III. METODE PENELITIAN
Instrumen Pengukuran
Instrumen yang disusun oleh Rest (1987) berdampak besar bagi penelitian dalam penilaian moral (Tarigan dan Satyanugraha, 2005). Defining Issues Test (DIT) adalah kuesioner yang dibuat sendiri yang menampilkan subjek level
dari perkembangan moral. Untuk menguji penilaian moral, subjek diminta untuk membaca enam dilema moral hipotetis dan kemudian memilih dari serangkaian "masalah" atau pertanyaan tersebut "item untuk pertimbangan" bahwa subjek percaya pentingnya resolusi dilema etis (Dellaportas et al.,
2006).
DIT didasarkan pada premis bahwa orang-orang yang di berbagai titik perkembangan moral menginterpretasikan dilema moral secara berbeda, menentukan isu-isu kritis dari dilema secara berbeda, dan memiliki intuisi mereka sendiri
tentang apa yang benar dan adil dalam suatu situasi. Oleh karena itu, perbedaan dalam cara mengakui dilema dan pentingnya mengungkapkan "item untuk dipertimbangkan",
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan vignette. Metode vignette merupakan metode survey dengan menggunakan skenario/ cerita pendek yang ditulis/ formulir bergambar yang mana partisipan dapat memberi komentar atas skenario/ gambar
tersebut. Dalam penelitian kuantitatif metode ini menyajikan sejumlah skenario dan partisipan dapat meresponnya dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan dalam vignette tersebut. Selain itu dengan metode ini peneliti dapat memperoleh banyak subyek dengan kasus yang kompleks
(Renold, 2002). Metode vignette telah diterima secara umum dalam penelitian kognitif. Metode ini dapat membuat proses pengambilan keputusan lebih real.
Adapun metode vignette dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan beberapa pertanyaan dan kasus-kasus dalam
Defining Issues Test (DIT). Kuesioner DIT yang digunakan
dalam penelitian ini dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia diambil dari buku “Developing Management Skill”
DIT yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
3 kasus antara lain 1) Anto dan obat bagi isterinya, 2) Joko dan narapidana bernama Bambang, dan 3) Kepala Sekolah dan Warta Sekolah yang ditulis oleh Budi. Setiap kasus terdiri dari 12 pertimbangan yang masing-masing respoden harus memberi skor pada kolom yang telah disediakan. Skor tersebut
meliputi nilai skor 1 untuk pertimbangan tidak penting (TP), skor 2 untuk pertimbangan kurang penting (KP), skor 3 untuk pertimbangan cukup penting (CP), skor 4 untuk pertimbangan penting (P), dan skor 5 untuk pertimbangan sangat penting (SP).
Setelah subyek melakukan scoring (memberi rangking) setiap pertimbangan dalam kasus-kasus DIT, mereka diminta untuk memberi peringkat atas 12 pertimbangan ke dalam empat peringkat pertimbangan paling penting utama (penting kesatu, penting kedua, penting ketiga dan penting keempat)
(Na, 2006). Keempat peringkat tersebut diberi skor untuk penting kesatu skor sebesar 4, penting kedua skor sebesar 3, penting ketiga skor sebesar 2 dan penting keempat skor
sebesar 1.
dilakukan dengan menghubungi pihak-pihak terkait yang
bersedia untuk menjadi subyek baik melalui email, phone, atau mendatangi secara langsung. Sebelum menyebarkan kuesioner kepada subyek penelitian dilakukan ujicoba pengisian kuesioner kepada subyek lain yaitu para mahasiwa.
Setelah melakukan ujicoba pengisian tersebut dilakukan
revisi pada kuesioner supaya dapat lebih dipahami. Kemudian kuesioner disebarkan kembali dan diperoleh data masing-masing subyek sebanyak 50 subyek. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 107, tujuh diantaranya tidak digunakan karena tidak memenuhi ketentuan untuk penelitian (tidak terisi
lengkap dan nilai M melebihi ambang batas skor yang dapat digunakan).
Metode Analisis Data
Data DIT dihitung secara manual untuk menentukan
nilai tahapan 2, 3, 4, 5a, 5b, dan 6 serta akhirnya nilai P dari setiap subyek mengikuti petunjuk yang diberikan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung tahap-tahap
perkembangan moral dalam DIT adalah sebagai berikut:
Pertimbangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 P-Score
Case 1 4 3 2 M 3 4 M 6 A 5A 3 5A
Score
Paling penting
Total Score
Case 2 3 4 A 4 6 M 3 4 3 4 5A 5A
Score
Paling penting
Total Score
Case 3 4 4 2 4 M 5A 3 3 5B 5A 4 3
Score
Paling penting
Total Score
TOTAL P-SCORE
2. Melihat konsistensi jawaban, apabila skor yang diberikan terdapat lebih dari delapan ketidakkonsistenan maka dianggap gugur. Kuesioner yang memiliki skor lebih dari delapan tidak dapat digunakan sebagai
analisis.
3. Menghitung setiap nilai P-Score pada masing-masing kasus. Nilai P-Score diperoleh dari total skor dari pertimbangan tahap perkembangan moral kognitif 5A,
4. Kemudian masing-masing tahap yang telah dihitung
nilai P-Scorenya ditambah dengan nilai pada empat pertimbangan paling penting yang dipilih oleh subyek dalam setiap kasus. Sehingga akan diperoleh total nilai P-Score untuk semua kasus.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan metode uji beda
mean 2 sample independen (Independent Samples T-Test) untuk menentukan perbedaan bila ada dan level signifikan 0.05 ditetapkan untuk hipotesis tersebut. Sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan moral kognitif diuji menggunakan metode
statistik deskriptif, Independent Samples T-Test dan ANAVA 2 Jalur. Analisis varian (ANAVA) digunakan untuk membandingkan sebuah data yang bersifat interval dari tiga kelompok atau lebih. ANAVA dibedakan menurut banyaknya variabel bebas (Candiasa, 2010). Selain itu ANAVA juga bisa