• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

OLEH:

FRANSISKA LILIANTI

201110160311024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

OLEH:

FRANSISKA LILIANTI

201110160311024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatulohi Wabarokatuhu

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Mandiri Tbk. Tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi analisis RGEC (Profil resiko (risk profile), (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings), Permodalan (Capital)).

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiah Malang. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. H. Marsudi M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. M. Jihadi, Drs., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Mursidi, Drs., M.M selaku Dosen Pembimbing II skripsi terimakasih atas bimbingan bapak selama ini.

(11)

iv

6. Ibu dan Ayah ku tersayang Lilik Sunarti dan Samuri terimakasih atas kasih sayang kalian sehingga anak mu bisa mendapat kesempatan merasakan dan mendapatkan gelar kelulusan Sarjana Ekonomi, aku sayang kalian.

7. Kakek ku Nyoto, Almarhumah Nenek ku Mesiyem, Adikku tersayang Dherry Tri Avandy terimakasih atas kasih sayang dan semangat yang kalian berikan selama ini, aku sayang kalian, adik semoga kamu bisa menjadi sarjana kelak.

8. Calon Suamiku dan Keluarga, Sardianto dan keluarga terimakasih atas semangat, kasih sayang dan bantuan material dan non material yang diberikan, terimakasih dan aku sayang kalian.

9. Sahabatku Gita Fitri Saraswati, Arieska Satifa, dan teman-teman kost Ajeng Prihastuti, Elfa Windi Dara terimakasih sahabat ku telah menemani ku dan mendengarkan keluh kesahku, ada setiap suka dan duka terimakasih juga buat teman-teman kost selama ini telah memberikan semangat untuk kelancaran skripsiku.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan peneliti selanjutnya.

Malang, 3 November 2015

(12)

v DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB I TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Tinjauan Teori ... 8

C. Kerangka Konseptual ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Data dan Sumber Data ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Devinisi Operasional Variabel ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 43

(13)

vi

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

B. Visi dan Misi PT Bank Mandiri Tbk... 50

C. Struktur Organisasi PT Bank Mandiri Tbk ... 50

D. Analisis Data ... 50

E. Analisis Hasil Penelitian ... 76

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran ... 82

(14)

vii

DAFTAR TABEL

1.1 Total Aset dan Laba Bersih PT. Bank Mandiri Tbk Tahun 2012-2014 . 3

2.1 Indikator Peringkat Komposit ... 11

2.2 Bobot Peringkat Komposit Komponen Risiko Kredit ... 13

2.3 Bobot Peringkat Komposit Komponen Pasar ... 15

2.4 Bobot Peringkat Komposit Komponen LDR ... 17

2.5 Matriks Penerapan Tingkat Risiko ... 24

2.6 Peringkat Good Corporate Governance ... 27

2.7 Bobot Peringkat Komposit ROA ... 29

2.8 Bobot Peringkat Komposit NIM ... 29

2.9 Bobot Peringkat Komposit Permodalan ... 30

3.1 Analisis Hasil Perhitungan ... 47

4.1 Perhitungan Aset Per Akun Neraca Dibandingkan Total Aset ... 51

4.2 Perhitungan Kredit Per Sektor Ekonomi Dibandingkan Dengan Total Aset ... 52

4.3 Perhitungan Kredit Kualitas Rendah dibandingkan total kredit ... 53

4.4 Perhitungan Kredit Bermasalah Dibandingkan Total Kredit ... 53

4.5 Perhitungan CKPN atas kredit dibandingkan total kredit... 54

4.6 Perhitungan Aset Trading, Derivatif, Dan FVO Terhadap Total Aset ... 55

4.7 Perhitungan Kewajiban Trading, Derivatif, Dan FVO Terhadap Total Kewajiban ... 55

4.8 Perhitungan Posisi Devisa Neto Terhadap Total Modal... 56

4.9 Perhitungan Aset Likuid Primer Dan Sekunder Terhadap Total Aset ... 57

4.10 Perhitungan Aset Likuid Primer Dan Sekunder Terhadap Pendanaan Jangka Pendek ... 57

4.11 Self Assesment Risiko Operasional ... 58

4.12 Self Assesment Risiko Hukum ... 59

4.13 Self AssesmentRisiko Strategik ... 60

4.14 Self AssesmentRisiko Kepatuhan ... 61

(15)

