSATELLITE
DENGUE
HEMORRAGIC
FEVER (DHF)
AEDES AEGYPTI WITH
ENzuCHMENT METHOD
Hasmiwatit, Djong Hon Tjongz dan Dessl' Arisanty 3
PENGGUNAAN
BIJI ASAM JAWA
(TAMARINDUSINDICA
L.)
DAN
BIJI KECIPIR
(PSOPHOCAfuPUS TETRAGONOLOBUSL.)
SEBAGAIKOAGULAN
ALAMI DALAM
PERBAIKAN
KUALITAS
AIR
TANAH
Hendrav,ati'. Delsy Syamsumarsih t. Nm'hasni I
HISTOLOGI
ULAS
VAGINA
DAN WAKTU
SIKLUS ESTRUSMASA
SUBUR
MENCIT BETINA
SETELAH
PEN4BE,RIAN EKSTRAKRIMPANG
RUMPUT TE,KIDrs. Hendri Busman, h[.Biomed
HASIL
LOKAL
323-328
329-332
333-338
339-346
347-356
357-370
371-376
377-380
381-388
HIBzuD
F1
KACANG
HIJAU (''IGNA
RADIATA
L.PERSILANGAN
VARIETAS
KENARI
X
KULTIVAR
KAMPAR
'Hermarr, tDewi Inclritani Roslim ctan 2ZttlkiTi
)
KOMUNITAS
BULU BABI
(ECHONOIDEA)
DI
PULAU
CINGKUAK. PULAU SIKUAI DAN PULAU SETAN
SUMATERABARAT
Indra Junaidi Zakaria
DESAIN
DAN
PENGAYAAN
KANDANG
DALAM
UPAYA
KONSERVASI
EX-SITU
TARSIUS
BANCANUS SALTATOR
DI
GLTNUNG
TAJAM,
PULAU BELITLTNG Indra Yttstian & Nadya B. Silva LestariVI
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Characterization
of vector
DNA
microsatellite
Dengue
Hemorragic
Fever
@HF)
Aecles
aegypti
rvith
Enrichment
Method
Hasmiwatir,
Djong Hon
fjong2
danDessy
Arisanty
rt
Parasitologt Deyision,nedictl
Facul4,, .-lndulu.s L'niversiq'. PuclungE ma i I : ha s tn
it
at i 6 5 @lgma il. c o nt2
Biolog,, Deparrement,
llathenitic
toul Scicnce Fttcultt,,I
ndal as L'n ir e rs i t y', P atlu ng
3
Biochemestry Deyi.sion, metlicul
Fac
4', ;lntlctlus fhtit'crsitl',Putkng
Latar
BelakangDemam
berdarah
Dengue
(DBD)merupakan
salah
satu
penyakit
yangbermasalah
besar
di
daerahtropik
dansubtropik
.
Populasi nyamuk Aedesaeg,pti
yang berasaldari
daerah geografi berbedadapat
berbedadan
menunjukan kapasitasvektorialnyaa atau kerentanannya terhadap
virus dengue j uga berbeda.
Pengendalian
nyamuk selama
inibiasanya dilakukan kalau
terjadi
epidemikDBD
di
suatu
lokasi
dengan
foggingmenggunakan insektisida.
Penggunaaninseksida
yang terus
menerus
akanmenyebabkan
nyamuk menjadi
resisten,jika
nyamuk
telah
resisten
makakemampuan
menularkannya
semakintinggi,
selain
itu
dengan
terjadinya pemanasan global maka akan berpengaruhAbstrak. Penelitian
ini
bertujuan untuk mengkarakterisasi DNA mikrosateiit dari nlamuk Aedes aeg;pti dengan metode Enrichment (Pengal'aan).DNA
diisolasi dan sc'lanjutnya dilakukan pemolongan dengan enzim restriksi secara simultan menggunakanenzim.\lu
l.Rsal dan Hinc
II
. Selanjutnya diligasi dengan adaptor Mlul (terdifi dari2l
- mc'r:5'
CTCTTG CTT ACG CGT GGA CTA3'dan phosporilated 25-mer pada uiung 5':
I
ACA CGA GAA CGA ATG
GCA CCT GATp 5'). Sebanyak 6 oligonukleotida bennotit rnikrosatelit(AT)ro ,(CT)ro (GT)rq. (AC)20 (AG):o dan (GC)ro)
di
hibridisasi menggunakan membran Hybon. Fragmen hasil hibridisasidi
elusi dan diamplihkasi(
PCR )dengan menggunakanprimer
21-
mer.Hasil
penelitianini
menunjukan produk amplifikasidari
DNA
elusi didapatkan fragmenberukuran
700 bp, 610 bp, 550 bp, 490 bp dan -150bp
y'angmerupakan kandidat fragmen DNA yang mengandung motif mikosatelit. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan metode pengayaan
(
enrichment) dapat menghasilkan kanclidat fragmenDNA mikosatelit Aedes aegtpti vektor DBD di Sumatera Barat.
