• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan karakteristik kondensor 13U dan 12U pada mesin pendingin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan karakteristik kondensor 13U dan 12U pada mesin pendingin."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

The condenser is one of the main components of the cooling machine, therefore knowledge of the characteristics of cooling machine condenser is very important to know the optimal performance of the cooling machine. In this study, we made cooling machine model and compared the characteristics of the cooling machine condenser 13U and 12U. In the study calculated compressor, condenser removed heat, the heat absorbed by the evaporator which is then used to calculate the value of the COP, efficiency and refrigerant mass flow rate of cooling machine. The survey results revealed that the cooling machine successfully created and worked well and could cool the water to a volume of 500 ml evenly for 480 minutes with the working temperature of the evaporator - 14.44 ° C and a working temperature of about 46.11 ° C condenser. Compressor work (Win) on condenser 12U has a value of 54.73 kJ / kg and 13U condenser 44.25 kJ / kg. Heat energy released by the condenser (Qout) on 12U condenser has a value of 199.12 kJ / kg and 13U condenser 190.97 kJ / kg. Heat energy absorbed by the evaporator (Qin) on condenser 12U has a value of 144.39 kJ / kg and 13U condensers 146.72 kJ / kg. The actual achievement coefficient (COPaktual) on condenser 12U has a value of 2.64 and 3.32 13U condenser, and ideal Coeficient of Performance (COPideal) 12U condenser has a value of 4.07 and 13U condenser 4.27. Cooling machine efficiency (%) in the condenser 12U has a value of 75% and 13U condenser 78%. Mass flow rate of refrigerant in the condenser 12U has a value of 0.0033 kg / sec and 13U condenser 0.0039 kg / sec.

(2)

Kondensor merupakan salah satu komponen utama mesin pendingin, oleh karena itu pengetahuan tentang karakteristik kondensor mesin pendingin sangat penting diketahui agar unjuk kerja mesin pendingin optimal. Dalam penelitian ini dibuat model mesin pendingin dan dibandingkan karakteristik kondensor 13U dan 12U. Dalam penelitian dihitung kerja kompresor, kalor yang dilepas kondensor, kalor yang diserap evaporator yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai COP, efisiensi dan laju aliran massa refrigerant dari mesin pendingin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mesin pendingin berhasil dibuat dan bekerja dengan baik dan bisa mendinginkan air dengan volume sebesar 500 ml secara merata selama 480 menit dengan suhu kerja evaporator – 14,44°C dan suhu kerja kondensor sekitar 46,11°C. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 54,73 kJ/kg dan kondensor 13U 44,25 kJ/kg. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 199,12 kJ/kg dan kondensor 13U 190,97 kJ/kg. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 144,39 kJ/kg dan kondensor 13U 146,72 kJ/kg. Koefisien prestasi aktual ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 2,64 dan kondensor 13U 3,32, dan koefisien prestasi ideal ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 4,07 dan kondensor 13U 4,27. Efisiensi kulkas dua pintu (%) pada kondensor 12U mempunyai nilai 75% dan kondensor 13U 78%. Laju aliran massa refrigeran pada kondensor 12U mempunyai nilai 0,0033 kg/detik dan kondensor 13U 0,0039 kg/detik.

(3)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KONDENSOR 13U DAN

12U PADA MESIN PENDINGIN

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin

Diajukan oleh:

ANDRIAN

NIM: 115214004

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

COMPARISON OF 13U AND 12U CONDENSORS

CHARACTERISTIC IN COOLING MACHINE

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirements

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By

ANDRIAN

Student Number: 115214004

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

dengan judul:

Perbandingan Karakteristik Kondensor 13U dan 12U Pada Mesin Pendingin

Yang dibuat untuk melengkapi persyaratan yang wajib ditempuh untuk

menjadi Sarjana Teknik pada Program Strata-1, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejauh yang saya

ketahui bukan merupakan tiruan dari skripsi yang sudah dipublikasikan di

Universitas Sanata Dharma maupun di Perguruan Tinggi manapun. Kecuali

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 21 Mei 2015 Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andrian

Nomor Mahasiswa : 115214004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Perbandingan Karakteristik Kondensor 13U dan 12U Pada Mesin Pendingin

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Mei 2015

Yang menyatakan

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat yang diberikan dalam penyusunan Skripsi ini sehingga semuanya dapat

berjalan dengan lancar dan baik.

Skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk setiap

mahasiswa menempuh S1 di Prodi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, Skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing Kedua Skripsi.

3. Dr. Drs (Vet). Asan Damanik, sebagai Dosen Pembimbing Pertama Skripsi .

4. Kedua orang tua, Martono Sutjipto dan Ibu Tjin Moi Khim dan keluarga

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan

memberi semangat penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

5. Julius Sutawijaya, dan Andi Yudha Juananto yang telah membantu dalam

proses pembuatan dan pengambilan data Skripsi.

6. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dan teman-teman

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala

(10)

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata seperti yang penulis harapkan

semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 21 Mei 2015

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN ... vi

1.3 Batasan Dalam Pembuatan Kulkas 2 Pintu ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Dasar Teori ... 4

2.2 Tinjauan Pustaka ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Pembuatan Alat ... 23

3.2 Alat dan Bahan... 24

3.3 Peralatan Penunjang Pembuatan Alat dan Penelitian ... 28

3.4 Proses Pemvakuman... 34

3.5 Proses Pengisian Freon... 35

3.6 Proses Uji Coba ... 35

3.7 Mesin yang Diteliti... 35

(12)

3.9 Variasi Penelitian ... 36

3.10 Alat Bantu Penelitian ... 37

3.11 Cara Mendapatkan Data Temperatur dan Tekanan pada Setiap Titik yang Sudah Ditentukan ... 40

3.12 Cara Mengolah Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGOLAHAN DATA, DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Data Hasil Percobaan ... 42

4.2 Perhitungan dan Pengolahan Data ... 44

4.3 Hasil Perhitungan ... 49

4.4 Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sketsa mesin pendingin yang diteliti ... 4

Gambar 2.2 Kondensor tipe U ... 5

Gambar 2.3 Kompresor hermetic ... 6

Gambar 2.4 Kompresor semi-hermetic ... 7

Gambar 2.5 Kompresor open type ... 7

Gambar 2.6 Kondensor... 8

Gambar 2.7 Filter ... 8

Gambar 2.8 Pipa kapiler ... 9

Gambar 2.9 Evaporator AC dan Kulkas 2 pintu ... 10

Gambar 2.10 Kipas ... 10

Gambar 2.11 Refrigeran 134a... 11

Gambar 2.12 Couoh kulkas 2 (dua) pintu yang umum terdapat di pasaran ... 12

Gambar 2.13 Skema siklus kompresi uap ... 15

Gambar 2.14 Siklus kompresi uap dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut pada p-h diagram ... 15

Gambar 2.15 Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut pada diagram T-s ... 16

Gambar 2.16 P-h diagram refrigeran 134a ... 20

Gambar 3.1 Skema langkah penelitian ... 23

Gambar 3.2 Konstruksi mesin pendingin dengan kondensor 13U dan 12U ... 24

(14)

Gambar 3.4 Kondensor tipe U ... 26

Gambar 3.5 Kondensor 12U ... 26

Gambar 3.6 Pipa kapiler ... 27

Gambar 3.7 Evapoator ... 27

Gambar 3.8 Fan ... 28

Gambar 3.9 Filter ... 28

Gambar 3.10 Pemotong pipa (tubbing cutter) ... 29

Gambar 3.11 Pengembang Pipa (flaring tool) ... 30

Gambar 3.12 Tang ... 30

Gambar 3.13 Alat las... 31

Gambar 3.14 Bahan las perak dan borak ... 31

Gambar 3.15 Pompa vakum ... 32

Gambar 3.16 Termokopel ... 32

Gambar 3.17 Clamp Meter ... 33

Gambar 3.18 Pressure Guage ... 34

Gambar 3.19 Proses Pemvakuman ... 34

Gambar 3.20 Proses pengisian refrigeran R-134a ... 35

Gambar 3.21 Mesin pendingin yang diteliti ... 36

Gambar 3.22 Skematik mesin pendingin ... 37

Gambar 3.23 Termokopel dan alat penampil temperatur digital ... 38

(15)