viii

4.16 Penetapan Tingkat Risiko Kredit ... 68

4.17 Penetapan Tingkat Risiko Pasar ... 69

4.18 Penetapan Tingkat Risiko Likuiditas ... 70

4.19 Hasil Penelitian Matriks Faktor Risiko ... 71

4.20 Penerapan Matriks Faktor Risiko Profil ... 71

4.21 Penilaian Good Corporate Governance ... 72

4.22 Perhitungan Return On Aset ... 73

4.23 Perhitungan Net Interest Margin ... 74

4.24 Perhitungan Pendapatan Bunga Bersih ... 74

4.25 Penetapan Tingkat Risiko Rentabilitas ... 75

4.26 Perhitungan Modal Dibandingkan Dengan ATMR ... 75

4.27 Perhitungan Modal Inti Dibandingkan Dengan ATMR ... 76

4.28 Penetapan Tingkat Risiko Permodalan ... 76

(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

(17)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Matriks Parameter/Indikator Penilaian Tingkat Kesehatan Bank sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP

(18)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report PT Bank Mandri (Perseroan) Tbk, tahun 2012, 2013, 2014, tanggal 04-06-2015, jam 18:53

Arbi S, 2013. Lembaga Perbankan Keuangan dan Pembiayaan, BPFE, Yogyakarta

Artyka N, 2015. Penilaian Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2011-2013, Universitas Negeri Yogyakarta

Augustine Y., Kristaung R, 2013, Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi; Edisi pertama, Dian Rakyat, Jakarta.

Budisantoso T., Nuritomo, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan lain; Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Dwinanda W.A.I., Wiagustini PLN, 2014, Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Berdasarkan Metode RGEC, 17: 126-142.

Ginting R.,Murniadi C., Iskandar D., Wuryandani G., Sitompul Z., Astiyah S., Hidayat Y.W., Dewi K., Novriana A.W., Hutabarat N.C., Rosdiana R., Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia KelembagaanPenilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012, pusat riset dan edukasi bank sentral (PRES) bank indonesia.

Harahap S.S. 2002. Teori Akutansi Laporan Keuangan; Edisi kesatu. Bumi Aksara, Jakarta.

(19)

xii

Indriantoro N.,Supomo B.,2014, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Kuncoro Mudrajad, 2013, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4, Erlangga, Jakarta.

Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk, tahun 2012, 2013, 2014, tanggal 19-05-2015, jam 17:24.

Peraturan Bank Indonesia No.13/PBI/2011, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan RGEC

Peraturan Bank Indonesia No.15/12/PBI/2013Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

Rustam R.B, 2013. Manajemen perbankan syariah di indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Suhardiyah M, Analisis CAMEL untuk menilai kesehatan bank pada bank CIMB NIAGA, 92. (Jurnal tidak ada tahun terbit dan diambil pada tanggal 05-10-2015 jam 15:03)

Surat Edaran BI No.6/23/DPNP Tahun 2004, Semua Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Secara Konvensional Di Indonesia

Surat Edaran BI No.6/10/PBI tanggal 12 April 2004 yaitu CAMELS

Surat Edaran No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 2011 Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

(20)

xiii

Topowijono., Suhadak., Widyaningrum A.H, 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (Studi Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dalam Ihsg Sub Sektor Perbankan Tahun 2012), urnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 9 No. 2, 1-9.

