• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi persalinan normal atau caesar menggunakan algoritma C4.5.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klasifikasi persalinan normal atau caesar menggunakan algoritma C4.5."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis persalinan dengan

menggunakan algoritma C4.5, yaitu salah satu metode pohon keputusan yang ada

dalam teori penambangan data (data mining). Data pasien persalinan diperoleh dari

sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta, untuk tahun kelahiran 2010 - 2016. Data

yang digunakan berisi informasi tentang usia ibu, usia kandungan, berat badan, tinggi

badan, hasil tes laboratorium (hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, eritrosit,

glukosa, protein, dan HbsAG), pinggul sempit/tidak, hamil primi/tidak, hamil

tunggal/ganda, letak janin, presentasi janin, riwayat persalinan, ada riwayat

abortus/tidak, riwayat penyakit, taksiran bobot bayi, dan ketuban pecah dini/tidak dan

jenis persalinan (normal/caesar).

Sistem yang telah dibangun diuji dengan menggunakan teknik 7-fold cross

validation dengan jumlah sampel data sebanyak 288 data. Tingkat keakuratan sistem

yang dihasilkan sebesar 72,00 %.

(2)

ABSTRACT

The research aimed to analyze childbirth type using C4.5 algorithm which is

one of the decision tree methods available in the data mining theory. Childbirth

patients data was obtained from a public hospital in Yogyakarta, for the 2010-2016

period. Data that was used contains information about the age of the mother, the

gestational age, weight, height, laboratory test results (haemoglobin, hematocrit,

leukocytes, platelet, erythrocytes, glucose, protein, and HbsAg), narrow hip or not,

primigravida pregnancy or not, single or multiple pregnancy, fetus position, fetus

presentation, childbirth history, any abortion history or not, disease history, fetus

weight estimation, and early rupture of membrane or not, and childbirth type (normal

delivery / caesarian section).

The system that has been built was tested using 7-fold cross validation technic

on 288 data samples. The accuracy level of the system is 72.00%.

(3)

i

KLASIFIKASI PERSALINAN NORMAL ATAU CAESAR MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Laurensia Maria Nindia Bernita

125314090

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

CLASSIFICATION OF NORMAL OR CAESAREAN BIRTH USING C4.5 ALGORITHM

A Thesis

Presented as Partial Fullfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Komputer Degree

In Informatics Engineering Study Program

By :

Laurensia Maria Nindia Bernita

125314090

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

"Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubah dunia"

- Nelson Mandela -

Sebenarnya tantangannya bukan me-manage waktu tapi

me-manage diri kita sendiri.

- Mario Teguh -

Nothing is impossible.

Anything can happen as long as we believe.

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Keluarga Tercinta

Sahabat dan Teman-teman

(8)
(9)
(10)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis persalinan dengan

menggunakan algoritma C4.5, yaitu salah satu metode pohon keputusan yang

ada dalam teori penambangan data (data mining). Data pasien persalinan

diperoleh dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta, untuk tahun kelahiran

2010 - 2016. Data yang digunakan berisi informasi tentang usia ibu, usia

kandungan, berat badan, tinggi badan, hasil tes laboratorium (hemoglobin,

hematokrit, lekosit, trombosit, eritrosit, glukosa, protein, dan HbsAG), pinggul

sempit/tidak, hamil primi/tidak, hamil tunggal/ganda, letak janin, presentasi

janin, riwayat persalinan, ada riwayat abortus/tidak, riwayat penyakit, taksiran

bobot bayi, dan ketuban pecah dini/tidak dan jenis persalinan (normal/caesar).

Sistem yang telah dibangun diuji dengan menggunakan teknik 7-fold

cross validation dengan jumlah sampel data sebanyak 288 data. Tingkat

keakuratan sistem yang dihasilkan sebesar 72,00 %.

(11)

ix

ABSTRACT

The research aimed to analyze childbirth type using C4.5 algorithm

which is one of the decision tree methods available in the data mining theory.

Childbirth patients data was obtained from a public hospital in Yogyakarta, for

the 2010-2016 period. Data that was used contains information about the age of

the mother, the gestational age, weight, height, laboratory test results

(haemoglobin, hematocrit, leukocytes, platelet, erythrocytes, glucose, protein,

and HbsAg), narrow hip or not, primigravida pregnancy or not, single or

multiple pregnancy, fetus position, fetus presentation, childbirth history, any

abortion history or not, disease history, fetus weight estimation, and early

rupture of membrane or not, and childbirth type (normal delivery / caesarian

section).

The system that has been built was tested using 7-fold cross validation

technic on 288 data samples. The accuracy level of the system is 72.00%.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya penulis

mampu menyelesaikan penelitian tugas akhir dengan judul “Klasifikasi Persalinan Normal atau Caesar Menggunakan Algoritma C4.5”.

Penelitian ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan, semangat, dan bantuan

dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya yang melimpah.

2. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math. Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika.

4. Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. selaku dosen

pembimbing tugas akhir dan dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi, waktu dan kesabarannya dalam membimbing

penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku dosen penguji tugas akhir.

6. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom selaku dosen penguji tugas

akhir.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

berharga selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

8. Seluruh staff sekretariat dan laboran yang turut membentu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Pihak staff rumah sakit yang telah memberikan ijin dan bantuan sehingga

penulis memperoleh data penelitian.

10.Kedua orang tua, papa Drs. R. Stephanus Isnu Harya L. K. dan mama

Dra. Cosmasia Regina Swantati yang telah memberikan doa, perhatian,

semangat, dan dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada

(13)

xi

11.Kakak Stevani Adhela G.P.C, S.Psi. dan adik Margaretha Kristiana T.

yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan yang luar

biasa.

12.Mba Vita, Mas Tomi dan Anin atas dukungannya dan semangatnya.

Terima kasih sudah boleh tinggal di rumah kalian.

13.Keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan.

14.Sahabat-sahabatku, Dhesty, Itha, Pryli, Imas, dan Astrid atas semangat

yang diberikan. Terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.

15.Sahabat-sahabat masa kecilku, Devita dan Tia atas dukungan dan

semangatnya, kalian luar biasa.

16.Teman-teman seperjuangan skripsi atas motivasi, semangat, bantuan dan

waktunya untuk belajar dan berdiskusi bersama.

17.Seluruh teman-teman TI angkatan 2012, terima kasih atas semangat,

dukungan serta kebersamaannya selama ini.