Key rvords: ledes aeg)pti,lsolasi, Pengayaan, Hibridisasi dan DNA Mikosatelit
PENDAHULUAN
terhadapjumlah
populasi nyamuk sehinggakasus
DBD
selaluterjadi
maka salah satualtematil'e dalam
usaha pengendaliannyadapat dilakukan secara genetik.
Usaha
pengendalian
nyamuk,.lecle.rueglpli
secan
genetik adalah
denganmengetahui dilersitasnva.
Diversitas genelik meliputi struktur generik. aliran ren dan differensiasiantar
dan inter populasi.Diversitas generik dapat
dipelajari
denganmcnggunakan
beberapamarker
sepertiallozim,
RAPD, RFLP
dan
DNAmikrosatelit
(Lovin.
de Brul'n.
fiemnre.Mori,
Epstein, Harker, Streit dan Ser erson.2009).
DNA
Mikrosatelit
rnerupakan salahsatu
tool
(marker/penanda) molekulerlang
dikembangkan untuk mempelajari genetika
populasi
dan
diversitas
genetik
padaserangga dan merupakan salah
satu
markeryang mempunyai tingkat kepercayaan
lang
tinggi
(Jarnedan
Lagoda, 1996).
IstilahHasmiwati, Characterization
ofvector
DNA microsatellite Dengue Hemorragic Fever (DHF) Aedes aegypti with Enrichment Methodmikosatelit
yang sering
digunakan olehpara peneliti
antaralain
:
Short TandemRepeat
(STR) (Craig,
et
ai.
1988);
danSimple
Sequences Repeats (SSRs) (Jacobet.al.
l99l).
Mikosatelit juga
merupakanpenanda
genetik
yang
serir,g
digunakanuntuk mempelajari system perkawinan dan
struktur
populasi
(Steffen
et
al.
1993),pautan (linkage), pemetaan kromosom dan
analisa populasi (Silva et a/. 1999)
Penelitian tentang diversitas
genetikAedes
aegeti
berdasarkan
DNA
mikosatelit
telah dilakukan antara lain olehHuber,
Mousson, Rodhain
dan
Failloux(1999)
yaitu
sekqenmikrosatelit
sebagaimarker dalam studi genetik Aedes aegypti
sebagai
vektor
DBD.
Ravel,
Monteny,Olmos,
Verdugo
dan
Cuny
(2001)melakukan
studi awal tentang
genetikapopulasi Aedes aeg,,pti
di
Mexico.
Lovin, de Bruyn, Hemme,Mori,
Epstein, Harker,Streit
dan
Severson
(2009)
mengenaipengembangan
polimorfik
DNA
mikosatelit
dan
validasi serta
study populasi genetika nyamuk Aedesaegtpti
diHaiti.
Kemudian Paupy, Brengues, Ndiath,ToB,
Herve
dan
Simard
(2010) menggabungkan datamorfologi
danDNA
mikosatelit
untuk
melihat
variabilitasmorfologi dan
genetik
Aedesoeg;pti
diNiakhar, Senegal.
Penanganan kasus
DBD
menjadi
lebihkomplek
di
Sumatera
Barat
karenamobilitas
penduduk
yang
tinggi
danpenyebaran vektomya, yang cepat melalui
transportasi
oleh
karena
itu
perluperancangan
primer
penanda
(marker)genetik
berdasarkan
DNA
mikosatelit
unluk
Aedes aeg,;pti
di
Sumatera Baratpenting dilakukan,
hal
ini
akan
menjadidasar dalam pengendalian nyamuk vektor
DBD ini
terutama terkait dengan kebijakanpenyusunan strategi pengendalian vektor.
Tujuan Penelitian ini
adalahmengkarakterisasi
DNA
mikrosatelitdengan metode Enrichment (Pengayaan).