Wijaya H., Mulyadi S.M, 2013. Penilaian Bisnis dan Analisis Tingkat Kesehatan Bank Mutiara, Jakarta Barat.

www.antopriyady.blogspot.com/2013/04/21-pengertian-laporan-keuangan-pada.com. 2014

www.bi.go.id

www.idx.co.id

www.iwel_dolphin.renkarnasi.metodeCAMEL,CAMELS,danRGECuntukmenilai kesehatanbank.com.2014

www.Mandiricorporateinfoprofilperusahaan.com

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang berperan penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Menurut Arby (2013) tujuan perbankan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Kegiatan menyalur dana yaitu memberikan pinjaman kepada masyarakat. Masyarakat percaya dengan menyimpan uang pada perbankan memiliki tingkat keamanan yang terjamin, serta kepercayaan pada bank dalam memenuhi kewajibannya. Penilaian kinerja perbankan perlu dilakukan agar perbankan tetap baik dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

(22)

2

masyarakat laporan keuangan digunakan untuk transparansi laporan keuangan bank.

Menyadari arti penting kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menetapkan peraturan tentang kesehatan bank (Nuritomo, edisi 5: 2014). Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan keuangan perbankan sangat penting untuk dijaga, agar tidak merugikan masyarakat dan investor yang berhubungan dengan perbankan.

Bank indonesia telah menetapkan peraturan kesehatan perbankan yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 adalah CAMELS yaitu Capital (modal), Asset quality (kualitas aset), Management (manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (likuiditas), Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap risiko pasar), (Nuritomo, edisi 5: 2014).

(23)

3

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah salah satu bank milik Negara yang selalu berusaha menjaga kepercayaan nasabahnya dengan memperhatikan tingkat kesehatan bank. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan hasil kegiatannya kedalam laporan keuangan tahunan, yang menjelaskan tentang kondisi perbankan dan kondisi keuangan saat ini. Seperti yang ditunjukkan oleh tabel 1.1 meliputi Total Aset dan Laba Bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tahun 2012-2014:

Tabel 1.1

Total Aset dan Laba Bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Tahun

Total Aset

(Dalam Jutaan Rupiah)

Laba Bersih (Dalam Jutaan

Rupiah)

2012 635.618.708 16.043.618

2013 733.099.762 18.829.934

2014 757.039.212 19.428.328

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri Tbk

Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami peningkatan dalam total aset dan laba bersih dari tahun 2012 sampai 2014. Peningkatan tersebut merupakan salah satu informasi bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan perkembangan dalam usahanya.

(24)

4

melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. (www.MandiriCorporateInfoProfilPerusahaan.com)

Mewujutkan target atau visi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk penilaian tingkat kesehatan perbankan sangat penting dilakukan untuk menentukan strategi kegiatan usaha untuk mempertahankan operasional perbankan dalam menghadapi persaingan usaha perbankan dan penilaian tingkat kesehatan perbankan diperlukan untuk menetapkan keputusan yang akan diambil. Dari latar belakang diatas maka penulis menetapkan judul penelitian yaitu “Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi perumusan masalah pada peneliti ini adalah apakah tingkat Kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dikategori sehat atau tidak sehat?

C. Batasan Penelitian

(25)

5

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan memahami kesehatan keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2012, 2013 dan 2014.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat atau yang diharapkan dari adanya penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Hasil analisis tingkat kesehatan Bank diharapkan sebagai alat pertimbangan untuk meminimalisir resiko serta untuk mengambil keputusan manajemen bagi perkembangan perbankan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Nasabah