Gambar 3.25 Air (beban pendinginan) ... 39

Gambar 3.26 Tang Ampere ... 39

Gambar 4.1 Hubungan kerja kompresor dengan waktu ... 52

Gambar 4.2 Hubungan kalor yang diserap evaporator dengan waktu ... 53

Gambar 4.3 Hubungan kalor yang dilepas kondensor dengan waktu ... 54

Gambar 4.4 Hubungan COPaktual dengan waktu ... 55

Gambar 4.5 Hubungan COPideal dengan waktu... 56

Gambar 4.6 Hubungan laju aliran massa dengan waktu ... 56

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel hasil pengukuran ... 40

Tabel 4.1 Hasil pengukuran tekanan (P1 dan P2), temperatur (T1 dan T3),

temperatur benda, arus, voltage untuk mesin dengan 13U ... 42

Tabel 4.2 Hasil pengukuran tekanan (P1 an P2), temperatur (T1 dan T3),

temperatur benda, arus, voltage untuk mesin dengan 12U ... 43

Tabel 4.3 Hasil perhitungan Nilai Entalpi (h) di titik 1, 2, 3, 4, temperatur kerja

kondensor dan evaporator untuk mesin dengan 13U ... 44

Tabel 4.4 Hasil perhitungan Nilai Entalpi (h) di titik 1, 2, 3, 4, temperatur kerja

kondensor dan evaporator untuk mesin dengan 12U ... 45

Tabel 4.5 Hasil perhitungan karakteristik kulkas 2 pintu dengan kondensor

13U... 49

Tabel 4.6 Hasil perhitungan karakteristik kulkas 2 pintu dengan kondensor

(17)

ABSTRAK

Kondensor merupakan salah satu komponen utama mesin pendingin, oleh karena itu pengetahuan tentang karakteristik kondensor mesin pendingin sangat penting diketahui agar unjuk kerja mesin pendingin optimal. Dalam penelitian ini dibuat model mesin pendingin dan dibandingkan karakteristik kondensor 13U dan 12U. Dalam penelitian dihitung kerja kompresor, kalor yang dilepas kondensor, kalor yang diserap evaporator yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai COP, efisiensi dan laju aliran massa refrigerant dari mesin pendingin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mesin pendingin berhasil dibuat dan bekerja dengan baik dan bisa mendinginkan air dengan volume sebesar 500 ml secara merata selama 480 menit dengan suhu kerja evaporator – 14,44°C dan suhu kerja kondensor sekitar 46,11°C. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 54,73 kJ/kg dan kondensor 13U 44,25 kJ/kg. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 199,12 kJ/kg dan kondensor 13U 190,97 kJ/kg. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 144,39 kJ/kg dan kondensor 13U 146,72 kJ/kg. Koefisien prestasi aktual ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 2,64 dan kondensor 13U 3,32, dan koefisien prestasi ideal ( ) pada kondensor 12U mempunyai nilai 4,07 dan kondensor 13U 4,27. Efisiensi kulkas dua pintu (%) pada kondensor 12U mempunyai nilai 75% dan kondensor 13U 78%. Laju aliran massa refrigeran pada kondensor 12U mempunyai nilai 0,0033 kg/detik dan kondensor 13U 0,0039 kg/detik.

(18)

ABSTRACT

The condenser is one of the main components of the cooling machine, therefore knowledge of the characteristics of cooling machine condenser is very important to know the optimal performance of the cooling machine. In this study, we made cooling machine model and compared the characteristics of the cooling machine condenser 13U and 12U. In the study calculated compressor, condenser removed heat, the heat absorbed by the evaporator which is then used to calculate the value of the COP, efficiency and refrigerant mass flow rate of cooling machine. The survey results revealed that the cooling machine successfully created and worked well and could cool the water to a volume of 500 ml evenly for 480 minutes with the working temperature of the evaporator - 14.44 ° C and a working temperature of about 46.11 ° C condenser. Compressor work (Win) on condenser 12U has a value of 54.73 kJ / kg and 13U condenser 44.25 kJ / kg. Heat energy released by the condenser (Qout) on 12U condenser has a value of 199.12 kJ / kg and 13U condenser 190.97 kJ / kg. Heat energy absorbed by the evaporator (Qin) on condenser 12U has a value of 144.39 kJ / kg and 13U condensers 146.72 kJ / kg. The actual achievement coefficient (COPaktual) on condenser 12U has a value of 2.64 and 3.32 13U condenser, and ideal Coeficient of Performance (COPideal) 12U condenser has a value of 4.07 and 13U condenser 4.27. Cooling machine efficiency (%) in the condenser 12U has a value of 75% and 13U condenser 78%. Mass flow rate of refrigerant in the condenser 12U has a value of 0.0033 kg / sec and 13U condenser 0.0039 kg / sec.

(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pada zaman sekarang teknologi mesin pendingin sangat dibutuhkan

manusia. Kebutuhan manusia terhadap mesin pendingin berawal dari keinginan

untuk mengawetkan bahan makanan kemudian berkembang sehingga fungsi

mesin pendingin dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain, seperti untuk

membuat es. Sebagian besar dari mesin pendingin menggunakan siklus kompresi

uap di dalam bekerjanya.

Dalam rumah tangga mesin pendingin biasanya digunakan sebagai

pengawet makanan dan ada yang digunakan untuk penyejuk ruangan. Mesin

pendingin juga digunakan untuk kebutuhan industri, kebutuhan rumah sakit dan

kebutuhan rumah tangga. Pada industri mesin pendingin dapat difungsikan untuk

sebagai penyejuk ruangan, agar orang yang bekerja pada industri tersebut merasa

lebih nyaman dalam bekerja. Mesin pendingin juga dapat difungsikan untuk

mengawetkan bahan baku dan hasil produksi (khususnya pada industri makanan

dan minuman). Pada rumah sakit selain untuk mengkondisikan udara di dalam

ruangan, mesin pendingin juga difungsikan dapat berfungsi untuk mengawetkan

jenazah dan obat-obatan.

Selain dipergunakan pada industri, rumah sakit dan rumah tangga mesin

pendingin juga dapat dipergunakan pada alat transportasi. Pada alat transportasi

mesin pendingin berguna untuk mendinginkan suhu udara di dalam kendaraan

dan dapat juga untuk mendinginkan peti kemas agar barang yang dibawa tidak

rusak dan dapat beku. Contoh mesin pendingin adalah kulkas, freezer, AC,

showcase, dll.

Mesin pendingin bekerja menggunakan siklus kompresi uap dan memiliki

komponen-komponen utama didalam sistemnya. Komponen-komponen tersebut

adalah kompresor, kondensor, evaporator, filter, dan pipa kapiler. Di dalam sistem

mesin pendingin kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan fluida kerja ke

(20)

kerja, filter sebagai penyaring fluida kerja sebelum masuk ke pipa kapiler.

Tekanan dan temperatur fluida kerja yang masuk ke pipa kapiler akan menurun

dikarenakan diameter dan luas penampang pipa kapiler yang kecil, setelah itu

fluida kerja masuk ke evaporator yang berfungsi untuk menyerap kalor di ruang

pendinginan, dan setelah dari evaporator fluida kerja akan kembali ke kompresor.

Sebagai variasi perbandingan mesin pendingin, kondensor yang digunakan

adalah kondensor tipe U dengan ukuran 12U dan 13U. Yang dimaksud dengan

kondensor tipe U adalah bentuk pipa kondensor yang ditekuk berbentuk U, dan

angka pada ukuran kondensor seperti 12U atau 13U merupakan jumlah tekukan U

yang terdapat pada kondensor. Sehingga perbedaan antara 12U dan 13U adalah

panjang pipa kondensor dan jumlah tekukan pipanya.

Fluida kerja digunakan pada mesin pendingin ini adalah refrigeran. Jenis

refrigeran yang umum digunakan pada saat ini adalah refrigeran yang ramah

terhadap lingkungan karena tidak mengandung clorofluorocarbon (CFC) yang

dapat merusak ozon, seperti R134a.