18.Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir

ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis

menerima masukan saran dan kritik membangun yang berguna di masa yang akan

datang. Semoga penelitian tugas akhir ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 16 Februari 2017

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Persalinan ... 7

2.1.1 Pengertian Persalinan ... 7

2.1.2 Jenis Persalinan ... 8

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan ... 8

2.2 Penambangan Data ... 11

2.2.1 Pengertian Penambangan Data ... 11

2.2.2 Proses Penambangan Data ... 12

2.2.3 Pengelompokan Penambangan Data ... 14

2.3 Klasifikasi ... 16

2.4 Pohon Keputusan ... 16

(15)

xiii

2.4.2 Kelebihan Pohon Keputusan ... 17

2.4.3 Kekurangan Pohon Keputusan ... 17

2.4.4 Algoritma Pohon Keputusan ... 18

2.4 Algoritma C4.5 ... 20

2.4.1 Definisi Algoritma C4.5 ... 20

2.5 K-Fold Cross Validation ... 23

2.6 Confusion Matriks dan Akurasi ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1 Data ... 25

3.2 Proses Sistem ... 25

3.2.1 Data Mentah ... 26

3.2.2 Transformasi Data ... 31

3.2.3 Data Testing dan Data Training ... 35

3.2.4 Pemodelan dengan Algoritma C4.5 ... 36

3.2.5 Pengujian Akurasi ... 44

3.2.6 Pengujian Data Tunggal ... 44

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISA HASIL ... 45

4.1 Implementasi Sistem ... 45

4.1.1 Implementasi Source Code ... 45

4.1.2 Implementasi User Interface ... 56

4.2 Hasil dan Analisa ... 58

4.3 Pengujian Data ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN I ... 73

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tahapan Penambangan Data ... 12

Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan ... 17

Gambar 3. 1 Diagram Blok ... 26

Gambar 3. 2 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Root / Node 1 ... 38

Gambar 3. 3 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 2 ... 40

Gambar 3. 4 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 3 ... 41

Gambar 3. 5 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 4 ... 43

Gambar 4. 1 Halaman Utama ... 56

Gambar 4. 2 Menu Tabel Data ... 57

Gambar 4. 3 Menu Klasifikasi ... 57

Gambar 4. 4 Menu Tree ... 57

Gambar 4. 5 Menu Uji Data Tunggal ... 58

Gambar 4. 6 Tree ... 65

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Confusion Matriks untuk Kalasifikasi 2 Kelas...24

Tabel 3. 1 Data Atribut...26

Tabel 3. 2 Contoh Data Pasien Persalinan...30

Tabel 3. 3 Contoh Data Setelah Tahap Transformasi...34

Tabel 3. 4 Pembagian 7-fold...35

Tabel 3. 5 Contoh Data Pasien Persalinan...36

Tabel 3. 6 Perhitungan Root / Node 1...37

Tabel 3. 7 Perhitungan Node 2...38

Tabel 3. 8 Perhitungan Node 3...40

Tabel 3. 9 Perhitungan Node 4...42

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian,

permasalahan penelitian, tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang diharapkan,

batasan masalah, serta tahapan dalam penyelesaian tugas akhir.

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi akan terus berkembang seiring dengan

perkembangan jaman. Hal tersebut berdampak pada kebutuhan informasi

yang cepat dan akurat bagi kehidupan sehari-hari. Dimana teknologi

informasi memiliki peran penting terhadap kehidupan manusia di masa

sekarang dan masa akan datang. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan

teknologi di berbagai bidang, seperti contohnya di bidang kedokteran atau

kesehatan.

Persalinan sebagai salah satu bagian dalam kedokteran kebidanan

merupakan proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan atau berupaya

mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau

lebih untuk dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan

lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Persalinan

adalah suatu proses yang dialami oleh wanita yang akan berlangsung

dengan sendirinya, tetapi persalinan yang membahayakan ibu maupun

janinnya memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan

fasilitas yang memadai.

Di dunia kedokteran kebidanan terdapat empat jenis proses

persalinan yang aman dilakukan (sumber:

http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.co.id), diantaranya : 1) persalinan normal adalah jenis

persalinan dimana bayi lahir melalui vagina, tanpa memakai alat bantu,

tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), dan biasanya dalam

(19)

penting, diantaranya kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan

keadaan janin. 2) Persalinan dengan alat bantu adalah persalinan yang

dilakukan apabila suatu kondisi menyebabkan janin tidak juga lahir meski

sudah terjadi bukaan penuh, sedangkan ibu telah kehabisan tenaga untuk

mengejan, maka dokter yang menangani akan melakukan persalinan

menggunakan alat bantu yang disebut vakum dan forsep. 3) Persalinan

dengan operasi caesar adalah jenis persalinan yang menjadi solusi akhir,

apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah tidak

lagi bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan.

Persalinan caesar ini biasanya dilakukan karena kondisi tertentu (ketuban

bocor, bayi sungsang, persalinan bayi kembar atau terjadi komplikasi). 4)

Persalinan di dalam air (water birth) adalah jenis persalinan dengan

menggunakan bantuan air saat proses melahirkan. Ketika sudah

mengalami pembukaan sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak

yang berisi air dengan suhu 36-37 Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara

pelan-pelan diangkat dengan tujuan agar tidak merasakan perubahan suhu

yang ekstrem. Dari keempat jenis persalinan diatas, yang biasa dilakukan

khususnya oleh masyarakat Indonesia adalah persalinan normal dan

persalinan dengan operasi caesar.

Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal

yang menakutkan karena dinilai berisiko kematian. Oleh karena itu,

pembedahan hanya dilakukan jika persalinan normal dapat membahayakan

ibu dan janinnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu serta

berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan

pandangan tersebut mulai bergeser. Kini bedah caesar (sectio caesarea)

kadang menjadi alternatif pilihan persalinan dengan beberapa

pertimbangan medis (Kasdu, 2003).

Ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan

apakah seorang ibu hamil perlu melakukan operasi atau tidak (sumber:

http://www.kemangmedicalcare.com). Pertama, faktor bayi dalam

kandungan. Apakah berat janin (bobot tubuhnya) normal untuk usia

(20)

normal berkisar antara 2,5-4,0 kg. Keadaan plasenta dan tali pusar juga

menjadi perhatian khusus. Kedua, faktor ibu itu sendiri yang berkaitan

dengan ukuran punggul. Apakah ukuran pinggul ibu cukup luas untuk

dilewati bayinya kelak, sehingga perlu memperhatikan bobot bayi. Selain

itu, ibu pun harus dinyatakan sehat secara fisik, artinya tidak menderita

penyakit lain, seperti hipertensi, jantung dan diabetes. Ketiga, faktor

kontraksi saat menjelang persalinan. Apakah ada kontraksi simultan

ataukah hilang-timbul, bahkan tidak ada kontraksi sama sekali yang

mengharuskan si ibu diinduksi dengan pemberian hormon oksitosin

melalui infus atau prostaglandin melalui vagina. Keempat, faktor yang

sering dianggap remeh namun sebenarnya sangat berpengaruh, yaitu

kondisi psikis si ibu. Dukungan dari si ayah ataupun kerabat keluarga lain

sangat diperlukan demi kelancaran persalinan, selain tenaga medis yang

menanganinya.

Meskipun telah mempertimbangkan faktor-faktor penting diatas,

masih saja terjadi kesalahan penentuan jenis persalinan oleh dokter

kandungan sehingga dapat membahayakan ibu dan janin. Risiko terburuk

yang terjadi adalah kematian baik ibu, bayi, maupun keduanya. Apabila

hal tersebut terjadi tidak hanya keluarga calon bayi yang merasa dirugikan,

tapi instansi rumah sakit juga merasa dirugikan karena menganggap hal

tersebut adalah kesalahan dokter kandungan yang menangani persalinan

tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, untuk

mendukung kerja peranan dokter kebidanan dalam menentukan jenis

persalinan yang sebaiknya dilakukan oleh seorang ibu hamil diperlukan

suatu sistem deteksi persalinan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan

adanya sistem tersebut resiko terjadinya kesalahan dalam penentuan cara

persalinan dapat diminimalisir. Oleh karena itu penelitian ini menerapkan

teori penambangan data (data mining) dalam membangun sebuah sistem

untuk mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dari seorang ibu

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pendekatan dengan algoritma C4.5 mampu

mengklasifikasi persalinan normal atau caesar?