METODE
PENELITIAN
Cara
Kerja
Isolasi
DNA
n1'amukDNA
nyamuk disolasi menurut prosedur([{oelzel,
1994)
y'angtelah
dimodifikasioleh
Anggraini
,l 998), yaituCTAB
(Cet1 lTrimetyl
ammonium Bromide) dipanaskanpada waterbath 60 oC selama
l0
menit danpenambahan proteinase K.
Elektoforesis
Hasil
isolasi
DNA
dicek
denganmenggunakan
gel
elektroforesis
1.2
Yodalam
buffer 0,5 TBE
(Sambrooket al,
1989). Krvantitas (Konsentrasi)
DNA
lang
didapat dengan rnembandingkanya dengan )"DNA,
selainitu
konsentrasiDNA
diukurdengan mcnggunakan nano
Drop.
Setelahitu
sampel disimpan pada -20oC sebelum digunakan untuk proses berikutnya.Restriksi/Pemotongan
DNA
Pemotongan
DNA
genom
(sesuaidengan
instruksi
pemasok enzim)
dariDNA
genom
di
potong
dengan menggunakan enzimAlu
I
, RsaI
dan Hindll
(Vivantis),
secara simultan. diinkubasipada suhu 37"C
selama 16
jam.
Hasilpemotongan
ketiga.enzim
restriksi
dapat dicek dengan dgn menggunakan Nano drop.Ligasi
denganadaptor
DNA
yang telah dipotong
selanjutnyadi
ligasi dengan3 pg
adaptorMlul
(terdiri
dari2l-mer
:5'
CTC TTG CTT ACG CGTCGA CTA3'
dan
phosporilated 25-mer pada ujung5': 3'ACA
CGAGAA
CGA A
TG
GCA CCTGATp5').
Komposisi ligasi adalah sebagai berikut :DNA
I
pl,
adaptor2l-mer 0,5
pl,
adaptor25-mer
I pl.
5xRapid ligation buffer 5
pl.
T4DNA
ligaseI pl
(Promega-USA) dan nuclease freewater
hingga
total volume
50
pl,
y'angdiinkubasi pada suhu
4'C
selamaI
malam.Prosiding Semirata FMIPA Universitos Lampung, 2013
Amplifikasi
Amplifikasi
dilakukan
menggunakanprimer
adaptor2l-mer.Siklus
temperaturePCR yang
di
gunakan pada penelitian iniadalah
denaturasiarval pada suhu
9-l"Cselama
30
detik
I
kali,
denaturasi 94oC selama 30 detik, annealing pada suhu 600Cselama
lmenit,
polimerisasi pada suhu 72oC
selama
2
menit
dengan
35
siklus.polimerisasi
akhi
72"C
selamal0
menit.Flasil
amplifikasi
di cek
dengan elektroforesis pada gel agarose 1,50lo dalam 0,5x TBE.Pengavaan
Nlikrosatelit
Persiapan Reagen
Oligonukleotida
yang
digunakan untukmemperka-va
DNA
mengandung
motif
mikrosatelit adalah
:
(AT)n
(CT)n
(GT)n(AC)n
(AG)n (GC)n (Slotman etaI.2007),
6
Oligonukleotida
dibagi
menjadi
3kelompok membran
mengikutiKusumarvaty ( I
999)
berdasarkan meltingtemperature
(Tm)
dari
masing-masingnukleotida
yang
diformulasi
oleh Sambrook et.ul. (1989) dengan rumus : Tm=
81.5+
16.6log [Na+]
+0.41 (% G+C) -600/n.Untuk tiap
kelompok membran,l0
pl
dari
masing-masingnukleotida
dicampurkemudian ditambahkan
5x
SSC
(StandarSalin
Citrate:75
ml\4 sodium citratepH
7dan
750 mM NaCl)
hinggatotal
volume1000
pl.
Campuran tersebut
diteteskandiatas membran Hybond
N+
berukuran 0.5cmr
(Amersham,Arlington
Heigh.lL
US).Kemudian membran dikering
anginkanselama
I jam
dandiliksatifpada
suhu 65"C selamaI
jam.
selanjutnya didedahkan padaUV
selama30
detik. Untuk
melepaskanoligonukleotida
yang terikat
lemah
padamembran-
membran
dicuci
2x menggunakanl0
nl
butl'er hibridisasi (50%formamide,3x SSC, 25 mM Na-fosfat, pH7
dan
5%
SDS) pada suhu45'C
selama 48jarn
(ganti
buffer
hibridisasi
lx
24
jam).Selanjutnya membran disimpan dalam petri
steril
pada
suhu -20'C
hingga
saat diperlukan.Pen ga1'aan/Enrich men
DNA
i\Iikrosatelit
Nletode
yang
digunakan
berdasarkanEdrvard er..r1. ( 1996) dan Zane et.al. (2002)
dengan
sedikit
modifikasi.