Dengan mengingat perkembangan mesin pendingin saat ini dan luasnya

penggunaan mesin pendingin, mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam

tentang mesin pendingin. Untuk mengetahui karakteristik mesin pendingin,

khususnya mesin pendingin dengan menghitung parameter Qin, Qout,Win, COP,

efisiensi dan laju aliran massa pada kulkas 2 pintu dengan kondensor 12U dan

13U.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah performa mesin pendingin dikaitkan terhadap jenis

kondensor yang digunakan pada mesin pendingin tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui karakteristik mesin pendingin yang mempergunakan

dua kondensor yang berbeda. Pertama mempergunakan kondensor 12 U dan yang

(21)

1.3Batasan Dalam Pembuatan Mesin Pendingin

Batasan-batasan dalam pembuatan mesin pendingin adalah sebagai

berikut:

a. Refrigerant yang digunakan dalam mesin pendingin adalah R-134a.

b. Komponen utama dalam mesin pendingin adalah kompresor (hermetik HP,

kondensor 13U dan 12U, filter kulkas 2 (dua) pintu, pipa kapiler (diameter

0,028 inci dengan panjang 1,5 meter), evaporator kulkas 2 (dua) pintu, kipas,

dan kotak pendingin

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Membuat model mesin pendingin.

b. Menghitung kerja kompresor persatuan massa, kalor yang diserap evaporator

persatuan massa, kalor yang dilepas kondensor persatuan massa, COP, aliran

massa refrigerant dari kulkas 2 (dua) pintu dan efisiensi.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Mampu memahami karakteristik mesin pendingin dengan menggunakan 2

kondensor yang berbeda.

b. Mendapat pengalaman membuat mesin pendingin.

c. Dapat digunakan sebagai referensi bagi orang lain yang ingin membuat mesin

(22)

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Mesin Pendingin yang Diteliti

Mesin pendingin yang diteliti menggunakan kondensor tipe U dengan 2

ukuran berbeda, yaitu kondensor 12U dan 13U. Gambar 2.1 menyajikan sketsa

mesin pendingin yang diteliti.

Gambar 2.1 Sketsa mesin pendingin yang diteliti

Kotak

Pendingin

Evaporator Kondenser

Fan/kipas

Kompresor

Pipa kapiler

Filter

Katup pengatur kondenor Kerangka

(23)

2.1.1.1 Variasi Kondensor Pada Mesin Pendingin yang Diteliti

Kondensor yang digunakan adalah kondensor tipe U dengan 2 ukuran

kondensor yang berbeda, yaitu 12U dan 13U. Kondensor tipe U adalah kondensor

yang bentuk pipanya ditekuk hingga membentuk huruf U, sedangkan ukuran 12U

atau 13U itu ditentukan oleh banyaknya lengkungan yang terdapat pada

kondensor tersebut. Misalnya kondensor 12U, berarti kondensor tersebut memiliki

lengkungan U sebanyak 12 lengkungan, 13U memiliki lengkungan sebanyak 13

lengkungan, begitu seterusnya. Gambar 2.2 menyajikan contoh foto kondensor

tipe U.

Gambar 2.2 Kondensor tipe U

Gambar 2.2 menyajikan foto kondensor tipe U dengan ukuran 8U, yang

memiliki 16 baris (row). Semakin banyak lekukan U pada kondensor, semakin

panjang pipa kondensornya.

2.1.2 Komponen-Komponen Utama Mesin Pendingin

Untuk beroperasi dengan sistem kompresi uap, mesin pendingin kulkas

(24)

a. Kompresor

Kompresor adalah alat yang digunakan untuk mensirkulasikan refrigeran

dengan cara meningkatkan tekanan refrigeran. Cara kerja kompresor adalah

menghisap refrigeran lalu mendorongnya dengan piston untuk diteruskan ke pipa

yang menuju kondensor. Ada 3 jenis kompresor, yaitu hermetic, semi-hermetic,

dan open type. Kompresor hermetic adalah kompresor yang poros engkol dan

motor penggeraknya dalam satu casing kompresor. Kompresor semi-hermetic

adalah kompresor yang poros engkol dan motor penggeraknya terpisah tetapi

masih dalam satu kompresor. Kompresor open type adalah kompresor yang poros

penggeraknya terpisah dengan motor listriknya. Tidak dalam satu casing, sehingga

memerlukan belt untuk menggerakan kompresor dari motor listriknya.

Gambar 2.3 Kompresor hermetic

Keuntungan kompresor hermetic adalah bentuknya yang kecil karena

poros kompresor dengan motor listriknya dalam satu casing, harganya lebih

murah dari pada kompresor jenis lain, tidak berisik, tidak menghasilkan getaran

yang kuat dan tidak memakai tenaga penggerak dari luar.

Kekurangan kompresor hermetic adalah jika bagian dalam kompresor

yang rusak maka harus merusak casingnya, minyak pelumas kompresor hermetic

(25)

Gambar 2.4 Kompresor semi-hermetic

Kelebihan kompresor semi-hermetic adalah perawatan lebih mudah dari

pada kompresor hermetic, tidak perlu memotong casing kompresor untuk

memperbaiki bagian kompresor, tidak memakai tenaga penggerak dari luar, tidak

berisik dan tidak menghasilkan getaran yang kuat.

Kekurangan kompresor semi-hermetic adalah masih terlalu besar untuk

kulkas 2 pintu, dan harganya mahal.

Gambar 2.5 Kompresor open type

Kelebihan kompresor open type adalah jika pada motornya rusak dapat

diperbaiki motornya saja, kecepatan putar (rpm) kompresor dapat diatur dengan

menggunakan puli, minyak kompresor mudah diperiksa, jika tidak ada listrik

kompresor open type dapat dihidupkan dengan menggunakan tenaga diesel atau

motor bensin.

Kekurangan kompresor open type adalah bentuknya paling besar,

(26)

b. Kondensor

Kondensor adalah alat untuk melepas kalor dari refrigeran yang masuk

dari kompresor. Pada kondensor terjadi proses penurunan temperatur, kondensasi

dan pendinginan lanjut. Di dalam kondensor terjadi perubahan fase dari gas panas

lanjut menjadi gas jenuh, gas jenuh menjadi cair jenuh dan cair jenuh menjadi cair

lanjut yang disertai penurunan temperatur di pendinginan lanjut.

Gambar 2.6 Kondensor

Kondensor dibagi menjadi 2 jenis: kondensor bersirip, dan kondensor

biasa. Pada sebuah mesin pendingin pemakaian kondensor disesuaikan pada

kegunaan (kulkas menggunakan kondensor biasa dan AC menggunakan

kondensor bersirip).

c. Filter

Filter adalah alat untuk menyaring kotoran yang dibawa oleh refrigeran

sebelum memasuki pipa kapiler. filter dapat menyaring kotoran hasil pengelasan,

(27)

Gambar 2.7 Filter

d. Pipa kapiler

Pipa kapiler adalah pipa untuk menurunkan tekanan dari refrigeran karena

diameter pipa yang kecil sehingga terjadi hambatan yang dapat menurunkan

tekanan refrigeran sebelum masuk kedalam evaporator. temperatur refrigeran

menurun.

Gambar 2.8 Pipa kapiler

Panjang pipa kapiler yang biasa digunakan pada kulkas 2 pintu adalah 1,5

m dengan diameter 0,028 inch. Bahan pipa kapiler terbuat dari tembaga.

Sedangkan pada mesin pendingin AC, lebih sering digunakan katub ekpansi.

e. Evaporator

Evaporator adalah alat untuk menyerap kalor yang berasal dari beban

pendinginan di ruang pendinginan. Pada evaporator terjadi perubahan fase

refrigeran dari campuran cair jenuh menjadi gas panas lanjut tanpa adanya

perubahan temperatur, dan perubahan fase dari gas menjadi gas panas lanjut yang

(28)

Gambar 2.9 Evaporator AC (kiri) dan kulkas 2 pintu (kanan)

Jenis-jenis evaporator ada 2 yaitu evaporator bersirip dan evaporator jenis

plat. Beda evaporator bersirip dan evaporator pipa berplat fungsi dan bentuknya.