2. Berapa tingkat keakuratan yang dihasilkan dari pemakaian

algoritma C4.5 dalam mengklasifikasi persalinan normal atau

caesar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah penambangan

data dengan algoritma C4.5 mampu mengklasifikasi jenis persalinan

normal atau caesar terhadap data pasien persalian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah

prediksi jenis persalinan dapat diketahui lebih dini sehingga baik pasien

dan dokter dapat mempersiapkan untuk melakukan tindakan yang tepat.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :

1. Format file masukan adalah .xlsx.

2. Data yang diolah adalah data pasien persalinan.

(22)

4. Sumber data yang digunakan berasal dari sebuah rumah sakit

umum di Yogyakarta selama 7 tahun terakhir yaitu rentang tahun

2010 – 2016.

5. Penerapan penambangan data menggunakan algoritma C4.5.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

a. Studi literatur, mempelajari materi dengan mengumpulkan

informasi melalui buku maupun website di internet yang

berkaitan dengan data mining algoritma C4.5.

b. Mengumpulkan data rekam medis pasien persalinan dengan

menyalinnya ke dalam sebuah file.

2. Penambangan Data

Pada penambangan data langkah penerapan metode

Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah sebagai berikut :

a. Pembersihan data (data cleaning), menghilangkan noise

dan data yang tidak konsisten.

b. Integrasi data (data integration), menggabungkan data dari

berbagai sumber yang berbeda.

c. Seleksi data (data selection), menyeleksi atau mengambil

data yang relevan.

d. Transformasi data (data transformation), mengubah data

menjadi bentuk yang sesuai agar dapat ditambang.

e. Penambangan data (data mining), menerapkan teknik

penambangan data menggunakan algoritma C4.5.

f. Evaluasi pola (pattern evaluation), mengidentifikasi pola

(23)

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi

penelitian, serta sistematika penulisan yang berisi tentang gambaran secara

singkat dari tiap-tiap bab yang ada dalam penelitian tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang terkait dalam pembuatan penelitian

ini serta algoritma dan variabel pendukung yang diterapkan dalam

menyelesaikan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang diskripsi data penelitian yang digunakan serta

proses umum sistem dan tahap-tahap penyelesaian masalah.

BAB IV ANALISA HASIL DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi tentang hasil yang diperoleh dari pengujian yang

dilakukan, serta implementasi dari perangkat lunak yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil yang

diperoleh dalam melakukan penelitian tugas akhir dan saran untuk

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian

tugas akhir dalam mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dengan

menggunakan algoritma C4.5.

2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Definisi persalinan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut:

1. Menurut Manuaba (2001), persalinan adalah proses pengeluaran

hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat

hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain dengan bantuan atau

tanpa bantuan.

2. Menurut Sarwono (2002), persalinan adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

3. Menurut Yanti (2010), persalinan adalah serangkaian kejadian

yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir

cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan

suatu kejadian yang dialami oleh wanita hamil dengan tujuan

mengeluarkan bayi yang ada dalam kandungan dengan usia cukup bulan,

(25)

2.1.2 Jenis Persalinan

Proses persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu (Sarwono, 2002) :

1. Persalinan normal, proses kelahiran janin pada kehamilan cukup

bulan (37 – 42 minggu), pada janin letak mamanjang, presentasi

belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selukur proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24

jam tanpa tindakan atau pertolongn buatan dan tanpa komplikasi.

2. Persalinan abnormal, biasa disebut persalinan caesar dimana

persalianan pervagianam dengan bantuan alat-alat maupun dinding

perut dengan operasi caesar.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis persalinan, antara

lain :

1. Usia

Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu untuk

hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun karena pada usia ini

secara fisik dan psikologi ibu sudah cukup matang dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan.

Pada usia <20 tahun organ reproduksi belum sempurna

secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang

sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya.

Usia >35 tahun organ reproduksi mengalami perubahan karena

proses menuanya organ kandungan dan jalan lahir kaku atau

tidak lentur lagi. Selain itu peningkatan pada umur tersebut

akan mempengaruhi organ vital dan mudah terjadi penyakit

(26)

2. Anatomi Tubuh Ibu Melahirkan

Ibu yang memiliki tinggi badan <145 cm terjadi

ketidakseimbangan antara luas pinggul dan besar kepala bayi.

Sebagian besar kasus partus tak maju disebabkan oleh tulang

panggul ibu terlalu sempit sehinggga tidak mudah dilintasi

kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga

panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi

badan. Persalinan macet yang disebabkan pinggul sempit

jarang terjadi pada wanita bertubuh tinggi.

3. Riwayat Persalinan

Persalinan oleh ibu hamil dengan prematur, operasi

caesarea, bayi lahir mati, persalinan dengan induksi serta

semua persalinan tidak normal merupakan suatu resiko tinggi

pada persalinan berikutnya.

Sebuah penelitian di Medan yang dilakukan oleh

Sarumpaet tahun 1998-1999 menghasilkan bahwa ibu yang

mengalami komplikasi persalinan kemungkinan 7,3 kali lebih

besar mempunyai riwayat persalinan jelek dibandingkan yang

tidak mempunyai riwayat persalinan jelek.

4. Keadaan Pinggul

Ukuran pinggu ibu hamil merupakan faktor penting

dalam kelangsunagn persaliann, tetapi yang penting adalah

hubungan antara janin dengan pinggul ibu. Besarnya kepala

bayi dalam perbandingan luasnya pinggul ibu menentukan

apakah janin akan lahir normal atau membutuhkan bantuan

(27)

5. Presentasi

Hal yang biasa terjadi adalah ketika presentasi janin

pada daerah bagian kepala, seperti kepala belakang, dahi dan

muka akan mempermudah proses persalinan, namun

sebaliknya bila presentasi bokong maka dokter akan

mengambil tindakan selanjutnya.

6. Ketuban Pecah Dini

Apabila pada pinggul sempit, pintu atas pinggul tidak

tertutup dengan sempurna oleh janin, ketuban bisa pecah pada

pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada pintu atas pinggul,

seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang

menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah akan lebih

mudah terjadi.

7. Tes Darah

Melakukan tes darah pada masa kehamilan bertujuan

untuk mengetahui golongan darah dan mengetahui tingkatan

kadar gula darah di dalam tubuh. Gula darah yang tinggi bisa

menyebabkan komplikasi kehamilan. Kadar zat besi dan

hemoglobin didalam darah sangat penting untuk diperiksa

untuk mengetahui kondisa kesehatan pada ibu hamil. Terutama

ibu hamil yang memiliki riwayat anemia. Selain itu

pemeriksaan hemoglobin bertujuan untuk mengetahui kadar

hemoglobin dalam perkembangan kehamilan.

Tes darah umumnya dilakukan pada usia kehamilan 10

hingga 12 minggu dan akan dilakukan kembali pada usia

kehamilan memasuki usia 28 minggu bahkan saat mendekati

(28)

dilakukan untuk mengetahui antibodi yang dimiliki ibu hamil

untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dalam menangkal

beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit.

Selain faktor yang telah dijabarkan diatas masih ada

faktor-faktor lain yang dinilai dapat mendukung dalam penentuan jenis

persalinan.

2.2 Penambangan Data

2.2.1 Pengertian Penambangan Data

Penambangan data (data mining) merupakan serangkaian kegiatan

mengolah atau menambang data dalam jumlah besar yang tersimpan dalam

database, gudang data atau sumber data lainnya dengan tujuan

memperoleh informasi dan pengatahuan (Han & Kember, 2006).