Pengayaanmikrosatelit
dibagi
atas3
tabung. Setiaptabung berisi berisi 50
pl DNA
1'ang telahterdenaturasi
(dimasukan
dalam
airmendidih selama
l0
menit)
dalam500
pl buffer hibridisasi ( 5x SSC, 25 mM natriumphosfat
pH 7,0,05%
SDS),2
pg 2l-mer
oligonukleotida dan
I
membran. Pengayaandilakukan pada
3
tabung (tabungI
berisi
Imembran
dan
buffer
hibridisasi
tanpaformamide, tabung
II,
I
nrembran denganbuffer hibrisasi
dan 25ohlbrmamide
dantabung
III, I
membran dengan
bufferhiridisasi dengan
50%
formamide.Hibridisasi pada suhu 50"C selama 48 jam
dengan menagunakan
:
"Shake
'n
Stackoven
hibridisasi.
DNA
1'angterikat
atauyang terhibridisasi pada
oligo
yang terikat pada membran dielusi pada suhu95'C
(airmendidih)
dan
DNA
hasil
elusi
ini
disimpan pada
-20"C
dan
selanjutnyadiamplifikasi.
Amplifikasi
DNA Elusi
DNA hasil elusi
diamplifikasi
denganmc-nggunakan
primer
adaptor
2l-mer
dengan kondisi PCR : denaturasi awal pada
suhu
94oC selama
30
detik
1
kali,denaturasi 9.loC selama 30 detik, annealing
pada
suhu 60oC
selama
I
menit,polimerisasi pada
suhu
72'C
selama 2menit dengan 35
siklus,
polimerisasi akhir72oC selama
l0
menit. Hasil amplifikasi dicek dengan elektroforesis pada gel agarose
1,5% dalam
0,5x
TBE
dengan pewarnaandengan
Etidium Bronrid
2
pg/100
ml.Fragmen
DNA
yang teramplifikasi diamati dengan Geldoc selanjutnya didokumentasi.Hasmiwati'Characterization of vector DNA microsatellite Dengue Hemorragic Fever (DHF) Aedes aegypti with Enrichment Method
HASIL
DAN DISKUSI
enzim
restriksi, karena
untuk
restriksidiperlukan konsentrasi
DNA
yang tinggi. IsolasiDNA
nyamukAedesaegtpli
Pada
penelitian
ini
DNA
nyamukdisolasi menurut prosedur
(Hoelzel,
1994)yang telah dimodifikasi
oleh
Anggraini,1998).
Sebanyak100
ul
larutan
bufferCTAB
(Cetyl
Trimetyl
ammoniumBromide) . Hasil isolasi
DNA
dicek dengangel elektroforesis I
,5
Yo dalambuffer
0,5xTBE
(Sambrookel
al.,
1989).Hasil
isolasiDNA
dapatdilihat
pada Gambarl.
Hasil isolasiini
cukup baik karena tidak kelihatan smear. Untuk mengetahui konsentrasiDNA
dilakukan dengan menggunakan Nano Drop
hasilnya
seperti
terlihat
pada
Tabel
l.
Konsentrasi
yang
didapatkan
bervariasianlara
3,6
sampai
60,9
ng/pl
dengankemurnian 1,82 sampai 2,52.
Dari hasil
inidipilih
beberapa konsentrasiDNA
yangtinggi
untuk selanjutnya dilakukan restriksiatau
pemotongan
dengan
menggunakan [image:8.598.306.503.151.361.2]Tabel
I
: Konsentrasi DNA Nyamuk Aedes aegtpti dengan Nano DropGambar 1. Contoh fragmen hasil Isolasi DNA
nyamukAedes aegtpti.