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka nasabah dapat memprediksi atau dapat mengambil keputusan yang terbaik saat melakukan investasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(26)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Acuan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu yang dikutip dari Martha Suhardiyah dosen prodi akuntansi FE Unipa surabaya dari analisis yang dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa bank CIMB NIAGA mengalami banyak peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis CAMEL yaitu permodalan atau capital (CAR) nilai tahun 2009 adalah 13,47% , tahun 2010 adalah 13,59%, rasio aktiva tetap terhadap modal (ATTM) 2009 adalah 3,11%, 2010 adalah 2,50%, ROA tahun 2009 adalah 2,11 kali, 2010 yaitu 2,73 kali, ROE tahun 2009 adalah 16,34 kali, 2010 yaitu 24,29 kali, NIM tahun 2009 adalah 6,43%, tahun 2010 yaitu 6,85%, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tahun 2009 yaitu 82,94%, tahun 2010 yaitu 76,73%, sedangkan loan to deposit rasio (LDR) tahun 2009 yaitu 95,22 sedangkan tahun 2010 adalah 87,23%.

(27)

7

dari tahun 2011=76,64%, 2012=80,41%, 2013=88,90% maka bank memiliki risiko likuiditas tinggi, GCG telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh bank BRI dari tahun ke tahun, rentabilitas menggunakan rasio ROA mengalami kenaikan dan memiliki predikat sangat baik, permodalan diukur dengan CAR juga memiliki predikat sangat sehat. Berdasarkan uraian penelitian yang dilakukan maka dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tahun 2011-2013 keseluruhan dapat dikatakan sehat.

(28)

8

B. Tinjauan Teori

Pengertian kesehatan Bank menurut Nuritomo edisi 5: 2014 yaitu kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas karena kesehatan bank mencakup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.

Prinsip tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan kelangsungan usaha bank merupakan tanggungjawab sepenuhnya dari manajemen bank. Bank wajib memelihara dan memperbaiki tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya termasuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala terhadap tingkat kesehatannya dan mengambil langkah-langkah perbaikan secara efektif. Prinsip-prinsip umum sebagai landasan penilai tingkat kesehatan bank berdasarkan Surat Edaran No.13/24/DPNP meliputi:

1. Berorientasi pada Risiko

(29)

9

bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien.

2. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Parameter/indikator penilaian tingkat kesehatan bank dalam Surat Edaran BI merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Namun demikian, bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai tingkat kesehatan bank sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.

3. Materialitas dan Signifikansi

(30)

10

4. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh bank

Bank Indonesia telah menetapkan kriteria kesehatan bank dan parameternya, sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yaitu CAMELS adalah Capital (modal), Asset quality (kualitas aset), Management (manajemen), Earnings (rentabilitas), Liquidity (likuiditas), Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap risiko pasar). Metode analisis kesehatan bank pada tahun 2011 dirubah menjadi Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 pada 5 Januari 2011 telah ditetapkan tentang penilaian tingkat kesehatan bank yaitu RGEC. RGEC adalah Profil resiko (risk profile), (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings), Permodalan (Capital).

(31)

11

[image:31.595.128.497.272.701.2]

No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 telah ditetapkan Indikator Peringkat Komposit dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat komposit yakni peringkat kompoosit 1 (PK-1), peringkat komposit 2 (PK-2), peringkat komposit 3 (PK-3), peringkat komposit 4 (PK-4), dan peringkat komposit 5 (PK-5).

Tabel 2.1

Indikator Peringkat Komposit Peringkat

Komposit

Keterangan

PK 1 Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat, sehingga

dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya.

PK 2 Mencerminkan kondisi bank secara umum sehat sehingga mampu

menghadapi pengaruh negatif yg signifikan

PK 3 Mencerminkan kondisi bank secara umum cukup sehat sehingga

dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yg signifikan

PK 4 Mencerminkan kondisi bank secara umum kurang sehat sehingga

kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan, dan

PK 5 Mencerminkan kondisi bank secara umum tidak sehat sehingga

kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan

(32)

12

Hasil dari penilaian kesehatan perbankan dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha pada waktu yang akan datang, sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan oleh Bank Indonesia. Menyadari pentingnya kesehatan perbankan bagi pembentuk kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking), maka Bank Indonesia merasa perlu menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 tentang penilaian kesehatan Bank umum, yaitu RGEC yang mencakup penilaian terhadap faktor-faktor berikut:

