• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Itu Membebaskan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku Itu Membebaskan."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

-

llo

t30Iil

fE-S

*AKU rela

dipenjara

asalkan bersama buku karena dengan buku

aku

bebas." (Mohammad Hatta). Kalimat ini diungkapkan oleh Mo-hammad Hatta, Proklamator sekaligus

Wakil

Presiden Pertarira Republik

Indonesia, dalam masa-masa peng-asingannya sebelum kemerdekaan.

Dia

dibuang

ke

DigdF kemudian dipindahkan

ke

Bandaneira. Dalam dua kali pembuangannya ini, dia tak pernah ketinggalan membawa serta'

peti-peti yang

penuh

berisi

buku. Inilah hara yang menjadi teman bagi

dia

dalam mengisi hari-hari sepi di tanah yang jauh dari pusat pe{uangan politiknya. Meskipun terasing namun dengan buku-bukuriya

itu,

Moham-mad Hatta merasa

jiwa

dan

pikiran-nya tetap melanglang.

Tak

hanya Mohammad Hatta,

saat

itu

rata-rata pejuang dan

pe-mimpin

terkemuka bangsa

ini

me-mang lekat dengan buku. Soekamo,

Sutan

Sjahrir, Agus Salim,

dan lainnyaj uga memiliki kebiasaan baik

yaitu

senang membaca

buku.

Di

balik

hotel

prodeo, Soekarno

me-lahap banyak

bacaan

baik

buku-buku

tentang nasionalisme,

mar-xisme,

filsafat,

mauliun Al-Quran

dan

Injil.

Buku-buku

ini

tentu tidak tersedia begitu saja, butuh perjuang. an keras untuk menyelundupkannya

ke dalam penjara. Istri Soekanio saat

itu,

Inggit

Garnasih,

begitu

setia

mendukung perjuangan Soekarno.

Inggit

Garnasih

rajin

membawakan

buku-buku

ini

dengan cara

diselip-kan

di

balik

kebayanya untuk

me-ngelabui penjagaan yang berlapis.

Dalam

sempitnya

sel

tahanan, berbagai babaan

inilah

yang

mem-bantu Soekamo menyusun

pleidoi-lya

yang terkenal berjudul

Indone-sia

Menggugat. Soekarno mampu memaparkan data-data secara

kon-kret

tenrdng ketidakadilan yang

di-alami oleh bangsa Indonesia sebagai pemilik sah tanah

ini.

Soekamo juga

mengutip pemikiran para

tokoh

marxis, nasionalis, humanis radikal,

dan

kalangan intelektual Belanda.

Pidato

pembelaannya

ini

sangat

menohok dan berhasil menelanjangi kebusukan imperialisme. Pleidoinya

ini

memang

tidak

lantas

memer-dekakan Soekarno

dari

hukuman, namun pengaruhnya

membebasluas-kan

kebangkitan gerakan rakyat di kemudian hari.

Membebaskan

Kisah

tentang th)e founding

fa-thers

kita

dalam

keintimannya

dengan buku .terayata

tidak

hanya bermanfaat bagi

diri

mereka sendiri.

Buku

menawarkan selancar

ilmu

pengetahuan dan gagasan yang tak terbatas. Soekarno, Hatta, maupun

tokoh.

lainnya

berusaha menyerap dan meramunya. Dari situlah kemu-dian melahirkan idealisme dan ber-bagai pemikiran yang berhasil mem-bawa bangsa

ini

pada pintu gerbang kemerdekaannya. Buku tidak hanya membebaskan dalam konteks

akade-misi saja namun juga kenyataan

riil

lahirlah sebuah negara bangsa yang merdeka pada

l7

Agustus 1945.

Buku

(tulisan) merupakan

sen-jata

yang ampuh,

lebih

tajam dari

pedang.

Tak

heran apabila rezim

penguasa dapat merasa terusik oleh

hadirnya buku. Dalam

sejarah

pemerintahan

di

negeri

ini,

sempat beberapa buku dan terbitan-terbitan

dibreidel. Muncul

larangan edar mengatasnamakan stabilitas politik,

kendati di balik itu sebenarnya lebih demi eksistensi kekuasaan. Bahkan penulisnya ikut dikecam dan dicekal.

Lebih lanjut

buku-buku

yang dianggap berbahaya, kontra

peme-rintah,

hingga yang membuka aib penguasa di masa lalu harus dimus-nahkan dan dibakar.

RobertustRo-bert

(2013)

menyebutnya sebagai

librisida atau bibliosida,

pembunuh-an terhadap buku. Ini justru semakin menegaskan

bahwa

buku

diakui memiliki power. Ya, buku bisarusak

dan

hancur, namun gagasan yang

disampaikan melalui buku akan leru

hidup. Benarlah adagium

yaul diungkapkan Sayyid Quthb bahwi

satu

peluru

hanya

bisa

menembur

satu kepala, tapi satu tulisan mampr menembus

jutaan

kepala.

Sayangnya kegemaran mengo

leksi

dan membaca

buku

sekaranr

ini

semakin rnenurun. Keberadaai

teknologi canggih

menawarkar

berbagai pengetahuan dan informas dalam genggaman.

Kini

banyak ha

dapat diakses den gan: mudah melalu

internet.

Menjembatani

perkem.

bangan

ini,

era

paperless,

meng. hadirkan e-book yang dapat dijadi.

kan alternatif. Takberarti keberadaar

buku secara

fisik

akan sima.

Terlepas

dari

itu

semua, yan€

terpenting

ialah

menumbuhkar

minat membaca buku. Melalui buku, imajinasi kita dapat berkelana. Buku memperluas cakrawala pengetahuan

dan

wawasan.

Buku

merupakan jendela untuk melongok ke beibagai segmentasi

waktu

dan ruang yang tak dapat dijangkau begitu saja oleh

manusia.

Untuk itulah

melalui

peringatan

Hari Buku

tanggal 23

April

kiranya perlu gerakan bersama

yang mengajak generasi muda lebih

mencintai

buku

dan

menemukan bahwa buku

itu

membebaskan.

***

Hendra

Kurniawan

MPd,

Dosen

Pendidikan

Sejarah

USD Jogja.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 menunjukkan ada perbedaan yang bermakna rerata kadar β -Defensin pada mukosa vagina mencit nifas antara kelompok kontrol (mencit sehat) (21.8±7.7 a ng/mL)

Bayangkan seberapa besar kerugian yang akan diderita oleh masyarakat jika inflasi semakin tinggi, masyarakat akan enggan memegang uang atau menyimpannya di bank

Kedua, pendekatan KUAL digunakan untuk mencapai tiga tujuan, yakni digunakan untuk memperoleh: (1) data tentang perilaku dan ajaran tokoh arif, (2) masukan pertimbangan

Pasir silika ber6ungsi sebagai pemba#a oksida silica ()i2! dengan kadar ang cukup tinggi aitu sekitar &0-&5 %. ?epositna berbentuk gunung-gunung pasir silika dan

Makalah evaluasi pemikiran manajemen strategi yang dikaitkan dengan etika dan tanggungjawab sosial ini dibuat dengan menggunakan bahan berupa tulisan di jurnal

Buah pisang dapat diolah menjadi produk baru yang lebih.. komersil dan memiliki nilai tambah besar,

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI ANAK USIA1. TODDLER (1 – 3 TAHUN) DI DESA BASEH

Gambar 6 menunjukkan bahwa kondisi slump yang dihasilkan pada campuran beton geopolymer ini menghasilkan nilai slump awal yang tinggi, dimana kondisi campuran