Data mining merupakan proses semi otomatik yang menggunakan

teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan mechine learning

untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi pengetahun potensial

dan berguna yang bermanfaat yang tersimpan di dalam database besar

(Turban et al, 2005).

Menurut Gartner Group data mining adalah suatu proses

menemukan hubungan yang berarti, pola, dan kecenderungan dengan

memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan dalam

penyimpanan dengan menggunakan teknik pengenalan pola seperti teknik

statistik dan matematika (Larose, 2006).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan, hal penting

yang terkait dengan data mining adalah (Larose, 2006) :

1. Data mining merupakan suatu proses otomatis terhadap data

(29)

2. Data yang akan diproses berupa data yang sangat besar.

3. Tujuan data mining adalah mendapatkan hubungan atau pola

yang mungkin memberikan indikasi yang bermanfaat.

2.2.2 Proses Penambangan Data

Penambangan data dapat menjadi sebuah proses dalam

memperoleh pengetahun. Metode Knowledge Discovery in Database

(KDD) digunakan untuk memperolehan pengetahuan seperti ditunjukkan

pada gambar 2.1.

Berikut merupakan ilustrasi dari tahapan penambangan data :

(30)

Karena penambangan data adalah suatu rangkaian proses, maka

dibagi menjadi beberapa tahap dengan urutan sebagai berikut:

1. Pembersihan Data (Data Cleaning)

Tahap awal dalam penambangan data adalah

menghapus data yang tidak konsisten dan noise yang terdapat

dalam data, seperti data yang tidak relevan, data yang salah

ketik maupun data kosong yang tidak diperlukan.

2. Integrasi Data (Data Integration)

Tahap penggabungan data dari sumber penyimpanan

yang berbeda. Data-data ini akan digabungkan ke dalam suatu

tempat penyimpanan data dalam suatu tabel utuh.

3. Seleksi Data (Data Selection)

Proses pengambilan dan penyeleksian data yang

relevan dari sebuah database. Atribut-atribut data akan dicek

apakah relevan untuk dilakukan penambangan data. Atribut

yang tidak relevan tidak akan digunakan.

4. Transformasi Data (Data Transformation)

Tahap dimana data mengalami transformasi ke dalam

bentuk yang sesuai. Tujuan tranformasi dalam proses

penambangan data adalah agar bentuk yang dihasilkan lebih

mudah dipahami dan dapat ditambang.

5. Penambangan Data (Data Mining)

Merupakan proses penting dimana penambangan data

diterapkan dan diaplikasikan dengan menggunakan algoritma

(31)

6. Evaluasi Pola (Pattern Evaluation)

Pada tahap ini, dilakuakan proses identifikasi pola yang

menarik. Pola tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk

pengetahuan berdasarkan beberapa pengukuran yang penting.

7. Presentasi Pengetahuan (Knowledge Presentation)

Pada tahap akhir, pengetahuan yang diperoleh

kemudian dipresentasikan kepada pengguna.

Tahap 1 sampai dengan tahap 4 merupakan langkah awal dalam

pemrosesan data dimana data dipersiapkan terlebih dahulu sebelum

dilakukan penambangan. Pada tahap penambangan data, pengetahuan

dasar akan digunakan. Pola-pola menarik akan dipresentasikan kepada

pengguna dan akan disimpan sebagai pengetahuan baru. Penambangan

data merupakan proses penting untuk dapat menemukan pola-pola

tersembunyi yang nantinya akan dievaluasi.

2.2.3 Pengelompokan Penambangan Data

Penambangan data dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan

tugas yang dapat dilakukan, sebagai berikut (Larose, 2005) :

a. Deskripsi

Data dapat diasosiasikan dengan pembagian kelas atau

konsep. Cara ini digunakan untuk menggambarkan pola dan

(32)

b. Asosiasi

Tugas asosiasi adalah menemukan atribut yang muncul

dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut

analisis market basket.

c. Klasifikasi

Pada klasifikasi terdapat target atribut kategori yaitu

kelasnya sudah diketahui dari awal. Sebagai contoh,

menentukan apakah suatu transaksi kartu kredit merupakan

transaksi yang curang atau bukan.

d. Estimasi

Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali

atribut target lebih ke arah numerik daripada ke arah kategori.

Model dibangun menggunakan record lengkap yang

menyediakan nilai dari atribut target sebagai nilai prediksi.

e. Prediksi

Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi,

namun dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa

mendatang.

f. Pengklusteran

Pengklusteran merupakan pengelompokkan record,

pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas

objek-objek yang memiliki kemiripan. Cluster adalah kumpulan

record yang memiliki kemiripan antara satu dengan yang

lainnya dan memiliki ketidakmiripan dengan record-record

(33)

2.3 Klasifikasi

Klasifikasi adalah proses untuk menentukan model atau fungsi

yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan

untuk mendapatkan perkiraan kelas dari suatu objek yang labelnya tidak

diketahui. Model tersebut bisa berupa aturan “jika-maka”, pohon keputusan, formula matematis atau neural network. Secara umum proses

klasifikasi dibagi menjadi dua fase : learning dan test. Pada fase learning,

sebagaian data yang telah diketahui kelas datanya digunakan untuk

membentuk model perkiraan. Sedangkan pada fase test, model yang sudah

terbentuk diuji dengan sebagian data lainnya untuk mengetahui akurasi

dari model tersebut. Bila akurasinya menjukupi model ini dapat dipakai

untuk memprediksi kelas data yang belum diketahui.

2.4 Pohon Keputusan

2.4.1 Definisi Pohon Keputusan

Pohon keputusan (decision tree) merupakan salah satu metode

klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasikan.

Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau

[image:33.595.83.521.94.669.2]

struktur berhirarki. Contoh dari pohon keputusan dapat dilihat pada

Gambar 2.2. Pohon keputusanadalah struktur flowchart yang menyerupai

pohon (tree), dimana setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus

dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. Pada pohon

keputusan setiap simpul daun menandai label kelas. Proses dalam pohon

keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon (tree)

(34)
[image:34.595.83.513.81.637.2]

Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan (Pramudiono, 2008)

2.4.2 Kelebihan Pohon Keputusan

Kelebihan dari metode pohon keputusan adalah sebagai berikut

(Faruz El Said, 2009) :

1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan

sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.

2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena

ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji

hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.

3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur

yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan

kriteria yang lain dalam node yang sama. Secara fleksibel metode

pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang

dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode

penghitungan satu tahap yang lebih konvensional.

2.4.3 Kekurangan Pohon Keputusan

Kekurangan dari metode pohon keputusan adalah sebagai berikut :

1. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang

(35)

menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan

dan jumlah memori yang diperlukan.

2. Terjadi akumulasi jumlah error dari setiap tingkat dalam

sebuah pohon keputusan yang besar.

3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.

4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon

keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut

didesain.

2.4.4 Algoritma Pohon Keputusan

Banyak algoritma yang dipakai dalam pembentukan pohon

keputusan, antara lain ID3, C4.5, CART.

a. ID3

Salah satu algoritma decision tree adalah algoritma ID3

(Iterative Dichotomiser 3). ID3 pertama kali dikembangkan

oleh J.Ross Quinlan di University of Sydney. ID3 pertama kali

disajikan pada tahun 1975 dalam sebuah buku, Machine

Learning. ID3 didasarkan pada konsep Learning System (CLS)

algoritma (Hamilton, 2001).