1. Penilaian Faktor Profil Risiko

Penilaian profil risiko mencakup 8 jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Penilaian faktor profil risiko berdasarkan Surat Edaran Bank Indosesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 dijelaskan bahwa:

a. Risiko Inheren

(33)

13

kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. Penetapan tingkat resiko inheren masing-masing jenis resiko dikatagorikan kedalam 5 peringkat yaitu peringkat komposit (PK 1) menjelaskan Bank tersebut termasuk dalam katagori sangat sehat, (PK 2) sehat, (PK 3) cukup sehat, (PK 4) kurang sehat, dan (PK 5) tidak sehat.

1) Risiko Kredit,

[image:33.595.149.516.256.727.2]

Resiko kredit menurut Arbi., 2013:258 risiko kredit adalah resiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajibannya kepada bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana (borrower), serta resiko kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum untuk menggukur parameter atau indikator penilaian risiko kredit.

Tabel 2.2

Bobot Peringkat Komposit Komponen Risiko Kredit Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 >40% Sangat Sehat

PK 2 >30%-<40% Sehat

PK 3 >20%-30% Cukup Sehat

PK 4 >10%-<20% Kurang Sehat

PK 5 <10% Tidak Sehat

(34)

14

Persentase bobot peringkat komposit risiko kredit semakin tinggi nilai komposit maka semakin baik kemampuan bank dalam menangani risiko kredit.

2) Risiko Pasar,

(35)
[image:35.595.150.514.108.582.2]

15

Tabel 2.3

Bobot Peringkat Komposit Komponen Pasar Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 12% Sangat Sehat

PK 2 <12%- 10 Sehat PK 3 <10%- 8% Cukup Sehat PK 4 <8%- 6% Kurang Sehat

PK 5 <6% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

3) Risiko Operasional,

Manajemen risiko operasional merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Jenis jenis kejadian resiko operasional dapat digolongkan menjadi beberapa tipe kejadian seperti internal fraud, eksternal fraud, praktik ketenaga kerjaan, dan kesehatan lingkungan kerja, nasabah, produk, serta praktik bisnis, kerusakan aset fisik, gangguan aktifitas bisnis, dan kegagalan sistem, dan kesalahan proses serta eksekusi. (Rustam, 2013: 1). a) Karakteristik dan kompleksitas bisnis

(36)

16

berpotensi menimbulkan terjadinya gangguan atau kerugian operasional.

b) Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia tidak efektif dapat mengakibatkan potensi timbulnya gangguan atau kerugian operasional bank.

c) Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung

Teknologi informasi yang sudah tidak memadahi atau penggelolaan yang tidak efektif dan efisien dapat menyebabkan timbulnya kerugian bagi bank.

d) Fraud

Penilaian fraud dilakukan terhadap frekuensi atau materialitas fraud yang telah terjadi pada periode penilaian sebelumnya, termasuk potensi fraud yang dapat timbul dari kelemahan pada aspek bisnis, SDM, teknologi informasi dan kejadian eksternal.

4) Risiko Likuiditas,

(37)

17

potensial yang didapat dari ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik menandai aset yang telah dimiliki maupun mendanai pertumbuhan aset bank tanpa mengeluarkan biaya atau mengalami kerugian yang melebihi toleransi bank (Rustam, 2013).

[image:37.595.150.513.270.617.2]

Indikator penilaian resiko likuiditas yaitu LDR (Loan to Deposit Ratio) yang diperoleh dari perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK), semakin besar nilai LDR maka akan semakin rendah bank dalam kemampuan likuiditasnya, dan sebaliknya jika semakin rendah nilai LDR nya maka akan semakin baik kemampuan likuiditas bank.

