[o,ria,r.T*-e'.ott'
BULAN
Mei
2015ini
tepat 17tahun Reformasi digelorakan. Saat
itu
berbalai
elemen bangsa yangdimotori
cjleh mahasiswa bergerak dan bgrjuang demi tegaknya moral dalarn. penyelenggaraan negara di negeriini.
Mereka
menuntut per-ubahan yang ditandai dengan me-riyerukan turunnya Presiden Soe-harto. Turunnya Presiden Soehartotak
berarti mqnyelesaikan tuntutin reformasi. Buktinya masa reformasi saatini
telah
menjadi
arena pe-,rebutan kepentingan
dan
bukan sebuahalat untuk
memperbaikisecara total sistem sebelumn-\,a. Para
elite
politik
lebih banyak memper-hatikan kepentingan partainya ke-timbang kepentingan rakyat.Reformasi akhirnya hanya
men-jadi
sebuah proses pertarungan ke-pentingan. Arah perubahan tidaklah bersifat linear menuju terbentuknya masyarakat yang adil iian makmur, - tetapi justrumemiliki
peluang yang besar akan lahirnya kembali rezim otoritarian. Semula rakyat percaya akan maksud reformasi, akan tetapi sekarangjustru
mempertanyakan-nya.
Semua berharap adanyaper-ubahan yang lebih baik. tetapizaman reformasi justru membawa berbagai kesulitan. Sementara situasi
politik
terus diwarnai perebutan kepenting. an elite yang berimbas ke massa di bawahnya.
Dalam menyikapi ketidakpastian
tersebuf, hendaknya
masyarakatOleh:
Hendra Kurniawan
penegakkan hukum masih harapan. Pandanganini
tidakjauh
dapatdari disalahkan, sebab gerakan reformasi yang diluncurkan 17 tahun yang lalu,kini
semakin berputar-putar, bahkan dirasa menjad,i arusbalik
rusaknya negaraini.
Reformasi menjadi ke-hilangah arah karena tidak memiliki visi dan tidak memberi makna yarrgjelas bagi kesejahteraan rakyat tetapi
justru
dirasa sebaliknya. Walhasil, gerakan reformasi kehabisan daya, bahkan tidak mustahil akan menjadi utang yang harus dibayar malral oleh para pencetusnya sendiri.Bertolak dari berbagai persoalan tersebut,
jelaslah
bahwa reformasi telah mengalami kemandegan,' bolehdibilang
hampirmati.
Di
sisi
lain,rakyat
sudahsemakin
kritis.
ilan benar-benar menghendaki sebuah negara yang mampumengakomo-dasi
hati
rakyat. Oleh
karena itu,para pemimpfn atau pun calon'
pemimpin negeriini
harus mampu menunjukkan arah perjuangan yang sungguh-sungguhreformis,
berani, mau menjadi abdi rakyat, dan rela berkorban bagi bangsa dan negara. Rakyat tidak menginginkankepura-puraan
yang dibalut
pencitraan manis. Rakyat butuh kehidupandi
negeri
ini
dengan masa depan yang lebih cerah.***
Hendra
Kurniawan MPd,
DosenPendidikan
Sejarah
Universitas
SanataDhanna
Yogyakarta.bersikap
bijak.
Jangan l.ranya menjadi penonton atau malah menggunakan kesempatan, tetapi perlumenjaga
dan
mengak-tualkan kembali sernan gat persatuanyang
menjadikh'ittah
dari
reformasi^Sebagai negara yang sangat maje-muk, tanpa menjaga persatuan dan kesatuan ibarat membiarkan negara
ini
hancur berkeping-keping. Jikaditilik
daii sejarah perjuangan bang-sa, maka tanpa landasan persatuan dan kesatuan, negaraini
tidak akan pernah lahir.Selain semangat persatuan, ne-gara nasional juga memerlukan du-kungan sistem demokrabi yang baik. Persatuan sebagai semangatnya,
se-dangkan demokrasi sebagai
instru-men dan
mekanismenya. Rakyat perlu dijaminjati
diri'dan
keikut-sertaannyadalam
kchidupan ber-negara.Melalui
keikutsertaanitu
terjaminlah basis sosialyang
luasbagi
eksistensi serta stabilitas ne-gara. Pada masa sekarang, prosesdemokrasi yang menjadi
agenda strategis reformasi telah mengalamirtugniri.
Perilakuelite
mem;inkanperan yang signifikan atas terjadinya pembusukan
politik
dalamkehidup-an
ketatanegarSan.Bahkan partai
politik
yang
se-harusnya memainkan
pe-ran
strategis untuk men-dorong proses institusio-nalisaSi demokrasi, tidak lebih rnenjadi gerombolanelite
yang
mengambil
kesempatan
di
balik
peh-deritaan
rakyat
untuk
memperbesar pengaruhnya. Rakyat yang lemah selalu dijadikan objek
untuk
dikorbankan dalam
perta-rungan kekuasaan para politisi, baikdi
tingkat pusat
maupun daerah, termasukdi
ranah pemerintahan maupun partai.'Di
sisi lain, gerakan mahasiswa dan kelompok pro demokrasi kian tercerai-berai dan dibusukkan olehisu
pesanan dan uang. Banyakdi
antaranya yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok anrbisius anti demokrasi. Pembusukan tersebut dapat terjadi karena lemahnya
ins-titusi
organ-organyang
ada. Aki-batnya mahasiswasulit
memper-tahankan
diri
sebagai pengawal reformasi dan p'engemban amanatrakyat.
Merosotnya kredibilitas
gerakan mahasiswa
di
matamasya-rakat, seringkali
membuat
aksi-aksinya dicemooh dan dicurigai
sebagai gerakan pesanan: Agenda
reforniasi yang
dica-nangkan mahasiswa, seperti demo-krasi, pemerintah yang bersih, dan.re-
,t$,
'5)l
at rc/ v.i J.AII.'-{ n
/.
tl
l3:\\
.
,r"-f+=\t
?rffiJ
,"1^ g.
.Cll