blank 5p 1p sB blank s7 s10 9p blank 9s 6s 5s 6p 4p 4p 4s 3s blank 3p 2p alu blank hind3 0 26,2 60,9 16,4 0 10,7 23,6 29,7 0 23,5 23,9 3,6 42,8 29 48,6 50,6 14,2 0 22,4 27 5,5 0 5,7 ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/prl ng/;rl ng/pl ng/pl ng/prl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl ng/pl 0 0,525 1,219 0,328 0 0,215 0,471 0,593 0 o,47 0,478 0,072 0,856 0,58 0,973 1,012 0,284 0,001 0,448 0,541 0,11 0,001 0,114 -0,002 0,276 0,608 0,162 -0,012 0,093 0,216 0,3 -0,012 0,213 0,226 0,029 0,387 0,319 0,469 0,503 0,122 -0,006 0,213 0,263
0,1 08
-0,006 0,027 -0,1 -0,03 0,64 0,7 0,56 0,06 0,32 0,65 0,7 0,06 0,6 0,78 0,15 0,92 0,85 0,98 0,96 0,74 0,14 0,82 1,04 0,12 0,14 0,24 DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA DNA 1,9 2,01 2,03 0,01 2,3 2,18 1,98 0,01 2,2 2,11 2,52 2,22 1,82 2,07 2,01 2,32, -0,12 2,1 2,06 1,02 -0,12 4,31 Sample ID
Nucleic Acid
Conc. Unit A260 A280
350 |
So*:.*
?0 13 f H lP A U,;l^B&
l*:]EfF,*tKffi,#
*
260t280 2601230
[image:8.598.89.498.430.772.2]Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Restriksi
atau
PemotonganDNA
genomAedes
Aegl'pti
Restriksi dilakukan
denganmenggunakan enzim
restriksi Alu
I
,
Rsaldan
Hind
II.
sesuai dengan y'ang dilakukanEdr,vards et al (1996) dan Kusutnarvaty et
al
(
2005). Restriksi
ini
dilakLrkan secarasimultan,
hal ini
dilakukan
untuk menghasilkan fragmenDNA
yang pendekberukuran
2A0
sampai 1500
bp
,vangbertujuan
untuk
memudahkan penempelanadaptor
saat
dilakukan
ligasi
denganadaptor. Petnotongan
DNA
dengarr banl'akenzim
ini
menurut Zane
et
ul
(2002)bahrva
restriksi
DNA
genom
denganbanyak
enzim akan
dapat
meningkatkanpeluang
mendapatkanmotif
mikrosatelitdan
mengurangi
fragrnen sisipan
yangsama.
DNA
genom Ae,lesaeg'pti
yang telahdipotong
dicek
dengan
elektroforesis,secara
teori
dinyatakan bahrva
restriksiDNA
genom akan menghasilkan fragmenyang smear
karena banyaknya
fragmenyang terpotong namun pada penelitian
ini
tidak
dapat ditunjukan hasilnya,
hal
inimungkin
disebabkankarena
konsentrasiDNA
hasil restriksi
sangatkecil
sehinggatidak
tervisualisasi
melalui
gelelektroforesis.
untuk
ini
dilakukan denganmenggunakan
Experion
I
kb.
hasilnyadapat
dilihat
pada Gambar ? berikut :Hasil
restriksi
ini
selanjutnya dilakukan ligasi dengan adaptorMul
(terdiri
dari2l
-mer
:
5'
CTCTTG
CTTACC
CCT
GGACTA3'
dan
phosporilated
25-mer
padaujung
5':
3'ACA CGA GAA
CGA
A
TGGCA CCT GATp5').
Ligasi
fragmen
DNA
Aedes
aegt'pti denganadaptor
Pada penelitian
ini
dilakr.rkarr denganmenggunakan
kit
Ligation
(Promega)prosedur
)'ang dilakukan
sesuai
dengan)'ang
direkomendasikan
pabrik
denganmenambahkan adaptor
MIul.
Hasil
ligasi selanjutnyadimplifikasi
(di
PCR)
dengartprinrer
21-
mer dan
di
cek
denganelektroforesis.
Hasil PCR
ini
dapatdilihat
pada gambar
3.
Hasil
ini
menunjukanbahrva
terdapatnyafragmen
DNA
yangberukuran
antara
100
sampai 1000
bpseseuai dengan hasil restriksi. Hasil ini akan
memberi peluang penempelan mikrosatelit
pada saat dilakukan pengayaan.
Si"e
t:;uut.p
''j
=,1$-Ganrbar
2.