Tabel 2.4

Bobot Peringkat Komposit Komponen LDR Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 <50%-<75% Sangat Sehat

PK 2 75%-<85% Sehat

PK 3 85%-<100% Cukup Sehat PK 4 100%-<200% Kurang Sehat

PK 5 >120 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran BI No.6/23/DPNP 2004

5) Risiko Hukum,

(38)

18

lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadahi (Arbi 2013: 260). Matriks parameter atau indikator penilaian hukum meliputi:

a) Faktor Litigasi

Litigasi dapat terjadi karena adanya gugatan atau tuntutan dari pihak ketiga kepada bank maupun gugatan atau tuntutan yang diajukan kepada pihak ketiga baik melalui pengadilan maupun diluar pengadilan. Gugatan atau tuntutan tersebut pada dasarnya menimbulkan biaya yang dapat merugikan kondisi bank. Seperti besarnya nominal gugatan yang diajukan atau estimasi kerugian yang mungkin dialami oleh bank akibat dari gugatan tersebut dibandingkan dengan modal bank.

b) Faktor kelemahan Perikatan

(39)

19

6) Risiko Stratejik,

Risiko strategis adalah resiko akibat ketidak tepatan bank dalam pengambilan keputusan atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengatisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber risiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidak tepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Lapiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP matriks parameter atau indikator penilaian risiko strategik berdasarkan risiko inheren yaitu:

a) Kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis Penilaian parameter antara lain untuk mengukur apakah penerapan sasaran strategis oleh Dewan Direksi didukung dengan kondisi internal maupun eksternal dari lingkungan bisnis bank.

b) Pencapaian rencana bisnis bank

(40)

20

7) Risiko Kepatuhan,

Resiko kepatuhan adalah resiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap kepatuhan maupun standar bisnis yang berlaku umum. Matriks parameter atau indikator penilaian risiko kepatuhan yaitu:

a) Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan

Cakupan pelanggaran merupakan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia termasuk sanksi yang dikenakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh bank.

b) Frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record kepatuhan bank

(41)

21

8) Risiko Reputasi,

Resiko reputasi adalah resiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank (Arbi 2013:260). Matriks parameter atau indikator penilaian risiko reputasi meliputi:

a) Pengaruh reputasi dari pemilik bank dan perusahaan terkait Pengaruh reputasi atau berita negatif dari pemilikbank dan perusahaan terkait dengan bank merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan risiko reputasi pada bank

b) Frekuensi keluhan nasabah, keluhan nasabah diukur selama periode penilaian.

b. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko

(42)

22

Keempat aspek tersebut di atas dilakukan secara terintegrasi yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Tata Kelola Risiko

Tata kelola risiko mencakup evaluasi terhadap: (i) perumusan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance); dan (ii) kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2) Kerangka Manajemen Risiko

Kerangka manajemen risiko mencakup evaluasi terhadap: (i) strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko; (ii) kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab; dan (iii) kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

3) Proses Manajemen Risiko, Kecukupan Sumber Daya Manusia, dan Kecukupan Sistem Informasi Manajemen.

(43)

23

kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko.

4) Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko

Kecukupan sistem pengendalian risiko mencakup evaluasi terhadap: (i) kecukupan Sistem Pengendalian Intern dan (ii) kecukupan kaji ulang oleh pihak independen (independent review) dalam bank baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Kaji ulang oleh SKMR antara lain mencakup metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan limit Risiko, sedangkan kaji ulang oleh SKAI antara lain mencakup keandalan kerangka manajemen risiko dan penerapan manajemen risiko oleh unit bisnis dan unit pendukung.

(44)

24

c. Matriks penetapan tingkat resiko

[image:44.595.148.539.292.565.2]

Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011, ditetapkan tingkat risiko merupakan kesimpulan akhir atas risiko bank setelah mempertimbangkan mitigasi yang dilakukan melalui penerapan manajemen risiko. Untuk menentukan tingkat risiko, sesuai pada matriks tingkat risiko berikut. Matriks ini pada dasarnya memetakan tingkat risiko yang dihasilkan dari kombinasi antara risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko.