Kelebihan algoritma ID3 adalah sebagai berikut :

1. Dapat membuat aturan prediksi yang mudah

dimengerti.

2. Mampu membangun pohon keputusan dengan

cepat.

3. Mampu membangun pohon keputusan yang

pendek.

4. Hanya membutuhkan beberapa tes atribut hingga

(36)

Kekurangan algoritma ID3 adalah sebagai

berikut :

1. Jika contoh yang diteliti terlalu kecil / sederhana

mungkin membuat data over-classified.

2. Hanya satu atribut yang dapat dites dalam satu

waktu untuk membuat keputusan.

b. C4.5

Algoritma C4.5 adalah pengembangan dari ID3

(Iterative Dichotomiser 3) yang merupakan salah satu

algoritma pohon keputusan (Faruz El Said, 2009). Definisi

mengenai algoritma C4.5 selanjutnya akan dijelaskan pada

bagian 2.4.

c. CART

CART (Classification and Regression Tree) adalah

salah satu algoritma pohon keputusan. CART adalah sebuah

algoritma yang dapat menggambarkan hubungan antara varibel

respon (variabel dependen) dengan variabel prediktor (variabel

independen). Dalam CART setiap simpul dipecah menjadi 2

cabang. Menurut Breiman dkk (1993), bila variabel respon

berbentuk kontinu maka metode yang dipakai adalah metode

regression tree, sedangkan bila variabel respon memiliki skala

kategori maka metode yang dipakai adalah metode

classification tree.

Kelebihan algoritma ID3 adalah sebagai berikut :

1. Dapat melakukan komputasi dengan cepat.

2. Fleksibel dan memiliki dapat mengatur waktu

perhitungan.

(37)

1. Membagi hanya dengan satu variabel.

2. Memiliki pohon keputusan yang tidak stabil.

2.4 Algoritma C4.5

2.4.1 Definisi Algoritma C4.5

Algoritma C4.5 merupakan salah satu algoritma modern yang

digunakan untuk melakukan penambangan data. Dalam algoritma C4.5,

input berupa sampel training, label training dan atribut. Sampel training

berupa data contoh yang akan digunakan untuk membangun sebuah tree

yang telah diuji kebenarannya. Sedangkan atribut merupakan field-field

data yang nantinya akan digunakan sebagai parameter dalam melakukan

klasifikasi data.

Kelebihan algoritma C4.5 adalah sebagai berikut :

1. Mampu menangani atribut dengan tipe diskrit atau kontinu.

2. Mampu menangani atribut yang kosong (missing value)

3. Pembentukan model mudah dipahami.

4. Bisa memangkas cabang.

Kekurangan algoritma C4.5 adalah sebagai berikut :

1. Susah membaca data berjumlah besar.

Algoritma dasar C4.5 untuk membangun pohon keputusan adalah

sebagai berikut :

1. Memilih atribut sebagai akar (root).

2. Membuat cabang untuk masing-masing nilai.

3. Membagi kasus dalam cabang.

4. Mengulangi proses untuk masing-masing cabang sampai

(38)

Berikut adalah algoritma C4.5 (Mitchell, 1997) :

Algoritma C4.5

Input : sampel training, label training, atribut

 Buat simpul akar untuk pohon yang dibuat.

 Jika semua sampel positif, berhenti dengan suatu pohon

dengan satu simpul akar, beri label (+).

 Jika semua sampel negatif, berhenti dengan suatu

pohon dengan satu simpul akar, beri label (-).

 Jika atribut kosong, berhenti dengan suatu pohon

dengan satu simpul akar, dengan label sesuai dengan nilai yang terbanyak yang ada pada label training.

 Untuk yang lain,

 Mulai :

o A  atribut yang mengklasifikasikan sampel

dengan hasil yang terbaik (berdasarkan gain ratio).

o Atribut keputusan untuk simpul akar  A.

o Untuk setiap nilai, vi yang mungkin untuk A:

 Tambahkan cabang di bawah akar yang

berhubungan dengan A = vi.

 Tentukan sampel Svi sebagai subset dari

sampel yang mempunyai nilai vi untuk

atribut A.

 Jika sampel Svi kosong :

 Dibawah cabang tambahkan

simpul daun dengan label = nilai yang terbanyak yang ada pada label training.

 Yang lain, tambah cabang baru

dibawah cabang yang sekarang C4.5 (sampel training, label training, atribut-[A]).

(39)

Sebelum memilih atribut sebagai akar, dilakukan perhitungan nilai

entropy yang dapat dilihat pada persamaan (2.1) (Craw, S).

...(2.1)

Keterangan:

S : Himpunan kasus

n : Jumlah partisi S

pi : Proporsi dari Si terhadap S

Untuk memilih atribut sebagai akar, didasarkan pada nilai gain

tertinggi dari atribut-atribut yang ada. Untuk menghitung gain digunakan

persamaan berikut seperti pada persamaan (2.2) (Craw, S).

...(2.2)

Keterangan:

S : Himpunan kasus

A : Atribut

n : Jumlah partisi atribut A

|Si| : Jumlah kasus pada partisi ke i

(40)

Untuk menghitung GainRatio perlu diketahui suatu term baru yang

disebut SplitInformation (pemisah informasi). SplitInformation dihitung

dengan persamaan sebagai berikut.

...(2.3)

Dimana sampai adalah c subset yang dihasilkan dari

pemecahan dengan menggunakan atribut A yang mempunyai sebanyak c

nilai. Selanjutnya GainRatio dihitung dengan persamaan berikut.

...(2.4)

2.5 K-Fold Cross Validation

Pada pendekatan ini, setiap data digunakan dalam jumlah yang

sama untuk pelatihan dan tepat satu kali untuk pengujian. Bentuk umum

pendekatan ini disebut dengan k-fold cross validation, yang memecah set

data menjadi k bagian set data dengan ukuran yang sama. Setiap kali

berjalan, satu pecahan berperan sebagai set data uji sedangkan pecahan

lainnya menjadi set data latih. Prosedur tersebut dilakukan sebanyak k kali

sehingga setiap data berkesempatan menjadi data uji tepat satu kali dan

menjadi data latih sebanyak k-1 kali. Total error didapatkan dengan

(41)

2.6 Confusion Matriks dan Akurasi

Confusion matriks merupakan tabel yang mencatat hasil kerja

klasifikasi. Contoh confusion matriks ditunjukkan dada tabel berikut :

Tabel 2. 1 Confusion Matriks untuk Kalasifikasi 2 Kelas

fij Kelas Hasil Prediksi (j)

Kelas = 1` Kelas = 0

Kelas Asli (i) Kelas = 1` f11 f10

Kelas = 0 f01 f00

Tabel 2.1 diatas merupakan contoh matrix confusion yang

melakukan klasifikasi masalah biner (dua kelas) untuk dua kelas, misalnya

kelas 0 dan 1. Setiap sel fij dalam matriks menyatakan jumlah record/data

dari kelas i yang hasil prediksinya masuk ke kelas j. Misalnya sel f11

adalah jumlah data dalam kelas 1 yang secara benar dipetakan ke kelas 1,

dan f10 adalah data dalam kelas 1 yang dipetakan secara salah ke kelas 0.