Fungsi evaporator bersirip adalah untuk mendinginkan udara, evaporator plat pada

kulkas 1 pintu untuk mendinginkan beban pendingin yang bersentuhan dengan

evaporator oleh karena itu evaporator bersirip terdapat rongga dan sirip agar udara

yang melewati evaporator dapat bersentuhan dengan evaporator. Evaporator jenis

pipa berplat kulkas 1 pintu berbentuk plat agar dapat menampung barang yang

menjadi beban pendingin.

f. Kipas (fan)

Kipas adalah alat untuk mensirkulasikan udara dingin dari evaporator ke

ruang pendinginan dan ke evaporator lagi. Pada kulkas 2 pintu udara dingin yang

dihembuskan yang akan mendinginkan benda-benda yang akan didinginkan atau

dibekukan di dalam ruang evaporator.

(29)

g. Refrigeran

Pada suatu sistem pendingin kompresi uap refrigeran adalah bagian yang

penting dalam fluida yang digunakan. Refrigeran berfungsi sebagai cairan untuk

menyerap kalor di evaporator dan melepas kalor di kondensor. Refrigeran yang

biasa digunakan pada kulkas 2 pintu adalah R-134a. Sifat R-134a adalah tidak

merusak lapisan ozon, titik didih R-134a -30°C, rumus molekul CH2FCF3.

Gambar 2.11 Refrigeran 134a

Refrigeran yang dipergunakan dalam mesin pendingin siklus kompresi uap

sebaiknya mememiliki sifat-sifat sebagai berikut :

- Tidak beracun.

- Tidak menyebabkan korosi pada bahan logam yang dipakai pada mesin

pendingin.

- Tidak dapat terbakar atau meledak jika bercampur dengan minyak pelumas,

udara dan sebagainya.

- Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

- Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar kalor yang diserap

evaporator besar.

(30)

Secara khusus sifat dari refrigeran R-134a adalah:

- Tidak mudah terbakar.

- Tidak merusak lapisan ozon.

- Tidak beracun, berwarna, dan berbau.

- Mudah diperoleh.

- Memiliki kestabilan yang tinggi.

Salah satu aplikasi mesin pendingin adalah kulkas 2 pintu, yang saat ini

sangat luas penggunaannya. Pada Gambar 2.21 disajikan contoh mesin pendingin

kulkas 2 pintu yang ada di pasaran.

Gambar 2.12 Contoh kulkas 2 (dua) pintu yang umum terdapat di pasaran

 Dimensi : 1090 mm x 560 mm x 535 mm

 Evaporator : Aluminium pipe OD8 x t 1,0 mm

 Capilary pipe : 1500 mm

(31)

 Kompresor : Panasonic SF48C10RAX. 220V/50Hz,139W

 Refrigeran : R-134a, 100 gram

 Temperature Control : Automatic (Adjustable)

2.1.3 Beban Pendinginan

Beban pendinginan adalah besarnya kalor yang diserap oleh evaporator.

Kalor yang diserap evaporator tersebut berasal dari benda-benda yang akan

didinginkan di ruang pendinginan.

Jenis beban pendingin dibagi menjadi 2, yaitu (a) beban sensibel dan

(b) beban laten

a. Beban sensibel

Beban sensibel adalah kalor yang diterima atau dilepaskan suatu benda

akibat perubahan temperatur. Contoh, proses pendinginan air dari 100°C sampai

menjadi es 0°C. Kalor yang dilepas air dari 100°C menjadi 0°C (masih air)

disebut kalor sensibel (beban sensibel).

b. Beban laten

Kalor laten adalah kalor yang diterima atau dilepaskan suatu benda karena

adanya perubahan fase. Contoh, jika air yang temperaturnya sudah 0°C jika

didinginkan lagi akhirnya menjadi es. Pada temperatur 0°C tidak terjadi

perubahan temperatur tetapi perubahan fase. Kalor yang diserap disini disebut

kalor laten (beban laten).

2.1.4 Perubahan Fase Refrigeran Mesin Pendingin Kulkas 2 Pintu

Perubahan fase terjadi pada temperatur yang tetap. Contohnya cair menjadi

padat, cair menjadi uap, padat menjadi cair, dan seterusnya. Pada sistem kompresi

uap kulkas 2 (dua) pintu terjadi 2 proses perubahan fase pada refrigeran yang

digunakan dalam sistem, yaitu penguapan (cair menjadi gas), dan proses

pengembunan (gas menjadi cair).

(32)

Penguapan berarti perubahan fase dari cair menjadi gas. Pada mesin

pendingin kulkas 2 (dua) pintu, proses penguapan refrigeran terjadi di evaporator.

Proses penguapan ini memerlukan kalor, dan kalor tersebut diambil dari beban

pendinginan. Temperatur beban pendinginan lebih tinggi dari temperatur

evaporator. Perpindahan kalor terjadi dari beban pendinginan ke evaporator.

2.1.4.2 Proses Pengembunan (kondensasi)

Pengembunan adalah perubahan fase dari gas menjadi cair. Pada mesin

pendingin kulkas 2 (dua) pintu proses pengembunan terjadi di kondensor. Proses

pengembunan ini terjadi karena ada pelepasan kalor yang terjadi di kondensor

sehingga refrigeran mengalami perubahan fasa.

2.1.5 Cara Kerja Mesin Pendingin Kulkas 2 pintu

Cara kerja mesin pendingin kulkas 2 pintu adalah dengan menggunakan

siklus kompresi uap. Refrigeran ditekan oleh kompresor, dari kompresor

refrigeran masuk kondensor untuk membuang panas. Refrigeran kemudian

mengalir ke filter untuk disaring kotoran-kotoran yang terbawa refrigeran sebelum

memasuki pipa kapiler. Pada pipa kapiler tekanan dan temperatur refrigeran

diturunkan. Selanjutnya refrigeran mengalir masuk ke evaporator. Pada

evaporator ada udara yang dialirkan fan untuk mendinginkan ruang pendingin.

Setelah melewati evaporator refrigeran mengalir lagi masuk ke kompresor.

2.1.6 Siklus Kompresi Uap

Dari berbagai jenis sistem refrigerasi, siklus kompresi uap yang paling

banyak digunakan pada mesin pendingin kulkas 2 pintu. Komponen utama yang

digunakan pada siklus kompresi uap adalah kompresor, kondensor, pipa kapiler,

evaporator. Skema siklus kompresi uap disajikan pada Gambar 2.22, Gambar

(33)

Gambar 2.13 Skema siklus kompresi uap

Gambar 2.14 Siklus kompresi uap dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut pada p-h diagram

kondensasi

h3 = h4 h1 h2

pendinginan lanjut penurunan temperatur

kompresi isentropis

(34)

Gambar 2.15 Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut pada diagram T-s

Proses-proses pada siklus kompresi uap tersusun atas:

a. Proses 1 - 2 (Proses kompresi)

Proses kompresi dilakukan oleh kompresor. Refrigeran berbentuk gas

panas lanjut bertekanan rendah masuk kompresor lalu ditekan oleh kompresor

sehingga tekanan refrigeran meningkat menjadi gas panas lanjut bertekanan

tinggi. Proses kompresi berlangsung secara isentropic.

b. Proses 2 - 2a (Proses penurunan temperatur)

Proses ini terjadi sebelum masuk kondensor. Pada proses ini refrigeran

berbentuk gas panas lanjut menjadi gas jenuh disertai dengan penurunan

temperatur. Penurunan temperatur disebabkan adanya kalor yang keluar ke udara

lingkungan di sekitar kondensor. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap.

Tc

Te

S1 = S2

(35)

c. Proses 2a - 2b (Proses kondensasi)

Proses ini berlangsung pada kondensor. Refrigeran bertemperatur tinggi

masuk kondensor untuk melepaskan kalor sehingga terjadi proses perubahan fase.