Hasil
Restriksi Genom Aeclesaeg,pti
-yang
dicek
dengan ExperionI
kbI 0*ilt,t)
- 800hp
60OlrP SB0bP
d Outl6l ,Ll8trP
1S rlrrp
[image:9.600.75.540.405.822.2]I gi-!hf1
Gambar
3.
Produk PCRhasil Ligasi
DNA dengan adaptor IVIiul.Ket
: M =
marker. 1, 2. 3,4
dan5
sampelrryamuk Aecles aeg'tpti
ffi
$ffii^t"z
zo13 tt4t}AU.;tr
l35LHasmiwati,Characterization of vector DNA microsatellite Dengue Hemorragic Fever (DHF) Aedes aegypti
with
Enrichment MethodFragmen
DNA
genom nyamuk
Aedesaegtpti
hasil ligasi telah menunjukan hasil sesuai dengan targetyaitu
fragmen denganukuran 100
sampai
1000
bp. Hasil
inimenunjukan
hasil yang
baik
untukdilanjutkan untuk dihibridasi dengan
motif
hibridisasi. Fragmen
DNA
genom nyamuk Aedes aegypti hasil ligasi telah menunjukanhasil
sesuai dengantarget
yaitu
fragmendengan ukuran 100 sampai 1000
bp.
Hasilini
menunjukanhasil
yang
baik
untukdilanjutkan untuk dihibridasi dengan
motif
mikrosatelit.
Hibridisasi
Proses
hibridisasi dilakukan
dilakukan pengayaan dengan rnenggunakan6
macammotif
mikrosatelit.
Motif
yang
dipakaiadalah
:
(AT)zo ,(CT)zo (GT)zo'
(AC):o(AG)zo
dan
(GC)zo
Ke
enam
motif
mikrosatelit
ini
dikelompokkanmenjadi
3membran berdasarkan
Tm
mengacu padametode Edwards
et al.
(1996)
danKusumawaty
et al
(2005).
Hasil pengelompokanini
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :T abel 2 : Pengelompokan ol i gonukleotida (moti f mikrosatel it) berdasarkan Tm
Setelah hibridisasi dilakukan proses elusi
(pencucian)
dan
dilakukan
PCR
untukmendapatkan
kandidat-kandidat mikrosatelit yang akan diperbanyak melaluiproses
kloning.
Proses
elusi
dilakukanuntuk
melepaskan fragmen-fragmenDNA
yang
terikat
pada membran,yaitu
denganmerendam
membran
hasil
hibridisasidengan air mendidih selama
l0
menit. Padakondisi suhu
tinggi
diharapkan
DNA
sampel
yang
menempel
pada
membrandapat lepas, selanjutnya
dilakukan
PCR.Hibridisasi
adalah merupakan pengikatanantara
DNA
hasil
amplifikasi yang
telahterdenaturasi
dengan membran
nilonhybon(Amersham,
USA)
yang
telahmengandung
motif
mikrosatelit.
Untukpenyiapan membran yang akan digunakan
dalam proses
hibridisasi
motif
yang digunakan adalahmotif
non labelradioaktif
pemilihanini
dilakukan karena lebih amandan murah,
jika
dibandingkan dengan yangradioaktif. Motif
yang dilabel
raioaktif
lebih
sensitif
tapi
kurang arnan
dalampenggLlnaannya.
Dalam
mengusahakanpengikatan
yang
kuat
oligonukleotida(motifl) pada
membrandilakukan
denganpendedahan
dengan
sinar
Ultra
Violet. Setelahitu
dilakukan
fiksasi
pada
ovenyang
bergunauntuk
pembentukan ikatankovalen antara
DNA
dan membran.Hal ini
sesuai
yang
dinyatakan
Read
&.
Mann(1985)
untuk
pengikatan yang kuat antaramembran
DNA
dapat
dilakukan
denganradiasi
UV.
Dalam
proses
hibridisasi digunakan beberapa komponen untuk bufferhibridisasi seperti SSC, Formamid
danSDS. SSC
dapat
berfungsi
untuk meningkatkan efisiensi transfer yang besar,formarnid berfungsi
untuk
menurunkansuhu hibridisasi sedangkan SDS berfungsi untuk mencuci ikatan tidak
Si-e r 5r:lrJbrf
'l !:rucrbItr
r:i l:r l:) L' t]
$ tf !:l l:! il.
fr.rr)lflf -afrI}trp 3arrf,trF : r:r l.J lr t:.
[image:10.598.302.511.598.759.2]l,JUt:rE!