Berdasarkan isi confusion matriks, maka dapat diketahui jumlah

data dari masing-masing kelas yang diprediksi secara benar yaitu (f11+ f00)

dan data yang diklasifikasi secara salah yaitu (f10 + f01). Dengan

mengetahui jumlah data yang diklasifikasikan secara benar, maka dapat

diketahui akurasi hasil prediksi. Untuk menghitung akurasi digunakan

formula sebagai berikut (Prasetyo, 2014).

...(2.5)

[image:41.595.83.512.193.728.2]
(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai data yang digunakan pada penelitian

tugas akhir serta proses sistem yang akan dilakuakan dalam mengklasifikasi

persalinan normal atau caesar dengan menggunakan algoritma C4.5.

3.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasien

persalinan yang diperoleh dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta.

Data yang digunakan merupakan data pasien dari tahun 2010-2016. Data

tersebut berupa rekam medis pasien yang kemudian disalin ke dalam

sebuah file bertipe excel. Dari proses pengumpulan data, diperoleh jumlah

data sebanyak 315 data.

Data yang diperoleh terdiri dari : tahun masuk pasien, nomor rekam

medis, usia ibu, usia kandungan, berat badan, tinggi badan, hasil tes

laboratorium (hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, eritrosit,

glukosa, protein, dan HbsAG), pinggul sempit/tidak, hamil primi/tidak,

hamil tunggal/ganda, letak janin, presentasi janin, riwayat persalinan, ada

riwayat abortus/tidak, riwayat penyakit (diabetes, ginjal, hipertensi,

jantung, kanker, lain-lain), taksiran bobot bayi, ketuban pecah dini/tidak,

dan jenis persalinan (normal/caesar).

3.2 Proses Sistem

Masukkan sistem akan diproses menggunakan algoritma C4.5

dalam teori penambangan data. Alur sistem dan tahapan penelitian

(43)
[image:43.595.88.534.116.752.2]

Gambar 3. 1 Diagram Blok

3.2.1 Data Mentah

Dalam penelitian tugas akhir ini data yang digunakan adalah data

pasien persalinan dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta. Untuk

mengidentifikasi jenis persalinan ibu hamil diukur dari ciri dan gejala

kehamilan, seperti usia, tinggi badan, ukuran pinggul, riwayat persalian,

dll. Selain ini juga perlu adanya hasil uji laboratorium, meliputi tes darah

saat mendekati persalinan serta tes glukosa dan protein. Atribut data

persalinan ditampilkan pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3. 1 Data Atribut

No

Nama Atribut Keterangan Nilai

1

Tahun Atribut ini menyimpan

data tahun diagnosa

pasien.

2010, 2011, 2012,

2013, 2014, 2015,

2016

2

Nomor rekam medis Atribut ini menyimpan

data nomor rekam medis

pasien.

5642, 8731, dst

3

Usia ibu Atribut ini menyimpan

data usia ibu.

17, 18, 19, 20, dst

4

Usia kandungan Atribut ini menyimpan

data usia kandungan

pasien saat persalinan.

(44)

5

Berat badan ibu Atribut ini menyimpan

data berat badan pasien

sebelum persalinan.

39, 40, 41, 42, dst

6

Tinggi badan ibu Atribut ini menyimpan

data tinggi badan pasien.

140, 142, 145, 148,

dst

7

Hemoglobin Atribut ini menyimpan

data hasil tes hemoglobin

pasien sebelum melakukan

persalinan.

Misal : 10.50, 11.40, 12, 70, dll

8

Hematokrit Atribut ini menyimpan

data hasil tes hemotokrit

pasien sebelum melakukan

persalinan.

Misal : 38.60, 31.50, 33.40, dll

9

Lekosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes lekosit

pasien sebelum melakukan

persalinan.

Misal : 10.72, 14. 80, 8.84, dll

10

Trombosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes trombosit

pasien sebelum melakukan

persalinan.

Misal : 206, 267, 230, dll

11

Eritrosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes eritrosit

pasien sebelum melakukan

persalinan

Misal : 4.07, 3.65, 4.46, dll

12

Glukosa Atribut ini menyimpan

data hasil tes glukosa

pasien.

Positif, negatif,

trace

13

Protein Atribut ini menyimpan

data hasil tes protein

pasien.

Positif, negatif,

(45)

14

HBsAG Atribut ini menyimpan

data hasil tes HbsAG

pasien.

Positif, negatif,

trace

15

Pinggul sempit Atribut ini menyimpan

data apakah ukuran

pinggul pasien sempit.

Ya, tidak

16

Hamil primi Atribut ini menyimpan

data apakah kehamilan

pasien merupakan

kehamilan pertama.

Ya, tidak

17

Tunggal / ganda Atribut ini menyimpan

data apakah jumlah janin

tunggal atau ganda.

Tunggal, ganda

18

Letak Atribut ini menyimpan

data posisi janin.

Memanjang,

melintang

19

Presentasi Atribut ini menyimpan

data bagian tubuh mana

pada janin yang tampak

pertama kali saat proses

persalinan.

Kepala, bokong

20

Riwayat partus Atribut ini menyimpan

data riwayat persalinan

yang dimiliki pasien.

Spontan, SC, tidak

ada

21

Riwayat abortus /

curet

Atribut ini menyimpan

data apakah pasien ada

riwayat abortus / curet.

Ya, tidak

22

Diabetes Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit

diabetes.

Ya, tidak

23

Ginjal Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

(46)

memiliki riwayat penyakit

ginjal.

24

Hipertensi Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit

hipertensi.

Ya, tidak

25

Jantung Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit

jantung.

Ya, tidak

26

Kanker Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit

kanker.

Ya, tidak

27

Lain-lain Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit

lainnya.

Ya, tidak

28

Taksiran berat bayi Atribut ini menyimpan

data taksiran berat badan

bayi.

Misal : 1150, 2750,

3350, dll

29

Ketuban pecah dini Atribut ini menyimpan

data apakah ketuban pecah

dini.

Ya, tidak

30

Partus Atribut ini menyimpan

data jenis persalinan.

Spontan, SC

Dari total data yang diperoleh sebanyak 315 data, terdapat 27 data

yang masing-masing tidak diketahui nilainya pada 10 atau lebih atribut,

sehinggga 27 data tersebut dihapus. Maka data yang akan digunakan pada

tahap selanjutnya sebanyak 288 data. Contoh data pasien persalian

(47)
[image:47.842.58.800.95.514.2]
(48)

3.2.2 Transformasi Data

Pada tahap ini dilakukan pembuangan data yang tidak diperlukan

seperti data-data yang kurang relevan dalam penelitian. Dari data mentah

yang diperoleh, akan dilakukan penghapusan atribut tahun dan nomor

rekam medis karena dianggap tidak begitu berpengaruh sebagai variabel

penentu dalam melakukan klasifikasi. Maka atribut yang dihasilkan dari

proses seleksi adalah sebagai berikut :

a. Usia ibu

b. Usia kandunagn

c. Berat badan

d. Tinggi badan

e. Hemoglobin

f. Hematokrit

g. Lekosit

h. Trombosit

i. Eritrosit

j. Glukosa

k. Protein

l. HbsAG

m. Pinggul sempit

n. Hamil primi

o. Tunggal/ganda

p. Letak

q. Presentasi

r. Riwayat partus

s. Riwayat abortus/curret

t. Diabetes

u. Ginjal

v. Hipertensi

w. Jantung

(49)

y. Lain-lain

z. Kisaran berat bayi

aa. Ketuban pecah dini

bb.Partus

Pada tahap selanjutnya dilakukan peringkasan data atau proses

pengubahan data mentah menjadi data yang mudah dikelola. Dari data

yang diperoleh, sebagian besar berupa angka yang beragam, sehingga

perlu dilakukan pengelompokkan data berdasarkan jangkauan tertentu.