Dalam proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh. Proses

berlangsung pada tekanan tinggi yang tetap dan temperatur yang tetap. Pelepasan

kalor dari kondensor dapat berlangsung karena temperatur kondensor lebih tinggi

dibandingkan temperatur udara lingkungan.

d. Proses 2b - 3 (Proses pendinginan lanjut)

Pendinginan lanjut adalah proses untuk mengondisikan agar refrigeran

yang keluar dari kondensor benar-benar dalam kondisi cair. Proses ini diperlukan

agar refrigeran yang masuk kedalam pipa kapiler tidak bercampur dengan gas

yang dapat menyebabkan timbulnya masalah pada sistem pendingin. Jika

refrigeran berbentuk cairan utuh maka akan memudahkan refrigeran mengalir

pada pipa kapiler. Penurunan temperatur terjadi pada proses ini. Temperatur

refrigeran lebih rendah dari temperatur refrigeran saat mengembunkan di

kondensor.

e. Proses 3 - 4 (Proses penurunan tekanan dan penurunan temperatur)

Pada proses ini refrigeran dalam fase cair masuk kedalam pipa kapiler agar

tekanannya menurun karena diameter pipa yang kecil, sehingga terjadi hambatan

yang melawan tekanan dari refrigeran. Karena diameter pipa yang sangat kecil

maka terjadi penurunan tekanan, akibat adanya penurunan tekanan terjadi pula

penurunan temperatur. Proses berlangsung pada entalpi yang konstan.

f. Proses 4 - 1a (Proses evaporasi)

Pada proses ini refrigeran memasuki evaporator untuk menyerap kalor

pada ruang yang akan didinginkan. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari

campuran cair dan gas menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada temperatur

dan tekanan konstan.

g. Proses 1a – 1 (Proses pemanasan lanjut)

Pemanasan lanjut adalah proses untuk mengondisikan agar refrigeran yang

keluar dari evaporator benar-benar dalam bentuk gas sebelum memasuki

(36)

akan dapat merusak kompresor. Dengan adanya pemanasan lanjut maka nilai Qin

akan meningkat dan COP juga akan meningkat.

Untuk mendapatkan karakteristik kulkas 2 (dua) pintu diperlukan

persamaan-persamaan perhitungan untuk menghitung Win, Qout, Qin, efisiensi,

COP dan laju aliran massa.

a. Kerja kompresor (Win)

Besarnya kerja kompresor per satuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan Persamaan (2.1).

b. Kalor yang dilepas kondensor (Qout)

Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan Persamaan (2.2).

c. Kalor yang diserap evaporator (Qin)

Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan Persamaan (2.3).

(37)

Pada Persamaan (2.3) :

= Kalor yang diserap evaporator

= Enthalpy saat keluar evaporator

= Enthalpy saat masuk evaporator

d. COP (Coefficient Of Performance)

COP dari kulkas 2 pintu dapat dihitung dengan persamaan (2.4) dan (2.5).

(2.4)

COP ideal =

(2.5)

Pada Persamaan (2.4) dan (2.5) :

COP ideal = koefisien prestasi maksimum kulkas 2 pintu

= koefisien prestasi aktual kulkas 2 pintu

Te = temperatur evaporator (K)

Tc = temperatur kondensor (K)

COP digunakan untuk mengetahui performa dari siklus kompresi uap.

Semakin tinggi nilai COP maka semakin baik pula siklus kompresi uapnya. COP

sendiri tidak memiliki satuan karena merupakan hasil pembandingan antara kalor

yang diserap evaporator dengan kerja kompresor.

e. Efisiensi

Efisiensi adalah besarnya tingkat efektifitas pada kulkas 2 pintu, yang

dapat dihitung dengan Persamaan (2.6).

Efisiensi =

(2.6)

(38)

Laju aliran massa adalah laju massa per satu satuan waktu, yang dapat

dihitung dengan Persamaan (2.7).

̇ =

= (2.7)

Pada Persamaan (2.7) :

̇ : laju aliran massa refrigeran

V : Voltase kompresor (V)

I : Arus kompresor (ampere)

P : Daya kompresor

P-h diagram digunakan untuk mengetahui nilai entalphi.. P-h diagram

untuk refrigeran 134a disajikan pada Gambar 2.25.

(39)

2.1.7 Isolator

Isolator digunakan untuk mencegah terjadinya perpindahan kalor dari

ruang yang akan didinginkan. Isolator yang baik adalah benda yang memiliki

konduktivitas thermal yang rendah, dan tidak mudah menghantarkan panas. Pada

penelitian ini digunakan media gabus sebagai isolator karena gabus tahan

terhadap temperatur dingin. Sifat-sifat gabus adalah sebagai berikut:

1. Memiliki massa jenis =

Anwar (2010) telah melakukan penelitian tentang efek beban pendinginan

terhadap performa sistem mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a)

membahas efek beban pendinginan terhadap kinerja sistem mesin pendingin

meliputi kapasitas refrigerasi (b) menghitung koefisien prestasi mesin pendingin

(c) waktu pendinginan yang ideal pada mesin ini. Penelitian ini dilakukan dengan

batasan-batasan sebagai berikut: (a) beban pendinginan menempatkan bola lampu

60, 100, 200, 300 dan 400 watt di dalam ruang pendingin (b) data dianalisi secara

teoritis berdasarkan data eksperimen dengan focus model 802 (c) data dianalisis

secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan menentukan kondisi refrigeran

pada setiap titik siklus. Dari hasil penelitian didapatkan: (a) peningkatan beban

pendinginan menyebabkan koefisien prestasi sistem pendingin akan membentuk

kurva parabola (b) performa optimum pada pengujian selama 30 menit diperoleh

pada bola lampu 200 watt dengan cop sebesar 2,64 (c) waktu pendinginan

diperoleh paling lama pada beban pendingin yang paling tinggi (bola lampu 400

watt).

Handoyo dan Lukito (2002) telah melakukan penelitian tentang analisa

pengaruh pipa kapiler yang dililitkan pada line suction terhadap performansi

mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a) membahas pengaruh usaha

(40)

pendingin tersebut (c) menghitung waktu pendinginan. Penelitian ini dilakukan

dengan batasan-batasan sebagai berikut : (a) mesin pendingin yang digunakan

adalah kulkas 2 pintu (b) beban pendinginan yang digunakan air. Dari hasil

penelitian didapatkan (a) pipa kapiler yang dililitkan pada line suction dapat

meningkatkan nilai COP kulkas 2 pintu (b) waktu pendinginan tidak banyak

perubahan.

Wilis (2013) telah melakukan penelitian tentang penggunaan refrigeran

R-22 dan R-134a pada mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a)

menghitung prestasi kerja refrigeran R-22 yang dibandingkan dengan refrigeran

R-134a (b) membahas refrigeran yang lebih ramah lingkungan antara R-22

dengan R-134a. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:

(a) refrigeran yang digunakan R-22 dan R-134a (b) menggunakan mesin

pengkondisian udara dengan motor penggerak kompresor berkapasitas 2 HP. Dari

hasil penelitian didapatkan: (a) refrigeran R-22 dari segi prestasi kerjanya lebih

baik dari R-l34a, tetapi tidak ramah lingkungan (b) refrigeran R-l34a lebih ramah

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat

Langkah pembuatan alat didasarkan pada skema langkah-langkah

penelitian yang tersaji pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Skema langkah penelitian Baik

Tidak baik Mulai (mempersiapkan alat-alat dan bahan)

Merancang mesin pendingin

Persiapan komponen-komponen mesin pendingin

Penyambungan komponen-komponen

Pemvakuman mesin

Pengisian R134a

Uji coba

Pengambilan data P1, P2, T1, T3, I, Voltase dan Tbenda

Penggambaran siklus kompresi uap dan perolehan data h1, h2, h3, h4, Tkompresor dan Tevaporator

Perhitungan Qin, Qout, Win, COP, efisiensi dan laju

aliran

Pembahasan, kesimpulan dan saran

(42)

3.2 Alat dan Bahan

Bagian-bagian mesin pendingin dan skematiknya disajikan pada Gambar

3.2.

Gambar 3.2 Konstruksi mesin pendingin dengan kondensor 13U dan 12U

Keterangan Gambar 3.2 :

a. Kompresor

b. Kondensor

c. Evaporator

d. Pipa Kapiler

e. Fan a

Kondensor 13U

d

f

c

b e

a

f

d

Fan

e

c

b

(43)

f. Filter

Mesin pendingin kulkas 2 (dua) pintu memiliki komponen-komponen: (a)

Kompresor, (b) Kondensor, (c) Evaporator, (d) Pipa kapiler, (e) Fan, (f) filter.

a) Kompresor

Kompresor berfungsi meningkatkan tekanan refrigerant, menghisap dan

menekan refrigerant, sehingga terjadi sirkulasi (perputaran) refrigeran pada sistem

mesin pendingin. Pada alat mesin pendingin yang dibuat menggunakan kompresor

hermetik merek Toshiba dengan daya dan Voltase 220 V. Gambar 3.3

menyajikan kompresor yang digunakan dalam pembuatan mesin pendingin.