Gambar
4.
Pengayaan kandidat-kandidatfragmen DNA
bermotif mikrosatelitMembr4n
I
MembranII
MembranIII
OligonukleotidaTM
(oc)
Oligonukleotida TI\,{ CC) Oligonukleotida
TM
(oc)(CT)zo 59,8 (GT)zo 64,3 (AT)zo 34.5
(AG)zo 59,8 (AC)zo 64,3
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2 07 3
[image:11.598.91.294.111.292.2] [image:11.598.89.300.335.734.2]KESIN,IPULAN
DAN SARAN
Gambar
5.
Pengayaan kandidat-kandidatfragmen
DNA
bermotif mikrosatelitKet:610 bp dan 450 bp.
Gambar 3,
4
dan5
rnemperlihatkan bahrvadiperkirakan
adanya
kandidat-kandidatfragmen
DNA yang
mengandungmikrosatelit,
hal
ini
dinyatakan oleh Zaneet.al
(2002)
bahrva
metode
Enrichment (pengal'an) adalah strategi yang baik untuk meningkatkan hasil dan mendapatkan targetyang spesifik dalam
mengisolasi penandamikrosatelit,
juga
dinyatakannya penggunaanwaktu yang lebih
efisienjika
dibandingkan dengan menggunakan metode
konvensional.
Metode
konvensionalkurang
efisien
apalagiuntuk
spesies yangmempunyai frekuensi
mikrosatelit
rendah.Nyamuk
Aedes
aegy-ptiditandai
dengankelimpahan mikrosatelit yang rendah dalam genomnya et.ol.200
Saze
t 5 CrOtarf,
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil
ini
dapat diambilkesimpulan :
l.
Proses restriksi secara simultan dengan 3 macam enzim(Alu I,
Rsal danHind II)
dan
ligasi
den-lan adaptoriMlul
untukgenom Aetles
oeg;pti telah
berhasildidapatkan.
2. Proses Hibridisasi dengan
membranyang
bermotif 5
macammotif
(CT.AC, GT.AT
danAC)
dengan pengal'aan inididapatkan fragmen
DNA
700 bp,
610bp,
550
bp,
490
bp
dan450 bp
yangdiduga mengandung
motif
mikrosatelit.Saran
Penelitian
ini
harus
dilanjutkankandengan proses
kloning untuk
mendapatmotif motif
mikrosatelit
dan
setelahdilakukan
sekuensing
akan
dilakukanperancangan
primer
DNA
mikrosatelitberdasarkan
motif
dan akan dilakukanuji
generalisasipada nyamuk Aedes aeg'pti
vektor
DBD
di
SumateraBarat
sehinggaakan
menghasilkan
suatu
Marker
atau Penanda MolekulerDNA
mikrosatelit.UCAPAN
TERII\TAKASIH
Penulis mengucapkan
terima kasih
danpenghargaan yang sebesar-besarnl'a kepada
HPEQ
PROJECTiPROGRAIv'IPENINGKATAN
KUALITAS
PENDIDIKAN
DOKTER (PHKPKPD) FKUNAND
Tahun
Anggaran
2012
atas dukungan dana untuk melakukan penelitian.Ucapan
terima kasih
juga
disampaikankepada
Staf
dan
Analis
Lab
BiomedikFKUA
dan Prot.
Dr.
sc. agr.
Ir.
Jamsari.MP sebagai konsultan dalam penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAICAAnggraini, E.
1998.
Tingkat Keanekaragaman Genetik nyamuk Aetlesagtpti
dari Kotamadya Bandung DenganMenggunakan
Metoda
RandomS.a l.j,:t(,t:rl
8[Obil
6 fla)tr F
5'O,lrrp {OObF 3OObp : O ot,p
I DOt,t'
I r_r Lrijrltrl]
€l Cl rf tr f!
r:i (-l l) lf, li SLflfLrp .1L|O':,f) :llfta-lhl!
4'lJ rL b ltr
Ghffi-6[r'
6 Pengayaan kandidat-kandidatfragmen
DNA
bermotif mikrosatelitKet : fragmen 700 bp, 550 bp dan 490 bp.
Hasmiwati' Characterization
ofvector
DNA microsatellite Dengue Hemorragic Fever(DHfl
Aedes aegypti with Enrichment MethodAmplified
Polymorphic
DNA
RAPD)PCR. Tesis
52
Institut
Tekhnologi Bandung.Craig
J.,
Fowler
S.,BurgoyneL.A.,
ScottA.C.,
and
Harding
H.W.J.