Atribut yang berisi data numerik akan dikelompokkan sesuai identifikasi

dalam ilmu kesehatan. Dilakukan pengelompokan nilai atribut berdasar

sumber yang diperoleh dari beberapa website atau blog kesehatan sebagai

berikut : www.alodokter.com, bidanku.com, www.babyfluffy.com,

healthy.detik.com, www.kompasiana.com, dan ririnprabandarisilalahi.

blogspot.co.id.

Nilai atribut dari semua data yang digunakan, baik nilai atribut

yang dikelompokkan dalam nilai tertentu atau tidak dikelompokkan akan

diubah menjadi nilai 1, 2, 3. Perubahan data numerik dan non numerik

adalah sebagai berikut :

a. Usia ibu

i. <20 atau >35  beresiko = 1

ii. 20-35  normal = 2

b. Usia kandungan

i. <37 atau >42  beresiko = 1

ii. 37-42  normal = 2

c. Berat badan

i. <55 atau >80  beresiko = 1

ii. 55-80  normal = 2

d. Tinggi badan

i. <145  beresiko = 1

(50)

e. Hemoglobin

i. <11.00 atau >15.00  beresiko = 1

ii. 11.00-15.00  normal = 2

f. Hematokrit

i. <30.00 atau >46.00  beresiko = 1

ii. 30.00-46.00  normal = 2

g. Lekosit

i. <10.00 atau >15.00  beresiko = 1

ii. 10.00-15.00  normal = 2

h. Trombosit

i. <200 atau >400  beresiko = 1

ii. 200-400  normal = 2

i. Eritrosit

i. <4.00 atau >5.50  beresiko = 1

ii. 4.00-5.50  normal = 2

j. Kisaran berat bayi

i. <2500  beresiko = 1

ii. 2500-4000  normal = 2

iii. >4000  obesitas = 3

k. Glukosa, protein, HbsAG

i. Negatif = 1

ii. Positif = 2

iii. Trace = 3

l. Pinggul sempit, hamil primi, riwayat abortus, diabetes, ginjal,

hipertensi, jantung, kanker, lain-lain, ketuban pecah dini

i. Tidak = 1

ii. Ya = 2

m. Tunggal/ganda

i. Ganda = 1

(51)

n. Letak

i. Melintang = 1

ii. Memanjang = 2

o. Presentasi

i. Bokong = 1

ii. Kepala = 2

p. Riwayat partus

i. SC = 1

ii. Spontan = 2

iii. Tidak ada = 3

q. Partus

i. SC = 1

ii. Spontan = 2

Pada tahap ini juga dilakukan pengisian data yang tidak diketahui

nilainya (missing value). Untuk setiap data yang tidak diketahui nilainya

akan diisi dengan nilai terbanyak dari setiap atribut. Contoh data yang

[image:51.595.87.535.89.694.2]

sudah melewati tahap transformasi ditampilkan pada tabel 3.3 berikut :

(52)

3.2.3 Data Testing dan Data Training

Pada tahap ini hasil dari penambangan data berupa pola khusus

yang akan dievaluasi atau diteliti lagi apakah hasilnya sudah sesuai atau

belum. Untuk mengetahui apakah sistem yang akan dibangun ini sudah

baik atau belum, maka perlu dilakukan pengujian sistem menggunakan

metode k-fold cross validation.

Pada penelitian ini pembagian data mengaju pada metode statifikasi

sampling, yaitu dengan membagi populasi menjadi beberapa lapisan yang

tidak saling tumpang tindih, sehingga lapisan yang terbentuk merupakan

sub populasi (Angga, 2007). Pada penelitian ini, populasi dibedakan dalam

2 kelas, yaitu SC dan spontan. Setelah data terbagi menjadi 2 kelas,

kemudian dilakukan pembagian ke dalam 7 bagian untuk setiap kelas

secara acak. Masing-masing kelompok akan menduduki posisi sebagai

data testing dan sebagai data training secara bergantian. Berikut adalah

[image:52.595.86.507.261.723.2]

contoh tabel pembagian data menggunakan 7-fold cross validation.

Tabel 3. 4 Pembagian 7-fold

Percobaan Training Testing

1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

2 1, 2, 3, 4, 5, 7 6

3 1, 2, 3, 4, 6, 7 5

4 1, 2, 3, 5, 6, 7 4

5 1, 2, 3, 4, 6, 7 3

6 1, 3, 4, 5, 6, 7 2

(53)

3.2.4 Pemodelan dengan Algoritma C4.5

Pada tahap ini dilakukan proses penambangan data dengan

algoritma C4.5. Data yang sudah melalui tahapan transformasi akan

dijadikan sebagai data training untuk proses pembentukan pohon

keputusan menggunakan algoritma C4.5. Proses pembentukan pohon

ditentukan dari perhitungan nilai Entopy, Gain, SplitInformation, dan

GainRatio untuk setiap atribut kemudian mencari nilai GainRatio tertinggi

yang akan menjadi simpul akar dari pohon. Proses pembentukan pohon

dilakukan secara rekursif hingga seluruh data memiliki kelas. Setelah

perhitungan selesai akan ditampilkan hasil pohon yang terbentuk.

Langkah pembentukan pohon keputusan dengan menggunkan

algoritma C4.5 dijelaskan secara lebih rinci dalam menyelesaikan

permasalahan pada data pasien persalinan seperti pada proses berikut :

1. Data yang digunakan pada pembentukan pohon keputusan

merupakan data pasien persalinan dengan atribut mencakup :

glukosa, protein, pinggul sempit, hamil primi, tunggal/ganda,

letak, presentasi, riwayat partus, dan ketuban pecah dini. Dari

data yang ada akan menghasilkan jenis persalinan (SC atau

spontan). Data yang digunakan ditampilkan pada tabel 3.5

[image:53.595.87.525.220.758.2]

berikut :

Tabel 3. 5 Contoh Data

GLUK OS A PROTE IN PI N GG UL S E M PI T (DK P) H A M IL PRIM I TU N GG A L / G A N D A LE TA K PRE S E N TA S I R IW A Y A T P A R T US K E TU B A N PE CA H D INI ( K PD ) PA R TU S

POSITIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MEMANJANG KEPALA SPONTAN YA SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA YA SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

(54)

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MEMANJANG BOKONG SPONTAN TIDAK SC

NEGATIF TRACE TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF YA YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MELINTANG KEPALA SC TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK GANDA MEMANJANG KEPALA SPONTAN TIDAK SC

2. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan

Gain Ratio untuk menentukan root. Perhitungan ditampilkan

[image:54.595.88.540.90.769.2]

pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3. 6 Perhitungan Root / Node 1

Kriteria Jumlah Data SC (S1) Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Total (S) 11 6 5 0,9940

Glukosa 0,1113 0,4395 0,2534

Negatif 10 6 4 0,9710

Positif 1 0 1 0

Protein 0,0849 0,4395 0,1933

Negatif 10 5 5 1

Trace 1 1 0 0

Pinggul

Sempit 0,1831 0,6840 0,2677

Ya 2 2 0 0

Tidak 9 4 5 0,9911

Hamil Primi 0,0721 0,9457 0,0762

Ya 7 3 4 0,9852

Tidak 4 3 1 0,8113

Tunggal /

Ganda 0,0849 0,4395 0,1933

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 10 5 5 1

Letak 0,0849 0,4395 0,1933

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 10 5 5 1

Presentasi 0,0849 0,4395 0,1933

Bokong 1 1 0 0

Kepala 10 5 5 1

Riwayat

Partus 0,1981 1,3222 0,1499

SC 1 1 0 0

Spontan 4 3 1 0,8113

(55)

Ketuban

Pecah Dini 0,0495 0,8454 0,0585

Ya 3 1 2 0,9183

Tidak 8 5 3 0,9544

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 diatas diperoleh nilai

GainRatio tertinggi adalah pinggul sempit yaitu sebesar 0.2677. dengan

Demilkian pinggul sempit terbentuk sebagai root dari pohon keputusan.

Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan “tidak”. Nilai atribut “ya” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan SC, sehingga

tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai atrbut

“tidak” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

Pohon keputusan yang terbentuk pada perhitungan root

[image:55.595.113.543.81.146.2]

ditampilkan pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3. 2 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Root / Node 1

3. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan

Gain Ratio untuk menentukan node 2. Perhitungan untuk

[image:55.595.83.519.128.679.2]

mencari node 2 ditampilkan pada tabel 3.7 berikut :

Tabel 3. 7 Perhitungan Node 2

Kriteria Jumlah

Data SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Pinggul Sempit Tidak 9 4 5 0,9911 Glukosa 0,1022 0,5033 0,2031

Negatif 8 4 4 1

(56)

Protein 0,1427 0,5033 0,2835

Negatif 8 5 3 0,9544

Trace 1 1 0 0

Hamil Primi 0,2294 0,9911 0,2315

Ya 5 1 4 0,7219

Tidak 4 3 1 0,8113

Tunggal / Ganda 0,1427 0,5033 0,2835

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 8 3 5 0,9544

Letak 0,1427 0,5033 0,2835

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 8 3 5 0,9544

Presentasi 0,1427 0,5033 0,2835

Bokong 1 1 0 0

Kepala 8 3 5 0,9544

Riwayat Partus 0,2839 1,3516 0,2100

SC 1 1 0 0

Spontan 3 2 1 0,9183

Tidak Ada 5 1 4 0,7219

Ketuban Pecah

Dini 0,2248 0,7642 0,2941

Ya 2 0 2 0

Tidak 7 4 3 0,9852

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.7 diatas diperoleh nilai

GainRatio tertinggi adalah ketuban pecah dini yaitu sebesar 0.2941.

Dengan demilkian ketuban pecah dini terbentuk sebagai node 2 dari pohon

keputusan. Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan

“tidak”. Nilai atribut “ya” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan

spontan, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi

untuk nilai atrbut “tidak” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

Pohon keputusan yang terbentuk dari perhitungan node 2

(57)
[image:57.595.89.569.82.737.2]

Gambar 3. 3 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 2

4. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan

Gain Ratio untuk menentukan node 3. Perhitungan untuk

mencari node 3 ditampilkan pada tabel 3. 8 berikut :

Tabel 3. 8 Perhitungan Node 3

Kriteria Jumlah

Data SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Ketuban Pecah Dini Tidak 7 4 3 0,9852

Glukosa 0 0 0

Negatif 7 4 3 0,9852

Positif 0 0 0 0

Protein 0,1281 0,5917 0,2165

Negatif 6 3 3 1

Trace 1 1 0 0

Hamil Primi 0,5216 0,9852 0,5295

Ya 4 1 3 0,8113

Tidak 3 3 0 0

Tunggal / Ganda 0,1281 0,5917 0,2165

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 6 3 3 1

Letak 0,1281 0,5917 0,2165

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 6 3 3 1

(58)

Bokong 1 1 0 0

Kepala 6 3 3 1

Riwayat Partus 0,5216 1,3788 0,3783

SC 1 1 0 0

Spontan 2 2 0 0

Tidak Ada 4 1 3 0,8113

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.8 diatas diperoleh nilai

GainRatio tertinggi adalah hamil primi yaitu sebesar 0.5295. Dengan

demilkian hamil primi terbentuk sebagai node 3 dari pohon keputusan.

Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan “tidak”. Nilai atribut “tidak” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan SC,

sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai

atrbut “ya” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

Pohon keputusan yang terbentuk dari perhitungan node 3

[image:58.595.82.512.264.711.2]

ditampilkan pada gambar 3.4 berikut :

(59)

5. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan

Gain Ratio untuk menentukan node 4. Perhitungan untuk

[image:59.595.87.543.186.639.2]

mencari node 4 ditampilkan pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3. 9 Perhitungan Node 4

Kriteria Jumlah Data

SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Hamil Primi Ya 4 1 3 0,811278

Glukosa 0 0 0

Negatif 4 1 3 0,811278

Positif 0 0 0 0

Protein 0,8113 0,8113 1

Negatif 3 0 3 0

Trace 1 1 0 0

Tunggal /

Ganda 0 0 0

Ganda 0 0 0 0

Tunggal 4 1 3 0,811278

Letak 0 0 0

Melintang 0 0 0 0

Memanjang 4 1 3 0,811278

Presentasi 0 0 0

Bokong 0 0 0 0

Kepala 4 1 3 0,811278

Riwayat

Partus 0 0 0

SC 0 0 0 0

Spontan 0 0 0 0

Tidak Ada 4 1 3 0,811278

Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.9 diatas diperoleh nilai

GainRatio tertinggi adalah protein yaitu sebesar 1. Dengan demilkian

protein terbentuk sebagai node 4 dari pohon keputusan. Pada atribut

(60)

Pohon keputusan yang terbentuk dari perhitungan node 4

[image:60.595.87.510.135.628.2]

ditampilkan pada gambar 3.5

Gambar

Gambar 2. 1 Tahapan Penambangan Data (Han & Kamber, 2006)
Gambar 2.2. Pohon keputusan adalah struktur flowchart yang menyerupai
Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan (Pramudiono, 2008)
Tabel 2.1 diatas merupakan contoh matrix confusion yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar serum progesteron pada wanita dengan persalinan preterm, yaitu persalinan yang terjadi kurang

Pengujian untuk data kelompok 3 akan dilakukan dengan membandingkan hasil penyusunan layout makanan dan paket makanan hemat yang dihasilkan oleh sistem dengan hasil penyusunan

Pada penelitian ini dilakukan klasifikasi kelahiran Caesar dengan mengaplikasikan algoritma Naïve Bayes untuk menentukan apakah kelahiran akan diberikan tindakan

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan waktu keberhasilan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini antara persalinan caesar dengan persalinan normal di Ruang An. Nisa Rumah Sakit

Dapat dilihat tabel uji K merupakan tabel hasil prediksi sistem klasifikasi konten berita politik menggunakan tabel confusion matrix, maka tahap selanjutnya dilakukan

Hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada 10 ibu hamil atau responden yang akan melakukan persalinan 60% dari mereka menyatakan bahwa persalinan caesar itu lebih

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengolahan data-data proses persalinan pasien dengan menggunakan metode data mining yaitu algoritma C4.5..

3.2 Pengujian Prediksi Pengujian prediksi dilakukan secara berulang untuk memastikan hasil yang optimal dalam meramalkan nilai harga cryptocurrency Binance dengan menggunakan