Gambar 3.3 Kompresor hermetik

b) Kondensor

Kondensor berfungsi melepaskan kalor refrigeran. Kondensor yang

digunakan dalam pembuatan mesin pendingin adalah jenis pipa dengan jari-jari

penguat. Pada percobaan ini kondensor yang digunakan adalah kondensor 12U

dan kondensor 13U. Kondensor 13U pada mesin merupakan kondensor 12U yang

ditambah panjang pipanya dengan jenis kondensor yang sama dengan cara

disambung dengan las. Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 menyajikan gambar dan foto

(44)

Gambar 3.4 Kondensor tipe U pada mesin

Gambar 3.5 Kondensor 12U

Spesifikasi kondensor 12U dan 13U yang digunakan pada mesin

pendingin disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi kondensor 12U dan 13U

Model Material Panjang (mm)

Lebar

(mm)

Diameter

(mm) U-bends Baris

Panjang

pipa

12U Besi 1150 485 3 12 24 1160

(45)

c) Pipa kapiler

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan dan temperatur freon.

Panjang pipa kapiler yang digunakan 150 cm dengan diameter 0,7 mm atau 0,028

inch dan bahan yang digunakan tembaga. Gambar 3.5 menyajikan pipa kapiler

yang digunakan.

Gambar 3.6 Pipa kapiler

d) Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap kalor beban pendinginan. Evaporator yang

digunakan dalam pembuatan alat mesin pendingin ini adalah jenis pipa bersirip.

Bahan evaporator adalah tembaga, diameter pipa evaporator 5 mm, bahan sirip

adalah aluminium dengan tebal 0,5 mm, jarak sirip 1 cm, dengan jumlah sirip 20

buah. Gambar 3.6 menyajikan evaporator yang digunakan dalam pembuatan alat.

Gambar 3.7 Evaporator

e) Kipas (fan)

Kipas berfungsi untuk mensirkulasikan udara dari ruang pendinginan ke

evaporator, karena pada kulkas 2(dua) pintu proses pendinginannya menggunakan

(46)

mm x 38 mm, Voltase 220-240 V dan arus 0.14 A. Pada Gambar 3.7 tersaji

gambar fan.

Gambar 3.8 Fan

f) Filter

Dalam membuat mesin pendingin harus menggunakan filter untuk

menyaring kotoran agar kotoran tidak masuk ke dalam pipa kapiler. Filter yang

digunakan memiliki dimensi panjang 8,5 cm, diameter 19 mm dan bahan filter

terbuat dari tembaga. Terdapat 1 saluran masuk dan 2 saluran keluar. Gambar 3.8

menyajikan gambar filter yang digunakan dalam pembuatan alat mesin pendingin.

Gambar 3.9 Filter

3.3 Peralatan Penunjang Pembuatan Alat dan Penelitian

Dalam pembuatan mesin pendingin digunakan beberapa peralatan

(47)

a) Pemotong Pipa (Tubbing cutter)

Tubbing cutter fungsinya untuk memotong pipa-pipa pada mesin

pendingin agar potongan yang dihasilkan rata dan kotoran dari tembaga tidak

banyak. Untuk memotong pipa dengan Tubbing cutter, pipa dimasukan antara

roller dan cutting wheel lalu tangkai dari Tubbing cutter diputar secara terus

menerus sampai pipa terpotong. Gambar 3.9 menyajikan gambar alat pemotong

pipa.

Gambar 3.10 Pemotong pipa (tubbing cutter)

b) Pengembang pipa (flaring tool)

Flaring tool fungsinya untuk mengembangkan ujung pipa agar dua pipa

berdiameter sama dapat disambung dengan cara diselipkan ke pipa yang

diameternya lebih besar. Flaring tool yang terdiri dari 2 buah blok ini

membentuk lubang diameter dengan bermacam-macam ukuran agar pipa yang

diameternya diperbesar dapat diselipkan pipa yang diameternya lebih kecil untuk

disambungkan. Selain itu flaring tool juga mempunyai sebuah joke yang terdiri

kaki-kaki yang dapat diselipkan pada blok yang mempunyai sebuah baut pada

bagian atasnya dengan batang yang dapat diputar, sedangkan pada ujung lain pada

bagian bawah diberi sebuah flare cone yang berbentuk kerucut dengan sudut 45°

untuk menekan dan mengembangkan ujung pipa. Gambar 3.10 menyajikan

(48)

Gambar 3.11 Pengembang Pipa (flaring tool)

c) Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk mencengkram, memotong, dan

memutar kawat atau kabel. Dalam pembuatan mesin pendingin ini tang berfungsi

untuk menjepit pipa pada saat pengelasan. Gambar 3.11 menyajikan gambar tang.

Gambar 3.12 Tang

d) Alat Las

Fungsinya alat las untuk menyambungkan pipa-pipa pada mesin

pendingin. Bila hasil pengelasan kurang bagus bisa berakibat kebocoran dalam

(49)

Gambar 3.13 Alat las

e) Bahan Las

Bahan las yang digunakan untuk menyambung pipa-pipa mesin pendingin

yaitu berupa perak dan borak. Penggunaan bahan borak diperlukan untuk

penyambungan tembaga dengan besi, agar hasil pengelasan lebih baik. Bahan

perak digunakan untuk mengelas pipa tembaga dengan tembaga. Gambar 3.13

menyajikan gambar bahan las untuk pipa tembaga.

Gambar 3.14 Bahan las perak (kiri) borak (kanan)

f) Pompa Vakum

Pompa vakum fungsinya untuk mengosongkan atau menghilangkan

gas-gas yang tidak perlu seperti udara dan uap air di dalam sistem mesin pendingin.

Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kerja mesin pendingin saat

(50)

Gambar 3.15 Pompa vakum

g) Termokopel

Termokopel adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur. Jenis

termokopel yang digunakan adalah Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy)/ Alumel (Ni-Al

alloy)). Prinsip kerjanya ujung kabel ditemperlkan pada bagian yang akan diukur

kemudian sensor akan secara otomatis bekerja dan hasilnya ditampilkan pada

layar digital, Gambar 3.15 menyajikan gambar termokopel dan penampil

temperatur digital.

Gambar 3.16 Termokopel dan penampil temperatur digital

h) Clamp Meter

Clamp meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus.

Penggunaan alat ukur clamp meter dalam pengambilan data yaitu untuk mengukur

(51)

Cara menggunakan clamp meter adalah dengan menjepitkan kabel kompresor ke

clamp meter tersebut dan sensor akan membaca kuat arus di kabel tersebut dan

menampilkannya di layar digital clamp meter. Gambar 3.16 menyajikan gambar

clamp meter.

Gambar 3.17 Clamp Meter

i) Pressure Guage

Pressure Guage digunakan untuk mengukur tekanan refrigerant baik pada

saat pengisian maupun pada saat beroperasi. Pada mesin pendingin ini dipasang 2

Pressure Guage pada tekanan keluar kompresor dan tekanan masuk (isap)

kompresor. Pressure Guage yang digunakan ada 2 jenis dan tersaji pada Gambar

3.17:

- Tekanan 0-220 Psi (dipasang pada pipa masuk kompresor, berwarna biru).

- Tekanan 0-500 Psi (dipasang pada pipa keluar kompresor, berwarna

(52)

Gambar 3.18 Pressure Guage

3.4 Proses Pemvakuman

Setelah proses penyambungan selesai, sebuah rangkaian kulkas 2 pintu

standar sudah berbentuk. Proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah

pemvakuman. Proses pemvakuman menggunakan pompa vakum dengan tujuan

untuk mengosongkan atau menghilangkan udara yang ada di dalam pipa-pipa

kulkas 2 pintu. Pada proses pemvakuman dapat dilihat juga apakah sebuah

rangkaian sistem pendingin yang dibuat mengalami kebocoran pada saat proses

penyambungan. Untuk mengetahui terjadinya kebocoran, busa sabun dioleskan

pada pipa-pipa atau sambungan. Apabila terdapat gelembung-gelembung udara

pada bagian yang di olesi busa sabun, dapat dipastikan rangkaian kulkas 2 pintu

terjadi kebocoran. Gambar 3.18 menyajikan salah satu photo saat pemvakuman.