Tabel 2.5

Matriks Penerapan Tingkat Risiko

Risiko Inheren Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Strong Satisfactory Fair Marginal Unsastifactory

Low 1 1 2 3 3

Low to Moderate 1 2 2 3 4

Moderate 2 2 3 4 4

Moderate to High 2 3 4 4 5

High 3 3 4 5 5

Sumber: Lampiran SE BI No 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011

d. Penetapan Peringkat Faktor Profil Risiko

Penetapan peringkat faktor Profil Risiko dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Penetapan tingkat Risiko dari masing-masing Risiko, berdasarkan pada angka.

(45)

25

memperhatikan signifikansi masing-masing Risiko terhadap Profil Risiko secara keseluruhan.

2) Penetapan peringkat faktor Profil Risiko atas hasil penetapan tingkat. Risiko sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan tingkat Risiko inheren komposit dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko komposit sebagaimana dimaksud pada huruf b) berdasarkan hasil analisis secara komprehensif dan terstruktur, dengan memperhatikan signifikansi masing-masing risiko terhadap profil risiko secara keseluruhan.

Penetapan peringkat faktor profil risiko terdiri dari 5 (lima) peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor profil risiko yang lebih kecil mencerminkan semakin rendahnya risiko yang dihadapi bank.

2. Penilaian Faktor Good Corporate Gavernance

(46)

26

1) Transparancy

Prinsip keterbukaan yaitu memaparkan informasi secara tepat waktu, memadahi, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan, serta informasi tersebut juga harus mudah diakses stakeholders sesuai dengan haknya.

2) Accountability

Prinsip akuntabilitas perbankan harus menerapkan tanggungjawab yang jelas dari setiap komponen organisasi selaras dengan visi, misi, sasara usaha, dan strategi bank. Setiap komponen organisasi mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggungjawab masing-masing.

3) Responsibility

Prinsip tanggungjawab yaitu bank harus memegang prinsip prudential banking practices. Prinsip tersebut harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tetap terjaga kelangsungan usahanya. Bank harus mampu bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik).

4) Independency

(47)

27

5) Fairness

[image:47.595.150.508.266.558.2]

Prinsip kewajaran yaitu bank harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Bank juga perlu memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk memberikan masukan bagi kepentingan bank sendiri serta memiliki akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Tabel 2.6

Peringkat Good Corporate Governance Peringkat

Keterangan Bobot Keterangan PK 1 <1,5% Sangat Baik PK 2 1,5%-<2,5% Baik PK 3 2,5%-<3,5% Cukup Baik PK 4 3,5%-<4,5% Kurang Baik PK 5 4,5%-<5% Tidak Baik Sumber:Surat Keputusan BI No. 9/12/DPNP

Tabel 6 menunjukkan semakin kecil nilai komposit GCG menunjukkan bahwa semakin baik kinerja GCG perbankan dan sebaliknya nilai komposit GCG semakin besar menunjukkan semakin memburuknya kinerja GCG perbankkan. Sistem penilaian terhadap pelaksanaan tatakelola perusahaan atau GCG merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin akan membawa dampak buruk bagi perbankan.

3. Penilaian Faktor Rentabilitas

(48)

28

laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aset dan NIM yaitu rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata total aset. Untuk mengetahui stabilitas (sustainability) komponen-komponen yang mendukung Rentabilitas yaitu dengan menggunakan parameter/indikator Core ROA pendapatan bunga bersih ditambah dengan fee based income dikurangi dengan kerugian penurunan nilai atas rata-rata total aset. Penilaian terhadap faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Berdasarkan SE BI No. 13/24/DPNP penilaian faktor rentabilitas meliputi:

1) Return On Asset (ROA) sama dengan laba sebelum pajak dibandingkan rata-rata total aset.