1988Repetitive deoxyribonucleic acid
(DNA)
and Human Genom variation ;
A
concisereview
relevantto
forensicbiology.
J.Forensic. Sci.
33:l
I Il-l
126Edwards,K.
J,
Baker
J. H.
A,
Datly
A.
Jones
C. And
Karp
A.
1996.Microsatellite Libraries Enchired
forSeveral Microsatellite
Sequences
inPlant. Bio Tecques 20.
Hoelzel,
A.R.
1994. Moleculer
GeneticAnalysis
of
Poptlation.
A.Pratical
Aproach,IRL.
Press.Oxford
UniversityPress:71-74.
Huber
K,
MoussonL,
Rodhain F, FaillouxA-B.1999.Microsatellite
sequencesas markers for population genetic studies
of
the
mosquito Aedesaegtpti. Am
J
Trop Med Hyg, 6l :1001-1003.
Huber,
K.,
Mousson,
L.,
Rodhain,
F.,Failloux,
A.B.,
2001.
Isolation
andvariability
of polymorphic microsatelliteloci
in
Aedes aegypti
the
vector
of
dengue viruses. Mol. Ecol. Notes
1,219-222.-prone spontaneously hypertensive rat. Cell 67 :657 -662 .
Jarne,
P. And
Pierre
J.L.
Lagoda.
1996.Microsatellites
from
molecul
topopulations
and back.Elsivier
Sci.
:424429.
Kusumawaty,
D.
1999.
Isolasi
danKarakterisasi Mikrosatelit
pada
Jati(Tectona
grandis).
Tesis
MagisterJurusan
Biologi
Moleculer
ITB
Bandung.
Kusumawaty,
D., M.M.
Margrita.
N.R.Arma
danA.
Pancoro. 2005a. Isclationand
Characterization
MicrosattelitesLocus
in
Oshronemus
gouramy.Inteernational
Procceding
Seminars;Asian
Scienceand
Technology
Week(7tn
ASWT):
Biotechnology
for
SuistainableUtilization
of
Biological Resourcesin
Agriculture
and
Healt ASEAN.Lovin,
D.D.,
Washington,K.O.,
deBruyn,B.,
Hemme,
R.R.,
Mori,
A.,
Epstein,S.R.,
Harker,
B.W., Streit,
T.G., Severson,D.W.,
2009.
Genome-basedpolymorphic microsatellite development
and
validation
in
the
mosquitoledes
aeglpti
andapplicationto
populationgenetics
in
Haiti. BMC
Genomics 10,590.
Paupy Christophe
C.,
BrenguesC.
NdiathC, Toty
C.,
Herve JP, SimardF.2010.
Morphological
and
genetic variability
within
Aedesaeg)pti
and
in
Niakhar,Senegal
Geneticsand Evolution l0
(2010)
473480.
Promega. 1999. Protocol and Application
Guide.
Edisi
ke
3
USA.
PromegaCorperation.
Silva, F.,Gusmao,
L.
andAmorim
A.
1999.Segregation analysis
of
tetra
andpentanucleotide
short
tandem
repeatpolymorphism
:
deviation
fromMendelian expectation. Electrophoresis,
20:1697-1701.
Slotman,
M.A., N.B. Kelly,
L.C. Harrington, S. Kittahawe, J. W. Jones, T.W.
Scott,
A.
Caccone
and
J.R.Porvell.2007. Polymorphic microsatellite
markers
for
studiesof
Aedes aegg'pti(Diptera: Culicidae),
the
vector of
dengue
and
yellorv
fever.MolecularEcology Notes. 7
:
168 17l.
Steffen,
P.,
Eggen,
A.,
Dietz,
A.B.,Womack, J.E., Stanzinger, G.
And
fries,R.
1993.
Issolation
and
mappingpolymorphic
microsatellites
in
catle.Anim.
Genet.j
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Sambrook,
J., Fritscly,
EF.And
N4aniatis,T. 1989.
Molecular
Cloning,Laboratory Manual. Second
Edition.Cold
Spring Harbor
Laboratory Press.New York.
Zane
L,
Bargelloni
L,
and Patameello T.2002.
Strategies
for
microsatelliteisolation:
a
revierv.Molecular
Ecologyll:
I-16.