(53)

3.5 Proses Pengisian Freon

Setelah rangkaian mesin pendingin dalam kondisi vakum, proses

selanjutnya adalah pengisian refrigeran. Jenis refrigeran yang digunakan dalam

mesin pendingin yang dibuat adalah R-134a. Saat proses pengisian berlangsung

tekanan pada preasure gauge warna biru (tekanan rendah) akan naik. Proses

pengisian refrigeran melalui selang yang dihubungkan ke dalam dob yang

terhubung pada kompresor. Proses pengisian ini tidak seperti proses

pemvakuman, pada saat proses pengisian tidak menggunakan alat pompa vakum

tetapi menggunakan tabung refrigeran. Gambar 3.19 menyajikan photo saat proses

pengisian refrigeran .

Gambar 3.20 Proses pengisian refrigeran R-134a

3.6 Proses Uji Coba

Pada proses uji coba ini alat diuji dengan cara dinyalakan selama 1 jam.

Apakah alat sudah dapat bekerja dengan baik atau tidak. Jika terjadi kerusakan

maka harus memperbaiki lagi tiap komponennya dan kembali ke proses awal. Jika

sudah berhasil dapat memulai pengambilan data P1, P2, T1, T3, I, Voltase dan

Tbenda.

3.7 Mesin yang Diteliti

Mesin yang diteliti adalah kulkas 2 (dua) pintu dengan kondensor 12U dan

(54)

dengan panjang pipa kapiler 150 cm. Gambar 3.20 menyajikan foto mesin yang

diteliti.

Gambar 3.21 Mesin pendingin yang diteliti

3.8 Variasi Penelitian

Variasi pada penelitian pendingin ini adalah pada kondensornya.

Kondensor yang digunakan adalah kondensor tipe U dengan variasi 12U dan 13U.

3.9 Skematik Mesin Pendingin yang Diteliti

Gambar 4.2 menyajikan skematik dari mesin pendingin yang diteliti. Dalam

skematik ini ditentukan posisi titik-titik yang dipasangi termokopel dan alat ukur

(55)

Gambar 3.22 Skematik mesin pendingin kulkas 2 (dua) pintu

Keterangan pada Gambar 3.21:

 Titik 1 : Tempat pemasangan termokopel 1 (T1) dan alat ukur tekanan P1  Titik 2 : Tempat pemasangan alat ukur tekanan P2

 Titik 3 : Tempat pemasangan termokopel 2 (T3)  Titik 4 : Tempat pemasangan tang ampere

3.10 Alat Bantu Penelitian

Proses penelitian kulkas 2 (dua) pintu ini membutuhkan alat-alat yang

dipergunakan untuk membantu dalam pengujian kulkas 2 (dua) pintu tersebut.

Alat-alat bantu tersebut seperti termokopel dan alat penampilnya, pengukur

tekanan, P-h diagram, air.

1. Termokopel dan Alat Penampil Temperatur Digital

Termokopel mempunyai fungsi sebagai sensor temperatur yang digunakan

untuk mengubah perbedaan temperatur dalam benda menjadi perubahan dengan

listrik. Alat penampil temperatur digital mempunyai fungsi sebagai alat yang

memperlihatkan nilai temperatur yang diukur.

Kondensor 13U

(56)

Gambar 3.23 Termokopel dan alat penampil temperatur digital

2. Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan mempunyai fungsi untuk mengetahui nilai tekanan

refrigeran. Pengukur tekanan berwarna merah untuk mengukur tekanan tinggi,

sedangkan yang berwarna biru untuk mengukur tekanan rendah.

Gambar 3.24 Pengukur Tekanan

3. P – h diagram

P–h diagram (Gambar 2.25) mempunyai fungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin pendingin. Dengan P- h diagram, dapat diketahui nilai

entalpi di setiap titik yang diteliti, temperatur evaporator dan temperatur

kondensor.

4. Air

Air mempunyai fungsi sebagai beban pendinginan pada mesin pendingin

(57)

Gambar 3.25 Air (beban pendinginan)

5. Tang Ampere

Tang ampere adalah alat untuk mengukur arus listrik. Cara penggunaannya

adalah kabel yang akan diukur di lewatkan pada lubang tang ampere, setelah

dilewatkan lobang tang ampere maka digital tang ampere akan membaca arus

(58)

Gambar 3.26 Tang Ampere

3.11 Cara Mendapatkan Data Temperatur dan Tekanan

Pengukuran temperatur dan tekanan dilakukan setiap 15 menit. Hasil

penelitian disajikan pada tabel seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel untuk hasil pengukuran suhu, tekanan, arus dan voltase

No. Waktu P1 P2 T1 T3 Tbenda I V 1 15

(59)

13 195

3.12 Cara Mengolah Data

Prosedur pengolahan data :

1. Setelah semua data temperatur dan tekanan pada setiap titik diperoleh maka

langkah selanjutnya adalah menggambarkan proses siklus kompresi uap pada

P–h diagram. Dengan menggambarkan dalam P–h diagram dapat diketahui

nilai entalpi (h1, h2, h3, h4), temperatur evaporator, temperatur kondensor, dan

temperatur keluar kompresor.

2. Data nilai-nilai entalpi yang sudah didapat kemudian digunakan untuk

menghitung besarnya energi kalor per satuan massa yang dilepaskan

kondensor, menghitung kerja kompresor per satuan massa refrigeran,

menghitung besarnya energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator,

(60)

3. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada

seperti Persamaan (2.1) untuk menghitung kerja kompresor, Persamaan (2.2)

untuk menghitung energi kalor yang dilepas kondensor, Persamaan (2.3)

untuk menghitung kalor yang diserap evaporator, Persamaan (2.4) dan (2.5)

untuk menghitung COP, Persamaan (2.6) untuk menghitung efisiensi, dan

Persamaan (2.7) untuk menghitung laju aliran massa.

4. Hasil-hasil perhitungan (Qin, Qout, Win, COP, efisiensi, dan laju aliran massa)

kemudian digambarkan dalam bentuk grafik agar memudahkan pembahasan.

Dalam proses pembahasan harus mempertimbangkan hasil-hasil penelitian

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PENGOLAHAN DATA, DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Percobaan

Data hasil percobaan untuk nilai tekanan refrigeran (P1 dan P2) dan temperatur

refrigeran (T1 dan T3) pada titik-titik yang telah ditentukan pada waktu tertentu,

ditampilkan pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran tekanan (P1 dan P2), temperatur (T1 dan T3),

temperatur benda, arus, voltage untuk mesin dengan 13U

(62)

No Waktu

temperatur benda, arus, voltage untuk mesin dengan 12U

(63)

Tabel 4.2 Lanjutan

- Pada saat pengambilan data, temperatur kamar sebesar 27oC

- Media yang didinginkan adalah air dengan volume 500 ml dan temperatur

awal 27oC

- P1 : Tekanan refrigeran saat masuk kompresor (psia).

- P2 : Tekanan refrigeran saat keluar kompresor (psia).

- T1 : Temperatur refrigeran saat masuk kompresor (oF).

- T3 : Temperatur refrigeran saat masuk pipa kapiler (oF).

4.2 Perhitungan dan Pengolahan Data

Dari data temperatur dan tekanan yang diperoleh dan dengan menggambarkannya

pada diagram p-h dapat ditentukan besarnya entalpi (h). Pada penelitian ini

dipergunakan diagram P-h R134a. Besar nilai entalpi (h) disetiap titik 1,2,3,4

temperatur kerja kondensor dan temperatur kerja evaporator dari waktu ke waktu

disajikan pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai entalpi (h) di titik 1, 2, 3, 4, temperatur kerja

kondensor dan evaporator untuk mesin dengan 13U

(64)

No Waktu

Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai entalpi (h) di titik 1, 2, 3, 4, temperatur kerja

kondensor dan evaporator untuk mesin dengan 12U

(65)

No Waktu

(66)

Untuk mendapatkan kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang dihasilkan

oleh mesin kulkas 2 pintu, dapat menggunakan Persamaan (2.1). Pada saat t = 480

menit :

Win = h2-h1

= 286,46 kJ/kg – 242,21 kJ/kg

= 44,25 kJ/kg

Maka kerja kompresor persatuan massa refrigeran sebesar 44,25 kJ/kg.

2) Kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout)

Untuk mendapatkan nilai kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas

kondensor pada mesin kulkas 2 pintu, dapat menggunakan Persamaan (2.2). Pada

saat t = 480 menit :

Qout = h2-h3

= 286,46 kJ/kg – 95,49 kJ/kg

= 190,97 kJ/kg

Maka kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor sebesar 190,97

kJ/kg.

3) Kalor yang diserap evaporator (Qin)

Untuk mendapatkan kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator

pada mesin kulkas 2 pintu, dapat menggunakan Persamaan (2.6). Pada saat t =

480 menit :

Qin = h1-h4

= 242,21 kJ/kg – 95,49 kJ/kg

= 146,72 kJ/kg

Maka kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator sebesar 146,72

(67)

4) COP

COP dipergunakan untuk menyatakan performance (unjuk kerja) dari mesin

kulkas 2 pintu yang bekerja dengan siklus kompresi uap, dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.7). Pada saat t = 480 menit :

COP

aktual

=

Efisiensi adalah efektivitas dari kerja kompresor kulkas 2 pintu, dapat dihitung

dengan menggunakan Persamaan (2.8). Pada saat t = 480 menit :

Efisiensi =

Untuk mendapatkan besarnya laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan

Persamaan (2.9). Pada saat t = 480 menit :

(68)

4.3 Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan secara keseluruhan dari waktu (t) 15 menit sampai (t) 480 menit

untuk nilai kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win), kalor yang dilepas

kondensor persatuan massa refrigeran (Qout), kalor yang diserap evaporator

persatuan massa refrigeran (Qin), COPaktual, COPideal, efisiensi, laju aliran massa

dari kulkas 2 pintu ditampilkan pada Tabel 5.5 dan 5.6.

Tabel 4.5 Hasil perhitungan karakteristik kulkas 2 pintu dengan kondensor 13U

No Waktu

COPaktual COPideal Efisiensi

(69)

No Waktu

COPaktual COPideal Efisiensi

Daya

Tabel 4.6 Hasil perhitungan karakteristik kulkas 2 pintu dengan kondensor 12U

COPaktual COPideal Efisiensi

(70)

No Waktu

COPaktual COPideal Efisiensi

Daya

Mesin pendingin kulkas 2 pintu berhasil dibuat dan dapat berjalan secara

normal saat uji coba. Tidak ada kebocoran pada setiap sambungan pipa maupun di

setiap komponen. Evaporator dapat bekerja pada temperature sekitar -14,44°C,

lebih rendah dari benda yang akan didinginkan. Kondensor dapat bekerja pada

temperature sekitar 46,11°C, lebih tinggi dari temperatur udara disekitar

kondensor. Hasil data yang diperoleh juga dapat digambarkan pada diagram p-h,

dengan hasil siklus kompresi uap yang disertai dengan pemanasan lanjut dan

pendinginan lanjut.

Dari hasil perhitungan diperoleh informasi bahwa besar Win, Qin, Qout, COPactual,

COPideal, efisiensi, laju aliran massa dari mesin pendingin dengan pemanasan

lanjut dan pendinginan lanjut dari waktu ke waktu memiliki nilai yang

berbeda-beda. Gambar grafik hasil perhitungan secara keseluruhan disajikan pada Gambar

(71)

Gambar 4.1 Hubungan kerja kompresor dengan waktu

Dari Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa Win rata-rata pada mesin kulkas 2 pintu

dengan kondensor 13U sebesar 44,03

, sedangkan nilai pada saat stabil sebesar

44,25

. Win rata-rata pada mesin kulkas 2 pintu dengan kondensor 12U sebesar

51,2

, sedangkan nilai pada saat stabil sebesar 54,73

. Berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukkan penggunaan kondensor dengan 12U pada mesin

kulkas 2 pintu menghasilkan nilai Win rata-rata yang lebih tinggi dari mesin yang

mempergunakan kondensor 13U. Demikian juga nilai pada saat stabil, mesin

kulkas 2 pintu dengan kondensor 12U juga lebih tinggi dari pada mesin kulkas 2

pintu dengan kondensor 13U. Karena jumlah refrigeran yang masuk ke dalam

kompresor pada mesin kulkas 2 pintu dengan kondensor 13U lebih sedikit dari

mesin kulkas 2 pintu dengan 12U sehingga kerja kompresor pada mesin kulkas 2

pintu dengan kondensor 13U tidak terlalu berat.

Pada saat penelitian, chasing kompresor panas. Temperatur chasing kompresor

lebih tinggi dibandingkan saat tidak bekerja. Hal ini berarti, ada proses

perpindahan kalor dari dalam kompresor keluar (ke udara sekitar). Dengan kata

lain proses isentropis di dalam kompresor tidak berlangsung secara isentropis

(72)

adiabatis. Pada proses isentropis adiabatis tidak terjadi perpindahan energi dari

luar kedalam sistem ataupun dari sistem keluar lingkungan dari sistem.

Gambar 4.2 Hubungan kalor yang diserap evaporator dengan waktu

Dari Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa Qin rata-rata pada mesin kulkas 2 pintu

dengan kondensor 13U sebesar 149,41

, sedangkan nilai pada saat stabil sebesar

146,72

Qin rata-rata pada mesin kulkas 2 pintu dengan kondensor 12U sebesar

148,21

, sedangkan nilai saat stabil sebesar 144,39

. Berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukan mesin kulkas 2 pintu dengan mempergunakan

kondensor 12U memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari mesin kulkas 2 pintu

dengan kondensor 13U. Jadi nilai Qin yang sedikit berubah-ubah bisa jadi

disebabkan oleh tidak menentunya temperatur udara di dalam ruang evaporator

dan tidak meratanya temperatur beban pendinginan. Seperti diketahui bahwa

proses pendinginan dilakukan oleh udara yang bersirkulasi. Dengan tidak

seragamnya temperatur, akan berakibat besarnya kalor yang diserap evaporator

berbeda, atau bisa jadi di evaporator terjadi pembekuan uap air menjadi es,

sehingga udara dingin yang dihasilkan evaporator menjadi tidak optimal.

Gambar

Gambar 2.12 Contoh kulkas 2 (dua) pintu yang umum terdapat di pasaran
Gambar 2.13 Skema siklus kompresi uap
Gambar 2.15 Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut pada diagram T-s
Gambar 2.16 P-h diagram refrigeran 134a
+7

Referensi

Dokumen terkait

kondensor (Qout), energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin), Coefficient of Performance aktual ( COP aktual ), Coefficient of Performance ideal (COPideal ),

Hasil perhitungan dari mesin pendingin berupa kerja kompresor (W in ), panas yang diserap evaporator (Q in ), panas yang dilepas kondensor (Q out ), dan COP

Dari data yang diperoleh, diketahui pada menit 120 untuk penelitian tanpa beban, diperoleh data nilai kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator sebesar 114,91

Tabel 4.16 Nilai Kapasitas Pendinginan, Daya Kompresor, Laju Aliran Massa, Kapasitas Evaporator, Kalor Kondensor, dan COP Pengujian Siang Hari Setelah Dimodifikasi ... 58

Gambar 4.3 berisi grafik perbandingan antara nilai kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas oleh kondensor untuk setiap variasi pada penelitian tanpa beban

Pada penelitian ini semakin cepat aliran udara yang dialirkan melewati kondensor laju aliran kalor yang diserap evaporator semakin menurun, berturut turut dari: tanpa

Pada penelitian ini semakin cepat aliran udara yang dialirkan melewati kondensor laju aliran kalor yang diserap evaporator semakin menurun, berturut turut dari: tanpa

temperatur dan tekanan yang di dapat dari kompresor, kondensor, evaporator, refrigerant masuk dan keluar tangki air serta tekanan kompresor, evaporator, Kuat arus