Laba sebelum pajak adalah laba sebagaimana tecatat dalam laba rugi bank tahun berjalan yang disetahunkan. Sedangkan rata-rata total aset adalah total aset tahun ini ditambah total aset tahun lalu dibagi dua.

2) Net Interest Margin (NIM) sama dengan pendapatan bunga bersih dibandingkan rata-rata total aset produktif.

(49)
[image:49.595.208.465.113.248.2]

29

Tabel 2.7

Bobot Peringkat Komposit ROA Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 >2% Sangat Sehat

PK 2 1,25%-2% Sehat

PK 3 0,5%-1,25% Cukup Sehat PK 4 0%-0,5% Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/10/PBI 2004

Tabel 2.8

Bobot Peringkat Komposit NIM Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 >5% Sangat Sehat

PK 2 >2%-5% Sehat

PK 3 1,5%-2% Cukup Sehat

PK 4 0%-1,5% Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/10/PBI 2004

4. Penilaian Faktor Permodalan

[image:49.595.140.500.274.559.2]
(50)

30

a. Modal dibandingkan ATMR (Aset Tertimbang Menurut Resiko) Perhitungan modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM).

b. Modal Inti dibandingkan dengan ATMR

Perhitungan modal inti berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM).

[image:50.595.148.514.270.594.2]

Dasar penetapan tingkat komposit permodalan adalah CAR yang di tetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tahun 2004 untuk mengetahui Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM).

Tabel 2.9

Bobot Peringkat Komposit Permodalan Peringkat

Komposit Bobot Keterangan

PK 1 CAR>11% Sanggat Sehat

PK 2 <11%- 9,5% Sehat

PK 3 <9,5-8% Cukup Sehat

PK 4 <8%-6,5% Kurang Sehat

PK 5 <6,5% Tidak Sehat

Sumber: Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tahun 2004

C. Kerangka Konseptual

(51)

31

[image:51.595.143.484.326.731.2]

Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan menganalisis laporan keuangan bank pada tahun 2012-2014 menggunakan metode RGEC yang dinilai dengan matrik untuk menetapkan tingkat kesehatan bank, serta menggunakan analisis hasil penelitian dengan dua metode yaitu metode cross section dan time series. Metode cross section digunakan untuk membandingkan kecukupan modal perbankkan dengan ketentuan BI, sedangkan metode time series digunakan untuk membandingkan antara risiko RGEC pada tiga tahun, maka kesimpulan diketahui tingat kesehatan bank yaitu sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat.

Gambar 1

Gambar Kerangka Pikir

PT BANK MANDIRI Tbk

LAPORAN KEUANGAN

CROSS SECTION

TIDAK SEHAT

SEHAT LEBIH

SEHAT TIME SERIES

TIDAK SEHAT

RGEC

Gambar

Tabel 1.1 Total Aset dan Laba Bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Tabel 2.1 Indikator Peringkat Komposit
Tabel 2.2 Bobot Peringkat Komposit Komponen Risiko Kredit
Tabel 2.3 Bobot Peringkat Komposit Komponen Pasar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 1 : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri Tbk 2009-2011 Lampiran 2 : Perhitungan Camels Kinerja Keuangan Bank Mandiri Tbk Lampiran 3 :Menentukan Peringkat Komponen

13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dapat dijelaskan bahwa PT Bank Central Asia Tbk memiliki tingkat kesehatan yang

Bank Indonesia.1997.Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Jakarta.. Harahap, Sofyan

Hasil yang diperoleh dari faktor Risk Profile dari penilaian risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL pada tahun 2011 Bank Mandiri berada pada kategori baik

Lampiran 3a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 2 BANK Posisi Tgl. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek

Hasil yang diperoleh dari faktor Risk Profile dari penilaian risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL pada tahun 2011 Bank Mandiri berada pada kategori baik karena

- Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001